Anda di halaman 1dari 2

M.A.M.

Mama? Jika aku mendengar kata itu, tak ada satu pun hal yang terlintas dipikiranku. Namun,
serangkaian 4 huruf 1 kata itu ada dan selalu terlintas di hatiku. Lebih tepatnya diam dan selalumenjadi
alunan sepanjang masa. Rintihan teriakan hati mengingat bagaimnaba jika kau meninggalkanku di
dunia ini.... sungguh aku tak bisa membayangkannya. Sosok mama yang merangkap menjadi seorang
Ayah. Ya, itu yang aku rasakan ma... Aku tahu, mama paling hebat. Mama paling-paling dan ter-ter
yang aku punya. Sosokmu yang selalu aku kagumi. Aku ingin sepertimu, aku ingin kuat sepertimu ma....

Kau yang selalu mengajarkankubagaimana cara ber etika yang baik. Kau yang selalu mengajarkanku
bagaimana bersikap terhadap semua orang, bahkan kepada seorang pemulung pun kau selalu
mengajarkanku untuk santun. Kau mengajarkanku cara berbagi dengan orang lain, kau mengajarkanku
apa arti rendah hati, dan kau mengajarkanku bagaimana menjadi sosok yang tegar. Tidak, kau tidak
mengajariku, tapi engkau telah menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya seolah-olah kau
mengajariku. Bukankah orang tua yang baik adalah orang tua yang bersikap sesuai perannya tanpa
harus mengajarkan hal-hal baik terhadap anak-anaknya? Karena jika orang tuanya bersikap baik, tentu
anak-anaknya akan meniru sosok orang tuanya. Bukan begitu Ma?

Engkau luar biasa Ma.....

Tapi aku selalu mengutuk diriku sendiri yang terlalu egois, keras kepala, ke kanak-kanakkan. Berbeda
jauh denganmu Ma...

Aku pernah melihatmu menangis. Tangisan cape. Tangisan yang benar-benar terisak. Tapi, apa yang
bisa aku lakukan melihatmu seperti itu? Aku hanya diam mematung, ikut menangis bersamamu, dan
aku tertawa kepada diriku sendiri, betapa bodohnya diriku yang saat itu hanya bisa diam.

Aku tak bisa mendeskripsikanmu dengan kata-kata yang mungkin menurutmu seperti suara kucing
bising karena kelaparan. Karena bagiku kau nyata.

Kecupan hangat hinggap di dahi yang membuatku terbangun dari tidurku dan segera teringat akan hari
ulang tahunku. Itu kado terindah yang pernah aku miliki.

Kau mungkin tahu sifat diriku, jika aku diberi kesempatan untuk berbicara maka aku akan terus tiada
henti-hentinya berbicara. Maka dari itu, aku tak bisa berkicau panjang lebar disini, jika aku diberi bebas
karakter tanpa batas untuk berbicara aku tak akan bisa panjang lebar. Karena ini hanya tulisan yang
mewakili sebagian teriakan hatiku. Hanya sebagian.

Mama, jujur aku malu mendapati diriku yang sampai saat ini belum menjadi apa-apa, bahkan untuk
membuat kau bangga aku belum bisa.

Aku tak ingin berjanji terhadapmu, karena tak ada yang bisa aku janjikan saat ini. Maaf Ma...
Aku hanya ingin kau selalu mendukung segala apa yang aku lakukan, aku butuh support, aku butuh
doa'mu. Do'amu lah yang akan mengantarkanku pada gerbang keberhasilan, dan akan menjadi sebuah
kebanggaan untukmu.

Anda mungkin juga menyukai