Anda di halaman 1dari 6

SURAT ORANG TUA UNTUK ANAK Assalamu'alaikum wr.wb Anakku. Anakku..

Saat kau lihat aku menjadi tua, bersabarlah dan coba mengerti diriku. Kalau aku mengotori meja saat makan atau tak mampu berpakaian dengan baik bersabarlah, ingat saat dulu aku mengajarimu makan dan berpakaian dengan benar. Bila kala aku bicara padamu, aku mengulang hal yang sama ribuan kali, jangan kau kesal ataupun jengkel, ingat saat aku harus bercerita berulang ulang dongeng yang sama, sampai kau tertidur nyenyak. Jika aku tak mau mandi, jangan ejek aku, ingat saat dulu aku harus menciptakan seribu alasan padamu agar kau ingin mandi. Jika kau temui aku dengan teknologi baru, beri aku waktu lebih untuk memahami dan jika aku tidak mampu juga, jangan melihat ke aku dengan wajah kasihan. aku telah mengajarimu banyak hal, cara makan dengan baik, berpakaian dengan benar, bahkan cara menghadapi tantangan dalam hidupmu. Nak, Jika suatu saat nanti, aku kehilangan memoriku, atau tak mampu mengikuti pokok pembicaraanmu, beri aku waktu untuk mencoba mengingat, dan jika aku tak juga mampu, jangan kau gugup, karena yang terpenting bukan pembicaraan kita, melaikan kehadiranmu disisiku dan kau mau menyimakku. Andai aku tak mau makan, jangan paksa aku karna aku tahu kapan aku akan lapar. Bila kaki tuaku tak mampu lagi dibawa melangkah, berikan tanganmu, tuntun aku seperti aku dulu menuntunmu untuk belajar melangkah. Dan jika di suatu saat nanti aku bilang aku lebih memilih untuk mati saja, jangan marah, suatu hari kau akan mengerti. Ada saat akan kau sadari bahwa di tengah banyak kesalahan yang pernah aku buat, aku selalu ingin yang terbaik untukmu dan selalu menyiapkan jalan terbaik untukmu melangkah dalam kehidupanmu. Nak, jangan merasa kesal atau tak senang jika aku ada didekatmu, Karna kau yg seharusnya ada didekatku, mengerti aku dan bantu aku, seperti yang aku lakukan saat kau mengawali kehidupanmu. Bantu aku akhiri jalan hidupku dengan cinta dan kesabaranmu, aku akan bayar tunai dengan senyum dan cintaku yang selalu ada untukmu.

Anakku, kini engkau sudah mulai besar Anakku, kini engkau sudah mulai dewasa Anakku, kini engkau sudah dapat membedakan air dan api Anakku, kini engkau sedang menjalani separuh masa laluku

Hidupku kini sudah mulai tua renta Hidupku kini menjelang tua Aku tak mampu lagi untuk menggendongmu Aku tak mampu lagi untuk mengajakmu bermain

Dimasa kelak nanti, disaat kau sudah lepas dari kami Dimasa kelak nanti, ketika engkau menjalani hidupmu sendiri Aku tak dapat lagi mengawasimu seperti dulu Aku tak dapat lagi mengobati lukamu

Kami hanyalah orang tua renta Kami kini sudah tak berdaya Janganlah kau menjalani kembali kesalahan-kesalahan kami dahulu Janganlah kau mengambil jalan hidup yang tak berujung jelas

Kami hanya dapat berharap jika kelak nanti kau memiliki kehidupanmu sendiri Kami tak dilupakan begitu saja bak bangkai kayu yang mati Kami hanya dapat berharap engkau yang memelihara kami nanti Dikala kami hanya dapat menikmati hidup senja kami

Setidaknya kami bangga telah mampu membesarkan buah hati kami Setidaknya kami bangga telah mendidik engkau Masa hidup kami tidak akan lama lagi Masa hidup kami tinggallah sebuah angan-angan dimasa tua

Harap kami, ketika kami telah pergi meninggalkan engkau Engkau dapat mengurus jenazah kami Harap kami, ketika kami memasuki sebuah ruang gelap nan hampa Kami dapat mendengar engkau beradzan di telinga kami

Surat ayah untuk anak nya Jumat, 29 Agustus 2008 04:29 Surat ayah(bunda) untuk putra(putri) nya... Anakku,

Saat kau lihat ayah menjadi tua... bersabarlah dan coba mengerti diriku Kalau ayah mengotori meja saa makan atau tak mampu berpakaian dengan baik...sabarlah... ingat saat dulu aku mengajarimu makan dan berpakaian dengan benar... Bila kala aku bicara padamu...aku mengulang hal yang sama ribuan kali''...jangan kau jengkel...ingat saat ayah harus bercerita berulang ulang dongeng yang sama ..sampai kau tertidur. Jika aku tak mau mandi .....jangan ejek aku... ingat saat dulu ayah harus menciptakan seribu alasan padamu agar kau mau mandi.. Jika kau temui ayah gaptek dengan teknologi baru...beri ayah waktu lebih untuk memahami dan jika ayah tak mampu juga jangan melihat ke ayah dengan wajah kasihan.. Ayah telah mengajarimu banyak hal ,, cara makan dengan baik..berpakaian dengan benar.. bahkan cara menghadapi tantangan dalam hidupmu Nak, Jika suatu saat nanti, ayah kehilangan memoriku... atau tak mampu mengikuti pokok pembicaraanmu ... beri ayah waktu untukmencoba mengingat..dan jika ayah tak jua mampu...jangan kau gugup...karena yang terpenting bukan pembicaraan kita...melaikan kehadiranmu disisi ayah dan kau mau menyimak ayah.. Andai ayah tak mau makan....jangan paksa ...ayah tahu kapan ayah butuh... Bila kaki tua ayah tak mampu lagi dibawa melangkah ....beri tanganmu.. tuntun aku seperti aku dulu mengajarimu berjalan.. Dan jika di sauatu saat nanti aku bilang aku lebih ingin mati saja..jangan marah... suatu hari kau akan mengerti.. Ada saat akan kau sadari bahwa di tenngah banyak kesalahan yang pernah ayah buat...ayah selalu ingin yang terbaik buatmu dan selalu menyiapkan jalan terbaik buatmu melangkah dalam kehidupanmu. Nak..jangan merasa kesal atau tak senang jika aku ada didekatmu... Kamu seharusnya ada didekat ayah..mengerti ayah dan membantu..persis seperti yang ayah lakukan saat kau mengawali kehidupanmu.. Bantu aku akhiri jalan hidupku dengan cinta dan kesabaranmu .. Ayah akan bayar tunai dengan senyum dan cinta ayah yang selalu ada untukmu Ayah amat sayang kamu Nak..

Untuk Anakku Disaat Aku Tua,,Aku bukanlah diriku yang dulu "Maklumilah diriku dan bersabarlah Menghadapiku" Disaat Aku menumpahkan kuah sayuran di bajuku,dan disaat aku tidak lagi mengingat cara mengikat tali sepatuku "ingatlah saat-saat bagaimana aku membingbingmu dan mengajarimu untuk melakukannya" Disaat aku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu "Bersabarlah mendengarkanku,,,,dan jangan memotong ucapanku Ingatlah dimasa kecilmu,aku harus mengulang dan mengulang terussebuah cerita yg telah aku ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi" Disaat aku membutuhkanmu untuk memandikanku,,,,, "Janganlah menyalahkanku.Ingatlah dimasa kecilmu,bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi ????" Disaat kedua kaki ku terlalu lemah untuk berjalan. "Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku, bagaikan dimasa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan" Disaat Aku melupakan topik pembicaraan kita. "berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya, sebenarnya topic pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku,aku telah bahagia." Disaat engkau melihat diriku yang menua, jangan bersedih. "maklumilah diriku, dukunglah aku, sebagai mana yang ku lakukan terhadapmu disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan." Disaat aku menutup mata nanti' "jganlah menangis, kelak kita nanti akan bersama-sama nanti di rumah Bapa"

salam manis.. Ayah dan Ibumu...

Sepucuk surat dari seorang ayah Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang ayah kepada anaknya yang sesungguhnya bukan miliknya, melainkan milik Tuhannya. Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui. Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya. Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini. Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua. Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan. Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi,kusesali kesalahanku itu sepenuh penuh air mata dihadapan Tuhan. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku. Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa erusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan. Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit. Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan rohaniah yang sebenarnya. Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti. Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa. Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia.

Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya. Dari ayah yang senantiasa merindukanmu. Sebuah tulisan yang saya sendiri pun tak tahu siapa penulisnya, tapi yang saya tahu Ia menyadarkan saya akan betapa besar kecintaan orangtua Entah mengapa air mata menetes ketika tulisan itu ku baca dan ku mau kau pun merasakan apa yang aku rasakan. Sahabat, cintailah ayahmu selagi ia disampingmu... Sayang ayah sungguh

Anda mungkin juga menyukai