Anda di halaman 1dari 9

Membuat Rencana Garis dengan diagram NSP

Cara ini diambil dari buku:


W.P.A. van Lammeren, L. Troost, J.G. Koning, "Resistance, Propulsion and Steering of
Ships", H. Stam, Haarlem, 1948, p. 92
NSP singkatan dari Nederlandsch Scheepbouwkundig Proefstation yang sekarang menjadi
MARIN.

Membuat Curves of Sectional Areas


Dalam cara ini, masukan yang diminta adalah Lpp dan Lwl, lalu dihitung Ldispl = 0.5(Lpp
+ Lwl). Selain itu φ atau Cp dan LCB yang dinyatakan dalam % Ldispl dan diukur dari
titik tengah Ldispl. Ingat bahwa ujung depan Lpp dan Lwl itu berimpit yaitu di FP,
bukan yang lain. Jadi ada 2 titik tengah yang berbeda, satu untuk Lpp dan satu lagi untuk
Ldispl. Karena yang didapat dari perancangan biasanya dinyatakan dalam % Lpp dan
diukur dari titik tengah Lpp, maka letal LCB dalam % Ldispl harus dihitung lagi. Untuk
lebih mudah, hitung jarak LCB dari FP.

Selanjutnya kita buat gambar Curve of Sectional Areas alias CSA, berdasarkan grafik yang
ada. Sumbu tegak grafik adalah φ atau Cp, sedang angka Froude, β atau Cm dan δ atau Cb
hanyalah harga yang direkomendasikan untuk harga Cp tersebut. Cara ini bisa dipakai
untuk kapal berbaling-baling satu maupun dua.

Lihat gambar di halaman berikut Fig. 42

Pada harga φ atau Cp yang diberikan, kita buat garis datar yang akan memotong kurva
untuk Station 0 - 20. Untuk pembacaan yang teliti, ukurlah lebar gambar dari tengah ke
tepi (0 - 100) dalam milimeter, sebaiknya sampai satu angka di belakang koma. Jangan
dibaca dari 0 ke 10. Setelah itu baca lebar sampai suatu station dalam milimeter, sebaiknya
sampai satu angka di belakang koma, baru dihitung persentasenya. Baca juga persentase
titik potong dengan garis b yang menunjukkan letak LCB dari titik tengah Ldispl. Letak
LCB ini yang dianjurkan oleh NSP, dan boleh digeser sampai sejauh garis a dan c dengan
hambatannya tidak berubah banyak. Pergeseran di luar batas tersebut akan menambah
hambatan cukup besar.

Setelah itu, hitunglah Cp dan LCB terhadap titik tengah Ldispl dengan cara Simpson.
Kalau pembacaan cukup teliti, Cp hasil perhitungan akan sama dengan masukan pada awal
dan LCB akan sama dengan titik b dari NSP. Kalau belum, perhitungan diulang lebih teliti,
biasanya dengan merubah angka di belakang koma.

Tetapi, dari hasil perancangan biasanya didapat letak LCB tidak sama dengan garis b yang
diberikan oleh NSP. Maka dilakukan proses penggeseran. Untuk ini diperlukan tinggi titik
berat gambar. Memang ada rumus pendekatan dari Johow dan Prohaska, tetapi hitung saja
tinggi titik berat gambar memakai cara Simpson.
Setelah itu dari absis titik b NSP dibuat garis lurus melewati letak LCB menurut hasil
perancangan, yaitu garis acuan untuk pergeseran. Kemudian dari posisi tiap station dibuat
garis sejajar garis acuan sampai setinggi ordinat luas suatu station tersebut. Dari ordinat
luas tiap station dibuat garis datar dan memotong garis yang sejajar garis acuan tadi. Titik
potong kedua garis ini adalah titik CSA yang telah digeser.
Setelah kurva hasil pergeseran dibuat, bacalah luas station yang baru (hasil pergeseran),
lalu hitung Cp dan LCB dengan cara Simpson. Harusnya tidak ada perubahan. Setelah itu
buatlah station berdasarkan Lpp dan baca lagi luasnya. Gambar juga Lwl dan CSA
dilanjutkan samapi le ujung Lwl tanpa merubah luas Station 1. Sebaiknya diperiksa lagi Cp
dan LCB. Kalau semua beres, hitunglah luas sebenarnya tiap staion dalam m2 yang
diperlukan untuk langkah selanjutnya.

Membuat Bidang Air Rancang Lwl


Dalam Figure 42 disebutkan bahwa diagram itu juga dapat dipakai untuk membuat Bidang
Air Rancang. Caranya adalah koefisien prismatik φ diganti dengan α atau Cw. Cuma kalau
CSA nya digeser, Lwl nya juga perlu digeser dengan cara dan kemiringan yang sama
supaya hasilnya baik
Jika Lwl dibuat sendiri tanpa bantuan Figure 42, hitunglah harga Luas Station / 2*sarat
atau Ast/2T dan gambar kurvanya sepanjang kapal.
 Untuk daerah parallel middle body, ym * Cm = A/2T atau
yM 1

A CM
2T
Bidang Air Rancang harus selalu lebih lebar dari A/2T, karena Cm < 1. Bidang Air
Rancang mempunyai daerah dengan lebar 100 % yang lebih panjang dari parallel middle
body kapal, misalnya satu jarak station lebih panjang di muka dan di belakang.
 Untuk daerah lain, harga ySTA antara 0 dan 0.5B.
y A
Kita sebut STA  CSTA sehingga ySTA  CSTA STA
ASTA 2T
2T
Jika Csta = 1 maka bentuk station akan menjadi empat persegi panjang (tongkang).
Jika Csta > 1 didapat bentuk station dengan bulb
Jika Csta sekitar 2 maka didapat bentuk station segitiga atau bentuk station normal
Jika Csta sekitar 1.5 akan didapat station berbentuk lebih ke U
Jika Csta sekitar 2.5 - 3 akan didapat station berbentuk lebih ke V
Harga Csta > 3 tidak dianjurkan karena bagian bawah akan sempit sekali dan menyulitkan
pembuatan. Terutama untuk daerah Kamar Mesin, lantai akan menjadi sempit sekali dan
tidak cukup untuk motor induk dan peralatan lain.
Usahakan juga ysta pada Sta. 0 berharga dekat dengan 1/3 ym dan pada Sta. 1 (dari 20
station) tidak lebih dari 0.5 ym.
Untuk 0.5 sudut masuk bidang air, jika tidak ditentukan, pakai rumus Holtrop dan Mennen.
Sekarang tidak perlu dibuat bahwa semua station bertemu di satu titik di atas sana.

Sekalian rancang juga geladak utama. Luas geladak utama sedikit lebih besar (mungkin 1 -
3 % lebih besar) dari luas Lwl. Karena tidak ada persyaratan tertentu, pembuatan geladak
utama lebih bebas. Rencanakan juga sheer dan cambernya.
Juga rancang linggi buritan dan haluan. Untuk linggi buritan, rancang luas dan bentuk
kemudi menurut BKI dan gambar juga diameter baling-baling, bari dibuat bentuk linggi
buritan. Kalau ada transom kering pada kecepatan dinas, berapa luas yang terbenam waktu
kapal diam dalam perhitungan hambatan. Untuk linggi haluan, tergantung ada bulbous bow
atau tidak. Panjang bulbous bow sekitar 6% L.
Membuat Rencana Garis dengan diagram Scheltema de Heere
Cara ini diambil dari buku:
Scheltema de Heere, A.R. Bakker, "Buoyancy and Stability of Ships", George G. Harrap & Co. Ltd, London, 1967(?)

Membuat Curves of Sectional Areas


Dalam cara ini, masukan yang diminta adalah Lpp dan Lwl, φA dan φF atau Cpa dan Cpf dan LCB yang dinyatakan dalam % Lpp dan diukur dari
titik tengah Lpp. Untuk menghitung φA dan φF dapat dipakai rumus yang diberikan oleh Kal:
 A or F    (1.40   )e
dengan e adalah letak LCB dinyatakan dalam %L diukur dari midship. Jika LCB di depan midship, maka φF > φA, jika di belakang, φF < φA.
Selanjutnya, persentase luas station terhadap luas midhip dapat dibaca dari Fig. 4.1a untuk bagian depan kapal dan Fig.4.1b untuk bagian
belakang kapal.
Setelah pembacaan luas station, diperiksa lagi apakah Cb dan LCB nya sudah seperti yang
diinginkan.

Selanjutnya langkahnya sama dengan cara CSP di atas.

Anda mungkin juga menyukai