Anda di halaman 1dari 5

B.

Bentuk-Bentuk Semangat dan Komitmen


Kebangsaan yang Ditunjukkan Pendiri Negara
Marilah kita merefleksi diri masing-masing apakah kita termasuk
orang yang bersemangat dalam mengejar cita-cita? Janganlah
kita sebagai pelajar berharap sesuatu itu terjadi tanpa ada usaha
untuk mendapatkanya.

Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat


untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu. Para pendiri
negara bersemangat berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Pelajar bersemangat belajar untuk menyongsong masa depan
dan untuk pembangunan bangsa Indonesia.

Apabila kita maknai lebih jauh tentang semangat dan komitmen


kebangsaan, pendiri negara memiliki jiwa, semangat, dan nilai-
nilai yang sangat tinggi terhadap bangsa dan negara. Jiwa,
semangat, dan komitmen dalam perjuangan merebut
kemerdekaan disebut juga sebagai nilai-nilai kejuangan 45.
Masalahnya, apakah dalam alam kemerdekaan, nilai-nilai 45
perlu terus digelorakan? Untuk siapa, di mana, kapan, mengapa
dan bagaimana manfaatnya? Dengan memahami nilai-nlai 45
diharapkan bisa menjawab masalah tersebut.

Jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia tidak


lahir seketika, tetapi merupakan proses perkembangan sejarah
dari zaman ke zaman. Artinya, bahwa embrio nilai itu sudah ada
dari zaman kerajaan, hanya belum muncul dan dirumuskan.
Barulah tercapainya titik kulminasi atau titik puncak pada tahun
1945 nilai-nilai itu disepakati sebagai dasar/landasan/kekuatan
dan daya dorong bagi para pendiri Republik Indonesia.

Untuk memperoleh gambaran tentang nilai-nilai 45 yang


berkembang pada setiap zamannya, diadakan periodisasi sebagai
berikut.

1) Periode I: Masa sebelum Pergerakan Nasional


Sejak dahulu, Nusantara dimiliki oleh kerajaan yang merdeka dan
berdaulat. Kehidupan dalam kerajaan juga diisi oleh kerukunan
dan kedamaian antara pemeluk agama, baik Hindu, Buddha,
Islam, Katolik, Kristen, Konghucu dan Penganut Kepercayaan.
Pada waktu itu, sudah mulai timbul jiwa, semangat, dan nilai-nilai
kejuangan, yaitu kesadaran harga diri, jiwa merdeka, ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan kerukunan hidup umat
beragama serta kepeloporan dan keberanian.

2) Periode II: Masa Pergerakan Nasional


Sebelum perjuangan di masa pergerakan nasional perjuangan
masih bersifat kedaerahan. Perlawanan di wilayah Nusantara
yang bersifat kedaerahan seperti dilakukan Sultan Hasanuddin
(1633-1636), Kapitan Pattimura (1817), Pangeran Diponegoro
(1825-1830), dan masih banyak lagi. Namun, perlawanan masih
bersifat lokal dan tidak ada koordinasi sehingga mampu
dipatahkan oleh Belanda.

Dalam masa pergerakan nasional jiwa merdeka makin


menggelora. Rasa harga diri bangsa yang tidak mau dijajah
menggugah semangat mereka dan perlawanan seluruh
masyarakat terhadap penjajah untuk berusaha merebut kembali
kedaulatan dan kehormatan bangsa. Timbullah jiwa, semangat,
dan nilai-nilai kejuangan, nilai harkat dan martabat manusia, jiwa
dan semangat kepahlawanan, kesadaran
antipenjajah/penjajahan, kesadaran persatuan dan kesatuan
perjuangan.

Tahap awal perjuangan nasional ditandai dengan lahirnya Budi


Utomo (1908), Serikat Dagang Islam/Serikat Islam (1912). Pada
Tahun 1928, terjadilah Sumpah Pemuda yang merupakan
manifestasi tekad dan keinginan bangsa Indonesia dalam
menemukan dan menentukan identitas, rasa harga diri sebagai
bangsa, rasa solidaritas menuju persatuan dan kesatuan bangsa
lalu menjurus pada kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.

Jepang menjajah Indonesia tahun 1942-1945. Akibat penjajahan


Jepang, rakyat Indonesia mengalami penderitaan. Namun,
penggemblengan pemuda dapat menimbulkan semangat yang
kukuh dan memupuk militansi yang tinggi untuk merdeka.
Penggemblengan oleh Jepang menimbulkan hikmah dan manfaat
untuk merebut kemerdekaan.

Tahap perjuangan antara kebangkitan nasional dan akhir masa


penjajahan Jepang merupakan persiapan kemerdekaan. Jiwa,
semangat, dan nilai-nilai kejuangan makin menggelora.

3) Periode III: Masa Proklamasi dan Perang Kemerdekaan


Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya. Lahirnya negara Republik
Indonesia tidak diterima pihak Belanda. Belanda ingin menjajah
kembali. Mulailah bangsa Indonesia melakukan perjuangan dalam
segala bidang. Bangsa Indonesia mencintai perdamaian tetapi
lebih mencintai kemerdekaan. Oleh karenanya, bangsa Indonesia
berjuang dengan mengangkat senjata, berjuang dalam bidang
politik dan melakukan diplomasi.

4) Periode IV: Masa Perjuangan Mengisi Kemerdekaan.


Perjuangan masa ini tidak terbatas waktu karena perjuangan
bermaksud mencapai tujuan akhir nasional seperti yang
tercantum dalam UUD 1945. Dalam periode ini, jiwa, semangat,
dan nilai-nilai kejuangan yang berkembang sebelumnya tetap
lestari, yaitu nilai-nilai dasar yang terdapat pada Pancasila,
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Nilai yang mengalami perubahan adalah nilai operasional. Dalam


masa perjuangan mengisi kemerdekaan, kemungkinan nilai-nilai
semangat juang akan bertambah. Secara kualitatif, kemungkinan
akan mengalami perubahanperubahan sesuai dinamika dan
kreativitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Pada saat ini, tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara


tidaklah kecil. Tantangan menjaga keutuhan dan kejayaan
bangsa dapat datang dari dalam dan luar negeri. Malas, korupsi,
pemberontakan, dan krisis ekonomi merupakan tantangan yang
berasal dari dalam dan harus dihadapi oleh seluruh anggota
masyarakat. Penjajahan secara fisik pada saat ini
kemungkinannya sangat kecil terjadi, tetapi ancaman dari luar
yang bersifat nonfisik seperti gaya hidup, datangnya ajaran yang
tidak sesuai dengan Pancasila janganlah dianggap sebelah mata.

Untuk menghadapi semua tantangan tersebut, jiwa dan


semangat 45 patut kiranya untuk tetap dipertahankan. Semangat
45 adalah dorongan dan manifestasi dinamis dari jiwa 45 yang
membangkitkan kemauan untuk berjuang merebut kemerdekaan
bangsa, menegakkan kedaulatan rakyat serta mengisi dan
mempertahankannya. Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila,
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan UUD 1945
merupakan nilai dasar dari jiwa dan semangat 45. Nilai-nilai 45
lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia dan
merupakan daya dorong mental spiritual yang kuat untuk
mencapai kemerdekaan.

Tujuan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai


berikut.

1. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Jiwa dan semangat merdeka
3. Nasionalisme
4. Patriotisme
5. Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka
6. Pantang mundur dan tidak kenal menyerah
7. Persatuan dan kesatuan
8. Anti penjajah dan penjajahan
9. Percaya kepada diri sendiri dan atau percaya kepada
kekuatan dan kemampuan sendiri
10. Percaya kepada hari depan yang gemilang dari
bangsanya
11. Idealisme kejuangan yang tinggi
12. Berani, rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air,
bangsa, dan negara
13. Kepahlawanan
14. Sepi ing pamrih rame ing gawe
15. Kesetiakawanan, senasib sepenanggungan, dan
kebersamaan
16. Disiplin yang tinggi
17. Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan

Anda mungkin juga menyukai