Pemupukan adalah pemberian bahan pada tanah untuk menyediakan unsur hara yang sesuai bagi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan ditujukkan agar kandungan hara tanaman berada pada
tingkat optimum. Penyusun rekomendasi pemupukan Tahun 2018 Kebun Kutai – PT. KBN disusun
berdasarkan:
1. Area Immature - umur </= 30 bulan : luas areal dan jumlah tanaman dan dosis TBM dari
masing-masing jenis tanah.
2. Area Mature - umur >30 bulan : luas areal dan jumlah tanaman, kandungan unsur hara daun
(serapan tanaman), kandungan unsur hara tanah, produksi dan performance tanaman, untuk
mengetahui kecukupan unsur hara tanaman dan memperoleh kesetimbangan unsur hara. Selain itu,
penyusunan rekomendasi pemupukan juga harus mempertimbangkan curah hujan dan sejarah
pemupukan sebagai acuan dalam pemberian dosis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
3. Jenis pupuk yang direkomendasikan untuk tanaman menghasilkan (mature area - umur > 30 bulan)
terdiri dari 2 alternatif yaitu jenis pupuk tunggal (stright fertilizer) dan pupuk majemuk (compound
fertlizer). Jenis pupuk tunggal meliputi Urea (45% N), Triple Super Phosphate/TSP (45% P2O5),
KCL (60% K2O), Kieserite (26% MgO) dan Borate/HGFB (48%B2O3). Sedangkan Jenis pupuk
compound berupa NPK 13:6:27:4 dengan kandungan unsur hara terdiri dari N (13%), P2O5 (6%),
K2O (27%) dan MgO (4%).
Untuk memperoleh dampak positif dari pemberian pupuk bagi tanaman, maka aplikasi pupuk harus
dilakukan tepat waktu dan tepat cara. Aplikasi pupuk yang baik akan ditunjukkan dengan pertumbuhan
tanaman yang baik dan produksi yang optimum.
a. Nitrogen (N)
Rerata kandungan N daun tahun 2018 untuk tanaman dengan tahun tanam 2010, 2011 dan 2012
masih berada di bawah level optimum kandungan N daun. Sedangkan rerata kandungan N daun
Gamba. Grafik evolusi N daun tahun 2018
tanaman dengan tahun tanam 2005 dan 2006 sudah berada pada level optimum.
b. Fosfor (P)
Rerata kandungan P daun tahun 2010 semua tahun tanam berada di bawah level optimum kandungan
P daun. Hal ini menyebakan kesetimbangan N/P daun berada di bawah level kritis (critical level).
Gejala defisiensi P di lapangan terlihat dari diamter batang yang semakin mengecil di bagian atas.
c. Kalium (K)
Rerata kandungan K daun tahun 2018 untuk tanaman dengan tahun tanam 2006, 2011 dan 2012
masing berada di bawah level optimum kandungan K daun. Sedangkan rerata kandungan K daun
tanaman dengan tahun tanam 2005 dan 2010 sudah berada pada level optimum kandungan K daun.
Tabel. Status K Daun Tahun 2018
Pupuk Majemuk
- Aplikasi pupuk NPK dilakukan sebanyak 3 kali dalam setahun yaitu:
- Aplikasi 1: Februari – Maret
- Aplikasi 2: Juli – Agustus
2. Kandungan Unsur Hara Tanah - Aplikasi 3: Oktober - November
Pengambilan sampel tanah dilakukan tanggal 24 Januari – 6 Februari 2018. Sampel tanah diambil di - Aplikasi pupuk TSP dan Borate dilakukan bulan Juni – Juli.
sekitar piringan dengan kedalaman 30 cm pada pokok yang sudah ditentukan. Sampel tanah dalam satu - Aplikasi pupuk Kieserite dilakukan bulan November.
blok selanjutnya dikomposit dan dianalisis. Tabel. Total Kebutuhan Pupuk Rekomendasi Tahun 2018 Menggunakan Pupuk Tunggal
Hasil analisis sampel tanah menunjukkan bahwa kandungan C-organik, N-total dan P-tersedia secara
umum masih rendah pada semua lokasi. Hal ini berpengaruh pada kemampuan tanah menyediakan
unsur hara bagi tanaman. Rendahnya kandungan N-total dan P-tersedia di dalam tanah mempengaruhi
serapan unsur hara tersebut oleh tanaman, dimana kandungan unsur hara N dan P di daun juga rendah.
Kapasitas tukar kation tanah (KTK) juga sebagian besar rendah, yang menunjukkan bahwa meskipun
kandungan kation tanah tinggi tetapi yang bisa dipertukarkan dan diserap tanaman rendah. Rendahnya
KTK tanah juga akan menyebabkan unsur hara di dalam tanah mudah hilang (losses) melalui proses
pencucian (leaching). KTK tanah bisa diperbaiki dengan penambahan bahan organik.
Tabel. Status Kandungan Masing-Masing Unsur Hara Tanah
Penaburan pupuk makro N-P-K dan Kieserite harus dilakukan secara merata (tidak membentuk
cincin/menggumpal) dan penaburan pupuk diarahkan dari setengah lebar tajuk ke luar piringan sampai
batas tajuk terluar tanaman sawit.
Penaburan pupuk mikro Borate harus dilakukan secara merata (tidak membentuk cincin/menggumpal)
dan penaburan pupuk diarahkan sekitar 25-50 cm dari pangkal batang.
Kondisi piringan harus dipastikan bersih dari gulma/ kacangan serta kondisinya tidak tergenang.
Jarak aplikasi antar jenis pupuk minimal 3 minggu untuk mengurangi pengaruh antagonis masing-
masing pupuk, terutama aplikasi KCL dan Kieserite/ Dolomit.
Pada saat curah hujan rendah atau musim kering, maka aplikasi pupuk harus mempertimbangkan
frekuensi curah hujan dengan ketentuan:
- Pemupukan harus dihentikan segera apabila 7 hari berturut-turut tidak terjadi hujan.
- Pemupukan dapat dilanjutkan segera apabila terdapat minimal 2 hari hujan dengan curah hujan
minimal 5 mm atau 1 hari hujan dengan curah hujan 10 mm.
- Pada saat musim hujan, apabila terjadi hujan lebih dari 50 mm, maka tidak dapat dilakukan aplikasi
pupuk sampai 24 jam berikutnya (tergantung kondisi tanah khususnya infiltrasi, pada prinsipnya
aplikasi pupuk tidak boleh dilakukan pada kondisi tanah jenuh air).
Tabel. Total Kebutuhan Pupuk Rekomendasi Tahun 2018 Menggunakan Pupuk Majemuk Penghargaan
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Seluruh Pimpinan dan Staf Kebun atas
kerjasama yang baik selama kunjungan berlangsung.
Sehubungan dengan jenis tanah dan distribusi curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun akan
mempengaruhi efisiensi pupuk yang diaplikasikan, maka selain dosis, juga perlu diperhatikan cara dan
waktu aplikasi pupuk, yaitu :
Ketersediaan pupuk yang tepat waktu sehingga Kebun dapat melakukan pemupukan dengan benar dan
tepat waktu.