Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Diagnosis ITP

ITP didiagnosis dengan mengeksklusi penyakit lain dengan presentasi trombositopenia


melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium.1,2 Penyakit ini
Umumnya terjadi pada anak usia 2-4 tahun, dengan insiden 4-8 kasus per 100.000 anak
per tahun. ITP terjadi akut dan biasanya sembuh sendiri dalam 6 bulan, bila dalam
waktu 6 bulan tidak sembuh maka diagnosis menjadi ITP Kronis.2 Trombositopenia
imun dapat asimptomatik dengan kelainan hanya dapat dilihat dengan pemeriksaan
laboratorium. Pada pasien dengan trombositopenia imun simptomatik jumlah platelet
sangat rengah (dibawah 10.000/µL) dan biasanya terlihat perdarahan gusi, membran
mukosa, mimisan, menstruasi berlebihan, dan perdarahan saluran cerna. Perdarahan
yang paling parah berupa perdarahan intrakranial atau ICH (Intracranial
Hemorrhage)1,3

2.1.1 Anamnesis

Hal yang biasnaya ditemukan pada pasien adalah anak yang terlihat sehat tiba-tiba
menunjukkan peteki sistemik atau purpura tanpa didahului trauma. Pada anamnesis
juga dapat ditemukan beberapa hal berikut:2

1. Umumnya trombositopenia terjadi 1-3 minggu - setelah infeksi virus, atau


bakteri (infeksi saluran napas atas, saluran cerna), bisa juga terjadi setelah
vaksinasi rubella, rubeola, varisela, atau setelah vaksinasi dengan virus hidup.
2. Perdarahan yang terjadi tergantung jumlah trombosit didalam darah. Diawali
dengan perdarahan kulit berupa petekie hingga lebam. Perdarahan ini biasanya
dilaporkan terjadi mendadak.
3. Obat-obatan, misalnya heparin, sulfonamid, kuinidin/kuinin, aspirin dapat
memicu terjadinya kekambuhan. Obat yang mengandung salisilat dapat
meningkatkan risiko timbulnya perdarahan.

2.1.2 Pemeriksaan Fisik

2.1.3 Pemeriksaan Penunjang


1. Kim JY. Diagnostic Approach of Childhood Immune Thrombocytopenia.
2018;25(1):10–6.

2. Indonesia IDA. Pedoman pelayanan medis. Pedoman pelayanan medis. 2009;

3. Cooper N. A review of the management of childhood immune


thrombocytopenia: How can we provide an evidence-based approach? Br J
Haematol. 2014;165(6):756–67.

Anda mungkin juga menyukai