Anda di halaman 1dari 16

ANALISA STRUKTUR GEDUNG UNSYMMETRIC-PLAN

DENGAN MODAL PUSHOVER ANALYSIS (MPA)


PADA STRUKTUR BETON BERTULANG
Bambang Budiono1 dan M. Albar Daen2
ABSTRAK

Struktur tidak simetris dalam arah tapak, dapat diklasifikasikan menjadi tiga sistem,
unsymmetric-plan Torsionally-stiff system; unsymmetric-plan Torsionally-similarly-stiff system; dan
unsymmetric-plan Torsionally-flexible system. Nonlinear Response History Analysis (NLRHA)
adalah suatu analisis yang dikembangkan untuk mengestimasi seismic demand dan kapasitas
struktur secara akurat. Mengingat perhitungan NLRHA yang menggunakan analisis riwayat waktu
non-linier sangat kompleks, maka perlu dilakukan metoda pendekatan untuk menganalisis
seismic demand dari struktur, yaitu dengan Modal Pushover Analysis (MPA).Respon final MPA
didapat dari masing-masing mode yang dikombinasikan dengan metoda Complete Quadratic
Combination (CQC) pada percepatan gempa yang sama. Berdasarkan studi pada struktur beton
bertulang 10 lantai untuk sistem portal terbuka ,maka dapat disimpulkan bahwa metode MPA
dapat digunakan untuk menggantikan metode NLRHA dengan penambahan kontribusi mode
yang lebih tinggi. Dari hasil hasil analisis MPA secara keseluruhan konservatif terhadap NLRHA
untuk sistem struktur unsymmetric-plan Torsionally stiff system dan unsymmetric-plan Torsionally
flexible system. Tetapi pada system struktur unsymmetric-plan Torsionally similarly stiff system
analisis MPA tidak konservatif terhadap analisis NLRH. Ini disebabkan mode-mode awal sangat
dipengaruhi oleh Translational dan juga rotasional sehingga sulit di uncoupled kan. Fenomena ini
terjadi karena respon total terjadi secara simultan antara translasional dan rotasional.
Kata kunci : Unsymmetrical-Plan, Non-Linear Response History Analysis, Modal Pushover
Analysis, Seismic Demand, Torsionally-Stiff, Torsionally-Similarly-Stiff, and
Torsionally-Flexible Systems, Single Degree of Fredom System.

ABSTRACT

The unsymmetrical plan of a structure is categorized into three systems, namely Torsionally-Stiff,
Torsionally-Similarly-Stiff, and Torsionally-Flexible Systems. The Nonlinear Response History
Analysis (NLRHA) is an analysis that is able to predict the seismic demand and capacity of
structures accurately. Because of the NLRHA complexity, the study is conducted using the Modal
Pushover Analysis (MPA) approach in analyzing the seismic demand of structures, which is less
complex. The MPA improves the conventional static pushover analysis namely the Capacity
Spectrum Method (CSM), where in the MPA method, the contribution of higher modes of the
structure is taken into account not only first mode as in CSM. The total response of MPA is
obtained from the combination of each mode response using the Complete Quadratic
Combination (CQC) method. As a result of the study for the 10 story building of reinforced
concrete frames, it was found that the MPA method can be used to replace the NLRHA method.
Based on the results of the MPA method, it is concluded that the MPA method is conservative
compared to NLRHA method both for the Torsionally-Stiff and Torsionally-Flexible Systems.
However, for the Torsionally-Similarly-Stiff system, in the cases of 10 story structure, the MPA
method is not in a good agreement with the NLRHA. For the final remarks, the MPA can be used
to replace the NLRHA provided the elastic modes are not strongly coupled. This phenomena
occurs when the fundamental periods of the Translation and Rotation modes are closely related.
Keywords: Unsymmetrical-Plan, Non-Linear Response History Analysis, Modal Pushover
Analysis, Seismic Demand, Torsionally-Stiff, Torsionally-Similarly-Stiff, and
Torsionally-Flexible Systems, Single Degree of Fredom System.

1) Staf Pengajar, Kelompok Keahlian Rekayasa Struktur, Teknik Sipil FTSL ITB
2) Mahasiswa Program Magister Rekayasa Struktur Program Studi Teknik Sipil FTSL ITB

ANALISA STRUKTUR GEDUNG UNSYMMETRIC-PLAN


DENGAN MODAL PUSHOVER ANALYSIS (MPA)
PADA STRUKTUR BETON BERTULANG
Bambang Budiono1 dan M. Albar Daen2

1) PENDAHULUAN
Desain gempa yang baik sekaligus konservatif pada struktur gedung salah satunya
dengan meninjau bentuk denahnya. Denah yang simetris (pusat massa berhimpitan
dengan pusat kekakuan gedung) sangat memberikan prilaku yang konservatif. Akan
tetapi semakin berkembangnya imajinasi dan estetika, semakin banyak bentuk gedung
yang tidak simetris dan “aneh”.Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa,
untuk mengetahui kinerja struktur dapat dilakukan dengan analisa nonlinear riwayat
waktu (Non-linear Response History Analysis, NL-RHA). Tetapi metode ini memerlukan
proses perhitungan yang rumit dan panjang sehingga kurang praktis untuk diterapkan
dalam praktek perencanaan struktur. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis statik
nonlinear yang sederhana tetapi handal untuk menggantikan analisa nonlinear riwayat
waktu tersebut. Dari beberapa cara analisis statik nonlinier yang telah diusulkan, yang
paling populer pada saat ini adalah cara Capacity Spectrum Method (CSM), atau lebih
dikenal sebagai static pushover analysis. Static pushover analysis ini kemudian
dikembangkan untuk meningkatkan pushover (Capacity Spectrum Method) dengan
mengikutkan kontribusi mode yang lebih tinggi untuk seismic demands yang lazim
disebut dengan Modal Pushover Analysis (MPA).

2) DASAR TEORI
Unsymmetric-plan Buildings.
Salah satu persyaratan gedung tidak simetris adalah bentuk denah yang tidak simetris,
maksudnya pusat massa lantai tidak berada pada pusat kekakuan struktur pada lantai
tersebut (gambar 1)

Gambar 1. Tipe-tipe Denah Tidak Simetris dalam arah Tapak.

Untuk denah tidak simetris ini dapat diklasifikasikan berdasarkan ragam getar yang
dominan pada struktur, menjadi 3 sistem Unsymmetric-plan yaitu Unsymmetric-plan
Torsionally-stiff; Unsymmetric-plan Torsionally-Similarly-stiff; dan Unsymmetric-plan
Torsionally-flexible (gambar 2).
a)

b)

c)

Gambar 2 Mode Shape Struktur Beton Bertulang pada masing-masing Tipe Unsymmetric-Plan
 Unsymmetric-plan Torsionally-stiff (U1).
Pada sistem ini ragam getar pertama dominan terhadap arah translasi (gambar
2.a)
 Unsymmetric-plan Torsionally-Similarly-stiff (U2).
Pada sistem ini ragam getar pertama dominan terhadap arah translasi dan juga
dominan terhadap arah rotasi (gambar 2.b)
 Unsymmetric-plan Torsionally-flexible (U3).
Pada sistem ini ragam getar pertama dominan terhadap arah rotasional (gambar
2.c)

Non-Linear Response History Analysis (NLRHA)


Persamaan gerak untuk bangunan bertingkat (gambar 3) akibat percepatan tanah akibat
gempa sepanjang sumbu simetris adalah:

(1)

Gambar 3 Portal dengan Derajat Kebebasan Dinamik: Displacement Lateral .

dimana u adalah vektor displacement lateral u j relatif terhadap tanah dari N tingkat; m, c,
dan k adalah matriks massa, redaman, dan kekakuan lateral dari struktur; vektor i
berfungsi agar menyatukan, karena arah gerak displacement lantai sama dengan
pergerakan tanah. Pada gambar 4 menunjukkan idealisasi hubungan gaya-deformasi
elastic perfectly plastic (elastoplastis), fs(u,sign ). Kekakuan elastik adalah k dan
kekakuan setelah leleh adalah nol. Gaya ketika leleh adalah fy dan deformasi leleh
adalah uy.
Gambar 4. (a) Hubungan Gaya-Deformasi Elastoplastis; (b) Sistem Elastoplastis dan Hubungannya dengan Sistem Linier.

Pada sistem inelastik hubungan gaya-deformasi tidak lagi linier elastik tapi didefinisikan
dengan fs(u,sign ), yang ditunjukkan pada gambar 4 sebagai elastoplastis. Maka
persamaan gerak displacement dari massa relatif terhadap tanah adalah:

(2)
bila dibagi dengan m, maka:

(3)

Hubungan gaya-deformasi member struktur yang dibebani beban siklik, bersifat non
linier dan hysterestik. Kurva unloading dan reloading tidak memiliki kemiringan yang
sama dengan kondisi awal (elastik). Hubungan antara gaya lateral f S pada tingkat ke N,
dan displacement lantai u tidak hanya memiliki satu nilai, tetapi tergantung dari riwayat
displacement.
(4)

Dengan generalisasi, maka persamaan (1) menjadi :

(5)

Persamaan matriks ini memrepresentasikan N buah persamaan differensial nonlinier


untuk N buah displcament tingkat uj(t) = 1, 2, ... , N. Pada analisis nonlinier, kekakuan
struktur berubah-ubah nilai tiap waktu, ketika pembebanan awal, unloading maupun
reloading. Penyelesaian numerik dari persamaan (5) harus diulang pada setiap waktu
dengan penambahan Δt, yang harus singkat, sesingkat mungkin untuk memastikan
bahwa prosedur numerik tersebut konvergen, tetap stabil, dan memberikan hasil yang
akurat.

Pushover Analysis (Capacity Spectrum Method).


Dalam analisis pushover (CSM), respon struktur diasumsikan didominasi oleh mode 1
dan dominasi dari mode ini tetap sampai gedung tersebut mengalami kelelehan. Oleh
karena itu, respon struktur tingkat rendah hingga sedang atau yang didominasi oleh
mode 1, dapat diprediksi dengan baik menggunakan analisis pushover. Bentuk mode 1
ini kemudian disederhanakan menjadi segitiga terbalik, yang besarnya tergantung dari
berat dan tinggi tiap lantai.

(6)

dimana:
Wi = Berat lantai tingkat ke-i (termasuk beban hidup yang sesuai)
zi = Ketinggian lantai tingkat ke-i (diukur dari taraf penjepitan lateral)
n = Nomor lantai tingkat paling atas
Fi = Gaya geser pada lantai ke-i

Modal Pushover Analysis (MPA).


Dalam prosedur MPA, puncak respon bangunan karena Peff,n (t) atau demand modal
puncak rn ditentukan dengan statik nonlinier atau analisis pushover dengan distribusi
gaya modal dengan kata lain distribusi gaya gempa perlantainya adalah

. (7)

Untuk memperoleh respon total dari struktur maka respon puncak tiap mode
dikombinasikan dengan aturan kombinasi modal Square Root of the Sum of Squares
(SRSS) atau Complete Quadratic Combination (CQC). Untuk mencari besarnya
deformasi pada lantai atap tersebut dapat digunakan beberapa metode, antara lain:
analisis respon riwayat waktu nonlinier SDOF, spektra desain inelastik atau dengan
persamaan empiris. Untuk respon riwayat waktu nonlinier SDOF dapat mempergunakan
bantuan progam nonlin, namun terlebih dahulu kurva pushover masing-masing mode
harus diidealisasikan menjadi bilinear (gambar 5).

Gambar 5. Idealisasi Kurva Pushover menjadi Bilinear .

Kemudian melakukan konversi properties struktur MDOF menjadi SDOF.

(8)

dimana M* adalah massa efektif.


Kurva pushover yang telah diidealisasi tersebut, kemudian diubah menjadi kurva gaya-
deformasi (gambar 6) dengan parameter SDOF.

Gambar 6. Kurva Kapasitas SDOF.

Kurva kapasitas ini yang akan digunakan sebagai kekakuan (fs) pada analisis nonlinier
riwayat waktu SDOF.
Sehingga langkah-langkah yang perlu dilakukan agar MPA dapat diterapkan dengan
benar pada struktur, adalah :
1. Hitung periode alami, Tn, dan mode , Øn, dari beberapa mode dominan untuk
getaran linier elastik dari bangunan.
2. Kemudian buatlah kurva pushover gaya geser versus displacement atap (V bn –
urn) untuk masing-masing mode, dengan distribusi .dimana distribusi gaya
dari persamaan (7)
3. Idealisasi kurva pushover yang telah didapat pada langkah 2 menjadi bilinear.
4. Ubah kurva bilinier tersebut menjadi kurva kapasitas SDOF.
5. Hitung displacement puncak, Dn, dari sistem inelastik SDOF dengan parameter-
parameter MDOF yang telah dikonversi dalam langkah ke 4.
6. Konversi kembali urn dari hasil Dn yang telah didapat pada langkah ke 5, dengan
menggunakan persamaan (8).
7. Dengan urn ekstrak dari kurva pushover nilai Vbn.
8. Ulangi langkah 3-7 sebanyak mode yang dibutuhkan. Biasanya cukup dua atau
tiga mode.
9. Tentukan respon total urn dan Vb dengan mengkombinasikan respon puncak
masing-masing mode dengan aturan CQC atau SRSS.

3) MODELISASI DAN ANALISA STRUKTUR


Studi ini dilakukan pada Struktur beton bertulang 3D tanpa dinding geser. Bangunan
didesain sesuai dengan SNI 1726-2002, pada tanah lunak, dengan wilayah gempa 6 ,
setelah itu analisis selanjutnya menggunakan beban gempa El Centro. Dengan fungsi
bangunan sebagai perkantoran. Dimana dimensi bangunan yaitu : tinggi tiap lantai 4 m;
ukuran balok 0.4 m x 0.7m; dan ukuran kolom 0.8 m x 0.8 m untuk lantai 1-5 ; 0.6 m x
0.6 m untuk lantai 6-10; serta tebal pelat 0.35 m. Dengan mutu beton 45 MPa dan baja
414 MPa. Untuk mendapatkan 3 sistem Unsymmetric plan dapat diketahui dari mode
shape yang terjadi pada bangunan. diasumsikan adanya eksentrisitas antara pusat
massa dengan pusat kekakuan pada lantai
 Unsymmetric Plan Torsionally-stiff (U1)
Dari bangunan denah simetris diberikan eksentrisitas sebesar 0.25b = 6 m terhadap
arah sumbu x (gambar 7)

Gambar 7. Denah Bangunan Eksentrisitas Antara Pusat Massa dengan Pusat Kekakuan

 Unsymmetric Plan Torsionally-Similarly-stiff (U2)


Pada sistem ini diberikan eksentrisitas yang lebih besar hingga mencapai sistem
Torsionally-Similarly-stiff dengan cara melakukan perkalian momen polar yang ada
pada lantai dengan suatu konstanta. Pada bangunan 10 lantai ini didapat konstanta
pengali 4,6.
 Unsymmetric Plan Torsionally-flexible (U3)
Pada sistem ini diberikan eksentrisitas yang lebih besar hingga mencapai sistem
Torsionally-flexible dengan cara melakukan perkalian momen polar yang ada pada
lantai dengan suatu konstanta. Pada bangunan 10 lantai ini didapat konstanta
pengali 6.

Studi ini mengevaluasi bangunan 10 lantai yang terdiri dari 3 sistem unsymmetric-plan.
Kinerja bangunan ini dievaluasi menggunakan cara analisa Modal Pushover Analysis
(MPA) menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam SAP 2000 untuk melakukan
analisis pushover maupun analisis riwayat waktu linier.
Dalam analisis MPA penjumlahan respon puncak (roof displacement dan Story Drift )
pada masing-masing mode menggunakan metode penjumlahan Complete Quadratic
Combination (CQC). Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan cara yang lebih
eksak yaitu Non-Linear Response History Analysis (NLRHA) yang juga menggunakan
program SAP. Percepatan tanah yang digunakan dalam analisa NLRHA adalah
percepatan tanah sintesis yang didapat dengan memodifikasi komponen Utara-Selatan
(N-S) percepatan gempa El-Centro 1940 sehingga menghasilkan respons spektrum
yang sama dengan design spektrum daerah 6 peta gempa Indonesia.

4) HASIL ANALISA DAN DISKUSI


Jumlah mode yang digunakan tergantung dari jumlah Modal Participating Mass
Rationya. Untuk mendapatkan hasil MPA konservatif terhadap NLRH maka jumlah
Modal Participating Mass Ratio minimal harus 90%. dari hal ini terlihat jumlah mode
yang harus digunakan, atau dengan kata lain jumlah Modal Participating Mass Ratio
yang diambil adalah jumlah mode maksimal yang dipakai dalam MPA. Hasil analisa dari
ketiga tipe struktur bangunan 10 lantai Unsymmetric-Plan berupa periode dan pola
ragam getar dapat dilihat pada gambar (2). Berikut merupakan hasil Pushover untuk
masing-masing mode (gambar 8-10).
Gambar 8. Kurva Pushover Masing-masing mode Tipe Unsymmetric-Plan Torsionally-Stiff

Gambar 9. Kurva Pushover Masing-masing mode Tipe Unsymmetric-Plan Torsionally-Similarly-Stiff


Gambar 10. Kurva Pushover Masing-masing mode Tipe Unsymmetric-Plan Torsionally-Stiff

Perbandingan Antara NLRHA dan MPA


Hasil analisis berupa perbandingan antara MPA dan NLRHA untuk masing-masing tipe
unsymmetric-plan, yang ditunjukkan dalam bentuk tabel dan grafis.
 Unsymmetric-Plan Torsionally-stiff (U1)
Pada bangunan 10 lantai system U1 mass ratio untuk mencapai 90%
membutuhkan 6 mode awal. Untuk analisa MPA, mode awal lateral sudah cukup
untuk mendapatkan hasil konservatif terhadap NLRHA (gambar 11a).
 Unsymmetric-Plan Torsionally-Similarly-stiff (U2)
Pada bangunan 10 lantai system U2 mass ratio untuk mencapai 90%
membutuhkan 7 mode awal. Untuk analisa MPA, mode awal belum cukup untuk
mendapatkan hasil konservatif terhadap NLRHA sehingga diperlukan mode-
mode lain yang lebih tinggi (gambar 12a).
 Unsymmetric-Plan Torsionally-flexible (U3)
Pada bangunan 10 lantai system U3 mass ratio untuk mencapai 90%
membutuhkan 7 mode awal. Untuk analisa MPA, mode awal belum cukup untuk
mendapatkan hasil konservatif terhadap NLRHA sehingga diperlukan 7 mode
(gambar 13a).
Gambar 11. Perbandingan Displacement tiap Lantai dan Story drift ratio Tipe Unsymmetric-Plan Torsionally-Stiff

Tabel 1. Perbandingan Displacement tiap lantai Tipe Unsymmetric-Plan Torsionally-Stiff

Uy (m) Error Terhadap NLRHA (%)


Lantai
NLRHA MPA 1 Mode MPA 1 Mode
10 0.158 0.161 -1.732
9 0.149 0.154 -3.147
8 0.135 0.142 -5.094
7 0.117 0.125 -6.681
6 0.097 0.104 -7.109
5 0.077 0.080 -3.192
4 0.063 0.064 -0.653
3 0.047 0.047 1.759
2 0.030 0.029 3.928
1 0.007 0.012 -71.356
0 0.000 0.000 0.000
Gambar 12. Perbandingan Displacement tiap Lantai dan Story drift ratio Tipe Unsymmetric-Plan Torsionally-Similarly-stiff

Tabel 2. Perbandingan Displacement tiap lantai Tipe Unsymmetric-Plan Torsionally-Similarly-stiff

Uy (m)
Lant
ai MPA 2 MPA 3 MPA 4 MPA 5 MPA 6 MPA 7
NLRHA MPA 1 Mode
Mode Mode Mode Mode Mode Mode
10 0.130 0.088 0.088 0.119 0.121 0.121 0.124 0.124
9 0.123 0.085 0.085 0.114 0.115 0.115 0.117 0.117
8 0.111 0.078 0.078 0.105 0.105 0.105 0.106 0.105
7 0.097 0.069 0.069 0.092 0.092 0.092 0.093 0.093
6 0.080 0.058 0.058 0.077 0.078 0.078 0.079 0.080
5 0.060 0.044 0.044 0.059 0.061 0.061 0.065 0.065
4 0.047 0.035 0.035 0.047 0.050 0.050 0.055 0.055
3 0.034 0.026 0.026 0.034 0.038 0.038 0.043 0.042
2 0.021 0.016 0.016 0.021 0.024 0.024 0.028 0.027
1 0.008 0.006 0.006 0.009 0.010 0.010 0.011 0.011
0 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Error Terhadap NLRHA (%)
Lantai MPA 1 MPA 2 MPA 3 MPA 4 MPA 5 MPA 6
MPA 7 Mode
Mode Mode Mode Mode Mode Mode
10 32.042 32.042 8.423 6.705 6.705 4.786 4.498
9 31.011 31.011 7.270 6.190 6.190 5.049 4.990
8 29.582 29.582 5.615 5.359 5.359 5.143 5.192
7 28.475 28.475 4.448 4.430 4.430 4.283 4.114
6 27.897 27.897 4.037 2.765 2.765 0.796 0.446
5 26.129 26.129 2.167 -2.635 -2.635 -8.912 -8.818
4 25.083 25.083 0.858 -7.067 -7.067 -16.808 -16.108
3 23.979 23.979 -0.598 -11.754 -11.754 -24.927 -23.503
2 22.987 22.987 -2.095 -16.021 -16.021 -32.220 -30.122
1 22.648 22.648 -3.383 -19.073 -19.073 -37.744 -35.143
0 0 0 0 0 0 0 0

Gambar 13. Perbandingan Displacement tiap Lantai dan Story drift ratio Tipe Unsymmetric-Plan Torsionally-Flexible
Tabel 3. Perbandingan Displacement tiap lantai Tipe Unsymmetric-Plan Torsionally-Flexible

Uy (m)
Lant
ai MPA 1 MPA 2 MPA 3 MPA 4 MPA 5 MPA 6 MPA 7
NLRHA
Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode
10 0.128 0.071 0.071 0.122 0.124 0.124 0.127 0.128
9 0.122 0.068 0.068 0.117 0.118 0.118 0.120 0.120
8 0.110 0.063 0.063 0.108 0.108 0.108 0.108 0.108
7 0.095 0.056 0.056 0.095 0.095 0.095 0.095 0.095
6 0.075 0.047 0.047 0.078 0.079 0.079 0.081 0.082
5 0.054 0.036 0.036 0.060 0.061 0.061 0.067 0.067
4 0.041 0.029 0.029 0.048 0.050 0.050 0.057 0.056
3 0.030 0.021 0.021 0.035 0.037 0.037 0.044 0.043
2 0.019 0.013 0.013 0.022 0.023 0.023 0.028 0.028
1 0.008 0.005 0.005 0.009 0.009 0.009 0.012 0.011
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Error Terhadap NLRHA (%)
Lantai MPA 1 MPA 2 MPA 3 MPA 4 MPA 5 MPA 6
MPA 7 Mode
Mode Mode Mode Mode Mode Mode
10 44.278 44.278 4.415 3.381 3.381 0.501 0.206
9 43.851 43.851 4.009 3.345 3.345 1.646 1.585
8 42.771 42.771 2.528 2.354 2.354 2.035 2.098
7 41.159 41.159 0.210 0.248 0.248 0.018 -0.133
6 38.381 38.381 -3.983 -4.515 -4.515 -7.667 -8.045
5 33.223 33.223 -11.948 -14.432 -14.432 -25.126 -24.996
4 29.669 29.669 -17.802 -22.217 -22.217 -39.548 -38.576
3 30.512 30.512 -16.401 -22.587 -22.587 -45.512 -43.532
2 33.308 33.308 -12.015 -19.416 -19.416 -46.134 -43.313
1 35.875 35.875 -8.905 -16.911 -16.911 -46.280 -42.907
0 0 0 0 0 0 0 0

Dari hasil perbandingan pada Unsymmetric Plan Torsionally-Similarly-stiff System


terlihat bahwa penggunaan 7 mode MPA memberikan hasil yang kurang konservatif
untuk menggantikan NLRHA. Sehingga pada sistem ini tidak dapat digunakan metode
MPA dengan penjumlahan respon total dengan metode CQC, Akan tetapi dapat
dilakukan dengan metode ABSSUM (Absolut Summary) sehingga didapat hasil yg
konservatif terhadap NLRHA. Ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan gambar 14 dibawah ini
Tabel 4. Perbandingan Displacement tiap lantai Dengan Metode CQC Dan ABSSUM

Uy (m) Error Terhadap NLRHA (%)


Lantai
NLRHA MPA CQC MPA ABSSUM MPA CQC MPA ABSSUM
10 0.130 0.124 0.209 4.498 -60.562
9 0.123 0.117 0.188 4.990 -52.918
8 0.111 0.105 0.158 5.192 -42.239
7 0.097 0.093 0.141 4.114 -46.090
6 0.080 0.080 0.137 0.446 -71.074
5 0.060 0.065 0.120 -8.818 -100.469
4 0.047 0.055 0.106 -16.108 -123.902
3 0.034 0.042 0.084 -23.503 -145.838
2 0.021 0.027 0.055 -30.122 -164.405
1 0.008 0.011 0.023 -35.143 -177.863
0 0.000 0.000 0.000 0 0
Gambar 14. Perbandingan Displacement tiap Lantai dan Story drift ratio dengan Metode CQC dan ABSSUM

Diskusi Analisa
untuk struktur Unsymmetric-Plan 10 lantai, Modal Pushover Analysis (MPA) konservatif
digunakan sebagai pengganti Nonlinear Response History Analysis (NLRHA) dengan
parameter roof displacement dan Story Driff Ratio. Akan tetapi pada sistem struktur
Unsymmetric-plan Torsionally-Similarly-stiff (U2) hasil MPA kurang akurat. Ini terjadi
karena respon struktur untuk mode lateral dan rotasional sangat berdekatan ( T Lateral ≈
TRotasional ) sehingga struktur sulit untuk di “uncoupled”kan. Fenomena ini terjadi karena
respon total terjadi secara simultan antara translasional dan rotasional.
Dengan demikian karena ( TLateral ≈ TRotasional ) maka metode ABSSUM (Absolute
Summary) lebih cocok pada tipe Unsymmetric-plan Torsionally-Similarly-stiff dengan
hasil yang konservatif terhadap NLRHA. Walaupun demikian secara keseluruhan
metode MPA cukup dapat menggantikan metode NLRHA, dikarenakan kemungkinan
untuk mendapatkan tipe gedung Unsymmetric-Plan Torsionally-Similarly-stiff sangatlah
kecil.

5) KESIMPULAN
a. Tipe Unsymmetric-Plan pada struktur dapat dikategorikan berdasarkan ragam
getar yang dominan pada struktur yaitu : Unsymmetric Plan Torsionally-stiff (U1);
Unsymmetric Plan Torsionally-Similarly-stiff (U2); dan Unsymmetric Plan
Torsionally-flexible (U3)
b. Modal Pushover Analysis cukup konservatif untuk menggantikan Nonlinear
Response History Analysis pada Struktur Unsymmetric-Plan.
c. pada sistem struktur Unsymmetric-plan Torsionally-Similarly-stiff (U2) hasil MPA
kurang akurat. Ini terjadi karena respon struktur untuk mode lateral dan rotasional
sangat berdekatan ( TLateral ≈ TRotasional ) sehingga struktur sulit untuk
di“uncoupled”kan. Fenomena ini terjadi karena respon total terjadi secara
simultan antara translasional dan rotasional.

DAFTAR PUSTAKA

Applied Technology Council (1996). “Seismic evaluation and retrofit of concrete


buildings,” Report ATC-40, ATC, Redwood City, Calif.
Budiono,Bambang, dan Ferry Wibowo. (2008). “Analisis Kapasitas Struktur Dengan
Incremental Dynamic Analysis Dan Pendekatan Modal Pushover Analysis Pada
Struktur Beton Bertulang”. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Budiono, Bambang, dan Afied Syahroni. (2005). “Analisis Portal Daktail Berdasarkan
Metode Energi Melalui Mekanisme Leleh Dan Drift Target Akibat Beban Gempa”.
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Budiono, Bambang, dan Yusuf Royanes Goro. (2006). “Studi Perbandingan Respon
Struktur Nonlinear Pada Bangunan Beton Bertulang Di bawah Beban Gempa
Dengan Standar FEMA 273 dan ATC 40 ”. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Building Seismic Safety Council (1997). “NEHRP guildelines for the seimic rehabilitation
of buildings,” FEMA-273, Federal Emergency Management Agency, Washington,
D.C.
Baros,Carneiro, and Ricardo Almeida. (2005), Pushover Analysis of Asymmetric Three-
Dimensional Building Frames, journal of Civil Engineering and Management Vol XI,
No 1 3-12.
Chopra, Anil K. and Rakesh K Goel. (2003), A Modal Pushover Analysis Procedure To
Estimate Seismic Demands For Unsymmetric-plan Buildings, Earthquake
Engineering and Structural Dynamics, 33: 903-927.
Chopra, Anil K. (2000), Dynamics of Structures : theory and applications to earthquake
engineering, second edition. Prentice-Hall.
Chopra, Anil K. (2005), Earthquake Dynamics of Structures A Primary , second edition.
Earthquake Engineering Research Institute.
Chopra, Anil K. and Rakesh K Goel. (1991), Effects Of Plan Asymmetry in Inelastic
Seismic Response Of One-Strory, Journal Of Structural Engineering, Vol.117 No.5.
Chopra, Anil K. and Sang Whan Han. (2006), Approximate Incremental Dynamic
Analysis Using The Modal Pushover Analysis Procedure, Earthquake Engineering
and Structural Dynamics, 35: 1853-1873.
Clough, Ray W. and Joseph Penzen. (2003), Dynamics of Structures, third edition.
McGraw-Hill.
Computer and Structures, Inc (2007). CSI Analysis Reference Manual for SAP2000,
ETABS, and SAFE. Berkeley, California, USA.
Elnashai,AM Mwafy. (2001), Static Pushover versus Dynamic Collaps Anlysis of RC
building, www.elsevier.com/locate/engstruct/407-424.
Fuji,Kenji. Yoshiaki Nakano. And Hiroyasu Sakata. (2006), Nonlinear Analysis of Single-
story Unsymmetric Buildings With Elasto-Plastic Seismic Control Devices, National
Conference on Earthquake Engineering, Paper No.217.
Scawthorn, Charles. And Wai-Fah Chen. (2002), Earthquake Engineering Handbook.
CRC Press.
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-
2003.

Anda mungkin juga menyukai