Anda di halaman 1dari 3

“Rt 03 Rw 22: Jalan Belimbing Atau Jalan Asmaradana”

Karya : Kuntowijoyo

1. Tema : Persoalan yang tidak terselesaikan


2. Amanat : * Sebaiknya jika ada permasalahan harus ada jalan keluar
 Jika ditunjuk sebagai pemimpin harus tegas
3. Alur : Maju
4. Latar : * Tempat = Perumnas ;Jalan Belimbing ( Jl. Asmaradana ),
 Waktu = -
 Suasana= Tegang antara warga dengan Pak RT atas keputusan
Pak RT
5. Sudut Pandang : * Orang Pertama : “ Saya terima pekerjaan ini, dengan
satu syarat.Ketua RT itu tugas
kolektif keluarga. Saya dan istri.
Kalau saya di rumah saya akan aktif,
kalau tidak, istri yang
mengerjakannya .”-- Pak RT
 Orang Ketiga : Masyarakat/ warga
6. -> Tokoh : * Protagonis : Bu RT
 Tritagonis : Masyarakat
 Antagonis : Pak Said dan Istrinya
 Figuran : Istri Pak Dwiyatmo
 Karakter : 1. Ketua RT baru RT 03 RW 22 = Tidak percaya diri
2. Pak Said = Jujur
3. Pak Dwiyatmo = Sombong
4. Bu RT = Baik Hati
7. Gaya Bahasa : Menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti
Sinopsis Cerpen
“Rt 03 Rw 22: Jalan Belimbing Atau Jalan Asmaradana”
Karya : Kuntowijoyo

Berlokasi di Jalan Belimbing(Jalan Asmaradana) bersebelahan dengan perumahan


dosen, ada seseorang yang didaulat sebagai Ketua Rt yang baru di Rt 03 Rw 22
menggantikan Ketua Rt yang lama, Pak Trono yang pindah. Awalnya ia keberatan karena,
menjadi Ketua Rt adalah tanggung jawab yang berat karena langsung berhubungan dengan
masyarakat. Akan tetapi ia banyak mendapatkan dorongan dari berbagai warga sehingga ia
menerima dipilih sebagai Ketua Rt namun ia mengajukan sebuah syarat yaitu ketika ia
sedang tidak berada ditempat, maka istrinya yang akan mengerjakan tugas itu.

Setelah menjadi Ketua Rt yang baru, ia dihadapkan dengan sebuah permansalahan


antara dua warga di daerahnya. Yakni Pak Dwiyyatmo dan Pak Said Tuasikal. Rumah Pak
Dwiyatmo dan Pak Said saling berseblahan. Pak Dwiyatmo adalah penghuni lama sedangkan
Pak Said dan Istrinya menyewa rumah sebelahnya untuk lima tahun kedepan sampai program
S3nya selesai.

Permasalahan antara kedua orang tersebut ialah Pak Said merasa terganggu dengan
kegiatan yang dilakukan oleh Pak Dwiyatmo pada malam hari. Pak Said sudah melaporkan
kepada Pak Rt yang baru tetapi karena Pak Rt tidak menegur Pak Dwiyatmodan menyuruh
Pak Said dan istrinya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Akhirnya untuk sementara
Pak Said dan Istrinya tinggal di hotel dan menghilang dari lingkungan tersebut akibat
ketidaktegasan Pak rt dan penemuan keranda mayat di rumah Pak Dwiyatmo.

Setelah meghilang dari lingkungan itu, Pak Said menggugat Pak Dwiyatmo lewat
pengadilan atas mengganggu kenyamanan tetangga. Pak rt pun ikut dipanggil namun
berhalangan sehingga digantikan oleh istrinya. Bu rt menyarankan kepada Pak Said untuk
masalah ini sebaiknya diselesaikan secara damai tidak melewati pengadilan.

Ketika masalah di pengadilan selesai , Pak Rt dapat melihat perubahan dari Pak
Dwiyatmo setelah ditemukannya keranda itu. Pak Dwiyatmo telah menikah lagi dengan
seorang perempuan dan kini hidupnya menjadi lebih bahagia. Setelah itu Pak Rt menelpon
Pak Said untuk kembali ke rumahnya karena tidak ada lagi gangguan.

Namun itu cuma sementara karena ,beberapa hari kemudian Pak Said pergi lagi dan
mengatakan pada Pak Rt bahwa jika Pak Dwiyatmo sudah meninggal baru memberi tahu dia
untuk kembali lagi. Ternyata dengan perginya Pak Said pergi lagi bukan tanpa alasan karena
dari Rumah Pak Dwiyatmo mengeluarkan suara-suara aneh tiap malamnya. Pak rt pun
bingung dan tidak tahu apa yang terjadi sehingga ia merasa bahwa telah gagal menjadi
seorang Ketua Rt karena tidak berhasil mendamaikan Pak Dwiyatmo dan Pak Said.

Anda mungkin juga menyukai