Paper Dipole-Dipole
Paper Dipole-Dipole
INTISARI
Metode geolistrik merupakan salah satui metode dalam geofisika yang
memanfaatkan sifat kelistrikan batuan. Sifat kelistrikan yang memengaruhi adalah nilai
resistivitas, konduktivitas, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi. Pemodelan bawah
permukaan diolah dengan menggunakan Software RES2Dinv. Data yang dimasukkan ke
dalam software ini adalah nilai ρ, spasi, n, datum point, resistivitas, dan M. Pembuatan model
dilakukan dengan menentukan nilai iterasi yang digunakan pada software. Mendekati atau
tidaknya model dilihat dari besarnya nilai error yang ditampilkan oleh software. Data yang
dihasilkan dari software adalah hasil penampang resisitivitas bawah permukaan dan
penampang IP. Pemodelan yang didapat menunjukkan bahwa terdapat titik keberadaan
mineral logam di bawah permukaan dari penampang IP. Diketahui bahwa polarisasi yang
terjadi adalah polarisasi elektroda sehingga dapat deketahui bahwa batuan pembawa mineral
logam tersebut bukanlah lempung.
Ket :
r1 = C1 sampai P1
r2 = C2 sampai P1
r3 = C1 sampai P2
r4 = C2 sampai P2
Dimana :
I = arus listrik (mA) pada transmitter
V = beda potensial (mV) pada receiver
= resistivitas semu
Untuk menambah kedalaman k = faktor geometris
penetrasi maka jarak ‘current dipole’ dan r = jarak elektrode
‘potential dipole’ diperpanjang, n = bilangan pengali
sedangkan jarak elektroda arus dan c. Tabel Resistivitas Batuan
elektroda potensial dibuat tetap. Hal ini Dalam melakukan interpretasi
merupakan keunggulan konfigurasi geolistrik memerlukan ada banyak sekali
dipole-dipole dibandingkan dengan tabel resistivitas sebagai acuan
konfigurasi wenner atau schlumberger. melakukan interpretasi berdasarkan
Karena tanpa memperpanjang kabel bisa resistivitas, salah satunya tabel resistivitas
mendeteksi batuan yang lebih dalam. batuan menurut Telford (1990).
Dalam hal ini diperlukan alat pengukur
tegangan yang ‘high impedance’ dan
‘high accuracy’. Ada alat dengan merk
tertentu yang bisa menggunakan multi
‘potenTial electrode’ dan dapat
menampilkan hasilnya langsung pada
layar monitor. Dalam hal ini yang
tergambar adalah ‘apparent resistivity’
dan bukan ‘true resistivity’ serta
mengabaikan persyaratan pengukuran
geolistrik yaitu homogenitas batuan,
karena dalam konfigurasi dipole-dipole
tidak ada fasilitas untuk membuat batuan
yang tidak homogen menjadi seakan-akan
homogen. Sedangkan pada konfigurasi
schlumberger bisa dibuat data yang
diperoleh dari batuan yang tidak Tabel 2.1. Nilai resistivitas batuan menurut
homogen menjadi seakan-akan homogen. Telford(1990)
Konfigurasi dipole-dipole lebih banyak
digunakan dalam eksplorasi mineral- c. Metode IP
mineral sulfida dan bahan-bahan tambang Metode IP merupakan salah satu
dengan kedalaman yang relatif dangkal. metode geofisika yang mendeteksi
Hasil akhir dipole-dipole berupa terjadinya polarisasi listrik pada
penampang, baik secara horizontal permukaan mineral-mineral logam
maupun secara vertikal. dibawah permukaan bumi. Pada metode
geolistrik induksi polarisasi arus listrik
diinjeksikan kedalam bumi melalui dua
3
elektroda arus, kemudian beda potensial 2. Polarisasi Membran
yang terjadi diukur melalui dua elektroda Latar belakang dalam eksplorasi
potensial. Dalam metode IP ada empat mineral logam terutama disebabkan
macam metode pengukuran, yaitu mineral-mineral clay dalam batuan yang
pengukuran dalam Time Domain, berpori-pori positif dalam larutan pori
Frequency Domain, pengukuran sudut terkumpul dekat pada bidang batas
fasa, dan Magnetic Induce Polarization. sedangkan ion-ion negatif tertolak
Macam-macam polarisasi yang terjadi menjauihi bidang batas.
pada metode IP :
1. Polarisasi Elektroda
a. Overpotensial
Partikel mineral logam yang
bersentuhan dengan larutan pori-pori
batuan akan mendapatkan beda potensial
terhadap larutannya meskipun tidak ada Gambar2.Membrane Polarization Associated
arus listrik mengalir. Karena perbedaan with Constiction Between Minerals
aktifitas relatif antara partikel mineral dan Grains (Reynold, 1997)
larutannya, akan terjadi beda potensial
yang besarnya bergantung pada aktifitas Jika ukuran pori kecil (10-16 cm) pori
relatifnya. bersifat sebagai kapiler maka ion-ion
positif akan memenuhi diameter kapiler
sedangkan ion-ion negatif akan terkumpul
di ujung kapiler sehingga terjadi polarisasi
muatan pada sistem ini. Jika diberi beda
potensial maka ion-ion positif dapat
melalui awan ion positif yang terdapat
didekat mineral clay tetapi distribusi ion
Gambar 1.Grain Electrode Polarization negatif akan terhambat dan terkumpul
(Reynold, 1997) pada awan ion positif. Jadi awan ion
positif sebagai membran pemilih.
Jika dalam sistem mineral logam dialiri
arus listrik akan terjadu pengkutuban
muatan pada bidang batas antara mineral
logam dengan larutannya. Jika arus listrik
dihentikan ion-ion yang terkumpul pada
bidang batas akan berdifusi kembali
keadaan semula, hal ini sebagai peluruhan
potensial. Gambar 3. Membrane Polarization
b. Lapisan Ganda Associated with Negatively charged
selain peristiwa yang berlangsung pada clay particles (Reynolds, 1997)
bidang batas antara logam dengan
larutannya gejala IP juga dipengaruhi
peristiwa yang terjadi di daerah disekitar
bidang batas tersebut. Daerah ini terdiri
dari dua bagian, yaitu lapisan tetap dan
lapisan antar muka elektroda yang
keduanya membentuk lapisan ganda.
Kedua lapisan ini memiliki muatan yang
berbeda sehingga mempunyai kapasitansi.
3. METODOLOGI PENELITIAN
4
Pengolahan data yang dilakukan menghitung nilai densitas, datum
dalam Metode Geolistrik ini dilakukan point dan nilai jarak stasiun
seperti pada diagram alir di bawah, penelitian.
c. Setelah data-data yang diperlukan
didapatkan, langakah selanjutnya
adalah membuat data-data tersebut ke
dalam format yang dapatdibaca oleh
software Res2Dinv, karena software
inilah yang akan mengolah data
menjadi data bawah permukaan.
d. Format yang dibuat selain
mencakup data yang diolah juga
ditambahkan data topografi daerah
penelitian.
e. Format yang telah dibuat
kemudian dimasukkan ke dalam
Res2Dinv.
f. Dalam Rees2dinv yang perlu
dilakukan dalam membuat
penampang bawah permukaan adalah
melakukan inversi dan menentukan
iterasi ang diinginkan.
g. Setelah penampang muncul,
Gambar 3.1. Diagram alir pengolahan data langkah selanjutnya adalah
Diagram alir di atas menjelaskan bahwa, memasukkan topografi permukaan
pada penampang yang didapat.
a. Berdoa terlebih dahulu untuk h. Membuat laporan mengenai hasil
kelancaran penelitian dan yang didapat dan malakukan
menyiapkan peralatan yang pembahasan serta interpretasi
dibutuhkan. darinya.
b. Data diolah terlebih dahulu di i. Menarik kesimpulan dari data
alam Microsoft Excel untuk yang didapat.
j. Selesai
5
Gambar 4. Penampang 2D dengan Topografi