Anda di halaman 1dari 7

Identifikasi Potensi Mineral Logam

Menggunakan Metode Geolistrik


Konfigurasi Dipole-dipole

Alif Rofiqil Anam


115.140.079
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
Jln. SWK 104 Lingkar Utara, Condongcatur Yogyakarta
fiki_anam@live.com

INTISARI
Metode geolistrik merupakan salah satui metode dalam geofisika yang
memanfaatkan sifat kelistrikan batuan. Sifat kelistrikan yang memengaruhi adalah nilai
resistivitas, konduktivitas, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi. Pemodelan bawah
permukaan diolah dengan menggunakan Software RES2Dinv. Data yang dimasukkan ke
dalam software ini adalah nilai ρ, spasi, n, datum point, resistivitas, dan M. Pembuatan model
dilakukan dengan menentukan nilai iterasi yang digunakan pada software. Mendekati atau
tidaknya model dilihat dari besarnya nilai error yang ditampilkan oleh software. Data yang
dihasilkan dari software adalah hasil penampang resisitivitas bawah permukaan dan
penampang IP. Pemodelan yang didapat menunjukkan bahwa terdapat titik keberadaan
mineral logam di bawah permukaan dari penampang IP. Diketahui bahwa polarisasi yang
terjadi adalah polarisasi elektroda sehingga dapat deketahui bahwa batuan pembawa mineral
logam tersebut bukanlah lempung.

Kata Kunci : Geolistrik, RES2Dinv, Resistivitas, Rho


1. PENDAHULUAN Penelitian menggunakan metode
Metode Geolistrik merupakan salah Geolistrik dilakukan dengan
satu metode dalam geofisika yang menginjeksikan arus ke bawah
digunakan untuk melakukan pemetaan permukaan dari elektroda yang
bawah permukaan. Metode geolistrik dibentangkan. Kemudian arus listrik akan
sendiri memanfaatkan sifat kelistrikan mengalir melalui batuan dan kembali ke
yang dimiliki oleh batuan. Dalam elekroda penerima. Dari pengukuran akan
penginterpretasiannya yang membedakan didapat nilai konduktivitas dan besar arus
jenis batuan batuan satu dengan yang yang mengalir. Kemudian nilai
lainnya adalah melalui nilai resistivitas yang dimiliki batuan dihitung
resistivitasnya, karena setiap batuan dari kedua nilai tersebut. Namun
memiliki nilai resistivitas yang berbeda- demikian nilai resistivitas hasil
beda. perhitungan tersebut masih berupa niai
Faktor yang memengaruhi nilai resistivitas semu karena masih dalam
resistivitas batuan seperti kandungan asumsi. Untuk menghilangkan asumsi
mineral logam, kandungan air dalam dan mendapatkan nilai resistivitas yang
batuan, kandungan elektrolit, tekstur, sebenarnya maka digunakanlah software
permeabilitas, porositas, dan lain-lain. untuk mengolahnya. Dalam hal ini,
Dengan demikian metode geolistrik ini software yang digunakan adalah
dapat mengetahui hampir secara cermat RES2Dinv. Cara pengolahannya adalah
mengenai karakteristik batuan yang dengan memasukkan data ke dalam
diobservasi. sofware ini kemudian menentukan iterasi
yang sesuai kemudian sofware ini akan
1
membuat penampang bawah permukaan arus dimana arus disalurkan melalui kabel
yang paling mendekati dengan keadaan ke elektroda arus , kemudian mengukur
bawah permukaan yang ada. beda potensial (V) pada elektroda lain.
Hasil pencatatan akan dapat mengetahui
2. DASAR TEORI tahanan jenis (resistivitas) bahan atau
a. Metode Geolistrik medium yang dilalui oleh arus listrik.
Metode geolistrik merupakan Konsep dasar penjalaran arus listrik dapat
metode eksplorasi yang menggunakan diketahui dari hokum ohm yaitu :
sifat kelistrikan suatu bahan di bawah
permukaan. Penggunaan atau pengukuran R = V/I (2.1)
geolistrik pertama kali dilakukan oleh
Conrad Schlumberger pada tahun 1912 Keterangan :
yang melakukan pengukuran. Dengan R = Tahanan jenis (ohm)
adanya aliran arus listrik maka akan V = Beda potensial listrik (Volt)
menimbulkan tegangan listrik di bawah I = Kuat arus listrik (Ampere)
permukaan yang menjalar pada medium.
Tegangan listrik yang terjadi di Metode geolistrik ini sering digunakan
permukaan bawah tanah diukur dengan untuk melakukan eksplorasi terutama
penggunakan multimeter yang terhubung adalah air tanah, karena metode ini sangat
melalui 2 buah ‘Elektroda Tegangan’ M sensitif terhadap air.
dan N yang jaraknya lebih pendek dari Saat arus di injeksikan kebawah
pada jarak elektroda AB. permukaan menggunakan elektroda maka
survei geolistrik dilakukan dengan arus akan melalui medium seperti pada
menghantarkan arus listrik (I) buatan gambar dibawah ini.
kedalam tanah menggunakan elektroda

jenis semu karena tahanan jenis yang


terhitung tersebut merupakan gabungan
dari banyak lapisan batuan di bawah
permukaan yang dilalui arus listrik.
Survei geolistrik terbagi dua jenis
yaitu sounding dan mapping.
1) Tahanan Jenis Mapping
Metode tahanan jenis mapping
merupakan metode tahanan jenis
yang bertujuan untuk mempelajari
Gambar 2.1. Cara kerja metode geolistrik variasi resistivitas bawah permukaan
secara lateral.
Umumnya metoda geolistrik yang 2) Tahanan Jenis Sounding
sering digunakan adalah yang Tahanan jenis sounding bertujuan
menggunakan 4 buah elektroda yang untuk mempelajari variasi resistivitas
terletak dalamsatu garis lurus serta batuan di bawah permukaan bumi
simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah terhadap kedalaman.
elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2
buah elektroda ntegangan (MN) di bagian b. Konfigurasi Dipole-dipole
dalam. Pada prinsipnya konfigurasi dipole-
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak dipole menggunakan 4 buah elektroda,
MN/2, besarnya arus listrik yang dialirkan yaitu pasangan elektroda arus yang
serta tegangan listrik yang terjadi akan disebut ‘current dipole AB’ dan pasangan
didapat suatu harga tahanan jenis semu elektroda potensial yang disebut
(‘Apparent Resistivity’). Disebut tahanan ‘potential dipole MN’. Pada konfigurasi
2
dipole-dipole, elektroda arus dan
elektroda potensial bisa terletak tidak
segaris dan tidak simetris.

Ket :
r1 = C1 sampai P1
r2 = C2 sampai P1
r3 = C1 sampai P2
r4 = C2 sampai P2
Dimana :
I = arus listrik (mA) pada transmitter
V = beda potensial (mV) pada receiver
 = resistivitas semu
Untuk menambah kedalaman k = faktor geometris
penetrasi maka jarak ‘current dipole’ dan r = jarak elektrode
‘potential dipole’ diperpanjang, n = bilangan pengali
sedangkan jarak elektroda arus dan c. Tabel Resistivitas Batuan
elektroda potensial dibuat tetap. Hal ini Dalam melakukan interpretasi
merupakan keunggulan konfigurasi geolistrik memerlukan ada banyak sekali
dipole-dipole dibandingkan dengan tabel resistivitas sebagai acuan
konfigurasi wenner atau schlumberger. melakukan interpretasi berdasarkan
Karena tanpa memperpanjang kabel bisa resistivitas, salah satunya tabel resistivitas
mendeteksi batuan yang lebih dalam. batuan menurut Telford (1990).
Dalam hal ini diperlukan alat pengukur
tegangan yang ‘high impedance’ dan
‘high accuracy’. Ada alat dengan merk
tertentu yang bisa menggunakan multi
‘potenTial electrode’ dan dapat
menampilkan hasilnya langsung pada
layar monitor. Dalam hal ini yang
tergambar adalah ‘apparent resistivity’
dan bukan ‘true resistivity’ serta
mengabaikan persyaratan pengukuran
geolistrik yaitu homogenitas batuan,
karena dalam konfigurasi dipole-dipole
tidak ada fasilitas untuk membuat batuan
yang tidak homogen menjadi seakan-akan
homogen. Sedangkan pada konfigurasi
schlumberger bisa dibuat data yang
diperoleh dari batuan yang tidak Tabel 2.1. Nilai resistivitas batuan menurut
homogen menjadi seakan-akan homogen. Telford(1990)
Konfigurasi dipole-dipole lebih banyak
digunakan dalam eksplorasi mineral- c. Metode IP
mineral sulfida dan bahan-bahan tambang Metode IP merupakan salah satu
dengan kedalaman yang relatif dangkal. metode geofisika yang mendeteksi
Hasil akhir dipole-dipole berupa terjadinya polarisasi listrik pada
penampang, baik secara horizontal permukaan mineral-mineral logam
maupun secara vertikal. dibawah permukaan bumi. Pada metode
geolistrik induksi polarisasi arus listrik
diinjeksikan kedalam bumi melalui dua

3
elektroda arus, kemudian beda potensial 2. Polarisasi Membran
yang terjadi diukur melalui dua elektroda Latar belakang dalam eksplorasi
potensial. Dalam metode IP ada empat mineral logam terutama disebabkan
macam metode pengukuran, yaitu mineral-mineral clay dalam batuan yang
pengukuran dalam Time Domain, berpori-pori positif dalam larutan pori
Frequency Domain, pengukuran sudut terkumpul dekat pada bidang batas
fasa, dan Magnetic Induce Polarization. sedangkan ion-ion negatif tertolak
Macam-macam polarisasi yang terjadi menjauihi bidang batas.
pada metode IP :
1. Polarisasi Elektroda
a. Overpotensial
Partikel mineral logam yang
bersentuhan dengan larutan pori-pori
batuan akan mendapatkan beda potensial
terhadap larutannya meskipun tidak ada Gambar2.Membrane Polarization Associated
arus listrik mengalir. Karena perbedaan with Constiction Between Minerals
aktifitas relatif antara partikel mineral dan Grains (Reynold, 1997)
larutannya, akan terjadi beda potensial
yang besarnya bergantung pada aktifitas Jika ukuran pori kecil (10-16 cm) pori
relatifnya. bersifat sebagai kapiler maka ion-ion
positif akan memenuhi diameter kapiler
sedangkan ion-ion negatif akan terkumpul
di ujung kapiler sehingga terjadi polarisasi
muatan pada sistem ini. Jika diberi beda
potensial maka ion-ion positif dapat
melalui awan ion positif yang terdapat
didekat mineral clay tetapi distribusi ion
Gambar 1.Grain Electrode Polarization negatif akan terhambat dan terkumpul
(Reynold, 1997) pada awan ion positif. Jadi awan ion
positif sebagai membran pemilih.
Jika dalam sistem mineral logam dialiri
arus listrik akan terjadu pengkutuban
muatan pada bidang batas antara mineral
logam dengan larutannya. Jika arus listrik
dihentikan ion-ion yang terkumpul pada
bidang batas akan berdifusi kembali
keadaan semula, hal ini sebagai peluruhan
potensial. Gambar 3. Membrane Polarization
b. Lapisan Ganda Associated with Negatively charged
selain peristiwa yang berlangsung pada clay particles (Reynolds, 1997)
bidang batas antara logam dengan
larutannya gejala IP juga dipengaruhi
peristiwa yang terjadi di daerah disekitar
bidang batas tersebut. Daerah ini terdiri
dari dua bagian, yaitu lapisan tetap dan
lapisan antar muka elektroda yang
keduanya membentuk lapisan ganda.
Kedua lapisan ini memiliki muatan yang
berbeda sehingga mempunyai kapasitansi.

3. METODOLOGI PENELITIAN
4
Pengolahan data yang dilakukan menghitung nilai densitas, datum
dalam Metode Geolistrik ini dilakukan point dan nilai jarak stasiun
seperti pada diagram alir di bawah, penelitian.
c. Setelah data-data yang diperlukan
didapatkan, langakah selanjutnya
adalah membuat data-data tersebut ke
dalam format yang dapatdibaca oleh
software Res2Dinv, karena software
inilah yang akan mengolah data
menjadi data bawah permukaan.
d. Format yang dibuat selain
mencakup data yang diolah juga
ditambahkan data topografi daerah
penelitian.
e. Format yang telah dibuat
kemudian dimasukkan ke dalam
Res2Dinv.
f. Dalam Rees2dinv yang perlu
dilakukan dalam membuat
penampang bawah permukaan adalah
melakukan inversi dan menentukan
iterasi ang diinginkan.
g. Setelah penampang muncul,
Gambar 3.1. Diagram alir pengolahan data langkah selanjutnya adalah
Diagram alir di atas menjelaskan bahwa, memasukkan topografi permukaan
pada penampang yang didapat.
a. Berdoa terlebih dahulu untuk h. Membuat laporan mengenai hasil
kelancaran penelitian dan yang didapat dan malakukan
menyiapkan peralatan yang pembahasan serta interpretasi
dibutuhkan. darinya.
b. Data diolah terlebih dahulu di i. Menarik kesimpulan dari data
alam Microsoft Excel untuk yang didapat.
j. Selesai

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

5
Gambar 4. Penampang 2D dengan Topografi

Kedua gambar di atas merupakan Dari penampang di atas terlihat bahwa


penampang resistivitas bawah permukaan terdapat polarisasi yang terjadi pada tiga
hasil pengolahan dari software RES2Dinv. titik. Yang menunjukkan nilai polarisasi
Prinsipnya software ini mengolah data paling besar adalah pada posisi 90 meter
dengan merubah nilai resisitivitas semu dan kedalaman 5-10 meter. Polarisasi
yang masih berada dalam asumsi menunjukkan adanya mineral-mineral
perhitungan menjadi resistivitas logam yang terpengaruh dari arus listrik
sebenarnya yang ada pada keadaan yang dialirkan.
sebenarnya di bumi. Polarisasi dapat terjadi karena
Penampang bagian atas merupakan adanya mineral logam di dalam batuan.
penampang resistivitas yang menunjukkan Terdapat dua jenis polarisasi. Polarisasi
persebaran nilai resistivitas batuan di yang terjadikarena adanya mineral logam
bawah tanah. Pada penampang tersebut yang terkandung dalam batuan yang dialiri
terlihat bahwa daerah penelitian listrik atau polarisasi elektroda dan
didominasi oleh batuan dengan resistivitas polarisasi yang terjadi karena mineral
tinggi, ditandai dengan warna merah. berukuran lempung dalam lapisan
Kemungkinan batuan tersebut merupakan impermeabel atau polarisasi membran.
batuan sedimen kering dilihat dari nilai Dari penampang di atas, terlihat bahwa
resisitivitasnya yang mencapai lebih dari pada titik polarisasi terjadi terlihat bahwa
4000 Ωm, dapat diinterpretasikan sebagai nilai resisitivitasnya tinggi. Kemungkinan
batupasir. Diantara batupasir tersebut polarisasi yang terjadi bukanlah polarisasi
terdapat anomali berupa resisitivitas membran karena batuan tempat polarisasi
dengan nilai rendah, pada rentang 20-800 terjadi memiliki nilai resisitivitas tinggi
Ωm. Kemungkinan anomali tersebut sedangkan lempung memiliki resisitivitas
merupakan alluvium. Alluvium ini berada yang rendah. Pada dua titik lainnya juga
di atas batupasir kemungkinan dari mengindikasikan seperti keadaan pada
material sedimen yang terendapkan di titik pertama.
atasnya dan masih mengandung air di Dari keadaan seperti ini
dalamnya. kemungkinan daerah penelitian memiliki
Penampang kedua merupakan sumber mineral logam berpotensi
penampang IP yang menunjukkan nilai ekonomi. Dilihat dari polarisasi yang
polarisasi yang terjadi di bawah terjadi mineral logam tersimpan dalam
permukaan ketika arus listrik dialirkan. batuan pasir. Kemungkinan mineral ini
6
terbentuk dari proses pengkayaan mineral Kesimpulan yang dapat diambil dari
atau leaching akibat dari aktivitas pengolahan data dan penampang yang
permukaan, yaitu karena interaksi batuan didapat :
dengan air dari permukaan yang masuk ke • Terdapat potensi mineral logam pada
dalam tanah. Air ini mencuci mineral- lokasi penelitian, dicirikan adanya
mineral yang masih bercampur-campur chargeabilitas pada penampang IP
dan memisahkannya, besi ini akan • Polarisasi yagn terjadi adalah jenis
terpisah dari material induknya dan polarisasi elektroda dilihat darinilai
menetap di permukaan. Karena besi resistivitas batuan pembawa yang
memiliki massa kenis yang tinggi, besi tinggi
kemudian akan menetap pada lapisan • Batuan pembawa mineral logam pada
pembawanya, tidak seperti material lain daerah telitian adalah batupasir
yang akan berpindah karena terbawa air. • Proses mineralisasi yang terjadi adlah
Pada peta di atas terlihat bahwa proses leaching.
daerah yang memiliki potensi logam
adalah berupa spot-spot atau titik-titik.
Kemungkinan ini terjadi karena proses DAFTAR PUSTAKA
perombakan daerah penelitian sehingga Santosa, Agus dkk. 2016. Buku Panduan
menggerus daerah tersebut dan Praktikum Geolistrik. Yogyakarta :
menyisakan titik-titik tersebut hingga Laboratorium Geofisika Eksplorasi
akhirnya tersedimentasikan lapisan lain di Program Studi Teknik Geofisika
atasnya lagi. Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta
Telford, W. M.. 1990. Applied
5. KESIMPULAN Geophysics. England : Cambridge
University Press

Anda mungkin juga menyukai