Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


“MANAJEMEN RUMAH SAKIT”

OLEH:
KELOMPOK 10

RISQI AMALIA J1A1 16 111


SERVIA JULIYANTI RATNA SARI J1A1 16 281
RESKI AMALIA DARLIN J1A1 16 326
MUH MULADI TAMRIN J1A1 16 271

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

JURUSAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “MANAJEMEN
RUMAH SAKIT”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
"Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk menambah wawasan
pembaca mengenai bagaimana konsep organisasi. Materi-materi yang ada di
dalam makalah ini bersumber dari berbagai macam referensi dengan harapan
untuk meningkatkan kulitas penulisan makalah.
Penulis berharap makalah ini akan membantu pehaman konsep dan dapat
dijadikan sebagai sumber revensi pembelajaran. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya krtik dan
saran dari berbagai pihak untuk membantu kemajuan penulisan makalah ini. Akhir
kata, penulis mengucapkan selamat membaca dan memahami makalh ini semoga
bermanfaat.

Kendari, 5 Oktober 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………….………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………….………………...….3
B. Rumusan Masalah………………………………………….……………...…4
C. Tujuan……………………………………………………………..……….…4
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Manajemen Rumah Sakit………………………………………..……………5
1.2 Fungsi Manajemen Rumah Sakit……………………………………………..6
1.3 Tujuan Manajemen Rumah Sakit…………………………………………….8
1.4 Peran Sistem Informasi Manjamen Rumah Sakit (SIMRS)………………….9
1.5 Pertimbangan dalam membangun SIMRS…………………………………..10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...13
B. Saran…………………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSAKA

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era informasi ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan
daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang
diembannya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis
pada internal organisasi, manajemen, dan SDMnya serta harus mampu secara
cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat luas agar dapat menjadi organisasi yang
responsif, inovatif, efektif, efisien dan tentu saja menguntungkan bagi pemilik
modal dengan tidak mengabaikan misi sosialnya.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah sistem komputer


yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan
kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat. Saat
ini Sistim Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer rumah sakit
(SIMRS) merupakan sarana pendukung yang sangat penting, bahkan bisa
dikatakan mutlak untuk mendukung pengelolaan operasional rumah sakit

Berbagai rumah sakit yang masih tetap bertahan menggunakan sistim


administrasi konvensional telah menunjukan banyaknya kehilangan
kesempatan memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi antar
departemen maupun kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat,
dan terintegrasi. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kualitas layanan yang
diberikan kepada para pemangku kepentingan khususnya pasien. Rumah sakit
ini umumnya tertinggal dalam persaingan dengan rumah sakit yang
menggunakan SIMRS. Sebagai contoh, pada system administrasi konvensional,
pencatatan biaya perawatan dibagian keuangan dikumpulkan secara bertingkat

3
mulai dari bangsal, bangsal belum dapat membuat perhitungan biaya karena
menunggu informasi harga obat yang diberikan kepada pasien dari apotik,
bangsal juga menunggu informasi catatan biaya dari laboratorium, seandainya
ada jaminan uang yang dibayarkan ke kasir juga harus menunggu keabsahan
data tersebut, demikian seterusnya sehingga pasien yang akan melakukan
pembayaran di akhir perawatan harus menunggu untuk waktu yang cukup
lama. Belum lagi ada unsur subyektifitas penghitungan yang dilakukan oleh
masing-masing bangsal/ruangan karena ada rumah sakit yang memberi
wewenang kapada kepala ruangan untuk mengestimasi sendiri tingkat SISTIM
INFORMASI. kemampuan pasien dan berapa tindakan perawatan ataupun
obat-obatan yang tidak ditagihkan ke pasien. Kondisi pemberian potongan di
masing-masing ruangan ini jelas akan menimbulkan akibat yang kurang baik,
dimana pendapatan rumah sakit menjadi berkurang dan insentif untuk jasa
medis dipotong secara sepihak yang pada akhirnya akan menimbulkan standar
ganda perawatan.

B. Rumusan Masalah

1. Manajemen Rumah Sakit


2. Fungsi Manajemen Rumah Sakit
3. Tujuan Manajemen Rumah Sakit
4. Peran Sistem Informasi Manjamen Rumah Sakit (SIMRS)
5. Pertimbangan dalam membangun SIMRS

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui manajemen rumah sakit


2. Untuk mengetahui fungsi manajemen rumah sakit
3. Untuk mengetahui tujuan manajemen rumah sakit
4. Untuk mengetahuhui peran sisitem informasi manajemen rumah sakit
(SIMRS)
5. Untuk mengetahui pertimbanga dalam membangun SIMRS
BAB II

4
PEMBAHASAN

1.1 Manajemen Rumah Sakit

Rumah Sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan


profesional yangpelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga
ahli kesehatan lainnya. Rumah sakit merupakan organisasi yang rawan
konflik, karena sebagian besar orang-orang dalam keadaan sakit atau tidak
normal, yang oleh karena itu menjadi peka dan mudah emosional.

Rumah Sakit merupakan salah satu dari sekian banyak jasa pelayanan
yang memberikan pelayanan umum dibidang kesehatan bagi masyarakat luas.
Untuk itu pelayanan yang baik dan memuaskan bagi masyarakat terutama
pasien, menjadi hal yang utama perlu untuk diperhatikan. Karena apabila yang
kita berikan kepada pasien membuat pasien puas dan dihargai maka akan
berimbas baik kedepannya dimana mereka akan mempercayakan pelayanan
kesehatannya kepada rumah sakit tersebut. Selain itu jika pelayanan yang
didapatkan baik, pasien tidak hanya sekali menggunakan jasa pelayanan anda,
bahkan mereka juga akan mengatakan hal itu kepada orang-orang di
sekitarnya. Dan orang-orang tersebut akan lebih percaya terhadap orang yang
sudah berpengalaman langsung dibandingkan dari iklan atau janji janji melalui
media apapun.

Masalah manajemen rumah sakit pada akhir-akhir ini memang banyak


disorot. Tidak saja ataskeluhan-keluhan masyarakat yang merasa kecewa
dengan pelayanan rumah sakit, baik dari segi mutu, kemudahan, dan tarif,
tetapi juga perkembangan zaman yang memang sudah mendesak ke arah
perbaikanperbaikan itu. Setidak-tidaknya ada beberapa alasan untuk
meningkatkan kemampuan manajemen rumah sakit:

1. Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang cepat.

5
Dalam 10-20 tahun terakhir, ilmu kedokteran (termasuk di Indonesia)
telah berkembang tidak saja ke tingkat spesialisasi dalam bidangbidang
ilmu kedokteran, tetapi sudah ke superspesialisasi. Sejalan Dengan ini,
teknologi yang dipergunakan juga semakin meningkat. Bisa Dipahami
bahwa investasi dalam dunia kedokteran dan rumah sakit akan semakin
mahal. Karena itu, manajemen rumah sakit yang tidak baik akan
menimbulkan pelayanan kesehatan yang semakin mahal atau sebaliknya,
bahwa rumah sakit tidak dapat berjalan dan bangkrut. Dalam hal ini perlu
disadari bahwa dengan perkembangan tersebut, pelayanan rumah sakit
pada dasarnya memang cenderung menjadi mahal.

2. Demand masyarakat yang semakin meningkat dan meluas.

Masyarakat tidak saja menghendaki mutu pelayanan kedokteran yang


baik, tetapi juga semakin meluas. Masalahmasalah yang dahulu belum
termasuk bidang kedokteran. terjadi apa yang disebut proses
medicalization. dapat dimengerti bahwa karenanya beban rumah sakit akan
semakin berat.

3. Dengan semakin luasnya bidang kegiatan rumah sakit, semakin diperlukan


unsurunsur penunjang medis yang semakin luas pula, misalnya: masalah-
masalah administrasi, pengelolaan keuangan, hubungan masyarakat dan
bahkan aspek-aspek hukum/legalitas. belum lagi kehendak pasien yang
menghendaki unsure penunjang non medis yang semakin meningkat sesuai
dengan kebutuhan manusia masa kini. Manajemen rumah sakit dengan
demikian akan semakin kompleks. makin lama makin dirasakan perlunya
peningkatan pengelolaan rumah sakit secara profesional.

1.2 Fungsi Manajemen Rumah Sakit

1. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting,


karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam

6
keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis
perencanaan spesifik yang dilaksanakan di RS, yaitu :

(a) perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang disusun berdasarkan


pola konsumsi dan pola epidemiologi,

(b) perencanaan tenaga professional kesehatan, dalam menentukan


kebutuhan tenaga tersebut misalnya ; tenaga perawat dan bidan,
menggunakan beberapa pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen,
beban kerja, dll.

2. Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber


daya yang dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk
mencapai tujuannya. Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan
kesehatan di rumah sakit, sama hal dengan di organisasi lainnya.

3. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan


hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen)
dan keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologis
akibat penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang sedang
dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS sangat
dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu :
a. Sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen
penerima jasa pelayanan kesehatan (customer service), dengan hasil
pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan sempurna, sembuh dengan
cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan
untuk kepuasan pasen dan keluarganya.
b. Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat kompleks,karena tenaga yang
bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.

4. Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati


secara terus menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang

7
sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap
penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan
adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan
indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja
(kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi tenaga yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan
dan dokter maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan
memudahkan dalam melakukan koreksi apabil ada penyimpangan.

1.3 Tujuan Manajemen Rumah Sakit

Tujuan manajemen rumah sakit seperti berikut ini :

a. Menyiapkan sumber daya


b. Mengevaluasi efektivitas
c. Mengatur pemakaian pelayanan
d. Efisiensi
e. Kualitas

Pencapaian tujuan tersebut di atas dari penelitian ternyata diperlukan


manajemen rumah sakit, tanpa upaya manajemen tak akan mencapai
tujuan.

Samsi Jacobalis menyatakan bahwa, masalah utama dari manajemen


rumah sakit saat ini adalah bagaimana mengatasi kelemahan-kelemahan
institusional, antara lain :

1) Bagaimana meningkatkan mutu sumberdaya manusia,

2) Bagaimana menyempurnakan sistem-sistem dirumah sakit,dan

3) Bagaimana menyempurnakan sarana untuk mendukung manusia dan


sistem.

8
1.4. Peran Sistem Informasi Manjamen Rumah Sakit (SIMRS)

Pengelolaan data Rumah Sakit sesungguhnya cukup besar dan kompleks,


baik data medis pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh
rumah Sakit sehingga bila dikelola secara konvensional tanpa bantuan
SIMRS akan mengakibatkan beberapa hal berikut:
a. Redudansi Data, pencatatan data medis yang sama dapat terjadi berulang-
ulang sehingga menyebabkan duplikasi data dan ini berakibat
membengkaknya kapasitas penyimpanan data. Pelayanan menjadi lambat
karena proses retreiving (pengambilan ulang) data lambat akibat
tttttbanyaknya tumpukan berkas.
b. Unintegrated Data, penyimpanan dan pengelolaan data yang tidak
terintegrasi menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-
masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
c. Out of date Information, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus
direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan
kurang dapat dipercaya kebenarannya
d. Human Error, kelemahan manusia adalah kelelahan, ketelitian dan
kejenuhan hal ini berakibat sering terjadi kesalahan dalam proses
pencatatan dan pengolahan data yang dilakukan secara manual terlebih
lagi jika jumlah data yang dicatat atau di olah sangatlah besar. Pemasukan
data yang tidak sinkron untuk pasien atau barang yang sama tentu saja
akan meyulitkan pengolahan data dan tidak jarang berdampak pada
kerugian materi yang tidak sedikit bagi rumah sakit.
Dengan bantuan SIMRS kelemahan diatas dapat di kurangi bahkan
dihindari. SIMRS membuat fungsi dari bagian perawatan lebih
dikonsentrasikan pada pelayanan perawatan/jasa medis secara profesional,
fungsi penagihan dilakukan oleh bagian keuangan sedangkan pemberian
potongan menjadi wewenang direksi. Para tenaga medis tidak perlu

9
memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan
pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama
untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis
tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja
para tenaga medis yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit secara keseluruhan.
Proses entri data penggunaan tindakan medis di masukkan ke sistem
komputer oleh operator dari setiap unit yang terintegrasi dengan bagian
keuangan sehingga data akan selalu terbarukan hal ini menutup kemungkinan
terjadinya manipulasi data disaat pasien akan membayar biaya perawatan.
Tanpa mengurangi misi sosial, pemberian diskon maupun subsidi perawatan
dapat dilakukan secara arif oleh direksi berdasarkan pertimbangan posisi
keuangan rumah sakit yang didapat dengan cepat dan tepat berdasarkan
informasi yang disajikan oleh sistem informasi.

1.5 Pertimbangan dalam membangun SIMRS

Pembangunan SIMRS tidak boleh dilakukan secara parsial tetapi harus


terintegrasi dengan mempertimbangkan berbagai sudut. Kita harus melihat
dari sudut administratif yang mengelola data-data pasien, transaksi dsb, atau
juga dari sisi pasien yang cenderung mengutamakan pelayanan kesehatan.
Pasien akan senang jika rumah sakit mampu memberikan kemudahan
mendaftar dan memilih dokter, menetapkan nomor antrian dimana semua itu
dapat dilakukan lewat telepon, SMS atau bahkan Internet. Pembayaran biaya
perawatan tidak harus tunai tetapi bisa dengan credit card atau debit card, dan
masih banyak lagi kemudahan layanan yang dapat disediakan oleh rumah
sakit. OLeh sebab itu dalam membangun SIMRS kita perlu
mempertimbangkan banyak factor diantaranya adalah:

a. Kebutuhan Pasien

10
Harapan pasien dari sebuah pelayanan kesehatan adalah diberikannya
layanan yang cepat, nyaman dan berkualitas. Tingkat mobilitas pasien
yang tinggi menuntut adanya komunikasi dan pelayanan yang cepat antara
pasien dan institusi kesehatan, yang selanjutnya antara pasien dengan
dokter. Pasien akan sangat tertolong bila sistem rumah sakit mampu
menyediakan kemudahan mendaftar ke dokter seperti lewat SMS, atau
lewat website rumah sakit. Sesungguhnya bagi pasien alat komunikasi apa
tidaklah penting karena faktor kecepatan, kenyamanan serta kebenaran
data yang didokumentasikan itulah yang terpenting.

b. Kebutuhan Pengelola Rumah Sakit

Dari sudut pengelola rumah sakit tentu saja menginginkan sebuah sistem
yang ideal, istimewa, yang mampu mengelola semua transaksi yang ada
secara akurat, efisien dan cepat, sehingga tak ada kata ‘terlambat’ pada
pembuatan laporan masing-masing unit pelayanan medik karena setiap
laporan akan tercetak otomatis dan terkirim secara otomatis pula.
Bilamana ini dapat terjadi dan sistem mampu mengelola dan menyajikan
data secara benar-benar BENAR’, maka pengelola akan banyak
diuntungkan, karena banyak mengurangi beban kerja semua komponen di
rumah sakit dan itu berarti efisiensi (penghematan dana). Pengelola RS
dapat mengalokasikan penghematan dana tersebut untuk pengembangan
SDM, pengembangan fasilitas rumah sakit dan peningkatan kesejahteraan
karyawan.

c. Kemampuan Perkembang

Banyak pengembang yang menawarkan berbagai macam solusi untuk


kebutuhan sistem informasi rumah sakit. Dari perorangan sampai yang
bermain dibelakang badan usaha (CV/ PT). Pengelola rumah sakit harus
jeli dalam memilih pengembang SIMRS. Banyak pengembang yang
memiliki kelemahan ‘belum mengetahui kondisi rumah sakit’ itu sendiri.
Oleh karena kebanyakan pengembang lebih dulu menguasai computer

11
daripada sistem rumah sakit. Untuk itu perlu adanya penghubung antara
pihak pengembang dan rumah sakit yaitu mediator yang sering disebut
sebagai ‘System Analyst’. Orang ini tahu tentang rumah sakit dan sistem
yang akan dibuat. Seorang system analyst tidak harus ahli komputer, yang
penting orang tersebut cukup tahu tentang administrasi rumah sakit dan
sedikit banyak tahu tentang sistem komputer, sehingga tidak menutup
kemungkinan dia adalah seorang dokter ataupun perawat.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rumah Sakit merupakan salah satu dari sekian banyak jasa pelayanan
yang memberikan pelayanan umum dibidang kesehatan bagi
masyarakat luas. Untuk itu pelayanan yang baik dan memuaskan bagi
masyarakat terutama pasien, menjadi hal yang utama perlu untuk
diperhatikan. Karena apabila yang kita berikan kepada pasien membuat
pasien puas dan dihargai maka akan berimbas baik kedepannya dimana
mereka akan mempercayakan pelayanan kesehatannya kepada rumah
sakit tersebut. Fungsi manajemen rumah sakit
Perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksana, dan
pengawasan pengendalian.

B. Saran

13
DAFTAR PUSAKA

C. Laudon, P. Jane Laudon, Kenneth. 2004. Management Information Systems.


Pearson International.

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma, 2002, ”Perencanaan dan Pembangunan Sistem


Informasi”, Penerbit Andi

14

Anda mungkin juga menyukai