Anakku ……..
Aku tak ingin kau bersedih, aku tak ingin engkau dilanda nestapa.
Anakku ……..
Kini engkau telah dewasa, dan aku mulai tua dan pikun.
Jika aku mengatakan hal yang sama ribuan kali kepadamu …. bersabarlah,
kenang saja ketika aku membacakan cerita yang sama ribuan kali sampai engkau tertidur.
Kalau aku tidak mau mandi, jangan salahkan atau marahi diriku,
kenang saja ketika aku membujukmu dengan seribu alasan agar engkau mau pergi mandi.
Kalau bicaraku melantur, janganlah gugup …. yang terpenting bukanlah omonganku, tapi aku tetap
bersamamu, yang mendengarkan kata-kataku.
Bila kakiku sudah berat untuk melangkah, jangan paksa aku berjalan,
Suatu hari nanti kau akan tahu, di samping kesalahan-kesalahanku ….. aku ingin melakukan yang terbaik
untukmu … untuk jalan hidupmu.
Kau tak harus merasa sedih, marah atau tak berdaya melihat aku di sampingmu.
seperti yang aku lakukan padamu ketika engkau memulai hidup ini.
Bila di suatu masa nanti aku berkata aku tak ingin hidup lebih lama lagi,