Anda di halaman 1dari 3

Antara Batu Dan Tulang

Kebudayaan Pacitan

Kapak genggam

Kapak Genggam

Kapak genggam adalah sebuah batu yang mirip dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan
cara mempergunakannya dengan cara menggenggam.[1] Kapak genggam terkenal juga dengan
sebutan kapak perimbas, dalam ilmu prasejarah disebut chopper artinya alat penetak.[1]
Kapak genggam pernah ditemukan oleh Von Koenigswald pada 1935 di sungai Baksoko,
Desa Punung,Pacitan, Jawa Timur .[2] Batu genggam biasanya dibuat dari batu gamping.[3]
Batu tersebut dipahat memanjang atau diserpih sehingga berbetuk serpihan.[3]

Fungsi

Kapak genggam digunakan untuk memecahkan telor menumbuk, biji-bijian, membuat serat-
serat dari pepohonan, membunuh binatang buruan, dan sebagai senjata menyerang lawannya
masa iya si hhahahahahahahahah.[2]

Penyebaran

Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa kapak jenis ini berasal dari lapisan Trinil, yaitu pada
masa Pleistosen Tengah, sehingga disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan kapak
genggam adalah manusia Pithecanthropus erectus.[2] Daerah penemuan kapak genggam selain
di Punung Pacitan Jawa Timur juga ditemukan di daerah Jampang Kulon, Parigi Jawa Timur,
Tambang Sawah, Lahat, dan Kal iAnda Sumatra, Awangbangkal Kalimantan, Cabenge
Sulawesi, Sembiran dan Terunyan Bali.[2] Selain di Indonesia kapak genggam juga ditemukan
di Peking Tiongkok pada goa-goa di Choukoutien, serta sejumlah fosil yang mirip
Pithecanthropus erectus, yang disebut dengan Sinanthropus pekine (Manusia Peking).[2]
Kebudayaan nangandong
Kapak Perimbas

Pada umumnya, kapak perimbas itu berarti kapak yang tidak mempunyai tangkai menjadikan
dalam cara memakainya itu digenggam langsung menggunakan jari-jari tangan. Kapak
perimbas bisa kami sebut juga chopper atau kapak penetak.

Pembuatan Kapak perimbas

Kapak perimbas ini dibuat bersama langkah meruncingkan batu di satu segi permukaannya
bikin ngehasilin anggota yang tajam. Kulit batu masih nempel di nyaris semua anggota
permukaan yang engga ditajamin.

Bagian lain yang tidak ditajemin itu bikin area pegangan yang lumayan nyaman. Kapak ini
bener bener dibuat biar cocok bikin di telapak tangan yang memakai.

Buat ngebuat kapak perimbas ini, kami wajib memakai dua batu bikin ngebuat segi batu yang
tepiannya tajam, yang terlalu mungkin bikin motong serupa ngebelah batu inti.
batu tengah (mesolithicum).
a. Jaman batu baru (Neolithicum)

Perkembangan kebudayaan pada jaman batu muda sudah sangat maju. Hal ini dapat
terjadi, karena dipengaruhi oleh terjadinya migrasi bangsa Proto Melayu dari wilayah Yunan
di Cina Selatan menuju ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Bangsa Proto Melayu tersebut
membawa kapak lonjong dan kapak persegi, kemudian disebarkan pada daerah-daerah yang
mereka tempati.
Dengan demikian kapak lonjong dan kapak persegi tersebut, menjadi ciri khas dari
kebudayaan batu muda (neolithicum).
Kemajuan yang terdapat pada kebudayaan batu muda ini adalah pada teknik pembuatan
kapak lonjong dan kapak persegi yang sudah diasah sampai halus. Sehingga seorang ahli
kebudayaan Indonesia yang bernama R. Soekmono berpendapat bahwa kebudayaan
neolithicum menjadi dasar kebudayaan di Indonesia sampai sekarang. Sedangkan persebaran
kebudayaan batu muda ini hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai