Anda di halaman 1dari 16

KLINIK LAKTASI

No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tgl. Terbit
PUSKESMAS
Evaluasi
GANTIWARNO
Halaman

1. Pengertian Klinik Laktasi :


Adalah ruang laktasi yang dilengkapi dengan tenaga, sarana dan prasarana
untuk memberikan konseling laktasi yang diselenggarakan disetiap
fasilitas pelayanan kesehatan.
Dapat digunakan sebagai tempat untuk :
1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui atau
memerah ASI dengan nyaman
2. Memberikan konseling untuk membanttu mengatasi permasalahan
dalam menyusui
3. Memberikan informasi tentang laktasi kepada remaja, calon
pengantin, ibu hamil, ibu menyusui beserta keluarga dan
masyarakat
4. Memberikan konseling PMBA kepada masyarakat (Klinik Laktasi
Puskesmas)

Laktasi :
Adalah proses produksi dan pengeluaran Air Susu Ibu dari payudara

2. Tujuan Sebagai pedoman standar dalam menyelenggarakan klinik laktasi di


fasilitas pelayanan kesehatan

3. Kebijakan Setiap sarana pelayanan kesehatan wajib meyediakan klinik laktasi guna
mendukung keberhasilan program IMD dan ASI Eksklusif (1000 Hari
Pertama Kehidupan)

4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan pasal 128 dan 129
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus
Menyusui dan atau Memerah Air Susu Ibu
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 tahun
2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi lainnya
6. Peraturan gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2011 tentang
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu di Provinsi Jawa Tengah
7. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif
8. Peraturan Bupati Klaten Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu
Eksklusif
5. Input A. Tata Ruang
1. Merupakan ruangan tertutup, bersih, lantai kedap air dan
tersedia penerangan yang cukup untuk melakukan kegiatan
laktasi
2. Adanya sirkulasi udara yang cukup memadai
3. Kelembapan dan temperatur udara cukup nyaman bagi
penghuni ruangan

B. Lokasi
Terletak di tempat yang strategis sehingga mudah diakses oleh
masyarakat

C. Sarana
1. Peralatan Klinik Laktasi
Sekurang-kurangnya terdiri dari :
1) Peralatan menyimpan ASI
Terdiri dari :
a. Lemari pendingin
b. Ice gell / jel pendingin
c. Cooler bag / termos ASI perah

2) Peralatan pendukung lainnya


a. Kursi dengan sandaran untuk ibu menyusui / memerah
ASI
b. Meja
c. Tisu / lap tangan dan sabun cuci tangan
d. Nursing apron / kain pembatas untuk memerah ASI
e. Waslap
f. Bantal untuk menopang saat menyusui

2. Media Konseling
1) KIT :
a. Model payudara
b. Boneka
c. Cangkir minum ASI perah/Sloki/Paladay
d. Sendok
e. Selang NGT, Plester, Spuit 20cc

2) Media KIE tentang ASI


a. Poster
b. Foto
c. Leaflet, Booklet
d. Lembar balik IMD dan menyusui
e. Kartu konseling
f. TV/media visual

3. Alat lain-lain
1) Lemari penyimpan alat
2) Dispenser dingin dan panas
3) Alat cuci botol

4. Fasilitas air mengalir atau tempat cuci tangan dan dilengkapi


dengan sabun.

D. Kelengkapan Administrasi :
1. Register konseling ibu hamil/ibu menyusui
2. Register konseling remaja, calon pengantin
3. Register konseling PMBA
4. Alur konseling
5. Kohort ASI
6. Foto-foto kegiatan
7. Jadwal konseling dan petugas jaga
8. Buku-buku referensi ASI
9. Papan nama klinik
10. Laktasi
11. Format rujukan dan rujukan balik
12. Format kunjungan rumah
13. Format laporan

E. Sumber Daya Manusia (SDM)


1. Petugas Klinik Laktasi
Seorang konselor laktasi
2. Latar belakang pendidikan
Dokter/dokter gigi/ bidan/perawat/petugas gizi/petugas
kesehatan lain
3. Kompetensi
Pernah mengikuti pelatihan konseling menyusui 40 jam

6. Unit Terkait PUSKESMAS


1. Pendaftaran
2. BP
3. KIA
4. P2P/Imunisasi
5. Gizi
6. Rawat Inap
7. PKD/Bidan desa
RUMAH SAKIT
1. Poli anak
2. Poli obgyn
3. Poli Gizi
4. VK
5. Ruang Nifas
6. IGD,HCU,PICU,NICU
7. Ruang Rawat Inap
KLINIK : Pratama, Utama

7. Dokumen Terkait 1. SOP Teknis Pelayanan Klinik Laktasi


2. SOP Teknis Konseling Laktasi
3. SOP Teknis Memerah ASI
4. SOP Teknis Pemberian ASI Perah
5. SOP Teknis Penyimpanan ASI Perah
6. SOP Teknis Pemeliharaan Kulkas
7. SOP Teknis Kunjungan Rumah
8. SOP Teknis Rujukan
9. SOP Teknis Pelaporan

8. Distribusi 1. Unit terkait


2. Klien
3. Keluarga
KLINIK LAKTASI
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tgl. Terbit
PUSKESMAS
Evaluasi
GANTIWARNO
Halaman

1. Pengertian Pelayanan Klinik Laktasi :


Adalah suatu pelayanan yang diberikan kepada klien (Remaja, Calon
Pengantin, Ibu hamil dan Ibu Menyusui) untuk menanamkan dan
meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku sehingga membantu klien
mengenali dan atau mengatasi masalah-masalah dalam kegiatan
menyusui.

2. Tujuan Sebagai pedoman standar dalam menyelenggarakan pelayanan di klinik


laktasi sehingga dapat digunakan sebagai tempat untuk :
1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui atau
memerah ASI dengan nyaman
2. Memberikan konseling untuk membanttu mengatasi permasalahan
dalam menyusui
3. Memberikan informasi tentang laktasi kepada remaja, calon
pengantin, ibu hamil, ibu menyusui beserta keluarga dan
masyarakat
4. Memberikan konseling PMBA kepada masyarakat (Klinik Laktasi
Puskesmas)

3. Kebijakan Setiap sarana pelayanan kesehatan wajib meyediakan klinik laktasi guna
mendukung keberhasilan program IMD dan ASI Eksklusif (1000 Hari
Pertama Kehidupan)

4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan pasal 128 dan 129
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus
Menyusui dan atau Memerah Air Susu Ibu
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 tahun
2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi lainnya
6. Peraturan gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2011 tentang
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu di Provinsi Jawa Tengah
7. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif
8. Peraturan Bupati Klaten Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu
Eksklusif

5. Prosedur/langkah- Alur Pelayanan


langkah 1. Pasien datang, identifikasi tujuan
2. Unit pelayanan yang dituju, identifikasi masalah laktasi, rujuk
klinik laktasi
3. Lakukan Konseling apabila ada identifikasi masalah menyusui,
masalah teratasi, pasien pulang
4. Masalah belum dapat teratasi, pasien dirujuk ke RS Rujukan
Laktasi

ALUR PELAYANAN PASIEN KLINIK LAKTASI

PASIEN DATANG

PENDAFTARAN

KLINIK KIA BP KLINIK LAKTASI

KONSELING

MENYUSUI

PULANG RUJUK

RUMAHSAKIT

SAKIT
6. Unit Terkait PUSKESMAS
1. Pendaftaran
2. BP
3. KIA
4. P2P/Imunisasi
5. Gizi
6. Rawat Inap
7. PKD/Bidan desa
RUMAH SAKIT
1. Poli anak
2. Poli obgyn
3. Poli Gizi
4. VK
5. Ruang Nifas
6. IGD,HCU,PICU,NICU
7. Ruang Rawat Inap
KLINIK : Pratama, Utama

7. Dokumen Terkait 1. Register kunjungan klinik laktasi


2. Formulir rujukan dari unit klinik laktasi ke unit lain (KIA/BP)
3. Formulir rujukan dari unit terkait ke klinik laktasi
4. Formulir rujukan dari klinik laktasi ke RS

8. Distribusi 1. Unit terkait


2. Klien
3. Keluarga
KLINIK LAKTASI
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tgl. Terbit
PUSKESMAS
Evaluasi
GANTIWARNO
Halaman

1. Pengertian Konseling Laktasi/PMBA


Adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
Konselor dan Klien/pasien (remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu
menyusui) untuk menanamkan dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku sehingga membantu klien/pasien mengenali dan atau mengatasi
masalah-masalah dalam kegiatan menyusui atau pemberian makan bagi
bayi dan anak.

2. Tujuan 1. Memberikan konseling untuk membanttu mengatasi permasalahan


dalam menyusui atau pemberian makan bagi bayi dan anak
2. Memberikan informasi tentang laktasi kepada remaja, calon
pengantin, ibu hamil, ibu menyusui beserta keluarga dan
masyarakat

3. Kebijakan Setiap sarana pelayanan kesehatan wajib memberikan konseling


laktasi/pmba bagi klien yang membutuhkan konseling

4. Referensi 1. Pelatihan Konselor Laktasi, UNICEF, 1993


2. Panduan Fasilitator Pelatihan PMBA, Direktorat Bina Gisi dan
KIA, 2012

5. Prosedur/langkah- 1. Pasien/klien datang ke klinik laktasi


langkah 2. Petugas mengucapkan slaam dan memperkenalkan diri
3. Petugas menanyakan identitas klien (nama, umur, jenis kelamin,
alamat)
4. Petugas menanyakan kesehatan klien
5. Petugas menanyakan riwayat ibu dalam menyusui / riwayat dalam
pemberian makanan pada balita
6. Petugas menilai dan mengamati kegiatan menyusui/PMBA
7. Petugas menganalisis masalah klien. Apabila > 1 masalah, petugas
menentukan prioritas masalah
8. Petugas memberikan konselinglaktasi/PMBA sesuai dengan
keluhan/masalah klien
9. Petugas membuat kesepakatan dengan klien untuk kunjungan
ulang
10. Petugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan
11. Pasien pulang

ALUR KONSELING LAKTASI /PMBA

PASIEN DATANG

Petugas mengucapkan salam & perkenalan

Petugas menanyakan identitas klien


Petugas menanyakan kesehatan klien

Petugas menilai & mengamati kegiatan menyusui

Petugas menganalisis masalah &

menentukan prioritas jika >1 masalah

Petugas memberikan konseling laktasi

Petugas membuat kesepakatan utk kunjungan ulang

Petugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan

PASIEN PULANG

6. Unit Terkait Pendaftaran, BP, KIA, Gizi, Rawat Inap, PKD

7. Dokumen Terkait 1. Register kunjungan klinik laktasi


2. Rekap pelaporan

8. Distribusi
KLINIK LAKTASI
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tgl. Terbit
PUSKESMAS
Evaluasi
GANTIWARNO
Halaman

1. Pengertian Memerah Air Susus Ibu (ASI) adalah mengosongkan payudara atau
mengeluarkan Air Susu Ibu dengan tangan.

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dan ibu menyusui dalam memerah Air Susu Ibu
dengan tangan.

3. Kebijakan Pelaksanaan memerah Air Susu Ibu dengan tangan harus mengikuti
langkah-langkah yang tertuang dalam instruksi kerja.

4. Referensi Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Konseling Menyusui dan Pelatihan


Fasilitator Konseling Menyusui, Depkes RI, 2007.

5. Masa Berlaku Ditinjau tiap 3 tahun sekali

6. Alat dan Bahan a. Gelas kecil/cangkir


b. Handuk
c. Botol penyimpan ASI

7. Langkah-langkah 1. Menyiapkan wadah ASI perah


yang sudah dibersihkan Siapkan tempat ASI
2. Mencuci tangan dengan sabun perah yg sudah bersih
setiap akan memerah
3. Mengatur posisi duku yang
nyaman Cuci tangan dengan sabun
4. Memegang wadah dibawah
areola dan puting dengan
tangan lainnya Mengatur posisi duduk
5. Meletakkan ibu jari pada
payudara diatas puting dan yang nyaman
areola, dan jari telunjuknya
pada payudara dibawah puting Pegang wadah dibawah areola
dan areola, berseberangan dan puting dengan tangan
dengan ibu jari. Ibu menopang
payudara dengan jari-jari
lainnya Meletakkan ibu jari pada
6. Menekan dan melepas jaringan payudara diatas puting, jari
diantara ibu jari dan telunjuk telunjuk pada payudara
beberapa kali. Kadang pada
payudara ibu yang menyusui
mungkin merasakan adanya Menekan dan melepas jaringan
bagian-bagian melebar dari diantara ibu jari dan telunjuk
duktus yang membengkak
karena ASI
7. Jika ASI tidak keluar, ibu Jika ASI tdk keluar, posisikan
sebaiknya memposisikan ulang ulang ibu jari dan telunjuk lebih
ibu jari dan telunjuknya sedikit dekat ke puting atau kearah
lebih dekat ke puting atau ke belakang depan sampai ASI keluar
arah belakang-depan sampai
menemukan tempat yang
menghasilkan ASI dapat
mengalir. Lalu tekan lepas Menekan dan melepaskan ke
payudara seperti esebelumnya semua arah mengelilingi payudara
8. Menekan dan melepaskan,
menekan dan melepaskan ke
semua arah mengelilingi Perah satu payudara sampai ASI
payudara. Jaga agar jari-jari hanya mengalir perlahan dan
kita jaraknya tetap sama dari menetes, kira-kira 2-5 menit
puting
9. Perah satu payudara sampai
ASI hanya mengalir perlahan Bergantian antara payudara setelah
dan menetes. Ini mungkin akan 5 atau 6 kali dengan waktu 20-30
memakan waktu sekitar 2-5 menit
menit dan perah lagi payudara
satunya dengan cara yang
sama sampai ASI hanya Hentikan memerah ketika ASI
menetes sudah mengalir lambat
10. Bergantian antara payudara
setelah 5 atau 6 kali dengan
minimal waktu yang Jika memerah ASI pada hari
dibutuhkan untuk satu kali pertama tampung ASI dalam
proses pemerahan minimal 20- spuit 2ml/5ml
30 menit
11. Hentikan memerah ketika ASI
sudah mengalir lambat Beberapa ibu memerah
12. Jika memrah kolostrum pada 1 dengan agak mendorong
hari pertama atau 2 hari, kedalam dan keluar payudara
tampung ASI dalam spuit 2ml pada saat bersamaan
atau 5ml saat mengalir keluar
dari puting. Seorang penolong
dapat melakukan ini. Ini akan
mencegah terbuangnya ASI
yang mana bisa terjadi pada
penggunaan wadah
besarsedangkan volume ASI
yang keluar sedikit
13. Beberapa ibu memerah dengan
sedikit mendorong ke dalam
dan keluar dinding payudara
pada saat yang bersamaan
untuk meningkatkan
pengaliran ASI

8. Hal-hal yang perlu 1. Hindari memerah pada puting, hal ini dapat menghambat aliran ASI
diperhatikan 2. Hindari mengurut jari-jari kita pada payudara, menggesek dapat
membuat payudara nyeri

9. Unit Terkait Unit Gizi

10. Distribusi

11. Dokumen Terkait 1. Buku Kunjungan Pasien


2. Rekap Pelaporan
KLINIK LAKTASI
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tgl. Terbit
PUSKESMAS
Evaluasi
GANTIWARNO
Halaman

1. Pengertian Pemberian ASI perah adalah opemberian asupan pada bayi berupa ASI
yang telah diperah dengan menggunakan media cangkir.

2. Kebijakan Pelaksanaan pemberian ASI perah menggunakan cangkir dan harus


mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam intruksi kerja.

3. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melakukan pemberian ASI perah bagi
bayi.

4. Referensi 1. Pedoman Kerja Tenaga Gizi Puskesmas, Depkes RI, Ditjen


Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi
Masyarakat, Jakarta 1995.
2. Penilaian Status Gizi, I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri,
Ibnu Fajar, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2002

5. Ruang Lingkup 1. Pemberian ASI perah dilakukan untuk bayi


2. Pemberian ASI perah dilakukan di Puskesmas dan atau di rumah

6. Penanggungjawab Bidan, Dokter dan Fasilitator ASI

7. Masa Berlaku Ditinjau ulang paling lama 3 tahun sekali

8. Alat dan Bahan 1. Alat :


a. Cangkir
b. Kain/celemek
c. Panci
d. Air panas
2. Bahan
a. Buku untuk mencatat jumlah pemberian ASI perah pada bayi

7. Langkah-langkah
A. Langkah- 1. Penyiapan ASI perah pada
langkah penyimpanan suhu kamar, Pastikan jumlah ASI yg
Penyiapan dapat langsung diberikan akan diberikan pada bayi
Pemberian dengan pipet, sendok atau
ASI Perah dari cangkir.
tempat 2. Penyiapan ASI perah yang Pastikan ASI yg diberikan
penyimpanan disimpan di cooler
dalam keadaan hangat
bag/thermos/kulkas :
a. Siapkan air panas dalam
panci Bedong bayi untuk
b. Ambil ASI perah dari menahan tangannya
cooler bag/thermos/kulkas
c. Masukkan ke air panas
dalam panci sampai ASI Letakkan kain kecil
hangat dan siap untuk dibagian depan bayi
diminum
3. Penyiapan ASI perah yang
disimpan di kulkas :
a. Pilih ASI perah yang
paling lama dalam
penyimpanan Pegang bayi di pangkuan, dekat
b. Turunkan ASI perah
dengan tubuh, dalam posisi
tersebut dari freezer ke
duduk tegak atau agak tegak
kulkas
c. Tunggu kira-kira 30 menit
d. Setelah ASI mencair, Miringkan tepi cangkir agar
keluarkan dari kulkas ASI menyentuh bibir bayi
e. Siapkan air panas dalam
panci
f. Ambil ASI yang Bayi akan mulai mengecap
dikeluarkan dari kulkas ASI ke dalam mulut dengan
g. Masukkan ke air panas lidahnya
dalam panci sampai hangat
dan siap diminum Jika bayi cukup kenyang, ia
akan menutup mulutnya &
B. Cara 1. Siapkan alat pemberian ASI tidak akan minum lagi
Pemberian perah dengan cara :
ASI perah a. Rendam cangkir yang akan
digunakan kedalam air
mendidih Hitung jumlah ASI
b. Pastikan kain/celemek perah yg telah diminum
dalam keadaan bersih dan
kering
2. Pemberian ASI perah dengan
cara :
a. Bedong bayi dan
membantu menyangga
punggungnya. Letakkan
kain kecil dibagian depan
bayi untuk melindungi
pakaiannya dari ASI yang
tumpah
b. Pegang bayi di pangkuan,
dekat dengan tubuh, dalam
posisi duduk tegak atau
agak tegak
c. Pegang cangkir kecil yang
berisi ASI ke bibir bayi.
Miringkan tepi cangkir
agar ASI menyentuh bibir
bayi. Cangkir bersandar
ringan pada bibir bawah
bayi, dan tepi cangkir
menyentuh bagian luar
bibir atas bayi
d. Bayi menjadi cukup siaga
dan membuka mulut dan
matanya. Bayi BBLR akan
mulai mengecap ASI ke
dalam mulut dengan
lidahnya. Bayi cukup bulan
akan berusaha menghisap
dan menumpahkan ASI
e. Jangan tuang ASI ke mulut
bayi. Cukup pegang
cangkir ke bibirnya dan
biarkan dia mengambil
sendiri
f. Ketika bayi sudah cukup
kenyang, ia akan menutup
mulutnya dan tidak akan
minum lagi. Jika saat ini
bayi belum menghabiskan
jumlah yang telah
diperhitungkan, bayi
mungkin akan minum lebih
banyak lain waktu atau
bayi perlu diberi makan
lebih sering
g. Hitung asupannya selama
24 jam, bukan hanya tiap
kali makan

8. Hal-hal yang perlu 1. Siapkan alat pemberian ASI perah dengan benar
diperhatikan 2. Posisi bayi harus benar
3. Ukur jumlah ASI yang sudah diminum denga teliti

9. Unit Terkait Unit Gizi, Klinik Laktasi

10. Formulir yang


digunakan

11. Dokumen Terkait 1. Buku hasil pemberian ASI perah


2. Daftar tilik pemberian ASI perah
KLINIK LAKTASI
No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tgl. Terbit
PUSKESMAS
Evaluasi
GANTIWARNO
Halaman

1. Pengertian Penyimpanan ASI adalah suatu kegiatan untuk mempertahankan kondisi


ASI perah agar kondisi dan kualitas tetap terjaga dengan menggunakan
botol kaca maupun tempat yang tertutup dan diletakkan di suhu ruangan
atau lemari es.

2. Tujuan 1. Tujuan Umum : instruksi ini sebagai pedoman petugas di Klinik


Laktasi dalam penyimpanan ASI perah.
2. Tujuan Khusus :
a. Menjaga ASI yang sudah diperah tetap memiliki kualitas yang
baik
b. Menjaga ASI tetap segar dan fresh dalam kurun waktu lebih dari
24 jam
c. Membantu ibu bekerja tetap memberikan ASI Eksklusif

3. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan pasal 128 dan 129
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan
atau Memerah Air Susu Ibu
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 tahun
2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi lainnya
6. Peraturan gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2011 tentang
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu di Provinsi Jawa Tengah
7. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif
8. Peraturan Bupati Klaten Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu
Eksklusif

4. Masa Berlaku Ditinjau tiap 3 tahun sekali

5. Alat dan Bahan Alat :


a. Gelas dan tutupnya
b. Botol kaca
c. Baki
d. Kulkas
Bahan :
a. Stiker
b. Bolpoint atau spidol
c. Air hangat

6. Langkah-langkah 1. Penyimpanan ASI perah di ruangan :


a. Siapkan wadah ASI, botol/gelas tertutup yang bersih
b. Masukkan ASI ke wadah tersebut dan letakkan ditempat yang
tidak terpapar sinar matahari langsung

Pedoman penyimpanan ASI perah di suhu ruangan :


Penyimpanan ASI ASI beku ASI yg Sisa
Segar yg sdh sdh di- minum
dicairkan hangatkan

Suhu ruangan 3-4 jam


(16oC-29oC) (Optimal) 1 jam.
4 jam Segera di- Kemudian
6-8 jam (jika minumkan buang jika
kondisi masih
sangat bersih) tersisa

2. Penyimpanan ASI perah di cooler bag/termos es :


a. Siapkan cooler bag/termos es beserta e batu/ice pack (4oC-15oC)
b. Siapkan wadah ASI dari botol kaca/plastik tertutup yang bersih
c. Masukkan ASI perah ke botol tersebut
d. Masukkan botol yang berisi ASI perah diantara es batu/ice pack
dalam cooler bag/termos es

Pedoman penyimpanan ASI perah di cooler bag/termos es :


Penyimpanan ASI ASI beku yg ASI yg sdh Sisa
Segar sdh dicairkan di-hangatkan minum

Cooler bag +
es batu 24 jam Tidak Tidak Buang
(4oC-15oC) disarankan disarankan

3. Penyimpanan ASI perah di almari es :


a. Siapkan wadah ASI dari botol kaca/gelas tertutup yang bersih
b. Masukkan ASI perah ke botol tersebut dan letakkan di dalam
almari es (bukan pintu almari es)

Pedoman penyimpanan ASI perah di almari es :


Penyimpanan ASI ASI beku ASI yg Sisa
Segar yg sdh sdh di- minum
dicairkan hangatkan

Almari es 3 hari 24 jam.


(0oC-4oC) (Optimal) Lebih dari
itu tdk 4 jam Buang
8 hari (jika diketahui
kondisi keamanan
sangat bersih) nya

4. Penyimpanan ASI perah di freezer :


a. Siapkan wadah ASI dari botol kaca yang bersih
b. Tempeli botol ASI tersebut dengan label kedap air yang sudah
ditulisi nama ibu, tanggal dan jam ASI diperah
c. Masukkan ASI perah ke botol tersebut dan tutup rapat
d. Masukkan botol yang sudah berisi ASI perah kedalam almari es
bagian bawah selama kurang lebih 30 menit
e. Setelah itu, masukkan dan simpan di dalam freezer

Pedoman penyimpanan ASI perah di freezer :


Penyimpanan ASI ASI beku ASI yg Sisa
Segar yg sdh sdh di- minum
dicairkan hangatkan

Freezer
Almari es 1 2 minggu
pintu
(15oC)

Almari es 2 3 bulan
pintu (optimal) Tidak Tidak
(18oC) 6 bulan boleh boleh
(dapat dibekukan dibekukan Buang
diterima) kembali kembali

Freezer 6 bulan
tunggal (optimal)
12 bulan
(dapat
diterima)

7. Unit Terkait Unit Gizi, KIA

8. Distribusi

9. Dokumen Terkait

Anda mungkin juga menyukai