IDENTITAS BANK
Bank juga merupakan organisasi perusahaan yang ditentukan oleh modal, tenaga
manusia, sarana berusaha, teknologi dan manajemen serta pasar bagi produknya. Selain
mempunyai persamaan dengan perusahaan lainnya, bank mempunyai ciri-ciri khusus yang
membedakan dari perusahaan pada umumnya. Justru ciri-ciri ini merupakan identitas bank
sehingga dapat dibedakan perusahaan bank dengan perusahaan bukan bank.
Adapun identitas tersebut, untuk memudahkan mengingatnya saya singkat OPSIOPA
yaitu singkatan dari:
O Objek usaha
P Pendapatan dan biaya perusahaan
S Sarana usaha
I Internal control
O Outlet usaha
P Persaingan usaha
A Asset perusahaan
1
"membuat uang" atau mendapatkan keuntungan.
Bedanya perusahaan selain bank, uang bukan object usaha tetapi sebagai sarana
untuk berusaha, sebagai alat likuiditas dan sebagai tujuan usaha. Uang dipandang sebagai
alat likuiditas, karena uang sebagai alat untuk membayar kewajiban-kewajiban yang harus
segera dibayar, sama seperti perusahaan lainnya.
Selanjutnya agar uang yang dijual kepada masyarakat itu dapat kembali dengan
2
baik, maka faktor intern yang penting harus diperhatikan adalah disiplin aparat bank yang
terkait dalam rantai penjualan uang tersebut. Disiplin dalam artiian loyal kepada bank
tldak melakukan rekayasa dalam pemberian pinjaman, bekerja sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada bank yang bersangkutan.
Biaya-biaya uang yang dihimpun dari masyarakat per produk dan biaya penyaluran
uang ke masyarakat per produk dapat dihitung secara rinci dengan cara "Urai Kegiatan".
Biaya penghimpunan uang dengan cara menguraikan seluruh kegiatan mulai dari
nasabah datang sampai uang tersimpan ditambah dengan biaya bunga atau bagi hasil
yang ditetapkan. Sedangkan biaya penjualan uang kepada masyarakat adalah dengan
menguraikan seluruh kegiatan yang dilakukan sejak uang diberikan kepada peminjam
sampai kembali ke bank.
Dengan cara "Urai Kegiatan", seluruh produk bank dapat dihitung secara detail
biaya-biaya yang dikeluarkan melalui penguraian biaya-biaya per kegiatan: biaya
personil, biaya kantor cabang, biaya kantor pusat, biaya bahan dan barang/formulir, biaya
komunikasi, biaya penyusutan peralatan dan lain-lain per produk. (Teknik "Urai Kegiatan"
akan di kemukakan di Bab Xl tentang "Harga Produk Bank").
Jelaslah bahwa pada perusahaan bank, pendapatan dan biaya yang dikeluarkan
sangat tergantung dari uang yang dihimpun yaitu asalnya dengan produk apa,
bagaimana pengelolaannya, serta penyaluran uang ke peminjam meliputi berapa banyak
volumenya dan bagaimana dapat mempertahankan kualitasnya sehingga menghasilkan
pendapatan dan justru tidak merugikan. Dapat diperoleh harga beli dan harga jual uang
sehingga mendapatkan spread yang optimal.
3
D. INTERNAL CONTROL DAI-AM PERUSAHAAN BANK
Konsekuensi sarana usaha bank adalah dokumen, dan bank adalah suatu bisnis
kepercayaan masyarakat, maka internal control pada bank demikian ketatnya. Kalau
dalarn perusahaan industri, seorang buruh pulang membawa hasil produk dari
perusahaan tersebut dengan kasat mata dapat dilihat.
Bukan pula selamanya bahwa dokumen itu bila dicuri oleh karyawan tidak akan
merugikan bank, tetapi yang berbahaya adalah manipulasi atas isi yang tercantum dalam
dokumen itu, Manipulasi ini bila terjadi kadang meliputi jumlah berlipat ganda jauh lebih
tinngi dari seorang buruh pabrik mencuri produk pabrik. Manipulasi dapat tejadi jika
sistem yang kurang mendukung dan intemal control yang tidak ketat.
Sistem yang dirancang sebagai upaya internal control. Contoh sistem penata
usahaan uang tunai di kasir setiap hari. Sistem penata usahaan simpanan uang nasabah.
Sistem pemutusan pemberian pinjaman uang kepada nasabah. Sistem pengelolaan
bahan dan barang keperluan kerja semisal formulir dan sebagainya, semua telah dibuat
rupa dan umumnya menggunakan kontrol ganda (dual control).
formulir cetakan blanko yang belum terisi, redaksi di dalamnya diisi oleh nasabah
atau pegawai bank, akan mengikat setelah terdapat isian dan otentikasi pegawai
bank.
Formulir berharga tanpa nilai nominal, semisal blanko cek, blanko bilyet giro, blanko
deposito, blanko wesel, blanko Letter of Credit per surat dan sebagainya tergantung
produk bank yang bersangkutan. Formulir seperti ini dikontrol keberadaannya
secara periodik dengan berita acara, kadang diperiksa secara mendadak oleh
petugas internal control. Formulir ini diawasi ketat persediaannya, keluar
masuknya, karena bila formulir tersebut keluar tidak sesuai prosedur .(misalnya
dicuri pihak tertentu) maka dapat merugikan nama baik bank, misalnya
dipergunakan untuk penipuan atau perbuatan tidak baik lainnya.
Sebagai ilustrasi, mengenai pengawasan uang tunai dilakukan setiap hafi diatur sistem
sodemikian rupa, dengan pengawasan berjenjang dan klop setiap hari.
4
Pengawasan Berjenjang
Uang tunai yang tersimpan di bank, setiap hari dalam keadaan harus klop, diatur
sistem pengawasan sedemikian rupa yaitu berapa uang masuk dan uang keluar dan
berapa seharusnya uang tunai secara fisik tersisa, banyak bank malah merinci uang
berdasarkan nilai nominalnya. Tidak diperkenankan kelompok teller pulang sebelum uang
tunai tersebut dinyatakan klop. (Jang tunai diperiksa harian, dengan pemeriksa pejabat
bank yang berwenang.
Pejabat pemeriksa tersebut di banyak bank dipergilirkan dengan tidak
memberitahukan jadual giliran tersebut kepada kelompok kasir atau teller. Pergiliran dan
tidak diberitahukan siapa yang melakukan opname uang tunai itu dimaksudkan agar
pihak terperiksa tidak dapat menduga perilaku pemeriksa yang dapat giliran hari yang
bersangkutan.
Intemal control ini tidak saja hanya oleh intem suatu outlet bank yang
bersangkutan, tetapi secara dadakan atau periodik dilakukan control intem oleh kantor
pusat, setiap bank mempunyai satuan unit kerja pengawasan intem ini, unit ini berada
5
langsung di bawah direksi bank.
Selain control intem, bank dikontrol juga oleh institusi dari luar yang memang
berwenang untuk mengontrol bank, yaitu dari Bank Indonesia sebagai pembina bank-
bank, kadang team pemeriksa datang secara mendadak tanpa memberitahukan terlebih
dahulu. Begitu datang sebelum kas buka, setelah menunjukkan surat tugas, langsung
minta dibukakan khasanah untuk memeriksa uang tunai, petugas bank sudah terbiasa
bahwa kapanpun uang diperiksa selalu sesuai antara jumlah uang secara phisik dengan
catatan pada buku yang diistilahkan bank dengan "klop". Pemeriksaan bank Indonesia
menurut berita terakhir ini akan lebih ditingkatkan lagi frequensinya sampai 5 kali dalam
setahun.
Pemeriksaan yang ketat ini bukan hanya menyangkut uang tunai, tetapi seluruh
kegiatan administrasi perbankan, selalu dapat diuji kebenaran administrasi secara harian,
dilakukan kontrol berlapis. Wujud konkrit kontrol tersebut adanya buku-buku pembantu
yang akurasinya selalu di!eaalisir oleh pejabat yang berwenang, selanjutnya setiap
kegiatan dilaporkan secara harian, mingguan, bulanan, triwulanan dan tahunan dalam
rangka kontrol dan evalusi perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan pembuatan
proyeksi kegiatan diwaktu mendatang.
Di era teknologi yang semakin canggih sekarang ini, alat kontrol berupa buku-buku
pembantu tersebut sebagian besar telah digantikan dengan sistem komputer.
Di dalam sistem internal control bank, selain dengan dirancang segala macam
sistem sarana pengawasan, pengawasan terhadap kejujuran penggerak sistem
(manusia/pelaksana) sangat diperhatikan, dalam kaitan itu maka pada bank, CUTI dan
ROTASI karyawan adalah juga merupakan alat intemal control. Karyawan diwajibkan
untuk melaksanakan cuti setiap tahun, banyak kasus penyelewengan/penyimpangan
prosedur yang dilakukan seorang karyawan ditemukan ketika yang bersangkuan sedang
cuti. Karena cuti diwajibkan dan menjadi waktu yang tepat untuk menilai pegawai
melaksanakan tugas, maka setiap pegawai bank akan lebih berhati-hati melaksanakan
tugasnya dari periode masuk dari cuti ke cuti berikutnya.
Begitu juga rotasi yang teratur dilaksanakan, membuat setiap karyawan bank
bekerja sesuai sistem dan prosedur, bukan atas dasar kehendak sendiri, meskipun
Inovasi dan kreatifitas harus dikembangkan, sebab setiap pegawai menyadari bahwa
pekerjaan yang dilakukannya sekarang dalam waktu yang tidak diketahuinya tetapi pasti
akan dilanjutkan oleh orang lain, akan diketemukan orang lain bila terdapat
penyimpangan.
Bank kehidupannya sangat tergantung pada nasabah, karena itu di mana lokasi
yang diperkirakan mempunyai nasabah potensial, maka berdirilah kantor bank. Hampir
disetiap mall dan kompleks perumahan yang besar bank mendirikan kantomya. Jaringan
kantor yang banyak dan lengkap ini akan menambah kepercayaan masyarakat sekaligus
akan memudahkan nasabah bertransaksi.
6
Jakarta kebanyakan hanya ada satu kantor saja per kota setingkat Kabupaten.
Untuk mendirikan suatu kantor bank dilakukan terlebih dahulu survey untuk
menganalisa seberapa jauh berdirinya kantor tersebut akan memberikan kontribusi
keuntungan kepada bank secara keseluruhan, setidaknya dalam jangka pendek outlet
tersebut sanggup membiayai dirinya sendiri. Untuk itu harus dihimpun data suatu lokasi
yang akan didirikan outlet baru berupa:
Berapa banyak potensi nasabah di lokasi tersebut, dengan data nasabah yang
telah ada di kantor cabang-kantor cabang lama di mana nasabah beralamat di
lokasi tersebut.
Potensi dana yang dapat dihimpun dari nasabah-nasabah yang telah ada tersebut,
karena proyeksi penghimpunan dana akan menjadi proyeksi sumber penghasilan
dari calon outlet baru, walaupun untuk sementara outlet baru tersebut belum
menyalurkan uang kepada nasabah. Pada banyak bank prestasi penghimpunan
dana merupakan penghasilan suatu out let, karena dana yang dihimpun diteruskan
atau seolah dljual ke cabang lain untuk dijual ke nasabah. Penjualan antarcabang
ini diberikan spread tertentu yang merupakan sumber penghasilan cabang
pengumpul uang tersebut.
Potensi perekonomian setempat untuk dapat menilai berapa banyak proyeksi
nasabah baru baik dalam artian penghimpunan uang, maupun nasabah yang akan
memerlukan pinjaman.
Dari data ramalan volume kegiatan tersebut dapat disusun jumlah personil yang
akan mendukung outlet baru tersebut. Jangka panjang jika sukses, dibakukan
penambahan dan perubahan sebagaimana mestinya. Bukan tidak pernah terjadi
kegagalan, akhirnya outlet baru dibuka itu harus ditutup.
Terakhir pertimbangan harga pengadaan lokasi dan letak staregis outlet gedung di
lokasi tersebut, termasuk keamanan, perparkiran.
Dalam hasil penilaian atas dasar analisa tersebut ada bank yang mendirikan
outlet baru tidak langsung berdiri sendiri, tetapi di bawah salah satu kantor cabang
yang sudah ada, out let baru merupakan sub branch atau kantor kas.
Produk yang diluncurkan bank kepada nasabah, baik produk penghimpunan uang
(produk pasiva) maupun produk penjualan dana (produk aktiva) dan produk jasa-jasa
hampir semuanya sama setiap bank. Oleh sebab itu maka persaingan antarbank sangat
ketat, nasabah akan memilih yang menurut mereka bank yang terbaik. Kriteria terbaik ini
relatif, masing-masing orang akan memberikan penilaian yang berbeda-beda. Bank
berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik tersebut, justru yang membedakan
satu bank dengan bank lain adalah pelayanannya.
Di samping itu termasuk menjadi penilaian nasabah dalam menentukan bank
pilihannya adalah organisasi bank yang bersangkutan, yaitu seberapa luas jaringan
kantor cabang bank tersebut di dalam dan di luar negeri, dalam rangka mempercepat dan
mempermudah transaksi.
Terakhir ini nasabah terutama yang menyimpan dana pada bank diberikan
semacam isyarat oleh pemerintah dengan terbentuknya Lembaga Penjamin Simpanan
atau LPS. Sesuai UU No. 24/2004. Nasabah harus lebih berhati hati menyimpan uangnya
7
pada bank, harus dinilai bank tersebut cukup baik atau tidak, sanggupkah
mengembalikan simpanan.
Untuk memberikan penilaian baik atau tidak suatu bank nasabah harus mampu
menilai bank apakah sehat atau tidak. Dewasa ini pengetahuan tentang bank bukan
hanya harus dikuasai oleh orang yang berkecimpung di bidang usaha dan bidang
perbankan saja, tetapi juga harus diketahui masyarakat luas, sekurang-kurangnya dapat
melihat bank sehat atau tidak agar tidak keliru menyimpan uangnya. Kriteria bank sehat
secara umum terindikasi dari: Pen-nodalannya, Kualitas pinjaman yang diberikannya,
Pengelolanya, Kinerjanya, Kemampuan memenuhi komitmentnya.
Sementara itu di Sisi modal, diberikan batas maksimum modal tersebut dapat
dipergunakan, misalnya ditentukan pada modal inti laba tahun berjalan hanya 50%
yang dapat diakui, sementara pada modal pelengkap, modal lain-lain dianggap
sebagai modal hanya 50%.
8
Kualitas kredit yang diberikannya. Infonasi kualitas kredit bermasalah (non
performance loan NPL) disuatu bank secara garis besar dapat diperoleh dari
media massa baik cetak maupun elektronik. Ketentuan yang berlaku di bank
kualitas kredit ditandai dengan "kolektibilitas". Bank Indonesia membagi nasabah
dalam lima kolektlbilitas yaitu:
Pengelolanya. Dinilai reputasi pengelola bank tersebut. Secara umum bila telah
berhubungan dengan bank yang bersangkutan gambaran kualitas manajemen bank
tersebut sedikit dapat diketahui, misalnya kecepatan dan ketepatan pelayanan,
kedisiplinan para karyawannya, keteraturan prosedur pelayanan dan lain
sebagainya. Bank Indonesia dalam memberikan penilaian manajemen bank mem-
berikan ratusan pertanyaan kepada bank yang dinilai, kemudian jawaban atas
peflanyaan tersebut diberi nilai secara kualitatif. Angka penilaian bidang
manajemen ini digabungkan dengan angka-angka aspek penilaian lainnya untuk
menentukan bank yang bersangkutan termasuk: sehat, cukup sehat, kurang sehat
atau tidak sehat.
9
pengelolaan bank secara keseluruhtn, dikenal dengan rasio ROA (return on
assets), dengan membandingkan "pendapatan bersih" dengan 'total assets".
e. Kemampuan manajemen dalam mengelola perkreditan. Ukurannnya adalah
perbandingan "penerimaan bunga atas kredit yang diberikan dan pendapatan
lainnya karena kegiatan kredit" dibandingkan dengan 'total kredit yang
diberikan".
Dari parameter tersebut masyarakat umum dapat menilai kesehatan suatu bank
untuk memutuskan ke bank mana uang akan disimpan. Penilaian ini dengan
menggunakan teknik penilaian oleh team penilai dari institusi yang berwenang menilai
bank. Data kualitatif dari aspek yang dinilai diberikan angka sehingga dapat membanding
antara satu bank dengan bank lainnya akan tingkat kesehatannya, atau dapat
menentukan bank tersebut dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak
sehat. Penilaian kesehatan bank dibahas di Bab XV dalam buku ini
Assets perusahaan bank lebih banyak dalam bentuk likuiditas, daripada dalam
bentuk phisik, karena usahanya adalah dalam bidang memperdagangkan uang. Bank
oenantiasa siap untuk mencairkan dana baik berbentuk uang tunai maupun membayar
kowajiban melalui lalu lintas pembayaran dengan pemindah bukuan. Bila dijumlahkan
maka assets dalam bentuk likuid lebih besar dari assets dalam bentuk phisik seperti
gedung kantor, peralatan kerja.
Asset bank terdiri dari alat-alat likuid, uang tunai dan tertanam dalam piutang
kepada debitur. Pada bank dikenal Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Jika
kredit dipersamakan dengan suatu produk pada perusahaan pabrikan (industri), maka
bank dibatasi menjual hasil produksinya, sedangkan pada perusahaan industri, tidak
dibatasi menjual produknya.
BMPK suatu bank dibatasi sesuai ketentuan yang berlaku berbanding lurus dengan
jumlah permodalan bank tersebut dikaitkan dengan performance kredit yang
diberikannya. Performance kredit mempengaruhi (mengurangi) permodalan bank yang
bersangkutan karena semakin jelek kualitas kreditnya akan semakin banyak jumlah
modal yang harus di sisihkan untuk pencadangan risiko non performance loan.
10
BAB 2
PENGERTIAN
Konsumtif dalam artian kredit, adalah pengguna dana yang meminjam dana dari
bank untuk keperluan memenuhi kebutuhan untuk digunakan sendiri, bukan untuk
diperdagangkan, atau peminjaman dana bukan dengan tujuan untuk usaha. Dalam
kelompok konsumtif ini ada berskala kecil misalnya pembelian sepeda motor, alat rumah
11
tangga, alat electronic dan lain-lain. Sedangkan berskala besar seperti pembelian rumah.
Dari _pengertian dan uraian di atas maka yang dapat dikelompokkan sebagai badan
usaha yang tergolong lembaga keuangan:
1. Bank
2. Asuransi
3. Dana pensiun
4. Perusahaan pembiayaan
5. Lembaga perkreditan
6. Perusahaan reksa dana
7. Pegadaian
A. PENGERTIAN BANK
Dari pengertian lembaga keuangan yang telah disebutkan di atas, maka bank
adalah lembaga keuangan yang usahanya menyerap dana dari kelompok masyarakat
yang berkelebihan dana dan menyalurkan dana tersebut kepada kelompok masyarakat
yang kekurangan dana dan ri,embutuhkan dana tersebut seita memenuhi persyaratan
tertentu untuk diberikan bantuan dana tersebut.
Menurut Undang-undang yang berlaku saat ini bank diartikan: 'badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak"
1. Bank umum
2. Bank Perkreditan Rakyat
Untuk jelasnya menurut Undang-undang No.7 tahun 1992 tanggal 25 Maret 1992
yang disempumakan dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998, sehingga pasal 1 Undang-undang 7/1992 yang semula terdifi atas 20 ayat menjadF
28 ayat. Pengertian mengenai bank dapat dikutipkan dari pasal 1 mulai ayat 1 sainpai
ayat 4 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1.
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
12
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran;
dan seterusnya sampai dengan ayat 28
Melalui pengertian dari Undang-undang di atas terdapat beberapa hal yang dapat
dlkemukakan yaitu pengertian:
1. Perbankan
2. Bank
3. Bank umum
4. Bank Perkreditan Rakyat.
Perbankan
Segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, dengan demikian maka segala
sesuatu usaha yang memproses dan melaksanakan kegiatannya seperti halnya
dilakukan oleh bank seperti halnya bank, apalagi menamakan lembaganya sebagai bank
disebut perbankan. Setiap kegiatan yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kepada masyarakat harus mendapat izin sebagai bank. Seperti yang
dimuat dalam pasal 16 Undang-undang perbankan:
Pasal 16
(1) Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai
Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia,
kecuali apabila kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat dimaksud diatur
dengan Undang-undang tersendiri.
(2) Untuk memperoleh izin usaha . . dan seterusnya sampai dengan ayat 3.
Dengan demikian, tidak boleh ada perseorangan ataupun suatu badan usaha yang
melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat dan memberikan pinjaman
dalam bentuk kredit, beroperasi tanpa izin. Karena kegiatan itu adalah merupakan
kegiatan bank, bank beroperasi harus mendapatkan izin dari bank Indonesia. Bila
perseorangan atau badan hukum melakukan kegiatan seperti bank dimaksud tanpa izin,
dilarang dan disebut dengan bank gelap.
Bank
Bank umum
13
Bank Konvensional
Artinya bank dengan pelaksanaan ketentuan yang berlaku seperti yang telah
berlaku umum selama ini, jadi dalam hal ini praktik bank secara umum selama ini,
simpanan pada bank mendapatkan bunga yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada bank. Demikian juga ketentuan tingkat bunga
pinjaman ditentukan oleh bank sesuai tingkat bunga yang berlaku. (Konvensionil
menurut arti bahasa dalam kamus umum bahasa Indonesia berarti: "menurut apa
yang sudah menjadi kebiasaan")
1. Lancar, kelompok 1
2. Perhatian khusus (special mention). kelompok 2
3. Kurang lancar (substandard), kelompok 3
4. Diragukan (doubtful), kelompok 4
5. Macet, kelompok 5
Dana yang disalurkan bank dalam bentuk kredit tersebut pada dasarnya bukan
dana bank itu sendiri, melainkan dana yang dihimpunnya dari masyarakat, termasuk
dana masyarakat yang menyimpan dananya dengan motive untuk mencapai target
simpanan tertentu guna melaksanakan suatu cita-cita tertentu dengan bersusah payah
menyisihkan dananya, oleh karena itulah maka bank dalam melaksanakan kegiatannya
harus dengan penuh kehati-hatian seperti yang diisyaratkan dalam pasal 2 Undang-
undang No 7/1992 yang berbunyi: "perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian".
14
Aktivitas Bidang Pasiva
Kegiatan ini adalah kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dan pihak ketiga
lainnya dengan berbagai bentuk. Dikenal dalam istilah perbankan dengan "produk" dana.
Produk dana ini ditawarkan oleh bank-bank kepada masyarakat dan pihak ketiga dalam
rangka menghimpun dana, dengan berbagai kemudahan dan fasilitas, sehingga
memotivasi masyarakat penyimpan untuk menitipkan dananya pada bank yang
bersangkutan.
Dikenal berbagai macam bentuk simpanan yang dapat dikelompokkan berupa
reker:ing giro atau current accouTt, deposito atau time deposit, tabungan atau saving
deposit, sertifikat deposito dan Deposit on call.
Giro
Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap waktu dengan
menggunakan cek, bilyet giro (surat perintah pembayaran) atau dengan cara pemindah
bukuan disebut juga dengan demand deposit.
Deposito
Simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesudah jangka
waktu tertentu, menurut perjanjian antara penyimpan, dengan bank. Disebut juga dengan
time deposit.
Sertificate deposito
Simpanan pada bank yang diterbitkan atas unjuk, dengan bunga dibayar dimuka
dengan sistem discount.
Deposit on call
Tabungan
15
dalam usahanya tidak memproduksi barang melainkan memproduksi jasa-jasa
berupa:
1. pemberian kredit,
2. pemberian fasilitas penjaminan,
3. jasa sebagai perantara perdagangan luar negeri,
4. sebagai perantara perdagangan dalam negefi,
5. penyelenggara transfe uang dalam dan luar negeri,
6. jasa penitipan (safe deposit box),
7. jasa penukaran uang asing
8. jasa pencairan warkat-warkat bayar atas unjuk dari luar negeri, dan sebagainya
Pengertian yang lebih khusus, yang dimaksud bidang jasa disini adalah khusus
pada bidang-bidang yang melayani jasæiasa dalam transaksi pembayaran, di mana
kegiatan jasa bidang pembayaran ini hanya boleh dilakukan oleh bank umum.
Tidak boleh dilakukan oleh bank perkreditan rakyat. Bank umum dalam kegiatannya
lebih lanjut biasanya untuk lebih meluaskan jangkauan usahanya akan
memposisikan diri sebagai bank umum devisa setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia. Aktivitas bidang jasa-jasa bagi bank umum biasa yang belum bank
devisa, adalah semua jasa diluar jasa bidang pembayaran luar negeri dan valuta
asing, sedangkan bank umum dan sekaligus sebagai bank devisa dapat melakukan
kegiatan seluruh bidang jasa termasuk lalu lintas pembayaran dengan luår negeri
dan kegiatan jasa valuta asing, sehingga aktivitas bidang jasa bagi bank umum
devisa antara lain sebagai berikut:
1. Pengiriman uang dalam negeri yang biasanya disebut dengan transfer masuk
dan transfer keluar.
2. Pengiriman uang luar negeri, yang biasa disebut dengan inward transfer dan
outward transfer.
3. Inkaso atau collection
4. Trade service, yaitu kegiatan ekspor-impor
5. Perdagangan valuta asing yakni jual beli mata uang asing.
6. Pengambil alihan dan penjualan Travelers Cheque
7. Pembayaran Clean L/C
8. Perantara perdagangan dalam negeri dengan bentuk SKBDN (IJC dalam
negeri)
9. Jasa safe deposit box, dan jasa lainnya.
Pengertian Bank Perkreditan Rakyat, seperti yang diatur dalam pasal 13 Undang-
undang No 7/1992 yang telah diubah dengan Undang-Undang No.10/1998 dapat
dikutipkan sebagai befikut:
Pasal 13
16
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk Iainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. Memberikan kredit;
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank Iain.
Selanjuaya kegiatan yang dilarang bagi Bank Perkreditan Rakyat seperti yar:g
dimuat dalam pasal 14 UU No. 7/92 setelah diubah dengan UU No. 10/98 yaitu:
a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
c. Melakukan penyertaan modal;
d. Melakukan usaha perasuransian;
e. Melakukan usaha Iain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13.
B. ASURANSI
Pasai I
Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan:
1. Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
2. Objek Asuransi adalah benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia,
tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang,
rusak, rugi dan atau berkurang nilainya.
Kegiatan asuransi terkait dengan lembaga keuangan karena salah satu Sisi
kegiatan dari asuransi„ adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui penerimaan
premi, seperti yang tertuang dalam pasal 2 UU No.2/1992, yang secara lengkap berbunyi:
a, Usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana
masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan
kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan
timbulnya kerugian karena sesuatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap
17
hidup atau meninggalnya seseorang.
b. Usaha penunjang usaha asuransi, yang menyelenggarakan jasa keperantaraan, penelitian
kerugian asuransi dan jasa aktuaria.
C. DANA PENSIUN
D. PEGADAIAN
18
dijangkau oleh masyarakat. Bab XX. khusus mengupas Reksa Dana
F. LEMBAGA PEMBIAYAAN
Lembaga pembiayaan yang telah banyak dikenal antara lain: Factoring, Forfaiting,
ventura.
1. Factoring
Adalah perusahaan yang mengambil alih risiko bad debt (piutang yang bermasalah)
yang terdiri atas:
Recourse factoring
Risiko bad debts tetap berada pada client atau nasabah, jadi maksudnya
apabila penagihan gagal, maka nasabah yang menanggung risiko kegagalan
itu, dengan demikian pembiayaan yang sudah diterimanya atas penjualan
piutang itu dikembalikan kepada perusahaan factoring berikut biaya-biaya
yang timbul karenanya.
2. Forfaiting
Adalah lembaga yang memberikan pembiayaan untuk penagihan piutang
antarnegara, di mana lembaga tersebut berada di negara pembeli memberikan
pembiayaan kepada penjual, tanpa hak recourse kepada penjual.
3. Ventura
Lembaga pembiayaan ventura adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
4. Leasing
Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-
barang modal untuk dipergunakan suatu perusahaan, dengan jangka waktu
berdasarkan pembayaran berkala. Leasing dibagi menjadi:
* Financing leasing, yaitu penerima fasilitas dapat memilih angsuran untuk hak
pakai atau hak milik.
* Operating leasing, yaitu penerima fasilitas hanya mempunyai hak pakai.
Bahasan khusus tentang Lembaga Pembiayaan pada Bab XXI).
BAB 3
JENIS LEMBAGA PERBANKAN
19
Jenis lembaga perbankan dapat dikelompokkan antara lain menumt:
1. Fungsinya
2. Pemiliknya
3. Penciptaan uang giral
4. Menurut Undang-undang
5. Barang yang disimpan dan disalurkan.
1. Bank milik Negara, yaitu semua bank yang modal dari bank tersebut adalah
merupakan penyertaan modal negara, hingga saat buku ini ditulis, bank milik
negara terdiri atas:
20
a. Bank Indonesia, suatu bank merupakan lembaga negara, sebagai
pemegang kas Pemerintah.
b. Bank Mandiri, sebuah bank milik pemerintah diatur berdasarkan Peraturan
pemerintah no 75/1998 tanggal 1 Oktober 1998 tentang penyertaan modal
negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan perseroan (Persero)
di bidang perbankan. Penyeflaan modal negara RI pada PT Bank Mandiri
pada saat pendiriannya adalah berasal dari kekayaan negara berasal dari
dua sumber.
Sumber pertama dari saham milik negara yang ada pada keempat bank
milik negara yaitu:
2. Bank milik swasta, bank-bank milik swasta, karena modalnya adalah sepenuhnya
berasal dari pemodal swasta. Sehubungan dengan asal swasta yang memodali
bank tersebut dapat dibagi tiga kelompok yaitu:
a. Bank-bank milik swasta nasional, dapat berbentuk:
21
3. Bank milik pemerintah Daerah
Bank-bank milik Pemerintah Daerah yang keberadaannya sesuai UU 'No.13/1962.
Setiap daerah Propinsi mempunyai bank pemerintah daerah yang lazimnya disebut
dengan Bank Pembangunan Daerah. Bahkan saat ini BPD modalnya ada sebagian
yang dibantu permodalannya dengan penyertaan modal pemerintah yaitu: BPD Su-
matera Utara, BPD Bengkulu, BPD Lampung, BPD Kalimantan Barat, BPD Kali-
mantan Timur, BPD Sulawesi Utara, BPD Sulawesi Tengah, BPD Nusa Tenggara
Barat, BPD Nusa Tenggara Timur sesuai PP RI No. 411999 tgl 18-01-1999.
4. Bank Koperasi
Bank-bank yang didirikan dengan modal yang dihimpun dari perkumpulan koperasi.
Bank koperasi didirikan dengan kekuatan SK Menteri Keuangan RI. No.
Kep.800/MK/lV/ll/1969 'gl 22-11-69 serta Keputusan bersama antara Gubernur Bl
dan Mentranskop No. 19a/GBl/72 per 350/KPTS/Mentranskop/192 tgl 16-08-1972.
Pada tahun 1987 berdiri Bank Umum Koperasi Indonesia BUKOPIN.
Dari segi penciptaan uang giral, maka bank dapat dibedakan atas Bank Primer dan
Bank Sekunder.
Khusus untuk Bank Indonesia terakhir diatur dengan UU No.23/1999, dan UU No.
3/2004. Bank menurut UU No.7/1992 dan perubahannya dengan UU No.1 0/1998 jenis
bank dibagi menjadi:
Bank Umum, dan
Bank Perkreditan Rakyat.
22
Bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat dapat melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional maupun dengan prinsip Syariah.
Atas dasar Undang-undang tentang perbankan No. 7/92 diubah dengan No.10/98
tersebut maka pembagian bank yang telah dibicarakan di atas yaitu menurut fungsinya,
pemiliknya dan lain-lain sudah tidak ditampakkan lagi dalam Undang-undang, sehingga
pengelompokan bank saat ini dibedakan dari badan hukumnya yaitu:
Dengan ketentuan Undang-undang 7/92 dan 10/98 tersebut tampak bahwa Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat ada tiga kemungkinan untuk mempunyai badan
hukum yang sama yaitu:
1. Perusahaan Daerah,
2. Koperasi, dan
3. Perseroan Terbatas.
BAB 4
23
A. TUGAS BANK INDONESIA
Tugas-tugas Bank Indonesia secarz jelas diatur dalam UU No. 23/1999 kemudian
diubah dan disempumakan dengan UU No. 3 tahun 2004 yaitu:
24
d. Pengaturan kredit dan pembiayaan; antara lain menetapkan
pembatasan kualitatif dan kuantitatif atas pemberian kredit.
Cara-cara pengendalian moneter ini dapat dilaksanakan juga dengan
prinsip Syariah yang akan ditetapkan dengan peraturan Bank Indonesia.
Kebijakan moneter
25
mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan
memusnahkan uang dimaksud dari peredaran.
26
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2, Memberikan kredit;
3, Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
4, Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Deposito
berjangka, Sertifikat deposito dan/atau tabungan pada bank lain.
Salah satu bank di Indonesia yang telah menerapkan praktik perbankan dengan
prinsip Syariah adalah bank Muamalat menurut Zainul Arifin (1999:91) bahwa misi dari
bank Muamalat adalah:
1. Turut berperan dalam menunjang pembangunan ekonomi bangsa Indonesia
terutama melalui peningkatan peranan pengusaha muslim dalam perekonomian
nasional dan bertindak sebagai katalisator pengembangan lembaga-lembaga
keuangan syariah di Indonesia
2. Memberikan laba (profit) yang wajar bagi pemegang saham
3. Mengusahakan pertumbuhan perusahaan (corporate growth) yang optimal
4. Memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat Islam (social contribution)
5. Memeliharä dan meningkatkan mutu kehidupan bekerja (quality o/ work life).
Jual-beli
Jual beli adalah transaksi yang melibatkan dua pihak yakni satu pihak sebagai
pembeli dan pihak lain sebagai penjual diikat dengan suatu kesepakatan jual-beli. Di
dalam prinsip perbankan syariah jual-beli menurut Zainul Arifin (1999: 200-205)
digolongkan menjadi sebagai berikut:
a. Bai'Al-Muthlaqah
Adalah jual-beli biasa, yaitu pertukaran barang dengan uang. Uang berperan
sebagai alat tukar.
Aplikasi dalam lembaga keuangan: bai'al muthlaqah dilakukan untuk
pelaksanaan jual beli barang.
b. Muqayyadah
Jual-beli, transaksi dilakukan dengan menukar barang dengan barang
27
(bater), penerapan sistem ini dalam transaksi eksporfimpor di mana tidak
didapatkan penyelesaian transaksi dengan jual beli melalui mata uang asing.
c. Shaff
Jual-beli mata uang dengan uang asing yang berbeda, bentuk ini dapat
diaplikasikan dengan jual beli dari mata uang dollar ke rupiah atau sebaliknya dan
juga dalam bentuk transfer.
d. Murabahah
Jual-beli di mana harga dan keuntungan disepakati antara penjual dan
pembeli, dalam lembaga keuangan model ini diaplikasikan antara nasabah dengan
bank, nasabah sebagai pembeii dan bank sebagai penjual, dengan harga dan
keuntungan disepakati di awal.
e. Musawamah
Jual-beli biasa di mana penjual tidak memberitahukan harga pokok dan
keuntungan yang didapatnya
f. Tuliyah
Jual-beli di mana penjual tidak memungut keuntungan, akan tetapi menerima
komisi.
g. Muwadha'ah
Penjualan dengan discount, misalnya suatu bank menjual inventarisnya di
bawah harga karena akan mengganti baru, sedangkan yang lama nilai bukunya
telah habis.
h. Bai' Salam
Pembeli memberikan uang terlebih dahulu kepada penjual atas barang yang
telah disebutkan spesifikasinya dan diantarkan kemudian. Contoh bank memberi-
kan pembiayaan untuk pengolahan produk pertanian. Ketika panen hasil pertanian
tersebut dibeli oleh bank dengan uang yang sudah dibayarkan terlebih dahulu.
Sementara itu uang hasil pembayaran tersebut dipergunakan petani untuk modal
mengolah lahan.
i. Istishna
Jual beli dilakukan di mana penjual membuat barang yang dipesan pembeli
dengan modal sendiri.
Bagi Hasil
a. Mudharabah
Akad yang dilakukan antara pemilik modal dengan pengelola, keuntungan
disepakati di awal kesepakatan untuk dibagi beæama dan kerugian ditanggung
pemilik modal. Bentuk ini adalah pembiayaan yang diberikan oleh lembaga bank
Syariah kepada nasabah pengelola suatu proyek, setelah diperhitungkan keuntungan
disepakati dibagi di awal pejanjian, bilamana rugi maka pihak pemodal menang-
28
gungnya.
b. Mudharabah Muqayyadah
Sama dengan model Mudharabah, bedanya ialah proyek yang menentukan
adalah pihak pemberi modal.
c. Musyarakah
Serikat, yaitu antara dua pemilik mocal menggabungkan modalnya guna
usaha tertentu sedangkan yang melaksanakannya ditunjuk salah satu di antaranya,
aplikasi dalam bank Syariah, ialah membiayai usaha nasabah tetapi tidak 100%,
nasabah mempunyai self financing. Dalam hal ini yang mengelola adalah nasabah.
d. Musyarakah Mutanaqishah
Akad antara dua pihak yang berserikat dalam suatu barang, di mana salah
satu di antaranya membeli bagian dari yang lain atas barang tersebut. Bentuk ini
dalam bank Syariah diterapkan atas pembiayaan suatu proyek di' mana nasabah
dengan self financing sejumlah tertentu
Akad-Akad Jasa
a. Wadiah
Wadiah adalah akad yang 'terjadi antara dua pihak, di mana pihakspertama
menitipkan suatu barang kepada pihak kedua.
Aplikasi dalam lembaga keuangan: lembaga keuangan menerapkan akad ini
pada rekening giro (liabilitas)
b. Ijarah
Ijarah adalah akad sewa-menyewa barang antara dua pihak.
Aplikasi dalam lembaga keuangan: akad sewa yang terjadi antara lembaga
keuangan (pemilik barang) dengan nasabah (penyewa), dengan cicilan sewa yang
sudah termasuk cicilan pokok harga barang. Karena itu, biasanya ijarah ini dinamai
dengan Ijarah Wal Iktina atau Ijarah al-Muntahia Bitamliik.
c. Wakalah
Wakalah adalah perwakilan antara dua belah pihak.
Aplikasi dalam lembaga keuangan:
1. Wakalah biasanya diterapkan untuk pembuatan letter of credit, atas
pembelian barang di luar negeri (L/C Import, atau penerusan permintaan
akan barang dalam negeri dari bank luar negeri (L/C export);
2. Wakalah juga diterapkan untuk melakukan transfer dana dari nasabah
kepada alamat di tempat lain.
d. Kafalah
Kafalah adalah akad jaminan suatu pihak kepada pihak lain.
Aplikasi dalam lembaga keuangan: dalam lembQa keuangan biasanya
digunakan untuk membuat garansi atas suatu pruek (peffonnance bonds), partisipasi
dalam tender (tender bond), atau pembayaran lebih dulu (advanæ payment bond).
e. Hawalah
Hawalah adalah akad pemindahan utang Ipiutang suatu pihak kepada pihak
yang lain.
29
Aplikasi dalam lembaga keuangan:
1. Dalam lembaga keuangan, hawalah diterapkan pada fasilitas tambahan
kepada nasabah pembiayaan yang ingin menjual produknya kepada
pembeli dengan jaminan pembayaran dari pembeli tersebut dalam bentuk
giro mundur. Ini lazim disebut Post Dated Check;
2. Bisa juga diterapkan pada produk factoring.
f. Rahn
Rahn adalah akad menggadaikan barang dari satu pihak kepada pihak yang
lain, dengan uang sebagai gantinya.
Aplikasi dalam lembaga keuengan:
1. Akad ini digunakan sebagai akad tambahan pada pembiayaan yang
berisiko dan memerlukan jaminan tambahan;
2. Akad ini juga dapat menjadi produk tersendiri untuk keperluan nasabah
yang sifatnya jasa dan konsumtif, seperti pendidikan, kesehatan, dan
sebagainya. Lembaga keuangan tidak menarik manfaat apapun kecuali
biaya pemeliharaan atau keamanan barang tersebut.
g. Qard
Qard adalah akad pinjam-meminjam (uang) antara suatu pihak dengan pihak
lainnya. Jika ada jaminan, maka ini menjadi rahn.
Aplikasi dalam lembaga keuangan:akd ini menpdi fasilitæ tambahan bQi
nasabah pembiayaan yang memeriukan dana mendesak untuk membiayä usahanya.
Pemaparan secara lebih mendalam tentang Bank Syariah dimuat di dalam
buku ini pada Bab XIV.
BAB 5
SUMBER DANA BANK
30
Sumber dana Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
Walaupun sumber dana dari pembagian 4 kelompok model bank tersebut di atas
terdapat perbedaannya namum mempunyai kesamaan yaitu masing-masing mempunyai
sumber dana yang berasal dari:
a. Sumber dana sendiri yaitu dari modal sendiri yang diperoleh dari para pendiri/
pemegang saham dan juga dari keuntungan, cadangan dan sisa laba tahun lalu,
laba yang ditahan, laba tahun berjalan dan agio saham, serta penilaian kembali
aktiva tetap. Modal sendiri suatu bank, adalah modal awal pada saat pendirian
bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau peraturan
pendirian bank.
b. Sumber dana dari lembaga keuangan lain, misalnya pinjaman dari pasar uang
antarbank, Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), Program bantuan kredit luar
negeri melalui Pemerintah yang dikenal dengan two step loan, fasilitas diskonto.
KLBI adalah kredit yang dibefikan oleh bank Indonesia kepada bank untuk disalurkan
kepada masyarakat, besamya bunga KLBI lebih rendah dari kredit yang disalurkan
oleh bank yang bersangkutan kepada masyarakat, sehingga bank tersebut
mendapatkan keuntungan dari selisih bunga tersebut. KLBI biasanya diberikan oleh
Bank Indonesia melalui perbankan operasional untuk program-program tettentu. Two
step loan adalah kredit untuk sektor-sektor usaha tertentu sesuai dengan persyaratan
negara yang memberikannya, untuk disalurkan oleh suatu bank kepada pengusaha
sesuai dengan persyaratan tersebut. Fasilitas diskonto merupakan modal sendiri
suatu bank, karena melalui fasilitas teæebut suatu bank yang melaksanakan
pendiskontoan wesel yang ditagih keluar negeri misalnya, akan mendapatkan dana
segar dari bank Indonesia selama jangka waktu tertentu sampai kewajibån harus
membayar wesel yang ditagih teæebut timbul.
c. Sumber dana dari masyarakat, berupa rekening giro dan dana transfer (BPR tidak
diperkenankan, hanya bank umum), deposito, tabungan, sertifikat deposito, obligasi,
saham dari masyarakat (untuk bank yang sudah go publik).
Giro
Penarikan dapat dilakukan oleh pihak pembuka rekening giro yang istilahnya
disebut nasabah girant, sepanjang saldo rekening giro yang bersangkutan cukup untuk
memperhitungkannya.
Yang dimaksud cukup untuk memperhitungkannya adalah, dana yang disimpan
nasabah masih cukup untuk membayar Cek/Bilyet giro pada saat diunjukkan kepada
bank untuk dibayar. Sebagai contoh dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Nasabah giro A menyetor pada waktu pembukaan rekening tanggal 16 April tahun
xxxx sebesar Rp50 juta. Pada hari itu juga yang bersangkutan. mendapatkan buku
Cek/BiIyet giro. Kepada nasabah yang bersangkutan dibebankan biaya melalui rekening
gironya oleh Bank untuk pengadaan buku Cek/Bilyet giro sebesar Rp50 ribu dengan
31
demikian saldo rekening giro tuan A tersisa Rp49 juta 950 ribu. Penarikan maksimum
yang dapat ditarik oleh tuan A hanya Rp49 juta 950 ribu. Bila tuan A menarik lebih besar
dari jumlah tersebut berarti penarikan melebihi saldo yang tersedia sehingga tidak cukup
untuk diperhitungkan.
Bila seorang nasabah membuka rekening Giro pada bank berarti bank yang
bersangkutan melakukan hubungan hukum dengan nasabah tersebut. Karena
menyangkut hubungan hukum maka tidak begitu saja setiap orang yang datang ke Bank
dapat dilayani membuka rekening Giro. Adapun nasabah yang dapat dilayani untuk
membuka rekening Giro, sehingga nasabah itu mempunyai hubungan hukum yaitu
hubungan rekening dengan bank adalah:
a, Cakap berbuat hukum baik perusahaan yang berbadan hukum maupun yang
belum berbadan hukum.
Bagi orang perorangan pengertian (kriteria) cakap berbuat hukum ialah sudah
dewasa, tidak di bawah pengampuan. Sudah dewasa menurut hukum yaitu
mencapai usia 21 tahun atau telah menikah (pasal 330 KUH perdata). Sedangkan
ditaruh di bawah pengampuan yaitu orang-orang yang secara phisik telah dewasa,
tetapi mempunyai kelainan dari manusia yang nonmal misalnya: boros, sakit jiwa.
1) Badan bukan badan hukum
Bentuk suatu badan bukan berbadan hukum adalah:
Perseroan (maatschaap), suatu badan yang didirikan atas dasar
persetujuan di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu dalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan yang diperoleh karenanya.
Perseroan Firma, suatu badan usaha yang didirikan oleh beberapa
orang di bawah suatu nama bersama, didirikan dengan akte otentik dan
didaftarkan di pengadilan negori ditempat Firma itu didirikan.
Perseroan Komanditer (CV), sama seperti Firma tetapi di dalam suatu
perseroan Komanditer terdapat 2 jenis pesero yaitu: Pesero diam, di
mana para pesero ini hanya menyetor sejumlah modal tertentu dan
tidak turut aktif mengurus perseroan. Pesero Aktif, yaitu pesero yang
menjadi pengurus perseroan tersebut.
Yayasan, suatu perkumpulan yang didirikan dengan tujuan tertentu
tanpa anggota, terutama bergerak dibidang sosial. Akan tetapi menurut
kebiasaan (doktrin) yayasan dapat digolongkan sebagai badan hukum
apabila: Didirikan dengan akte notaris, adanya pemisahan harta
pengurus dengan yayasan, mempunyai tujuan usaha sosial dan adanya
suatu organisasi.
32
Badan hukum Privat, badan hukum yang dasarnya adalah hukum
privat yakni: Perseroan Terbatas, Koperasi, Dana Pensiun.
b. Nasionaitas
Badan hukum nasional
Bahwa dasar hukum dari badan hukum tersebut berlaku hukum
Indonesia dan pengurusnya tunduk kepada hukum Indonesia.
Bentuk badan hukum atas dasar hukum yang mengaturnya dan atas dasar
nasionalitas misalnya berbentuk:
33
dan proses serta prosedur penerbitan akte pendirian dan perubahannya,
karena di dalamnya terkandung syarat-syarat kewenangan masing-masing
pengurus yang erat hubungan dengan pembukaan rekening giro. Kewenang-
an dan hak masing-masing pengurus yang diatur dalam akte akan menen-
tukan batasan penarikan uang dalam rekening, batasan mengenai penjamin-
an atas harta kekayaan milik Perseroan, kewenangan untuk memberikan
kuasa, kewenangan bertindak untuk dan atas nama Perseroan di dalam dan
di luar pengadilan dan lain sebagainya yang sangat penting diketahui oleh
petugas bank, sehingga tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
2. Koperasi
3. Dana Pensiun
34
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik
karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun
pemberi kerja dari karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan.
Yang dimaksud dengan manfaat pasti adalah apabila peserta
meninggal dunia dana yang merupakan hak pensiun adalah nilai
sekarang dari manfaat pensiun peserta dihitung pada saat peserta
meninggal dunia , sedangkan yang dimaksud dengan iuran pasti adalah
dana yang merupakan hak peserta adalah himpunan iuran dan hasil
pengembangannya (PP No. 76/1992 Pasal 30 ayat I dan Pasal 21-22
UU No. 11;1992).
35
4. Modal dari kekayaan negara yang dipisahkan serta dapat memperoleh
kredit baik dari dalam maupun luar negeri setta dapat mengeluarkan
saham dan obligasi.
5. Dipimpin oleh direksi dan status karyawan diatur dengan peraturan
sendiri.
6. Wewenang dan tanggung jawab dalam penugasan direksi sesuai
dengan badan usaha secara umum.
b. Calon Girant mengisi formulir permohonan dan menanda tangani pejanjian syarat- syarat
pembukaan rekening giro, karena dengan dibukanya rekening Giro terbuka kemungkinan
pihak Girant untuk melakukan penafikan dana yang secara tidak
langsung ikut menciptakan uang giral dalam masyarakat yang berakibat adanya
transaksi perekonomian. Bila Girant melakukan penarikan Cek/Bilyet giro kosong
akan berdampak negatif temadap masyarakat khususnya masyarakat bisnis,
sehingga dalam perjanjian pembukaan rekening Giro dituangkan perihal sanksi bagi
pemegang rekening girt) bila melakukan penarikan Cek/Bilyet giro kosong.
c. Calon nasabah giro diminta menyerahkan satu atau beberapa contoh tanda tangan
sebagai specimen pada bank, untuk digunakan sebagai contoh tanda tangan yang
mengikat yang akan dibanding dengan tanda tangan yang akan digunakan
nasabah pada Cek/Bilyet Giro atau surat menyurat yang berhubungan dengan
bank. Untuk perusahaan yang ingin membubuhkan cap/stempel pada setiap
penarikan Cek/Bilyet giro dan atau suratnya kepada bank maka harus memberikan
specimen tersebut ketika membuka rekening. Dalam specimen ditentukan syarat-
syarat pembatasan penarikan; misalnya kata-kata "Untuk penarikan harus selalu
menggunakan Stempel sebagaimana dicontohkan" atau "Untuk menarikan melebihi
36
Rp(sekian) harus dengan dua penanda tangan" dan sebagainya tergantung
keinginan yang wajar dari nasabah pembuka rekening. Selanjutnya demikian ada
perubahan-perubahan tentang specimen tandatangan dan stempel/cap, nasabah
harus memberitahukannya kepada bank. Sebelum pemberitahuan diterima bank,
maka specimen yang lama tetap berlaku.
Setelah mengisi formulir dan menanda tangani perjanjian pembukaan rekening giro,
serta menyampaikan specimen, nasabah melakukan penyetoran pertama pada bank
yang jumlahnya ditetapkan oleh bank yang beæangkutan (tidak sama bank yang sat:.i
dengan bank lainnya), kepada nasabah diberikan buku Cek/Bilyet giro. Ketika menerima
buku Cek/Bilyet giro tersebut nasabah harus menanda tangani sesuai specimen dan
mengembalikan segera resi dari Cek/Bilyet giro yang terdapat di lembar paling depan
buku Cek/Bilyet giro. Kalau Resi tersebut belum kembali dan nasabah melakukan pena-
rikan baik dengan Cek ataupun dengan Bilyet giro, bank tidak boleh membayarkan Cek
atau Bilyet giro yang resinya belum kembali tersebut, karena dalam redaksi pada resi
tersebut adanya suatu pernyataan bahwa nasabah akan bertanggung jawab sepenuhnya
atas penggunaan setiap lembar Cek/BiIyet giro dimaksud. Jika belum kembali, maka
bank dalam posisi yang lemah karena belum adanya pernyataan nasabah termaksud.
Jika seorang nasabah Giro sudah tidak menyetujui lagi dengan syarat atau
ketentuan mengenai pemegang rekening Giro yang ditetapkan baru, dapat saja yang
bersangkutan menghentikan hubungannya dengan bank dalam rekening giro alias
menutup rekeningnya. Misalnya ketika membuka rekening belum adanya persyaratan
klasiflkasi rekening pasif dan rekening aktif.
Suatu rekening Giro dapat berakhir di suatu bank tidak saja oleh karena ditutup
Oleh bank sebab tidak aktif akan tetapi dapat juga dengan alasan:
1. Ditutup atas permintaan sendiri
2. Ditutup atas perintah Bank Indonesia
3. Ditutup karena yang bersangkutan temyata telah termuat dalam black list Bank
Indonesia.
37
4. Ditutup karena nasabah perseorangan meninggal dunia.
5. Ditutup karena sanksi penarikan Cek/Bilyet giro kosong sebanyak 3 kali berturut-
turut dalam 6 bulan.
Yang dimaksud tutup atas permintaan sendiri ialah bilamana nasabah giro
menyatakan kepada bank yang bersangkutan bahwa dia akan mengakhiri hubungan
rekening giro karena satu dan lain sebab. Alasan yang dikemukan nasabah menutup
rekeningnya misalnya perusahaan mengakhiri kegiatannya, pindah alamat, tidak bisa
aktif lagi dalam suatu perusahaan karena telah pecah kongsi, dan membuka perusahaan
baru. Dalam hal penutupan rekening atas permintaan sendiri lebih mudah penyelesaian
dengan nasabah, karena segala cek dan bilyet giro yang masih tersisa dapat diminta/dita-
rlk kembali oleh pihak bank serta nasabah dapat dibebani biaya administrasi rekening.
Berbeda dengan penutupan rekening giro karena tidak aktif dan cek kosong sulit
bagi bank untuk mendapatkan kembali sisa buku cek maupun bilyet giro yang belum
terpakai. Kalau tidak aktif umumnya tidak mudah bagi bank untuk komunikasi dengan
nasabah. Jika cek kosong biasanya nasabah sudah punya etika kurang baik.
Pengertian satu kali menarik cek kosong bilamana nasabah melakukan penarikan
cek/giro yang melebihi jumlahnya dari saldo yang tersedia di dalam rekeningnya. Cek
dengan nomor yang sama bilamana diajukan berulang-ulang tetap dianggap satu kali
penarikan cek/giro kosong. Alasan penolakan cek/bilyet giro yang lainnya sehingga
cek/bilyet giro ditolak tetapi pada cek/bilyet giro yang sama itu saldonya tidak cukup
dianggap sebagai penarikan cek kosong. Jadi yang dimaksud dengan tiga kali melakukan
penarikan cek/bilyet giro kosong dalam enam bulan ialah bilamana nasabah dalam waktu
enam bulan menarik tiga lembar/bilyet giro kosong yang berlainan nomornya. Sanksi atas
penarikan cek/bilyet giro kosong adalah langsung ditutupnya rekening yang bersangkutan
dan dimuat dalam daftar hitam (black list) Bank Indonesia sehingga nasabah itu tidak
dapat lagi membuka rekening atau mendapatkan kredit dari bank selama namanya belum
direhabilitir dari black list Bank Indonesia. Secara rinci penghitungan frekuensi penarikan
Cek/GB kosong adalah.
1. Satu lembar (satu nomor) Cek/GB diajukan berulang-ulang dianggap satu kali
penarikan Cek/GB kosong.
2. Beberapa lembar Cek/GB kosong nasabah ditolak oleh suatu bank pada hari yang
sama dianggap satu kali penarikan Cek/GB kosong.
3. Beberapa lembar Cek/GB kosong ditarik melalui beberapa bank pada hari yang
sama, dihitung sebanyak Cek/GB yang ditolak.
Pencabutan nama nasabah dari black list Bank Indonesia dapat dilakukan setelah
satu tahun sejak tanggal penutupan melalui bank di mana rekening nasabah ditutup
dengan mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia. Nasabah harus dapat
membuktikan bahwa cek/bilyet giro kosong yang pemah ditariknya telah diselesaikannya
kepada masing-masing pemegang yang dibuktikan dengan kwitansi serta dikembali-
kannya cek/bilyet giro kosong tersebut. Di samping itu nasabah telah mengembalikan
seluruh buku cek/giro billyet yang belum terpakai, membuat pemyataan tidak akan
menarik cek/bilyet giro kosong lagi dikemudian hari. Setelah mendapat persetujuan
penghapusan dari black list nasabah dapat membuka rekening giro lagi.
38
Selain penutupan rekening giro ada juga kemungkinan rekening giro nasabah
dilakukan pemblokiran oleh karena salah satu di antara sebab:
1. Permintan pihak Kepolisian dalam rangka perkara pidana, di mana diperlukan
persyaratan adanya surat perintah penyitaan/pemblokiran oleh kepolisian
(sekurang-kurangnya dari Polres) dan Berita acara penyitaan/pemblokiran.
2. Permintaan kejaksaan dalam rangka perkara pidana dengan syarat adanya surat
perintah penyitaan/pemblokiran yang dikeluarkan oleh Kejaksaan dan berita acara
pemblokiran.
3. Permintaan Pengadilan Negeri dengan surat keputusan Penetapan penyitaan dari
Pengadilan Negeri dan berita acara penyitaan/pemblokiran.
4. Atas permintaan Bank Indonesia dengan surat perintah pemblokiran dari BI.
Selama waktu pemblokiran seluruh transaksi penarikan dari rekening ditolak, akan
tetapi seluruh transaksi penyetoran diterima.
Sebagai kewajiban bank terhadap pemegang rekening giro di antaranya
memberikan buku cek dan buku bilyet giro dan bahkan perkembangan perbankan
terakhir ini kepada nasabah giro juga diberikan kartu untuk penarikan saldonya berypa
kartu yang dikenal dengan "ATM" (Automatic Teller Machine) di Indonesia ering
diterjemahkan; ATM sebagai perpanjangan "Anjungan Tunai Mandiri".
CEK
Diatur dalam KUHD Pasal 178 yang harus memenuhi syarat formal:
1. Perkataan "cek" tercantum dalam warkat .
2. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang.
3. Nama bank tertarik
4. Tempat pembayaran.
5. Jumlah uang.
6. Tempat dan tanggal penarikan.
7. Tanda tangan (stempel) penarik.
8. Nama (bisa tidak dicantumkan) dan nomor rekening penarik.
Jadi cek adalah suatu bentuk surat perintah pembayaran yang dibuat oleh
pemegang rekening pada suatu bank untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak
yang membawa atau mengunjukkan cek itu kepada bank atau pihak yang disebut
namanya.
ATM
Suatu kartu yang diberikan bank kepada nasabah yang dapat digunakan untuk
menarik dana dari rekening nasabah dengan memasukkan kartu tersebut pada mesin
yang tersedia di anjungan tunai mandifi oleh bank yang bersangkutan. Pemilik kartu ATM
memasukkan kartunya pada mesin ATM dan untuk pengamannya masing-masing nasa-
bah diberikan/memillki PIN (Personal Idenfication Number) yang hanya dapat diketahui
secara pribadi oleh yang bersangkutan sendiri. Setelah memasukkan PIN tersebut
nasabah melaksanakan prosedur sesuai petunjuk dari mesin yang bersangkutan.
Kewajiban lainnya dari bank adalah mengirimkan rekening koran dan memberikan
jasa giro kepada nasabah.
Rekening koran adalah suatu bentuk laporan bulanan yang diberikan oleh bank
kepada nasabah memuat saldo awal bulan, mencatat seluruh transaksi baik pengeluaran
39
maupun pemasukan dari rekening tersebut serta saldo akhir bulan yang bersangkutan.
Guna dari rekening tersebut merupakan alat untuk nasabah melakukan penelitian
terhadap transaksi-transaksi yang dilakukannya pada bulan yang bersangkutan sekaligus
untuk memantau penerimaan tagihan-tagihannya yang diharapkan masuk kedalam
rekening dari rekan bisnisnya juga pembayaran-pembayaran yang dilakukannya dengan
instrumen yaitu cek, Bilyet Giro. Dari sudut bank rekening koran (statemen) merupakan
alat konfirmasi atas kebenaran pencatatan transaksi yang dilakukan oleh nasabah,
JASA GIRO
Jasa giro sebetulnya adalah bunga yang diberikan oleh suatu bank atas simpanan
giro yang dilakukan oleh nasabah, akan tetapi karena rate bunga ini tenalu kecil
dibandingkan dengan simpanan-simpanan nasabah kepada bank lainnya maka dikalangan
perbankan bunga giro ini diistilahkan dengan "jasa giro". Pedakuan pemberian jasa giro
bermacam pola dapat diterapkan oleh pihak bank, hal mana lazimnya dituangkan dalam
pedkatan antara nasabah girant dengan bank di dalam syarat-syarat pembukaan rekening
giro. Syarat umum tersebut ditanda tangani kedua belah pihak ketika membuka rekening
giro. Setiap bank menerapkan pola jasa giro masing-masing yang mungkin berbeda antara
satu bank dengan bank lainnya. Dasar pola perhitungan jasa giro tersebut ialah:
dari rekening giro yang bersangkutan dikalikan dengan rate jasa giro bank yang
bersangkutan, dibayar dengan menambahbukukan pada rekening nasabah girant pada
bulan berikutnya. Ketentuan mengenai jasa giro tidak sama bank yang satu dengan bank
Iainnya, akan tetapi pada pokoknya diperhitungkan berdasarkan hari bunga rata-rata dan
saldo kumulatif rata-rata dibayarkan pada awal bulan berikutnya.
Kini perhitungan jasa giro dengan pola apapun telah dibuat oleh komputer yang
secara otomatis masuk ke dalam rekening nasabah awal bulan berikutnya.
Bank menerima simpanan dalam bentuk Giro, dari masyarakat dapat
dikelompokkan:
40
undang-undang. Penanggung jawab suatu badan ini adalah orang yang punya atau
orang yang namanya tertera dalam SIUP. Untuk kelompok ini syarat stempel dalam
specimen tanda tangan tidak mengikat. Maksud tidak mengikat adalah: bilamana
ketika membuka rekening oleh nasabah dibefikan contoh stempel, misalnya ketika
menarik Cek/Bilyet Giro nasabah lupa membubuhkan stempel, penafikan tersebut
tidak dapat ditolak dengan alasan specimen tidak sama, kecuali secara tegas
disebutkan dalam pembatasan pembukaan rekening. Agar tidak rancu maka ketika
membuka rekening atas suatu badan, hal ini harus dijelaskan.
3. Giro atas nama badan hukum
Yang dimungkinkan membuka rekening giro atas nama badan hukum adalah:
a. Perseroan Terbatas (PT),
b. Koperasi,
c. Dana Pensiun,
d. Perusahaan Jawatan (Perjan)
e. Perusahaan Umum (Perum)
f. Perusahaan Perseroan (Persero)
1. Kartu Penduduk,
2. NPWP
3. SIUP (jika ada)
4. TDP (jika ada)
5. Ada juga bank yang meminta photo nasabah.
Untuk rekening atas nama perkumpulan atau badan bukan badan hukum:
1. Kartu penduduk, masing-masing pengurus perkumpulan yang berhak
mewakili perkumpulan.
2. Akte pendirian perkumpulan bagi perkumpulan yang didirikan dengan akte.
3. NPWP
4. SIUP (bila ada)
5. TDP (bila ada)
6. Ada juga bank yang meminta photo dari setiap pengurus.
41
2. Tabungan
Beraneka nama tabungan, dari berbagai bank yang tersedia untuk menjaring
penabung, namun prinsip dasamya sama yaitu tabungan adalah merupakan
simpanan dari masyarakat yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan menggunakan
sarana seperti yang disepakati antara pihak bank dengan penabung, tetapi tidak
dapat dilakukan dengan Cek/Bilyet Giro. Di Sisi bank tabungan adalah merupakan
sumber dana jangka pendek, karena sifatnya dapat dilaksanakan penarikan setiap
saat oleh penabung.
Ketentuan dalam SK Dir Bl mengenai tabungan tersebut lebih lanjut
menentukan bahwa tabungan hanya boleh diselenggarakan dalam rupiah dan
ketentuan mengenai penyelenggaraannya ditetapkan masing-masing bank.
42
Setiap bank yang menyelenggarakan tabungan menetapkan sendiri syarat-
syarat tabungan, sebagai acuan umum tabungan adalah:
1. Bank akan menerbitkan buku tabungan sebagai bukti bahwa nasabah
memiliki tabungan pada bank yang bersangkutan. Perkembangan
selanjutnya berkenaan dengan kemajuan teknologi bentuk buku telah
digantikan oleh sebagian bank dengan kartu yang kecil yang dapat
dimasukkan kedalam dompet.
2. Penyetoran dapat dilakukan dengan menggunakan buku dan juga
dimungkinkan tanpa menggunakan buku. Bila disetor dengan transaksi
yang terjadi langsung ter print dalam buku sedangkan penyetoran dengan
tidak menggunakan buku misalnya transfer, pemindah bukuan untuk
keuntungan rekening tabungan yang bersangkutan, perubahan transaksi
nasabah tersebut disimpan oleh bank dalam saldo yang ada pada catatan
bank (unposted items file) kemudian pada saat buku tabungan sampai ke
bank diadakan penyesuaian saldo dengan mencetak unposted items pada
buku. Bank tertentu memperjanjikan kepada penabung bilamana melewati
tanggal tertentu baru buku diserahkan ke teller bank maka pencetakan
saldo dari administrasi bank ke dalam buku tidak dapat dicetak terperinci
yang nampak hanya saldo akhir.
3. Pengambilan dapat dilakukan dengan menggunakan buku mempergu-
nakan slip pengambilan yang disediakan di counter bank atau dengan
menggunakan kartu ATM (tergantung bank pelaksana) jika dengan kartu
ATM maka penyesuaian saldo dalam buku tabungan berlaku seperti
ketentuan no. 2 di atas.
4. Jika terdapat perbedaan saldo antara buku dengan saldo yang ada di
bank setiap bank penyelenggara memperjanjikan kepada penabung
bahwa saldo yang diakui adalah seperti yang tercatat pada bank.
5. Segala akibat penyalah gunaan buku ataupun kartu ATM atas nama
penabung menjadi tanggung jawab sepenuhnya penabung. Hal ini diatur
dalam syarat-syarat tabungan dan ditegaskan oleh petugas bank ketika
penabung akan membuka tabungannya.
6. Apabila buku tabungan atau kartu ATM hilang penabung harus segera
melapor kepada bank dan dalam kesempatan pertama melaporkan
kepada polisi dan laporannya dibawa kepada bank untuk dilakukan
proses penggantian buku tabungan maupun ATM.
7. Setiap bank menetapkan setoran minimum bagi penabung dan saldo
tabungan yang harus tersisa jika dilakukan pengambilan. Bank-bank
tertentu menetapkan berdasarkan besarnya jumlah kelompok penabung
misalnya kelompok emas, perak dengan perbedaan fasilitas.
8. Bank-bank penyelenggara tabungan tidak sama dalam menentukan
tingkat suku bunga, akan tetapi pada umumnya tingkat suku bunga
tabungan setinggi-tingginya adalah sama dengan tingkat suku bunga
deposito tertinggi pada bank yang bersangkutan.
9. Cara penghitungan bungapun juga bebas menentukan apakah berdasar-
kan saldo terendah dalam satu bulan takwim atau saldo terendah rata-
rata harian. Saldo terendah satu bulan takwim dalam rangka persaingan
antarbank yang marak pada saat ini sudah tidak populer dilaksanakan.
43
10. Bunga tabungan dibukukan pada rekening tabungan pada awal bulan
berikutnya, atas besarnya bunga tabungan dikenakan pajak 20% yang
ditampakkan dalam rekening tabungan. Pembenanan biaya serta pajak
dalam tabungan dibukukan dengan angka tanpa dibelakang koma.
11. Untuk menjadi penabung harus mengisi formulir yang disediakan oleh
bank dengan melampirkan KTP atau identitas diri serta pasfoto
(tergantung banknya)
12. Ada juga bank penyelenggara yang mempejanjikan kepada penabungnya jika
tidak aktif dalam jangka waktu tertentu dan mempunyai saldo minimum akan
dilakukan penutupan sepihak oleh bank sebagai penabung tidak aktif.
13. Bilamana penabung meninggal dunia tidak serta merta ahli waris meng-
gantikan kedudukannya tetapi saldo tabungannya dapat diberikan kepada
ahli warisnya setelah mendapatkan fatwa waris yang sah.
3. Deposito Berjangka
Simpanan nasabah kepada bank dalam kelipatan tertentu yang hanya dapat
ditarik pada jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan antara bank dengah
nasabah ketika penempatan deposito. Kelipatan ialah ketentuan bank jumlah
minimum misalnya kelipatan Rp100 ribu untuk rupiah, kelipatan USD 100 untuk
mata uang asing (dollar Amerika). Dalam hal ketentuan seperti contoh tersebut
berarti nasabah dapat menempatkan deposito mulai dari jumlah Rp100 ribu (dalam
rupiah) atau dalam valuta asing dengan kelipatan USD 100.-
Menurut undang-undang, pengertian Deposito adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
nasabah penyimpan dengan bank (pasal 1 ayat 7 UU 10/98).
Simpanan dalam bentuk deposito dikelompokkan oleh bank sebagai dana
yang relatif lebih panjang dari pada simpanan dalam bentuk tabungan dan rekening
giro, karena penyimpan deposito pada dasarnya hanya akan mencairkan
simpanannya setelah sampai pada jangka waktu tertentu yang diperjanjikan ketika
menempatkan deposito. Jangka waktu penempatan deposito pada umumnya bank-
bank menetapkan mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan.
Tingkat suku bunga biasanya semakin singkat waktu penempatannya semakin
rendah. Akan tetapi di Indonesia ketika krisis moneter terjadi, pernah logika tingkat
suku bunga ini terbalik, yaitu tingkat suku bunga untuk penempatan jangka waktu
yano panjang justru lebih rendah.
Dalam penempatan deposito kini seseorang nasabah diminta untuk mengisi
formulir menerangkan dari mana sumber dananya, di samping diminta untuk
menunjukkan identitas yang kemudian poto kopinya diarsipkan bank. Pada waktu
penyimpanan deposito nasabah diminta untuk menyepakati berapa lama jangka
waktu simpanan depositonya akan ditempatkan pada bank. Sedangkan bank
berkewajiban memberikan infonasi yang jelas dalam bilyet deposito berapa bunga
yang disepakati untuk penempatan jangka waktu sesuai pen-nintaan penyimpan dan
apakah penyimpan minta untuk diperpanjangnya deposito secara otomatis pada saat
jatuh tempo nanti. Perpanjangan secara otomatis ini disebut dengan automatic roll over,
maksudnya pada tanggal jatuh tempo nanti tanpa kehadiran penyimpan
deposito bank akan memperpanjangnya secara otomatis dengan kelipatan waktu
yang sama dengan deposito semula. Penyimpan deposito dalam istilah perbankan
disebut deposan.
44
Transfer
Transfer adalah pengiriman uang dari suatu cabang suatu bank ke cabang
lain bank tersebut atau ke bank lain atas amanat nasabah suatu bank baik nasabah
yang mempunyai rekening maupun nasabah tidak tetap (working customers),
ditujukan untuk diri pengamanat atau orang Iain dalam negeri maupun luar negeri.
Transfer merupakan salah satu pelayanan jasa dalam bidang lalu lintas
pembayaran.
Transfer dari sudut dana, dipandang sebagai salah satu sumber dana dari
masyarakat yang dapat dihimpun oleh bank. Transfer dipandang sebagai sumber
dana, karena sebagian besar dana transfer terutama yang tidak langsung masuk ke
dalam rekening, akan timbul jeda antara disetornya dana ke bank hingga dana
tersebut keluar dari bank dalam artian diambil oleh si alamat.
Dana transfer yang belum diambil oleh si alamat (yang tidak langsung masuk
ke rekening) tersebut dibukukan oleh bank dalam suatu rekening yaitu rekening
"Transfer yang akan di bayafl. Rekening transfer yang akan dibayar ini mengendap
di bank sejak mulai tiba dari bank pengirim sampai diterima oleh si alamat,
pengendapan tersebut tidak harus mengeluarkan biaya bunga. Jadi transfer untuk
si alamat yang tidak mempunyai rekening merupakan dana murah bagi bank.
Sementara itu transfer teruntuk kepada pemegang rekening, menjadi sumber
dana bagi bank karena tertampung di rekening yang bersangkutan misalnya dalam
tabungan atau dalam rekening giro. Seperti telah kita bahas, bahwa giro, tabungan
merupakan sumber dana bank yang dihimpun bank dari masyarakat.
Dalam administrasi bank, transfer dikelompokkan menjadi transfer keluar
(outward transfer) dan transfer masuk (inward transfer).
Transfer masuk adalah bila suatu bank menerima transfer untuk keuntungan
nasabahnya atau untuk keuntungan si alamat transfer melalui banknya.
Sedangkan transfer keluar adalah bila bank melaksanakan amanat untuk
mengirimkan transfer keluar, sesuai amanat nasabah. Kedua transfer itu dapat
berasal dari dan ke dalam negeri maupun dari dan ke luar negeri.
Transfer yang dilakukan di dalam kota sewilayah kliring dengan bank lain
biasanya dilakukan oleh bank dengan Lalu Lintas Giro (LLG).
Dari penjelasan di atas maka transfer melalui bank dapat dibagi menjadi:
1. transfer keluar dalam negeri,
2. transfer masuk dalam negeri,
3. transfer keluar luar negeri dan,
4. transfer masuk luar negeri.
Dalam transfer yang terlibat ada beberapa pihak yaitu:
1. pihak pengamanat
2. pihak si alamat (atau penerima)
3. pihak bank pengirim dan
4. pihak bank penerima.
45
tombol membenarkan transaksi tersebut pada mesin ATM, dalam waktu yang sama
jumlah uang sudah berpindah ke rekening penerima. Untuk jumlah yang melampaui
batas transaksi ATM transfer tetap mempergunakan prosedur seperti dijelaskan di
bawah ini. Untuk jumlah yang yang cukup besar misalnya Rp100 juta ke atas
belakang ini disediakan sistem transfer yang cepat dikenal dengan RTGS (Real
Time Grouth system).
BAB 6
Dana yang telah dihimpun melalui berbagai instrument yang telah dibicarakan pada
bab V, pada umumnya dana dikerahkan dengan memberikan bunga. Bunga yang
dikeluarkan oleh bank itu merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana
yang bersangkutan.
Di samping dana yang diperoleh dengan biaya, ada juga dana yang diperoleh tanpa
bunga, dengan demikian tidak berbiaya, walaupun pada dasamya bila dihitung secara
cermat tidak ada dana yang gratis, karena walau tidak membayar bunga tetapi untuk
mendapatkan dana yang tidak berbunga tersebut perlu biaya-biaya formulir, tenaga kerja,
listrik dan sumber daya lainnya. Dalam buku ini akan dibahas biaya-biaya diluar bunga
tersebut secara tersendiri di Bab Xl, jadi dana yang diperoleh tanpa membayar bunga
dianggap tidak berbiaya.
Faktor-faktor yang berperan dalam perhitungan biaya atas dana yang dihimpun
bank:
46
1. Bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana
2. Lokasi dari dana tersebut diperoleh
3. Cadangan wajib yang ditentukan Bank Indonesia.
4. Komposisi jenis dana
5. Jangka waktu pengendapan dana
6. Volume dana
7. Biaya operasional untuk menghimpun dana
8. Bagian dana yang tidak dapat dijadikan aktiva produktif.
47
Biaya dana adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk dana yang
dihimpunnya sebelum dikurangi likuiditas wajib minimum (legal resewe require-
ment). Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa legal reserve requirement dihimpun
juga memerlukan biaya, sedangkan dana yang dihimpun yang menjadi likuiditas
wajib minimum teæebut sepenuhnya harus disimpan di Bank Indonesia. Jadi biaya
dana adalah biaya seluruh dana yang diperoleh termasuk dana yang disimpan
sebagai legal reserve requirement. Pengaruh reserve requirement terhadap biaya
dana akan sangat terasa apabila dalam suatu kondisi bank harus menarik dana dari
sumber dana yang mana saja, dalam rangka memenuhi kewajiban likuiditas wajib
minimum tersebut. Likuiditas minimum adalah jumlah tertentu yang ditetapkan Bank
Indonesia untuk setiap bank yang senantiasa harus ada pada rekening giro bank
yang bersangkutan yang ditata usahakan pada Bank Indonesia.
4. Komposisi dana
48
Masing-masing produk dana bank mempunyai waktu pengendapan dana
yang berbeda. Untuk waktu pengendapan yang lebih lama, kepada pihak
penyimpanan dana diberikan bunga/jasa atau bagi hasil (bank syariah) yang lebih
tinggi dari produk dana yang mengendap di bank lebih singkat. Alasannya sudah
jelas yaitu bahwa bila pengendapan diprediksi lama, maka bank akan lebih leluasa
untuk mempergunakan dana tersebut guna disalurkan buat pembiayaan atau
pemberian kredit.
6. Volume dana
Biaya untuk menghimpun dana terdiri atas fixed cost dan variable cost
dibebankan kepada biaya penghimpunan.
Bagian tidak dapat dipinjamkan oleh bank mempengaruhi biaya dana. Dana
tersebut harus disimpan di bank, sementara untuk memperolehnya diöerlukan
biaya. Dengan demikian besarnya biaya dana yang dapat dipinjamkan harus
diperhitungkan lebih besar karena dana yang dapat dipinjamkan menanggung
biaya dana yang tidak dapat dipinjamkan. Dana yang tidak dapat dipinjamkan
dikenal dengan un loanable funds adalah:
1. Legal reserve requirement
Dana yang oleh ketentuan bank Indonesia harus di sisihkan dalam
prosentase tertentu dari jumlah dana dihimpun dari masyarakat, harus
disimpan di Bank Indonesia
2. Working capital reserve requirement
Dana untuk operasional kegiatan bank, dana inipun tidak menghasilkan
bunga sementara menghimpunnya perlu biaya. Sehubungan dengan itu biaya
dana ini juga harus diperhitungkan menjadi biaya dana.
3. Seasonal reserve requirement
Setiap unit usaha kadang mendadak mengeluarkan biaya yang semula
tidak diduga, demikian pula bank, oleh karena itu dalam penyusunan anggaran
disiapkan sejumlah "anggaran tak terduga". Jumlah ini juga tidak dapat
dipinjamkan sehingga biayanya hams ditambahkan sebagai beban dana yang
sesungguhnya dapat dipinjamkan.
4. Safety factor masing-masing dana (idle funds)
Rekening gio setiap hari ratærata diperhitungkan bank berapa jumlah
dananya ditarik nasabah, demikian juga rekening tabungan karena kedua
rekening ini dapat di cairkan setiap waktu. Simpanan deposito dan simpanan
berjangka lainnya bank harus sudah menyiapkan jumlah tertentu bagi yang sudah
jatuh tempo. Perhitungan/persiapan dana ini merupakan idle funds atau safety
factor, dananya tidak dapat dipinjamkan sementara bank menanggung biaya atas
49
dana itu, karenanya dibebankan dalam dana yang dapat dipinjamkan.
Adapun metode untuk menghitung biaya dana dikenal secara umum ada empat
metode yaitu:
50
BAB 7
PENYALURAN KREDIT
Penyaluran dana yang telah diperoleh dari berbagai sumber yang dipelajari
pada bab-bab sebelumnya, pada bab ini akan dijelaskan mengenai penyaluran dana
tersebut untuk mendapatkan keuntungan dalam wujud kredit. Kredit adalah
merupakan aktivitas bank dari Sisi aktiva yaitu pinjaman yang diberikan untuk
mendapatkan penghasilan.
Telah banyak buku berjudul "Bank" yang menyinggung tentang pengertian kre-
dit, tetapi yang dikupas dalam buku ini adalah pengertian kredit seperti yang dimak-
sud oleh ketentuan UU No. 10/1998 pasal 1 ayat 11 dan 12 yang sebagai berikut:
Pasal 1 ayat 11
Pasal 1 ayat 12
51
"Pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuari atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
Imbalan atau bagi hasil".
Dari kedua ayat pasal 1 UU No. 10/1998 tersebut di atas dapat diketahui bahwa
ayat 11 adalah pengertian kredit menurut artian bank konvensional sedangkan ayat
12 pengertian pembiayaan dalam bank Syariah. Kedua istilah itu berbeda, namun
keduanya sama-sama menyediakan uang atau tagihan.
A. PERJANJIAN KREDIT
Adalah persetujuan pinjam meminjam secara tertulis antara bank (sebagai kre-
ditur) di mana pihak lain (sebagai debitur/nasabah) di mana pihak bank menyatakan
kesanggupannya menyediakan sejumlah uang yang dapat ditarik oleh nasabah
dengan syarat-syarat yang yang ditentukan oleh bank dan disetujui oleh nasabah.
Bahwa suatu perjanjian kredit dapat dibuat oleh bank dan debitur yang
mempunyai kekuatan mengikat bagi masing-masing pihak, karena dalam membuat
suatu perjanjian, undang-undang mengenal adanya "sistem terbuka". Sistem terbuka
berarti memberikan kebebasan yang luas kepada masing-masing pihak untuk
membuat perjanjian dalam bentuk apa saja asal tidak bertentangan dengan undang-
undang, asal tidak bertentangan dengan ketertiban umum, asal tidak mengganggu
norma-norma kesusilaan dan sepanjang perjanjian tersebut dibuat secara sah, maka
perjanjian yang disepakati masing-masing pihak berlaku sebagai undang-undang
bagi para pihak yang membuat perjanjian tersebut. Dalam hal perjanjian kredit para
pihaknya adalah debitur (peminjam) dan kreditur (bank).
1. Sepakat
Para pihak yang mengadakan perjanjian mempunyai suatu kehendak
yang bebas yaitu terhadap pihak-pihak tersebut tidak ada suatu paksaan,
penipuan, atau kekhilafan dalam mengadakan perjanjian.
2. Cakap
52
Untuk membuat suatu perjanjian seperti para pihak yang mengadakan
perjanjian (baik perorangan maupun badan usaha) mempunyai kewenangan/
berhak untuk melakukan suatu tindakan hukum seperti yang diatur dalam
peraturan perundang—undangan yang berlaku (mengenai siapa-siapa yang
berwenang untuk melakukan tindakan hukum ini lihat ketentuan yang berlaku
mengenai subjek hukum).
B. HAPUSNYA PERIKATAN
53
7. Musnahnya barang yang terutang
8. Batal/pembatalan
9. Berlakunya syarat batal
10. Daluwarsa.
1. Pembayaran
Pembayaran disini harus diartikan secara luas yaitu pelaksanaan atau
pemenuhan setiap perjanjian secara sukarela tanpa adanya paksaan atau
eksekusi. Apabila pembayaran atau pemenuhan perjanjian tersebut dilakukan
oleh pihak ketiga (pihak ketiga menggantikan kedudukan kreditur semula)
maka hal ini disebut sebagai subrogasi.
Di dalam pasal 1400 KUH Perdata disebutkan bahwa subrogasi harus
dibuat secara tegas dalam suatu perjanjian.
3. Pembaruan Utang/Novasi
Yang dimaksud dengan pembaruan utang/novasi adalah suatu perse-
tujuan antara kreditur dengan debitur yang mengakibatkan perikatan lama
menjadi hapus dan pada saat yang bersamaan timbul suatu perikatan baru.
Di dalam pasal 1414 KUH Perdata disebutkan ada 3 cara untuk
melaksanakan suatu pembaruan utang yaitu:
a. Novasi objektif
Yaitu seorang yang berutang mengadakan suatu perikatan baru
yang menghapuskan perikatan lama. Dalam hal ini yang diubah adalah
objek dari perikatannya.
Misal:
- Suatu perjanjian kredit investasi diubah menjadi kredit modal kerja
- Perpanjangan kredit
b. Novasi subjektif pasif
Dalam novasi ini diadakan perubahan/penggantian debitur (eks- promisi)
c. Novasi subjektif aktif.
Dalam novasi ini diadakan penggantian dari kreditur di mana
kreditur baru menggantikan kedudukan kreditur lama,
Dalam penyelesaian utang dengan cara novasi yang harus
diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut:
54
2. Bila jaminan kredit tetap dipertahankan harus diikat ulang atau
disebut secara tegas dalam akte novasi jaminan tersebut tetap
dijadikan jaminan.
3. Untuk jaminan-jaminan milik pihak ke 3, sebaiknya diikat ulang
4. Perjumpaan Utang/kompensasi
Hapusnya perikatan karena perjumpaan utang dimungkinkan apabila
masing-masing pihak yang mengadakan perikatan mempunyai kedudukan
sama-sama sebagai kreditur atau debitur bagi pihak yang lainnya.
5. Percampuran Utang
Suatu percampuran utang terjadi apabila debitur kawin dengan debitur
sehingga terjadi percampuran kekayaan atau jika debitur menggantikan kedu-
dukan kreditur karena menjadi warisnya, kreditur merger dengan debitur.
6. Pembebasan Utang
Suatu pembebasan utang terjadi apabila kreditur secara tegas
melepaskan haknya untuk menagih piutangnya dari debitur atau melepaskan
haknya untuk menuntut pemenuhan perjanjian oleh debitur.
Pembebasan utang ini harus dilakukan dengan persetujuan antara
kreditur dengan debitur.
8. Batal/pembatalan perjanjian
Suatu perjanjian dibuat yang tidak memenuhi salah satu syarat untuk
sahnya perjanjian (lihat ketentuan mengenai syarat sahnya suatu perjanjian)
adalah batal atau dapat dimintakan pembatalannya, yang mana dengan itu
perjanjian dapat menjadi hapus.
10. Daluwarsa
Dengan lewatnya suatu jangka waktu dapat mengakibatkan hapusnya hak
tagihan kreditur kepada debitur.
Dari uraian tersebut di atas jelas bahwa hubungan hukum (perikatan) tidak
selalu bersumber/berasal dari perjanjian yang dibuat oleh para pihak.
Dalam hubungan ini maka adanya "Syarat-Syarat Umum bagi Pemegang
Rekening suatu bank perlu dipahami dan mendapatkan perhatian, karena syarat-
syarat tersebut merupakan dasar/induk dari seluruh perikatan antara bank tersebut
dengan para debitur.
55
Dalam suatu perjanjian kredit, di samping harus memenuhi syarat-syarat
pembuatannya sebagaimana dimaksud dalam pengertian perikatan/perjanjian, perlu
diperhatikan hal-hal penting yang tidak boleh tidak atau harus tercantum dalam
perjanjian kredit, agar terjamin adanya kepastian hukum, yaitu:
56
1. Agunan perorangan
Adalah suatu perjanjian penanggungan utang di mana pihak ketiga
mengikatkan diri untuk memenuhi kewajiban debitur dalam hal debitur tidak
dapat memenuhi kewajibannya.
Perjanjian penangguhan utang ini harus secara tegas dinyatakan dalam
suatu perjanjian
Hal yang penting dalam bentuk agunan pribadi adalah:
a. Legalitas pemberi jaminan
Teliti kewenangan dan kecakapan pemberi jaminan
Dalam hal pemberi jaminan adalah pribadi maka harus diperhatikan
orang tersebut apakah cakap berbuat hukum, apakah sudah mencapai
usia dewasa menurut hukum. Bila pribadi tersebut sudah menikah maka
menjadi penting pemberian jaminan pribadi tersebut, harus diketahui oleh
isteri pemberi jaminan (jika antara suami isteri pribadi tersebut tidak
terdapat perjanjian pemisahan harta).
Jika pemberi jaminan adalah badan hukum maka harus diyakini
yang bertindak mewakili badan hukum tersebut adalah pengurus yang
berwenang yang sah menurut anggaran dasar badan hukum yang
bersangkutan.
b. Kemampuan material pemberi jaminan.
Pribadi yang memberikan jaminan ini harus diteliti dengan seksama
apakah sanggup untuk membayarkan utang debitur yang dijaminnya.
Analisa bukan hanya pada saat pemberian jaminan saja tapi meliputi
masa yang akan datana, pada saat debitur harus melunasi utangnya,
oleh karena itu maka untuk amannya, jaminan kebendaan pemberi
jaminan dijadikan sebagai agunan.
57
penjamin bagi debitur (corporate guarantee).
Agunan dalam bentuk corporate guarantee ini pada hakekatnya mem-
punyai arti seluruh asset badan usaha/perusahaan tersebut menjadi agunan
atas corporate guarantee tersebut. Ketentuan pasal 88 masih mengundang
polemik, namun untuk amannya bank sebaiknya diikuti penafsiran yang
konservatif sehingga dalam menerima corporate guarantee harus memenuhi
ketentuan pasal 88 Undang-undang Perseroan Terbatas yaitu harus ada
persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham badan usaha/perusahaan
yang menjadi penjamin tersebut. Apabila dalam penjaminan ini penjamin
menyetujui untuk menetapkan barang/harta tertentu yang menjadi agunan
maka harus disebutkan secara tegas harta mana yang dijadikan agunan kredit
oleh badan usaha/perusahaan tersebut.
Kiranya dalam agunan kredit jenis ini yaitu jaminan perorangan maupun
corporate guarantee, suatu hal yang mutlak harus diperhatikan oleh bank
adalah bonafiditas dari orang atau badan usaha/perusahaan tersebut serta
harta kekayaan apa saja yang mungkin untuk dilelang/diekskusi bila orang atau
badan tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah diperjanjikan.
2. Agunan Kebendaan
Agunan kebendaan adalah penyerahan hak oleh debitur/pihak ke Ill atas
barang-barang miliknya kepada Bank guna dijadikan agunan atas kredit yang
diperoleh debitur di mana bank dengan melakukan pengikatan agunan tersebut
mempunyai hak yang didahulukan dari kreditur Iain untuk mengambil
pelunasan terhadap hasil penjualan agunan tersebut. Hak didahulukan tersebut
disebut dengan hak preferent.
a. Benda bergerak
Benda yang secara phisik dapat dipindahkan, kecualWkarena
undang-undang benda yang secara phisik dapat dipindahkan tersebut,
dikelompokkan menjadi barang tak gerak.
D. JENIS KREDIT
58
dimulai dari dikeluarkannya uang untuk perdagangan bahan baku kemu-
dian dilakukan proses produksi, penjualan barang yang diproduksi
tersebut, timbul piutang dan tagihan yang akhirnya menjadi uang kembali.
Bila siklus usaha digambarkan sebagai berikut Gambar 7.1 .
Kredit investasi proses penyelesaiannya jangka panjang, karena
proses usaha yang dilakukan sejak mulai perencanaan, konstruksi sam-
pai produksi juga jangka panjang dan barang-barang modal untuk
pengadaannya biayanya mahal, oleh karena itu maka cara pengembalian
pinjaman kredit investasi juga harus diatur kesepakatan antara bank
dengan nasabah sedemikian rupa sehingga nasabah dapat mengemba-
likan ketika keadaan keuangan nasabah memungkinkan. Untuk mengukur
kemungkinan kemampuan nasabah mengembalikan pinjamannya bank
secara mendalam akan menganalisa dengan membuat perhitungan dari
mulai perusahaan di5angun sampai mulai berproduksi dan memasarkan
hasil produksinya untuk mulai mendapatkan pemasukan uang. Dalam hal
ini nasabah dan bank menyusun cash flow untuk dapat memperhitungkan
schedule mulai pembayaran angsuran. Untuk kredit investasi ada
beberapa tahap yaitu:
1. Tahap persiapan pembangunan, dalam tahap ini nasabah sedang
mempersiapkan segala sesuatu untuk memulai pembangunan
termasuk mengurus legalitas usaha, perusahaan, lahan, pemesanan
mesin-mesin, dan lain-lain.
2. Tahap pembangunan, nasabah sudah mulai membangun, misalnya
perusahaan pabrik, mesin-mesin sudah mulai dipasang, bila
perusahaan perkebunan, sudah mulai penanaman. Tahap ini biasa
juga disebut dengan tähap konstruksi. Pada tahap ini nasabah
belum dapat untuk membayar bunga, sehingga bunga pinjamannya
dalam periode ini ditalangi lebih dulu oleh bank, dikenal dengan IDC
(interest during construction).
3. Tahap persiapan produksi, pada periode ini usaha nasabah sudah
mulai berproduksi yang siap untuk dipasarkan.
4. Tahap produksi, tahap ini nasabah sudah mulai menghasilkan,
angsuran kredit effektif mulai harus dibayar nasabah, bunga IDC
dan bunga sesungguhnya mulai diangsur, sampai lunas.
Tahap-tahap ini tercermin dalam cash flow yang diajukan nasabah
dan didiskusikan dengan bank ketika akan memutus kredit. Jumlah kredit
dikaitkan dengan nilai proyek dan dari nilai proyek itu nasabah harus
mampu menyediakan self financing antara 30% sampai dengan 40%.
b. Kredit modal kerja, atau working capital loan atau exploitasi atau kredit
rekening koran, yaitu suatu kredit yang dipergunakan untuk membiayai
keperluan perputaran usaha yakni untuk pembelian bahan baku, biaya
tenaga kerja, overhead, persediaan, piutang dagang. Kredit modal kerja
diberikan dalam jangka waktu pendek biasanya satu tahun. Dalam praktik
kredit ini terus menerus diperpanjang, bila nasabah masih memerlu-
kannya. Penggunaan dana kredit ini sesuai dengan kebutuhan nasabah
dalam membiayai keperluan usahanya, sehingga lazim dilaksanakan
dengan menentukan plafond sejumlah tertentu kemudian nasabah
dengan bebas menarik dananya sepanjang tidak melampaui plafond dan
59
menyetorkan kernbali dananya setelah menerima tagihan dari relasi
nasabah tersebut, Oleh karena rekening kredit modal kerja dalam kondisi
dapat bertambah dan berkurang dimaksud maka diistilahkan dengan kre-
dit rekening koran. Banyak bank yang memperhitungkan bunga atas
kredit ini sesuai baki debet, atau jumlah kredit yang secara riil terpakai
oleh nasabah. Bank menentukan besarnya jumlah kredit modal kerja akan
menganalisanya sesuai kebutuhan modal kerja nasabah misalnya dalam
satu tahun dan mengkaitkan dengan modal yang sudah dipunyai nasa-
bah. Pada umumnya bank akan memberikan bantuan modal kerja 60%
sampai dengan 70% dari kebutuhan modal kerja nasabah, karena nasa-
bah harus sanggup memodali usahanya antara 30% sampai dengan 40%.
b. Likuiditas Bl
Kredit yang diberikan oleh suatu bank dari dana bantuan likuiditas dari
60
Bank Indonesia. Likuiditas yang diberikan oleh Bl tersebut dibayar oleh
bank pelaksana dengan harga (bunga) yang lebih rendah dari harga dana
yang diterima dari masyarakat.
c. Konsorsium
Kredit yang dibiayai oleh beberapa bank, masing-masing bank atas kese-
pakatan bersama menentukan berapa bagian masing-masing besarnya
kredit dari jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah. Dalam konsor-
sium, secara jelas ditentukan bank yang menjadi leader, bank sebagai
anggota, secara tegas ditentukan aturan serta tugas dan tanggung jawab
masing-masing bank peserta konsorsium.
d. Sindikasi
Suatu bentuk pembiayaan kredit bersama antarbank yang lebih besar lagi
dari konsorsium, bukan sekedar urunan pembiayaan dan penentuan
leader dan anggota konsorsium akan tetapi sudah lebih komplek lagi
karena kredit dalam jumlah yang relatif besar. Sindikasi lebih diatur lagi misalnya :
b. Pertambangan
Kredit yang diberikan untuk membiayai pengusahaan pertambangan.
61
c. Perlndustrian
Perindustrian diartikan suatu usaha untuk menghasilkan suatu barang
dengan kombinasi beberapa bahan baku, atau membuat suatu barang
dengan olahan tertentu menjadi lebih bermanfaat. Kredit diberikan untuk
membiayai kegiatan dimaksud.
d. Konstruksi, property
Kredit jenis ini untuk membiayai pembangunan perumahan, pemba-
ngunan bangunan-bangunan phisik.
e. Perdagangan
Adalah kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan perdagangan
yaitu jual beli barang dengan pemanfaatan tempat dan waktu.
f. Pariwisata
Kredit untuk membantu usaha dibidang pariwisata
h. Transportasi, komunikasi
Kredit untuk membiayai kegiatan pengadaan alat transportasi, alat
komunikasi
b. Revolving Credit
Yaitu jenis kredit yang baki debetnya naik turun sesuai dengan maximum
kreditnya dan berputar terus menerus. Kredit jenis ini seringkali
diperpanjang berulang kali sesuai keperluan debitur. Kredit dalam bentuk
ini dipcrgunakan untuk pernbiayaan modal kerja.
62
kredit tidak boleh diulang lagi dengan akad yang sama. Pengguna kredit
ini adalah kontraktor. Supplier, exportir, importir. Contoh bentuk, kredit ini
Kontraktor atau Supplier, mendapatkan order dari mitra bisnisnya, untuk
memenuhi order tersebut memerlukan pembiayaan. Pembiayaan
diberikan bank setelah dipenuhinya syarat-syarat bank teknis, kredit
harus lunas apabila telah mendapatkan pembayaran dari proyek yang
dibiayai tersebut.
Syarat pokok dalam jenis kredit ini di antaranya yang sangat penting
adalah:
- Harus ada kaitannya dengan proyeWobjek yang akan dibiayai
dengan kredit tersebut.
- Plafond kredit yang diberikan tidak harus sama dengan nilai
proyek/objek yang dibiayai, akan tetapi tergantung dari termijn
(tahap) pembayaran dari mitra usaha nasabah yang memberikan
order.
- Kredit harus lunas pada saat proyek/objek yang dibiayai lunas.
Dalam hal ini bank akan berupaya mendapatkan keyakinan dan
kepastian bahwa pembayaran hasil proyek hanya dibayarkan
melalui bank yang memberikan kredit.
Penentuan jenis kredit yang dilihat dari sudut kewenangan ini, hanya
berlaku bagi intern bank, akan tetapi karena aturan intern ini pada akhirnya
menentukan pelayanan bank kepada nasabahnya, maka perlu juga dihaklum-
kan kepada pembaca mengenai adanya pembagian jenis kredit atas dasar
wewenang ini. Setiap bank mempunyai aturan intern yang berbeda. Misalnya
ada bank yang menentukan kredit dalam jumlah di bawah Rp100 juta dapat
diputus langsung oleh Junior Officer (pejabat junior), sedangkan kredit di atas
Rp100 juta sampai dengan Rp500 juta diputus oleh Senior Officer (pejabat
senior), untuk kredit Rp500 juta keatas harus diputus oleh head office.
Ketentuan intern ini akhirnya juga akan dirasakan oleh nasabah dalam
berurusan untuk memerlukan pembiayaan dan dapat kira-kira mengukur waktu
proses memperoleh kredit.
Penulis pernah mengurus permohonan Garansi Bank dari salah satu bank
sebagai banknya perusahaan tempat penulis bekerja, ternyata aturan bank
tersebut untuk pemutusan Garansi Bank harus melalui head office nya,
63
karenanya akan memakan waktu lebih dari sehari walau setor 100%. Lantaran
Garansi bank tersebut harus terbit hari itu juga, dicoba meminta Garansi Bank
tersebut dari bank lain, ternyata bank yang tersebut terakhir sanggup mener-
bitkan Garansi Bank dengan kondisi setoran 100%, langsung dapat ditunggu
hari itu juga.
Dari kenyataan tersebut jelas bahwa setiap bank mempunyai ketentuan
sendiri-sendiri yang mempuyai plus-minus, bagi nasabah tetap akan mencari
bank yang dapat memberikan bantuan yang lebih menguntungkan.
64
Begitu pula kejadiannya ketika awal diluncurkannya KIWKMKP tahun
1974, masih banyak rakyat kecil yang tertipu memberikan sertifikat tanah,
kepada pengusaha besar hanya untuk meminjam sejumlah uang tertentu.
Untuk mendapatkan pinjaman uang itu dengan menyerahkan sertifikat asli,
menanda tangani seberkas surat yang temyata isinya memberikan kuasa untuk
menjaminkan sertifikat tersebut, menjual dan pokoknya seluas-luasnya,
sehingga memungkinkan pengusaha besar tadi mendapatkan pembiayaan dari
pihak bank dengan agunan sertifikat tersebut. Giliran kredit yang diperoleh oleh
pengusaha besar tersebut dari perbankan macet, maka yang disita adalah
agunan berupa sertifikat milik rakyat kecil yang hanya mendapatkan sejumlah
kecil uang "pinjaman" dari pengusaha besar yang bersangkutan. Bila anda
yang membaca tulisan ini adalah rakyat kecil atau punya kerabat dengan
rakyat kecil, semoga pengalaman serupa tidak terulang lagi.
Kejadian ini sangat mudah terjadi karena kelompok yang disebut "Rakwat
kecil" tersebut takut berhubungan dengan bank, merasa tidak punya akses dan
tidak mau mencoba berhubungan dengan bank.
Untunglah hal ini sudah mulai dapat diperbaiki dengan adanya Bank
Perkreditan Rakyat yang dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pelayanan
perbankan bagi masyarakat pedesaan guna menumbuhkan perekonomian
pedesaan, dan yang lebih penting menurut hemat saya, agar masyarakat kecil
di pedesaan mulai berani berhubungan dengan bank. Selama ini yang
namanya rakyat kecil itu sangat minder berhubungan dengan kantor, apalagi
yang namanya kantor bank di desain begitu bersih rapi sehingga penulis
pernah menyaksikan betapa rakyat desa nasabah sebuah BPR, ketika masuk
ke kantor BPR melepas sandalnya di depan pintu depan bank, masuk bank
tanpa alas kaki dengan badan yang dibungkuk-bungkukkan dengan tak henti
hentinya mengucapkan kata-kata "maaf" dan "permisi". Beginilah sernentara
profil masyarakat desa kita yang mengundang para pihak untuk melindungi
mereka dari santapan empuk, pihak yang "besa?', agar lekaslah terangkat
rakyat kecil dari kepapaan yang bersambung tak berujung.
Jenis-jenis kredit dikemukakan di atas, berubah sesuai perkembangan
kebutuhan masyarakat dan ketentuan yang diatur oleh undang-undang yang
sedang berlaku. Perubahan dari waktu kewaktu karena setiap model kebijakan
penyaluran kredit selalu diadakan evaluasi. Pihak perbankan, pemerintah dan
dewan perwakilan rakyat, akan berusaha untuk terus menerus mencari model
yang dianggap paling efektif dan aman untuk memacu pertumbuhan ekonomi
serta lancarnya roda perekonomian dalam rangka mensejahterakan kehidupan
bangsa. Jenis-jenis kredit yang diinformasikan di bab ini adalah jenis-jenis
kredit yang pernah ada dan mungkin kemudian akan tidak berlaku lagi
digantikan model yang lain sesuai kebutuhan masyarakat, yang diatur oleh
undang-undang dan peraturan pemerintah, serta peraturan bank Indonesia
yang berlaku.
65
BAB 9
PENENTUAN JUMLAH KREDIT
Besarnya keperiuan dana kredit perlu ditentukan dengan sangat cermat,
karena akan berdampak yang luas bagi pengguna dana kredit, bagi bank yang
menyalurkan dana kredit dan juga kepada perekonomian masyarakat secara
keseluruhan
Bagi pengguna kredit, bila memperoleh dana kredit terlalu besar, akan kurang
bermanfaat karena melebihi kebutuhan, dibalik itu menambah biaya atas dana
kredit tersebut dengan membayar bunga yang lebih banyak dari bunga kredit
yang seharusnya sesuai penggunaan dana yang diperlukan. Sebaliknya bila
dana kredit diperoleh kurang dari kebutuhan maka akan sulit mengatur
penggunaannya. Terkadang kredit yang kurang dari kebutuhan akan menjadi
sia-sia, karena tidak dapat dengan sempuma merealisasikan perencanaan
usaha.
Bagi bank penyalur dana kredit, bila memberikan dana berlebih, timbul risiko
penyalah gunaan dana oleh peminjam, karena peminjam dana yang diberikan
dana kredit bedebih cenderung untuk menggunakan dana tersebut diluar
rencana. Jika dana diberikan kurang dari kebutuhan untuk mendukung
rencana, maka akan berakibat kredit tersebut bermasalah, lantaran peminjam
tidak dapat merealisasikan rencananya yang pada gilirannya usaha peminjam
kredit idak dapat berjalan dan berakhir tidak sanggup mengembalikan dana
kredit yang dipinjamnya itu.
Bagi masyarakat secara keseluruhan, bila dana dikucurkan berlebih kepada
satu nasabah peminjam yang tidak sesuai dengan keperluannya, maka akan
memperkecil peluang masyæakat peminjam lainnya untuk mendapatkan fasili-
tas pinjanan dana. Sementara itu dana yang bedebih itu kurang mendatangkan
manfaat kepada masyarakat umum untuk memperlancar dunia usaha yang
produktif guna menggerakkan sektor ekonomi masyarakat luas. Sedangkan bila
dana diberikan kurang dai kepefluan peminjam, maka akan terbengkalainya
rencana nasabah yang pada akhimya suatu kegiatan/proyek yang terbengkalai
itu seyogyanya menciptakan lapangan kerja atau percepatan kegiatan ekonomi
tidak tenaksana. Lebih jauh bila suatu kegiatan/proyek terbengkalai maka akan
terjadi kredit bermasalah sebab peminjam kredit sudah tidak mempunyai
sumber penghasilan untuk mengembalikan kredit. Bila kredit bermasalah
sedemikian besar, akan menyulitkan bank sebagai lembaga penyalur dana
kredit untuk bertahan hidup. Dalam suatu keadaan bank menjadi lumpuh akan
berdampak tidak bergeraknya sektor riil yang pada gilirannya perekonomian
masyarakat rapuh
Sehubungan dengan pokok tulisan di atas, maka bab ini akan membicarakan
topik-topik seputar penentuan jumlah kredit yang tepat untuk tiap jenis kredit. Teknik
penghitungan matematik yang dilakukan oleh tiap bank menentukan jumlah kredit
tersebut berbeda adanya. Namun pada pokoknya mempunyai persamaan
pendekatan dalam hal data yang diperlukan untuk menentukan jumlah kredit. Pada
dasamya dana kredit adalah dana untuk membiayai prospek, bukan membiayai
realisasi. Dalam hubungan tersebut maka bank-bank dalam menentukan besarnya
angka suatu kredit, akan menghimpun data rencana kerja yang akan dilaksanakan
calon debitur yang dikaitkan dengan realisasi yang telah lalu dan prospek usaha
66
dimasa yang akan datang. Berkenaan dengan perbedaan bank-bank dalam teknik
memperhitungkan matematik penentuan jumlah dana kredit dimaksud, tetapi adanya
persamaan pendekatan mengenai data yang diperlukan, maka penentuan jumlah
kredit yang dimaksud dalam bab ini tidak dibahas dengan teknik perhitungan
matematik melainkan hanya dibahas dari sudut pendekatan data yang dijadikan
acuan untuk mempertimbangkan penentuan jumlah kredit, topik bahasan itu disusun
sebagai berikut:
Penentuan besarnya jumlah dana kredit untuk Modal Kerja
Penentuan besarnya jumlah dana kredit untuk Investasi
Penentuan besamya jumlah dana kredit untuk Proyek
Penentuan jumlah kredit untuk konsumtif.
Seperti telah dikemukakan pada Bab Vlll bahwa bank dalam menyetujui
pemberian dana kredit kepada nasabahnya terlebih dahulu melakukan analisa yang
mendalam untuk mendapatkan keyakinan mengenai nasabah calon peminjam dari
beberapa aspek penilaiannya dengan prinsip kehati-hatian. Pertimbangan itu
dilakukan pada pokoknya untuk mendapatkan keyakinan bahwa dana yang
dipinjamkan kepada nasabah itu akan kembali dan nasabah yang meminjam dapat
memenuhi kewajiban membayar bunga. Karena bank mengemban kepercayaan dari
masyarakat yang menyimpan dananya di bank yang dipercayakan untuk dikelola di
antaranya disalurkan dalam bentuk dana kredit.
Modal kerja diberikan bank kepada nasabah untuk membiayai usaha nasabah
yang dipergunakan untuk membiayai satu siklus usaha dalam periode yang
umumnya satu tahun.
Pembiayaan tersebut mulai dari pembelian bahan baku, sampai hasil produksi
nasabah kembali menjadi uang dengan kata lain laku teöual.
Di dalam siklus usaha mulai bahan baku dibeli, diproses dan dijual, kembali
menjadi uang tersebut, terdapat biaya-biaya yang timbul. Seluruh biaya tersebut
merupakan pembiayaan yang dapat dibiayai dengan mempergunakan dana Kredit
Modal Kerja.
Bank-bank penyalur kredit akan membantu kredit Modal Kerja tidak 100% dari
biaya satu siklus usaha tersebut, tetapi mewajibkan calon debitur untuk
menyediakan pembiayaan sendiri yang dikenal dengan self financing sebesar
berkisar antara 30% sampai 40%. Kebijakan ini tidak sama setiap bank tergantung
kebijaksanaan bank masing-masing.
Pendekatan yang dilakukan bank untuk menentukan jumlah besarnya Kredit
Modal Kerja antara lain:
67
c. Realisasi usaha nasabah periode sebelumnya atau pada masa yang lalu
yang akan bermanfaat untuk menilai kewajaran rencana kerja nasabah.
Dari data laporan keuangan nasabah akan dapat diperhitungkan turn over
modal kerja. Bank akan membiayai jumlah besarnya pembiayaan yang
diperlukan oleh calon debitur untuk satu kali turn over modal kerja setelah
diperhitungkan kesanggupan nasabah menyiapkan pembiayaan sendiri (self
financing). Atau perhitungan jumlah besarnya kredit adalah 60% sampai 70%
dari satu kali turn over modal kerja.
Sebagai ilustrasi melalui pendekatan turn over. Misalkan nasabah
mempunyai realisasi usaha rata rata dalam 3 (tiga) tahun terakhir sebesar 6
miliar. Turn over usaha 3 bulan, sedangkan seluruh biaya yang diperlukan
untuk memproduksi barang/jasa yang diusahakan adalah 80% dari harga jual.
Kemampuan sendiri perusahaan untuk membiayai usahanya adalah 30%. Bank
menentukan bahwa jika kredit diberikan nasabah harus sanggup meningkatkan
usahanya mendatang sebesar 10%.
68
BAB 10
PENGAWASAN KREDIT
PENTINGNYA PENGAWASAN KREDIT
Kedua ; dapat mengevaluasi tingkat risiko yang melekat pada fasilitas kredit
sesuai klasifikasinya.
Ketiga; untuk menyusun langkah-langkah menghilangkan kelemahan yang
terdapat pada klasifikasi fasilitas kredit yang bersangkutan, selanjutnya
dapat menyelamatkan tagihan kredit.
A. KLASIFIKASI KREDIT
69