Anda di halaman 1dari 19

REFLEKSI KASUS Agustus 2018

“BERAT BADAN LAHIR RENDAH”

Nama : Fany Angelina Randan


No. Stambuk : N 111 17 071
Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

Bayi berat lahir rendah yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500
gram tanpa memandang masa gestasi. BBLR dapat disebabkan oleh: kehamilan
kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Bayi
BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : prematuritas murni dan dismaturitas.
Bayi prematur secara umum ialah bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Penentuan usia kehamilan dapat ditentukan dengan menggunakan skor
Ballard. Bayi prematur memiliki berbagai masalah akibat belum berkembangnya
organ-organ tubuh, sehingga belum siap untuk berfungsi di luar rahim. Masalah yang
sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR adalah : Asfiksia, gangguan nafas,
hipoglikemia, hipotermia, masalah pemberian ASI, ikterus, infeksi, masalah
perdarahan. Penatalaksanaan didasarkan pada masalah yang muncul yang berkaitan
dengan berat badan lahir rendah.1

Berat lahir dipengaruhi oleh dua proses penting yaitu : lamanya (usia)
kehamilan dan pertumbuhan intrauterine, jadi BBLR dapat disebabkan oleh
umur kehamilan yang pendek dan pertumbuhan intrauterine yang lambat
(tampak pada berat bayi) atau kedua-duanya. Di negara maju antara 4%-8% bayi
dilahirkan kurang dari 2500 gram. Dengan pengetahuan yang semakin meningkat
mengenai patofisiologi bayi, kelompok BBLR dapat dibagi menjadi dua
kelompok lain yaitu :bayi cukup bulan tapi kecil untuk masa kehamila
(KMK=Small for gestational Age = SGA) dan bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau
˝premature˝. Kedua–duanya merupakan akibat interaksi berbagai faktor sebelum
dan selama masa kehamilan. Dan pada saat yang sama merupakan faktor

2
penentu kesehatan dan kelanjutan hidup bayi. Bagi bayi–bayi itu sendiri berbagai
masalah dihadapi postnatal akibat penyesuaian dengan lingkungan.2

Bayi BBLR mempunyai resiko meninggal 40 kali lebih tinggi dibandingkan


bayi dengan berat badan normal pada tahun pertama. Makin kecil berat bayi lahir
makin tinggi kejadian kelainan neorologis dan psikomotorik bayi. WHO
memperkirakan diseluruh dunia 16% dari semua bayi mempunyai berat < 2500
gram. Dari jumlah ini 90% berasal dari Negara-negara berkembang, khususnya
Negara Asia Tenggara BBLR berkisar 20% - 30% jumlah kelahiran.2

Berikut akan dibahas sebuah refleksi kasus mengenai bayi aterm (kmk) yang
di rawat di ruangan Perinatal Resiko Tinggi RSUD Undata Palu.

3
BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : By. SD
Tanggal Lahir : 16 Agustus 2018
Tanggal Masuk : 16 Agustus 2018
Jenis Kelamin : Perempuan

ANAMNESIS
I. Keluhan Utama : Bayi kecil
II. Riwayat Penyakit Sekarang :
Bayi perempuan berusia 1 jam 15 menit masuk ke ruang perawatan
peristi. Bayi lahir secara spotan di RSUD Undata dengan letak belakang kepala
dan lilitan tali pusat 2 kali, lahir langsung menangis. Berat lahir 2250 gram
dengan ketuban jernih. APGAR score 5/7, merintih (+), sianosis (-), kelainan
congenital (-), retraksi (-), PCH (-), mic (-), mec (-), anus (+).
III. Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Bayi tidak mengalami gejala yang lain, sebelum adanya keluhan.
IV. Riwayat Maternal :
Riwayat kehamilan ibu G3P2A0, usia ibu sewaktu mengandung
berumur 36 tahun, dan jarak gestasi kedua dan ketiga berkisar 1 tahun 8 bulan,
ibu pasien juga mengaku sering kelelahan karena harus mengurus anak dan
pekerjaan rumah. Berat badan ibu sebelum hamil 43 kg dengan tinggi badan
158 cm. IMT ibu sebelum hamil adalah 17,26 (berat badan kurang) dan selama
kehamilan hanya mengalami peningkatan berat badan sebanyak 6 kg. Keluarga
pasien juga merupakan golongan sosial ekonmi menengah kebawah.

4
Riwayat penyakit yang diderita ibu selama kehamilan yaitu tidak ada,
riwayat penyakit diabetes melitus (-), hipertensi (-), riwayat konsumsi obat-
obatan saat hamil (-), riwayat pemeriksaan antenatal (+) sering diperiksa ke
Puskesmas.
PEMERIKSAAN TANDA VITAL :
- Denyut Jantung : 124 x/menit
- Respirasi : 41 x/menit
- Suhu : 36,8°C
- Capillary Refill Time : < 2 detik

PEMERIKSAAN FISIK :
 Berat Badan Lahir : 2250 gr
 Panjang Badan Lahir : 46 cm
 Lingkar Kepala : 31 cm
 Lingkar Dada : 29 cm
 Lingkar Perut : 28 cm
 Lingkar Lengan : 9 cm
 Sistem Neurologis :
- Aktivitas bayi : kurang aktif
- Kesadaran : composmentis
- Fontanella : datar
- Sutura : belum menyatu
- Refleks terhadap cahaya : (+/+)
- Kejang : (-)

 Sistem Respirasi :
- Sianosis (-)
- Retraksi (+)
- Nafas cuping hidung (-)
- Merintih (+)

5
- Apneu (-)
- Bunyi nafas : bronchovesikuler
- Bunyi nafas tambahan (-)

Down’s Score : - Frekuensi nafas : 0


- Retraksi : 0
- Sianosis : 0
- Udara Masuk : 0
- Merintih : 1
Total : 1
Kesimpulan : gangguan nafas ringan

 Sistem Kardiovaskuler : - Bunyi jantung : S1-S2 regular murni


- Bising jantung (-)
 Sistem Hematologi : - Pucat (-)
- Ikterus (-)
 Sistem Gastrointestinal : - Kelainan dinding abdomen (-)
- Muntah (-)
- Diare (-)
- Umbilikus : bernanah (-), iritasi (-), edema (-)
 Sistem Genital : - Anus imperforata (-)
- Testis sudah turun dan rugae pada skrotum tampak
jelas (+)
 Pemeriksaan lain : - Ekstremitas : Akral hangat, lengkap
- Turgor : Baik
- Trauma Lahir :-
- Kelainan Kongenital : -

Ballard’s Score : Maturitas Neuromuskular Maturitas Fisik


- Sikap tubuh : 3 - Kulit : 2

6
- Persegi jendela : 3 - Lanugo : 2
- Recoil lengan : 3 - Permukaan Plantar :4
- Tanda selempang : 3 - Payudara : 4
- Sudut poplitea : 3 - Telinga dan mata : 3
- Tumit ke telinga : 3 - Kelamin : 3
Total : 36
Estimasi Minggu Kehamilan : 38 minggu
Estimasi usia kehamilan menurut kurva Lubscencho:
Bayi aterm (KMK)

RESUME :
Bayi perempuan berusia 1 jam 15 menit masuk ke ruang perawatan peristi.
Bayi lahir secara spotan di RSUD Undata dengan letak belakang kepala dan
lilitan tali pusat 2 kali, lahir langsung menangis. Berat lahir 2250 gram dengan

7
ketuban jernih. APGAR score 5/7, merintih (+), sianosis (-), kelainan
congenital (-), retraksi (+), PCH(-), mic (-), mec (-), anus (+).
Pada pemeriksaan fisik denyut jantung 124 x/menit, respirasi 41x/menit,
suhu 36,8°C, Capillary Refill Time : < 2 detik. Berat badan lahir 2250 gram.
Score down 2 (gangguan nafas ringan), Ballard’s score 36 dengan estimasi
minggu kehamilan : 38 minggu, estimasi berdasarkan kurva lubscenco : cukup
bulan dan kecil masa kehamilan.

DIAGNOSIS : BBLR (Bayi Cukup Bulan, Kecil Masa Kehamilan)

TERAPI :
 O2 1 lpm
 Menghangatkan bayi
 Inisiasi menyusui dini
 Perawatan tali pusat
 Tetes mata gentamicin
 Inj. Vitamin K1 1 mg
 Beri HB0

8
BAB III

DISKUSI

1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth
restriction).3
2. Klasifikasi
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR : 4
a. Menurut harapan hidupnya

 Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir <2500 gram.
 Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir <1500 gram.
 Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir < 1000 gram.

b. Menurut masa gestasinya

 Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa disebut
neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
 Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilannya (KMK).

c. Menurut masa kehamilan

 Bayi dari kehamilan kurang bulan


Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37
minggu.

9
Sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan, kesulitan
untuk mulai bernapas, menghisap, melawan infeksi & menjaga tubuhnya
agar tetap hangat.
 Bayi kecil untuk masa kehamilan

Adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik di dalam kandungan

Tiga kelompok bayi KMK :

o KMK lebih bulan


o KMK cukup bulan
o KMK kurang bulan
o Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu bernapas dan
menghisap dengan baik

Pada kasus ini, berat badan lahir bayi yaitu 2250gram hal ini menunjukkan
berada pada kelompok bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan masa gestasi
cukup namun kecil masa kehamilan hal ini berdasarkan perhitungan Ballard
score.

3. Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah.4
a. Faktor ibu

1) Penyakit kehamilan

Penyakit kehamilan atau komplikasi kehamilan seperti anemia,


perdarahan antepartum, preeklamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
Dapat pula berupa penyakit infeksi seperti malaria, infeksi menular
seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol juga secara langsung
dapat memperberat kondisi ibu dan janin.4

10
2) Ibu

Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
dan mempunyai riwayat BBLR sebelumnya. Aktivitas fisik yang
berlebihan menyebabkan penurunan daya tahan dan menambah kerentanan
pada bayi. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun selain
itu juga dari nutrsi ibu.4
Untuk kenaikan berat badan pada ibu hamil tergantung dari IMT.
IMT di dapatkan dari pembagian berat badan dalam satuan kilogram
dengan tinggi tubuh dalam satuan meter kuadrat.
Berat badan ibu normal menurut IMT,sebagai berikut :
1. IMT di bawah normal 18,5 (berat badan di bawah normal), maka
disarankan untuk menaikan bobot sekitar 12,7-18,1 kg
2. IMT sekitar 18,5-22,9 (berat badan normal), di sarankan untuk
menaikan bobot sekitar 11,3-15,9 kg
3. IMT diatas sekitar 23 (kelebihan berat badan) disarankan untuk
menaikan bobot sekitar 6,8-11,3 kg
4. IMT diatas 25 (obesitas), maka kamu disarankan untuk menaikan bobot
sekitar 5,0-9,1 kg
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.4
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah
dini.4

11
4. Komplikasi
BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai
permasalahan yang banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi
tubuh yang belum stabil.1
a. Termoregulasi
Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C- 37°C
dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang
umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada
kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena kemampuan
untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi
panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup
memadai, sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang akibat
lemak coklat yang tidak memadai, belum matangnya sistem saraf pengatur
suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding berat
badan sehingga mudah kehilangan panas.1
b. Gangguan pernafasan
Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot
respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu. Disamping
itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat mengakibatkan resiko
terjadinya aspirasi.1
c. Imaturitas imunologis
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal
melalui plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena pemindahan
substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir masa
kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan pembentukan antibodi menjadi
terganggu. Selain itu kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki
perlindungan seperti bayi cukup bulan sehingga bayi mudah menderita
infeksi.1

12
d. Masalah gastrointestinal dan nutrisi
Lemahnya reflek menghisap dan menelan, motilitas usus yang
menurun, lambatnya pengosongan lambung, absorbsi vitamin yang larut
dalam lemak berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot usus,
menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh,
meningkatnya resiko NEC (Necrotizing Enterocolitis). Hal ini
menyebabkan nutrisi yang tidak adekuat dan penurunan berat badan bayi.1
e. Imaturitas hati
Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin menyebabkan
timbulnya hiperbilirubin, defisiensi vitamin K sehingga mudah terjadi
perdarahan. Kurangnya enzim glukoronil transferase sehingga konjugasi
bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin darah yang berperan
dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar berkurang.1
f. Hipoglikemi
Asupan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah
ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan
terhentinya pemberian glukosa. Bayi berat lahir rendah dapat
mempertahankan kadar gula darah selama 72 jam pertama dalam kadar 40
mg/dl. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi.
Keadaan hipotermi juga dapat menyebabkan hipoglikemi karena stres
dingin akan direspon bayi dengan melepaskan noreepinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi paru. Efektifitas ventilasi paru menurun
sehingga kadar oksigen darah berkurang. Hal ini menghambat
metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang berakibat
pada penghilangan glikogen lebih banyak sehingga terjadi hipoglikemi.
Nutrisi yang tak adekuat dapat menyebabkan pemasukan kalori yang
rendah juga dapat memicu timbulnya hipoglikemi.1

13
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stres fisik
maupun psikologis. Adapun penatalaksanaan BBLR meliputi 5 :
a. Dukungan respirasi
Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan
mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen suplemen dan
bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini diposisikan
untuk memaksimalkan oksigenasi karena pada BBLR beresiko mengalami
defisiensi surfaktan dan periodik apneu. Dalam kondisi seperti ini diperlukan
pembersihan jalan nafas, merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk
mencegah aspirasi, posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini
menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi oksigen diberikan
berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi. Pemberian oksigen 100% dapat
memberikan efek edema paru dan retinopathy of prematurity.5
b. Termoregulasi
Kebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah tercapainya respirasi
adalah pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan panas pada
bayi distres sangat dibutuhkan karena produksi panas merupakan proses
kompleks yang melibatkan sistem kardiovaskular, neurologis, dan metabolik.
Bayi harus dirawat dalam suhu lingkungan yang netral yaitu suhu yang
diperlukan untuk konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Menurut
Thomas (1994) suhu aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C –
37,5°C, sedangkan menurut Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi
adalah 36,7°C – 37,3°C.5

14
Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan
melalui beberapa cara, yaitu6,7 :
 Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi
dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain
sebagai penggantinya.
 Pemancar pemanas
 Ruangan yang hangat
 Inkubator
c. Perlindungan terhadap infeksi
Perlindungan terhadap infeksi merupakan bagian integral asuhan semua
bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi BBLR
imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat rentan dengan
penyakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah infeksi antara
lain :
 Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
 Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan secara
teratur. Ruang perawatan bayi juga harus dijaga kebersihannya.
 Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki
ruang perawatan bayi sampai mereka dinyatakan sembuh atau disyaratkan
untuk memakai alat pelindung seperti masker ataupun sarung tangan
untuk mencegah penularan.6
d. Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada
bayi preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada
bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan
permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis terbatas pada

15
ginjal bayi preterm yang belum berkembang sempurna sehingga bayi tersebut
sangat peka terhadap kehilangan cairan.5
e. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR tetapi
terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai
mekanisme ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya berkembang.
Jumlah, jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan
kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau
dengan kombinasi keduanya.6,7
Bayi preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam
pemberian makan dibandingkan bayi cukup bulan. Mekanisme oral-faring
dapat terganggu oleh usaha memberi makan yang terlalu cepat. Penting untuk
tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas mereka dalam
menerima makanan. Toleransi yang berhubungan dengan kemampuan bayi
menyusu harus didasarkan pada evaluasi status respirasi, denyut jantung,
saturasi oksigen, dan variasi dari kondisi normal dapat menunjukkan stress
dan keletihan.
Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap, menelan,
dan bernapas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan penurunan saturasi
oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan menelan yang kurang, nutrisi
dapat diberikan melalui sonde ke lambung. Kapasitas lambung bayi prematur
sangat terbatas dan mudah mengalami distensi abdomen yang dapat
mempengaruhi pernafasan.6
f. Penghematan energi
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah
menghemat energi. Bayi yang dirawat di dalam inkubator tidak membutuhkan
pakaian , tetapi hanya membutuhkan popok atau alas. Dengan demikian
kegiatan melepas dan memakaikan pakaian tidak perlu dilakukan. Selain itu,
observasi dapat dilakukan tanpa harus membuka pakaian.6

16
Bayi yang tidak menggunakan energi tambahan untuk aktivitas
bernafas, minum, dan pengaturan suhu tubuh, energi tersebut dapat digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Mengurangi tingkat kebisingan
lingkungan dan cahaya yang tidak terlalu terang meningkatkan kenyamanan
dan ketenangan sehingga bayi dapat beristirahat lebih banyak.6
Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi bayi preterm dan
menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih menoleransi makanan, pola
tidur-istirahatnya lebih teratur. Bayi memperlihatkan aktivitas fisik dan
penggunaan energi lebih sedikit bila diposisikan telungkup.6
Perawatan Metode Kangguru (PMK) akan memberikan rasa nyaman
pada bayi sehingga waktu tidur bayi akan lebih lama dan mengurangi stress
pada bayi sehingga mengurangi penggunaan energi oleh bayi.6
g. Stimulasi Sensori
Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori yang khusus.
Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan yang diletakkan
dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi visual. Suara radio dengan
volume rendah, suara kaset, atau mainan yang bersuara dapat memberikan
stimulasi pendengaran. Rangsangan suara yang paling baik adalah suara dari
orang tua atau keluarga, suara dokter, perawat yang berbicara atau bernyanyi.
Memandikan, menggendong, atau membelai memberikan rangsang sentuhan.
Rangsangan suara dan sentuhan juga dapat diberikan selama PMK
karena selama pelaksanaan PMK ibu dianjurkan untuk mengusap dengan
lembut punggung bayi dan mengajak bayi berbicara atau dengan
memperdengarkan suara musik untuk memberikan stimulasi sensori motorik,
pendengaran, dan mencegah periodik apnea.6,7
h. Dukungan dan Keterlibatan Keluarga
Kelahiran bayi preterm merupakan kejadian yang tidak diharapkan dan
membuat stres bila keluarga tidak siap secara emosi. Orang tua biasanya
memiliki kecemasan terhadap kondisi bayinya, apalagi perawatan bayi di unit

17
perawatan khusus mengharuskan bayi dirawat terpisah dari ibunya. Selain
cemas, orang tua mungkin juga merasa bersalah terhadap kondisi bayinya,
takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut wajar, tetapi memerlukan
dukungan dari perawat.6
Perawat dapat membantu keluarga dengan bayi BBLR dalam
menghadapi krisis emosional, antara lain dengan memberi kesempatan pada
orang tua untuk melihat, menyentuh, dan terlibat dalam perawatan bayi. Hal
ini dapat dilakukan melalui metode kanguru karena melalui kontak kulit
antara bayi dengan ibu akan membuat ibu merasa lebih nyaman dan percaya
diri dalam merawat bayinya. Dukungan lain yang dapat diberikan perawat
adalah dengan menginformasikan kepada orang tua mengenai kondisi bayi
secara rutin untuk meyakinkan orang tua bahwa bayinya memperoleh
perawatan yang terbaik dan orang tua selalu mendapat informasi yang tepat
mengenai kondisi bayinya.7
Pada kasus komplikasi yang dapat di temui adalah :
 Hipotermi
 Hipoglikemi
 Masalah pemberian ASI
 Infeksi
 Ikterus
 Masalah perdarahan  IVH & PVH

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Surasmi A. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. EGC:Jakarta; 2003.

2. Husaini M. Perawatan Bayi Baru Lahir Eds 5. Gadjah Mada: Yogyakarta;


2003.

3. Pudjiadi A. Pedoman Layanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. IDAI:


Jakarta; 2010.

4. Proverawati A. BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah). Nuhan Medika :


Yogyakarta: 2010.

5. Wong . Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. EGC: Jakarta; 2008.

6. Sholeh K. Buku Ajar Neonatoli. IDAI : Jakarta; 2012.

7. Pillitteri A. Maternal and Child Health Nursing, : Care of The Childbearing


Family Ed 4.Lippincott: Philadelpia: 2003.

19

Anda mungkin juga menyukai