Selanjutnya kita buat gambar Curve of Sectional Areas alias CSA, berdasarkan grafik yang
ada. Sumbu tegak grafik adalah φ atau Cp, sedang angka Froude, β atau Cm dan δ atau Cb
hanyalah harga yang direkomendasikan untuk harga Cp tersebut. Cara ini bisa dipakai
untuk kapal berbaling-baling satu maupun dua.
Pada harga φ atau Cp yang diberikan, kita buat garis datar yang akan memotong kurva
untuk Station 0 - 20. Untuk pembacaan yang teliti, ukurlah lebar gambar dari tengah ke
tepi (0 - 100) dalam milimeter, sebaiknya sampai satu angka di belakang koma. Jangan
dibaca dari 0 ke 10. Setelah itu baca lebar sampai suatu station dalam milimeter, sebaiknya
sampai satu angka di belakang koma, baru dihitung persentasenya. Baca juga persentase
titik potong dengan garis b yang menunjukkan letak LCB dari titik tengah Ldispl. Letak
LCB ini yang dianjurkan oleh NSP, dan boleh digeser sampai sejauh garis a dan c dengan
hambatannya tidak berubah banyak. Pergeseran di luar batas tersebut akan menambah
hambatan cukup besar.
Setelah itu, hitunglah Cp dan LCB terhadap titik tengah Ldispl dengan cara Simpson.
Kalau pembacaan cukup teliti, Cp hasil perhitungan akan sama dengan masukan pada awal
dan LCB akan sama dengan titik b dari NSP. Kalau belum, perhitungan diulang lebih teliti,
biasanya dengan merubah angka di belakang koma.
Tetapi, dari hasil perancangan biasanya didapat letak LCB tidak sama dengan garis b yang
diberikan oleh NSP. Maka dilakukan proses penggeseran. Untuk ini diperlukan tinggi titik
berat gambar. Memang ada rumus pendekatan dari Johow dan Prohaska, tetapi hitung saja
tinggi titik berat gambar memakai cara Simpson.
Setelah itu dari absis titik b NSP dibuat garis lurus melewati letak LCB menurut hasil
perancangan, yaitu garis acuan untuk pergeseran. Kemudian dari posisi tiap station dibuat
garis sejajar garis acuan sampai setinggi ordinat luas suatu station tersebut. Dari ordinat
luas tiap station dibuat garis datar dan memotong garis yang sejajar garis acuan tadi. Titik
potong kedua garis ini adalah titik CSA yang telah digeser.
Setelah kurva hasil pergeseran dibuat, bacalah luas station yang baru (hasil pergeseran),
lalu hitung Cp dan LCB dengan cara Simpson. Harusnya tidak ada perubahan. Setelah itu
buatlah station berdasarkan Lpp dan baca lagi luasnya. Gambar juga Lwl dan CSA
dilanjutkan samapi le ujung Lwl tanpa merubah luas Station 1. Sebaiknya diperiksa lagi Cp
dan LCB. Kalau semua beres, hitunglah luas sebenarnya tiap staion dalam m2 yang
diperlukan untuk langkah selanjutnya.
Sekalian rancang juga geladak utama. Luas geladak utama sedikit lebih besar (mungkin 1 -
3 % lebih besar) dari luas Lwl. Karena tidak ada persyaratan tertentu, pembuatan geladak
utama lebih bebas. Rencanakan juga sheer dan cambernya.
Juga rancang linggi buritan dan haluan. Untuk linggi buritan, rancang luas dan bentuk
kemudi menurut BKI dan gambar juga diameter baling-baling, bari dibuat bentuk linggi
buritan. Kalau ada transom kering pada kecepatan dinas, berapa luas yang terbenam waktu
kapal diam dalam perhitungan hambatan. Untuk linggi haluan, tergantung ada bulbous bow
atau tidak. Panjang bulbous bow sekitar 6% L.
Membuat Rencana Garis dengan diagram Scheltema de Heere
Cara ini diambil dari buku:
Scheltema de Heere, A.R. Bakker, "Buoyancy and Stability of Ships", George G. Harrap & Co. Ltd, London, 1967(?)