Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KEWIRAUSAHAAN

KHA BALI WEDDING

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEWIRAUSAHAAN

Oleh:

I GEDE JUANAMASTA
NIM: 131614153059

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis

Kewirausahaan Kha Bali Wedding. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

mata ajar Kewirausahaan.

Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan dan pengarahan dari

berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan atas

terselesaikannya laporan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan

ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun

dari segenap pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Surabaya, Oktober 2017

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

Halaman
ANALISIS KEWIRAUSAHAAN KHA BALI WEDDING ................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB 2 ..................................................................................................................... 3
2.1 Profil Usaha Kha Bali Wedding ........................................................... 3
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan ............................................................... 3
2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan ............................................................... 6
2.1.3 Faktor Internal dan Eksternal ............................................................ 7
2.1.4 Kompetitor ........................................................................................ 7
2.1.5 Marketing .......................................................................................... 7
2.1.6 Modal Awal ....................................................................................... 7
2.1.7 Kegagalan dan Solusi ........................................................................ 7
2.1.8 Pencapaian dan Perkembangan ......................................................... 8
2.1.9 Harapan dan Target ke depan ............................................................ 8
2.1.10 Strategi mencapai target .................................................................... 8
2.2 Analisis Kewirausahaan ........................................................................... 8
2.2.1 Analisis SWOT ................................................................................. 8
2.2.2 Analisis Kelayakan Usaha................................................................. 9
BAB 3 ................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengangguran adalah masalah besar yang bisa mengganggu stabilitas
perekonomian. Jumlah pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Menurut data
Badan Pusat Statistik tahun 2017, jumlah pengangguran tercatat sebanyak 7,01
juta orang (5,33%) per Februari 2017 dibandingkan dengan Februari 2016
berjumlah 5,50 %, maka mengalami penurunan 0,17 % atau sekitar 10.000
orang. Jumlah angkatan kerja per Februari 2017 sekitar 131,55 juta orang.
Pengangguran terbuka didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
besar 9,27 %, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,03 %, Diploma 6,35
%, Perguruan Tinggi (PT) 4,98%, SMP 5,36 %, dan lulusan Sekolah Dasar (SD)
3,54 %.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia,
antara lain: Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja
yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand). Kedua, kesenjangan
antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar
kerja (mis-match), Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak
melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak
memiliki keterampilan yang memadai (unskill labour). Keempat adalah
terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global. Kelima
adalah terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi
warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata
pencaharian. Dari kelima faktor tersebut, faktor pertama, kedua dan ketiga
merupakan faktor dominan yang menyebabkan pengangguran di Indonesia.
Mengingat data pengangguran pemuda masih cukup tinggi, apabila tidak
memperoleh perhatian yang serius mengakibatkan masalah sosial yang cukup
tinggi pula. Beberapa masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya
pengangguran diantaranya penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, premanisme,

1
2

trafficing, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut akan mengganggu


pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional.
Berdasarkan masalah tersebut, sangat dibutuhkan lapangan pekerjaan untuk
para pengangguran. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah berwirausaha.
Selain membuka lapangan pekerjaan, berwirausaha juga mampu memupuk
kemandirian dalam menjalankan kehidupan khususnya terkait masalah
keuangan. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, perlu melakukan analisis
terlebih dahulu terhadap kewirausahaan. Pada laporan ini, penulis mengambil
analisis terhadap salah satu kewirausahawan sukses di bidang kecantikan yaitu
Kha Bali Wedding.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah profil usaha Kha Bali Wedding?
2. Bagaimanakah analisis kewirausahaan Kha Bali Wedding?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan gambaran kewirausahaan Kha Bali Wedding.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui profil usahaKha Bali Wedding.
2. Menganalisis usaha Kha Bali Wedding.

1.4 Manfaat
Makalah analisis kewirausahaan ini diharapkan dapat memberikan
gambaran suatu usaha yang baik dan dapat dijadikan sebagai panduan informasi
atau referensi dalam penyusunan rencana untuk memulai berwirausaha
khususnya dalam hal strategi dan pengembangan kewirausahaan.
3

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Profil Usaha Kha Bali Wedding
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan
Usaha Kha Bali Wedding dirintis oleh Ni Luh Gede Eka Widiaastuti
yang akrab dipanggil Eka. Usaha ini dimulai dari ketartarikan dengan dunia
kecantikan secara keseluruhan yang meliputi spa, perawatan dan makeup.
Berdasarkan ketertarikan tersebut, Eka membuka salon kecantikan dengan
modal usaha yang sangat kecil pada tahun 2011. Usaha yang dijalankan
banyak mengalami kegagalan karena eka bekerja pada salah satu instansi
sehingga kurang focus dengan usaha. Target yang diinginkan dari hasil
usaha tidak sesuai untuk menutupi keperluan usaha bulanan. Kondisi
tersebut berjalan terus menerus sehingga salon tidak berjalan dengan baik
dan mengalami kerugian yang banyak. Salon kecantikan hanya bertahan
sampai pertengahan tahun 2012.
Setelah salon kecantikan mengalami kerugian, kemudian Eka
mengubah pemikirian dari salon kecantikan, perawatan menjadi salon yang
hanya manangani makeup. Hal itu berdasarkan pemikiran dengan berfokus
menangani makeup modal tidak begitu banyak dan mengahasilkan hasil
yang sangat banyak. Eka memulai kembali usaha salon yang menangani
makeup mulai tahun 2012 akhir. Usaha yang dirintis tidaklah berjalan
dengan baik karena eka juga masih bekerja pada salah satu instansi. Eka
mampu membagi waktu antara bekerja dan menjalankan usaha hal itu
karena makeup sering kali dimulai jam subuh sedangkan Eka mulai bekerja
jam 9 pagi.
Menurut Eka, usaha yang bergerak dibidang makeup sangat
menjanjikan karena Eka melihat peluang ditahun 2012 masih sangat sedikit
makeup artis yang berada di daerahnya. Hal tersebut membuat Eka ingin
menjadi lebih baik dari beberapa make up artist (MUA) yang lain. Usaha
Eka untuk menjadi lebih baik diawali dengan mengikuti kelas makeup pada
salah satu lembaga di Bali selama 6 bulan eka mengikuti pelatihan untuk
tata rias pengantin bali dan makeup. Selama pelatihan berlangsung,
4

permintaan rias mulai berdatangan dengan intensintas permintaan yang


diterima 1 bulan paling banyak 2 pekerjaan rias. Selama pelatihan tata rias
berlangsung Eka juga mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit pakaian
pengantin dari pendapatan makeup. Setelah pelatihan selesai, Eka mulai
membuka usaha rias pengantin di rumah, baju pengantin yang digunakan
dari membuat sendiri dan menyewa pakaian kepada pihak ketiga. Usaha
yang dijalankan eka sangat terbantu dengan adanya media sosial facebook.
Eka berusaha membuat promosi murah dan menarik sehingga orang tertarik
menggunakan jasanya.
Usaha tata rias pengantin bali diawali dengan nama Kha Rias
Pengantin Bali. Pada tahun 2012-2014 eka masih sangat sulit menata
usahanya. Kesulitan itu karena eka masih terikat bekerja pada salah satu
instsitusi. Beberapa pekerjaan rias yang berdatangan terpaksa ditolak karena
fokus pada pekerjaan. Karena kondisi tersebut eka beriniasiatif untuk
mengajak adik kandungnya untuk berpartisipasi. Hal itu berdasarkan
pemikiran dengan bantuan adeknya usaha sangat terbantu. Selanjutnya Eka
mengajarkan adeknya makeup dan mengajarkan tata rias pengantin bali.
Menurut eka adiknya juga memiliki potensi yang sangat baik.
Pada akhir 2015 bulan oktober eka diterima disalah satu perguruan
tinggi di surabaya sehingga eka lebih mementingkan untuk melanjutkan S2
dan meminta bantuan pada adeknya untuk melanjutkan usaha. Eka pun
menyerahkan usaha pada adiknya karena Eka berada di luar kota untuk
melanjutkan kuliah. Saat melanjutkan kuliah Eka selalu berfikir mengenai
ide-ide yang nantinya bisa membuat seseorang tertarik menggunakan
jasanya. Eka berusaha membuat promosi dan membuat paket dengan
photografer bahkan dengan wedding organizer. Eka membuat kesepakatan
dan fotografer untuk membuat pakrt-paket prewedding yang menarik
kemudian dipromosikan di media sosial facebook. Selain facebook eka juga
membuat media promosi pada banner. Promosi itu membuahkan hasil
beberapa orang tertarik dengan jasanya. Selanjutnya ketika klien mau
menggunakan jasanya kemudian adik eka yang merias klien tersebut. Eka
hanya mempromosikan sambil melanjutkan kuliah.
5

Pada tahun 2016 awal Eka meminjam dana berupa KUR sebanyak 25
juta rupiah untuk membeli pakaian wedding. Namun dana tersebut hanya
dapat digunakan sebagian karena keluarga Eka mengalami kebangkrutan
dan harus membayar hutang dengan segera. Eka hanya mampu membeli 2
pakaian sehingga sangat sedikit mendapatkan modal usaha. Modal usaha
dua baju tersebut cukup membantu untuk meningkatkan minat konsumen
karena baju baru yang menarik. Saat hasil usaha tidak cukup untuk
membayar hutang kur karena terbentur hutang lain sehingga Eka berusaha
mencari sampingan untuk membantu ekonomi usaha. Tiga bulan setelah
peminjaman dana Eka kembali meminjam uang atas nama adeknya sebesar
sebesar 25 juta rupiah. Namun, masalah kembali, nenek Eka meninggal
sehingga setelah peminjaman Eka harus menyiapkan uang dan terpaksa
menggunakan uang pinjaman tersebut. Masalah terberat yang dialami eka
adalah eka harus membayar cicilan, membayar hutang dengan modal yang
sudah habis.
Selanjutnya Eka dan adeknya hanya menjalani usaha dengan modal
seadanya. Eka menyadari bahwa usaha ini adalah jasa. Berdasarkan
pemikiran itu eka menitikberatkan pada skill saja bukan pada alat alat
perlengkapan wedding artinya Eka berusaha membuat ide makeup yang
mempunyai ciri khas berdasarkan pertimbangan adeknya. Selanjutnya Eka
dan adeknya membuat sampel before-after dengan makeup bertema arabian.
Kemudian hasil makeup tersebut di post di media sosial. Hasil dari ide
tersebut mendatangnya minat klien yang cukup banyak. Hal itu nampak 1
bulan biasanya klien yang berdatangan 1-5 orang meningkat mencapai 10-
20 orang perbulan dengan hasil usaha 5 juta rupiah/bulan. Perubahan
tersebut memotivasi Eka dan adeknya berusaha dan berkarya di bidang tata
rias. Namun, yang menjadi kendala adalah kostum tidak begitu banyak yang
dimiliki maka dari itu ketika klien datang kami harus menyewa kostum di
tempat lain dengan harga yang mahal. Dengan adanya kendala seperti
demikian eka dan adik terus berusaha untuk meningkatkan pemasaran dari
ide-ide yang harus dikembangkan.
6

Ide-ide lain yang dimunculkan adalah membuat vidio makeup


berdurasi pendek yang memiliki tema cerita dan diisi lagu romantic.
Setelah video itu jadi kemudian eka mulai memasarkan di media social
facebook dan instagram. Hasilnya sangat mengejutkan banyak klien-klien
yang ingin menggunakan jasa riasnya. Hasil usaha setelah video itu
dimunculkan melebihi target yaitu mencapai hasil 50 jt lebih perbulannya
dan terus mengalami peningkatan terkait hasil usaha seiring bertambahnya
klien. Selanjutnya promosi kedua yaitu dengan ide manarik slebgram
sebagai model hal itu bertujuan menambah followers dengan bantuan
selebgram sebagai model. Hasilnya adalah nominal nilai usaha seiring
bertambahnya klien tembus hingga lebih dari 100 juta perbulannya. Hasil
tersebut juga diimbangi dengan bertambahnya tenaga kerja yang direkrut.
Di tahun 2017 sekarang usaha Kha Rias Pengantin Bali berganti
nama menjadi Kha Bali Wedding. Seiring dengan meningkatkan jumlah
klien dan hasil usaha di tahun ini hal yang paling mejadi masalah adalah
masalah internal terkait dengan menejemen keuangan serta pengaturan
barang-barang dan perlengkapan wedding.
Menejemen keuangan yang buruk dikarenakan usaha ini harus
membayar hutang keluarga sehingga terkadang setiap bulannya modal
bersih tidak dapat diperoleh. Selain itu masalah keuangan lainnya terkadang
permintaan klien sangat banyak sehingga kita harus membeli barang yang
sesuai dengan keinginan klien tanpa memikirkan keungan dan kebutuhan
yang harus dipenuhi kedepannya. Usaha yang dibangun ini masih
bermasalah mengenai sistem dalam menangani sdm karena kurang
memahami tata cara mengenai cara untuk menghendle karyawan.
Dampaknya beberapa karyawan banyak yang seenaknya sendiri seperti ijin
diluar jam kerja, tidak masuk kerja sehingga terkadan pekerjaann tidak
terselesaikan dengan baik. Saat ini usaha ini masih kebingungan terkait
dengan menejemen baik keuangan maupun SDM.
2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan
1. Menurut Eka, kelebihan Kha Bali Wedding meliputi:
a. Posisi strategis di Komplek Pertokosn Dalung.
7

b. Harga paket yang menjangkau ekonomi menengah ke bawah.


c. Sarana dan prasarana rias yang portable.
2. Menurut Eka, kekurangan Kha Bali Wedding meliputi:
1. Manajemen karayawan kurang tertata.
2. Manajemen keuangan yang masih menjadi satu dengan keuangan
keluarga.
2.1.3 Faktor Internal dan Eksternal
1. Faktor Internal
a. Keinginan untuk mendirikan MUA yang menjangkau ekonomi kecil
hingga atas dengan konsep baru.
b. Konsep kerja fleksibel.
2. Faktor Eksternal
1. Dukungan orangtua, keluarga dan saudara untuk berwirausaha.
2. Dukungan dari pihak lain seperti bank, sponsor, dan usaha MUA
lain.
2.1.4 Kompetitor
Menurut Eka, dirinya tidak terlalu memperhitungkan kompetitor
usahanya tetapi lebih berbenah terhadap usaha sendiri dengan selalu tampil
berbeda. Salah satunya dengan meningkatkan kemampuan dalam tata rias
dengan gaya makeup terkini.
2.1.5 Marketing
1. Sasaran
Sasaran utamanya adalah masyarakat ekonomi menengah.
2. Media Promosi
Lebih banyak promosi melalui media sosial seperti Instagram dan
Facebook.
2.1.6 Modal Awal
Menurut Eka, modal awal pendirian usaha ini relatif tidak terlalu mahal
dengan modal sebesar 25 juta rupiah.
2.1.7 Kegagalan dan Solusi
Eka menuturkan pernah beberapa kali mengalami kegagalan dalam
berwirausaha diantaranya pernah mendirikan salon dan spa namun akhirnya
8

gagal berkembang. Eka mengatakan tidak pantang menyerah untuk


berwirausaha dengan kembali mendirikan tata rias makeup.
2.1.8 Pencapaian dan Perkembangan
Menurut Eka, perkembangan warung makannya saat ini semakin
meningkat dibuktikan dengan semakin banyaknya pelanggan dan
pendapatan kotor hingga lebih dari 100 juta rupiah/bulan.
2.1.9 Harapan dan Target ke depan
Banyaknya pelanggan yang berminat namun ditolak karena kurang
tenaga kerja sehingga Eka berencana menambah tenaga kerja dan
memanajemen tenaga kerja dengan baik.
2.1.10 Strategi mencapai target
Menurut Eka, untuk mencapai target usahanya dengan terus menerus
berinovasi dan berbeda dengan MUA tempat lain. Inovasi yang terus
dipikirkan adalah teknik dan hasil makeup yang mengikuti zaman. Selain
itu ia masih memikirkan untuk meningkatkan system manajemen pegawai
dan keuangan.

2.2 Analisis Kewirausahaan


2.2.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah salah satu bentuk analisis dalam manajemen
dengan menggunakan prinsip SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities, Threats) sebagai evaluasi (Kotler & Keller, 2008). Analisis
SWOT digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Dengan melihat kekuatan
yang dimiliki serta mengembangkan kekuatan tersebut dapat dipastikan
bahwa perusahaan akan lebih maju dibanding pesaing yang ada. Demikian
juga dengan kelemahan yang dimiliki harus diperbaiki agar perusahaan bisa
tetap eksis. Peluang yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
perusahaan agar volume penjualan dapat meningkat dan ancaman yang akan
dihadapi oleh perusahaan haruslah dihadapi dengan mengembangkan
strategi pemasaran yang baik.
Penulis merumuskan analisis SWOT Kha Bali Wedding sebagai berikut:
9

1. Strength (kekuatan)
1) Paket yang harganya murah.
2) Tempat yang unik dan nyaman.
3) Lokasi strategis dan dekat dengan pemukiman masyarakat.
2. Weakness (kelemahan)
1) Tenaga kerja minim
2) Kemampuan manajemen keuangan yang masih kurang baik.
3) Permasalahan internal.
3. Opportunity (peluang)
1) Segmen rias yang selalu diperlukan oleh masyarakat.
2) Dukungan dana dari pihak ketiga seperti bank dan sponsor
3) Kerjasaama dengan pihak ketiga seperti fotografer dan wedding
organizer.
4. Threat (ancaman)
1) Persaingan antar MUA.

2.2.2 Analisis Kelayakan Usaha


Bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis untuk dilakukan,
harus dianalisis berbagai aspeknya. Menurut Sunarya et al. (2011) ada
empat aspek analisis kelayakan usaha yaitu aspek pemasaran, aspek
produksi atau operasi, aspek manajemen, dan aspek keuangan.
1. Analisis Aspek Pemasaran
Dalam analisis pemasaran biasanya terdapat beberapa komponen
yang harus dianalisis dan dicermati, diantaranya:
1) Kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kha Bali Wedding sangat baik dalam membaca kebutuhan
konsumen dengan memberikan tata rias yang sesuai dengan tren
terkini.
2) Segmentasi pasar.
Kha Bali Wedding menyasar segmentasi masyarakat ekonomi
menengah.
10

3) Target.
Target pasar penggunaan jasa sebanyak 10 kali rias/minggu, hal ini
dibuktikan dengan keuntungan kotor lebih dari 100 juta
rupiah/bulan.
4) Nilai tambah.
Kha Bali Wedding sering melakukan inovasi terhadap dekorasi
indoor untuk memanjakan pengunjung dan beberapa kali melakukan
inovasi pada menu yang sedang diminati.
5) Masa hidup produk.
Menurut penulis, jasa yang ditawarkan Kha Bali Wedding dengan
kualitas bagus namun dengan harga yang relatif terjangkau memiliki
masa hidup yang cukup bertahan lama ditambah dengan inovasi tata
rias yang mengikuti tren.
6) Persaingan dan strategi pesaing.
Tingkat persaingan MUA di daerah tersebut cukup tinggi.
7) Ukuran pasar.
Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Volume
penjualan cukup tinggi dengan penjualan lebih dari 50 menu per
hari.
8) Laba kotor.
Perkiraan margin laba kotor yaitu profit 50%, yang berarti masih
perlu perbaikan dalam manajemen.
2. Analisis Aspek Produksi atau Operasi
Beberapa unsur dari aspek produksi atau operasi yang harus
dianalisis adalah:
1) Lokasi.
Lokasi Kha Bali Wedding cukup strategis terletak dekat dengan
pemukiman masyarakat.
2) Volume operasi.
Volume operasi cukup relevan dengan potensi pasar dan prediksi
permintaan.
3) Peralatan.
11

Peralatan yang digunakan cukup modern dan kualitas tinggi


sehingga memiliki kualitas rias yang baik.
4) Tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja saat ini berjumlah 5 orang.
3. Analisis Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajamen terdapat beberapa
unsur yang harus dianalisis, seperti:
1. Kepemilikan.
Tempat adalah milik sendiri, sehingga tidak mengeluarkan
pembiayaan dari aspek kepemilikan lahan atau tempat.
2. Organisasi dan Manajemen.
Kha Bali Wedding dikelola sendiri secara professional. Pemilik
memiliki pengalaman wirausaha yang cukup baik.
3. Karyawan.
Jumlah karyawan saat ini berjumlah 5 orang dan beban kerja dinilai
sangat tinggi sehingga jumlah karyawan perlu untuk ditambah.
4. Analisis Aspek Keuangan
Aspek analisis keuangan meliputi komponen-komponen sebagai
berikut:
1. Kebutuhan dana.
Pembiayaan awal adalah 25 juta rupiah dengan modal dari
peminjaman dari Bank sebesar 25 juta rupiah. Dalam ekspansi usaha
meminjam lagi sebanyak 250 juta rupiah.
2. Proyeksi laba rugi.
Proyeksi keuntungan bersih sekitar 25-50%, kerugian yang dialami
karena sudah tertutupi dari keuntungan kotor.
12

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Kha Bali Wedding menjadi salah satu contoh kewirausahaan yang sukses.
Kha Bali Wedding memberikan gambaran bahwa membangun wirausaha bisa
dengan modal yang tidak terlalu mahal, yang diperlukan adalah berani
berkreatifitas dan melakukan inovasi. Kegagalan yang pernah dialami dijadikan
suatu pengalaman untuk memperbaiki diri dan mulai membangun kembali
usaha dengan strategi yang lebih baik daripada usaha sebelumnya. Pencapaian
saat ini tidak dijadikan sebagai batas kepuasan tetapi terus melakukan inovasi
untuk berkembang menjadi lebih baik.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
1. Dalam memulai berwirausaha harus berani berkreatifitas dan berinovasi
walaupun memiliki modal yang relative kecil.
2. Kegagalan dalam berwirausaha dijadikan sebagai pengalaman.
3. Dalam memulai berwirausaha penting untuk melakukan analisis terlebih
dahulu dan kemudian menyusun strategi dalam mewujudkannya.
4. Penting untuk selalu berinovasi dan tidak puas terhadap pencapaian saat ini
untuk terus berkembang menjadi lebih baik.
13

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. (2017). Data Jumlah Pengangguran


Februari 2017. Jakarta.

Kotler, P. & Keller, K.L. (2008). Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta:
Erlangga.

Sunarya, A., Sudaryono, Saefullah, A. (2011). Kewirausahaan. Yogyakarta: Andi


Offset.

Anda mungkin juga menyukai