Anda di halaman 1dari 13

1 PENGERTIAN KERTAS

Kertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda
disebut papier. Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-
lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret mempunyai
sifat yang berbeda dari bahan bakunya : tumbuh-tumbuhan. Kertas dibuat unutk
memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam.

Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis
dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas
pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun
toilet.Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas,
bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal
ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu,
kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti
dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.

2.2 SEJARAH KERTAS

Pada masa awal-awal keberadaan kertas sangat dekat denagn kegiatan


menulis. Dapat dikatakan bahwa sebuah peradaban mulai bersentuhan dengan
kertas maka kegunaan kertas sangat berkaitan dengan fungsinya sebagai media
untuk menulis. Walaupun kertas dekat dengan dunia tulis-menulis ternyata tidak
sesuai dengan kelahiran budaya tulis. Saat budaya tulis mulai dikenal oleh
manusia, kertas bukanlah media pertama yang digunakan sebagai media untuk
menulis. Sebelumnya , manusia menggunakan media lainnya seperti : tulang,
batu, tanah liat, logam, kulit pohon, dan lembaran-lembaran kayu.

Mesir merupakan negeri yang pertama kali bersentuhan dengan budaya


kertas. Kertas pertama kali dibuat dari sejenis tanaman, Cyperus papyrus. Setelah
kertas produk Mesir hilang dari peredaran, muncul kertas produk baru Cina.
Produk Cina mulai dikenal pada abad ke-2 M. Orang yang berjasa mengenalkan
kertas ebagai produk peradaban manusia adalah T’sai Lun, pegawai biasa pada
kerajaan Cina semasa Kaisar Ho Ti. Kertas produk T’sai Lun yan gberbahan dasar
pohon murbei dalam waktu singkat menggantikan fungsi berbagai media tulis
yang telah digunakan sebelumnya oleh Negara tersebut seperti, bambu dan kain
sutera. Berkat jasanya menemukan kertas, Kaisar Ho Ti kemudian memberi gelar
bangsawan kepada T’sai Lun.

Gambar. T’sai Lun

Pada awal abad ke-7, terjadilah transfer pertama kali dalam hal teknologi
pembuatan kertas. Negeri pertama yang menerima transfer pembuatan kertas
adalah Jepang. Setelah Jepang menyusul Korea, Nepal dan India pada abad ke-9.
Sementara dunia Arab telah mengenalnya sejak abad ke-8. Teknologi pembuatan
kertas mulai menyebar kenegara-negara Eropa seperti Spanyol, pada pertengahn
abad ke-12, kemudian Prancis, Italia, Jerman dan Swiss.
Seiring dengan perkembangan peradaban, pembuatan kertas terus mengalami
penyempurnaan baik dalam hal penggunaan bahan mentah, proses pembuatan,
maupun teknologi pembuatan. Setelah menyebar ke Negara Eropa pembuatan
kertas tidak lagi dilakukan secara manual melainkan secara mekanis. Pohon
murbei bukan lagi satu-satunya bahan mentah kertas, sebab digunakan pula
bahan-bahan mentah lainnya seperti rumput esparto, jerami, dan kayu. Dalam
kaitannya dengan inovasi dalam proses pembuatan kertas dengan menggunakan
mesin, kiranya perlu dicatat nama-nama penemu dan pengembang mesin pembuat
kertas, seperti Nicolas Louis Robert dan St. Leger Didot dari Prancis (1798) serta
Henry dan Sealy Fourdriner dari Inggris.

Persentuhan budaya tulis di Indonesia dimulai pada abad ke-5, sebagaimana


dibuktikan oleh temuan-temuan dari prasasti kerajaan tarumanegara dan yupa dari
Kutai. Kertas belum menjadi media yang digunakan untuk menulis. Mereka
menggunakan batu sebagai alat untuk menulis. Dengan demikian, kertas bukan
media yang pertama kali digunakan sebagai alat untuk menulis di Indonesia.

Meski demikian, disebut-sebut ada dua jenis kertas pada masa awal-awal
persentuhan Indonesia dengan kertas, yaitu kertas tradisional dan kertas pabrik.
Kertas Tradisonal adalah kertas hasil kreasi bangsa Indonesia yang dibuat melalui
cara-cara yang tradisional dengan bahan mentah yang umumnya terbuat dari kulit
kayu. Contoh kertas tradisional yang bernama daluang yang dibuat dengan
menggunakan bahan dasar dari kulit kayu pohon paper mulberry “ Broussonetia
papyrifera vent” atau yang dalam tradisi masyarakat sunda dikenal dengan nama
pohon saeh, Jawa (glulu/glugu), Madura (dhalubnag/dhulubang) dan di Sumba
Timur dikenal kembala.

Kaitannya dengan kertas pabrik, pada kenyataan sejarah awal tentang


permulaan produksi kertas dengan cara manual kemudian menggunakan mesin,
dapat dikatakan bahwa perentuhan Indonesia dengan kertas sangat mungkin baru
dimulai saat ada kontak dengan budaya asing yagn telah menjadikan kertas
sebagai media untuk kegiatan menulis.

Berdasarkan bukti-bukti sejarah sangat mungkin persentuhan Indonesia


dengan kertas telah dimulai sejak abad ke-13. Adapun kertas pabrik yang pertama
kali masuk ke Indonesia didatangkan oleh para pedagang muslim yang berasal ari
Arab. Selanjutnya persentuhan Indonesia dengan kertas pabrik semakin mendalam
pada zaman VOC.

2.3 BAHAN-BAHAN PEMBUATAN KERTAS

Jenis-jenis bahan mentah

Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen yaitu bahan baku,
bahan pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah bahan utama
pembuatan kertas. Bahan baku diubah hingga menajdi barang baru yang
mempunyai wujud dan sifat berlainan dari bahan asalnya. Bahan pembantu adalah
bahan-bahan yang diperlukan utnuk memperlancar pembuatan kertas. Bahan
pelengkap adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuata kertas
agar memperoleh hasil yang baik tanpa bahan pelengkap kertas yang dihasilkan
banyak mengandung cacat dan tidak sempurna.

a. Bahan Baku
Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat seperti :
jerami padi, bamboo, tebu, rumput-rumputan, jute, manila, rosella, murbai, kapas,
lena dan jenis tanaman-tanaman lainnya yang cukup banyak tersedia di alam.
Batang-batang kayu pun digunakan sebagai bahan baku. Hampir semua jenis kayu
baik kayu keras maupun lunak tanpa kecuali dapat dijadikan bahan baku kertas.
Karena kayu mempunyai kandungan selulosa cukup banyak (40-45 %) (JF
Dumanauw, 1984). Seperti yang kita ketahui selulosa adalah komponen utama
pembuatan kertas. Namun, produk kertas dari bahan nonkayu masih dibuat karena
bahan jenis ini mempunyai keunggulan yakni lebih kuat dibandingkan dengan
selulosa kayu. Kertas jenis ini dipergunakan sebagai kertas tulis, kertas penjilidan
buku, kertas cetak biru, uang kertas, dan bahan lain ayng memerlukan kertas
dengan ketahanan tinggi (Encyclopaedia Britanica, 1970).

b. Bahan Pembantu

Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang pertama
adalah air bersih dan selebihnya adalah bahan-bahan kimia yang berbeda-beda
peranannya. Tidak semua bahan-bahan kimia ini dipergunakan sekaligu tetapi
tergantung kepada jenis kertas yang diproduksi (Monareh, 1982).

Bahan-bahan pembantu tersebut sebagai berikut :

 Air, diperlukan sebagi pelarut dan pencuci. Air sangat diperlukan


dalam pembuatan kertas.

 Bahan pemutih, diperukan untuk membuat kertas menjadi putih


bersih sebab bahan baku kertas tidak berwarna. Bahan pemutih
tersebut yaitu :

 Hidrogen Peroksid

 Natrium Peroksid

 Natrium Bisufat

 Kalium Bisulfat
 Bahan penghancur kayu, diperlukan untuk menghancurkan kayu
tidak dengan cara mekanis tetapi bahan reaksi kimia. Bahan
penghancur tersebut adalah :

Asam > Asam sulfat

Alkali > Sodium Hidroksid

 Bahan pewarna , diperlukan apabila hendak membuat kertas-kertas


berwarna.

b. Bahan Pelengkap

Ada dua macam bahan pelengkap yang dipergunakan di dalam industri


kertas. Bahan-bahan tersebut adalah :

 Bahan Pengisi, bahan untuk menutup lubang-lubnag halus pada


permukaan kertas. Sehingga diperoleh kertas yang rata dan halus.
Diantara bahan-bahan tersebut adalah :

 Kaolin

 Tanah Diatomea

 Gips

 Kapur Magnesit

 Bahan perekat, bahan untuk mengikat serat atau selulosa kayu agar
lebih kuat dan kokoh diantaranya :

 Perekat arpus

 Perekat hewani

 Perekat tepung kanji

2.4 PEMBUATAN KERTAS


Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama
yaitu pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu
hingga menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi
yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai. Kedua
tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :

a. Pembuatan Barang Setengah jadi

Pada tahap ini ada lima cara pembuatan pulp berdasarkan dua prinsip ialah
prinsip dengan manggunakan tenaga mekanis dan prinsip dengan menggunakan
proses reaksi kimia. Kelima cara tersebut ialah :

 Pembuatan pulp secara mekanis.

 Pembuatan pulp secara kimia yakni dengan mempergunakan bahan-bahan


kimia tertentu, untuk dikenal tiga macam bahan kimia yang mempunyai
fungsi berbeda-beda sesuai dengan jenis kayu yang diolah. Bahan-bahan
tersebut adalah :

 Asam sulfat (Proses asam)

 Asam Sulfit (Proses asam)

 Soda Natron (Proses alkali)

 Pembuatan pulp secara kombnasi anatara penggunaan tenaga mekanis dan


reaksi kimia. Cara ini juga dikenal dengan nama semi chemical.

Sebelum kayu diolah menjadi barang setengah jadi terlebih dahulu


batangbatang kayu yang baru ditebang dar hutan dikupas dulu kulitnya.
Kemudian balok-balok kayu tersebut dipotong-potong menjadi log atau
keratin berukuran 15-20 cm, selanjutnya melalui conveyer log dikirim ke
mesin ‘chipper’ unutk diproses hingga menjadi serpihan (hip). Pada proses
pengolahan pulp secara mekanis, serpihan kemudian dihancurkan melalui
mesin penggilas yang terbuat dari beton sampai lumat, dicampur dengan
air hingga menjadi bubur. Kandungan bubur ini adalah serat-serat kayu,
damar kayu (yang menyebabkan kertas cepat berwarna kuning apabila
kena sinar matahari ), pektin dan lignin. Bahan dasar ini digunakan untuk
pembuatan kertas yang tidak memerlukan keuletan dan untuk pemakaian
jangka pendek misal kertas untuk membuat Koran (MOnareh, 1982). Pada
pengolahan pulp secara kimia, serpihan-serpihan kayu dimasukkan ke
dalam ketel pemaak yang disebut digester bersama air dan bahan kimia
yang diperlukan, dipanaskan dengan uap tinggi selam 16 -20 jam. Hal ini
dilakukan agar lignin, pektin dan dammar dapat dipisahkan dan
dikeluarkan dari bahan bahan dasar sehingga yang tertinggal hanya serat-
serat kayu murni dan selulosa. Dengan begitu mutu kertas yang dihasilkan
dari bahan ini akan jauh lebih baik. Tergantug pada jenis kayu yang akan
diolah dan bahan kimia yang dipilih akan diperoleh tiga jenis selulosa
sebagai berikut :

Pemakaian soda natron menghasilkan selulosa natron yang lunak dan


panjang. Warna selulosa agak gelap karena itu perlu proses pemutihan jika
ingin memebuat kertas putih dari bahan ini. Hal itu tidak perlu dilakukan
kalau tujuannya untuk membuat kertas bungkus Yang tidak berwarna
putih. Proses natron baik untuk memisahkan damar kayu.

 Pemakaian asam sulfat menghasilkan selulosa sulfat yang lebih panjang


dari selulosa natron, warn aayng dihasilkan pun agak gelap sehingga perlu
diputihkan dahulu apabila hendak memebuat kertas putih.

 Pemakain asam sulfit menghasilkan selulosa sulfit yang berkualitas lebih


baik dari dua macam selulosa lainnya. Warna selulosa tetap putih sehingga
tidak perlu pemrosesan lebih lanjut untuk memutihkan.

Kemudian bahan yang telah digester dibersihkan dari mata kayu, pecahan
kayu dan kotoran benda berat/pasir. Tambahan air diperlukan agar bubur kayu
dapat dibebaskan dari sisa-sisa bahan kimia. Aliran selulosa yang sudah bersih
dari bahan kimia dilairkan kekotak penyaring yang dilengkapi dengan baling-
baling pengaduk cairan. Melalui saringan di ujung kotak partikel-partikel kasar
seperti mata kayu dan pecahan-pecahan kayu, sedangkan partikel halus hanyut
melewati saringan dan masuk ke dalam bak penangkap pasir. Didalam sini
partikel alus dan besar akan mengendap, sedangkan partikel halus dan ringan akan
terus hanyut menuju penangkap yang lain yang akan mengnyaring sisa-sisa zat
kayu halus, sehingga selulosa murni saja yang berhasil lolos keluar dari system
pembersihan ini. Sebelum itu selulosa perlu diputihkan dahulu didalam bak
khusus yang telah berisi bahan-bahan pemutih.

b. Pembuatan Barang jadi

Pada proses pembuatan ini, bubur kayu yang telah bersih kemudian
dimasukkan ke dalam alat yang disebut hollader yang telah diisi dengan bahan
pelengkap (bahan pengisi dan bahan perekat) dan air. Di dalam alat ini adonan
dicampur sampai homogen, serat-serat selulosa saling berkaitan, pori-pori erat
penuh tertutup bahan pengisi dan seluruh susunan terlumuri bahan perekat. Dalam
keadaan ini adonan telah siap untuk dijadikan lembaran-lembaran kertas.
Kemudian adonan basah dialirkan ke mesin fourdriner. Mesin ini berupa saringan
kasa tembaga (fine mesh bronse screen) meyerupai pita besar yang tidak putus
karena terus berputar. Diatas saringan ini adonan ditebarkan hingga membentuk
lembaran tanpa putus yang terus bergerak. Di tengah-tengah saringan terdapat rol
penggilas (dandy roll) yang berfungs sebagai pemeras air. Lembaran yang telah
dilewati dandy roll kadar airnya berkurang dan rata tebalnya. Keluar dari mesin
fourdriner, kemudian lembaran kertas basah (web) masuk kedalam mesin press.
Prinsip kerja mesin ini tidak beda jauh dengan mesin terdahulu tetapi lebih banyak
memiliki rol-rol penggilas agar lebih menekan air sebanyak-banyaknya keluar dari
kertas. Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar
padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara
kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll
bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat
menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30
%). Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6
%. Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar
(paper roll). Paper roll ini yang dipotong-potong sesuai ukuran dan dikirim ke
konsumen.

SKEMA PEMBUATAN KERTAS

Proses pulping atau pembuatan bubur kertas dapat diuraikan menjadi 9


bagian atau tahapan, sebagai berikut:

1. Woodyard

Dimana sebuah lapangan luas umumnya terbuka tempat menerima dan


menyimpan kayu gelondongan yang selanjutnya proses pengkulitan,
pemotongan kecil-kecil & penyaringan potongan kayu.

2. Barker

Dalam proses penghilangan kulit kayu ini grlondongan kayu dimasukkan


dalam "debarking drums", gelondongan silinder berputar mengakibatkan
gelondongan kayu ikut berputar dan bergesekan satu dengan yang lain
melucuti kulit kayunya.

3. Chipper

Mesin pemotong gelondongan kayu menjadi ukuran kecil yaitu kurang


dari 2 cm dan setipis 1/2 cm.

4. Screen

Diperlukan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu yang lebih


besar dari target ukuran diatas, dan menghilangkan debu mesin potong
yang tidak perlu.

5. Digester

Prinsipnya seperti panci masak didapur tempat ibu atau istri anda masak.
Potongan kayu yang disebut chips dimasak dengan suhu dan tekanan yang
tinggi dalam suatu larutan kimia penghancur. Larutan dan proses masak ini
akan melembutkan dan akhirnya memisahkan serat kayu yang diinginkan
dari "lignin" yaitu unsur kayu semacam lem yang menahan serat kayu
bersatu.

6. Chemical Recovery and Regeneration

Proses sampingan kimia inorganik yang diolah ulang dari proses


"memasak" sebelumnya, untuk memasak kembali. Bahan kimia buangan
dari proses memasak sebelumnya masih dapat diproses ulang, tidak
dibuang begitu saja.

7. Blow Tank

Ibaratnya setelah selesai dimasak maka makanan disimpan dalam panci


penyimpan untuk disajikan kemudian sesuai selera masing-masing
individu, apa mau sedikit asin, manis, indah didekorasi dan lain
sebagainya. Disini serat kayu sudah terpisah satu sama lain, secara resmi
mereka sudah disebut pulp atau bubur kertas.

8. Washing

"Mesin cuci" ini akan membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan ligin yang
masih tertinggal, yang dikirim keproses nomor 6 yaitu chemical recovery
process. Ibaratnya saat anda masak nasi, maka beberapa kali anda
mentiriskan air beras yang anda cuci sebelum dimasak supaya kotoran
hilang. Harap diingat disini anda bukan bertujuan membuatnya menjadi
putih bersih! Pada tahap ini bubur kertas secara alami berwarna coklat dan
umunya digunakan untuk membuat kertas kantong dan corrugated box
yang coklat.

9. Bleaching

Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach,


yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas
budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas
yang akan dibuat.
2.5 JENIS-JENIS KERTAS

 Kertas bungkus : untuk semen, kertas lilin

 Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu muka

 Kertas cetak : untuk buku cetak

 Kertas tulis : HVS

 Kertas Koran

 Kertas karton

 Kertas hard Board

2.6 SIFAT-SIFAT KERTAS

Tebal-tipisnya kertas akan menentukan mudah sukarnya pengerjaan. Pada


umumnya kertas dapat diperlakukan sebagai berikut :

 Dapat dibakar dengan mudah

 Dapat menyerap air

 Dapat dilipat kesegala arah

 Dapat dipotong dengan gunting atau pisau

 Dapat dirobek

 Dapat direkat dengan lem

 Dapat ditoreh dengan benda runcing atau tumpul

 Dapat digulung dengan mistar

 Dapat diremas dengan tangan

 Dapat ditusuk denagn jarum atau benda lainnya yang runcing

 Dapat disambung dengan stapler


 Dapat dijepit dengan kertas

 Dapat dilubangi dengan alat khusus

2.7 TEKNIK PENGERJAAN KERTAS

Ada beberapa teknik dalam pengerjaan kertas yang dapat dikembangkan


sehingga menghasilkan karya –karya yang menarik. Beberapa teknik dasar
dikombinasikan sehingga menghasilkan benda yang lebih bervariasi. TEknik-
teknik dasar tersebut sebagai berikut :

a. Teknik Dasar Memotong (cutting)

Teknik ini memberikan kesempatan untuk menemukan dan menyusun


gambar dekoratif maupun benda hias baik dalam pola simetri, pola asimetri
maupun pola bebas. Untuk mencapai tujuan tersebut harus melakukan beberapa
cara yaitu :

Menentukan bentuk dasar yang akan dikerjakan misalnya : persegi panjang,


persegi, segitiga, lingkaran, ellips, atau yang lainnya seperti pada gambar berikut :

Kemudian bentuk dasar terpilih (misal persegi) diletakkan di atas kertas lain
sebagai alas dengan warna yang berbeda. Agar kertas yang akan dikerjakan
terlihat jelas.

Bentuk terpilih dipotong dan direnggangkan sehingga terlihat adanya


pemisahan menjadi dua bagian. Dengan cara demikian akan diperoleh hasil yang
sangat beragam dalam jumlah tak terbatas. Pemisahan dapat dilakukan dengan
garis lurus atau garis lengkung sehingga membentuk kreasi baik dalam pola
simetri atau lainnya.

b. Teknik Dasar Melipat (folding)

Teknik dasar ini memberikan penemuan bentuk-bentuk dekoratif (origami).


Benda bidang dan benda tiga dimensional.

b. Teknik Dasar Menoreh (scoring)

Teknik ini menghasilkan gambar timbul (relief). Torehan-torehan yang


dibuat pada gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga
memunculkan gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga
memunculkan gambar tersebut sebagai relief.

c. Teknik Dasar Menyambung (bending)

Teknik ini memberikan bentuk-bentuk geomatri, memperluas bidang atau


memperpanjang kertas.

d. Teknik Dasar Menggulung (curling)

Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung yang tidak
dapat dicapai dengan teknik lain.

e. Teknik Dasar Gabungan melipat dan memotong

f. Teknik Dasar Gabungan meotong, menyambung dan menggulung

http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/pengertian-kertas.html

Anda mungkin juga menyukai