Anda di halaman 1dari 42

Case Report Session

Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja

di Puskesmas Lubuk Kilangan

oleh :

Firdaini 1740312092

Preseptor :

dr. Husna Yetti, Ph.D

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2018

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. tentang

pokok-pokok tenaga kerja, Dalam pasal 86 dinyatakan bahwa setiap pekerja atau

buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan

kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat

dan martabat serta nilai-nilai agama. Kesehatan Kerja yang berlokasi di

perusahaan maupun di ranah publik sebagai pemberi jasa (provider), dapat

memberikan jasa pelayanan kesehatan kerja yang sederhana sampai dengan yang

komprehensif, dan terintegrasi dalam sistem rujukan dengan jejaring fasilitas

kesehatan lainnya.1

Menurut undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan pada BAB XII Kesehatan Kerja Pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa

upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan

terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh

pekerjaan. Pengelola tempat kerja wajib mentaati standar kesehatan kerja yang

ditetapkan pemerintah, menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung

jawab atas terjadinya kecelakaan kerja. Selanjutnya pada pasal 165, dijelaskan

bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala upaya kesehatan melalui

upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja namun seiring

dengan itu pekerja juga dalam hal ini bertanggung jawab menjaga kesehatan

tempat kerja serta mentaati peraturan yang berlaku ditempat kerja.2

2
Sesuai dengan pernyataan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004

tentang kebijakan dasar puskesmas dijelaskan bahwa puskesmas merupakan unit

pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja. Tercapainya visi

pembangunan kesehatan tersebut, dilakukan upaya kesehatan termasuk di

dalamnya Upaya Kesehatan Kerja mengingat tingginya risiko kesehatan dan

keselamatan kerja bagi pekerja dan adanya amanat dalam Undang-undang untuk

menerapkan kesehatan kerja di tempat kerja.3

Upaya Kesehatan Kerja merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas

dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja

kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas. Bentuk upaya

kesehatan kerja puskesmas salah satunya adalah dibentuknya Pos Upaya

Kesehatan Kerja (Pos UKK) di daerah pemukiman penduduk atau di lokasi

kelompok pekerja. Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat (UKBM) yang memberikan pelayanan kesehatan dasar (primary

health care) bagi masyarakat pekerja, terutama pekerja informal.4

Tujuan dari Upaya Kesehatan Kerja ini secara umum yaitu meningkatkan

kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi

peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktifitas kerja serta

peningkatan kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan, pemajanan bahan-bahan yang dapat membahayakan

lingkungan kerja dan masyarakat serta penerapan prinsip-prinsip ergonomik.5

3
Puskesmas Lubuk Kilangan adalah salah satu puskesmas sebagai fasilitas

kesehatan layanan primer di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang. Sesuai

dengan Permenkes, Puskesmas Lubuk Kilangan memiliki program wajib dan

program pengembangan. Salah satu program pengembangannya adalah program

Upaya Kesehatan Kerja. Di wilayah kerja Lubuk Kilangan sudah terbentuk dua

pos UKK. Telah ada program upaya promotif, preventif dan kuratif kesehatan

kerja.6

Dalam pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan Kesehatan Kerja di wilayah

kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, masih terdapat beberapa kendala dan

permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik

untuk mengetahui penerapan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja di Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaiamana pelaksanaan program UKK di Puskesmas Lubuk Kilangan?

2. Masalah apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan progam UKK di

Puskesmas Lubuk Kilangan

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui program UKK di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pelaksanaan program UKK di Puskesmas Lubuk

Kilangan.

4
Untuk mengetahui masalah yang ditemui dalam pelaksanaan progam UKK di

Puskesmas Lubuk Kilangan

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk kepada

berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan dan diskusi

dengan penanggung jawab program UKK di Puskesmas Lubuk Kilangan.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

2.1.1 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan

penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan

pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan

pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi antara

pekerjaan dengan manusia dan manusia dengan jabatannya.7

2.1.2 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi

terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap

manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, tempat

bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung.7

2.1.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah upaya untuk memberikan

jaminan keselamatan dan meningkatakan derajat kesehatan para pekerja/buruh

dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian

bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabiltasi.7

2.1.4 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian

6
pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju

tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.8

Suatu kasus dinyatakan kasus kecelakaan kerja apabila terdapat unsur ruda

paksa yaitu cedera pada tubuh manusia akibat suatu peristiwa atau kejadian

(seperti terjatuh, terpukul, tertabrak dan lain lain) dengan kriteria sebagai berikut:

a. kecelakaan terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja

atau sebaliknya melalui jalan yang biasa dilalui atau wajar dilalui. Pengertian

kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat

kerja adalah sejak tenaga kerja tersebut keluar dari halaman rumah dan berada

di jalan umum. Sehingga untuk pembuktiannya harus dilengkapi dengan surat

keterangan dari pihak kepolisian atau 2 (dua) orang saksi yang mengetahui

kejadian.

b. Pengertian kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja mempunyai arti yang

luas, sehingga sulit untuk diberikan batasan secara konkrit. Namun demikian

sebagai pedoman dalam menentukan apakah suatu kecelakaan termasuk

kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja dapat dilihat dari:

1) Kecelakaan terjadi di tempat kerja.

2) Adanya perintah kerja dari atasan/pemberi kerja/pengusaha untuk

melakukan pekerjaan.

3) Melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan;

dan/atau.

4) Melakukan hal-hal lain yang sangat penting dan mendesak dalam jam kerja

atas izin atau sepengetahuan perusahaan.

7
2.1.5 Penyakit Akibat Kerja

Penyakit Akibat Kerja (PAK /Occupational Disease) yaitu penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.8

2.1.6 Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)

Penyakit Akibat Hubungan Kerja/Penyakit Terkait Kerja (work related

disease) adalah penyakit yang dicetuskan atau diperberat oleh pekerjaan atau

lingkungan kerja tidak termasuk PAK.

2.2 Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Penyebab Penyakit Akibat Kerja Penyebab penyakit akibat kerja dibagi

menjadi 5 (lima) golongan, yaitu:9

1. Golongan fisika Suhu ekstrem, bising, pencahayaan, vibrasi, radiasi pengion

dan non pengion dan tekanan udara.

2. Golongan kimia Semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, uap logam, gas,

larutan, kabut, partikel nano dan lain-lain.

3. Golongan biologi Bakteri, virus, jamur, bioaerosol dan lain-lain.

4. Golongan ergonomi Angkat angkut berat, posisi kerja janggal, posisi kerja

statis, gerak repetitif, penerangan, Visual Display Terminal (VDT) dan lain-

lain.

5. Golongan psikososial Beban kerja kualitatif dan kuantitatif, organisasi kerja,

kerja monoton, hubungan interpersonal, kerja shift, lokasi kerja dan lain-lain.

2.3 Prinsip-Prinsip Penyakit Akibat Kerja

Dalam mendiagnosis penyakit akibat kerja terdapat 3 (tiga) prinsip yang

harus diperhatikan:9

1. Hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit.

8
2. Frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi daripada pada

masyarakat.

3. Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit.

2.4 Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Diagnosis penyakit akibat kerja dilaksanakan dengan pendekatan tujuh

langkah yang meliputi: 9

a. penegakan diagnosis klinis.

b. penentuan pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja.

c. penentuan hubungan antara pajanan dengan penyakit.

d. penentuan kecukupan pajanan

e. penentuan faktor individu yang berperan

f. penentuan faktor lain di luar tempat kerja.

g. penentuan diagnosis okupasi.

Diagnosis penyakit akibat kerja dilakukan untuk menentukan seorang pekerja

terkena penyakit akibat kerja dan jenis penyakit akibat kerja.9

Gambar 2.1 Tujuh Pendekatan Diagnosis PAK.9

9
2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja

Dalam melaksanakan pekerjaan seorang pekerja perlu mempunyai kesadaran

dalam bersikap waspada untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Keselamatan dan

keamanan dalam bekerja sangat penting sekali bagi para pekerja oleh karena itu

sebelum melakukan pekerjaan pekerja harus memperhatikan prosedur

keselamatan dan keamanan kerja. 2

Untuk dapat bekerja dengan selamat/aman, maka perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut: 3

1. Perlu adanya pelatihan dalam menggunakan berbagai peralatan kerja dan cara

menggunakannya.

2. Menggunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar.

3. Menggunakan peralatan pelindung diri.

4. Dalam bekerja harus selalu memperhatikan apa yang dikerjakan.

5. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru dalam melakukan pekerjaan.

6. Menghindari sikap ceroboh.

7. Gunakan pakaian sesuai dengan jenis pekerjaan.

Pencegahan kecelakaan yang dilakukan dapat berupa : 10

1. Pencegahan secara teknis

Adapun cara yang dipakai adalah :

a. Melakukan inspeksi terencana.

b. Menyediakan alat-alat pelindung diri sesuai dengan kondisi kerja dimana

pekerja melakukan pekerjaan.

c. Sosialisasi penggunaan alat pelindung diri.

10
d. Mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membicarakan masalah

keselamatan kerja.

2. Pencegahan secara psikologis

Pencegahan secara psikologis ditujukan untuk membangkitkan dan

memelihara minat dan partisipasi pekerja terhadap keselamatan kerja.

Adapun cara yang dapat dipakai antara lain:

a. Visual method ( peragaan).

b. Membuat poster, slogan ataupun film tentang keselamatan kerja.

c. Mengadakan latihan keterampilan.

d. Menanamkan rasa kesadaran atau disiplin tinggi tentang pentingnya

keselamatan dalam bekerja.

Dalam sebuah perusahaan perlu mempunyai tanda bahaya. Tanda bahaya

adalah alat yang dibunyikan/dinyalakan secara otomatis ataupun secara

manual yang digunakan untuk memberikan peringatan kepada orang-orang di

sekitar tentang akan terjadi bahaya atau terjadi situasi darurat. Alat ini

biasanya berbunyi keras, sehingga menarik perhatian orang-orang yang ada di

sekitarnya.

Ada beberapa tanda bahaya yang berlaku secara umum, baik ditempat kerja

maupun di tempat umum di antaranya adalah:

a. Alarm kebakaran

b. Bunyi sirine ambulans

c. Alarm kebocoran gas

11
2.6 Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Pencegahan terhadap penyakit akibat kerja seawal mungkin adalah

kebijakan yang paling utama.pencegahan mempunyai dua aspek yaitu

administrasi dan teknis. Administrasi dalam artian menajerial dan teknis yaitu

penerapan secara nyata di lapangan pada tenaga kerja, pekerjaan dan lingkungan

kerja. 2

Berikut ini beberapa cara dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:

─ Memakai alat pelindung diri secara baik, benar dan teratur

─ Mengenali resiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut

─ Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan

Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh seperti

berikut ini: 11

NO Jenis Pencegahan Tindakan Pencegahan

1 Pencegahan Primer  Perilaku kesehatan.


(Health Promotion):  Faktor bahaya di tempat kerja.
 Perilaku kerja yang baik.
 Olahraga.
 Gizi.

2 Pencegahan Sekunder  Pengendalian melalui


(Specifict Protection): perundang
 undangan.
 Pengendalian
administratif/organisasi
 Rotasi/pembatas jam kerja.
 Pengendalian teknis: subtitusi,
isolasi, alat pelindung diri
(APD).
 Pengendalian jalur kesehatan
imunisasi

3 Pencegahan Tersier:  Pemeriksaan kesehatan pra-


kerja.

12
 Pemeriksaan kesehatan berkala.
 Pemeriksaan lingkungan secara
berkala.
 Surveilans.
 Pengobatan segera bila
ditemukan gangguan pada
pekerja.
 Pengendalian segera ditempat
kerja

Secara teknis aktivitas pencegahan adalah pengenalan risiko bahaya pekerjaan

dan lingkungan kerja terhadap kesehatan berupa pengukuran, evaluasi, dan

upaya pengendalianya.2

2.7 Pencatatan dan Pelaporan

2.7.1 Pencatatan

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan penyelenggara pelayanan penyakit

akibat kerja wajib melakukan pencatatan kasus diduga penyakit akibat

kerja dan kasus penyakit akibat kerja di dalam rekam medis. Pencatatan

penyakit akibat kerja dilakukan sebagai bagian dari surveilans kesehatan

pekerja.9

2.7.2 Pelaporan

Pelaporan dilakukan secara berjenjang mulai dari pelayanan kesehatan

kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, dilanjutkan ke dinas kesehatan

provinsi, dan Kementerian Kesehatan melalui Direkrorat Jenderal

Kesehatan Masyarakat. Pelaporan terkait dengan pembiayaan oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan disesuaikan dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.9

13
2.8 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

2.8.1 Pengertian Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014, Pusat Kesehatan

Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif untuk mencapai derjat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.11

2.8.2 Fungsi Pusat Kesehatan Masyarakat

Puskesmas berperan sebagai penyelanggara upaya kesehatan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas juga

memiliki fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan

strata pertama.11

2.8.3 Upaya Kesehatan Puskesmas

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari:11

a. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib merupakan upaya kesehatan yang wajib

dilaksanakan oleh seluruh puskesmas untuk mendukung pencapaian standar

pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya ini terdiri dari

pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, pelayanan

pengobatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan promosi kesehatan,

14
laboratorium sederhana, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit,

pencatatan dan pelaporan.

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

Merupakan upaya kesehatan yang kegiatannya memerlukan upaya bersifat

inovatif, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan dan potensi sumber daya

yang tersedia. Upaya Kesehatan Pengembangan adalah Upaya Kesehatan

Sekolah, Upaya Kesehatan Olahraga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan

Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Lansia, dan sebagainya

2.9 Upaya Kesehatan Kerja

Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat

dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh

pekerjaan. Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja dan

menjamin lingkungan kerja yang sehat. Di samping itu, pengelola tempat kerja

wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.2

2.9.1 Pengertian Upaya Kesehatan Kerja

Upaya kesehatan kerja merupakan salah satu kegiatan upaya pengembangan

Puskesmas dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan kerja bagi

masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas. Bentuk nyata dari kegiatan

tersebut meliputi pelayanan kesehatan pada masyarakat pekerja yang berada di

wilayah kerja Puskesmas terdiri dari bentuk upaya peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan.12

2.9.2 Tujuan dan Sasaran Upaya Kesehatan Kerja

15
a) Tujuan Umum12

Meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri

sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan peningkatan produktifitas kerja

melalui upaya kesehatan kerja.

b) Tujuan Khusus 12

1) Peningkatan kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

2) Peningkatan keselamatan kerja dengan mencegah pemajanan bahan-

bahan yang dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat serta

penerapan prinsip-prinsip ergonomik.

3) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan

keluarganya yang belum terjangkau pelayanan kesehatan kerja.

Meningkatkan kemitraan melalui kerjasama lintas program, lintas sektor

dan LSM dalam upaya kesehatan kerja

Sasaran dalam pelaksanaan Upaya Keselamatan dan kesehatan kerja dapat

dibagi menjadi :

a. Sasaran langsung

Sebagai sasaran langsung dari upaya kesehatan kerja di Puskesmas adalah

masyarakat pekerja di sektor kesehatan, antara lain: Puskesmas, Balai

Pengobatan, Laboratorium Kesehatan, Pos UKK dan Jaringan dokter perusahaan

bidang kesehatan kerja.

b. Sasaran tidak langsung

16
Sasaran tidak langsung diberikan kepada masyarakat pekerja formal

maupun pekerja informal.13

2.9.3 Ruang Lingkup Upaya Kesehatan Kerja

Ruang lingkup upaya kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian

antara pekerja dengan pekerja dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun

psikis dalam cara / metode kerja, proses kerja dan kondisi kerja yang bertujuan

untuk: 12

a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di

semua lapangan pekerjaan yang setinggi tingginya baik secara fisik, mental

maupun kesejahteraan sosialnya.

b. Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh

keadaan/ kondisi lingkungan kerja.

c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaanya dari

kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang

membahayakan kesehatan.

d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang

sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaan.

2.10 Penyelenggaraan UKK di Puskesmas

Strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan

diselenggarakannya Upaya Kesehatan Kerja ini dapat berupa:

a) Dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh dalam pola yankes puskesmas

bagi pekerja dan keluarganya.

17
b) Dilakukan melalui pelayanan paripurna, yang menekan pada pelayanan

kesehatan kerja, keselamatan kerja, kesehatan keselamatan kerja.

c) Dilakukan melalui peran serta aktif masyarakat pekerja melalui pendekatan

PKMD.

Dalam menyelenggarakan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas kegiatan

yang dapat dilakukan yaitu :

1) Identifikasi masalah:

a) Pemeriksaan kesehatan

Dengan dilakukannya pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala, dan

perhatian khusus pada organ tubuh yang mungkin terkena penyakit

akibat kerja.

b) Pemeriksaan kasus

Merupakan pemeriksaan terhadap penderita yang datang berobat ke

puskesmas atau yang dirujuk oleh kader kesehatan.

c) Peninjauan tempat kerja

Untuk menentukan bahaya akibat kerja dan masalah yang dihadapi di

tempat kerja ( fisik, kimia, biologis, fisiologi).

2) Kegiatan pencegahan (preventif):

a) Penyuluhan kesehatan/latihan mengenai bahaya penyakit akibat kerja,

latihan tata kerja yang benar dan cara menghindar bahaya akibat kerja

(bahaya bahan kimia dan zat-zat lainnya).

b) Kegiatan ergonomik bertujuan untuk mencapai kesesuaian antara alat

kerja dengan pekerjaan agar tidak terjadi stress fisik akibat kerja.

18
c) Kegiatan monitoring mengenai bahaya akibat kerja yang dilakukan oleh

anggota kelompok kerja yang dilatih untuk mendeteksi pencemaran zat

kimia, pestisida, dll.

d) Perbaikan mesin / alat kerja yang ditujukan pada industri kecil dan pada

pemaparan/pencemaran karena bahan-bahan produksi.

e) Pemakaian alat pelindung yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan

bahaya yang dihadapi serta dilakukan untuk mencegah penyakit dan

kecelakaan akibat kerja.10,12

3) Kegiatan pengobatan (kuratif):

a) Pendekatan sistem organ tubuh (pengobatan yang pada organ tubuh yang

terkena)

b) Pendekatan jenis pernapasan (exposure)

Dengan cara menetapkan jenis pernapasan yang dialami pekerja serta

kemungkinan akibat patologinya.

c) Pengobatan secara spesifik ditujukan untuk mengatasi bahaya akibat

kerja.

4) Kegiatan pemulihan (rehabilitatif):

a) Bertujuan untuk memulihkan fungsi alat tubuh yang cidera akibat

penyakit dan kecelakaan kerja.

b) Mengidentifikasi kasus yang membutuhkan pemulihan dan merujuknya

ke RS atau pusat rehabilitasi.

5) Kegiatan rujukan:

a) Rujukan medik (kasus yang tidak ditanggulangi oleh puskesmas untuk

pengobatan lebih lanjut).

19
b) Rujukan kesehatan ditujukan terhadap pencemaran lingkungan (ke Balai

Teknis Kesehatan Lingkungan (BTKL), Pusat Laboratorium Kesehatan

Departemen Kesehatan, Balai Hiperkes Depnaker.12

2.11 Pos Upaya Kesehatan kerja

Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan

kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang

diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja. Pos UKK

merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)

yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat pekerja

terutama pekerja informal.4

Menurut Depkes RI (2006), Pos UKK diperlukan karena: 1) makin

meningkatnya jumlah pekerja dan sebagian besar belum mendapatkan

pelayanan kesehatan kerja yang memadai, serta masih banyak tempat kerja

yang belum melaksanakan kesehatan kerja; 2) beberapa penelitian

menunjukkan bahwa masyarakat pekerja banyak mengalami penyakit akibat

kerja dan kecelakaan kerja yang dapat menurunkan produktivitas kerja; dan 3)

Pos UKK diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan sederhana bagi

masyarakat pekerja yang berisiko terpajan oleh pekerjaan dan lingkungan

kerjanya sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri.4

2.11.1 Dasar Hukum Pembentukan Pos UKK

a. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28 ayat (1) tentang hak untuk

memperoleh pelayanan kesehatan.

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

20
c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan BAB XII

Kesehatan Kerja.

e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

f. Keputusan Menteri Kesehatan 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar

Pusat Kesehatan Masyarakat.

g. Keputusan Menteri Kesehatan 1758 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan

Kesehatan Dasar.

h. Kementerian Tenaga Kerja tentang kewajiban melapor PAK/PAHK.4

2.11.2 Tujuan Pembentukan Pos UKK

Tujuan pembentukan Pos UKK ini adalah:4

a) Tujuan Umum

Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif.

b) Tujuan Khusus

1) Meningkatnya pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan kerja.

2) Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk menolong dirinya

sendiri.

3) Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh kader,

masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan kerja.

4) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja

terhadap risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan.

5) Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan terhadap Pos UKK.

21
6) Meningkatnya peran aktif lintas program dan lintas sector terkait dalam

penyelenggaraan Pos UKK.

2.11.3 Persyaratan Pembentukan Pos UKK

Pos UKK dapat dibentuk di lokasi pekerja dengan jumlah pekerja minimal

10 sampai paling banyak 50 pekerja dan diutamakan dari jenis pekerjaan yang

sama.

a. Ada kelompok pekerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan kerja.

b. Ada keinginan masyarakat pekerja membentuk Pos UKK.

c. Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK.

d. Ada tempat yang memadai untuk dijadikan Pos UKK yang dilengkapi

dengan papan nama Pos UKK, untuk melakukan kegiatan.

e. Tersedianya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan

pertolongan pertama pada penyakit (P3P).

f. Tersedianya contoh alat pelindung diri (APD) untuk pekerja sesuai dengan

jenis pekerjaannya.

g. Timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan.

h. Meja, kursi, tempat tidur, dan lemari obat.

i. Adanya buku pencatatan dan pelaporan.

j. Adanya buku panduan dan media penyuluhan alat tulis.4

2.11.4 Tahap-Tahap Pembentukan Pos UKK

Pembentukan Pos UKK melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1) Pertemuan tingkat desa bertujuan untuk meningkatkan kepedulian

masyarakat pekerja terhadap pentingnya kesehatan bagi pekerja dengan

22
melibatkan perangkat desa, pekerja, pengusaha, lintas sector terkait, LSM,

dan lain-lain

2) Survey mawas diri bertujuan untuk melakukan identifikasi masalah

kesehatan pekerja.

3) Musyawarah Masyarakat Desa bertujuan untuk menetapkan prioritas

masalah dan menetapkan rencana pemecahan masalah.

4) Pelatihan Kader Pos UKK bertujuan meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan kader dalam pelayanan kesehatan kerja.

5) Pembentukan Pos UKK bila langkah 1-4 sudah dilakukan.

6) Pembinaan Pos UKK.4

2.11.5 Kader Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

Kader Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) adalah pekerja, sukarela, yang

bertugas meningkatkan kesehatan diri dan kelompoknya. Persyaratan yang harus

dipenuhi sebagai kader UKK adalah dipilih dari dan oleh masyarakat pekerja, bisa

baca tulis, tinggal di lingkungan tempat bekerja, mau, mampu bekerja sukarela,

mempunyai waktu, sudah dilatih dan paham prinsip kesehatan kerja.4

2.11.6 Peran Kader Pos UKK

Peran kader pos UKK antara lain:4

a) Melakukan identifikasi masalah kesehatan di lingkungan kerja dan sumber

daya pekerja.

b) Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di lingkungan kerja.

c) Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkungan kerja melalui promosi

tentang kesehatan kerja.

23
d) Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan di

lingkungan kerja.

e) Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar, yakni upaya pelayanan yang

diberikan pada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna

(peningkatan kesehatan kerja, pencegahan dan penyembuhan penyakit

akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja serta pemulihan PAK dan

PAHK).

f) Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah

kesehatan pekerja

g) Melaksanakan rujukan ke puskesmas

h) Pencatatan dan pelaporan.

2.11.7 Fungsi kader pos UKK

Setelah terlatih sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan

fungsi (tupoksi) yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain:4

1) Pertemuan Tingkat Pekerja (PTP): mengadakan sosialisasi upaya kesehatan

kerja di tempat kerja, merencanakan pelaksanaan survey mawas diri dan

musyawarah masyarakat pekerja

2) Survey Mawas Diri (SMD): pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah

kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja

mengenai kesehatan kerja

3) Musyawarah Masyarakat Pekerja (MMP): mengenal masalah kesehatan dan

keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga pekerja, petugas puskesmas,

aparat pemerintah.

24
4) Membentuk Pos UKK: menentukan pengurus Pos UKK, jadwal kegiatan,

rencana kerja tahunan, target, pembiayaan, lokasi dekat tempat kerja

5) Perencanaan UKK: menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil

SMD, menentukan prioritas masalah, perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan

target kegiatan

6) Penyuluhan UKK: materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan,

potensi, risiko bahaya, penggunaan APD (alat pelindung diri), pengolahan

limbah, penyakit dan kecelakaan akibat kerja

7) Pemeriksaan Kesehatan, P3K DAN P3P: membantu petugas kesehatan,

pemeriksaan kesehatan umum, pengadaan dan pengelolaan kartu kunjungan,

formulir status kesehatan pekerja, membuat daftar penyakit akibat kerja,

pemberian obat bebas pada penyakit ringan

8) Upaya Rujukan: merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang

tidak bisa tertangani.

9) Pencatatan Pelaporan: membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan

pelayanan

10) Kerjasama Lintas Sektoral: pertemuan berkala dengan anggota pos UKK,

pertemuan ruitn teratur dengan petugas, kunjungan rumah kepada pekerja,

membantu kesulitan pekerja

11) Mengelola Sumber Keuangan UKK: mengatur sumber pemasukan dan

pengeluaran Pos UKK

12) Membantu Pemberdayaan Ekonomi Pekerja: integrasi kegiatan ekonomi

yang menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan dana simpan pinjam

(koperasi), pemberiaan kredit modal usaha, penyediaan alat kesehatan kerja.

25
13) Membina Kemampuan Diri: meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan

dan penataran, pertemuan rutin anggota UKK, kunjungan lapangan,

melaksanakan kegiatan secara kontinyu.

2.11.8 Peran Puskesmas dalam kegiatan pos UKK4

1. Sebagai fasilitator dalam pembentukan dan pembinaan Pos UKK di

wilayah kerja.

2. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala.

3. Sebagai rujukan pelayanan kesehatan kerja

4. Menggalang Kerjasama dengan berbagau pihak dalam pembinaan dan

pengembangan Pos UKK.

5. Membangun komitmen dengan kader, tokoh masyarakat, tokoh agama,

perusahaan dan sektor swasta dalam pembinaan dan pengembangan Pos

UKK.

26
BAB 3

ANALISIS SITUASI

3.1 Gambaran Umum Puskesmas Lubuk Kilangan

Puskesmas Lubuk Kilangan terletak di salah satu kelurahan pada Kecamatan

Lubuk Kilangan kota Padang yaitu kelurahan Bandar Buat. Puskesmas Lubuk

Kilangan didirikan di atas tanah wakaf yang diberikan oleh Kerapatan Adat

Nagari (KAN) pada tahun 1981 dengan luas tanah 270 m2. Gedung Puskesmas

didirikan pada tahun 1983 dengan luas bangunan 140 m2.

3.2 Keadaan Geografis

Puskesmas Lubuk Kilangan terletak di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota

Padang yang terdiri 7 (Tujuh) kelurahan. Dengan luas wilayah + 85,99 Km2

terdiri dari 7 kelurahan sebagai berikut:

a. Kelurahan Batu Gadang : 19.29 Km2

b. Kelurahan Indarung : 52.1 Km2

c. Kelurahan Padang Besi : 4.91 Km2

d. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 Km2

e. Kelurahan Koto Lalang : 3.32 Km2

f. Kelurahan Baringin : 1.65 Km2

g. Kelurahan Tarantang : 1.85 Km2

Dengan kondisi 40% dataran rendah dan 60 % dataran tinggi Curah hujan ±

471 mm/bulan , temperatur antara 28 0C– 310C adapun batas wilayah sebagai

berikut :

27
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok

c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan (Sumber: Laporan

Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017)

Dilihat dari segi topografis dan geografis Puskesmas Lubuk Kilangan yang

terletak di Jl. Ulu Gadut, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang dapat

terjangkau dengan kendaraan roda dua atau roda empat pribadi maupun sarana

angkutan umum berupa angkutan kota dan ojek sehingga akses masyarakat ke

puskesmas mudah.

3.3 Keadaan Demografi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang untuk Kecamatan

Lubuk Kilangan Kota Padang tahun 2017 yang dipublikasikan pada tahun 2017

28
jumlah Penduduk Kec. Lubuk Kilangan adalah sebanyak 54.792 jiwa dengan

jumlah KK 17.254, RT Sebanyak 199 dan RW sebanyak 48 dengan rata-rata

anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk 614/km². Adapun rincian

jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2017

No Kelurahan JML KK JML JIWA RT RW

1 Bandar Buat 4728 15.574 45 11


2 Padang Besi 2264 7.619 24 5
3 Indarung 3811 11.507 44 12
4 Koto Lalang 2579 7.824 31 6
5 Batu Gadang 2530 7.575 31 6
6 Baringin 460 1.652 6 2
7 Tarantang 882 3.041 14 3

Jumlah 17.254 54.792 199 48

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2017)

Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan adalah

sebanyak 54.792 jiwa dengan jumlah KK 17.254, RT sebanyak 199 dan RW

sebanyak 48.14

3.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana kesehatan puskesmas lubuk kilangan dapat dilihat pada tabel berikut :

29
Tabel 3.2 Kondisi Sarana Kesehatan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017

Kondisi
Jenis Sarana dan
No Jum
Prasarana Rusak Rusak Rusak
lah Baik
Ringan Sedang Berat
I Sarana Kesehatan
1Puskesmas Induk 1 1
2Puskesmas Pembantu 4 4
3Rumah Dinas Dokter 1 1
4Rumah Dinas Perawat - -
5Poskeskel 7
Puskesmas Keliling
1 1
6 roda. 4
7 Ambulance 1 1
9 Sepeda Motor 5 5
II Sarana Penunjang
1 Komputer 20 18 1
2 Laptop 10 10 1
3 Mesin Tik 1 1 1
4 Telepon 1 - 1
5 Listrik 1 1
6 Sarana Air Bersih 1 1
III Sarana dan Prasarana
lain Dalam Puskesmas
1 Laboratorium 1 1
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2017)

Prasarana kesehatan di Kecamatan Lubuk Kilangan meliputi :

a. Posyandu Balita : 44 Pos

b. Posyandu Lansia : 14 Pos

c. Kader Kesehatan : 176 Orang

d. Kader Aktif : 172 Orang

e. Praktek Swasta Dokter Umum : 5 Orang

f. Praktek Swasta Dokter Gigi : 3 Orang

g. Praktek Bidan Swasta : 18 Orang

h. Klinik Bersalin : 7 Buah

30
i. Rumah Obat/Apotek : 9 Buah

j. Rumah Sakit Swasta : 0 Unit

k. Pos UKK : 2 Pos

l. Pengobatan Tradisional : 109 Buah

m. Toga : 174 Buah

Tabel 3.3 Data Sumber daya Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017

No Jenis Ketenagaan Jumlah Status Kepeg

1 Dokter 4 3 PNS, 1 Pendidikan


2 Dokter Gigi 2 PNS
3 Sarjana Kesmas 2 PNS
4 Sarjana Keperawatan 2 PNS
5 Rekam Medik 1 PNS
6 D4 Kebidanan 5 PNS
7 D3 Keperawatan 5 PNS
8 D3 Kebidanan 12 10 PNS, 1 PTT
9 D3 Gizi 1 PNS
10 D3 Teknisi Gigi 2 PNS
11 Bidan ( DI ) 6 4 PNS, 2 PTT
12 Perawat ( SPK ) 5 PNS
13 AAK & Analis Kimia 1 PNS
14 Ass. Apoteker 1 PNS
15 SMA 6 5 PNS, 1 Honor
16 Apoteker 1 PNS
17 D4 Kesling & D3 Kesling 2 PNS
JUMLAH 58

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017


Sumber daya manusia dalam sistem kesehatan terdiri atas tenaga

kesehatan dan non kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan. Tenaga kesehatan dan non kesehatan

dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang berobat di Puskesmas Lubuk

Kilangan berjumlah 58 orang.14

31
3.5 Usaha Kesehatan Kerja di Puskesmas Lubuk Kilangan

Kesehataan dan keselamatan bekerja sangat penting bagi para pekerja

sehingga pekerja harus memperhatikan prosedur keselamatan dan keamanan kerja.

Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan

terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh

pekerjaan.

Upaya kesehatan kerja (UKK) di Puskesmas lubuk Kilangan merupakan salah

satu Program Unit Kesehatan Masyarakat - Pengembangan (UKM-P) yang

merupakan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKMB).

Tabel 3.4 Data UKK Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2017

Pd. Kt. Indarung Bt. Tarantang Bd. Baringin Kecamatan


Besi Lalang Gadang Buat
Kuliner
Usaha 14 18 13 9 6 18 3 81
Pekerja 75 61 53 16 9 35 10 259
Konveksi
Usaha 7 3 6 0 2 3 3 24
Pekerja 21 15 11 0 8 5 15 75
Perabot
Usaha 0 2 0 0 1 0 0 3
Pekerja 0 8 0 0 2 0 0 10
Lain –
Lain 8 0 3 0 3 17 17 34
Usaha 18 0 10 0 5 39 39 82
Pekerja
Total
Usaha 29 23 22 9 12 38 38 141
Pekerja 114 84 74 16 24 79 79 426
Pos UKK 1 0 0 1 0 0 0 2
Sumber : laporan tahunan puskesmas lubuk kilangan sampai bulan April 2018

Dari tabel 3.4 diatas terdapat 114 UKK dengan total pekerja 426 orang

yang telah menjadi capaian di bulan April tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Kilangan. Jenis Usaha di wilayah kerja Puseksmas Lubuk Kilangan

32
meliputi usaha kuliner, konveksi, perabot dan lain – lain. Jenis Usaha tertinggi di

wilayah kerja Puskesmas adalah usaha kuliner.

Tabel 3.5 Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

No Jumlah Nama Pos Jumlah Jenis Usaha Jumlah Tahun Berdiri


Anggota Kader
1 2 Pos UKK P. P= 13 Keripik Bawang 2 2017
Besi Medan Riska
Pos UKK Bt L= 2 Keripik Bawang 2 2017
Gadang P= 30 Azizah
Sumber : laporan triwulan 1 puskesmas bagian usaha kesehatan kerja Puskesmas
lubuk kilangan sampai bulan April 2018
Dari tabel 3.5 diatas terdapat 2 pos UKK di wilayah kerja puskesmas

Lubuk Kilangan. Pos UKK terdapat di kelurahan Padang Besi dan Batu Gadang

yang didirikan tahun 2017.

Gambar 3.2 Pembinaan UKK Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan


(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017)
Tabel 3.6 Jenis kegiatan yang dilaksanakan pada UKK dari capaian bulan
Januari-April tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Kilangan.

No Bulan/Tahun Jenis Kegiatan


Penyuluhan Penyuluhan Pemeriksaan
kesehatan kerja kesehatan kerja di Kesehatan berkala
di tempat kerja tempat kerja
Formal Informal
1. Januari/2018 5x 2x 7x
2. Februari/2018 6x 2x 8x
3. Maret/2018 4x 2x 6x
4. April/2018 5x 2x 7x

33
Sumber : laporan triwulan 1 puskesmas bagian usaha kesehatan kerja Puskesmas
lubuk kilangan sampai bulan April 2018
Dari tabel 3.6 yang merupakan capaian di bulan Januari – April 2018 di

wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan. UKK tersebut telah dilakukan upaya

promotif dan preventif penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja dan penyakit yang

berhubungan dengan pekerjaan yang meliputi pemeriksaan kesehatan pekerja,

pemeriksaan lingkungan kerja, penyuluhan kesehatan dan pembinaan PHBS di

lingkungan kerja.

5000
4000
3000
2000
1000
0
Umum PAK KAK Total
Absolut 4624 13 1 4638

Gambar 3.3 Rekapitulasi pelayanan kesehatan pekerja di Puskesmas Lubuk


Kilangan bulan tahun 2017 (Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas
Lubuk Kilangan Tahun 2017).
Tabel 3.7 Rekapitulasi pelayanan kesehatan pekerja Puskesmas Lubuk Kilangan
bulan Januari - April 2018

Kasus
penyakit Kasus di Kasus Kasus
Pekerja umum duga penyakit kecelakaan
sakit yang dikalangan penyakit akibat akibat
Bulan/Thn dilayani pekerja akibat kerja kerja kerja
Jan/2018 115 5 0 0 0
Feb/2018 325 5 0 0 0
Maret/2018 441 5 3 0 0
April/2018 441 5 6 1 0
Total 1322 20 9 1 0
Sumber : laporan triwulan 1 puskesmas bagian usaha kesehatan kerja
Puskesmas lubuk kilangan sampai bulan April 2018

34
Tabel 3.8 Jenis PAK & KK Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Kilangan Tahun 2017

Kripik Bawang Azizah Kripik Bawang Medan Riska


PAK 0 0
KK 1 0
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017)
Tabel 3.9 Jenis PAK & KK di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan bulan
Januari - April 2018

Kasus di duga penyakit akibat kerja Kasus kecelakaan akibat kerja

Batuk kronis : 5 orang Luka robek akibat alat pemotong rumput :


Dispnea : 4 orang 1 orang
Sumber : laporan triwulan 1 puskesmas bagian usaha kesehatan kerja
Puskesmas lubuk kilangan sampai bulan April 2018
Gambar 3.4 Rekapitulasi Jenis Penyakit umum pekerja yang dilayani Puskesmas
Lubuk Kilangan tahun 2017.

1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0 ISPA HIPERTENSI REMATIK GASTRITIS FEBRIS INFEKSI DISPEPSIA BATUK ALERGI
KULIT
Jumlah 1649 1124 662 636 372 94 70 36 31

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017).

35
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan program UKK di Puskesmas Lubuk Kilangan

Upaya Kesehatan Kerja di wilayah Puskesmas Lubuk Kilangan Pengelolaan

dilakukan sesuai pedoman kesehatan dan keselamatan kerja. Mencangkup

program upaya kesehatan kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terdiri dari dua

agenda utama yaitu agenda dalam gedung dan agenda luar gedung. Agenda dalam

gedung berupa kegiatan dalam gedung bersifat kuratif dan pemulihan kesehatan

bagi pekerja dilakukan sesuai dengan prosedur pelayanan di Puskesmas Lubuk

Kilangan.

Upaya kesehatan kerja diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan yang

bersifat promotif dan preventif dilakukan di tempat usaha kerja. Upaya kesehatan

dan keselamatan kerja di tempat usaha kerja diutamakan di kelurahan dengan

jumlah usaha dan pekerja terbanyak yang dilakukan setiap bulan. 114 UKK

diwilayah kerja diadakan kunjungan oleh petugas puskesmas dengan membagi

setiap bulan sehingga dalam satu tahun semua UKK diwilayah kerja mendapat

kunjungan minimal 1 kali dalam 1 tahun. Pos UKK diwilayah puskesmas Lubuk

Kilangan dilakukan kunjungan oleh petugas kesehatan setiap bulan.

Program UKK di dalam gedung Puskesmas dilakukan sesuai dengan jam

pelayanan di puskesmas Lubuk Kilangan yang dominan terhadap upaya kuratif.

Sementara itu untuk program UKK di luar puskesmas beberapa telah terlaksana

yang mengupayakan promotif dan preventif di UKK wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Kilangan. Upaya tersebut meliputi:

36
4.1.1 Kegiatan Luar Gedung

a. Pendataan UKK

Pendataan UKK di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan sudah berjalan.

Sudah terdapat data berupa jumlah usaha diwilayah kerja puskesmas, jenis usaha

dan jumlah pekerja serta pendataan jenis usaha yang telah memiliki pos UKK.

Pendataan terkait jenis penyakit akibat kerja tahun 2017 sulit untuk di dapatkan

datanya dikarenakan pergantian pemegang progam. Data tahun 2018 yang ada

hanya terkait kasus penyakit yang diduga akibat kerja sebanyak 9 kasus, yakni 5

kasus batuk kronis dan 4 kasus dispnea. Menurut keterangan dokter yang bekerja

di Puskesmas Lubuk Kilangan, diagnosisnya hanya bisa berupa diagnosis

penyakit umum dan kemudian dirujuk ke faskes selanjutnya. Pemeriksaan lebih

lanjut di faskes yang lebih memadai untuk menegakan diagnosis pasti dan

membuktikan penyakit akibat kerja atau tidak.

Data tahun 2018 terdapat 1 kasus kecelakaan akibat kerja yakni luka robek

akibat penggunaan alat pemotong rumput yang langsung di tatalaksana di unit

gawat darurat Puskesmas Lubuk Kilangan.

b. Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan yang diberikan pada tempat usaha di wilayah Puskesmas Lubuk

Kilangan mengenai upaya kesehatan dan keselamatan kerja, APD, pelatihan alat

pemadam api ringan (APAR) dan penyuluhan tambahan sesuai masalah kesehatan

di wilayah kerja seperti penyuluhan penyakit tidak menular (PTM), penyuluhan

tentang TB, HIV. Kegiatan luar gedung di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Kilangan berupa upaya promotif dan preventif ini dilakukan melalui kerja sama

37
lintas program yakni bersama pemegang program promosi kesehatan, pemegang

program pengendalian dan pemeberantasan penyakit, dokter dan dokter gigi serta

pembina wilayah setempat.

c. Pemeriksaan kesehatan awal & pemeriksaan kesehatan berkala pekerja.

Pemeriksaan awal kesehatan dilakukan langsung ditempat kerja di wilayah

kerja puskesmas dilakukan setiap kunjungan. Pemeriksaan fisik yang dilakukan

oleh dokter puskesmas, pemriksaan gigi dan mulut dilakukan oleh dokter gigi.

Pemeriksaan labor yang disesuaikan dengan masalah kesehatan di tempat kerja

seperti pemeriksaan kadar kolesterol, gula darah, skrining HIV, pemeriksaan

sputum BTA.

d. Pemeriksaan lingkungan kerja Pembinaan PHBS di lingkungan kerja

Pemeriksaan lingkungan kerja juga dilakukan di tempat usaha kerja seperti

melihat kebersihan lingkungan kerja, keamanan bagi para pekerjanya. Pembinaan

PHBS dilakukan melalui penyuluhan yang dilakukan petugas puskesmas saat

dilakukan kunjungan ke tempat usaha.

e. Penilaian ketersediaan APD dan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan.

Ketersediaan APD dan kotak P3K disediakan oleh pemilik usaha kerja untuk

menghindari terjadinya KK dan PAK. Petugas puskesmas hanya melakukan

penyuluhan tentang pentingnya APD dan menilai apakah tersedia APD yang baik

untuk pekerja. Hasil survei lapangan ke tempat usaha rumah makan di wilayah

kerja Lubuk Kilangan sudah memiliki kotak P3K namun isi di dalam kotak P3K

tidak layak digunakan. Terlihat bahwa sistem pemantauan yang dilakukan petugas

puskesmas belum maksimal.

38
4.1.2 Kegiatan Dalam Gedung

Program UKK di dalam gedung Puskesmas dilakukan sesuai dengan jam

pelayanan di puskesmas Lubuk Kilangan yang dominan terhadap upaya kuratif.

Pekerja yang sakit dan perlu diperiksa lebih lanjut, maka petugas meminta pekerja

untuk berobat ke Puskesmas Lubuk Kilangan, dapat menggunakan BPJS apabila

anggota BPJS ataupun secara umum apabila bukan anggota BPJS, dikarenakan

tidak semua pekerja yang terdaftar sebagai anggota BPJS. Pelayanan untuk

kecelakaan dan penyakit akibat kerja sama saja dengan pelayanan penyakit umum

lainnya. Namun apabila diagnosis pasien mengarah ke penyakit akibat kerja maka

dokter yang menangani langsung melaporkan ke bagian UKK dan merujuk ke

faskes lanjutan untuk diagnosis pasti.

4.1.3 Pos UKK

Bentuk upaya kesehatan kerja puskesmas salah satunya adalah

dibentuknya Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) di daerah pemukiman

penduduk atau di lokasi kelompok pekerja. Puskesmas Lubuk Kilangan memiliki

dua pos UKK yakni di Padang Besi dan Batu Gadang. Menurut hasil wawancara

terhadap pemegang program dua dekade sebelumnya masih banyak tempat usaha

yang tidak mau membnetuk pos UKK di tempat usahanya sehingga baru terbentuk

2 pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan. Pembinaan pos UKK di

wilayah kerja puskesmas sesuai dengan panduan pos UKK yang di terbitkan oleh

Depkes RI.4

Wawancara via telfon dilakukan dikarenakan tempat usaha sedang libur

dan pemilik sedang di luar kota. Hasil wawancara yang dilakukan kepada pemilik

usaha keripik bawang azizah di batu gadang dan usaha keripik bawang medan

39
Riska bahwa pos UKK masih berjalan setiap bulan. Data tahunan 2017 terdapat 1

kasus kecelakaan kerja di usaha kerja kripik bawang azizah yakni jarinya terjepit

mesin penggiling adonan kripik namun bisa ditatalaksana di pos UKK. Menurut

kedua pos UKK, alat APD yang disediakan bagi para pekerja adalah sarung

tangan, penutup kepala dan celemek. Tidak terdapat penyediaan masker bagi para

pekerja. Kedua Pos UKK ini juga memiliki obat obat dasar yang harus ada dipos

UKK untuk tatalaksana awal jika terdapat kecelakaan kerja, seperti bethadine,

kasa, krim luka bakar. Plester luka dll.

4.1.4 Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan

penyakit akibat hubungan kerja telah dilakukan di wilayah Puskesmas Lubuk

Kilangan. Pencatatan dan pelaporan yang rutin dilakukan terutama dari buku

pencatatan kader pos UKK. Dilaporkan ke petugas kesehatan puskesmas.

Puskemas juga mendata kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan penyakit

akibat hubungan kerja yang dilayani di puskesmas. Dilaporkan ke dinas kesehatan

kota, kesehatan provinsi, Kementerian Kesehatan melalui Direkrorat Jenderal

Kesehatan Masyarakat.9

40
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Program Upaya Kesehatan Kerja di puskesmas Lubuk Kilangan sudah

sesuai dengan pedoman yang berlaku.

2. Penatatan dan pelaporan terhadap pasien terkait KK, PAK PAHK sudah

cukup baik namun penyakit akibat kerja belum terdiagnosis secara

spesifik.

3. Sistem pemantaun ketersediaan APD, Kotak P3K belum optimal.

4. Keinginan tempat usaha untuk memebntuk Pos UKK masih kurang.

5.2 Saran

1. Melanjutkan dan mengoptimalkan penyuluhan dan pembinaan berupa edukasi

tentang pentingnya pos UKK kepada pekerja di wilayah kerja Puskesmas.

2. Pencatatan dan pelaporan untuk terhadap pasien terkait KK, PAK perbaiki

terutama untuk diagnosis.

3. Memperbaiki sistem pemantauan APD dan kotak P3K.

41
Daftar Pustaka

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 13


Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Kepmenkes RI. 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyatrakat.
Kepmenkes RI no 128/MENKES/SK/XII/2004.
4. Depkes RI. 2006. Pos Upaya Kesehatan Kerja Edisi ke Empat.
Departemen Kesehatan RI.
5. Bradaningsih L, Enny ZK. 2014. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. UNS. 2014;1-2
6. Puskesmas Lubuk Kilangan. 2018. Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk
Kilangan Tahun 2017. Padang: Puskesmas Lubuk Kilangan.
7. Permenkes RI Nomor 66 . 2016. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit.
8. Kepmenaker Nomor 609. 2012. Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan
Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.
9. Permenkes RI Nomor 56 . 2016. Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit
Akibat Kerja.
10. Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas.
Jakarta; 2004.
11. Permenkes RI Nomor 75 . Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta; 2014.
12. Kepmenkes RI. 2007. Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di Rumah Sakit. Kepmenkes RI no
432/MENKES/SK/IV/2007.
13. Puskesmas Lubuk Kilangan, Laporan Triwulan I 2018 bagian Usaha
Kesehatan Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan. Padang ; Puskesams Lubuk
Kilangan, 2018.

42

Anda mungkin juga menyukai