Anda di halaman 1dari 4

Itu istri apa pembantu?

Di gajih tiap bulan, suruh beresin rumahnya, nyiapin makan untuknya, dan ngurusin anak2 nya?!

Tapi, nyenengin istrinya mh kaga.. 😬

Surga istri memang ada pada suami....

Dan surga suami memang masih ada pada ibunya..

Tapi ingat, suami tidak akan masuk surga apabila selama hidupnya tidak pernah MEMULIAKAN istrinya..

Tidak MEMBAHAGIAKAN istrinya..

Apalagi tidak memberinya NAFKAH..

Dan saya jelaskan bahwa NAFKAH DENGAN UANG BELANJA ITU BERBEDA...

Nafkah adalah kebutuhan pribadi seorang istri seperti membeli pakaian, kosmetik dll yg termasuk
kebutuhan pribadi diri seorang istri..

Dan uang belanja adalah uang yang di pakai sehari hari untuk makan, memberi jajan anak, dan membeli
kebutuhan rumah tangga lainya...

Sedangkan kewajiban istri hanya melayani suami, mentaati suami, dan mengurus anak2..

Sedangkan tugas rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengepel, mencuci dan tugas seabreg
lainnya itu sebenarnya tugas seorang suami..

Tapi mengapa 100% kebanyakan orang, seorang istri lah yang melakukan semua pekerjaan tersebut..

Mengapa ???

Karena seorang istri hanya ingin mencari Ridho sang suami..

Ingin Meringankan beban suami..

Jadi sangat terbalik apabila suami sedang ada di rumah yang membantu istrinya memasak/ pekerjaan
lainnya dengan anggapan (Suami meringankan beban istri)

Bukan !

Karena sesungguhnya seorang istrilah yg selalu meringankan beban suami..

Dan bukan berarti meringankan beban seorang suami itu, istri harus membantu suami untu mencari
uang (bekerja).

Tidak!!
Hanya suami lah yang berkewajiban mencari uang/nafkah..

Dan saya ingatkan lagi..

Jangan pernah menjadikan istri atau menganggap istri layaknya seorang pembantu..

Karena seorang istri bukanlah seorang pembantu, melainkan pendamping hidup untuk mencapai
Surganya Allah...

Dan semoga kita termasuk istri yang sholehah, memiliki suami yang sholeh..

Dengan membina rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah..

Aaamiiin Allahumma Aamiiin....

Surat untuk istriku

Istriku
Awal kita jumpa di pelaminan, kamu bagai cindilila yg imut dan menggemaskan. Sekarang kok
garang kayak tazmania, nguber anak kita pingin nabok. Pakai jurus ciaat pulak.
Istriku
Dulu kau begitu wangi, mengalahkan harum kuntum kamboja di pekuburan cina. Napa sekarang
kalau abang masuk rumah, bau ketek sama bau bawang selalu jadi parfum best seller yah?
Istriku
Dulu tuturmu selembut sutra sehalus beludru bikin abang ngantuk pingin bobok. Tapi kenapa
sekarang kecepatannya berubah drastis menyamai orang yg lagi nge-rap ya? yang ngejar juga
ngga ada....
Dulu kau suka panggil Baaaaaaaaaang, sambil kedipin kedipin mata sebelah.

Sekarang? Jantung bisa copot dengar suara bertekanan tinggi " BANG!!! Pake acara manyun dan
membelalakkan mata pulak.

Istriku
Dulu dikasih segocep bilangnya Alhamdulillah
Sekarang? Kalau ngga ngomel kayak kacang digoreng, bilangnya Kurang Atuh!

Istriku
Dulu wajahmu bagai rembulan, bercahaya menggemaskan. Sekarang sudah kayak lampu lima
watt kedap kedip pula.

Istriku
Ada apa dengan dirimu? Tak bisa kah kau pertahankan citra dirimu seperti awal kita berjumpa?
Mengapa semua harus berubah sementara Abang adalah Pemuja..........
Istriku,
Ajari abang untuk bersabar yah atas semua yg sudah tersedot vacum cleaner rumah kita. Karena
di luar sana segala jenis godaan seakan melambai lambaikan tangan kepada Abang..... Tapi kau
beruntung, Abang tak ingin membalas lambaian tangan tangan itu. Sepuluh jari menutup muka
abang namun kadang jebol satu..
Abang menunggumu dindaku sayang......
Benahi diri........
Siapatahu suatu malam istri abang menjelma ala ibu perih atau artis holibud.....dan Abang bisa
nyenyak dengn perasaan tenang.......

Copast by ukhti Ozye Al Mahdaly

Surat untuk suamiku

suamiku
dulu kau begitu memujaku, karena tanganku begitu lembut, harum semerbak wangiku. Sekarang,
demi baktiku padamu, suamiku, tak terhingga beban berat yg dijinjing tangan ini, memasak,
mencuci, menyapu, semua pakai tanganku ini yg kau bilang kasar, suamiku...sudah tak sempat
lagi diriku bersolek seperti saat daku masih belia dulu, bisa mandi dengan tenang pun sudah
alhamdulillah, tanpa rengekan buah hatimu...tak terbetik dipikiranmu kah, suamiku, beratnya
beban dihatiku, seolah buah hati kita hanya tanggungjawabku? berapa kali dalam setahun engkau
memandikan atau menceboki anakmu? sadarkah dirimu, darimana bau badanku yg tak sedap itu?
semua untukmu, suamiku...

suamiku
tahan berapa lama engkau bermain bersama putra-putri kita? sehingga dia bisa menurut
kepadamu, bertutur kata yg baik, disiplin dalam kegiatannya, bisa membaca dan menghafal
dengan baik, tidak membuatmu malu ketika mengajak mereka bertamu...kau fikir semua anak
terlahir dengan etiket sempurna? tidak suamiku, semua adalah hasil teriakanku yg kau bilang
kayak tarsan, hasil tabokan kasih sayangku pada mereka, suamiku...

suamiku
aku juga ingin selalu bermanja-manja padamu, diberi perhatianmu, tapi ketika aku berkeluh
kesah, dirimu tak mau menanggapi, malah menghindariku, lalu kepada siapa aku mencurahkan
sesak didadaku? aku tidak memintamu mencarikan pembantu, suamiku...aku hanya minta
dihargai kerja kerasku, syukur2 kau mau membantu...

suamiku
dulu segocep bisa buat kita makan sepiring berdua, romantis bukan...kurang beras & bumbu2
bisa kuambil dari dapur orangtuaku. Sekarang aku malu, suamiku anak sudah banyak masih
minta orangtua, aku jaga harga dirimu suamiku, secukupnya kau beri aku belikan semua yg
berguna, engkau lapar sudah ada nasi, tinggal cari lauknya, engkau mandi sabun & sampo sudah
tersedia, engkau pergi kerja baju sudah bersih & rapi...itulah nikmatnya berkeluarga, suamiku...

suamiku
aku juga pengen ke salon, perawatan, atau setidaknya punya lulur & masker sendiri di
rumah...pakai bedak, pakai lipstik & celak,tapi anak2 butuh susu & makanan bergizi, sementara
diriku malu untuk membebani dirimu dg banyaknya permintaanku...baktiku padamu, suamiku...

suamiku
engkau sudah puas bertahan 9:1 dari godaan setan diluar sana...sementara istrimu ini abang,
godaannya jauh lebih rumit dari jerat hawa nafsu...diriku bersabar atas semua kekurangan
dirimu, yang aku harap hanya ridho Rabb-ku, khianatnya dirimu dengan memuja para wanita
diluar sana, pahala besar buatku...jika aku hanya memikirkan ego-ku sendiri, suamiku, toh akan
makin bertambah pundi2 pahalaku, tapi impianku adalah berkumpul di surga nanti dengan
dirimu kelak, insyaallah...aku selalu berusaha memegang tanganmu, tapi jika engkau tetap
condong kepada kejelekan, hanyalah do'a & airmata yg bisa tercurah untukmu...

Suamiku, aku telah lama disini menanti kembalimu, kandaku...


Siapa tahu suatu malam suamiku tersayang menjelma menjadi lebih qona'ah & istiqomah...dan
aku bisa nyenyak dengan perasaan tenang...

Copas by NhanhaNurjannah ummu Fakhira

Anda mungkin juga menyukai