Bangsa-bangsa Barat (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris), mencari daerah baru
untuk memburu rempah-rempah melalui penjelajahan samudra atau jalur laut.
Dari konteks Indonesia, orang-orang Spanyol datang ke Indonesia melalui jalur timur,
sedang Portugis melalui jalur barat, diikuti Belanda dan Inggris.
Yang dimaksud dunia Timur penghasil rempah-rempah itu ternyata Kepulauan Nusantara.
Pada awalnya VOC dipimpin oleh Dewan Tujuh Belas (de Heeren XVII) yang
berkedudukan di Amsterdam, kemudian agar lebih efektif dan produktif diangkat jabatan
gubernur jenderal yang berkedudukan di Hindia.
VOC sebagai kongsi dagang yang ingin mencari untung sebanyak- banyaknya, kemudian
semakin bernafsu untuk mengusai daerah- daerah di Nusantara dengan memerangi
beberapa kerajaan yang ada.VOC akhirnya menjadi kongsi penjajah. Mulailah bercokol
kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.
Ternyata hal ini menimbulkan masalah dalam hal manajemen pemerintahan. Pengawasan
tidak dapat berjalan secara baik. Berbagai penyelewengan mulai terjadi. Pegawai atau
pengurusVOC mulai hidup mewah dan berfoya-foya. Penyakit korupsi semakin merebak.
Utang VOC meningkat, dan kas habis untuk membiayai perang. VOC berada pada posisi
bangkrut.
VOC yang bermula sebagai kongsi dagang untuk mencari keuntungan, kemudian
berkembang menjadi kekuatan monopoli dan intervensi di bidang politik dan
pemerintahan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.
Pelaksanaan Tanam Paksa di bawahVan den Bosch telah membawa penderitaan rakyat
Indonesia yang berkepanjangan.
Sistem usaha swasta Belanda telah berhasil mengeruk keuntungan dari bumi Indonesia,
sementara rakyat tetap menderita.