Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

DAK FISIK TA.2019*


Provinsi/Kabupaten/Kota : Maluku Utara/Halmahera Selatan.

Jenis DAK Fisik : (Penugasan)

Bidang DAK Fisik : Kesehatan. Pengendalian Penyakit.

SubbidangDAK (jika ada) :

Menu Kegiatan : Pengadaan Tempat Penyimpanan Vaksin (Cold Chain)Di Dinkes

Dan Puskesmas Pembantu (PUSTU).

Instansi Pelaksana : DInas Kesehatan Kab. Halmahera Selatan

A. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
I. UUD 1945
Pasal 28 B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,tumbuh & berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1 :Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin,bertempat tinggal,dan
mendapat lingkungan hidup yang baik,sehat serta berhak memperoleh pelayanan Kesehatan.
II. UU PERLINDUNGAN ANAK NO.35 TAHUN 2014
Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak & hak-haknya
agar dapat tumbuh,berkembang & berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat & martabat
kemanusiaan

III. UU KESEHATAN NO. 36 TAHUN 2009.


Setiap Anak berhak memperoleh Imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah
terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui Imunisasi.
Pemerintah wajib memberikan Imunisasi lengkap pada bayi dan anak.
IV. UU PEMERINTAHAN DAERAH NO. 23 TAHUN 2014
Pemerintah Daerah harus memperioritaskan urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan
pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.

b. GambaranUmum
c.

Pada awalnya vaksin yang berasal dari virus hidup seperti polio dan campak, harus disimpan
pada suhu di bawah 0oC. Namun berdasarkan penelitian berikutnya, ternyata hanya vaksin
polio yang masih memerlukan suhu dibawah 0oC. Sementara vaksin campak dapat disimpan di
refrigerator pada suhu 2oC-8oC. Sedangkan vaksin lainnya harus disimpan pada suhu 2oC-
8oC.

Sesuai Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, Depkes RI, 2005, vaksin hepatitis B,
DPT, TT, dan DT tidak boleh terpapar pada suhu beku karena vaksin akan rusak akibat
meningkatnya konsentrasi zat pengawet yang merusak antigen. Sementara terkait penyimpanan
vaksin, susunannya harus diperhatikan. Karena suhu dingin dari lemari es/freezer diterima
vaksin secara konduksi, maka ketentuan jarak antar kemasan vaksin harus dipenuhi. Demikian
pula letak vaksin menurut jenis antigennya mempunyai urutan tertentu untuk menghindari
penurunan potensi vaksin yang terlalu cepat.

Pada pelaksanaan program imunisasi, salah satu kebijakan yang dipersyaratkan adalah tetap
membuka vial atau ampul baru meskipun sasaran sedikit. Jika pada awalnya indeks pemakaian
vaksin menjadi sangat kecil dibandingkan dengan jumlah dosis per vial/ampul, namun tingkat
efisiensi dari pemakaian vaksin ini harus semakin tinggi. Sementara menurut WHO, prinsip
yang dipakai dalam mengambil vaksin untuk pelayanan imunisasi, adalah, Earliest Expired
First Out (EEFO) (dikeluarkan berdasarkan tanggal kadaluarsa yang lebih dulu). Dengan
adanya Vaccine Vial Monitor (VVM) ketentuan EEFO tersebut menjadi pertimbangan kedua.
Vaccine Vial Monitor sangat membantu petugas dalam manajemen vaksin secara cepat dengan
melihat perubahan warna pada indikator yang ada.

Agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik sewaktu diberikan kepada sasaran maka
vaksin harus disimpan pada suhu tertentu dengan lama penyimpanan yang telah ditentukan di
masing¬-masing tingkatan administrasi. Untuk menjaga rantai dingin vaksin yang disimpan
pada lemari es di Puskesmas, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Pengaturan dan penataan vaksin di dalam lemari es


 Pengontrolan suhu lemari es dengan penempatan termometer di dalam
lemari di tempat yang benar dan pencatatan suhu pada kartu suhu atau
grafik suhu sebanyak dua kali sehari pada pagi dan siang hari
 Pencatatan data vaksin di buku catatan vaksin meliputi tanggal diterima
atau dikeluarkan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, jumlah diterima atau
dikeluarkan dan jumlah sisa yang ada.

B. TUJUAN

Tersedianya Tempat penyimpanan Vaksin ditingkat Kabupaten, Puskesmas dan pustu untuk menjaga
mutu dan kwalitas vaksin dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi rutin ,Bias dan kegiatan imunisasi
lainnya. .
C. OUTPUT DAN OUTCOME

9 (Sembilan )

(Berisi target output dan outcome yang ingin dicapai dari pelaksanaan per-rincian kegiatan DAK
Fisik TA.2019 beserta usulan anggaran.

Contoh:

Menu Kegiatan:

No. Rincian Menu Kegiatan Jumlah Penerima Target Target Outcome


Output

1. Pengadaan Tempat penyimpana 2.Unit untuk Dinas Meningkatnya


Vaksin/L.E(ColdChain). Kesehatan Kabupaten 9 unit Angka Mutu
Dan 7 Unit untuk perawatan vaksin
Puskesmas Pembantu. dari 50% menjadi
100%

D. PENERIMA MANFAAT

Dinas kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan dan Pustu Antara lain: Pustu Loid, Pustu
Woi,Pustu Batulak.Pustu Manatahan,Pustu Sambiki, Pustu Pigaraja,Pustu Sabatang,
No. Rincian Menu Usulan Satuan Biaya Usulan Lokus Kecamatan Desa
Kegiatan Output Kebutuhan Dana
(Rp.)
2 Unit Rp.102.774,804,- RP.205,549,608,- Dinas Kecamatan Desa
Kesehatan Bacan Mandaong
Kabupaten Selatan
Pengadaan Tempat Halmahera
1. penyimpanan Selatan
Vaksin/L.E(ColdChain). 1 Unit Rp.154,849750,- Rp.154,849750,- Pustu Loid Kecamatan Desa loid
Bacan Barat
Type TCW 3000 AC Utara.
Untuk DinKes Kabupaten 1 Unit Rp.154,849750,- Rp.154,849750,- Pustu Woi Kecamatan Desa
Dan Type RCW 42 DC Obi Timur Woi
untuk Pustu 1 Unit Rp.154,849750,- Rp.154,849750,- Pustu Kecamatan
Batulak Gane Timur Desa
Utara Batulak
1 Unit Rp.154,849750,- Rp.154,849750,- Pustu Kecamatan Desa
Manatahan Obi Barat Manatahan
1 Unit Rp.154,849750,- Rp.154,849750,- Pustu Kecamatan Desa
Sambiki Obi Sambiki
1 Unit Rp.154,849750,- Rp.154,849750,- Pustu Kecamatan Desa
Pigaraja Bacan Timur Pigaraja
Selatan
1 Unit Rp.154,849750,- Rp.154,849750,- Pustu Kecamatan Desa
Sabatang Bacan Timur Sabatang
Total Kebutuhan RP.1,289,497,858,-
E. INDIKASI KEBUTUHAN DANA DAN LOKASI KEGIATAN **

E. DUKUNGAN APBD NON-DAK

(Berisi penjelasan atas sumberpendanaan yang berasal dari APBD Non-DAK atausumber pendanaan
lainnya misalnya hibah yang berkaitan atau mendukung pelaksanaan kegiatantersebut jika ada.
Contohnya: adanya alokasiRp. 5Milyar dalam APBD Non-DAK untukpembebasanlahan).

F. ORGANISASI / INSTANSI PELAKSANA

 Dinas Kesehatan
 Kabupaten Halmahera Selatan
 Provinsi Maluku Utara.

G. METODE PELAKSANAAN

e-katalog

H.KETERANGAN LAINNYA

(Berisi informasi tambahan yang ingin disampaikan jika ada)

Labuha 2018
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Halmahera selatan

Akhmad Rajak SKM,M,Kes.


Nip,19650107 198801 1 002

Anda mungkin juga menyukai