Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Contoh proposal usaha banyak dicari untuk menjadi rujukan para calon
pengusaha muda. Bila kita mengamati perkembangan dunia pendidikan dalam sepuluh
tahun terakhir ini khususnya di negara kita, maka kita akan mendapatkan sebuah
kesimpulan yang sama bahwa ilmu kewirausahaan telah menjadi mata pelajaran atau
mata kuliah yang mampu membuka wacana dam memotivasi pelajar dan mahasiswa
untuk melakukan sebuah terobosan dalam mensikapi hidup dengan berwirausaha.
Meneruskan ke bangku kuliah bagi siswa menengah atas atau mencari pekerjaan
setelah lulus bagi mahasiswa sudah bukan menjadi prioritas utama lagi, mereka
sekarang ini telah memiliki pilihan alternatif menjadi seorang pengusaha. Untuk
melamar pekerjaan mereka juga harus bisa membuat daftar riwayat hidup banyak
contoh CV atau daftar riwayat hidup di internet.
Untuk menjadi seorang pengusaha tentunya bukan lah hal yang gampang, ada
banyak hal yang harus dimiliki dan dikuasai untuk siap terjun dalam dunia bisnis,
diantaranya adalah sikap mental, dan kemampuan atau skill dan juga modal. Dari
berbagai macam faktor yang ada, keterbatasan modal merupakan hal yang klasik yang
sering dijadikan alasan orang yang akan terjun ke dalam dunia usaha.
Memang bukanlah hal yang gampang bagi pemula untuk keluar dari cara
pandang seperti itu. Namun hal demikian bukan berarti keinginan untuk mewujudkan
ide usaha mati dan terhenti, karena ada sebuah cara yang bisa mengatasi masalah
tersebut, yaitu dengan mengajak kerja sama seseorang untuk mendanai atau menjadi
investor bagi usaha yang akan dijalankan dengan membuat sebuah proposal usaha.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun dapat membuat rumusan
masalah seperti berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan proposal usaha ?
b. Apakah tujuan dari proposal usaha ?
c. Bagaimana langkah-langkah membuat proposal usaha ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah seperti
berikut ini :
a. Agar dapat mengetahui dan memahami definisi dari proposal usaha
b. Agar dapat mengetahui dan memahami tujuan dari proposal usaha
c. Agar dapat mengetahui dan memahami cara membuat proposal usaha

BAB II
PEMBAHASAN

1
2.1 Definisi Proposal Usaha
Secara sederhana proposal usaha dapat didefinisikan sebagai rancangan usaha
yang disampaikan secara tertulis kepada pihak lain (investor) secara sistematik
dan jelas mencakup gambaran aktivitas yang akan dilakukan beserta rincian
kebutuhan aset dan perhitungan keuangan.

2.2 Tujuan Proposal Usaha


Pada umumnya proposal usaha dibuat dengan tujuan:
- Untuk merealisasikan sebuah peluang usaha yang profitable.
- Sebagai sarana untuk meyakinkan pihak investor atas kelayakan usaha yang akan
dijalankan atau dikembangkan.

2.3 Manfaat Proposal Usaha


Manfaat dari pembuatan proposal usaha antara lain sebagai berikut:
 Memudahkan pelaku usaha dalam menjelaskan kepada pihak investor mengenai ide
atau gagasan usaha yang akan dilakukan.
 Apabila terjadi kesepakatan kerjasama antara pihak investor dan pelaku usaha, maka
proposal usaha tersebut dapat menjadi media kontrol atau rujukan bagi kedua belah
pihak untuk memantau usaha yang dijalankan.
 Dalam realisasinya, proposal usaha membantu mengurangi kerugian yang
diakibatkan dari penyimpangan biaya tak terduga.

2.4 Hal Penting Dalam Membuat Proposal Usaha


24.1 Proposal Usaha yang Diminati Investor
Satu hal yang harus dipahami oleh para pembuat proposal usaha adalah bahwa
tidak semua orang dapat membaut proposal usaha dengan baik. Proposal usaha yang
kurang menarik biasanyakurang mendapatkan respon yang baik dari investor. Sehigga
dibutuhkan keterampilan khusus dan pengetahuan yang cukup dalam membuat proposal
usaha yang baik dan benar dan menarik. Proposal yang diminati oleh para investor
adalah proposal yang mempunyai sistematika dan alur pembahasan yang runtut dan
jelas. Bahasa yang digunakan pun bukan bahasa yang resmi dan kaku tapi bahasa yang
atraktif sehingga mudah dipahami bagi investor. Sehingga maksud dan tujuan dari
proposal yang diajukan tersebut dapat dipahami daengan baik. Selain itu dalammembuat
proposal sang penulis yaitu pelaku usaha dapat memposisikan diri sebagai sang
pembaca proposal atau investor. Anggap target pembaca proposal anda adalah orang
yang benar-benar tidak mengerti mengenai usaha ang akan dijalankan sehingga proposal
yang detail dan jelas akan sangat membantu investor dalam memahaminya.

2.4.2 Sistematika Penulisan Proposal Usaha

2
Sistematika atau pembuatan proposal usaha dapat menjadi prioritas pembaca
atau investor dalam mengeksekusi kelayakan usaha yang akan dijalankan, bila proposal
dibuat dengan asal-asalan tanpa sistematika yang baik, sudah dapat dipastikan proposal
tersebut akan ditolak oleh investor, karena membingungkan. Dasar pemikiran mereka
sederhana, bagaimana mungkin usaha tersebut dapat dijalankan dengan baik bila
konsepnya saja tidak daa dipahami dengan jelas. Maka pembuatan sistematika proposal
yang runtut, berkesinambungan dan jelas akan sangat mempengaruhi dalam proses
eksekusi kelayakan usaha tersebut.

Untuk membuat sistematika proposal usaha yang baik, harus disesuaikan dengan
jenis usaha yang akan dijalankan, karena bisa jadi beberapa aspek yang dibuat untuk
masing-masing usaha berbeda antara satu dengan lainnya. Sebagai contoh: sebuah usaha
jasa terapi tidak perlu mencantumkan aspek lingkungan, namun pada usaha industri
batik, aspek lingkungan perlu dicantumkan karena berkaitan dengan dampak dari
limbah industri yang dihasilkannya. Contoh lainnya adalah pada usaha yang bersifat
kemitraan, misalnya kemitraan usaha di bidang peternakan maupun pertanian yang
mana proses pembelian hasil panen akan dilakukakan pemasok bibit maka dalam hal ini
aspek pemasaran tidak perlu dicantumkan karena si pelaku usaha tidak punya hak jual
atas hasil panennya. Namun secara garis besar sebuah proposal usaha setidaknya
mecakup sistematika standar sebagai berikut:

Contoh Sistematika Penulisan Proposal Usaha

1. Cover dan Halaman Judul


2. Daftar Isi
3. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang/ Dasar Pemikiran
b. Tujuan Usaha
4. BAB II ASPEK PERENCANAAN USAHA
a. Aspek Pemasaran
b. Aspek Teknis dan Produksi
c. Aspek Ekonomi Sosial
d. Aspek Lingkungan
e. Aspek Manajemen
f. Aspek Keuangan
5. BAB III PENUTUP
6. Lampiran

3
2.5 Pembahasan Pembuatan Sistematika Penulisan Proposal Usaha
Perencanaan bisnis sendiri dapat diartikan kurang lebih sebagai berikut (
Buchari Alma, 2001 : 174 dari Bygrave : 1994 : 114 ):

 Suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis


untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan keuntungan yang
memuaskan dan menarik bagi penyandang dana.
 Dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua
unsur- unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai
perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isinya sering merupakan perencanaan
terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur, dan sumber daya
lainnya.

Dari dua definisi di atas jelaslah bahwa perencanaan bisnis sangat diperlukan untuk
meyakinkan baik kepada diri sendiri maupun kepada pihak lain ( investor ) bahwa
suatu bisnis yang akan ditekuni tersebut adalah menarik dan memiliki prospek yang
baik. Secara garis besar isi dari perencanaan ( proposal ) bisnis tersebut adalah :

A. Cover Depan
Cover atau sampul proposal merupakan pintu masuk untuk menarik investor dan
bersedia membacanya. Pembuatan cover yang asal-asalan akan menjatuhkan karakter
atau privacy pembuat proposal itu sendiri karena tidak memahami standar kelayakan
permohonan kerjasama. Investor akan merasa lebih dihargai bila cover proposal dibuat
dengan tingkat elegansi yang pantas, karena hal itu menyangkut dengan besarnya nilai
investasi yang akan dikeluarkan bila proposal tersebut disetujui. Pada umumnya jenis
cover disesuaikan dengan tebal tipisnya proposal. Bisa memakai hard cover atau kertas
keras atau cover yang transparan berbahan plastik mika.
Halaman judul yang ada pada cover biasanya meliputi: jenis usaha, nama usaha
dan penyusun atau pihak yang mengajukan proposal (bisa lembaga atau perorangan).
Untuk menambahkan daya tarik tampilan cover bisa dimuat gambar atau foto kegiatan
yang bertema sama dengan isi proposal yang akan diajukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bagian cover/sampul :
 Gambar dan Design menarik
Gambar dan design cover depan proposal harus dapat mewakilkan jenis dan
karakter dari usaha yang tercerminkan dari design dan warna yang sesuai.
 Logo / Lambang Usaha
Digunakan untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata konsumen
dalam mengingatkan usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan nama usaha
yang sama.
 Informatif ( nama, alamat, contact no )
Berisi informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor
telepon yang dapat dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin
menghubungi.

B. Pendahuluan

4
 Latar Belakang atau Dasar Pemikiran
Sub bab ini memuat hal-hal yang menjadi dasar pemikiran atau latar belakang
dibuatnya proposal usaha. Alur penulisan biasanya terlebih dahulu disampaikan tentang
kondisi global yaitu informasi atau data aktual yang berkaitan dengan berbagai keadaan
di luar usaha yang secar tidak langsung maupun langsung berpengaruh terhadap usaha
yang akan dijalankan seperti: perkembangan terkini perkembangan ekonomi nasional
atau internasional, tuntutan kebutuhan pokok, melimpahnya ketersediaan sumberdaya
ataupun bahan baku, tigkat permintaan atas produk tertentu, terbatasnya pesaing usaha,
pemanfaatan peluang bisnis dan lain sebagainya. Kemudian dengan pertimbangan
beberapa hal tersebut dibahas semakin meruncing menuju pada alasan pokok yang
menjadi dasar pemikiran pemilihan jenis usaha yang akan dijalankan.

 Tujuan Usaha
Detail tujuan yang akan dicapai dari usaha yang akan dijalankan harus
disampaikan dengan jelas baik dari aspek peningkatan kesejahteraan ekonomi,
aspek pemanfaatan potensi sumber daya alam maupun aspek lain yang dapat
menguatkan pertimbangan investor untuk melakukan investasi pada usaha
tersebut.

C. Aspek Pemasaran
a. Gambaran Umum Pasar ( STP )
- Segmen Pasar merupakan gambaran umum dari konsumen usaha kita
- Target Pasar merupakan sasaran khusus bagi konsumen potensial dari usaha kita.
- Positioning adalah bagaimana kita menempatkan usaha kita diantara pesaing usaha
yang sejenis.
b. Permintaan
 Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
 Proyeksikan permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun
mendatang seperti kenaikan x % per tahun sesuai kenaikan jumlah
penduduk
Tahun Perkiraan Permintaan
( dalam Unit )

c. Penawaran
 Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar
Nama Perusahaan Kapasitas Produksi / Tahun
Pesaing ( dalam Unit )

 Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi


penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai
pertumbuhan ekonomi.

5
Tahun Perkiraan Penawaran
( dalam Unit )

d. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar


Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam
waktu 1 tahun disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran.
Pangsa Pasar adalah bagian dari penjualan produk kita dibandingkan dengan
penjualan total produk sejenis dalam industri

Tahun Permintaan Penawaran Peluang Rencana Pangsa Pasar


(A) (B) (C = A-B) Penjualan (E = DX100% / C)

e. Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing


Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P
dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :
Product
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati
konsumen untuk membelinya. Produk usaha kita dapat dibedakan berdasarkan
mutu / kualitas, ukuran, desain, kemasan, dan kegunaan lebih dibandingkan
pesaing.
Price
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari
segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada
produk dengan harga yang lebih murah. Selainnya itu dari segi harga, kita dapat
membedakan produk kita berdasarkan harga satuan dan harga grosir, syarat
pembayaran, diskon/potongan harga.
Promotion
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen
melalui beberapa cara :
 Advertising (Iklan)
Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut :
- Media Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran.
- Media TV dan Radio : Iklan TV, Jingle Iklan Radio
 Sales Promotion
Promosi melalui acara / pameran yang digelar di tempat keramaian
dimana konsumen produk berada dan juga dilakukan penjualan
ditempat.
 Personal Selling
Promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada
dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.
 Public Relation

6
Cara promosi ini cenderung untuk membuat image perusahaan baik
dimata konsumen bukan mempromosikan produk secara langsung.
Umumnya dilakukan oleh perusahaan besar.
Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk
sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat
secara langsung ke konsumen atau melalui pedagang perantara seperti
wholesaler (pedagang besar) atau retailer (pedagang kecil).
People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang
dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung
ataupun tidak langsung.
Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk
membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang
baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen.
Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual
produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Seperti tempat yang
menarik dan bersih untuk restoran.
Note :
 Semua strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7 P diatas haruslah
dibandingkan dengan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing.
Strategi pemasaran yang kita buat harus berbeda dan lebih unggul dalam
menarik konsumen.
 Semua strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai anggaran /
biaya sehingga perlu dicatat biaya yang dikeluarkan per bagian P.

D. Aspek Organisasi dan Manajemen

Aspek Organisasi
 Nama Perusahaan / Usaha
 Nama Pemilik / Pimpinan
 Alamat kantor dan tempat usaha
 Bentuk Badan Hukum ( Kalo berbentuk Badan Hukum )
 Struktur Organisasi
 Jabatan, Jumlah staf, Uraian Tugas, dan Penggajian

Jabatan Uraian Tugas Jumlah Gaji / Bulan Total


(A) (B) (C) (BxC)
Pimpinan
1. Direksi
Staf
1. Bag. Pemasaran
2. Bag. Produksi
3. Bag. Keuangan

7
Total Gaji / Bulan

Perijinan
Perijinan yang perlu disiapkan sebelum usaha dimulai dan disertai dengan biaya
pengurusannya. Apabila usaha kita tidak berbentuk badan hukum maka perijinan tidak
kompleks tetapi hanya perlu perijinan dari wilayah sekitarnya (paling tidak sampai ijin
kecamatan / kelurahan ) disertai keterangan dari pihak RT / RW dimana usaha kita
berada. Sedangkan bila usaha kita akan berbentuk badan hukum maka perijinan yang
diperlukan adalah : ijin prinsip (dari instansi terkait), SITU (Surat Ijin Tempat Usaha),
TDP ( Tanda Daftar Perusahaan), Akta Pendirian Perusahaan, dll. Semua biaya diatas
berkisar antara 5-7 jt untuk berbentuk PT (Perseroan Terbatas) tergantung wilayah usaha
dan dikerjakan semuanya oleh NOTARIS.

Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan


Kegiatan sebelum usaha dimulai disertai dengan jadwal pelaksanaan yang diatur
berdasarkan periode tertentu ( mingguan atau bulanan ).

KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN


( Dalam Mingguan )
1 2 3 4
1. Survey Pasar
2. Menyusun Rencana Usaha
3. Perijinan
4. Survai tempat usaha
5. Survai Mesin / Peralatan
6. Pemasangan Sarana Penunjang
7. Mencari tempat kerja
8. Uji Coba Produksi
9. Operasional

Inventaris Kantor dan Supply Kantor


Inventaris kantor untuk barang yang umur produknya lebih dari 1 tahun.

Inventaris / Perangkat Kerja Merk Jumlah Harga Jumlah


unit harga

Total Inventaris Kantor

Supply Kantor merupakan biaya untuk menunjang kegiatan administrasi seperti


ATK Alat Tulis Kantor ( umur ekonomis 1 tahun atau kurang )
Jenis Biaya Supply Kantor Total Biaya per Tahun

8
Total Supply Kantor

E. Aspek Produksi
Produk
Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada
usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
a) Dimensi Produk. Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang
meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya.
b) Nilai/Manfaat Produk
c) Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi dalam 5 tingkatan, yaitu:
- Manfaat inti (core benefit): adalah manfaat yang diberikan untuk
pemenuhan terhadap kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan
berbicara jarak jauh.
- Manfaat dasar (basic benefit): adalah manfaat dasar yang
diberikan untuk memecahkan masalah kebutuhan utama, misalnya telepon.
- Manfaat yang diharapkan (expected benefit): adalah manfaat
yang diharapkan lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya
telepon yang dapat dibawa-bawa (HP).
- Manfaat di atas harapan (augmented benefit): adalah manfaat
yang dapat diberikan lebih dari yang diharapankan oleh konsumen,
misalnya HP yang dapat digunakan untuk SMS.
- Manfaat potensial (potential benefit): adalah semua manfaat
yang mungkin dapat diberikan lebih dari sekedar augmented benefit,
misalnya HP yang dapat digunakan sebagai lampu senter, kamera, video
recorder, video calling, fax, internet, dsb.

Kegunaan/Fungsi Produk
- Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh
konsumen akhir (pemakai akhir); meliputi:
 Convenience goods, yaitu produk yang dibutuhkan sehari-
hari dan mudah didapat, misalnya beras, gula, teh, permen, dll.
 Shopping goods, yaitu produk-produk yang dibedakan
oleh kon-sumen berdasarkan kualitas, harga, tren, dan gaya. Contohnya
adalah baju, telepon seluler, mobil, dsb.
 Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai
karakteristik unik dan mempunyai merek yang sudah terkenal; misalnya
mobil mewah, jam tangan mewah, dsb.
 Unsought goods, adalah produk yang kurang dikenal atau
dike-tahui umum tetapi kurang diminati, misalnya asuransi
- Produk industri, yaitu produk yang biasa dibeli oleh pelaku usaha
produksi lainnya. Biasa dikenal dalam B to B (business to business).
Dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
 Bahan baku dan suku cadang: merupakan bahan mentah yang akan
diproses lebih lanjut.
 Barang modal: yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun dan
tidak untuk dijual belikan.

9
 Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu produk tidak tahan lama yang
membantu operasional perusahaan.
Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses
yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses
biasa digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai dengan
keterangan deskriptif.
Kapasitas Produksi
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan
faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan
dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci
semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang
bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu
tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi
kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana
produksinya.

Tahun Rencana produksi (dalam unit)

Tanah dan Bangunan


Perencanaan tanah dan bangunan berkaitan dengan lokasi untuk kan-tor, tempat usaha,
pabrik, gudang, tempat parkir, dll. Untuk keperluan perhitungan kelayakan finansial usaha,
maka perlu diperhitungkan ukuran, harga beli atau sewanya.
Pemasangan Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out)
yang termasuk
dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini
meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain.
Jenis Biaya Jumlah Biaya
1. Pemasangan instalasi listrik
2. Pemasangan instalasi air (PAM)
3. Pemasangan instalasi telepon
4. Pemasangan instalasi internet
5. Dan lain-lain
Total Biaya Pemasangan Sarana Penunjang :

Mesin dan Peralatan


Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar
mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin

10
proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan
kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
Nama Merk Jumlah Unit Harga Jumlah Harga
Mesin/Peralatan

Total Pembelian
Mesin/Peralatan

Bahan Baku dan Bahan Pembantu


Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk
perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas,
harga beli, persyaratan pembe-lian, ketersediaan, dan persediaan.

Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)

Nama Bahan Baku Merk Jumlah Harga Jumlah


Unit Harga

3.
Total Pembelian
Bahan Baku
Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai
kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibu-tuhkan, dan persyaratan kerja.

A. Sistem Harian:
Jenis Kegiatan Tarif/Upah Jumlah Jumlah Hari Jumlah (Rp.)
per hari Tenaga Kerja/Tahun
Kerja

3.
Total Upah Tenaga
Produksi Sistem Harian

B. Sistem Borongan
Jenis Kegiatan Tarif/Unit Jumlah Jumlah Harga Beli
Produksi/Tahun

11
Total Upah Tenaga
Produksi Sistem Borongan:

Biaya Umum Usaha/Pabrik


Sebagai komponen biaya modal kerja yang terakhir, perlu juga diren-canakan
biaya-biaya penunjang (sarana dan prasarana), misalnya seba-gai berikut:

Jenis Biaya Umum Usaha/Pabrik Jumlah Biaya/Tahun


1. Pemeliharaan mesin dan peralatan
2. Suku cadang, bahan bakar, oli, dsb.
3. Rekening listrik, air, telepon.
4. Pemeliharaan bangunan
Total Biaya Umum Usaha/Pabrik per tahun:

F. Aspek Keuangan
Strategi Sumber Pendanaan Usaha
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional ada-ah
tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi meng-impun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya. Lembaga inter-ediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori
yakni :
a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang Koperasi
c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang
Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di
Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5
Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil
dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan
No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan
Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal
28 September 1999.
Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Kope-asi (PUKK)
berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebe-umnya yang merupakan sumber pendanaan utama
dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat mela-ui
kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta ling-ungan masyarakat
sekitarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina
Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk
mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rak-yat, melalui pemerataan di sektor
ekonomi dimana anggota masya-rakat golongan pengusaha kecil dan koperasi diberi
kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan bantuan pinjaman untuk
modal kerja / pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan laba BUMN.

G. Proyeksi Keuangan

12
Aspek finansial dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi
dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha,
termasuk di dalamnya 3 perfoema laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash
flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan
usaha secara finansial sebagai berikut:

- Sumber Pendanaan
Persentase (%) Jumlah
Uraian
(a) (b) (c = a + b)
1. Modal Sendiri
2. Pinjaman
Jumlah (1+2)

- Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi


Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Tanah
b. Bangunan
c. Mesin/Peralatan
d. Peralatan Kantor
e. Alat angkut
f. Infrastruktur
g. Biaya pra operasi
Jumlah

- Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja


Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Bahan Baku
b. Persediaan Bahan
c. Produk dalam
proses
d. Piutang
e. Uang Kas
Jumlah

- Analisa Biaya Tetap


Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (3) (3 = 1 x 2)
a. Gaji
b. Penyusutan
c. Bunga Pinjaman
d. Biaya Pemasaran
e. Biaya Lainnya

13
Jumlah

- Analisa Biaya Tidak Tetap


Banyaknya Harga/Unit Jumlah
Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Upah
b. Biaya Bahan
Jumlah

- Proyeksi Aliran Kas Usaha


Tahun
Uraian
1 2 3 4 5
a. Sumber dana (in flow)
b. Penggunaan dana (out
flow)
c. Arus kas bersih (net flow
= a – b)
d. Keadaan kas awal
e. Keadaan kas akhir (c + d)

H. Proyeksi Neraca
Dari proyeksi neraca yang akan tergambar berapa harta perusahaan, baik harta
lancar, harga tetap, atau harga lainnya. Kemudian juga akan tergambar berkewajiban
baik jangka pendek maupun jangka panjang serta modal yang dimiliki dari periode akan
tergambar apakah ada perubahan dari proyeksi neraca yang akan tergambar berapa harta
perusahaan, baik harta lancar, harga tetap, atau harga lainnya. Dan juga akan tergambar
berkewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang serta modal yang dimiliki
dari periode akan tergambar apakah ada perubahan.

Contoh Proyeksi neraca sebuah usaha tanpa hutang

Proyeksi Arus Kas

Proyeksi arus kas terdiri atas:

14
1. Penerimaan
2. Pengeluaran
3. Selisih kas
4. Saldo kas awal
5. Saldo kas akhir

Proyeksi Laba – Rugi

Bagian – bagian dalam proyeksi laba-rugi antra lain

1. Pendapatan
2. Beban – baban (biaya)
3. Laba

Contoh Proyeksi laporan laba rugi dalam rencana bisnis :

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
proposal usaha dapat didefinisikan sebagai rancangan usaha yang disampaikan
secara tertulis kepada pihak lain (investor) secara sistematik dan jelas mencakup
gambaran aktivitas yang akan dilakukan beserta rincian kebutuhan aset dan perhitungan
keuangan. Faktor Penyusunan Proposal Usaha disusun dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut:
a. Tujuan harus realistis
Tujuan yang ingin dicapai harus spesifk, dapat dicapai dan diukur, sertaada kesamaan
waktu dan parameter pengukurannya.
b. Fleksibel/luwes
Kondisi lingkungan usaha selalu berubah/dinamis, sehingga penyusunan proposal pun
harus fleksibel, dan memungkinkan adanya alternative strategi.
c. Batasan waktu
Proposal usaha selalu mengandung tujuan utama, yaitu tujuan jangka panjang dan sub
tujuan, berupa tujuan jangka pendek yang hendak dicapai.
d. Komitmen
Penyusunan proposal untuk selanjutnya pendirian usaha perlu mendapat dukungan dari
berbagai pihak, seperti keluarga mitra bisnis, karyawan, dan pihak lain yang terlibat
didalamnya

16
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi


4, BPFE, Yogyakarta

Buchari Alma, 2001, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung

Lawence J. Gitman, Principles of Managerial Finance, Sixth Edition, New


York, Harper Collins Publisher

Seri Diktat Kuliah, 1996, Pengantar Akuntansi I, Gunadarma, Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai