Anda di halaman 1dari 3

Rekan-rekan sekalian

dimalam yang dingin ini, rasakanlah setiap hembusan udara yang berhembus ke tubuh kalian, api
unggun depan kalian, rasakanlah hangatknya api unggun yang menutupi dinginnya malam ini

dalam nuansa keheningan malam ini, diantara lirihnya hembusan angin dan secercah cahaya dari
api unggun yang sedikit menghangatkan kita, malam ini kita coba kembali untuk meniti detak
waktu dalam kepasrahan pada yang Maha kuasa
pada malam ini sejenak kita menjernihkan hati dengan berhumasabah pada yang maha kuasa
rekan-rekan sekalian, bayangkanlah-rasakanlah kalian sekarang sedang melihat diri sendiri, diri
kalian itu kini tengah berbuat keburukan yang disadari, dosa yang secara terang-terangan.
dimalam ini kakak mengajak kalian semua untuk berfikir jernih, dengan menggunakan perasaan
kalian, sambil merenung kembali perjalanan hidup kita ini
bukankah setiap perbuat ada balasannya dari Tuhan?
lihatlah depan kalian, sekarang kalian tengah berada dalam kondisi pengadilan tuhan, kalian ragu
akan amal kalian yang belum tentu diterima, dan kalian yakin akan dosa yang sudah pasti
tercatat, dalam persidangan itu ternyata amal baik kalian lebih sedikit dari keburukan yang sudah
pasti tercatat, bukankah tuhan sudah memberikan kita pilihan untuk menjadi baik atau tidak,
untuk menuruti perintahnya atau tidak, namun kita malah memilih jalan yang enak dikita, dan
ternyata itu jalan yang tidak tuhan sukai.
ada 2 gerbang depan kalian, bayangkanlah itu!!
gerbang surga dan gerbang neraka, lihatlah gerbang surga, disana begitu harum, banyak bidadari,
indah dan begitu nyaman kita pandang, NAMUN
karena kita lebih memilih jalan yang tidak tuhan ridoi, GERBANG ITU DITUTUP DEPAN
WAJAH KALIAN, dari itulah, dari surga itulah kalian jauhkan diri kalian dengan jalan yang
kalian pilih, lihatlah gerbang satunya lagi
mengerikan, seram, banyak iblis banyak orang-orang yang tengah disiksa
dan dari itulah kita halalkan diri kita dengan memilih jalan tidak menuruti apa kata Tuhan!!!

hai saudaraku, ingin dimanakah kalian berada?


renungkan, muhasabah akan dosa-dosa kita, dosa meninggalkan menginat tuhan kita, dosa
melanggar pertintah tuhan kita, dosa-dosa yang telah kita perbuat kepada kedua orang tua kita
AYAH-IBU, maafkan kami
Ayah, meski kau tak melahirkanku, tapi darahmu mengalir dalam tubuh ini, keringatmu menjadi
saksi tumbuh dewasanya diriku ini, lelahmu semoga menjadi surga bagimu wahai pria yang
sangat tangguh bagiku, hatimu bak embun penyejuk pagi ku, lisan mu bak semilir angin yang
menyejukan, nasihatmu AYAH, nasihatmu akan selalu aku ingat
tak akan pernah kami lupa, kau luar biasa
pantang mengeluh depan ku untuk mengajarkan kepadaku semangat pantang menyerah, tak bisa
ku bayangkan bila aku tumbuh dewasa tanpa sosok pria tangguh sepertimu AYAH-AYAH-
AYAAAAAH
maaf mungkin aku takkan pernah bisa membalas segala yang kau beri untukku ayah
sebanyak apapun uangku, semewah apapun hal yang kuberikan kepadamu ayah
tak akan cukup mebalas perngorbananmu untukku

AYAAAAAH, bila aku bisa berharap, aku sangat berharap kau hidup abadi ayah, agar bisa
mengajarkanku arti kehidupan, agar bisa mengajarkanku apa artinya pengorbanan
AYAAAAAH maafkan kami yang waktu kecil kami nakal, yang selalu meminta hal yang
mungkin kau keberatan untuk memenuhinya, maafkan kami yang selalu bertanya hal yang
mungkin tak bisa kau jawab ayah, kami mungkin sulit mengucapkan AKU SAYANG AYAH
tapi jujur ayah, dibalik kenalakan kami, dibalik sikap masa bodonya kami kepada kamu Ayah,
jujur kami sayang kamu ayah
semoga lelah mu, keringatmu yang menetes karena kami berbuah surga bagimu AYAAAAH

AYAH-IBU, maafkan kami


IBUUUU, kau lah yang melahirkan kami, wajah yang pertama kami lihat, suara yang pertama
kami dengar, semasa bayi kalimat pertama yang bisa kami ucapkan adalah memanggil namamu
"IIBUUUUUUU", sehari-hari kami bersamamu, bertanya mengenai tugas sekolah, bertanya
mengenai pr sekolah, meminta uang saku, meminta makan, meminta segala hal-hal kecil dan
besar, IBUUUUU

lihatlah aku, kini aku sudah besar bu, sudah bisa mengerjakan PR sendiri, sudah bisa
mengerjakan tugas sekolah sendiri ibu, sudah bisa menyisihkan sisa yang saku kami ibu, sudah
bisa membuat makan senditi ibu, sudah bisa mencuci pakaian kami sendiri ibu, saat aku dalam
kegelapan, ucapanmu hadir sebagai penerang, saat kami dalam kesedihan hatimu - hangatnya
pelukmu - manisnya ucapanmu, sungguh menenagkan aku yang bersedih ibu

Ibuuuuu maafkan aku yang dulu suka menolak yang kau perintahkan, padahal perintahmu
sederhana, tidak sesulit melahirkan kami, kamu suruh aku ke warung, aku malas, kamu suruh
aku bangun pagi, aku malas, kamu suruh aku ini, kamu suruh aku itu, selalu saja ada alasan kami
untuk tidak mematuhimu ibu, sekali lagi padahal kami sadari perintahmu tidak sesulit kau
melahirkan kami IBUUUU

rekan-rekan semua, tataplah baik baik wajah ayah kalian, lihatlah keriput di tubuhnya, lihatlah
senyumannya yang dia gunakan untuk menutupi lelahnya, lihatlah wajah ayah kaliah!!!
peluk dia, peluk seerat-eratnya, seakan akan itu pelukan terakhir kalian untuk ayah
katakan apa yang ingin kalian katakan pada ayah kalian, cepat katakan!!!
katakan hal yang ingin kalian sampaikan pada ayah kalian........

sekarang! lihatlah-tataplah wajah ibu kalian, ubah yang mulai tumbuh di rambutnya, keriput
yang mulai muncul di wajahkan, ibu kalian mulai menuaaaaa
tidah semuda dulu, lihatlah ibu kalian, tatap dalam dalam matanya, lihatlah senyum indahnya
sekarang peluk erat-erat ibu kalian, peluuuuuk
sampaikan apa yang ingin kalian sampaikan pada ibu kalian
sampaikanlah rekan-rekaaaaan
bayangkanlah ini pesan terakhir untuk wanita terbaik dalam hidup kita

cukup rekan rekan, angkat kepada kalian


sekarang hati kalian setegar hati ayah kalian, hati kalian selembut hati ibu kalian
lisan kalian semanis lisan ibu kalian, lisan kalian setegas lisan ayah kalian

Anda mungkin juga menyukai