Anda di halaman 1dari 121

"Hujan itu luar biasa... Aku suka hujan...

Kalau hujan, jadi semangat..."

Judul "Hujan itu luar biasa... Aku suka hujan... Kalau hujan, jadi semangat..." Peyusun http://www.facebook.com/rinai.rindu http://www.facebook.com/rony.arraaid http://www.facebook.com/ika.hernawi http://www.facebook.com/puput.safitri2 Penerbit Naltaqy Huna Pabelan - Surakarta E-mail: naltaqyhuna@yahoo.co.id http://moveonestep.blogspot.com Cetakan I 1433 H/2012 M ISBN : 081-329-000-642 All Rights Reserved

Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para Nabi dan syuhada, tetapi para Nabi dan Syuhada iri pada mereka. Ketika ditanya oleh para sahabat, Rosulullah saw menjawab, Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling kunjung karena Allah. (HR. Tirmidzi)

2|1 0 5

Surat untuk Ibu


oleh Rinai Rindu pada 20 Agustus 2011 pukul 12:49

Bu. Aku berjanji nggak akan nakal lagi saat sarapan. Tapi mengapa Ibu tetap tak mau menjemputku lagi? Tentang sarapan waktu itu yang tak kuhabiskan. Bukan karena nasi gorengnya tak enak. Ibu koki terhebat. Chef Juna pasti juga akan mengacungkan jempol buat masakan ibu. Mana ada yang mengalahkan nasi goreng dan rawon buatan Ibu. Enak sekali. Hanya saja pagi itu aku sedang kesal. Kesal pada abang. Tas biruku dengan gambar Sailormoon itu ditarik abang. Lepas jahitannya. Aku lihat ibu sudah repot sekali menyiapkan sarapan. Dan meladeni macam macam teriakan aku dan abang yang selalu mewarnai pagi. Minta ini itu. Jadi aku diam saja. Sementara kukasih peniti. Aku tak kasih tahu Ibu. Nanti siang saja sepulang sekolah, saat ibu sudah

Ibu.. Banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu, sejak pertemuan terakhir yang tak tuntas itu. Kenapa sekarang pertemuan kita dibatasi, Bu? Aku ingin seperti anak-anak lainnya, bebas kapan saja bertemu ibunya. Dulu ibu juga selalu menemaniku. Mengantar aku sekolah dan pulang menjemputku. Ibu selalu menungguku. Duduk di bangku panjang bawah pohon mahoni. Kecuali hari itu. Bangku itu kosong. Ibu tak datang menjemputku. Apa ibu marah padaku? Karena sarapan pagi tadi tak kuhabiskan? Aku minta maaf,

3|1 0 5

istirahat kuminta tolong dijahitkan. Ibu kan pintar menjahit. Jadi bukan karena aku tak suka nasi goreng pagi itu. Sayang, aku belum sempat mengatakannya. Ibu sudah tidak datang menjemputku lagi Kapan aku diberi kesempatan menjelaskan hal ini pada ibu?? Ibu Aku ingin mengatakan padamu. Sungguh sulit keadaan rumah setelah ibu pergi. Walau Bapak berusaha menjadi ibu juga buat aku dan abang. Stt.nasi gorengnya kacau sekali rasanya. Tapi aku selalu menghabiskannya. Aku takut kalau tak kuhabiskan. Jangan jangan bapak marah, dan nggak mau menjemputku sepulang sekolah. Belum lagi, setrikaan bapak tidak halus. Masih bergaris-garis

di sana sini. Saat menjemputku, Bapak selalu bilang aku cantik. Aku tertawa saja. Aku tahu sebenarnya aku pulang kusut. Bapak hanya berusaha menyenangkanku. Ia juga berjanji, sudah akan ada di bangku bawah pohon mahoni sebelum aku pulang. Tiap kali keluar dari pintu kelas, kulihat sudah ada Bapak melambaikan tangannya padaku sambil tersenyum. Tapi, pernah suatu ketika, kulihat dari kaca kelas, saat jam sekolah hampir usai. Bangku itu masih kosong. Tapi saat aku sampai di pintu keluar kelas, ia sudah melambaikan tangannya. Ketika di dekatnya, nafasnya masih memburu. Ia pasti telah berlari tergesa agar tak terlambat memenuhi janjinya. Bapak memang luar biasa. Ibu ingat tidak... sebelum pergi, Ibu berpesan agar aku jangan sering

4|1 0 5

sering menangis. Aku berusaha memenuhinya. Tapi sering pula tak berhasil. Terutama saat kangen Ibu. Jadi aku puas-puas berlarian dalam hujan sambil menangis. Air hujan dan air mata tak akan kelihatan bedanya. Walau pulang dengan mata merah, aku berusaha tertawa-tawa. Dengan begitu kuharap Bapak tak tahu aku habis menangis. Tapi aku salah. Beliau, bapak yang lembut hatinya. Wajahnya tersenyum tapi gerimis terlihat di matanya.Aku menyesal sudah menyusahkannya. Lain waktu, aku juga pernah menangis saat TPA. Aku susah membedakan antara ain dan mim kalau di tengah. Sering tertukar-tukar. Aku kesal. Kenapa huruf itu sama sama ada perutnya. Yang satu perutnya di atas, yang satu di bawah. Ust Agus kemudian mengajakku ke toko dan membelikanku coklat. Coklatnya enak, Bu. Mereknya

sama dengan yang biasa Ibu belikan. Ust bilang, kalau Ibu pasti senang sekali kalau aku mau bisa membaca AlQur'an dengan baik dan menghafalnya. Itu hadiah terbaik untuk Ibu. Aku ingin sekali memberi hadiah terbaik untuk Ibu. Sekali lagi, ma'afkan aku, Bu. Nyatanya sampai sekarang, bacaanku tak cukup baik dan hafalanku tak banyak. Tapi ibu pasti senang jika mendengar yang ini. Aku sekarang suka mananam bunga. Di rumah Solo ada mawar merah, putih, dan ada 3 jenis anggrek yang kurawat di taman belakang. Melati yang dulu Ibu tanam di bawah jendela kamarku di rumah lama, sekarang masih ada. Terawat baik. Pernah, mau diganti tanaman mawar. Tapi aku protes. Aku masih ingat kata ibu dulu, saat menanamnya. Agar saat

5|1 0 5

kubuka jendela pagi hari, harumnya langsung tercium. Ibu benar. Setelah mencium wangi melati itu, rasanya lebih tenang dan nyaman. Bulan lalu, bunganya banyak sekali, Bu. Ibu belum melihatnya kan? Ibu belum mencium harumnya kan? Wangi. Aku masih suka memetik sebagian bunganya, kemudian kutaruh di antara lembaran buku. Setiap kubuka bukunya, kuhirup lambat lambat aromanya. Wangi melati. Dan aku teringat Ibu lagi. Satu lagi prestasiku, Bu. Sekarang aku tidak takut lagi melihat air merah kental itu. Waktu dulu si Belu, kucing pertamaku tertabrak motor, itu kali pertama aku melihat air merah itu. Aku takut. Sekaligus benci. Dia yang telah membuat Belu mati, Bu. Bukan aku yang tak bisa menjaga Belu. Tapi air merah itu yang membuat Belu mati. Ia

menyelimuti bulu Belu yang belang itu menjadi merah. Ia jahat sekali. Ketika kulihat suatu sore, sapu tangan ibu merah setelah mengelap hidung. Benciku pada air merah itu menjadi jadi.Takutku berlipat-lipat. Takut ia akan membuat ibu pergi seperti Belu. Tapi, sekarang aku sudah tidak takut lagi. Juga tidak benci. Aku mempelajarinya, Bu. Bahkan sebentar lagi aku akan diwisuda. Kalau air merah itu datang mengganggu, aku yang akan menghadapinya sekuat daya. Mungkin aku tak merawat Ibu. Tapi aku akan merawat yang sakit seperti merawat Ibu. Semoga yang ini cukup membuat Ibu sedikit bangga padaku Ibu. Terima kasih sudah menjengukku hari ini. Berbaju hijau. Indah. Kusentuh. Sangat halus. Ibu masih seperti dulu.

6|1 0 5

Penuh senyum. Cantik. Ibu, kelak aku ingin bisa seperti ibu. Sangat sayang kepada kami semua. Bapak, aku, dan abang. Aku senang bisa bertemu Ibu lagi. Walau waktunya singkat. Tapi itu meredakan gemuruh rinduku pada Ibu. Ibu, aku menyayangimu. Aku bahagia akhirnya mengatakan itu pada Ibu. Aku bahagia tiap kali melihat lengkung senyum ibu. Walau hanya lewat mimpi. Ingin sekali aku bisa sejenak terlelap dan bertemu Ibu lagi. Lagi dan lagi. Walau Ibu hanya sebentar membersamai kami: Bapak, aku dan abang, aku berdo'a semoga kelak kita berkumpul kembali. Bercengkrama penuh kerinduan. Di menara-menara cahayaNya. Aamiin. 20 Ramadhan 1432 H .: Putrimu :. RoNy Ar-raa'id dan 19 orang lainnya o
menyukai ini. Alisa Putri masya Allah.... masya Allah...

o o

o o

20 Agustus 2011 pukul 12:55 Senja Ratna T_T 20 Agustus 2011 pukul 13:00 Ahadian Fikri tentang nasi goreng itu... ya Allah... 20 Agustus 2011 pukul 13:14 Lestari Damayanti Ibu pasti bangga punya putri sepertimu, Din.. Berdo'a yang banyak untuk beliau, sayang 20 Agustus 2011 pukul 13:17 1 Erfina Laras Perempuan mana yang lebih mencintai kita sedemikian kuat, kecuali cinta seorang Ibu kepada anaknya,,, tak mungkin ibumu marah soal sarapan nasi goreng itu,,, ya Allah,,, aku nangis membacanya 20 Agustus 2011 pukul 13:29 2 Puput Safitri T.T 20 Agustus 2011 pukul 22:36 Ayudiaz Syailendra Adams Bagus bgd mb.Terharu. 22 Agustus 2011 pukul 13:54 Rinai Rindu . Alisa, senja, damay, fikri, fitri: jadi,

7|1 0 5

kapan mau bikin nasi goreng bareng? :) Fina: yupz, memang ibu tak mungkin marah, tapi kdng aku msh merasa gundah. Ayu: ayo, Ayu... Semangat... Birrul walidain, ngabekti ke ortu selagi mrk membersamai kita :) 22 Agustus 2011 pukul 20:16 1 Erfina Laras biar gak gundah, lomba bikin nasgor aja sama aku. Nasgorku boleh diadu lah :) bumbunya spesial 22 Agustus 2011 pukul 20:54 Didik Kerenz bingung harus komen bgmna 22 Agustus 2011 pukul 21:44 Rinai Rindu . Fina: aku ngaku menang dr sekarang :D Didik: lha itu sdh komen.. 24 Agustus 2011 pukul 6:31 Ayudiaz Syailendra Adams Ha'ah. . Ingin melihat senyum mereka selalu. 24 Agustus 2011 pukul 10:06 RoNy Ar-raa'id Subhanallah, semoga segera menjadi ibu... terus bisa seperti ibunya :)

o o

24 Agustus 2011 pukul 10:30 Rinai Rindu . Ayu: siip lah... :) Kak rony: Aamiin...Aamiin yaa Rabb 24 Agustus 2011 pukul 11:00 Ayudiaz Syailendra Adams :D 24 Agustus 2011 pukul 11:01 Erfina Laras urung2, wis ngaku2 menang... Belum tahu nasgor ala chef fina, sih... Klepek2 lah... 25 Agustus 2011 pukul 4:29 Rinai Rindu . Ayu: :DD Fina: kan PD... Nasi goreng kok bikin klepek2, jangan2 beracun :D 25 Agustus 2011 pukul 7:09 Alisa Putri hafalan 3 juz memang sedikit, dibanding yg hafal 30 juz 27 Agustus 2011 pukul 22:35 1 Muhammad Reza semoga sekarang terpenuhi inginmu, temanku, bertemu ibumu dan bercengkrama di menara2 cahayaNya... 2 Januari pukul 22:17

8|1 0 5

Lestari Damayanti Aamiin...Aamiin yaa Rabb... 2 Januari pukul 22:27 RoNy Ar-raa'id dalam bukunya Ibnul Qayyim Al Jauziyah (Ar-ruuh): "orang2 yg shalih-shalihah di alam kubur dapat berkomunikasi dengan orang shalih lainnya, di kuburnya terdapat tikar dari surga nan mewangi baunya, dan juga terdapat tanaman2 menghijau di sekelilingnya, luas kuburnya sejauh ia memandang". Maha suci ALLAH..., semoga diperuntukkan juga untukmu saat ini. Aamiin.... 3 Januari pukul 16:53

9|1 0 5

Aquarium Pasir
oleh Rinai Rindu pada 7 Agustus 2011 pukul 12:54

Si KESAL. Kadang dia datang menemui saya. Kadang Senin, kadang Rabu. Tidak pasti jadwalnya. Kalau boleh saya kepingin dia itu datangnya pasti dan jarang. Persis seperti bapak bapak yang mencatat meteran listrik itu. Hanya datang sekali tiap bulan, sekitar tanggal 10-15. Sudah begitu nggak dikangenin lagi kalau nggak datang. Atau malah seperti tukang tagih tunggakan kredit motor. Yang kalau datang, empunya motor sudah empet dan eneg melihatnya. Berharap segera hilang batang

hidungnya tukang tagih tadi (ya sekalian bodinya hilangnya). Mengenai jadwal kedatangan Si KESAL yang tidak pasti itu kadang merisaukan saya. Beneran. Saya khawatir dia datang dan saya nggak siap menyambutnya. Pasti muka saya jelek sekali (berantakan) seperti habis kena upper cut Mike Tyson. Pernah saya dialog dengan Si KESAL. Wawancara gitu. Saya tanya kepastian jam berkunjungnya. Dia bilang, buat apa dibuat jadwal, toh kamu sendiri masih suka melanggar kok. Kuliah pernah telat kan? Datang ke janjian dengan teman-teman juga pernah telat kan? Jadwal besuk pasien saja sudah dibuat sejak jaman dulu juga dilanggar kok. Dia menjawab berapi-api. Ya sudah saya mengalah. Dia mau datang dengan jadwalnya sendiri.

10 | 1 0 5

Nah, tentang upacara penyambutan kedatangannya itulah yang pernah memusingkan saya. Dulu, saya siapkan aneka chips. Kentang, ketela, singkong. Aneka rasa. Pedas, asin, gurih, sapi panggang, dan lain lain. Tapi habis itu efeknya ke mata. Saya jadi suka melirik. Terutama pada timbangan badan di sudut lab. Saya salah. Masak menyambutnya tapi saya yang banyak makan. Trus beralih mencuci, ngepel, nyetrika. Tapi mbaknya jadi agak merengut karena kerjaannya diambil alih. Pernah juga punya ide menyambutnya bak menyambut pangeran ganteng yang mau datang. Yaitu dengan melompat lompat kegirangan di springbed. Tapi niat itu urung. Selain suaranya pasti berisik dan membuat yang lain ingin ikut naik ke spring bed, saya juga kasihan dengan springbednya. Jdi bagaimana dong??

Kalau Si KESAL datang, tulis saja sebab kedatangannya di atas pasir. Bawa ke luar, biar tulisannya hilang ditiup angin," begitu kata seorang shahabat. Aha! Itu dia. Saya semangat mencari pasirnya. Maunya pasir warna pink dari Pink Beach. Tapi tak ada yg ke sana. Kalau mau ambil sendiri juga jauh. Capek. Tak ada Pasir pink, pasir putih pun jadi. Kepada temen yang berencana piknik ke kebun teh, saya bujuk agar ganti piknik ke pantai saja. Biar saya dioleh-olehi pasir. Bahkan saya berjanji menukar pasirnya dengan 2 batang coklat (yg murah tapi). Mungkin karena saya memelas, dia berjanji membawakan sekresek pasir. Saya tak peduli pasirnya dari hasil dia ngambil di pantai sendiri atau ngambilin pasir

11 | 1 0 5

putih hiasan meja rumahnya. Pokoknya dapat pasir putih. Sik asik Pasir itu saya taruh di kotak kayu bekas laci. Ukuran 30 cmx30 cmx10 cm. Saya taruh di bawah meja belajar saya. Dan seperti pesan shahabat saya tadi, kalau kesal, saya tulis kekesalan di situ. Kau pura pura tak tahu. Kau suka membuatku menunggu balasan. Kau cuek sekali. Saya bawa keluar kotaknya. Besoknya saya jenguk. Seringnya, sudah hilang tulisannya. Eh apa ya yg ditulis semalam? (malah penasaran :D). Kadang masih sedikit terbaca. Bikin senyam senyum saat berusaha mengejanya. Nah, kadang juga masih jelas banget. Mungkin semalam nggak berangin. Ya

sudah saya hapus sendiri (hehe). Pernah juga kotak pasir saya kehujanan. Weleh welehkalau sudah gitu, saya menjemurnya :D. Bapak juga malah mengira itu bahan praktikum saya (hehe). Intinya Si KESAL yang datang, sudah pulang lagi. Tapi kok HANYA begitu? Kenapa saya baru bisa mengusir Si KESAL pergi. Dan lega ketika sudah pergi. Hanya lega. Apa tidak bisa lebih baik lagi? Maka saya tuang pasir saya yang makin berkurang jumlahnya ke wadah kaca aquarium bentuk bundar ukuran standar. Di sela2 pasir putih itu saya sisipkan kerang aneka warna dan bentuk. Saya taruh di atas meja belajar saya. Indah. Saya suka melihatnya. Dan saya tak perlu memindahkan aquarium pasir saya keluar. Karena saya justru tidak ingin

12 | 1 0 5

tulisannya terhapus lagi. Tertulis di sana, Aku menyayangimu, sahabat. Yang paling penting dari tulisan acak acakan ini apa sih? Ya itu tadi, kalau berminat punya aquarium pasir bisa hubungi saya. Kualitas terjamin dan harga bershahabat :D Rinai Rindu 0856xxxxxxxx o
RoNy Ar-raa'id dan 27 orang lainnya menyukai ini. Erfina Laras hehehehehe.... harganya berapa aquariumnya? :D 7 Agustus 2011 pukul 13:15 Rinai Rindu murah kok ;) 7 Agustus 2011 pukul 13:16 Erfina Laras pesen 5 :D 7 Agustus 2011 pukul 13:17 Rinai Rindu DPnya siapkan dulu dong... :) 7 Agustus 2011 pukul 13:17

o o o

Erfina Laras harga ukhuwah, harus murah :) 7 Agustus 2011 pukul 13:18 Ika Hernawi so sweeeeeeeeetttt...... Dulu minta pasirnya ke sopo? Aku meh njaluk juga hahaha...gak sah pesen, biar lebih murah lagi :p 7 Agustus 2011 pukul 13:24 Anang Budiyanto usul, metode lain, yaitu diajak makan2 yg mengirim si kesal itu .. :) 7 Agustus 2011 pukul 13:31 Puput Safitri pinjemin aquariumnya... ^_^ 7 Agustus 2011 pukul 13:32 Anang Budiyanto setelah anti pinjem, lainnya juga pinjem, ukh.. 7 Agustus 2011 pukul 13:34 Puput Safitri pinjam meminjam sdh jamak, akh. Yg punya juga jarang kesal sejak punya ntu aquarium :D 7 Agustus 2011 pukul 13:45 Muhammad Reza pemesanan menghubungi nomer yg mana? 0856xxxxxxxx adalah nomer yang

13 | 1 0 5

o o

belum terdaftar, begitu kata operatornya 7 Agustus 2011 pukul 14:03 Indra GP sapa tuh yg bikin kesal? aku kdng memang pura2 nggak liat mb, kalau ketemu. soalnya mb Di juga diem saja hohoho... 7 Agustus 2011 pukul 14:17 Naufa LinLin jebul coklate kae murahan tho.. =.=' 7 Agustus 2011 pukul 14:36 Senja Ratna paling suka dengan paragraf terakhir :D *pebisnis terselubung 7 Agustus 2011 pukul 14:51 Senja Ratna @naufa: komenmu yg paling menarik hehehehe... Cucian deh lu... 7 Agustus 2011 pukul 14:52 Naufa LinLin ning yo enak og (,") (",) 7 Agustus 2011 pukul 14:57 Senja Ratna kalau kesal, beli aja aquarium pasir buatan diana :D 7 Agustus 2011 pukul 14:59

o o

o o

Naufa LinLin gah! meh tak jupuk we..rasah tuku 7 Agustus 2011 pukul 15:01 Senja Ratna :D :D 7 Agustus 2011 pukul 15:02 Bayu Wicaksono hahahahaha..... [numpang ketawa saja] 7 Agustus 2011 pukul 15:16 Alisa Putri alamat rumahnya pisan, kalau order banyak boleh datang langsung k TKP :D 7 Agustus 2011 pukul 16:30 Miftahul Jannah (^^, 7 Agustus 2011 pukul 16:38 Lestari Damayanti ^_^ Mempraktekkan pesan ini ya: tulislah kebaikan temanmu di atas batu, tulislah kesalahan temanmu di atas pasir. ... nice...! 7 Agustus 2011 pukul 16:48 Rinai Rindu Erfina Laras: harga ukhuwah, haruse aku dpt bayaran istimewa dr shahabat :) Ika Hernawi: pasirnya pesen ke Naufa

14 | 1 0 5

LinLin :D ...Lihat Selengkapnya 7 Agustus 2011 pukul 17:26 Rinai Rindu Muhammad Reza: coba lagi, jgn putus asa. sdh terdaftar kok nomernya.. Galih Indra P: lha masak kalau ketemu harus teriak teriak. ya sdh bener itu...diam saja ...Lihat Selengkapnya 7 Agustus 2011 pukul 17:30 Rinai Rindu kak Bayu Wicaksono: nggih, numpang boleh... Alisa Putri: wah, kalau pesenan dalam jumlah banyak, alamat akan diberi tahu segera :D ...Lihat Selengkapnya 7 Agustus 2011 pukul 17:31 Alisa Putri nanti misuamu seneng, nhuw...pas mangkel malah nyuci dan resik2 omah... Xixixixixi... 7 Agustus 2011 pukul 18:38

o o

Ika Hernawi apa gak malahan bingung, lis? soale diana juga mbetulin genting juga pas kesal :P 7 Agustus 2011 pukul 19:26 Adita Wardhani Djatmiko hmm.. Kirim ke jakarta, Q tunggu secepatnya.. :) 7 Agustus 2011 pukul 20:14 Dezy Ary nulisnya krn aku gak balas sms ya? Hihihi... mu'uph...mu'uph 7 Agustus 2011 pukul 21:07 Alisa Putri ~ika: xixixixi....multi kemampuan, sampai benerin gendheng bocor, ngganti lampu yg putus... :D 7 Agustus 2011 pukul 21:34 Anang Budiyanto :) 8 Agustus 2011 pukul 4:48 Puput Safitri semboyannya: kalau bisa minjem ngapain beli.. :p 8 Agustus 2011 pukul 7:43 Rinai Rindu Alisa Putri, Ika Hernawi: mestine yo seneng, kan rumah jdi beres :D kak Wahyu Purwa Nita: alhamduliLlah ada orderan lagi.. :) ...Lihat Selengkapnya

15 | 1 0 5

o o o

8 Agustus 2011 pukul 11:06 Dezy Ary (-.-)' 8 Agustus 2011 pukul 12:45 Rinai Rindu :) 8 Agustus 2011 pukul 12:51 Puput Safitri betul, Din... Pinjeman dari Allah ^_^ 8 Agustus 2011 pukul 22:13 1 Dany Rismawan dikirim ke sini, bu... Aquariumnya :) 12 Agustus 2011 pukul 6:49 Rinai Rindu :) Nggih, pak...nanti boleh diambil dan dibawa ke sana aquariumnya 12 Agustus 2011 pukul 7:55 Dwi Riza Assallamualikum semua.. ^^ lama tak bersua.. rindu rasanya... hehe 12 November 2011 pukul 19:31 Rinai Rindu 'alaikumussalam warahmatuLlah... sibuk dengan bisnisnya..kak... Barakallah fiik.. 13 November 2011 pukul 5:58 Dwi Agus ngomong2 SI KESAL tu umur brpa ya?

13 November 2011 pukul 6:04 Rinai Rindu :D 13 November 2011 pukul 6:06

16 | 1 0 5

Satu: Pertemuan dan Hujan


oleh Ika Hernawi pada 16 Januari 2012 pukul 17:54

--Kelompok baru. Akankah orangorang baru? Antara suka, juga cemas. Suka karena akan bertemu orang yang sama sekali berbeda. Mungkin mereka orang yang hangat. Banyak senyum. Mudah bergaul. Pasti nyaman. Cemas karena jangan jangan justru mereka sosok yang banyak diam. Sukar bergaul. Cuek. Hati juga bertanya tanya. Siapa saja calon teman kelompok belajarku kali ini? Apa aku sudah mengenal mereka atau sebaliknya, berjumpa pun baru kali ini? --Kupacu motorku. Pertemuan pertama tak boleh terlambat. Ini penting untuk seterusnya. Orang banyak menilai di pertemuan pertama.

Memang ingin menulis. Kumulai dari satu. Entah berakhir sampai berapa. Mungkin memang hanya satu. Tapi bisa jadi sampai seribu. Terserah maunya hati ini saja. Ia sedang ingin mengenangmu. Ia sedang rindu padamu. Rindu yang bertalu-talu di banyak waktu. Karena kau memang sudah menempati ruang di hatiku. Biarkan aku mengenangmu. Semampuku. Biar orang-orang tahu. Mengapa aku mencintaimu. Sangat mencintaimu.

17 | 1 0 5

Kesan pertama harus sebaik-baiknya. Malangnya, ban bocor tidak pada waktunya. Tergopoh2 aku masuk ke sebuah rumah yang baru pertama pula kumasuki. Aku terlambat. Satu jam lebih. Kulihat sudah ada 6 orang sudah duduk di sana. Berjilbab warna warni. Asyik bercakap sana sini. Aku belum mengenal satupun. Tak ada yang memperhatikan hadirku yang terlambat ini. Aku masuk dengan sedikit ragu. Jabat tangan pun terasa dingin. Tak ada yang mengguncang tanganku dengan semangat. Senyum juga kurasakan hambar. Aku duduk bersimpuh di dekat pintu. Memandangi sebentar-sebentar 6 sosok itu. Semua bicara dengan bahasa tinggi. Aku menciut seperti kurcaci. Rasa hati antara ingin pulang dan tetap duduk. Kulempar senyum sekedarnya. Mendengarkan mereka mendengung lagi bak lebah di

sekelilingku. Oh ya Rabb. Aku salah kelompok. --Tiba-tiba, dari dalam rumah keluar satu sosok lagi. Mengambil duduk di sebelahku. Itu kau. Tanganmu terulur padaku. Aku masih ingat kalimat pertamanya, "Ini Ika, ya? Yang pinter nulis puisi?" Aku terpana. Senyummu. Seperti senyum yang sudah kuakrabi. Bahkan sampai sekarang pun aku masih ingat senyummu saat itu. Ini Ika ya? Yang pinter nulis puisi. Kata kata itu berulang ulang kuulang sendiri. Dan langsung tercetak di memori. Menancap kuat. Kata-kata yang

18 | 1 0 5

membuatku melambung. Aku belum mengenalmu. Darimana kau bisa tahu namaku. Pinter nulis puisi? Bahkan menulis puisi cuma sekali yang dipajang. Itupun hanya di buletin kecil kampus. Tapi...hei...kau menyebut namaku dengan benar. Kau mengenalku sebagai seorang yang pandai menulis puisi. Ah, dari kurcaci aku mengembang menjadi manusia normal lagi. Bahkan sedikit lebih giant. Hidungku, kepalaku terasa membesar. Biarlah. Saat itu juga aku merasa sudah dekat denganmu. Sekaligus kutemukan kepercayaan diriku lagi. Ya Allah, aku tidak salah kelompok. Aku yakin! --Dan senyummu itu selalu kujumpai. Baik saat aku terlambat atau tidak hadir di forum. Jika aku terlambat,

beberapa muka terlihat kecut, atau datar datar saja. Seakan-akan aku datang hanya menambah masalah saja. Kau tidak. Kau berbeda. Kau selalu tersenyum. Setelah menjabat tanganku erat, kau bertanya ada apa denganku. Apakah baik-baik saja hingga bisa terlambat. Aku selalu merasa kehadiranku berarti dan penting bagimu. Tidak hanya padaku kau bersikap begitu. Hingga kadang aku merasa cemburu. Sungguh aku sering cemburu. Saat pulang kau yang selalu bertanya, siapa yang kesulitan pulang dan bisa diantar. Selalu menawarkan diri. Hingga kadang kukira kau itu tak punya lelah. Mengantar teman yang arahnya berlawanan dengan arah rumahmu. Tapi selalu begitu. Saat yang lain malah sibuk beralasan mau segera

19 | 1 0 5

ini itu, tidak bawa helm cadangan, takut ada razia polisi atau alasan-alasan lain jika ada yang meminta tolong, kau justru menawarkan diri mengantar. Sigap dengan helm biru cadangan yang selalu kaubawa. "Kamu ini terlalu baik. Bisa capek kalau harus mengantar si A sampai rumahnya. Cukup sampai jalan raya. Dia kan bisa naik bis... Jangan dimanjakan begitu..." kataku sedikit protes. "Ka, harusnya kita malu, jika sodara kita punya hajat, sampai ia menyampaikannya pada kita. Itu namanya kita tidak peka. Seharusnya kita sudah tau sebelum ia meminta. Orang sampai menyampaikan permintaan itu, baginya pasti sulit..."

Aku diam. Kau selalu begitu. Entah hatimu terbuat dari apa. Apalagi kalau saat itu sedang hujan, aku benar-benar merasa tak suka jika kau bersikeras menerobos hujan demi mengantar seorang teman. Kulihat di matamu kau tahu aku kurang suka. Kau menghiburku dengan tertawa-tawa sambil merentangkan tangan lebar-lebar membiarkan tetes hujan menyentuh telapak tanganmu, dan berkata, "Hujan itu luar biasa... Aku suka hujan...Kalau hujan, jadi semangat..." Ah, kau... --Kini setiap hujan, aku selalu ingat dirimu. Kubiarkan saja genangan kolam

20 | 1 0 5

di mataku mencipta gerimis saat mengingatmu. Teringat saat gerimis kita memulai perjalananan bersepeda dari air terjun Parang ijo. Mantel hanya satu. Kau sodorkan padaku. Kau sendiri mengeratkan jaketmu. Kau bilang jaketmu anti air. Aman. Dalam gerimis yang menjelma hujan, sesekali kau memegang erat pinggangku kalau jalan tak bagus. Hujan makin deras, tapi kau hanya bilang, tenang saja...tenang saja. Tidak minta berteduh. Hingga ketika saat di lampu merah tanganmu kulihat begitu putih dan dingin. Bodohnya aku, yang selalu percaya padamu. Bahwa kau tak apa-apa. Bahwa jaketmu anti air. Dan membiarkanmu di belakang kedinginan sepanjang jalan. Saat aku khawatir, kau malah nyengir, tertawa dan bilang, "Ternyata jaketku tidak anti air... Aku gak ma'rifah sama jaket sendiri..."

Ya Allah....T.T Aku tahu kau bohong padaku. Demi menenangkan diriku. Kau selalu tak mau membuat orang lain repot. Kau selalu memilih mendahulukan kebaikan orang lain. Hingga kadang tak peduli dengan keadaan dirimu sendiri. Kau tahu, itu membuatku mencintaimu... makin mencintaimu dari waktu ke waktu... Dan saat gerimis ini, biar ia sampaikan rinduku dan doa-doaku untukmu... o
RoNy Ar-raa'id dan 20 orang lainnya menyukai ini. Ayu de'Art subhanallah... ayo tulis sampai seribu mbak...biar bisa diambil hikmahnya... sekarang di tempatku, yg punya motor

21 | 1 0 5

o o

pada bawa helm cadangan mb... Juga gak ada yang rebutan nolak njemput temen yg kesulitan transport, tapi rebutan ingin njemput... :) 16 Januari pukul 18:11 Suka 2 Erfina Laras aku jg punya bnyk cerita dengannya.... tapi sayang, tak pandai merangkai kata... 16 Januari pukul 18:22 Suka 1 Ibas Rahmat nulisnya sambil gerimis.... 16 Januari pukul 18:37 Suka 1 EcHa EcHi huaaaa.... huaaaa.... jdi ingaaaattt....banyak hal... :( 16 Januari pukul 18:45 Suka 1 Puput Safitri membacanya ditemani instrumen kirimanmu, sambil terbayang senyumnya... huhuhu.... i love her too... jangan cemburu... 16 Januari pukul 19:01 Suka 1 Ayu de'Art ya,,, jaketnya tdk anti air... baginya tak ada susah dan derita, kalau orang lain bahagia. Ia selalu memastikan temannya dlm keadaan paling baik. Ia ingin ia bermanfaat...

16 Januari pukul 19:16 Suka 2 TatHa Lita ia memang suka "bohong" :( dimakannya roti bawaanku dengan kelihatan nikmat... padahal sampai kost, temen lain yg makan sampai mau muntah...dan memang rotinya ternyata sudah gak bagus... :( 16 Januari pukul 19:27 Suka 2 RoNy Ar-raa'id kalau pintaku....terus tulislah cerita2 indah itu teman. Biar kebaikannya tersebar luas (tdk hanya utk sahabat2nya saja), biarkan byk orang yg meneladaninya. hingga pahala tetap mengalir deras untuk"nya". karena "ia" telah meninggalkan jeja...Lihat Selengkapnya 16 Januari pukul 19:39 Suka 2 Anang Budiyanto iya, saya juga pernah kena "tegur" bapaknya... karena putrinya itu bergadang semalaman membuat prakarya untuk hadiah anak2. waktu kita pura2 nanya ia bilang cepet kok ngerjainnya. padahal bapaknya

22 | 1 0 5

bilang ia sampai tertidur memegang staples... 16 Januari pukul 19:45 Suka 1 Muhammad Reza tulis lagi... tulis lagi... walau yg nulis gerimis, yg baca juga ikut gerimis...setiap cerita kehidupan selalu bermanfaat bagi banyak orang 16 Januari pukul 20:23 Suka 1 Indra GP ,,, semoga kebaikannya hatinya, kelembutan kasih sayangnya, berbalas kasih sayang berlimpah dari Allah ta'ala,,, Aamiin,,, 16 Januari pukul 20:38 Suka 1 Femi Semangat kubaca sekali, gerimis... kubaca kedua kali, hujan derassss.... 16 Januari pukul 20:46 Suka 1 Naufa LinLin aku menyayanginya, hatinya penuh kasih.... suatu ketika aku makan berdua dengannya. Aku heran dengan porsi lauknya yang agak luar biasa... satu ekor bandeng utuh...Aku nyelutuk, wah makanmu luar biasa. Dan

o o

seperti biasa, ia tak menjelaskan ...Lihat Selengkapnya 16 Januari pukul 22:16 Suka 6 Senja Ratna aku bisa berkata apa... 17 Januari pukul 7:48 Suka 1 Lestari Damayanti kutunggu judul : dua ... 17 Januari pukul 8:30 Suka 2 Lestari Damayanti @senja: kamu bisa berkata banyak, Ra.. :) 17 Januari pukul 8:31 Suka 1 Ika Hernawi @all: syukron... 18 Januari pukul 19:34 Suka

23 | 1 0 5

Dua : Episode Sepeda Jengki


oleh Ika Hernawi pada 17 Januari 2012 pukul 22:50

--Sore ba'da ashar. Kita berangkat menyusuri jalan jalan kampung hingga sampai di taman makan pahlawan. Menggelar koran sebagai alas. Sepeda itu ikut menemani di sebelah kita. Manis terparkir, sementara kita bercerita soal apa saja. Mulai soal remeh temeh sampai yang serius. Seperti soal salah kirim sms ke orang hingga urusan yang membuat gundah. Kalau ada hal lucu, kau tertawa sambil memukul mukul lutut. Kalau serius kau suka memandang lurus-lurus ke depan, ke arah lalu lalang jalanan. Dan saat kau tertunduk menggores-gores tanah dengan ranting kering, aku tahu itu saat kau menyembunyikan sesuatu dariku. Karena matamu tak pernah bisa berbohong. Jadi kau tak mau melihat mataku.

Warnanya hijau. Dengan tambahan keranjang di depannya. Catnya masih bagus. Tampak terawat baik. Terlihat sangat manis. Beberapa kali kita berboncengan bersama. Tentu aku yang di depan. Karena kau lebih mungil dan aku tentu saja lebih berbobot. Tempat favorit tujuan kita, hutan kecil di sisi timur taman makam pahlawan. Bekal dari rumahmu selalu melimpah. Buah, roti, dan minuman. Memenuhi keranjang sepeda itu. Seperti hendak pesta besar saja. Seperti hari itu...

24 | 1 0 5

Kali itu kau bercerita soal Adeniummu yang tak kunjung berbunga. Padahal kau sudah ikuti petunjuk buku "Merawat Adenium" yang kau beli di Gramedia. Sudah membeli pupuk dan macam macam obat. Menakar sesuai takaran dan lain lain sesuai anjuran buku itu. Berderai-derai tertawa kau bercerita, akhirnya kau membeli adenium yang sudah berbunga, dan disandingkan adenium yang belum berbunga. Biar adenium yang belum berbunga ingin berbunga tiap melihat adenium di sebelahnya. Aku senang tiap melihatmu tertawa begitu. Apalagi saat kau bercerita soal ikan koi yang makin gendut, dan makannya makin banyak. Ikan koi yang kadang menggoda kucingmu untuk berlama-lama duduk di pinggiran kolam. Hingga sesekali mencoba mencelupkan kaki depannya ke

kolam. Berusaha menjawab godaan ikanikanmu. "Tahu tidak, Ka... itu syurga bagiku. Nanti aku juga ingin memelihara ikan di taman belakang. Saat sore menjelang, aku cukup puas duduk duduk membaca buku atau bercengkerama dengan suami tentang hal-hal sederhana dalam hidup, sambil mengawasi anak-anak yang asyik bermain dan memberi makan ikan, " katamu sore itu. Aku hanya tertawa membayangkan konsep syurgamu yang sederhana itu. Sangat sederhana. Tapi terasa sangat istimewa. Aku berulang-ulang mengamininya. ---

25 | 1 0 5

Oh, lupa. Aku kan mau bercerita soal muatan sepeda jengkimu. Muatannya masih penuh. Kalau kita sudah merasa lapar sehabis banyak bercerita, baru kita turunkan muatannya. Ada menu wajib yang tak pernah ketinggalan. Es krim coklat. Katamu, coklat itu bisa menenangkan. Menenangkan kalau sedang gundah, juga menenangkan sehabis banyak tertawa. Ada-ada saja. Aku tak paham soal itu. Yang kupaham, es krimnya enak. Menyenangkan mulutku dan mengenyangkan perutku :) Saat asyik makan, pedagang asongan makanan menghampiri dan menawarkan dagangannya. Kau dengan ringan membeli banyak kacang goreng dan permen. Aku sudah hapal kebiasaanmu kalau berhadapan dengan pedagang kecil begini. Tidak pernah

menolak kalau ditawari. Pasti beli. Padahal sedang tidak butuh. Lihat di depanmu, masih banyak makanan enak. Tapi tetap saja beli. "Nanti juga habis... Pasti akan habis. Banyak kesempatan untuk menghabiskannya..," katamu. Aku tahu kau selalu merasa kasihan. Selalu merasa betapa susahnya hidup pedagang kecil itu. Dan bertemu mereka mungkin juga hanya sekali seumur hidup. Tak boleh disia-siakan. Ah, kau... --Pulangnya kita berjalan beriringan. Dari jauh kulihat seorang bapak tua sedang duduk di pinggir trotoar sibuk menyeka keringatnya. Di depannya

26 | 1 0 5

sekeranjang pot-pot berbagai ukuran dan sebatang pikulan tergeletak di sampingnya. Pikiranku langsung teringat adeniummu. Pasti kau akan berhenti dan beralasan adeniummu butuh pot baru. Benar saja, kau berhenti menanyakan harga potnya. Dan tak lupa sejenak bertanya dengan pertanyaan standar. Rumahnya dimana, anaknya berapa, umur mereka berapa, sekolah dimana, dan hal hal seputar itu. Heu... Dan akhirnya aku menuntun sepeda dengan keranjang terisi satu pot yang lumayan besar. Dan sepertinya keranjang sepedamu sudah terbiasa kau isi dengan barang-barang ajaib. Dan anehnya lagi kacang goreng dan permen tadi berpindah ke tangan bapaknya juga.

"Kagem putrane, pak...," katamu setelah membayar harga potnya. Kulihat hal sederhana itu membuat bapaknya berbinar-binar mengucapkan terimakasih sambil mendoakanmu. "Apa kubilang, kacangnya, permennya pasti akan habis. Udah gitu kita dido'akan pula " katamu sambil nyengir. Lagi lagi aku hanya bergumam... ah, kau... --Kali lain sepedamu menjadi saksi keanehanmu yang lain. Sore itu sehabis membeli es degan berdua. Lewatlah bapak-bapak penjual mainan. Ada balon, mobil-mobilan, pedang-pedangan dan aneka jenis mainan lain. Tak butuh lama

27 | 1 0 5

untuk memindahkan balon-balon warnawarni itu ke tanganmu. Tak kurang dari sepuluh balon. Kau ikat di setang sepeda. Kegilaan apa yang akan kau buat. Kubilang, aku malu pulang bareng peserta karnaval ondel-ondel. Kau hanya tertawa-tawa kecil. Dan memintaku membantu mengikatnya. Saat itu ada sedikit tanya terselip. Apa masa kecilmu tak pernah kesampean beli balon? Apa masa kecilmu tak bahagia? Tapi aku diam saja. Kupendam saja. Hingga akhirnya kubiarkan kau bersepeda agak jauh di depanku. Terus terang aku agak malu bersepeda di dekatmu dengan tampilan sepedamu yang seperti mau pawai. Apa kata orang-orang yang bertemu nanti. Huh... Pelan pelan kukayuh sepedaku sendiri. Jauh di belakangmu. Sambil berharap tak bertemu orang-orang

yang kukenal. Kalau kau jalan pelan, aku lebih pelan. Aku memastikan kita berjarak cukup jauh. Dan mendadak seperti es krim yang kelamaan ditaruh di keranjang di cuaca yang panas, hatiku meleleh. Begitu kulihat pemandangan di depanku. Satu persatu balon itu kau lepas dari setang dan kau berikan pada anak-anak yang kau jumpai di sepanjang perjalanan. Ya Allah... kini aku yang malu hati dengan diriku sendiri. Tak terlintas di pikiranku untuk berbuat seperti itu. Malahan tadi aku sempat malu berjalan beriringan denganmu ... Ya Allah... ya Allah... Abu Dzar ra berkata: Aku bertanya, "Wahai Rasulullah SAW, amalan apakah yang dapat menjauhkan seorang hamba dari api neraka?" Beliau menjawab,"Iman kepada Allah." Aku bertanya, "Wahai Nabi Allah, apakah

28 | 1 0 5

ada selain iman ini ada amalan (yang dapat memasukkan seorang hamba ke dalam surga)?" Beliau menjawab, "Hendaklah ia memberikan santunan kecil dari apa yang telah dianugerahkan Allah kepadanya..." Semoga untukmu taman taman surga yang menghijau... Aamiin.. Aamiin yaa Allah... Jauh, jauh, jauh lebih indah dari taman yang siang ini kududuki sambil mengenangmu...
Suka Bagikan RoNy Ar-raa'id dan 19 orang lainnya menyukai ini. o Ibas Rahmat Aamiin... Aamiin ya Rabb... 17 Januari pukul 23:07 Suka o Indra GP ,, Berapa banyak amal sederhana menjadi luar biasa, karena niat yang mulia dan

tulus,,, Mbak kalau kukasih cerita ttg beliau, mau nggak bikinkan notenya,,,? 17 Januari pukul 23:17 Suka Didik Kerenz Ya Allah,,, konsep surga dunianya begitu sederhana. Hanya mengharapkan sebuah keluarga sederhana yang bahagia... 17 Januari pukul 23:33 Suka Muhammad Reza subhanallah... Maha Suci Engkau ya Allah.. Tempatkanlah ia di sebaik2 tempat kembali.. 18 Januari pukul 0:08 Suka RoNy Ar-raa'id tadi baru buka fb bentar, terus diingatkan kembali dengan sebuah "catatan perjalanan" seorang hamba, seorang shahabat berhati mulia...Maha Suci ALLAH... => tulisan yang ke-tiga nanti, tidak mengapa dibersamai sebuah "alunan lagu"... yang me...Lihat Selengkapnya 18 Januari pukul 0:09 Suka

29 | 1 0 5

Erfina Laras kukira setiap melihat orang tua yang terlihat bekerja keras, ia selalu tak tega. Melihat bapak2 tua mengayuh pitnya, kelihatan capek membawa kursi kayu taman, ia ribut bolak balik bertanya padaku. Apa kita beli saja kursinya? Atau kalau tdk...Lihat Selengkapnya 18 Januari pukul 5:48 Suka 1 Ayu de'Art hmmm... Mengerjakan hal hal sederhana yang bisa jadi justru bermakna luar biasa bagi orang lain. Yang tergerak melakukan kebaikan2 kecil yang terlihat sepele, adalah org2 yg setiap melihat org lain adlh ladang amal baginya. Subhanallah... 18 Januari pukul 5:59 Suka Lestari Damayanti ya, ya, ya, waktu ke balekambang, ada kalau 3 pedagang nawari makanan. semuanya dibeli secukupnya. sampai waktu kulihat ada pedagang alat pijat elektronik, aku sdh khawatir saja kalau

o o

ditawari juga dan niat beli. alhamdulillah tdk ditawari....Lihat Selengkapnya 18 Januari pukul 7:54 Suka Puput Safitri :) 18 Januari pukul 8:13 Suka Ika Hernawi Ibas Rahmat: Aamiin... Aamiin.... Indra GP: kalau ditulis sendiri sepertinya lebih bagus... :) ayo, ditulis... Didik Kerenz: sederhana, tapi sayangnya belum kesampaian. Mungkin keinginannya sedikit tertunda, surganya di akherat. Insya Alla...Lihat Selengkapnya 18 Januari pukul 8:36 Suka 1 Ika Hernawi Erfina Laras: kapan mau dituliskan? :) Ayu de'Art: bisa jadi hal sederhana tapi ikhlas kita dilakukan jadi satu2nya amal kita yang ada... Lestari Damayanti: kamu ngajak siapa ke BK? :) sedang ingin nulis saja, may... jadi

30 | 1 0 5

o o

sehari jadi satu... namanya juga sedang rindu :) Puput Safitri: :) 18 Januari pukul 8:39 Suka Lestari Damayanti sama yang mau diajak ke sana :) klo gitu hari ini ada judul: tiga.... 18 Januari pukul 8:44 Suka Ika Hernawi :) nanti kamu bosen kalau sehari satu hehe... 18 Januari pukul 8:45 Suka Lestari Damayanti gaaak ^_^ malah kutunggu-tunggu lagi.. 18 Januari pukul 8:46 Suka Indra GP ,,, mbok mau, mb,,, :D soalnya ane g bisa nulis,,, 18 Januari pukul 9:05 Suka EcHa EcHi speechless... 18 Januari pukul 9:57 Suka TatHa Lita "Orang-orang yang berkasih sayang akan disayangi oleh Allah yang Maha Rahman. Maka sayangilah orangorang yang ada di bumi, niscaya akan

menyayangi kalian orang-orang yang yang ada di langit. Kasih sayang merupakan dahan yang rindang dari Allah yang Maha Rahman. Barang siapa yang menyambungnya, maka Allah akan menyambungkannya. Dan barang siapa yang memutusnya, maka Allah akan memutuskannya." (HR Turmudzi) 18 Januari pukul 10:11 Suka 1 Femi Semangat menyayangi yang dikenal itu sudah jamak, menyayangi yg tak dikenal itu baru luar biasa... 18 Januari pukul 11:44 Suka Ika Hernawi Lestari Damayanti: iya, bu...jangan marah ya kalau notenya bikin kesel.. :) Indra GP: mesti bohong, jaman sekarang bisa fb an, masak nggak bisa nulis?? EcHa EcHi: yg ngalami lebih speechless, dek... :) TatHa Lita: subhanallah.... Femi Semangat: harus kita contoh yang baik-baik begitu itu... :) 18 Januari pukul 19:19 Suka

31 | 1 0 5

Tiga: Sepasang Sepatu Kain Biru


oleh Ika Hernawi pada 18 Januari 2012 pukul 14:22

Keinginanmu kuat. Kalau sudah mantap dengan sesuatu, berusaha mendapatkannya dengan sungguhsungguh. Kau betah berlelah-lelah mencari hem baru untuk orang tercinta. Atau mengubek-ubek pasar klewer sekedar mendapatkan seprei batik. Bukan sembarang seprei batik atau sembarang hem baru. Orang terbiasa membelikan barang atau hadiah sekedar hadiah. Di situ bedanya. Kalau kau memberi hadiah, kau memastikan sebelumnya. Hadiah itu memang dibutuhkan. Hadiah itu penting. Atau

hadiah itu tidak begitu dibutuhkan, tapi sangat diinginkan si penerima. Maka tak heran kalau untuk menemukan satu barang khusus itu pernah aku sampai capek mengantarmu. Padahal hanya mencari kotak pensil bergambar sailormoon! Hei....Sailormoon sudah tidak populer sekarang ini! --Di siang yang cerah, kau mengajakku pergi ke daerah Singosaren. Rencana membeli sepatu baru. Berdua masuk dari satu toko ke toko lain. Belum ada yang pas. Kalau tidak cocok soal model, soal ukuran, atau bahan sepatunya. Aku yang tidak berniat membeli hanya berkomentar, bagus, nggak bagus, warnanya terlalu terang, dan komentar-komentar sejenis. Sambil menunggu kau memilih,

32 | 1 0 5

iseng-iseng aku ikut mencoba sandal dan sepatu ini itu. Tidak berniat membeli, hanya melihat-lihat saja. Lagian sepatuku masih bagus. Ada sebenarnya yang sangat menarik hatiku. Tapi uangku tak cukup. Ah, aku belum perlu, itu hiburku pada diri sendiri. Tapi rasanya juga khawatir, jangan jangan ada yang sudah membelinya saat uangku sudah cukup. Jadi kuletakkan lagi sepatu biru itu di raknya dengan rasa enggan. --Bulan Januari yang penuh hujan, 2011. Siang itu kau mengajak ketemu di sebuah tempat. Sudah jam 14.30. Di dekat gerbang pintu masuk kutunggu. Setengah jam dari jam yang kita

sepakati telah berlalu. Tak biasanya kau begitu. Biasanya kau yang datang lebih dulu. Kukirim sms, mengingatkan tentang janjimu. Tak ada jawaban. Akhirnya kucoba telp. Aku beruntung kedua kali. Pulsaku tak cukup buat telepon. Baiklah akan kutunggu setengah jam lagi. Kalau kau tak datang juga, aku berniat pulang. Dalam hati mulai kesal. Waktuku sempit karena ada acara di tempat lain. Sudah kusempat-sempatin datang untuk menemuinya, tapi ia malah sekarang tak ada kabar. Dalam kesal, aku mondar mandir. Akhirnya kuputuskan ijin terlambat datang ke acara yang harus kuhadiri. Kuketik sebaris sms. Dan kutekan tombol send. Nasibku sedang beruntung ke tiga kalinya. Sms tak terkirim. Pulsaku habis. Rupanya tadi sms terakhir yang bisa kukirim. Huft...Detik berlalu lambat. Beberapa

33 | 1 0 5

sms masuk menanyakan dan meminta segera hadir. Bahkan ada yang kirim pesan pendek tausiah tapi rasanya hatiku malah tertusuk. Keberuntunganku yang ke empat, tak ada yang menelpon. 15 menit berlalu. Dan keburuntungan ke lima hadir. Pelan tapi pasti tetes hujan mulai jatuh. Bersungut kupandangi sepatu sportku yang bersih dan baru kering setelah beberapa hari hujan. Tergesa kubalik motorku dan kuputuskan meninggalkanmu saat itu. Kupacu ke tempat acaraku. Keberuntunganku akhirnya genap menjadi enam. Datang terlambat satu jam lebih dan mendapat tatapan kurang enak dari teman-teman. Huft... Kemana kau?? ---

Ditengah datang.

acara.

Sms

darimu

"Ka, kau sekarang dimana?" Tanpa ada kata maaf. Tanpa ada penjelasan apa-apa mengapa kau tak datang. Aku tak berminat membalasnya. Untunglah pulsaku habis. Jadi nanti aku punya jawaban bagus mengapa tak membalas smsmu. Hapeku bergetar. Aku lihat saja layar hapeku yang berkedip kedip. Ada namamu di sana. Kubiarkan berlalu. Sesaat kemudian smsmu datang lagi, "Sedang ada acara ya, Ka?" Entahlah, makin kau bertanya aku makin kesal rasanya. Terbawa suasana keberuntungan yang terus mengikutiku hari ini. Jadinya kumainkan saja

34 | 1 0 5

hapenya di tanganku. Smsmu langsung kudelete. Huh...besok sajalah kubalas... --Jam 5 akhirnya acaraku selesei. Di luar hujan masih begitu deras. Beberapa teman memilih langsung pulang. Aku masih mengingat-ingat sepatuku. Kalau nekad pulang pasti akan basah lagi. Kupilih tinggal sejenak menunggu hujan reda. Duduk memeluk lutut. Tapi hujan tak reda juga. Ya sudah memang harus kuikhlaskan sepatuku kotor dan basah lagi. Aku mengangkat tas ranselku dan melangkah keluar. Sampai emperan rumah itu, langkahku terhenti. Aku tercekat. Hatiku membiru melihat pemandangan di depanku...

Seorang gadis duduk menunggu. Gamisnya basah terguyur hujan. Juga kotor di sana sini. Jilbabnya apalagi. Seperti habis tersiram air selokan. Wajahnya putih dan pucat. Bibirnya terlihat gemetar. Buku-buku jarinya memutih menahan dingin yang lama. Ia pasti kehujanan dan sudah lama pula menungguku di luar. Tapi wajahnya tetap secantik bidadari. ".. 'afwan aku datang terlambat. Barakallah fii 'umrik ya... " Diangsurkannya plastik kresek hitam di tangannya sambil tersenyum. Tenggorokanku tiba-tiba kering. "Kenapa bajumu kotor begitu?" malah jawaban itu yang keluar dari mulutku.

35 | 1 0 5

"Biasa, ada lubang. Kalau hujan nggak kelihatan... belajar mencium tanah," katamu tetap dengan riang. Gemetar kubuka kreseknya. Ya Allah.... Sepasang sepatu kain biru. Yang kuidamkan dulu. Kini dalam genggamanku. Mataku memanas. Aku tak punya apa-apa lagi selain airmata menganak sungai di pipiku.
Suka Bagikan RoNy Ar-raa'id dan 20 orang lainnya menyukai ini. o Senja Ratna Masya Allah... masya Allah... 18 Januari pukul 14:32 Suka o Ayu de'Art jadi terlmbat itu karena jatuh ya :( 18 Januari pukul 15:03 Suka o Anang Budiyanto sulitnya usaha untuk memenuhi janji. Bahkan harus rela bersusah payah demi sebuah janji

seorang shahabat. Subhanallah... 18 Januari pukul 15:14 Suka Femi Semangat :') Klo aku di posisi mb ika, sudah kupeluk lama sambil minta maaf mb... 18 Januari pukul 15:21 Suka Muhammad Reza khusnudzon ternyata tak mudah, dan su'udzon hanya berakhir dengan penyesalan 18 Januari pukul 15:36 Suka Naufa LinLin masyaAllah... Kalau setelah itu kamu tak memberikan apa apa lagi... Huh... Ingin kutendang dari sini... 18 Januari pukul 16:49 Suka Erfina Laras memang begitu, dia itu care banget ... Memperhatikan hal hal kecil kesukaan temannya. Kukira dari sekian temannya, tak semuanya tahu di bulan januari ika milad tanggal berapa... 18 Januari pukul 16:57 Suka Lestari Damayanti dia memang perhatian sekali... :'(

36 | 1 0 5

o o

Sayang aku belum sempat membalas banyak perhatiannya. Smg Allah yg membalas kebaikan2nya... Aamiin... 18 Januari pukul 17:05 Suka Puput Safitri ikaaaaa... Teganya kau biarkan ia menungguuuuu!!!!!!! 18 Januari pukul 17:16 Suka Ayu de'Art yah, mb ika malah dimarahi banyak orang ini... ^^ Udah mb, nulisnya dikirim ke aku saja thok, jgn dipublis di fb... 18 Januari pukul 17:22 Suka Puput Safitri hmm... 18 Januari pukul 17:23 Suka Puput Safitri bukan dimarahi dek, hanya gemeeess bangeeet... 18 Januari pukul 17:25 Suka EcHa EcHi hiks hiks... sedih banget... Ingin kubawakan jaket untuknya saat itu... 18 Januari pukul 17:34 Suka RoNy Ar-raa'id Subhanallah... banyak yg sepakat pastinya, menulis "jalan cerita"nya dilanjutkan yang keempat, lima, dst. Berikutnya, lagu

"Untukmu Teman_Brothers" yg mengiringi gerimis sendunya... 18 Januari pukul 18:32 Suka Ika Hernawi Senja Ratna: astaghfirullah... :( Ayu de'Art: awalnya bukan jatuh tapi membeli sepatu itu, dan jalannya agak macet. kemudian baru jatuh di perjalanan ... :( iya, dek...semua marah ke mbak juga wajar. mbak aja kesal sama diri mbak sendiri w...Lihat Selengkapnya 18 Januari pukul 19:24 Suka Ika Hernawi Naufa LinLin: iya, Lin... maafkan aku... :( Erfina Laras: hehehe...ya beberapa ingat miladku dan kirim sms ucapan milad kemarin dulu itu... :) Lestari Damayanti: Aamiin yaa Allah... Puput Safitri: iya, put... tentu aku yang paling menyesal...Lihat Selengkapnya 18 Januari pukul 19:29 Suka Lestari Damayanti aku tak sabar membaca yang keempat dan seterusnya... ayo, dibuat... buktikan

37 | 1 0 5

kalau kata2: ini Ika ya? yang pinter bikin puisi.. (pinter buat kisah pendek juga) ... itu benar adanya ^_^ 18 Januari pukul 19:51 Suka Didik Kerenz subhanallah... subhanallah... akhlaknya.... 18 Januari pukul 20:10 Suka TatHa Lita Ya Allah... tak terbayang kejadiannya berakhir begitu. Subhanallah... Smg kelembutan hatinya, kasih sayangnya kpd sesama berbalas kasih sayang pemilik jiwanya, Allah ta'ala... 18 Januari pukul 20:48 Suka Ayu de'Art iyo, asline aku yo getem2 sama mbak Ika... Hiiiiihhh... kok jahat ga mau ngangkat hapenya. Klo mau ngangkat pasti ga nunggu lama di luar. gimana coba akhire bisa tau mb ika ada acara di situ, pasti ndadak tanya2 ke temen lain. Udah kehujanan, jatuh masih harus nyari, eh nunggu pula... Huaaaa... 18 Januari pukul 21:14 Suka

o o

Indra GP ,,, ketinggalan mbaca,,, mbak,, indra belum ditag,,, ,,, Mbak kan trus bisa meng-iqob diri kalau ada salah. Iqobnya apa,,,? 18 Januari pukul 21:19 Suka Ibas Rahmat sungguh mengharukan... 18 Januari pukul 21:48 Suka Ika Hernawi Lestari Damayanti: bikin note bukan untuk membuktikan bisa nulis puisi atau tidak, may... hanya karena aku rindu dan ingin berbagi kerinduan dengan teman2 :) Didik Kerenz: akhlaq yg baik memang mengalihkan dunia... :) TatHa Lita: Aamiin yaa Allah.. Ayu de'Art: iya, sayang... aku juga getem2 sama diriku sendiri.. Indra GP: iqobnya... makin cinta padanya... Ibas Rahmat: sungguh menyesakkan... 19 Januari pukul 7:54 Suka 1 Lestari Damayanti iya, ayo mana judul: 4, 5, 6 nya...?

38 | 1 0 5

Udah kutunggu. Kalau pas buka fb berharap sdh ada lagi ^_^ 19 Januari pukul 11:24 Suka 1 Naufa LinLin piss, Ka... Lagi rodo esmochi bar mbaca ... Bisa dimaklumi kok... Salah2 kui wajar... 19 Januari pukul 19:49 Suka 1

39 | 1 0 5

Empat: Pensil
oleh Ika Hernawi pada 21 Januari 2012 pukul 13:15

Malam makin gelap. Jam 22.00. Acara sudah berakhir. Beberapa teman sudah merapatkan selimutnya. Beberapa membuat minuman penghangat badan. Kopi instan atau teh panas. Menikmatinya sambil berbincang pelan. Hawa pegunungan memang dingin. Kurapatkan jaket. Kugosok-gosokkan kedua telapak tangan. Brrlumayan juga mengusir dingin. Rasanya lumayan penat mengikuti aktivitas hari ini. Tapi aku masih belum ingin tidur. Kubawa cangkir tehku ke

beranda. Kuhenyakkan diri di bangku panjang berlengan yang terasa keras. Kutatap langit bertabur bintang. Berkelip-kelip. Bulan juga menampakkan pesonanya. Bersinar lembut. Indah sekali. Suka langit malam? tanyamu mengejutkanku. Kau ikut duduk di sebelahku. Memeluk lenganmu sendiri yang tertutup sweater biru bergaris garis putih. Suka, jawabku pendek. Aku sangat suka, jawabmu seperti menguatkan. Kadang kalau malam kubuka jendela dan melihat langit. Sangat tenang, beda sekali dengan siang. Seperti kanvas hitam bertabur berlian. Aku kadang membayangkan melihat ibuku dan

40 | 1 0 5

kakakku di sana, terdengar getar suaramu. Pasti dalam senyum terindah, kataku setengah bingung mau mengatakan apa lagi. Hening beberapa saat. Dalam diam kuhirup tehku yang cepat menjadi dingin. Iya, aku menyimpan semua kenangan tentang orang-orang tercinta di sini. Di hati dan pikiranku. Suatu saat pasti kami semua berkumpul, katamu masih memandang langit. Jelas sekali terdengar getar kerinduan di suaramu. Tiba-tiba aku ingin memelukmu. Tak pernah kukira begitu cintanya kau dengan mereka. Aku sendiri kemudian teringat ayah,

ibu dan adik-adikku. Ya Allah, aku beruntung, mereka semua masih membersamaiku. --Aku mengeluarkan bukuku. Siap mencatat. Kurogoh tasku. Kucari cari kotak pensilku. Huft tidak ada. Kubuka saku depan tasku, kutelusuri. Tak kutemukan sebatang pun pulpen, pensil atau spidol sekalipun. Begini ini akibat tergesa-gesa berangkat. Pinjam pulpennya, bisikku padamu. Sejenak kau buka tasmu dan mencari-cari pesananku. Adanya pensil ini, jawabmu ragu. Tak apa-apa. Tak ada pulpen, pensilpun jadi, sambil kusambar pensil

41 | 1 0 5

yang yang sudah tak jelas warnanya itu, karena sudah banyak terkelupas di sana sini cat yang melapisi permukaannya. Kusam. Ukurannya juga pendek. Tinggal separuh. Harusnya sudah masuk museum, aku membatin. Tak kuhiraukan pandanganmu yang terlihat tak rela tiap aku memainkannya di tanganku. --Ka, pensilku belum kau kembalikan ya? Sebaris sms masuk ke inboxku esok harinya. Aduh, aku kemarin lupa mengembalikannya. Kubuka tasku. Kutelusuri tasku. Tak ada. Dimana pensil kusam itu. Kukeluarkan semua isi tasku. Pensil itu tak nampak batang hidungnya.

Jangan-jangan ketinggalan di tempat kemarin. Ringkas kukirim sms. Afwan, pensilnya nggak ada." Dicari dulu, dong Ka Ya Insya Allah kucarinya ke tempat kemarin, jawabku setengah hati. "Tolong ya, Ka..." balasmu. --Minggu berlalu. Ketemu pensilnya? tanyamu saat kita bertemu lagi. Aku tergeragap. Aku tidak ingat soal pensil kusam itu. Tidak pula mencarinya. Payah, payah. Urusanku pekan ini banyak sekali. Jadi aku lupa soal pensil itu. Dan dia masih saja ingat. Huft... Harusnya aku bersyukur

42 | 1 0 5

diingatkan soal pinjaman yang belum kukembalikan. Ehbelum ketemu. Kuganti saja, ya, yang baru bujukku sambil memasang tampang cengengesan. Ya sudah. Nggak usah diganti. Lain kali hati-hati dengan pinjaman, katamu dengan serius. Bisikan syetan beracun melintas. Cuma pensil saja, jelek lagi, dicari-cari terus. Harusnya diikhlaskan saja. Namanya juga hilang, bukan disengaja dihilangkan. Iya, iya pasti tetap kuganti. Tapi hanya kubatin saja janjiku itu. ---

Minggu berlalu lagi. Di sebuah taman. Ini kuganti pensilnya, kuangsurkan sebatang pensil bagus bermerk sambil tersenyum. Kau mendongak, memandangku sesaat. Beralih ke pensil yang masih kupegang. Tidak usah diganti, jawabmu, kemudian melanjutkan membaca. Diterima dong, desakku. Kalau sebagai hadiah, akan kuterima, jawabmu sambil tersenyum. Yang ini buat ganti yang kemarin. Bukan hadiah, jawabku masih sambil menyodorkan pensilku. Kalau begitu aku tak bisa menerima, jawabmu masih tersenyum. Alah, lagian kan pensilmu sudah jelek banget. Ini kuganti baru dan bagus. Beruntung kan?

43 | 1 0 5

Kau tiba-tiba menatapku dengan tatapan yang sukar kumengerti maknanya. Pensil itu juga sudah gak layak dipakai. Layaknya masuk museum...hehe, kataku mencoba melucu. Kau diam membuka lembar-lembar bukumu. Saking sudah jeleknya dibuangpun tak akan ada yang mau ngambil, aku melanjutkan, Nih kuganti yang bagus. Kau tiba-tiba berhenti menutup bukumu. Menatapku. Kau tahu, Ka, andai semua pensil di dunia ini kau kumpulkan dan kau berikan padaku, itu tak bisa

menggantikan pensilku itu, tiba-tiba suaramu bergetar. Entah menahan gejolak rasa apa. Itu pensil hadiah. Dari kakakku. Dengannya ia menulis huruf-huruf "Aku sayang Adek" yang kau lihat terpigura di kamarku itu, getar suaramu kian terdengar. Aku seperti dihantam palu besar di dadaku. Tercetak di kepalaku sebuah lukisan sederhana dari pensil tentang dua orang kakak adek bergandengan tangan yang pernah kukomentari sebagai lukisan jaman TKmu itu. Apa kamu bisa mengembalikan kakakku ke dunia ini? tatapmu tajam. Jadi kakakku bisa mengulangi memegang pensil barumu itu dan

44 | 1 0 5

menuliskan lagi kalimat itu untukku. Apa kamu bisa? Matamu berkaca-kaca. Aku juga. Rasa bersalah menyesaki dadaku. Sunyi senyap. Aku baru saja menghina pensil yang sangat berarti bagimu. Bahkan andai kuberi semua pensil tak akan mampu menggantikannya. Tanganku berkeringat. Pensil bagus bermerk yang kupegang itu seperti hendak melompat jatuh. Ya Allah, ternyata aku aku bukan menghilangkan sebuah pensil kusam, tapi pensil hati, yang tersimpan di hati seorang adik yang sangat mencintai kakaknya yang sudah tiada. "Maafkan aku," tapi kalimat itu hanya berhenti di tenggorokanku. Kau harusnya marah padaku. Marah sampai hilang semua sesak di hatimu.

--Sahabat... darimu aku belajar menghargai hal-hal kecil yang bermakna istimewa. Tak ada barang yang usang kalau ia dari orang tercinta. Menyimpannya juga bukan berarti kita tidak merelakan kepergian mereka. Tapi karena kita selalu mencintai mereka. Ada atau tiada mereka di dunia ini. Kini aku selalu teringat dirimu setiap memegang gantungan kunci berbentuk hati ini.
Suka Bagikan RoNy Ar-raa'id dan 19 orang lainnya menyukai ini. o Indra GP ,,, begitu jg orang2 dlm hidup kita, mereka meninggalkan jejak di hidup kita. Walau masa sdh berlalu, jejak itu selalu ada dan berbeda dari jejak yg lainnya,,, 21 Januari pukul 13:31 Suka

45 | 1 0 5

o o

Didik Kerenz anti ki kesane kurang tgjawab gt, peh mung pensil... 21 Januari pukul 13:33 Suka Erfina Laras push up 100x! :) 21 Januari pukul 13:55 Suka RoNy Ar-raa'id iya ix, perlu di iqob ini... sampai skrg gak ketemu pensilnya? 21 Januari pukul 14:04 Suka Ayu de'Art apa kubilang, walau cuma pensil bisa jdi sngt berarti.. jgn diremehkan deh, nilai barang dan nilai historis kan bisa jdi sgt berbeda 21 Januari pukul 14:35 Suka RoNy Ar-raa'id ya ika jangan terus dimarahi teman2, aku nggak ikut2an lho... 21 Januari pukul 16:53 Suka Erfina Laras kasihan, udah pasti mengingatnya sambil sedih, masih dimarah2i ... Afwan ya Ka... :) Kayak kita2 ini gak punya salah sama alm saja 21 Januari pukul 17:25 Suka Ika Hernawi

Indra GP: komen antum sing paling bijak ... hadianya nanti ditag diurutan yang ketiga :) Didik Kerenz: kan sdh menyesal, kmrn dijadikan pelajaran... Erfina Laras: iqobnya lebih berat dari sekedar push up 100x. push up cuma main fisik, ini ...Lihat Selengkapnya 21 Januari pukul 17:36 Suka Ibas Rahmat bener nie, anti kudune diiqob... wis nyilih, menyepelekan pinjeman.. Pdhl janji, ucapan, pinjeman, semua nanti ditagih lho... alhamdulillah sdh direlakan sama yg punya pensil 21 Januari pukul 17:41 Suka Ika Hernawi astaghfirullah... nggih, akh...syukron... 21 Januari pukul 17:43 Suka Anang Budiyanto jdi pelajaran buat semuanya. Berhati hati dan amanah jika meminjam barang, jgn mudah bilang afwan lupa, afwan ketlisut, dan afwan2 yg lain. 21 Januari pukul 17:47 Suka

46 | 1 0 5

o o

Ayu de'Art mb ika, ahehehe....aku nggak marah banyak lhoo...cuma dikiiit... Cos aku jg barusan kehilangan pulpen kesayangan...kerasalah rasane kepiye.. 21 Januari pukul 17:58 Suka Puput Safitri heu...heu... Kalau barang2nya sendiri ceroboh itu terserah, tapi kalau milik org lain, ya jgn to, Ka.. Hapemu boleh kau buang2 itu hakmu, hape org lain ya jgn... 21 Januari pukul 18:07 Suka Naufa LinLin ika...ika... 21 Januari pukul 18:40 Suka Lestari Damayanti kalau hapenya ika dibuang, aku mau ambil... ^_^ 21 Januari pukul 18:43 Suka Ika Hernawi Anang Budiyanto: antum jg bijak, hadiahnya sama, kalau ada note ditag setelah Indra GP.. :D Ayu de'Art: marah banyak jg boleh kok.. habis marah, trus jdi lebih baik lagi... :) Puput Safitri: njih, bu... bukuku tlng disimpan baik2, bu ;D Naufa LinLin: lin...lin...

Lestari Damayanti: ni ada hape luawas, seri ericson, gak usah kubuang kalau mau pakai, pakai aja. mau punya 2 nomer to? nomer siji wae, bu... :D 21 Januari pukul 19:02 Suka Lestari Damayanti enggak, aku maunya hape barumu :) 21 Januari pukul 19:06 Suka Ika Hernawi kalau mau, ambillah ke sini...boleh diambil... :) 21 Januari pukul 19:06 Suka Femi Semangat ucapan kita yg bgitu ringan diucapkan, ternyata tanpa sadar bisa membuat luka di hati org lain. dikatakan "jelek", sesuatu yg kita sayangi, pasti rasanya nggak enak.. Ups...yg lalu biarlah berlalu...femi ambil pelajarannya... 21 Januari pukul 19:17 Suka 1 TatHa Lita insya Allah sdh dima'afkan mb, walau mb ika blm meminta maaf.. :) 21 Januari pukul 19:18 Suka Senja Ratna :) 21 Januari pukul 19:28 Suka

47 | 1 0 5

EcHa EcHi senangnya punya kesamaan dgnnya.. : ^_^ aku jg suka melihat langit malam bertabur bintang.... 22 Januari pukul 6:01 Suka Ika Hernawi @femi: pelajaran? Aku gak sedang mengajar, fem... :D @lita: adiku siji iki, saiki kliatan smakin bijaksana... Subhanallah... @senja: piye, bu,,, jo gur mesem terus. Kirimane tak enteni.. :) @echa: :) Senangnya melihatmu senang... 22 Januari pukul 13:48 Suka

48 | 1 0 5

Lima: Cerita Senja


oleh Ika Hernawi pada 22 Januari 2012 pukul20:57

Senja menguning. Lukisan langit indah tiada tara. Cahaya matahari keemasan menimpa dedaunan di hadapanku. Sesekali angin berhembus halus. Berusaha menerbangkan ujung jilbabku. Rasanya sejuk sepoi-sepoi. Puncak gunung merapi yang tenang terlihat di kejauhan. Kokoh. Semuanya begitu damai. Kecuali hatiku. Sesak, gelap dan sedih. ---

Jam 08.15 di suatu pagi. Aku sudah siap di stasiun balapan. Bawaanku hanya mukena, sebotol air putih, roti dan uang hasil tabunganku selama ini. Aku ingin beli buku idamanku. Semua bawaan rapi masuk dalam tas ranselku. Bertiga aku,kau dan seorang teman lagi- ingin menyusuri kios-kios Shopping Center. Sudah terbayang serunya perjalanan kita nanti. Tak lama kemudian, kau juga datang. Melambai-lambaikan tangan dari jauh sejak menemukan wajahku. Tak lupa tersenyum-senyum. Ah, kiranya hari ini memang hari gembira kita. Tasmu terlihat sedikit gendut. "Ibuku baik banget. Beliau membuatkan ini," katamu sambil menunjukkan tas piknik penuh makan siang yang cukup buat bertiga. Aku tertawa. Kau ini seperti anak TK mau piknik. Makan siang saja membawa dari

49 | 1 0 5

rumah. Tapi selebihnya aku merasa, ibumu perhatian sekali. Kau sendiri selalu menunjukkan rasa terima kasihmu. Senang hati membawa bekal itu. Aku mungkin justru protes. Bikin repot membawa makanan seperti itu. Lebih praktis beli di warung. Warung kan bertebaran. Mudah. Ah, sudahlah...Teman terakhir datang saat kereta datang. Kita bertiga akan memulai perjalanan. Yogyakarta, we're coming... --Dari stasiun Tugu kita menyusuri jalan Malioboro. Sekedar lewat dan melihat-lihat. Window shopping. Selanjutnya ke Shopping Center. Benar-benar untuk shopping. Puluhan kios-kios penjual buku di jalan Sriwedari ini benar-benar syurga

pecinta buku. Buku-buku menjulang dari rak ke rak. Ingin sekali membawa pulang banyak buku. Kuredam keinginan tiap melihat buku bagus. Uangku tak cukup untuk memenuhi semua ingin. Aku harus mendapatkan dulu buku yang harus kubeli. Setelah keluar masuk dari kios ke kios, bertanya ini itu, akhirnya kudapatkan buku yang kuinginkan. Hanya tersisa satu di kios itu. Benarbenar beruntung aku bisa mendapatkannya. Kucium aromanya. Benar. Ini buku yang kuidamkan. Harganya sedikit di atas dugaanku. Uangku hampir habis. Kau berulang kali memuji bukuku. Pasti ingin juga. Sayang tinggal satu ini. Kepada pemilik kios kau sempat tanya kapan kira-kira bisa mendapat buku ini lagi. Mungkin basabasi, mungkin juga serius. Yang penting aku sudah mendapat bukunya. Segera kumasukkan ke tasku. Khawatir

50 | 1 0 5

tertinggal dan hilang harta karunku itu. Keluar dari kios kita menuju stasiun lagi. Duduk menggelesot di lantai depan peron stasiun. Kau buka bekalmu. Kita makan bertiga. Ah, ternyata bekal itu sangat penting. Juga enak. --Aku punya buku catatan sederhana tentang perpustakaan kecilku. Kapan beli buku, dipinjam siapa buku itu, kapan pinjam dan kembalinya, semua tercatat di sana. Rapi. Dan aku melihat namamu di sana. Jelas sekali. Bukuku masih kau pinjam. Buku yang kubeli dengan hampir semua uang tabunganku beberapa bulan. Apa aku harus menagihnya? Aku merasa segan dan enggan. Tapi ini sudah lama. Sudah 3 bulan. Dan sekarang aku membutuhkannya.Dengan terpaksa aku

harus menanyakannya. Nanti setelah aku selesei, kau boleh meminjamnya lagi. "Aku sudah mengembalikannya, 3 minggu yang lalu," katamu lewat telepon. "Saat kita bertemu di acara di masjid itu," katamu meyakinkanku. "Tapi aku belum jawabku tak kalah yakin. menerima,"

Dan setelah itu rasanya percakapan menjadi tak enak. Kau bersikukuh sudah mengembalikan. Sebaliknya aku juga yakin belum menerimanya. Dengan suara parau, sempat kubilang kalau mungkin sudah kau kembalikan tapi bukan padaku. Kau tegas-tegas menolak dugaan itu. Kubuka lagi buku catatanku. Tiap buku masuk dan keluar dari rak, aku selalu

51 | 1 0 5

mencatatnya. Dan ini tepat sekali. Buku itu tak ada di rakku, dan catatanku mengatakan, buku itu kau pinjam. Mana yang harus kupercaya? Ucapanmu atau dua fakta di hadapanku? Hatiku mengatakan kau pasti lupa. Buku itu mungkin tersimpan di suatu tempat di rumahmu. Atau malah kau pinjamkan ke orang lain. Tapi kau lupa. Hingga tak ada lagi di rumahmu. Hatiku merasa tak rela kehilangan buku itu. Itu buku yang kumiliki dengan susah payah. Kubeli dengan uang jatah jajanku yang kusimpan sedikit-sedikit. Tapi di sisi lain, aku teringat semua kebaikanmu padamu. Sangat banyak. Sepertinya memang harus kurelakan saja buku itu untukmu. Siapa tahu suatu saat kau ingat dan mengembalikan lagi padaku. Sempat terlintas pikiran, jangan-jangan kau memang menginginkan buku itu. Bahkan sejak masih di kiosnya. Ah,

kalau memang iya, biarlah...buku itu untukmu. Tak apa. Tapi aku akan senang jika kau mengatakan menginginkannya. Tidak dengan cara begini. --Dua minggu sejak telepon tak enak itu, di suatu sore. Dengan wajah berseri kau angsurkan kresek hitam. "Ini bukumu," katamu. Manis sekali. Bukuku itu masih seperti saat kau pinjam. Masih halus dan rapi. Kucium aromanya. Aroma yang sama. Benar sekali. Ini bukuku. Walau aku belum sempat membubuhkan namaku di sana. "Ketemu kalah riang. dimana? tanyaku tak

52 | 1 0 5

"Ada dehhh,"jawabmu menggodaku. Hilang sudah rasa tak enakku. Bukuku telah kembali. Iya, kau memang lupa. Pasti ada di rumahmu. Aku tak ingin menanyakannya lebih jauh. Karena pasti rasanya tak enak bagimu. Kau dulu begitu yakin sudah mengembalikannya. Tapi kini jelas sudah. Kau lupa. Kubayangkan, pasti kau merasa tak enak ketika menemukannya di rumahmu. Apalagi saat harus menemuiku. Itu sama saja dengan pengakuan bahwa kemarin dulu kau keliru. Kau memang lupa. Bukuku memang masih kau pinjam. Sudahlah, aku bahagia bukuku kembali lagi. --"Maaf ini bukumu. Lama ya kupinjamnya. Habis bagus sih. Jadi

kubaca berulang-ulang," suatu pagi.

katanya

di

"Aku... aku...tak mengerti maksudmu," kataku parau melihat buku itu. "Kan dulu kupinjam saat di masjid. Kutanya boleh pinjam lama, kau iyakan," katanya . "Jadi...jadi...aku yang meminjamkan padamu?" tanyaku tak yakin. "Iya, kau kan membolehkan. Itu lho saat kamu sedang asyik ngobrol sama Linda," Kata-katanya selanjutnya membuatku seperti dilesakkan ke lubang yang dalam dan hitam. Makin dalam dan gelap.Jadi buku yang kau berikan padaku di sore itu, buku yang lain, bukan bukuku.

53 | 1 0 5

Jadi kau membeli buku baru untuk mengganti bukuku. Buku yang tak seharusnya kau ganti. Jadi bukuku memang sudah kau kembalikan. Tapi justru kupinjamkan tanpa sadar ke teman yang lain. Jadi aku yang lupa. Jadi catatanku di buku itu salah. Sesak terasa di hatiku menyadari semua itu. Teringat prasangka-prasangkaku. Teringat pula saat kau berikan buku itu. Tetap dalam sikap seakan-akan memang kau yang lupa. Padahal kalau mau, kau bisa mengatakan itu buku baru. Bukan bukuku. Perih hatiku mengingat itu. Rasa bersalah makin memenuhi rongga dadaku. Aku tak malu mengakui kalau aku yang salah. Aku juga tak sungkan akhirnya aku yang harus minta maaf padamu. Tapi ada membuat perih hatiku makin perih. Karena aku tahu. Aku tak punya kesempatan lagi mengatakan maaf padamu.

Allahummaghfirlaha wa'afiha wa'fu'anha...

warhamha

Suka Bagikan RoNy Ar-raa'id dan 19 orang lainnya menyukai ini. o Erfina Laras Subhanallah... pantaslah jika merasa sedih... ingat statusnya, airmata tak akan mengembalikan waktu ke masa lalu, walau sejenak untuk meminta maaf.. tapi sudah berlalu, istighfar yuk...banyak sekali kesalahan kita pada saudara kita 22 Januari pukul 21:13 Suka o Ayu de'Art :( 22 Januari pukul 21:19 Suka o Indra GP ,,, Rabbi,,,ampuni kami yang sering berprasangka kpd saudara kami,,, ampuni kami yang sering bersikap tak selayaknya kpd saudara kami,,, 22 Januari pukul 21:27 Suka o TatHa Lita astaghfirullah... 22 Januari pukul 21:37 Suka

54 | 1 0 5

Muhammad Reza cerita senja yang sedih.. 22 Januari pukul 21:51 Suka Didik Kerenz artinya sekarang bukunya ada dua. Yang satu dikasih ke ane saja.. #timpukbatu#lemparpanci#tidakempat isamasekali 22 Januari pukul 23:35 Suka Anang Budiyanto mengamini doanya: Aamiin yaa Rabb.. Selebihnya, biar Allah yg membalas kebaikan2nya 23 Januari pukul 6:42 Suka RoNy Ar-raa'id Semoga sebaik2 tempat utk alm Diana Rismawati saat ini, dikelilingi taman2 yang menghijau dan mewangi surga. Aamin yaa Rabb... 23 Januari pukul 7:09 Suka Naufa LinLin wah, jan mengharukan tenan... 23 Januari pukul 7:27 Suka Ika Hernawi Erfina Laras: yupz, sekaligus mari dido'akan banyak-banyak Ayu de'Art: jeblem ngunu kui disawang dadi penak banget :)

Indra GP: Aamiin... kukira semua dah bisa ngambil hikmahnya. bersikap baik kpd siapapun, kawan atau lawan, pada saat kita dalam posisii benar, itu mulia sekali. mengalah itu bukan kalah, tapi pemenang. TatHa Lita: astaghfirullaahal 'adhiim.. Muhammad Reza: senja jauh lebih sedih.. 23 Januari pukul 10:29 Suka Ika Hernawi Didik Kerenz: langsung bisa ditanyakan kpd ybs.. :) *smg tdk dilempari panci Anang Budiyanto: Aamiin... RoNy Ar-raa'id: Aamiin yaa Allah.. Naufa LinLin: jan sui tenan di kampung...:) 23 Januari pukul 10:30 Suka Ayu de'Art jeblem? Ahehehe... :( -> ekspreSi sEdih yoo, mbak... 23 Januari pukul 10:39 Suka Ika Hernawi :'( => ki lebih pas sebagai gambaran ekspresi sedih, den Ayu... 23 Januari pukul 10:41 Suka

55 | 1 0 5

o o

Ayu de'Art yo, yo, mbak... Maksudku pokoke ngunu lah :p Pura pura tdk tau demi menyenangkan hati orang, jg baik sekali... 23 Januari pukul 10:43 Suka 1 Senja Ratna :) 23 Januari pukul 10:49 Suka TatHa Lita kubaca lagi, semakin membuat diri merasa harus banyak memperbaiki diri, sikap, dan perilaku kpd org lain. 23 Januari pukul 11:51 Suka EcHa EcHi bnyk yg melihat dari sisi yg bercerita. aku melihat dari sisi yang sedang diceritakan. Subhanallah... indah sekali sikapnya dlm menghadapi orang yang ngeyel (maaf ya mb) klo bukunya belum dibalikin...malah mau membelikan baru dan bersikap seolah2 ia dulu belum mengembalikan... aku jadi rindu...padanya... 23 Januari pukul 12:04 Suka RoNy Ar-raa'id pun dalam tulisan ini, ika lagi yang salah... (ups, khilaf

maksudnya) seumpama di iqob bersama2?? 23 Januari pukul 12:18 Suka Erfina Laras hehehe... kasihan...kasihan... sudah mau bercerita, masih mau diiqob... padahal jgn2 yg belum bercerita (termasuk aku) lbh banyak lagi khilafnya... 23 Januari pukul 12:22 Suka 2 Ika Hernawi Senja Ratna: :) TatHa Lita: alhamdulillah klo sadar :D EcHa EcHi: yupz, memang hrs ditiru yg bagus2 bgitu... makasih ya, Cha... :D RoNy Ar-raa'id ; yang baca yang hrs diiqob, yg nulis nggak boleh diiqob... Erfina Laras: wah, sadar juga klo punya khilaf.. ayo jalan2 ke jogja... mau nggak? 23 Januari pukul 12:33 Suka EcHa EcHi heuu... suka salah2 interpretasi gt, mb ika nieh... 23 Januari pukul 12:40 Suka

56 | 1 0 5

RoNy Ar-raa'id Erfina Laras: diem dulu gak apa2, tiba2 nanti muncul ceritanya. sekali tag, 5 cerita... Ika Hernawi: yahh, malah dibolak balik... *mikir, aku salah apa. 23 Januari pukul 13:10 Suka Lestari Damayanti wah, wah, diem2 banyak yg merasa khilaf rupanya... ^_^ 23 Januari pukul 14:44 Suka Ika Hernawi EcHa EcHi: salah gimana, cha? makin banyak aja salahku ini... RoNy Ar-raa'id: kalau msh dipikir2 mungkin g punya salah sedikitpun... tapi punya salah sebanyakpun... Lestari Damayanti: termasuk yg barusan komen :) 23 Januari pukul 16:04 Suka Lestari Damayanti aku tetap setia nunggu yg pd mau cerita saja... Setelah ika, ada akh rony, ada indra, ada juga rara. Wis sgra bikin semuanya... 23 Januari pukul 16:07 Suka

Ika Hernawi hehehe... setelah itu Lestari Damayanti :) 23 Januari pukul 16:11 Suka Hendra Adi subhanallah... smg baginya kenikmatan taman2 syurga...Aamiin.. 23 Januari pukul 16:28 Suka 1 Erfina Laras @akh rony: wow, antum mau ngetag sekaligus 5 cerita. pasti cerita yg seru... teman2 pasti jg menunggu ceritanya @ika: belum ada waktu buat ke solo dan jogja...hehe... mau ke bonbin ya? di solo kan ada ...deket... 23 Januari pukul 16:56 Suka Femi Semangat ceritanya sampai edisi berapa mb? jgn ada yg terlewat buat diceritakan... ^^ 23 Januari pukul 19:01 Suka Puput Safitri ika...ika... siapa yg lebih cinta bukunya, dan siapa yg lebih cinta shahabatnya? #menusuk, tajam, terpercaya 23 Januari pukul 19:21 Suka

57 | 1 0 5

RoNy Ar-raa'id Erfina Laras: kalau aku cerita, gek gerimis kabeh terus hujan deras?? mending enggak... All: bagaimana kalau semuanya mencoba menulis "cerita perjalanan" bersamanya- dan tentang-nya-?? jangan disimpen di hati saja, kalau cerita penuh hikmah ada pahala. insyaAllah belum lagi dapat hadiah juga nanti,hehe... >>> saya editornya wis, sepakat?? sepakat... :) 23 Januari pukul 19:54 Suka 1 Erfina Laras @akh rony: belum juga cerita, sdh yakin hujan deras. Cerita dulu, biar semuanya baca dan tahu. Apa stlh baca itu kmd gerimis dan hujan deras... Dibuktikan bersama2, hehe... Usulan agar semua bercerita? Saya setuju. Antum yg bercerita duluan, hehe.. 23 Januari pukul 20:36 Suka RoNy Ar-raa'id Erfina Laras: wah, nek gini terus angel.hehe....

padahal kan udah siap jadi editor tulisan temen2 semua. 24 Januari pukul 3:51 Suka 1 Ika Hernawi Hendra Adi: Aamiin yaa Allah.. Femi Semangat: tak tau sampai edisi berapa, mungkin sudah habis ...hohoho gantian yang lain yg nulis cerita saat bersamanya :) Puput Safitri: put...put... jelas2 sudah jelas jawabannya..siapa cinta siapa :) Erfina Laras: mulai (sok) sibuk ni yee... :p 24 Januari pukul 8:50 Suka RoNy Ar-raa'id judul bukunya apa sih? *yg tahu dijawab, yg gak tahu boleh nebak2... 24 Januari pukul 8:58 Suka Ika Hernawi Judulnya: Muhammad, lelaki penggenggam Hujan 24 Januari pukul 9:22 Suka 1 RoNy Ar-raa'id Ika Hernawi : dan kalau belum punya yang jilid dua, bisa beli di bookfair. lebih tebal...dan agak lebih mahal.

58 | 1 0 5

2 Februari pukul 16:48 Suka Ika Hernawi syukron... harus menabung dulu kalau lebih mahal... 2 Februari pukul 18:59 Suka

59 | 1 0 5

Enam: Si Ceria
oleh Ika Hernawi pada 24 Januari 2012 pukul 19:15

Sejak mengenalmu, bersamamu adalah hal yang menyenangkan. Ceritaceritamu lucu. Bahasa tubuhmu menyenangkan teman bicara. Selalu menunjukkan minat. Walau yang dibicarakan soal yang sangat remeh. Jika diminta satu kata yang paling menonjol tentang dirimu, aku memlih kata: ceria. Selalu ada banyak senyum di wajahmu. Banyak keceriaan. Jarang kutemukan wajah yang kusut terlipatlipat. Sesekali memang, kutemukan gurat gelisah. Pasti ada sesuatu yang merisaukan hatimu.Tapi selebihnya, kau

pribadi yang hangat dan mudah bershahabat. Menunggu, jika bersamamu, aku tak merasa jemu. Ada saja hal baru menarik yang kau ceritakan, hingga tak terasa waktu berlalu. --Hari sudah malam. Tubuh-tubuh lelah lelap dalam tidur. Meringkuk dalam selimutnya. Kita masih berdebat soal hawa yang dingin itu. Kau yakin suhunya sedang-sedang saja. Sekitar 24 derajat. Sementara aku yakin hawa dingin itu sudah dibawah angka 20 derajat. Akhirnya, di hawa yang sedingin itu, kau malah berbisik mengajak menyelinap keluar.

60 | 1 0 5

Setelah sampai di halaman, kau letakkan selembar koran di atas rumput. Kita duduk di atasnya. Dengar suara jangkrik itu baikbaik ya, katamu. Ah, dingin-dingin, banyak nyamuk, diajak keluar cuma mau mendengarkan suara jangkrik, kataku protes.Buat apa, sih?" tanyaku tak sabar. "Udah ikuti saja," jawabmu membuat penasaran. Setelah aku bilang mulai, hitung kerikan jangkriknya. Kalau aku bilang stop, berhenti, katamu sambil menyiapkan hapemu. "Dimana-mana stop ya berhenti, bantahku. Eits, siapa bilang. Tuh ramburambu, dilarang berhenti, malah banyak yang parkir di situ, kau tak mau kalah.

Itu karena nggak tahu arti rambu-rambu, bantahku lagi. Makanya kusampaikan, siapa tau kau tak tahu arti "stop"...," balasmu pelan. Hehehe, ya sudah. Kapan mulai menghitungnya? tanyaku. Besok saja gimana? Sekarang kita tungguin jangkriknya di sini semalaman, jawabmu sambil tertawa. Aku ikut tertawa. Akupun memasang telinga dan siap menghitung. Sementara kau menyalakan stopwatch di hapemu. Tahu tidak, kalau hanya jangkrik jantan yang mengerik? tanyamu. Karena pada semua makhluk, jenis jantan memang yang paling suka bersuara, kataku sekenanya Ah, nggak juga. Buktinya kamu cerewet, katamu sambil tertawa. Mereka sedang menarik perhatian

61 | 1 0 5

lawan jenisnya. Untuk meneruskan siklus kehidupan. Makanya jangan diganggu, jelasmu lebih lanjut. Tahu nggak? tanyaku kemudian. Kau sejenak beralih dari hapemu dan memandangku. Menunjukkan minatmu untuk tahu kalimatku selanjutnya. Kamu yang cerewet. Mana bisa aku menghitung kalau kau cerewet mengatakan ini itu, kataku tertawa. Kemudian hanya tawa kita berdua yang kemudian terdengar. Stop, katamu Kayaknya 55, kataku ragu. Mana ada hitungan pasti pakai kata kayaknya. Kita ulangi lagi. Itu akibat kamu cerewet, katamu sengarang-ngarangnya. Aku menurut saja. Memasang telinga lagi. Berhatihati mendengarkan suara jangkrik yang sangat jelas di malam hari itu.

Stop, katamu kemudian 54. Yakin, 54, kataku Berarti suhunya sekitar 22 derajat. Kalau jumlah kerikan jangkrik dalam 25 detik kita bagi 3, kemudian hasilnya kita tambah 4, itu menunjukkan suhu. Yah kira-kira kalau diukur dengan thermometer tidak akan jauh berbeda, jelasmu. Tahu dari mana? tanyaku. Ya, baca-baca saja, jawabmu lagi. Suara jangkrik saja ada artinya., lanjutmu. Dan blablabla kau menjelaskan seperti ahli biologi sedang menerangkan tentang jangkrik. "Berarti dugaan kita berdua dianggab benar. Kalau dirata-rata, 20 dan 24 kan 22," kataku tak mau kalah. "Huu... maumu," katamu sambil berdiri.

62 | 1 0 5

Itu pengalaman belajar bersamamu. Ternyata perdebatan soal suhu itu berakhir dengan pelajaran tentang suara jangkrik sebagai pengukur suhu. Sungguh menyenangkan. Selalu kuingat. Tak terlupakan. --Pada saat harus serius, kau kelihatan serius. Pada saat harus bekerja, kau serius bekerja. Tapi kau juga suka bercanda. Menghangatkan suasana. Kalau kau hadir, suasana berubah ceria. Penuh hal-hal tak terduga. Auramu memang aura ceria, gembira, bahagia dan menyenangkan. Kunci motorku hilang. Padahal perasaan barusan kupegang-pegang. Dan acara rapat dadakan itu berakhir dengan kesibukan baru. Enam orang

sibuk mencari kunci. Dari halaman sampai ruangan itu. Kau sendiri terlihat sampai merogoh-rogoh lipatan kursi. Mencari di bawah lemari. Menyusuri rumput di halaman, berulang-ulang. Saking seriusnya, sampai telihat berpeluh. Wajahmu berkilat-kilat. Juga memerah. Aku tak tega melihatnya. Kunciku tetap raib. Sambil bersandar di sofa, aku bilang, "Kita sudahi saja. Kita sudah capek." Kalau sudah ketemu, aku ingin sekali membeli empek-empek," katamu menyusul bersandar di sofa. Itu salah satu makanan favoritmu. Maksudku empek-empeknya, bukan sofanya. Aku yang akan bayar, sambarku cepat. Tapi hanya di Kotta Barat, jawabmu.

63 | 1 0 5

Tidak masalah, jawabku tak kalah cepat. Kalau tidak ketemu juga.? tanyamu sambil mengipas-ngipasi muka dengan kertas tebal. Jatah empek-empek beralih ke tukang kunci, jawabku sambil masih merogoh jaket untuk kesekian kalinya. Memastikan kunci motor tak tersangkut di sana. Tapi tetap tak ada. Ada sedikit rasa putus asa mencarinya.Sepertinya memang jatah tukang kunci, kataku sambil berusaha mengingat-ingat dimana terakhir kali aku meletakkannya. Ah, belum tentu. Kita cari lagi. Semangat semangat , kau bangkit lagi dan melihat-lihat ke sana ke mari. Sementara lainnya juga sudah tersampir di sofa. Sudah lelah. Tapi semua tempat yang memungkinkan kunci itu ada sudah kita

telusuri semua. Dan kunci itu nggak ada, jawabku lemas. Pasti ada tempat yang belum kita cari, katamu berusaha menyemangati. Hahh.. dimana lagi, jawabku putus asa. Emm...di sini, jawabmu sambil nyengir. Dari dalam saku bajumu itu kau keluarkan benda mengkilat. Itu kunciku! Detik menyerbu mencubit telingamu. tawa. berikutnya, semua riuh ke arahmu. Ada yang pipimu, ada mencari Sedangkan kau tertawa-

Menyembunyikan wajah di sofa. Tapi tak ada yang merasa kesal, walau lelah mencari. Justru yang ada gembira. Ini bercandamu yang tak terduga. Tak

64 | 1 0 5

pernah bercanda dengan hal yang sama. Orang lain selalu tak menyangka. Siang itu lelah terbayar dengan makan empek-empek di Kotta Barat. Tapi, selalu bukan aku yang membayar. Juga bukan yang lainya. Alasanmu untuk membayar kelelahan akibat ulahmu. --Kau juga pemurah. Mudah memberi, menolong dan atau meminjami. Bukan hanya soal barang tapi juga soal uang. Koleksi bukubukumu, sebagian sudah pernah kupinjam. Motor juga berulang kali kubawa kemana-mana. Teman-teman juga ikut menikmati motormu itu. Kecuali benda yang satu itu. Sandal jepit.

"Eh...Itu sandal suamiku. Pakai yang ini saja," katamu sambil menyodorkan sandal lain. Padahal saat itu kakiku sudah terulur ke atas sandal itu. "Suami?" tanyaku heran. "Iya, itu sandal suamiku. Di rumah ini hanya aku yang boleh memakainya. Kalau ada yang mau pinjam, kan aku harus minta ijin ke suamiku dulu," katamu masih tersenyum lebar. "Suami tanyaku. dari hongkong ya?"

"Emm..., rumahnya bukan hongkong.. hehe....," dan kau tetap menyingkirkan sandal jepit itu.

65 | 1 0 5

"Di sms saja suamimu. Bilang aku mau pinjam," aku tak mau kalah. "Hehe..., suamiku sedang sibuk. Tidak boleh diganggu sms soal sandal," jawabmu tertawa. Dan tiap kali aku mau pinjam, jawabanmu selalu sama. Sebenarnya aku penasaran. Tapi tak terjawab hingga kini. Ah, sudahlah. Mungkin itu sandal yang sangat kau sayangi. --Tahukah kau? Aku merindukan semua saat-saat denganmu. Sungguh rindu...
Suka Bagikan RoNy Ar-raa'id dan 18 orang lainnya menyukai ini.

o o

Puput Safitri benar, bersamanya selalu menyenangkan :) 24 Januari pukul 19:25 Suka Lestari Damayanti emm...inget juga saat kita sibuk mencarinya. Tasnya ditinggal begitu saja. Ternyata gara2 nungguin anak kucing yg sendirian. Nunggu sampai yakin induknya ada... Ya Allah...aku teringat senyum dan cengirannya yg menyenangkan itu 24 Januari pukul 19:40 Suka 1 Ayu de'Art ya Allah, serasa dia di sini... 24 Januari pukul 19:41 Suka EcHa EcHi kisah ttg jangkriknya, aku suka banget... 24 Januari pukul 19:58 Suka Erfina Laras biasanya saat bercanda, ia tak berbohong... 24 Januari pukul 20:17 Suka Anang Budiyanto hanya doa lagi untuk saudari kita itu... Smg di sebaik-baik tempat skrng ini. Dalam kasih sayang Nya. Aamiin 24 Januari pukul 20:43 Suka

66 | 1 0 5

TatHa Lita aku eman banget klo sepatuku yg satu itu dipinjam. hehe...mungkin kesayangan. bentuk barang yg disayangi kan bisa beraneka barang. lucu juga saat menolak minjemi...hehe 24 Januari pukul 20:56 Suka Didik Kerenz sungguh seru... :) penjelasan lanjutan soal suara jangkrik bagaimana? 24 Januari pukul 21:15 Suka Ayu de'Art @lita: selain sepatu apa lagi, lit? 24 Januari pukul 21:24 Suka Indra GP ,,, tampaknya, semua yang mengenalnya tahu seperti apa alm saat hidupnya. semoga skrng pun,,, kecerian, dan kebahagian yang dirasakannya,,, seperti ia telah membagi dan menebar kebahagiaan buat orang2 (keluarga, shahabat dan yg lainnya) di sekitarnya,,, Aamiin,,, 24 Januari pukul 21:50 Suka 2

Muhammad Reza tahu gitu, ikut nyari kontak motornya yg ketlisut... 24 Januari pukul 23:00 Suka RoNy Ar-raa'id Para ulama terdahulu menangis saat dirinya menjadi baik. karena ia tak tahu, apakah saat menghadap Rabbnya nanti, dia dalam kondisi seperti saat itu (baik juga), atau sebaliknya. Kita semua memohon kepada Allah, semoga amalan2 kita diterima...Lihat Selengkapnya 25 Januari pukul 6:38 Suka 1 Naufa LinLin ah, dia... Aku dadi kangen... 25 Januari pukul 8:08 Suka TatHa Lita @ayu: cuma itu saja, Yu... Kini dengarkanlah, Dendangan lagu tanda ingatanku Kepadamu teman, ...Lihat Selengkapnya 25 Januari pukul 10:52 Suka 1 Puput Safitri mengapa kita ditemukan Dan akhirnya dipisahkan Mungkinkah menguji kesetiaan

67 | 1 0 5

Ketulusan dan kemanisan iman Tuhan berikan daku kekuatan.. #melanjutkan saja :) 25 Januari pukul 11:32 Suka Senja Ratna sikap tulus selalu sampai terasa ke hati. Senyum tulus selalu membuat tentram yang melihatnya. Kebaikan tak berpamrih tak akan pernah hilang dari ingatan. Indah hidupmu di sana... Aamiin... 25 Januari pukul 11:58 Suka 1 Femi Semangat disinipun begitu, trus cintaimu di hidupku, di dalam hatiku, sampai waktu pertemukan kita nanti 25 Januari pukul 12:43 Suka Lestari Damayanti "Sesungguhnya orang yang akhlaknya baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari (HR. Baihaqi) Sufyan Ats-Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Fudhail bin 'Iyadh dan Abdullah bin Mubarak ketika membahas hadits ini sepakat bahwa kebaikan akhlak itu ada 3 hal: keceriaan wajah, menahan diri

dari mengganggu org lain, dan mencurahkan kebaikan kpd org lain. 25 Januari pukul 15:50 Suka 2 Ika Hernawi Puput Safitri: :) Lestari Damayanti: hehe..gara2 kucing ngeong2 di selokan, aku jg pernah harus masuk selokan, padahal sudah rapi. karena tangannya nggak sampai menggapai ke dalam selokan, akhirnya aku yang dibujuk2 masuk ke selokan..hehe ...Lihat Selengkapnya 25 Januari pukul 17:01 Suka Ika Hernawi TatHa Lita: sepatumu juga sepatu suami, lit? :) Anang Budiyanto: aamiin yaa Rabb.. Didik Kerenz: kisah lanjutannya ttg jangkrik bisa nyari di google..hehe Indra GP: Aamiin yaa Rabb.. Muhammad Reza: ternyata antum tertarik empek2 juga.. RoNy Ar-raa'id: Aamiin yaa Rabb... 25 Januari pukul 17:05 Suka Ika Hernawi

68 | 1 0 5

o o

Naufa LinLin: kukira semua juga kangen, lin :) TatHa Lita, Puput Safitri: duet ya? di depanku haruse duetnya.. biar tambah menghayati... :D Senja Ratna: Aamiin... tulisanmu ganti ditunggu semuanya :) ...Lihat Selengkapnya 25 Januari pukul 17:11 Suka Femi Semangat ^_^ Afghan punya... 25 Januari pukul 17:24 Suka Ika Hernawi :) 25 Januari pukul 17:26 Suka 1 Ayu de'Art cocok dibikin lagu bimbo itu...Keyeeennn,,, 25 Januari pukul 17:44 Suka Naufa LinLin tak delok-delok, saiki kowe luwih kalem :D bbeda sama dulu... piss yo.. malah apik kok... 25 Januari pukul 17:56 Suka EcHa EcHi suka diceritani dan suka dgn yg bercerita itu... mbakku... ^^ 25 Januari pukul 18:10 Suka

TatHa Lita bukan sepatu suami, mb,, tapi sepatu dari ayah ibu... itu nyanyinya penuh perasaa mb, bukan asal nyanyi... 25 Januari pukul 18:46 Suka Ika Hernawi Ayu de'Art : yup, kaku yg nyanyi ya, Yu.. sambil menyetrika.. Naufa LinLin: po iyo, Lin? hehehe... kalem...pit-lempit... :) kalau koe makin sholihah ya...? alhamdulillah... EcHa EcHi: iya, mbakmu.. :) TatHa Lita: nyanyi penuh perasaan...sambil gerimis danatau hujan badai, nduk? 25 Januari pukul 19:11 Suka Puput Safitri aku backsoundnya saja kok... 25 Januari pukul 19:57 Suka Erfina Laras sepertinya malah berakibat banyak muncul munsyidah munsyidah baru :) 25 Januari pukul 20:12 Suka Puput Safitri ketuane? erfina laras... :)

69 | 1 0 5

25 Januari pukul 20:23 Suka Ika Hernawi :) 26 Januari pukul 11:41 Suka

70 | 1 0 5

Tentangnya#1
oleh Puput Safitri pada 28 Januari 2012 pukul 7:33

kucing kurus yg ditemuinya di pinggir jalan #tentangnya2 Tidak suka berebut, walau itu demi kenyamanan. Jika bepergian naik kendaraan umum (bis/kereta) memilih naik terakhir, walau nantinya pasti akan berdiri atau memasang alas koran, dan lesehan di kereta #tentangnya3 Teman2 tak akan membiarkannya sendirian beli sesuatu yang harus berebut dilayani . Karena bisa dipastikan, ia akan lama kembali karena selalu mengalah ke pembeli lain #tentangnya4 Jika ia bertanya, "suka dengan makanan ini?" Teman dekatnya yg hapal kebiasaannya akan menjawab, "biasa saja." Jika menunjukkan suka sekali,

Jika bertemu, menjabat tangan dgn erat, terasa sepenuh hati. Tidak bersalaman sambil lalu, apalagi tanpa memandang yang diajak bersalaman. Tak lupa senyum dan menunjukan wajah berseri. Hingga teman merasa menjadi orang penting dan istimewa di dekatnya #tentangnya1 Tidak tahan jika melihat kucing jalanan yang kurus dan tak terawat. Pernah bilang mau beli jajan, balik lagi tanpa jajanan krn uangnya malah dibelikan ikan goreng. Dikasihkan

71 | 1 0 5

maka ia akan menyedikitkan memakannya.#tentangnya5 Jika berdua dengannya jangan membeli makanan tanpa segera menyiapkan uangnya. Jika tidak, tak akan punya kesempatan membayar apapun #tentangnya6 Jika membawa makanan dan jumlahnya kurang dr jumlah yg hadir, jgn percaya kalau ia bilang, "aku masih kenyang," atau kata semisal itu hingga kemudian tak mengambil apa2 #tentangnya7 Jangan sering2 mengatakan/ menunjukkan menginginkan sesuatu di depannya. Karena jika mampu, pasti ia akan mengusahakannya. Pernah kucerita susahnya mencari kotak pensil sailormoon untuk adikku. Ia kmd

bersusah payah #tentangnya10

mencarikannya

Jangan berjanji padanya akan datang jam 9, jika berniat datang jam 9.30. Karena ia sudah menunggu sejak jam 9 #tentangnya8 Sangat khawatir jika tak datang tepat waktu. Jangan heran jika ia meminta maaf berulang kali walau hanya telat 5 atau 10 menit #tentangnya9 Seperti halnya tak terlambat memulai acaranya, ia jg tak terlambat mengakhiri. Ia efisien dan teratur, tapi tdk kaku. Terlambat mengakhiri berakibat mendholimi kepentingan banyak org #tentangnya11

72 | 1 0 5

Jika terpaksa terlambat mengakhiri, ia bertanya apa ada yg terganggu dengan itu #tentangnya12 Setelah acara berakhir, ia memastikan teman2nya bisa pulang dengan baik. Ia menawarkan mengantar jika ada yg kesulitan dgn transportnya #tentangnya13 Baginya motor adalah aset kebaikan. Suatu ketika, saat di tengah sawah daerah bekonang ada nenek2 berjalan, ia berhenti dan menawarkan mengantar. Ia kmd bercerita, di perjalanan si nenek banyak mengajak ngobrol karena mengira ia anak tetangga nenek itu. Tidak hanya mengantar hingga tempat. Iajuga turun dari motor dan ikut membawakan bawaan nenek itu hingga masuk ke rumah. Setelah itu ia masih sempat

dimintai tolong ngangkat jemuran nenek tadi (karena disangka anak tetangga nenek itu). Ia mengangkatinya dengan cekatan tanpa menjelaskan kalau nenek tadi salah orang #tentangnya14-16 Dulu aku mengira punya penggemar gelap. Yang suka mengirimi pulsa secara diam diam. Semenjak januari ini, tak seorangpun yang mengirimi pulsa lagi. Kuduga memang dialah penggemar rahasiaku selama ini #tentangnya17 Penggemar rahasiaku ini punya banyak cara menunjukkan rasa yang ia miliki itu. Sms sebelum subuh buta, sekedar berkata,"akhwat sholihah, bermenu apa di sahur ini?" Smsnya sering berbalas setelah subuh. "Aku pagi ini sarapan, bukan sahur," itu balasanku. "Bagus, itu artinya pandai menjaga kesehatan, pagi-pagi sudah

73 | 1 0 5

sarapan," balasannya tetap menyenangkan dibaca. Aku rindu sms2 itu #tentangnya18 Selama mengenalnya, dia belum pernah lupa miladku. Walau tak kucantumkan di akun fbku. Selalu ada kejutan manis darinya. Kerudung hijau, buku Agar Bidadari Cemburu Padamu, dan sebuah bros cantik mutiara, kenangan darinya di hari miladku. Semua masih dalam kondisi baik. Kan kujaga peninggalannya ini #tentangnya19 Kerudung hijau. Hadiah istimewa darinya. Dengan hiasan payet di sisisisinya. Bukan sembarang payet. Tapi payet yang dia pasang sendiri. Dengan tangan halusnya sendiri #tentangnya 20

Buku agar bidadari cemburu padamu. Hadiah terbaik. Saat itu ia ajak aku ke sebuah tokok buku. Ia tanya buku apa yang paling bagus buat akhwat. Kupilihkan buku: Agar Bidadari Cemburu Padamu. Katanya,"Pilihan bagus, semoga dia juga suka seperti kau juga suka." Ternyata seminggu kemudian buku itu ia berikan kepadaku. Ia mengajak aku memilih hadiah untukku sendiri #tentangnya21 Bros mutiara. Hadiah tercantik. Benda ini yang paling kecil. Tapi juga yang paling sering menghias jilbabku dan bersamaku. Kalau aku bercermin saat memakainya, aku ingat padanya #tentangnya22 Sejak mengenalnya, aku sekali saja melihatnya berkaca-kaca. Saat tengah membaca novel "Hafalan Sholat Delisa".

74 | 1 0 5

Lucunya dia berusaha menahan agar tidak jatuh airmata, dengan terusterusan memandang ke atas. Walau saat itu ia tengah bicara denganku. Aku justru meledeknya. Dia akhirnya tertawa sambil menyeka airmata #tentangnya23 Sejak mengenalnya, sekali dia pernah agak marah padaku. Saat itu aku melalaikan tugas menjemput seorang teman. Hingga teman itu harus menunggu lama di halte bus. Itu saja. Bahkan saat aku lambat dan lalai mengirim sms tentang pembatalan acara, ia tdk marah. Padahal akibat kelalaianku itu, ia terlanjur keluar dan kehujanan, bahkan pulangnya terjatuh. Hingga harus digips tangan kanannya. Ia sama sekali tak marah padaku #tentangnya24

Kalau bepergian dengannya, banyak hal lucu di perjalanan. Tebakantebakannya segar dan lucu. Aku paling ingat dan suka tebakan mengapa kucing berkumis. Karena pada saat yang sama ia pasangkan mainan kumis-kumisan kucing yang entah dari mana asalnya ke mukaku #tentangnya25 Dia suka tempat-tempat sejuk, tenang, dengan pemandangan hijau dimana-mana. Kita pernah hanya dudukduduk di sore hari, bercerita sambil menikmati cilok hangat di waduk cengklik. Lain waktu di tepi bengawan. Atau di salah satu sudut di TST Jurug. Terakhir bersamanya saat perjalanan dari delanggu dan melewati kampus UMS timur Yarsis yang terlihat asri, dia bilang," Kapan-kapan kita ke situ, Yuk." Sayangnya kita belum sempat ke sana #tentangnya26

75 | 1 0 5

Suka Berhenti Mengikuti Kiriman Bagikan Anda, RoNy Ar-raa'id dan 19 lainnya menyukai ini. o Ayu de'Art subhanallah... Syukron sudah berbagi tentangnya, mb... :) :') 28 Januari pukul 7:53 Suka 1 o Muhammad Reza Semoga bidadaripun cemburu padanya 28 Januari pukul 8:08 Suka 1 o Ayu de'Art Aamiin. 28 Januari pukul 8:12 Suka 1 o Erfina Laras masih banyak ini yg bisa diceritakan? banyak hikmahnya, Insya Allah.... 28 Januari pukul 8:32 Suka 1 o RoNy Ar-raa'id katanya yg nulis sih masih banyak. . . *tinggal nunggu tulisan2 berikutnya. 28 Januari pukul 8:45 Suka 2 o Ika Hernawi tak bosan kubaca berulang-ulang, fit.. sudah 3 kali kubaca sejak kubuka fb ini tadi..

bikin haru, apalagi ada ditemeni kitaro saat membacanya 28 Januari pukul 8:57 Suka 2 Femi Semangat kenangan yg indah.. ia yang romantis menuliskan puisi tentang cita2, diselipkan di bukuku... untukku... aku merasa istimewa :) 28 Januari pukul 9:53 Suka 1 TatHa Lita aku beruntung mengenalnya, walau hanya sebentar hadir di bagian hidupku. Tapi rasanya hal2 indah darinya menyertai hingga akhir usiaku 28 Januari pukul 9:55 Suka 1 Lestari Damayanti akhirnya, ada yg membuat juga note baru... lihat kan? dibuat note begini, banyak yg bisa mengambil contoh kebaikan2 org lain untuk ditiru 28 Januari pukul 10:24 Suka 1 Lestari Damayanti afwan, OOT.. (Out of Topic) ada yg tahu resep cilok yg enak? mohon bantuannya ya... 28 Januari pukul 10:28 Suka

76 | 1 0 5

Anang Budiyanto paling suka ttg penggemar rahasia. sayangnya, saya belum pernah punya penggemar rahasia spt itu.. 28 Januari pukul 10:59 Suka 1 Ayu de'Art soal makan cilok di cengklik aku juga suka, tapi gak suka komen mb damay ttg cilok piss ya mb, damay (",) 28 Januari pukul 11:08 Suka 1 Naufa LinLin 1-26, kulike semua.. diam-diam puput menyimpan banyak hal. 28 Januari pukul 11:13 Suka 1 Senja Ratna atasku pas jgn cuma diem2 juga ;) 28 Januari pukul 11:17 Suka 1 Naufa LinLin atasmu pas, siapa?! Jgn2 cicak. Cicak memang diam2 merayap di dinding. 28 Januari pukul 11:22 Suka 1 Senja Ratna kalau mau nulis bukan cicak, tapi kalau diam saja mungkin memang.... ^_^ 28 Januari pukul 11:23 Suka 1

Naufa LinLin wkwkwkwk... koe bgtu kenal cicak. Ayo ceritakan kisah cicak, spt ika bercerita ttg jangkrik itu 28 Januari pukul 11:24 Suka 1 RoNy Ar-raa'id Lestari Damayanti: cilok yang enak di sebelah barat masjid Assalam, kalau bareng2 insyaAllah enak... All: kalau catatannya udah ngumpul banyak, terus diterbitkan 28 Januari pukul 12:36 Suka 1 Lestari Damayanti @ayu: maafin ya, Yu... Merusak suasana hatimu ya... ^_^ @akh rony: depan assalam? Bolehlah kpn2 dicoba.. 28 Januari pukul 13:42 Suka 1 Didik Kerenz subhanallah... Beruntung akhwat temen2nya, dpt hadiah2 bnyak... 28 Januari pukul 14:03 Suka 1 RoNy Ar-raa'id Lestari Damayanti: kalau depannya pas terus lurus nabrak pagar ukh, maksudnya siomay.hehe..

77 | 1 0 5

tapi sepertinya cilok juga ada. karena cilok mirip dgn siomay 28 Januari pukul 14:23 Suka 1 Indra GP ,,, Request,,, mb,,, notenya tiap hari 1,,,mb,,, :) 28 Januari pukul 16:28 Suka 1 Erfina Laras requestnya disetujui, hehe,, 28 Januari pukul 17:52 Suka 1 EcHa EcHi ayu, punya kisah yg mengharukan juga. Knp tak mau menulis, yu? 28 Januari pukul 18:11 Suka 1 Adita Wardhani Djatmiko aQ juga suka semua tentangnya.. :) meski belum pernah sekalipun bertemu dengannya.. Tp smg kelak bisa berkumpul di menara2 cahayaNYA.. :) 28 Januari pukul 18:43 Suka 1 Ayu de'Art @mb may: iqobnya bikin note :D @echa: yeeee...biar aku dan dia saja yg tahu... :p 28 Januari pukul 19:36 Suka 1

Puput Safitri #all: syukron... minimal aku sudah nulis satu hal ttgnya... setelah kebaikan yg diberikannya dalam hidupku yg begitu banyak, aku tak bisa membalas apa2. kalau teman2 tak keberatan, mohon do'a untuknya :) 28 Januari pukul 20:05 Suka 4 Senja Ratna @ayu: sptnya ayu perlu dirayu sampai mau menulis... :) 28 Januari pukul 20:42 Suka Puput Safitri lha nek koe kudu diapakne disik, Ra biar mau nulis? ;) 28 Januari pukul 20:44 Suka Senja Ratna hohoho,, sekotak susu coklat dan sepiring singkong goreng keju, kukira cukuplah :D 28 Januari pukul 20:45 Suka Puput Safitri ah, ternyata gampang banget... di rumahku singkong boleh nyabut sendiri dan nggoreng sendiri :D 28 Januari pukul 20:46 Suka

78 | 1 0 5

Ayu de'Art @all: huaahh... seberapa cinta dan rindu kita padanya, tak ada apa2nya dibanding cinta dan kasih sayang dari Rabbnya, Insya Allah. 28 Januari pukul 21:58 Suka 1

79 | 1 0 5

Tentangnya#2
oleh Puput Safitri pada 2 Februari 2012 pukul13:01

boncenganku belum tentu juga lebih suka berhujan-hujan," jelasnya saat kutanya soal jas hujan itu #tentangnya28 Jika berjalan beriringan berdua dengannya, ia selalu berjalan di sebelah kananku. Kalau semula ia yang di kiri, segera ia berpindah ke sebelah kananku. Ia memang tak mengatakan apa2 tentang itu, tapi aku merasakan ia ingin aku lebih aman #tentangnya29 Pernah suatu siang, -berenam- aku, ia dan 4 temen lainnya berencana pergi ke suatu tempat untuk refresing. Beberapa teman berebut ingin diboncengkan, dan menolak kalau memboncengkan. Dan sampai cukup lama berebut posisi itu. Ia dengan kalem, naik ke motornya dan pamit pulang. Ia yang semula diam, akhirnya

Ia sangat memperhatika n kebutuhan saudaranya. Ia memastikan orang lain yang bersamanya nyaman. Saat berangkat rihlah dengan mobil carteran, ia bertanya siapa yang ingin duduk di tempat yang ia duduki. Bukan karena ia tak suka duduk di situ #tentangnya27 Ia memang lebih suka berhujanhujan daripada memakai jas hujannya. Tetapi jas hujan selalu tersedia rapi di bagasi motornya. "Orang yang duduk di

80 | 1 0 5

bilang, baru mau berangkat jika sdh tdk ada yg berebut ingin nyamannya sendiri. Dan acara hari itu batal. Aku masih ingat terus sampai skrng kejadiannya #tentangnya30 Saat ada acara mabit, aku terlupa tak membawa selimut, hanya membawa jaket tipis. Udara sedang dingin. Ia ulurkan selimutnya padaku. "Sweater ini hangat sekali, beda sengan jaketmu," katanya meyakinkanku. Saat tengah malam kuterbangun, ya Allah... kulihat ia tidur memeluk lutut, dan memasukkan kakinya ke dalam tas ranselnya #tentangnya31 Akhirnya kuselimutkan padanya. Aku ikut memasukkan kaki ke tasku. Saat aku bangun yang kedua kali, separuh selimut menyelimutiku, separuhnya menyelimutinya. Dan kaki-

kaki kami yang tak terkena selimut, masih masuk di tas masing-masing. Jadi jangan mudah percaya tiap ia mengatakan, aku tak apa-apa, aku baikbaik saja. Saat itu ia hanya menginginkan yang terbaik untukmu, dan tak ingin kau khawatir dengan keadaannya #tentangnya32 Selain shahabat yang baik, ia juga anak yang baik, taat, penuh sayang dan hormat kepada orang tuanya. Pernah saat aku menunggu kedatangannya, bapaknya bercerita penuh haru, saat beliau sakit demam beberapa hari di rumah, putrinya itu setia merawat dan menungguinya. Jika malam, ia membawa karpet tidurnya, dan tidur di kamar bapaknya #tentangnya33 Pagi-pagi setelah subuh, ia sudah membuatkan jenang untuk beliau.

81 | 1 0 5

Bahkan karena tak mau meninggalkan bapaknya, ia meminta kegiatan pekanannya dipindah ke rumahnya. Saat acara pun, ia masih kerap masuk kamar hanya untuk memastikan bapaknya baik-baik saja. Beliau lalu pura-pura tidur, agar putrinya tak sering masuk kamar lagi #tentangnya34 Ia jarang meminta sesuatu pada keluarganya. Bahkan untuk keperluannya. Jika sampai meminta, itu artinya ia keperluannya sangat mendesak atau sangat menginginkannya. Tapi tak sanggup ia penuhi sendiri. Masih cerita dari bapaknya tadi, beliau pernah merasa sangat bersalah, saat menemukan tas ransel putrinya itu ada bekas jahitan baru di beberapa sisi. Bekas jahitan putrinya sendiri. Walau menjahitnya rapi, tapi beliau tetap merasa tas itu sudah tak layak lagi.

Setelah itu siangnya, diajaknya putrinya jalan-jalan untuk dibelikan tas baru #tentangnya35 Ia memang tak akan meminta untuk keperluannya tapi berusaha keras jika itu untuk orang yang dicintainya. Saat kuajak pergi ke PGS, ia menyukai sebuah kemeja batik yang bagus. Harganya lumayan mahal untuk isi dompetnya saat itu. Ia mengatakan ke penjualnya," Bisakah disimpankan untuk saya? Kapan-kapan insya Allah saya balik lagi buat membelinya." Saat penjualnya tak mau berjanji menyimpannya, ia berkata serius,"Ini untuk Bapak saya. Saya akan mengumpulkan uang jajan saya dan Insya Allah akan mengambilnya." Hingga akhirnya sekitar seminggu kemudian, aku mengantarnya lagi untuk membelinya #tentangnya36

82 | 1 0 5

Saat pergi ke Tawangmangu, teman-teman membeli strawbery, buah yang juga kutahu ia sukai, tapi ia malah menghabiskan uangnya untuk membeli jeruk. "Bapakku paling suka buah jeruk," katanya #tentangnya37 Saat pergi ke Prambanan, ia tak menyentuh sedikitpun geplak. "Bapakku tak boleh makan yang manis-manis gula begitu," katanya. Sebenarnya kan bisa saja ia membelikan geplak itu untuk yang lainnya atau untuk dirinya sendiri. "Ya kasihan, kalau yang lain makan, beliau pasti juga ingin," jawabnya. Ah, ia memang lembut hatinya. Ia membawa cinta kemana saja ia pergi #tentangnya38 Maka wajarlah, jika keluarganya, terutama bapaknya sangat mencintainya. Cintanya memang

sepantasnya berbalas dengan cinta pula #tentangnya39 Ia rapi dalam urusannya. Rapi dalam penampilan, rapi menata perlengkapannya, juga rapi mengatur kegiatannya. Belum pernah aku melihatnya memakai pakaian dalam kombinasi antara baju dan jilbab yang tak serasi. Selalu enak dilihat. Kamar tinggalnya rapi dan teratur. Jika bertanya tentang suatu barang, ia tak akan sampai harus membuka banyak laci #tentangnya40 Ia hidup sederhana. Sepatunya yang kutahu hanya dua. Bahkan aku pernah mengantarnya menjahitkan salah satu sepatunya karena menganga di bagian belakangnya. Bajunya juga tak sering-sering berganti baru #tentangnya41

83 | 1 0 5

Berbeda dengan urusan penampilan yang ia suka sederhana tapi tetap rapi. Urusan belajar, ia mau mengeluarkan banyak uang. Karena ia suka belajar banyak hal baru. Ia suka membeli buku dan membacanya. Jika ia bercerita ttg isi bukunya, tanda ia telah membacanya #tentangnya42 Ia kadang belajar memasak di waktu-waktu luangnya. Maka, saat miladnya kuhadiahkan buku resep makanan. Dan saat berkunjung ke rumahnya di hari libur, ia menunjukkan hasil memasaknya dari buku yang kuhadiahkan. Kuberi nilai 7. Dan saat ia berkunjung ke rumahku, ia membawakan hasil masakannya, ricarica ayam. Kuberi nilai 8. Bagiku semua tentang ayam itu enak, dan rica-rica ayamnya memang enak. Ibuku memberi nilai 8,5. Bapakku memberi nilai 5

(karena nggak kebagian). Ia tampak senang sekali #tentangnya43 Ia bilang, memasak itu penting. Kelak, ia akan memastikan suami dan anak-anaknya mendapatkan makanan terbaik. Makanan yang dimasak dengan penuh cinta, bersih, dan enak. Dan yang pasti jelas halalnya. Ia mengatakannya dengan serius tapi lucu, aku malah tertawa mendengarnya. Ya Allah... kau tahu niat mulianya #tentangnya44
Suka Bagikan RoNy Ar-raa'id dan 21 orang lainnya menyukai ini. o Ika Hernawi ya, ia memang penuh cinta.. kepada orang-orang di sekitarnya.. 2 Februari pukul 13:18 Suka 1 o Ayu de'Art indahnya kisah saat mabit itu... hiks...hiks.... 2 Februari pukul 13:22 Suka 1

84 | 1 0 5

o o

Erfina Laras dulu, saat ada acara keluar, ia juga dengan senang hati meminjamkan sandal gunung yg sebelumnya ia pakai, karena kakiku lecet2 memakai sepatu yang biasa kupakai ke sekolah. sandal gunung itu sangat penting mengingat medan yang kita tempuh sangat sulit, licin, dan sering mendaki. Ia sendiri memilih tak memakai alas kaki apa2. 2 Februari pukul 13:30 Suka 4 Ayu de'Art mb Erfina, itu sedang hiking atau apa tapi pakai sepatu pantofel? @_@ 2 Februari pukul 13:32 Suka 1 Erfina Laras sedang rihlah, Yu. Dan memang sepatuku untuk semua suasana ya hanya itu,... :) 2 Februari pukul 13:36 Suka 1 Muhammad Reza subhanallah... 2 Februari pukul 13:39 Suka 1 Anang Budiyanto yang memilih kedinginan demi hangatnya temannya yang lain, semoga Allah berikan selimut hangat saat tak ada lagi selimut yang

mampu melawan dingin, selain atas ijinNya 2 Februari pukul 13:49 Suka 5 Naufa LinLin Apa tho balasan kebaikan yg dilakukan manusia selama ia di dunia ini? Barang siapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu...." (QS. Al Qasas: 84) 2 Februari pukul 14:08 Suka 3 Indra GP ,,, bukankah yang mempunyai anak perempuan yang baik, maka akan menjadi penghalang dari neraka bagi orang tuanya,,,? 2 Februari pukul 14:23 Suka 1 Lestari Damayanti sesekali memang kita perlu sentilan kecil dengan batal piknik. apalagi jika kita kurang adab.. ^^ 2 Februari pukul 14:45 Suka 1 RoNy Ar-raa'id Subhanallah...sungguh indah akhlaknya, kita berdo'a selalu untuk kebaikannya di sisi Rabb kita,

85 | 1 0 5

o o

Allah SWT. Sekali lagi; semoga zaman masih terus melahirkan sosok sepertinya, dan jumlahnya berlipat2. Aamiin... 2 Februari pukul 15:24 Suka 2 EcHa EcHi terharu membacanya.. tak terasa mbrebes, tiap ingat hal hal indah saat bersamanya 2 Februari pukul 16:16 Suka 1 Adita Wardhani Djatmiko dianyaaa... We love U :) 2 Februari pukul 16:29 Suka 1 Femi Semangat indah budimu tlah kami rasai, semoga indah pula balasan dari Rabb kami 2 Februari pukul 16:47 Suka 1 Ayu de'Art Aamiin ... 2 Februari pukul 17:03 Suka 1 TatHa Lita subhanallah... Antara sedih, dan bahagia... Sedih, ia tak lagi mengukir banyak kisah indah di dunia. Krn kebersamaan yang singkat saja di dunia. Bahagia, krn sempat mengenalnya, mendapat banyak

pelajaran, dan insya Allah ia dlm keadaan bahagia skrngg 2 Februari pukul 17:36 Suka 2 Didik Kerenz mari bersemangat untuk mencontoh kebaikan2 yg ada di sekitar.. 2 Februari pukul 19:32 Suka 1 Puput Safitri do'a-do'anya kuamini. Aamiin ya ALLAH... 2 Februari pukul 20:30 Suka Senja Ratna Erfina, kok tega dan mau memakai sandalnya? 2 Februari pukul 20:37 Suka Hendra Adi pantaslah begitu disayangi, memang pantas untuk disayangi oleh shahabat2nya 2 Februari pukul 20:53 Suka 1 Erfina Laras @senja: iya, Ra, sebenarnya juga tak tega. Tapi dia berkeras... 2 Februari pukul 20:55 Suka Senja Ratna hehe, jgn diambil serius banget, fin :) 'afwan... 2 Februari pukul 21:03 Suka 1

86 | 1 0 5

Anang Budiyanto kalau dibuat narasi seperti notenya ukh ika, bisa jadi beberapa cerita. misalnya: kisah saat mabit, kisah seorang bapak ttg putrinya, dan kisah masak-memasak.. 2 Februari pukul 21:24 Suka 1 Indra GP ,,, menunggu note2 selanjutnya,,, mbak Senja Ratna, mb Lestari Damayanti, Ayu de'Art, EcHa EcHi, Femi Semangat, dan TatHa Lita,,, dan yang lainnya juga,,, tidakkah ingin bercerita juga,,,? 2 Februari pukul 22:04 Suka 3 TatHa Lita sudah bercerita kok Indra, ngumpul-ngumpul terus saling bercerita.. 3 Februari pukul 9:06 Suka Indra GP ,,, wah,,, yg lainnya jdi nggak tahu ceritanya spt apa,,, 3 Februari pukul 9:19 Suka 1 TatHa Lita hehe,, iya, memang yang tahu yg ngumpul2

saja. sayang sekali nggak ada notulen saat itu 3 Februari pukul 11:07 Suka Puput Safitri @lita: tidak adil tu namanya.. :) harus ada yg bercerita ... kebaikan jgn disembunyikan :) 3 Februari pukul 11:19 Suka Ayu de'Art dengerinapa kata mb put tuh, lit... 3 Februari pukul 12:16 Suka EcHa EcHi Knp sih sulit buat bercerita? kan ada hikmah yg bisa diambil dr stiap kisah kehidupan. Aku support ayu dan lita, buat bercerita, hehe,, 3 Februari pukul 20:51 Suka Puput Safitri halah, pd lempar2an kembang... 4 Februari pukul 11:26 Suka Ika Hernawi :) 6 Februari pukul 17:35 Suka

87 | 1 0 5

Tentangnya#4
oleh Puput Safitri pada 9 Februari 2012pukul20:52

Dia bungsu. Tapi ia seorang kakak. Ia punya beberapa adek asuh anak anak SMA. Ia bahkan tidak jera padahal beberapa kali uang SPP dan uang sekolah yang ia berikan, malah dipakai ortu adek asuhnya itu. Bahkan ketika ortu adek asuhnya malah bersikap tdk enak padanya, ia masih saja terus mengusahakan agar adek asuhnya bisa lulus SMA #tentangnya65

Ia juga yang akhirnya harus repot ke sekolah dan melunasi biaya sekolah yang belum lunas. Sehari sebelumnya, saat aku ikut mengantar ke rumah adek asuhnya itu, rasanya ingin sekali melempar sesuatu ke bapak tuan rumah. Kukatakan: bantu saja org tak mampu yang punya adab (astaghfirullah). Ia hanya tersenyum dan bilang, sabar...sabar...sabar... mereka beruntung punya anak-anak yang sholihah #tentangnya66 Beberapa kali saat bersamanya, ia ditelefon salah satu bapak adek asuhnya itu. Yang kudengar seperti seorang penagih pajak menagih kepada penunggaknya. Diminta uang untuk bayar ini itu. Kebutuhan sekolah yang sangat sekunder. Menurutku, hal itu tidak perlu bagi seseorang yang sedang prihatin ingin sekolahnya selesei. Tapi

88 | 1 0 5

tetap ia turuti juga. Bahkan ia menjawab telefonnya dengan bahasa jawanya yang halus. Aku saja yang tidak membantu apa-apa, tidak mengeluarkan uang serupiah pun, merasa geram. Tapi ia tetap tenang dan malah senyumsenyum melihatku yang geram #tentangnya67 Ia cukupi semuanya itu. Bukan dengan minta uang ke orangtuanya. Tapi dengan uang tabungannya. Aku juga tak tahu apakah bapak ibunya tahu tentang hal ini. Saat kukatakan ia itu sedang dimanfaatkan, ia dengan tenang membantah: tidak, tapi aku sedang diberi kesempatan olehNya untuk bisa bermanfaat. Tentu aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Salah satu impiannya, suatu saat nanti ia ingin bisa punya banyak anak asuh yang

berkualitas. Dan ia tengah belajar dari sekarang #tentangnya68 Ia tidak hanya sekedar mencukupi kebutuhan sekolahnya saja, tapi ia juga sangat peduli dengan pergaulan adekadeknya itu. Ia bertindak sebagai kakak yang baik dan akrab dengan adek-adek asuhnya itu. Pernah ia cerita, malam sebelumnya ia habis menemani salah satu adek yang bermasalah dengan orang tuanya. Hingga adek tersebut tidak mau pulang ke rumah. Setelah dibujuk -bujuk, akhirnya adek itu mau pulang, setelah ia berjanji membantu menyeleseikan permasalahannya. Sayang aku tidak tahu kelanjutan kisah itu. Yang kutahu, semula adek-adeknya itu hanya satu yang berjilbab. Sekarang keempatnya sudah berjilbab rapi #tentangnya69

89 | 1 0 5

Di waktu-waktu luangnya, ia suka bersepeda hingga jauh. Ia suka menyambangi rumah-rumah sepanjang rel kereta. Membawa aneka makanan, buku-buku dan mainan untuk anak-anak. Jika ia datang dari jauh, anak-anak kecil itu (yang kutaksir sekolah TK dan SD kelas 1-3) berteriak-teriak kegirangan menyambutnya. Begitupun ia. Terlihat begitu bahagia. Seperti menemukan surga bertemu anak-anak itu. Entah bagaiamana awal ceritanya hingga seperti itu #tentangnya70 Mainan yang ia bawa itu kadang ia beli. Kadang ia buat sendiri. Seperti saat ia ingin menghadiahi anak-anak itu celengan kaleng. Entah dapat dari mana kalengnya. Yang jelas ia cat sendiri kalengnya dengan aneka gambar lucu. Warna warni. Kelihatan begitu meriah dan ceria. Kutanya, kapan buatnya, ia

menjawab: semalam, sampai jam dua. Dan seperti biasa, ia nyengir untuk menunjukkan kalau ia melakukannya dengan senang hati, jadi aku tak boleh protes atau marah padanya #tentangnya71 Saat memberikannya, ia mengajakku menemaninya. Disiapkannya pula uang logam yang sudah di pilahpilah dalam kantong plastik. Tiap anak mendapat satu kaleng dan satu plastik kecil uang logam. Diajarinya memasukkan uangnya ke kalengnya. Anak-anak itu tertawa tiap terdengar "klunting" uang logam. Ia mengajari mereka menabung. Ia menjanjikan yang paling rajin menabung akan mendapat hadiah #tentangnya72 Ia juga suka membawa makanan untuk anak-anak itu. Kecuali buah-

90 | 1 0 5

buahan, ia lebih senang membuatkannya. Anak-anak itu butuh makanan sehat, dan bukan makanan sembarangan. Dan lagi, makanan yang ia buat dibumbui dengan bubuk ajaib di dunia: bubuk cinta, itu katanya. Maka kotak makanannya penuh dengan agaragar, roti manis, atau nuget ayam wortel buatan sendiri #tentangnya73 Ia mengajari mereka permainanpermainan dari masa kecilnya. Seperti main engklek atau main jamuran. Ia bertanya siapa di antara mereka yang suka berlama-lama main PS. Beberapa riang menunjukkan jari. Ia bilang, siapa yang dulu main PS seminggu 4 kali, kalau minggu depan tinggal 2 kali, akan mendapat hadiah. Ia sering mengatakan padaku, prihatin dengan anak-anak itu. Bahkan permainan mereka pun jauh dari interaksi sosial yang penuh ajaran

saling membantu, bekerja sama, dan berkompetisi secara sehat #tentangnya74 Ia juga suka bercerita untuk anakanak tadi. Sambil duduk di halaman yang cukup luas, anak-anak kecil itu mengelilinginya sambil makan makanan yang ia bawa. Seru sekali saat ia bercerita tentang shahabat Nabi. Anak-anak itu tertawa-tawa terpingkalpingkal saat ia memperagakan jalannya Umar bin Khattab #tentangnya75 Bahkan ada anak yang sangat dekatnya. Selalu minta digandeng dan dudukpun minta di dekatnya. Hingga kalau ia mau pulang, adek kecil itu sering menangis minta ikut. Ketika kutanya, apa ia mau tinggal dengan Mb Di nya itu, ia dengan mantap mengiyakan. Ia begitu mencintai

91 | 1 0 5

mereka, dan iapun begitu dicintai anakanak itu #tentangnya76 Ia anak bungsu. Tetapi seperti anak tunggal. Sendirian. Hidupnya dikelilingi keluarga dan teman-teman yang melimpahinya dengan kasih sayang. Tapi kadang kulihat sepi di matanya. Mungkin itulah yang membuatnya banyak mencintai anak-anak di luar sana. Jika aku menggerutu soal adekadekku yang nakal-nakal padaku, ia justru berkata, beruntunglah yang hidupnya diramaikan rengekan adekadeknya atau jitakan-jitakan kecil kakaknya #tentangnya77 Ia anak bungsu. Tetapi seperti anak tunggal. Sendirian. Kadang saat malam, ia tiba-tiba sms, bilang sedang sendirian. Rumahnya terasa lengang. Bahkan puss nya pun memilih tidur

saking sunyi dan sepinya. Walau ia mengatakannya sambil menyertakan emoticon (:D) tanda tertawa-tawa, tapi aku merasakan ia tengah kesepian. Kalau sudah begitu, aku memintanya tidur saja. Karena saat besok pagi ia bangun, rumahnya akan kembali ramai #tentangnya78 Ia anak bungsu. Tetapi seperti anak tunggal. Sendirian. Saat aku dan ia tengah duduk-duduk menjulurkan kaki di kolam Balekambang, serombongan anak-anak TPA lewat. Ia terlihat berbinar dan mengatakan kelak ia ingin punya banyak anak. Hingga dunianya ramai. Ramai dengan banyak canda dan teriakan anak-anak. Bahkan pagi yang indah baginya adalah saat ia disibukkan memenuhi permintaan ini itu mereka atau bahkan memeluk untuk menenangkan jeritan tangisan mereka.

92 | 1 0 5

Dan sore yang indah adalah menemani mereka bermain dan belajar #tentangnya79 Ia anak bungsu. Tetapi seperti anak tunggal. Sendirian. Hingga beberapa kali ia mengatakan do'anya sekarang ini yang ia panjatkan setiap waktu, satu: semoga Allah menggerakkan hati seseorang yang ditetapkanNya untuknya untuk segera datang. Seseorang yang akan ditemaninya. Juga menemaninya. Dari pagi hingga pagi lagi. Dari malam hingga malam lagi. Yang meramaikan hidupnya dengan canda-candanya. Seseorang yang akan ditemaninya di dunia hingga ke syurga. Ya Allah... aku melihat kesungguhan di bening matanya dan getar di tiap katanya. Tapi takdirMu berkata lain, Ya Allah... Ia Kau panggil

dalam keadaan #tentangnya80 ##

masih

sendirian

Ya Allah, kami semua menyayanginya. Tapi Engkau lebih sayang padanya. Teman-teman, aku tak punya niatan untuk membuat siapapun menjadi sedih. Apalagi terus menerus. Kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita, sudah sewajarnya membuat sedih. Sebagai tanda kasih dan cinta kita padanya. Tapi tentu bukan untuk berlarut-larut. Aku ingin, teman-teman mengambil kebaikannya yang terserak dalam hidupnya. Itu saja. Jangan terlupa, do'a-do'a kita. Itu lebih berharga untuknya. Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha...

93 | 1 0 5

Suka Bagikan RoNy Ar-raa'id dan 20 orang lainnya menyukai ini. o Ayu de'Art insya Allah, mb... :) kita ambil baiknya yg sangat banyak itu. sedihnya tdk boleh terus-terusan... Kamis pukul 21:01 Suka 1 o Muhammad Reza semoga semua itu jadi amal jariyah almarhumah... *sedih sejenak, boleh... dan dimaklumi... Kamis pukul 21:08 Suka 1 o Femi Semangat gimana gak boleh sedih :( Kamis pukul 21:11 Suka 1 o Ika Hernawi yang no 79-80, bikin meledak... ya Allah, Kau tahu niat mulianya... Kamis pukul 21:12 Suka 1 o EcHa EcHi ttg celengan itu.. aku suka sekali... Betapa sayangnya ia dengan orang2 di sekitarnya, anak2 itu... sama, yg terakhir membuat menguras... menguras...menguras.... Kamis pukul 21:21 Suka 1

o o

Anang Budiyanto Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha... Kamis pukul 21:22 Suka 1 Hendra Adi tiba-tiba aku sadar, aku punya banyak kesempatan untuk berbuat baik yang terlewatkan dan bahkan sengaja kulewatkan... astaghfirullah.. Kamis pukul 21:34 Suka 1 TatHa Lita mb Diana... Kamis pukul 21:45 Suka 1 TatHa Lita ia pun begitu menyayangiku, memperhatikan apa yg kubutuhkan agar tumbuh dalam kebaikan. tentu aku pun menyayanginya :'( doa-doa untukmu.. Kamis pukul 21:54 Suka 1 RoNy Ar-raa'id begitu mengagumkan akhlaqnya, semoga kita semua bisa meneladani kebaikan2nya. Aamiin. Allaahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha.... Kamis pukul 21:56 Suka 1 Indra GP ,,, subhanallah,,, subhanallah,,, semoga baginya tempat yang terindah,,,

94 | 1 0 5

penuh kedamaian,,, Allaahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha.... Kamis pukul 22:12 Suka 1 Didik Kerenz sehebat apapun impian dan cita-cita seorang hamba, ia tunduk pada takdirNya. Niat baik dan mulia telah tercatat. Allah tak pernah lalai atau lupa. Jadi pelecut bagi kita semua, agar berusaha menjadi pribadi yang baik setiap waktu. Kamis pukul 22:21 Suka 1 Didik Kerenz terus terang no 80 nya sangat mengharu biru... semoga alm memperoleh nya nanti di syurgaNya.. Kamis pukul 22:23 Suka 1 Naufa LinLin awal membaca, merasa jauuh...jauhhh....jauuuuh... begitu jauuuh bedanya.... makin ke tengah makin terasa kian jauh..dan saat hampir selesei, aku tak tahan lagi... (maaf pesanmu kulanggar sedikit put) Kamis pukul 22:48 Suka 1 RoNy Ar-raa'id saat perjalanan ke madiun, ia sms bapaknya malam itu:

"bapak, aku akan pulang...akan pulang. insyaAllah semuanya akan baik2 saja". hingga bapaknya juga heran, akan maksud smsnya putrinya. sampai dirumah ia terus meluk bapaknya lama, juga lama memeluk masnya. Kamis pukul 23:17 Suka 2 Erfina Laras subhanallah... Benar, insya Allah kita semuanya akan baik baik saja. kita tdk boleh menyusahkannya. Kita hrs menggembirakannya. InsyaAllah skrng ia sdng berbahagia, dan pasti ia tak suka jika kita bersedih lama2. Kemarin jam 5:03 Suka 2 Ayu de'Art skrng, baginya hak cinta dr ku, setelah ia mencintai ku di hidupnya... menumbuhsuburkan kebaikan yg sdh ia tanam, mendo'akan pengampunan dan kebaikan untuknya, serta menyimpan kenangan ttgnya dlm hatiku. Tidak boleh sedih terus, nanti ia akan sedih juga *justtalktomyself Kemarin jam 5:27 Suka 3

95 | 1 0 5

o o

o o

Lestari Damayanti indahnya.... Kemarin jam 5:54 Suka 1 Puput Safitri @femi: nah, aku setuju dg ayu, fem.. sedihnya sesaat-sesaat muncul, itu wajar dan manusiawi. tapi tdk boleh terus-terusan. Ika dulu bilang: hidup terus berlanjut, masa di hadapan membentang. kita ambil hikmah dr tiap kejadian. Allah menghadirkan tiap kejadian bukan secara kebetulan. ini salah satu caranya mentarbiyah kita :) Kemarin jam 6:23 Suka 2 Senja Ratna gerimis di pagi yang cerah. Kemarin jam 6:46 Suka 1 Senja Ratna tapi akhirnya memang benar katamu, Puput, Ayu, dan teman2 lainnya. qt menyayanginya, juga mengikhlaskannya Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha.. Kemarin jam 7:02 Suka 2 Erfina Laras Aamiin... Kemarin jam 7:13 Suka 1

EcHa EcHi semua komennya penuh cinta padanya 23 jam yang lalu Suka 1 Ika Hernawi teman2, ayo senyum, senyum, senyum... :) di senyumnya kita temui cinta, dan saatnya di senyum kita org lain temukan cinta.. 21 jam yang lalu Suka 1 Lestari Damayanti memang ia terlihat bersiap diri untuk beralih dari peran seorang anak menuju peran seorang istri dan ibu. Terlihat dari bacaan2nya, sikapnya, dan semangatnya dlm belajar dan mempersiapkan bekal untuk itu 19 jam yang lalu Suka 1 Khoyrulloh Fatan Umarov dia dulu mnderita sakit apa? 17 jam yang lalu Suka Bayu Wicaksono saya mengenalnya sebagai teman yg sangat baik. Semoga Allah mengampuni kesalahannya dan menempatkannya di tempat terbaik 16 jam yang lalu Suka 1

96 | 1 0 5

Puput Safitri #kfu: meninggalnya mendadak, terkena serangan jantung 16 jam yang lalu Suka Khoyrulloh Fatan Umarov smga masuk gol,fadkhuli fii 'ibadi wadkhuli jannatiy,Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha... pribadi yg supel,mdh bergaul,pasti bnyak yg mersa khlgn, pntesan ststusnya g pnah muncul,ternyata.. 14 jam yang lalu Suka 1 Senja Ratna ia bungsu. di rumah memang seperti anak tunggal, karena kakaknya tinggal jauh di luar jawa. Tapi ia tidak sendirian... temannya banyak yang menemani 14 jam yang lalu Suka 1 Femi Semangat @mb fitri: nggih mb... insya Allah berusaha sebaik mungkin 13 jam yang lalu Suka 1 Puput Safitri doa-doanya kuamini: Aamiin yaa Rabb... 12 jam yang lalu Suka Khoyrulloh Fatan Umarov dkburkan dmna?

12 jam yang lalu Suka

97 | 1 0 5

Tujuh: Teruntukmu, dari SahabatShahabatmu...


oleh Ika Hernawi pada 25 Januari 2012 pukul 16:49

akhir yang baik dalam hidup kami. Aamiin.. (Rinai Rindu_21 Desember 2011) Rindu ingin segera bertemu. Pakdhe, budhe, mbak mia, mas bagus, melati belakang rumah, si tarzan yg suka naik genting, pohon sawo, pagar pohon mangkokan, dll...huaaaah....Insya ALlah aku akan datang hari ini.... (Rinai Rindu_28 Desember 2011, kangen keluarga di madiun) Tak bosan membacanya. Berulang ulang. Hingga terbersit dalam angan. Begitu indah. Walau tak ada setitik dibanding keindahan yg sesungguhnya. Tapi sudah melambungkan rindu....

Ini adalah kumpulan status sebelum kepergiannya dan pesan-pesan di wall nya setelah kepergiannya. --Sering, saking asyiknya menikmati indah perjalanan, tiba2 kita telah sampai di tujuan. Kita terkejut, dan belum sempat membetulkan dandanan atau malah belum sempat memakai pakaian terbaik, yang rencananya kita pakai menjelang tempat tujuan telh dekat. Tapi waktunya sudah usai. Seperti umur kita. Ya Allah karuniakan

98 | 1 0 5

Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orangorang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para Nabi dan syuhada, tetapi para Nabi dan Syuhada iri pada mereka. Ketika ditanya oleh para sahabat, Rosulullah saw menjawab, Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling kunjung karena Allah. (HR. Tirmidzi) (Rinai Rindu_28 Desember 2011) Rencana tinggal rencana... Sabar dan ikhlas saja menerima hasilnya... Ini hanya tertunda...hanya soal waktu *pit pitan ke jebres square sik ah...

(Rinai Rindu_31 Desember 2011, sore hari sebelum berangkat ke Madiun) Kita tak tahu kapan saat terakhir bertemu seseorang...karena itu selalulah berusaha bersikap dan meninggalkan hal yg baik saat bertemu. Anggap saja itu pertemuan terakhir. Agar tak pernah ada sesal di kemudian hari, saat ia tiada, dan saat itu sdh tak ada yg bisa kita lakukan untuk menebus kesalahan kita. (Rinai Rindu_31 Desember 201, sekitar jam 8an malam saat di perjalanan ke Madiun) Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.. Telah berpulang ke rahmatullah, adik saya tercinta: Diana Rismawati (Rinai

99 | 1 0 5

Rindu) pagi ini jam 05.30 dalam perjalanan ke Rumah Sakit. Saya mewakili keluarga, memohonkan keikhlasan semuanya untuk memaafkan kesalahan almarhumah selama hidupnya. (Dany Rismawan_January 1 at 8:37am) Beliau baru pulang dari Balikpapan, ketemu adiknya hanya sekian jam saat masih di Solo, tgl 31 Desember 2011 Kami semua menyayangimu, tapi Allah lebih sayang padamu...Selamat jalan, sayang... T_T (Erfina Laras) Allahummaghfirlaha warhamha wa 'afiha wa'fu'anha,,, Doa doa kami menyertaimu, mb,,,

(Indra GP) Mendengar cerita langsung dari seorang bapak yang begitu tabah. Ya Allah, dia kembali dlm sebaik2 keadaan, Insya Allah. We love you as always... :') Allahummaghfirlaha warhamha wa 'afiha wa'fu'anha (Senja Ratna) Insya Allah, ini yg terbaik untukmu...bid... Menjadi bidadari yg sesungguhnya... Doaku untukmu... Airmata ini sekedar, tanda sayang kami untukmu, bukan tak ridho atas ketentuanNya (Alisa Putri)

100 | 1 0 5

Allahumaghfirlaha warhamha wa 'afiha wa'fu'anha.. Selamat jalan, mb...

(Ika Hernawi) Aku merindumu.. Meski hanya bayang semu..

(Echa Echi) Meski berbalut sendu.. We love you...love you... T.T Jika masaku tiba... Masih ingat ucapanmu saat terakhir bertemu: Ika, percaya tdk kalau yg saling mencintai krn Allah akan dikumpulkan di menara cahaya di syurga. Aku pernah khawatir berpisah dgn orang yg kucintai, atau bahkan tak sempat bertemu orang yg kucintai. Tapi skrng tidak. Krn di syurga akan berkumpul selamanya.... T.T Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha... Tunggu aku di sana... Semoga kita berjumpa... (Puput Safitri) Innalillahi wa inna ilaihi rojiu'un. Maafkan aku yg baru tau kabar ttg kepergianmu...Din, kebersamaan kita mungkin singkat, tapi tak akan pernah terlupakan. Selamat jalan, shahabatku...

101 | 1 0 5

(Dezy Ary) Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha... Insya Allah, kebaikan skrng bersamamu, ukh... (Didik Kerenz) Sayang kami tak ada apa2nya dibandingkan sayangnya Allah padamu, putri sholihah.. Aku akan merindukan canda, tawa, dan nasehat2 sejukmu. Allahumaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fuanha.. (Naufa linLin)

Semoga segala amal kebaikan almarhumah menjadi amal terbaik yang menemaninya dan mengangkat derajatnya di syurga... Aamiin Ya Rabbal 'Aalamin (Ahadian Fikri) Banyak kisah2 hikmah semasa hidupmu teman. Bahkan sebelum ajal datang menjemput, engkau bangun jam 3 mau makan/ niat utk berpuasa dikiranya esok hari senin, shalat shubuh dilanjutkan tilawah. hingga tubuh tak mampu berdiri lagi, mushaf al qur'an masih dalam pelukan (itu sekelumit cerita dari teman2mu). InsyaAllah engkau kembali pada ALLAH dgn sebaik2 keadaan (khusnul khatimah). Selamat berbuka di senin kali ini, bersama para bidadari surga di

102 | 1 0 5

menara2 cahaya. Allaahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha... (RoNy Ar-raaid) Ijinkan aku teringat lagi padamu. Ketika sore ini bertemu penjual kacang. Katamu kala itu ketika aku protes knp beli banyak2,"sesekali kita menyenangkan penjualnya dengan membeli banyak. Mungkin hanya bertemu sekali seumur hidup dgnnya. Berarti ini kesempatan langka. Jgn khawatir tak akan habis, nanti banyak yg mau menghabiskan." Hatimu memang lembut dan penuh kasih.. (Lestari Damayanti)

Bagi kami yg ditinggalkan, ini adalah ujian. Mbak terimakasih untuk saat belajar yg selalu menyenangkan. Engkau guru kami, juga guru dalam kehidupan kami. Yang tak pernah terlambat hadir, walau hujan angin. Aku menyayangimu. Kaos kaki lembut yg kukenakan ini adalah saksi lembutnya dirimu. Kau berikan saat aku datang kehujanan. Kulihat kau juga sama, kedinginan karena kaos kakimu juga basah. tapi kau keluarkan kaos kaki barumu dan mengulurkan padaku. Katamu: aku ini shahabatnya air dan hujan. Tak akan apa2. Sedangkan dinda, bisa sakit.... Aku menyayangimu, mb.... T.T (Ayu deArt) Cinta itu bahasa jiwa kita

103 | 1 0 5

Bahasa antara jiwaku dengan jiwamu Tersertakan di sana duka dan bahagia Saat kita bersama Orang berkata, Saat kehilangan barulah sadar terasa Kau ada menyayangiku Tapi bagi jiwaku, Saat ada, aku tahu kau menyayangiku dan saat kau tiada, Aku sadar kau teramat berarti bagiku Cinta kita membumbung ke langit

Menggetarkannya, Membuat cemburu penghuninya Selamanya, cinta kita tak berubah Walau satu raga telah bermaya Karena ini cinta jiwa... for my beloved sister... (Ika Hernawi) terima kasih menjadi teman.. terima kasih menjadi saudara.. mengenalmu.. meski hanya singkat.. telah memberi banyak arti dalam hidup..

104 | 1 0 5

selamat jalan saudariku dalam rahim iman.. semoga Alloh memberikan tempat terbaik untukmu disisiNYA.. Aamiin.. (Adita Wardani) Slamat jalan adik sholehahku...smoga Allah memberikan tempat terbaik untukmu....T_T Trimakash sudah bersedia menjadi saudaraku....wlu hny singkat kumengenalmu lwt fb namun bnyak hikmah yg dpt kupetik....InsyaAllah kebaikan dan canda'anmu akn slalu kami kenang (Winah Khafifah)

Kabar itu sampai juga walau terlambat... Innalillahi wa inna ilaihi roji'un... Selamat jalan de'... Allahumaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha wa akrim nuzulaha... Aamiin... (Faiz Ismail) Aku awalnya tak berani membuka profilmu. Banyak hal di sini yg mengingatkanku tentangmu. Besok itu hari kamis mb, hari dimana kita biasa bertemu, belajar bersama. Mbak cantik yg selalu bawa helm cadangan dan bertanya, hayo siapa yg ingin helmku tdk nganggur dan ada yg duduk di boncenganku. Tak pernah ada yg mendului meminta tlg diantar, krn selalu mendahului menawarkan mengantar :'). Aku berusaha menirunya,

105 | 1 0 5

mb...trimakasih buat semua kebaikan dan kasih sayangmu. Aku sayang mb, Di....selalu... (Femi Semangat) Innalillahi wa inna ilahi roji'uun.. mendengar kabar yg sepertinya tidak mungkin, kaget bercampur sedih.. ya, ini takdir ! air mata bukannya tidak ikhlas akan kepergianmu, tapi bukti bahwa inilah Ukhuwah karena ALLAH.. Selamat jalan Did, saudariku, adikku, yg sudah seperti keponakanku sendiri.. Allahummaghfirlaha Warhamha Wa'afiha Wa'fu'anha..

('Juned' Paman Azzam) Selamat jalan.... Saudari seimanku... Semoga amal baktimu selama di dunia di terima, & semoga engkau berada di jannahNya. (Agus) Dengan apa aku mengungkapkannya. Semua telah menuliskan kata2 indah dari hati mereka. Aku hanya tau, aku teramat kehilanganmu. Kehilangan setiap ketukan di pintu kamarku, mengajakku berangkat mengaji. Sabar menungguiku, sambil menata2 sandal di depan kamarku yg berantakan, atau membereskan buku2 di mejaku. Tanpa banyak bicara, tapi aku langsung tau, kalau muslimah itu harus rapi di luar dan di dalam. Engkau memang salah

106 | 1 0 5

satu guru kehidupanku. Semoga Allah menyayangimu mb... Allahumaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fuanha... (Tatha Lita)

Kira-kira Diana bisa baca pesan2 dan doa2 dr teman2 sekalian di dinding FB ini gak ya...? Semoga Allah menyelimutimu dgn kasih sayang-Nya yg tiada batas...^^ (Hari Santoso)

Sayang, bagaimana kabarmu di sana? Smg selalu baik. Hari ini berkumpul, dan ada kejadian haru...karena sering tanpa sadar, kita menyebut namamu...siapa yg baiknya jdi PJ rihlah, kita kompak njawab: diana....sjenak kmd airmata sdh menggenang dan mengalir...kami masih sering merasa kau ada di sini, bersama kami... (Ika Hernawi)

Mbak, kami semua rindu...tapi mbak InsyaAllah bahagia di tempat sekarang... kuingat2 pesan2mu, bahkan sms2mu masih rapi di folderku :') (Tatha Lita) Kalau buka fb, selalu inget dirimu, sayang. Hari ini ingatnya tdk hanya karena buka fb, tapi krn pagi tadi jalan2 beli sarapan, ketemu bapak2 yg jual mainan balon dll. Ingat tdk kau pernah ketawa2 saat kuledekin beli

107 | 1 0 5

balon banyak. Kau tali di sepeda jengkimu. Pulang2 balonmu sdh habis, karena dibagi ke anak2 sepanjang perjalanan. Gerimis aku teringat itu.. (Ika Hernawi)

o
Suka Bagikan RoNy Ar-raa'id dan 17 orang lainnya menyukai ini. o Lestari Damayanti kok nggak ada gambarnya? 25 Januari pukul 17:15 Suka o Ika Hernawi tadi error may, skrng sdh ada.. :) 25 Januari pukul 17:17 Suka o Femi Semangat kok sdh selesei? Minimal 10, ini baru 7.. Masih kurang 3... 25 Januari pukul 17:28 Suka o Lestari Damayanti setuju ma femi... :) Lanjutkan dulu... Masih banyak yg belum diceritakan... 25 Januari pukul 17:36 Suka

o o

Ika Hernawi iya, femi bikin nomer 8, damay no 9, senja no 10, lainnya no 11 dst. gimana? :) 25 Januari pukul 17:37 Suka Lestari Damayanti ^_^ Aku ga bisa nulis... 25 Januari pukul 17:39 Suka Ika Hernawi tulis saja apa yg di hati rasakan... 25 Januari pukul 17:41 Suka Ayu de'Art kalau ada yg bikin sampai sepuluh, aku mau bikin no 11, ntar kukasih foto kita bareng2 ... :) 25 Januari pukul 17:47 Suka Ika Hernawi kamu bikin no 8 saja, yu.. kan sama saja... ;) 25 Januari pukul 17:48 Suka Ayu de'Art mauku no 11... :D 25 Januari pukul 17:48 Suka Naufa LinLin seperti apa ya status2ku nanti saat menjelang saat menghadapNya. Salah satu korban tabrakan xenia, menuliskan status terakhirnya dengan meminta maaf kpd teman2nya. Jadikan pemacu, ucapan

108 | 1 0 5

kita/status kita harusnya status yg baik2...demikian juga perilaku kita kudu selalu baik, agar khusnul khotimah. 25 Januari pukul 18:02 Suka 2 TatHa Lita benar2 kematian itu misteri, cara dan waktunya. Ya Allah karuniakan akhir yang baik dalam hidup kami... dalam keadaan beriman, dan berserah padaMu. 25 Januari pukul 19:01 Suka Ika Hernawi Ayu de'Art: habis 7 langsung 11, juga nggak ada yg akan protes. protes itu kalau kamu gak mau nulis...hehe... Naufa LinLin: betul, ayo fastabiqul khairat... (memang makin sholihah koe, lin) :) TatHa Lita: Aamiin yaa Rabb.. 25 Januari pukul 19:13 Suka Ayu de'Art aku klo nulis malah banjir tu mb... Piye :( 25 Januari pukul 19:19 Suka Indra GP ,,, spt apa catatan amalku nanti? Smg indah,,, dan diberikan dari kanan,,,

25 Januari pukul 19:45 Suka Senja Ratna ayo, Ayu segera ditulis. Ayo damai, segera nulis juga. Betul kata ika, jgn khawatir jadinya, yg penting ditulis dr hati. Kan kmrn akh rony mau jdi editornya... 25 Januari pukul 19:59 Suka Puput Safitri ayo Rara juga ^_^ aku pembaca setia.. 25 Januari pukul 20:00 Suka Senja Ratna kmu juga put... Ayo, ayo... 25 Januari pukul 20:01 Suka 1 Didik Kerenz jdi mikir, spt apa fb ku nanti setelah tiada.. 25 Januari pukul 21:18 Suka RoNy Ar-raa'id hmmm.... mau nulis malah rebutan, apa eyel2an ini?? ya udah aku siap. 25 Januari pukul 22:11 Suka Erfina Laras wah, banyak yg mau bercerita... :) Berceritanya ditulis atau cuma dr mulut ke telinga, turun ke hati?

109 | 1 0 5

*aku baru mbaca ini, ketinggalan. Enggak di tag ik... 26 Januari pukul 5:11 Suka Anang Budiyanto subhanallah... *kok pesen dr ane nggak ada ya? 26 Januari pukul 7:02 Suka Muhammad Reza betul juga, ukh.. Masak wallpost ane jg gak ada? 26 Januari pukul 8:47 Suka Femi Semangat asyiknya,, semua pd rebutan menulis... ^^ 26 Januari pukul 9:51 Suka RoNy Ar-raa'id seperti Senja Ratna bilang, sudah siap jadi editornya... 26 Januari pukul 10:23 Suka Ika Hernawi Ayu de'Art: nulis malah banjir, Yu? rapopo, bar kui dipel bareng2 dg temen2mu... :) Indra GP: Aamiin..smg kita termasuk gol kanan Senja Ratna, Puput Safitri, Femi Semangat: nulisnya tdk harus duluduluan. bareng2 juga boleh :) Didik Kerenz...Lihat Selengkapnya

o o

26 Januari pukul 11:35 Suka 2 EcHa EcHi klo malah rebutan nulis, ntar keduluan aku loh nulisnya... ^^ 26 Januari pukul 11:57 Suka Ika Hernawi cakep ... :) 26 Januari pukul 12:08 Suka Naufa LinLin diam2 langsung bikin, ra sah do gegeran ndang tak enteni... 26 Januari pukul 14:53 Suka Anang Budiyanto memang sepertinya ndak ada pesen dari ane :) 27 Januari pukul 20:30 Suka Ika Hernawi @lin: sepakat, lin :) @anang: kalau tau begitu sebelumny, nggak ane tag di note yg ini 27 Januari pukul 20:34 Suka

110 | 1 0 5

Delapan: Pertemuan Terakhir


oleh Ika Hernawi pada 30 Januari 2012 pukul 15:53

Mengamati semua gerakanmu dalam diam. Aku tak ingin mengusikmu. Sore itu, dalam senja yang kian memerah kita masih duduk berdua di antara pengunjung yang datang silih berganti. Setelah membicarakan soal proyek menjahitmu yang tak seleseiselesei karena harus mengerjakan halhal lain, soal adikku yang sulit tidur awal, dan soal sederhana lainnya. Kau terdiam cukup lama. Menghela napas berulang kali. Dan mulailah aktivitas mengaduk jus jambu itu dimulai. Aku menunggu. Sepertinya masih ada hal yang ingin kau bicarakan. "Kau sayang bapak ibumu, Ka?" pertanyaan yang tak kuduga akhirnya memecah hening.

Sorot matamu tiba-tiba melembut. Pandanganmu beralih ke gelas di hadapanmu. Kau aduk jus jambu perlahan-lahan. Seakan-akan kecepatan adukannya ada ukurannya. Begitu pula dengan jumlah adukannya. Setelah puas mengaduk jusmu, kau mengelap layar hapemu dengan jemarimu. Berulang-ulang. Seperti ingin memastikan tidak ada sebutir debupun yang menempel di sana. Wajahmu terlihat menyimpan gelisah. Aku diam di depanmu.

111 | 1 0 5

Mana ada anak yang tak sayang pada orang tuanya. Walau kuakui kadang aku juga berselisih paham dalam beberapa hal dengan mereka. Tapi tentu saja, secara keseluruhan aku menyayangi mereka. Aku masih merabaraba kemana arah pembicaraannya. "Tentu saja." jawabku pendek, masih mengamati gerakan jarimu yang sekarang mengetuk-ngetuk meja berlapis porselen halus itu. "Seberapa sayang?" tanyamu tanpa mengalihkan pandangan dari gelasmu. "Ya... sayang sekali lah. Gimana ya, ya pokoknya sayang," jawabku sekenanya. Hah..., aku tak menvisualisasikan sayangku pandai kepada

orangtuaku dengan lebih baik. Dengan jawaban "pokoknya sayang" kukira sudah cukup. "Pernah tidak, kau ... yah... berpikir, suatu saat akan kehilangan mereka..," katamu terdengar seperti hanya sebuah bisikan. Aku mencari matamu. Tapi matamu bersembunyi dalam tundukmu. "Nggak..., aku nggak mau berpikir aneh-aneh," jawabku praktis. "Tapi suatu saat itu akan terjadi. Pasti. Dan kau harus siap," katamu masih terdengar seperti bisikan. "Kau sendiri pernah memikirkan hal itu?" Ah, pertanyaan itu nyeplos begitu saja. Dan aku menyesalinya. Sungguh

112 | 1 0 5

menyesalinya. Kalau saja ucapan yang telah keluar bisa ditarik lagi, pasti akan kulakukan. Kau sudah kehilangan ibumu sejak kecil dan kakak laki-lakimu saat ia remaja. Kenapa pula mesti kutanya. Betapa tidak pekanya aku. Aku berharap kau tidak tersinggung atau terluka. Kau masih saja diam dan kembali mengaduk jus yang masih 3/4 gelas itu. Aku mengikuti gerakanmu. Dalam diam aku berpikir hendak mengalihkan tema dan sedang berpikir apa yang harus kulakukan berikutnya. Bicara soal apa ya? Gorengan? tugastugasku yang menggunung? Atau soal adeniummu? Aarrghh...aku kehilangan fokus. Dan pikiran-pikiran itu hanya berputar-putar di otakku. "Aku sering merasa takut," katamu akhirnya. "Takut kehilangan lagi," katamu makin pelan. "Aku sering

melihat, banyak orang yang segar bugar, tak selang berapa lama sakit. Kemudian meninggal. Meninggalkan keluarganya Semuanya. Selamanya. Aku melihat mereka menangis di sekelilingnya. Sungguh rasanya aku tak ingin menjadi yang menangis karena kehilangan lagi," terdengar getar dalam suaramu. Dengan sudut mataku kulihat matamu makin bersembunyi dari pandanganku. Mungkin di sana sudah tercipta kolam. Kusodorkan tisuku. Kau ambil satu tapi hanya kau pegangi saja. Kuraih tangan kananmu. Aku ingin menyalurkan kekuatan padamu. Kugenggam erat. Aku tak tahu yang sedang berkecamuk di pikiranmu. Tapi rasanya aku tak bisa membantu apa-apa saat ini, selain mendengarkan saja. "Kalau mendengar orang yang kucintai sakit, aku rasanya tak rela.

113 | 1 0 5

Aku ikut sakit saja rasanya. Kalau diijinkan biar aku saja yang sakit," katamu serius. "Bapakmu sehat kan?" potongku. Karena itu yang terlintas di pikiranku. "Alhamdulillah sangat sehat. Aku punya ibu yang pandai merawat bapakku." jawabmu. "Kakakmu baik-baik saja?" tanyaku seperti penyelidik. "Sebentar lagi ia akan pulang," terselip nada ceria saat mengucapkannya. Mungkin karena sudah lama tak bertemu. "Lantas apa yang dikhawatirkan?" tanyaku. "Ah, entahlah... mungkin memang tak ada yang perlu dikhawatirkan,"

jawabmu sambil menghela Membuatku tak yakin jawabanmu itu.

napas. dengan

"Ya sudah..., kalau begitu, tdk perlu banyak khawatir," aku hanya mengulang lagi kata-katamu. Yang sebenarnya aku tak yakin, karena aku tak mengerti seperti apa hatimu saat ini. Sedang ada badai mengamukkah? Sedang bergelombang besarkah? Diam lagi. Kau mengaduk jusmu lagi. Ingin sekali kukatakan, kalau gulanya sudah tercampur dengan baik, tak perlu diaduk-aduk begitu. Tapi tentu hanya di dalam hati. Aku tahu kau gelisah, dan dengan sikapmu itu membuatku gelisah juga. "Ka,..." akhirnya kau bersuara lagi, kali ini sambil menatapku.

114 | 1 0 5

"Ya...," jawabku. "Percaya tidak ..., kalau yg saling mencintai krn Allah akan dikumpulkan di menara cahaya di syurga? Aku sering khawatir berpisah dengan orang yg kucintai, atau bahkan tak sempat bertemu orang yg kucintai. Tapi sekarang tidak. Karena di syurga akan berkumpul selamanya," katamu tersenyum. Aku sesaat diam membisu. Merinding mendengarnya. Intonasinya sederhana tapi kuat. Seperti mengandung kekuatan hebat. Dengan keyakinan itu seakan-akan kau siap menghadapi apa saja.Sekarang aku yang mengaduk jusku sambil menatapmu. Mencoba mengetahui apa yang ada di relung hatimu terdalam. Tapi aku tak menemukan apa-apa selain melihatmu

mengaduk jusmu sekali lagi dan lambatlambat menghabiskannya. Entah apa yang di pikiranmu hingga tiba-tiba mengatakan hal itu. Apa sebenarnya kau sangat khawatir dengan kesehatan Bapakmu? Mungkin saja. Dan kau merasa khawatir, dan takut jika suatu saat nanti harus berpisah dengan beliau. Ditinggalkan beliau selamanya. ---Saat sudah di atas motorku, sambil menunggu kau mengenakan jaket, tibatiba saja pertanyaan aneh nyeplos sekali lagi. "Din,...," panggilku. "Ya," jawabmu.

115 | 1 0 5

"Jangan-jangan kau sedang jatuh hati ya?" kataku dengan mimik lucu. Berusaha mengganti suasana. "Ha?? Apa? Hehehe..., iya aku jatuh hati setiap hari," jawabmu sambil tertawa. "Pada siapa?" tanyaku menggoda saja. "Emm..., siapa ya?" Jawabmu sambil pura2 berpikir. "Yang jelas bukan kamu," lanjutnya tertawa lagi. "Ah nggak mau ngaku kalau jatuh hati padaku ya?" balasku pura-pura cemberut. Sesungguhnya aku senang melihatmu tertawa lagi setelah sebelumnya terlihat sedih. Kau hanya

menunjukkan senyum yang Senyum yang selalu kusuka.

lebar.

"Aku jatuh hati padamu sih mau, tapi ada syaratnya," katamu lagi. "Apa?" tanyaku sambil membetulkan helmku. Motorku belum bergerak juga dari parkiran. "Mau nggak kau mema'afkan semua kesalahanku padamu selama ini?" katamu pelan. Dari spion kulihat kau tengah menelengkan mukamu ke depan. Sedikit di belakangku. Jika aku menengok, aku berhadapan dengan wajahmu. "Tidak kuma'afkan," kataku. "Kenapa?" tanyamu serius.

116 | 1 0 5

"Karena kau padaku," jawabku.

tak

punya

salah

Diana... Pertemuan pertama, aku begitu terkesan padamu. Pertemuan selanjutnya membuatku menyayangimu. Makin sayang dari hari ke hari. Pertemuan terakhir membuat aku begitu haru... Jika ada pertemuan karenaNya, ada kasih sayang karena ijinNya, kini kita harus ridho jika akhirnya kita harus berpisah karenaNya juga.
Suka Bagikan RoNy Ar-raa'id dan 18 orang lainnya menyukai ini. o Ayu de'Art iiiih, bikin jeles aja, mb ika ini.. :3 30 Januari pukul 16:04 Suka 1 o Erfina Laras Subhanallah... kata ini seperti tercetak di pikiran dan hatiku...

"Ah, kamu ini.... Jangan lupa saling mendo'akan," katamu lagi. "Tentu, sayang. Kudoakan kau segera menikah....hehehe," aku tertawa lagi. "Aamiin... doa yang lainnya juga dong," katamu belum puas. "Iya, do'a sapu jagat. Selamat dunia akherat," sambungku kemudian. "Aamiin. Yuk pulang, nanti kita kesorean," jawabmu seakan-akan aku yang menyebabkan lama. ----

117 | 1 0 5

"Aku sering khawatir berpisah dengan orang yg kucintai, atau bahkan tak sempat bertemu orang yg kucintai. Tapi sekarang tidak. Karena di syurga akan berkumpul selamanya" 30 Januari pukul 16:10 Suka 2 Anang Budiyanto sepertinya sedang kesulitan menandai. mungkin teman2 yg lain bisa membantu :) 30 Januari pukul 16:18 Suka 3 Lestari Damayanti indah sekali, Ka... kisahnya.. :) memang bukan alm yang akhirnya menangis karena ditinggalkan orang yg dicintainya, tapi org2 yg mencintainya yg menangis krn ditinggalkannya.. 30 Januari pukul 16:31 Suka 2 Indra GP ,,, Ya Allah,,, orang yg mencintai tak akan tahan jika orang yg dicintainya sakit,, bahkan ingin menggantikan sakitnya,, mungkin perlu diralat, mb,, masak kalimatnya: jika MENDENGAR orang yg kucintai sakit. Harusnya bukannya

MELIHAT. Kalau mendengar kan sepertinya tdk melihat hanya dengar2 saja,,, 30 Januari pukul 16:45 Suka 1 Erfina Laras membantu ngetag via komen. soalnya yg punya note kelupaan kayaknya :) Alisa Putri, Puput Safitri, Senja Ratna, Femi Semangat, EcHa EcHi, TatHa Lita, Muhammad Reza, Ibas Rahmat, Bayu Wicaksono, RoNy Ar-raa'id, siapa lagi? 30 Januari pukul 16:51 Suka 3 EcHa EcHi some people come to our lives and quickly go some stay for a while and leave foodprints on our hearts and we are never, ever the same... 30 Januari pukul 17:13 Suka 3 Puput Safitri isinya hanya ttg percakapan di suatu sore, yg kebetulan pertemuan terakhir, tapi isinya mantep. Tentang cinta berlimpah dari seorang yg hatinya penuh cinta. 30 Januari pukul 17:15 Suka 2

118 | 1 0 5

TatHa Lita insya Allah akhir yang baik.. :') walau sekedar sms, tapi alm juga sempat meminta maap padaku. Memang tidak sering2 begitu, hanya kadang2 saja. tapi saat kmrn rasanya syahdu sekali permintaan maafnya. Tapi aku jg gak sama sekali ada feeling klu akan ditinggal selamanya.. 30 Januari pukul 17:43 Suka 1 Didik Kerenz kira2 siapa yg dimaksud dgn "tak sempat bertemu orang yg dicintai"? Kakaknya itu juga ya? 30 Januari pukul 18:06 Suka 1 Ayu de'Art @lita: iih, melu2 bikin jeles. Nggak boleh... ! 30 Januari pukul 18:45 Suka 1 RoNy Ar-raa'id Malam ahad saat perjalanan ke madiun juga ada sms kata "maaf" ke hpku, dari almarhumah. Dan itu sms ma'af yang rasanya lain, bukan seperti biasanya... Allaahumaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha. Semoga Allah menyayanginya dan kelak

mengumpulkannya di surga bersama orang2 yang dicintainya. Aamiin yaa Rabb... 30 Januari pukul 18:54 Suka 1 Ika Hernawi @indra: aku ingat betul, kata2nya adalah: "mendengar" orang yg kucintai sakit, bukan "melihat". Krn saat itu yg terlintas dlm pikiranku adalah, mungkin sodaranya yg tinggal di tempat yg jauh, yg jika ia sakit, ia hanya mendengar kabarnya saja, tdk melihatnya. Tapi siapa yg dimaksud wallahu a'lam @akh didik: wallahu a'lam, alm yg lebih tahu siapa yg dimaksud 30 Januari pukul 19:02 Suka 2 Femi Semangat aku kok malah mbrebes lagi ya saat membacanya... Huhuhu... 30 Januari pukul 19:11 Suka 1 Femi Semangat kalau nggak ditag, mb ika gak kumaapke. Klo g ditag angel nyarinya pas mau baca lagi :( 30 Januari pukul 19:13 Suka 1 Ika Hernawi @fina, femi, akh anang: afwan, tadi tidak ngetag teman2,

119 | 1 0 5

karena tadi khawatir yg ditag tidak berkenan. Jgn2 sudah ada yang bosan dengan kenanganku bersamanya. Ini sdh sebulan berlalu. Dan hidup juga terus berlanjut. Krn itu, ini ku tag lagi, tapi jika tdk berkenan, diremove saja :) 30 Januari pukul 19:25 Suka 1 Femi Semangat wedew, nggak ada yg boseeeeeennnnnnnn.... mb, walau sudah pertemuan terakhir, balik lagi cerita ke depan juga boleh... :) 30 Januari pukul 19:32 Suka Erfina Laras Ka, kalau kau menulis, banyak yg bisa mngambil hikmahnya. Ngetag itu jg tanda sayang :) agar orang lain bisa ikut mengambil hikmahnya. Khusus buatku, kalau masih nulis, tag terus ya. Almarhumah juga sempat meminta maap padaku di hari sabtu itu. Diakhir smsnya ada kalimat: jika waktu tak ijinkan lagi bersua, kupinta sepenuh hati, do'a2... 30 Januari pukul 19:45 Suka 1

Naufa LinLin subhanallah... aku iri padanya... iri pada cintanya untuk keluarganya. 30 Januari pukul 19:53 Suka Senja Ratna Semoga keindahan menara cahaya di syurga itu kelak, akan ia nikmati bersama orang2 tercintanya. aamiin... 30 Januari pukul 20:11 Suka 1 Anang Budiyanto syukron sudah berbagi :) 30 Januari pukul 20:39 Suka Ika Hernawi @femi: :) iya, fem...aku percaya lhooo sama dirimu :) @fina: insya Allah, fin... kalau masih nulis2 lagi ttg apapun, kutag biar pd tahu :) @linlin: gak iri padaku? :) ...Lihat Selengkapnya 30 Januari pukul 20:58 Suka Indra GP ,,, oh, afwan kalau begitu, mb,,, :)

120 | 1 0 5

yg penting,,, bagi yg ditinggalkan mengirim do'a2 untuk alm,,, 30 Januari pukul 21:05 Suka Muhammad Reza Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha.. 31 Januari pukul 5:48 Suka Dezy Ary ternyata memang benar, ia tak harus mengalami lagi saat harus kehilangan org2 yg dicintainya. Krn ia mendahului meninggalkan yg lainnya 31 Januari pukul 7:59 Suka Naufa LinLin iri juga padamu, Ka... jeles :) aku merasakan kayak Ayu itu juga *serius 31 Januari pukul 8:37 Suka Ika Hernawi Indra GP: yup, dan melanjutkan kebaikan yg sdh alm lakukan slama ini agar jadi amal jariyahnya.. Muhammad Reza: Aamiin.. Dezy Ary: berpisah sementara waktu. di kehidupan yang selanjutnya semoga berkumpul kembali Naufa LinLin: isoh serius juga to? :) 31 Januari pukul 9:13 Suka

o o

EcHa EcHi terima nasibmu, Yu.. 31 Januari pukul 11:38 Suka Adita Wardhani Djatmiko kenapa khawatir? Bukankah yg saling mencintai karenaNYA akan berkumpul dmenara2 cahayaNYA kelak? :) 31 Januari pukul 12:07 Suka Ika Hernawi @adita: khawatir berpisah di dunia dengan orang yang dicintai hal yang manusiawi sekali, ukh. Seperti khawatirnya seorang istri terhadap keselamatan suaminya, khawatirnya seorang ibu terhadap anaknya yg sakit, dll. Itu salah satu tanda cinta dan kasih sayang :) 31 Januari pukul 12:42 Suka 2 TatHa Lita @ayu: kan bisa, Yu, kau gantian bikin jeles yg lainnya :p nulis aja .. 31 Januari pukul 14:22 Suka 2 Lestari Damayanti siapa sih yg giliran nulis? Sudah kutunggu nieh.. 1 Februari pukul 19:44 Suka

121 | 1 0 5

Anda mungkin juga menyukai