Anda di halaman 1dari 20

152

Dinamika Keuangan dan Perbankan, Nopember 2011, Hal: 152 - 171 Vol. 3, No. 2
ISSN :1979-4878

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY


PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
Factors Affecting The Audit Delay on listed The Manufacturing Company in BEI

Andi Kartika
Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank
Jl. Kendeng V Bendan Ngisor Semarang 50233
(andikartika12@yahoo.com)

ABSTRAK

Perbedaan waktu antara laporan keuangan dan tanggal audit pendapat menunjukkan jumlah waktu
yang diperlukan dalam periode audit pemukiman. Kondisi ini dapat mempengaruhi tanda baca dari
informasi yang diterbitkan dan akan mempengaruhi reaksi pasar terhadap informasi yang panjang.
Ini juga akan tingkat ketidakpastian yang didasarkan atas informasi yang dipublikasikan dalam
laporan keuangan auditor di mana informasi laba perusahaan yang mengandung itu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Mereka adalah total aset,
kerugian operasi dan keuntungan, solvabilitas, profitabilitas, opini auditor, dan reputasi auditor.
Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada
periode 2006-2009. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 256 perusahaan. Analisis data menggunakan regresi
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total aset, dan solvabilitas berpengaruh signifikan
terhadap audit delay. Di sisi lain, operasi kerugian dan keuntungan, profitabilitas, opini auditor,
dan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay.

Kata Kunci: Audit Delay, ukuran perusahaan, operasi kerugian dan keuntungan, solvabilitas,
profitabilitas, opini auditor, reputasi auditor.

ABSTRACT

Time difference between financial statement and auditing opinion date indicates the amount of
time needed in auditing settlement period. This condition can affect the punctuation of the
information published and will influence market reaction towards the lengthy information. It will
also the level of uncertainty based on the published information in the auditor’s financial
statement in which containing company’s profit information. This study aims to measure the
factors which affect audit delay. They are total asset, operation loss and profit, solvability,
profitability, auditor’s opinion, and auditor’s reputation.
The population of the study is the manufactured companies registered in the Jakarta Stock
Exchange in the period of 2006-2009. Sampling technique employed in this study is the purposive
sampling with the total sample of 256 companies. The data analysis uses multiple regressions.
The result of the study shows that the total asset, and solvability have significant influence
towards audit delay. On the other hand, operation loss and profit, profitability, auditor’s opinion,
and the auditor’s reputation do not have any influence towards audit delay.

Key words: Audit Delay, the size of the company, operation loss and profit, solvability,
profitability, auditor’s opinion, auditor’s reputation.
153
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

PENDAHULUAN Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat


Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak lamanya penyelesaian laporan audit,
tetapi juga berdampak peningkatan kualitas hasil
berdampak peningkatan permintaan akan audit
laporan keuangan. Setiap perusahaan yang terdaftar audit. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai
dengan standar membutuhkan waktu semakin lama.
di Bursa Efek Indonesia setiap tahun diwajibkan
untuk menyampaikan laporan tahunan (annual Hal ini berdasarkan pada Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP), Kompartemen Akuntan
report) kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
para pemodal (stockholder). Menurut Keputusan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001)
khususnya tentang standar pekerjaan lapangan
Ketua BAPEPAM No. Kep-36/PM/2003, No. 1
Peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian
Laporan Keuangan Berkala, menyatakan laporan pekerjaan lapangan seperti perlu adanya
perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan,
keuangan berkala diseratai dengan Laporan
Akuntan disampaikan kepada BAPEPAM pemahaman yang memadai atas struktur
pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan. Hasil audit atas kompeten yang diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi
perusahaan wajib diumumkan ke publik paling
tidak melalui 2 surat kabar harian berbahasa sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan.
Indonesia, secara periodik dan tepat waktu. Hasil
ini mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab Perbedaan waktu antara tanggal laporan
yang besar agar memacu audit untuk bekerja secara keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan
lebih profesional. keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu
penyelesaian pekerjaan auditnya. Hal yang penting
Auditor menyatakan suatu pendapat
mengenai apakah laporan keuangan historis suatu adalah bagaimana agar dalam penyajian laporan
keuangan itu bisa tepat waktu atau tidak terlambat
entitas menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan kerahasiaan informasi terhadap laporan
keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang
entitas sesuai dengan prinsip PABU (Prinsip
Akuntansi Berterima Umum). Dalam menyajikan bukan kompetensinya untuk ikut
mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi hal yang
jasa audit ini, auditor memberikan keyakinan
positif atas asersi yang dibuat manajemen dalam sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan
menyebabkan manfaat informasi yang disajikan
laporan keuangan historis. Keyakinan
menjadi berkurang dan tidak akurat.
menunjukkan tingkat kepastian yang dicapai dan
yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa Beberapa faktor yang mempengaruhi audit
simpulannya adalah benar. Tingkat keyakinan yang delay telah banyak oleh para peneliti sebelumnya
dapat dicapai auditor ditentukan oleh hasil antara lain Carslaw dan Kaplan (1991), Countis
pengumpulan bukti. Jasa ini merupakan jasa profesi (1976), Dyer dan Mc Hugh (1975), Halim (2000),
akuntan publik yang paling dikenal dalam Givoly (1982), dan Na’im (1999). Beberapa faktor
masyarakat, yang berpraktik di Kantor Akuntan yang mempengaruhi audit delay telah banyak
Publik dan menyediakan berbagai jasa yang diatur dilakukan dalam beberapa penelitian sebelumnya
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). yaitu diantaranya seperti ukuran perusahaan, total
revenue, tingkat profitabilitas, lamanya menjadi
Salah satu kriteria profesionalisme dari
klien KAP, tahun buku perusahaan. Arah hubungan
auditor adalah ketepatan waktu penyampaian
laporan auditnya. Ketepatan waktu perusahaan faktor tersebut adalah berhubungan positif sangat
kuat dengan audit delay.
dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada
masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga Hasil penelitian Whittred (1980),
tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam membuktikan bahwa audit delay yang lebih
menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketepatan panjang dialami oleh perusahaan yang menerima
waktu ini terkait dengan manfaat dari laporan pendapat qualified opinion. Fenomena ini terjadi
keuangan itu sendiri. karena proses pemberian pendapat qualified
154
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, berpengaruh adalah tahun buku dan pelaporan
konsultasi dengan partner audit yang lebih senior kerugian.
dan perluasan lingkup audit. Hanipah (2001), melakukan penelitian
Ashton dan Elliot (1987), meneliti tentang penelitian rata-rata audit delay pada
hubungan antara audit delay dengan beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada
variabel independen yang terdiri dari total tahun 1999. Variabel yang digunakan antara lain
pendapatan, kompleksitas perusahaan, jenis ukuran perusahaan, jenis pendapat akuntan publik,
industri, status perusahaan publik atau non publik, tingkat profitabilitas, pelaporan laba / rugi dan
bulan penutupan tahun buku, kualitas sistem auditor. Waktu penyelesaian audit cenderung
pengendalian internal, kompleksitas operasional, panjang apabila ukuran perusahaan menjadi
kompleksitas keuangan, kompleksitas pelaporan semakin besar, mendapatkan opini unqualified
keuangan, EDP, campuran relatif antara waktu opinion, tingkat profitabilitas yang rendah dan
pemeriksaan pada interim dan akhir tahun, lamanya mengalami kerugian.
perusahaan menjadi klien kantor akuntan publik,
Subekti dan Widiyanti (2004), berhasil
besarnya laba atau rugi, tingkat profitabilitas dan membuktikan bahwa audit delay yang panjang
jenis opini.
dialami oleh perusahaan yang tingkat
Carslaw dan Kaplan (1991), melakukan profitabilitasnya tinggi, ukuran perusahaan besar,
penelitian mengenai audit delay pada perusahaan perusahaan non finansial mendapatkan opini non
publik di New Zealand. Variabel yang digunakan WTP dan diaudit oleh KAP besar (the big six).
adalah ukuran perusahaan, jenis opini akuntan Meskipun telah banyak dilakukan penelitian
publik, auditor, tahun buku perusahaan,
tentang audit delay pada perusahaan yang terdaftar
kepemilikan perusahaan dan proporsi hutang
di BEI, namun masih banyak perbedaan hasil. Hasil
terhadap total asset. Variabel yang berpengaruh penelitian tersebut beragam, mungkin dikarenakan
adalah ukuran perusahaan dan perusahaan
perbedaan sifat variable independent dan variable
melaporkan kerugian. dependen yang diteliti, perbedaan periode
Hossain (1998), melakukan penelitian pada pengamatan atau perbedaan dalam metodologi
perusahaan-perusahaan publik di Pakistan, dengan statistic yang digunakan.
menggunakan sampel 103 perusahaan yang Dari uraian diatas, dapat dirumuskan
terdaftar di Karachi Stock Exchange pada tahun
masalah penelitian yakni bagaimana pengaruh
1993. Variabel yang digunakan adalah ukuran ukuran perusahaan, laba rugi operasi, profitabilitas,
perusahaan, debt equity ratio, perusahaan
solvabilitas, opini auditor, dan reputasi auditor
melaporkan laba / rugi, adanya cabang perusahaan
mempengaruhi audit delay. Penelitian ini bertujuan
untuk perusahaan multinasional dan auditor. Dari untuk mengetahui, menganalisis dan menguji
hasil uji korelasi antar variabel independen
bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, laba rugi
menunjukkan adanya korelasi yang tinggi antara operasi, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor,
variabel cabang dalam perusahaan multinasional
dan reputasi auditor mempengaruhi audit delay.
dan auditor dibandingkan korelasi variabel-variabel
perusahaan lainnya. LANDASAN TEORI DAN
PENGEMBANGANHIPOTESIS
Halim (2000), melakukan penelitian tentang
audit delay di Indonesia dengan menggunakan Laporan Keuangan
sampel 287 perusahaan yang terdaftar di Bursa Laporan keuangan merupakan bagian dari
Efek Jakarta pada tahun 1997. Variabel independen proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan
yang digunakan antara total revenue, jenis industri, merupakan salah satu sumber informasi yang
bulan penutupan buku tahunan, lamanya menjadi mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil
klien KAP, rugi / laba operasi, tingkat operasi perusahaan dalam periode tertentu kepada
profitabilitas, jenis opini. Hasil penelitian pihak-pihak yang berkepentingan sehingga
multivariate menunjukkan bahwa ke tujuh faktor manajemen mendapatkan informasi yang
tersebut secara serentak sangat berpengaruh bermanfaat.
terhadap audit delay, namun yang konsisten
155
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Laporan keuangan mempunyai tujuan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan


utama yakni memberikan informasi yang berguna dan rangkaian aktivitasnya.
untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para
Audit
pemakai laporan keuangan akan menggunakannya
untuk meramalkan, membandingkan dan menilai Secara umum auditing adalah proses
dampak keuangan yang timbul dari keputusan sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
ekonomis yang diambilnya. bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
Manfaat Laporan Keuangan dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
Manfaat laporan keuangan bisa digunakan kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
oleh para pengguna laporan keuangan. Berikut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
adalah para pengguna laporan keuangan dan penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai
manfaatnya : yang berkepentingan. (Mulyadi, 2002 : 9).
1. Investor Tujuan audit secara umum atas laporan
keuangan oleh auditor adalah untuk menyatakan
Untuk membantu menentukan tindakan apakah
yang harus dilakukan di dalam melakukan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang
material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas
penilaian investasi perusahaan.
yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
2. Pemegang saham umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan
Untuk memperoleh informasi mengenai harga dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam
saham dan transaksi-transaksi lainnya sangat setiap unsur yang disajikan dalam laporan
dibutuhkan para pemegang saham dalam keuangan. Asersi adalah pernyataan manajemen
menentukan keputusan yang dapat yang terkandung dalam komponen laporan
mempengaruhi kestabilan harga saham. keuangan yang dapat bersifat implisit atau eksplisit.
(Arens, 1995 : 114).
3. Manajer
Audit Delay
Harus memegang kendali tentang hak dan
kewajiban mereka. Hak dan kewajiban tersebut Menurut Ashton et.al (1987) dalam
akan dilaksanakan oleh manajemen berdasarkan penelitian Wirakusuma (2004), Audit Delay adalah
laporan keuangan. lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun
fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit
4. Karyawan dikeluarkan.
Merupakan salah satu faktor untuk dapat Audit delay merupakan lamanya / rentang
mencapai tujuan perusahaan. Mereka tertarik waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
kepada informasi mengenai stabilitas, penutupan tahun buku sampai dengan tanggal
profitabilitas serta informasi yang diterbitkannya laporan audit. Audit delay inilah
memungkinkan untuk menilai kemampuannya yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi
dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh
dan kesempatan kerja. terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang
5. Pemerintah berdasarkan informasi yang dipublikasikan.
Berkepentingan terhadap aktivitas perusahaan, Menurut Abdula (1996) dalam penelitian
seperti halnya dalam menetapkan kebijaksanaan Owusu-Ansah (2000), semakin panjang waktu
pajak serta sebagai dasar untuk menyusun yang dibutuhkan di dalam mempublikasikan
statistik pendapatan nasional. laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun buku
suatu perusahaan milik klien, maka semakin besar
6. Masyarakat pula kemungkinan informasi tersebut bocor kepada
Laporan keuangan membantu masyarakat dengan investor tertentu atau bahkan bisa menyebabkan
menyediakan informasi kecenderungan dan insider trading dan rumor-rumor lain di bursa
saham. Apabila hal ini sering terjadi maka akan
156
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

mengarahkan pasar tidak dapat lagi bekerja dengan tambahan tentang standar auditing tersebut serta,
maksimal. Dengan demikian, regulator harus suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang
menentukan suatu regulasi yang dapat mengatur dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut
batas waktu penerbitan laporan keuangan yang memberikan dasar yang memadai bagi auditor
harus dipenuhi pihak emiten. Tujuannya untuk untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan
tetap menjaga reliabilitas dan relevansi suatu auditor.
informasi yang dibutuhkan oleh pihak pelaku bisnis Paragraf pendapat merupakan paragraf yang
di pasar modal.
digunakan oleh auditor untuk menyatakan
Ketepatan waktu penyusunan atau pendapatnya mengenai laporan keuangan yang
pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan bias disebutkannya dalam paragraf pengantar yaitu
berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. paragraf pertama laporan audit baku.
Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi
Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay
negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba
yang dihasilkan perusahaan dijadikan sebagai salah 1. Ukuran Perusahaan
satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli Menurut Dyer dan Mc Hugh, 1975
atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat
investor. Artinya, informasi yang dipublikasikan waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam
tersebut akan menyebabkan kenaikan atau menginformasikan laporan keuangannya.
penurunan harga saham.
Pengaruh ini ditunjukkan dengan
Laporan Audit (Audit Report) semakin besar nilai aktiva perusahaan maka
Laporan audit merupakan media yang semakin pendek audit delay dan sebaliknya.
dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan
masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut proses auditnya lebih cepat dibandingkan
auditor menyatakan pendapatnya mengenai perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh
kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan
auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan yang berskala besar cenderung diberikan
tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku insentif untuk mengurangi audit delay
yang terdiri dari tiga paragraf yaitu paragraf dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut
pengantar (introductory paragraph), paragraf dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
lingkup (scope paragraph) dan paragraf pendapat permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini
(opinion paragraph). sangat berkepentingan terhadap informasi yang
termuat dalam laporan keuangan.
Terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh
auditor dalam paragraf pengantar: 2. Laba/Rugi Operasi
1. Tipe jasa yang diberikan oleh auditor Menurut Carslow (1991), ada dua
alasan mengapa perusahaan yang menderita
2. Obyek yang dianut, berisi dua hal penting yaitu
kerugian cenderung mengalami audit delay
auditor memberikan pendapat atas laporan yang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian
keuangan setelah ia melakukan audit dan obyek
terjadi perusahaan ingin menunda bad news
yang di audit oleh auditor bukanlah catatan sehingga perusahaan akan meminta auditor
melainkan laporan keuangan kliennya
untuk menjadwal ulang penugasan audit.
3. Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama
laporan keuangan dan tanggung jawab auditor proses audit jika percaya bahwa kerugian ini
atas pendapat yang diberikan atas laporan mungkin disebabkan karena kegagalan
keuangan berdasarkan hasil auditnya. keuangan perusahaan dan kecurangan
Pada paragrap lingkup berisi pernyataan manajemen informasi tentang laba perusahaan
dapat digunakan sebagai : (Anis Chariri dan
auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi Imam Ghozali), 2001)
profesi akuntan publik dan beberapa penjelasan
157
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan Tingginya resiko ini menunjukkan adanya


dana yang tertanam dalam perusahaan yang kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak
diwujudkan dalam tingkat kembalian. bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik
berupa pokok maupun bunga. Resiko
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.
perusahaan yang tinggi mengindikasikan
3. Sebagai dasar penentuan besarnya bahwa perusahaan mengalami kesulitan
penggunaan pajak. keuangan. Kesulitan keuangan merupakan
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi
daya ekonomi suatu negara. perusahaan di mata masyarakat. Pihak
manajemen cenderung menunda penyampaian
5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian laporan keuangan berisi berita buruk.
bonus. (Ukago,2005).
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam 5. Opini / Jenis Pendapat Akuntan Publik
pengendalian perusahaan.
Auditor sebagai pihak yang independen
7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran. di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu
8. Sebagai dasar pembagian dividen. perusahaan, akan memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan yang diauditnya.
3. Tingkat Profitabilitas Ada lima kemungkinan pernyataan pendapat
Perusahaan tidak akan menunda auditor independen (Mulyadi, 2002 : 19) yaitu :
penyampaian informasi yang berisi berita baik. a. Pendapat wajar tanpa pengecualian
Oleh karena itu, perusahaan yang mampu (Unqualified Opinion)
menghasilkan profit akan cenderung
mengalami audit delay yang lebih pendek, Laporan keuangan dianggap menyajikan
sehingga good news tersebut dapat segera secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
disampaikan kepada para investor dan pihak- suatu organisasi, sesuai dengan prinsip
pihak yang berkepentingan lainnya. Sebagai akuntansi yang berlaku umum di Indonesia jika
dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan memenuhi kondisi berikut ini :
dipakai salah satu cara untuk menilai 1. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di
keberhasilan efektivitas perusahaan, tentu saja Indonesia digunakan untuk menyusun
berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai laporan keuangan.
kebijakan dan keputusan perusahaan yang
telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam 2. Perubahan penerapan prinsip akuntansi
periode berjalan. Perusahaan yang profitable yang berlaku umum di Indonesia dari
memiliki insentif untuk menginformasikan ke periode ke periode telah cukup dijelaskan.
publik kinerja unggul mereka dengan 3. Informasi dalam catatan-catatan yang
mengeluarkan laporan tahunan secara cepat. mendukungnya telah digambarkan dan
4. Solvabilitas dijelaskan dengan cukup dalam laporan
keuangan, sesuai dengan akuntansi yang
Solvabilitas seringkali disebut leverage berlaku umum di Indonesia.
ratio. Weston dan Copeland (1995) dalam
Respati (2004) menyatakan bahwa rasio b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan tambahan bahasa penjelasan (Unqualified
yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Opinion Report With Explanatory Language)
Dengan demikian solvabilitas merupakan Jika terdapat hal-hal yang memerlukan
kemampuan suatu perusahaan untuk bahasa penjelasan, namun laporan keuangan
membayar semua hutang-hutangnya baik menyajikan secara wajar posisi keuangan dan
jangka pendek maupun jangka panjang. hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat
Tingginya rasio debt to equity mencerminkan menambahkan laporan hasil auditnya dengan
tingginya resiko keuangan perusahaan. bahasa penjelas.
158
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

Berbagai penyebab paling penting e. Pernyataan tidak memberikan pendapat


adanya tambahan bahasa penjelas (Arens, 1995 (Disclaimer Opinion)
: 50): Jika auditor tidak menyatakan pendapat
1. Adanya ketidakpastian yang material. atas laporan keuangan yang diaudit, maka
laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa
2. Adanya keraguan atas kelangsungan hidup
perusahaan. pendapat (no opinion report). Kondisi yang
menyebabkan auditor tidak memberikan
3. Auditor setuju dengan penyimpangan pendapat adalah :
terhadap prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. 1. Pembatasan yang luar biasa sifatnya
terhadap lingkup audit.
c. Pendapat wajar dengan pengecualian
2. Auditor tidak independen dalam
(Qualified Opinion)
hubungannya dengan kliennya.
Pendapat wajar dengan pengecualian
Perbedaan antara pernyataan tidak
akan diberikan oleh auditor jika dijumpai hal-
hal sebagai berikut : memberikan pendapat dengan pendapat tidak
wajar adalah pendapat tidak wajar diberikan
1. Lingkup audit dibatasi oleh klien. dalam keadaan auditor mengetahui adanya
2. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur ketidakwajaran laporan keuangan pendapat
audit penting atau tidak dapat memperoleh karena ia tidak cukup memperoleh bukti
informasi penting karena kondisi-kondisi mengenai kewajaran laporan keuangan yang
yang berada di luar kekuasaan klien diaudit.
maupun auditor. 6. Reputasi Auditor
3. Laporan keuangan tidak disusun sesuai Kualitas auditor sangatlah menentukan
dengan prinsip akuntansi yang berlaku kredibilitas laporan keuangan, dimana dalam hal ini
umum di Indonesia. kualitas auditor berdampak pada audit delay.
Sebagian besar auditor berpengalaman umumnya
4. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di mempunyai intuisi yang lebih baik dalam
Indonesia yang digunakan dalam mendeteksi suatu ketidakwajaran (Mulyono,
penyusunan laporan keuangan tidak 2003:17). Perusahaan klien dalam melakukan audit
diterapkan secara konsisten. laporan keuangannya akan memilih kantor Akuntan
Publik (KAP) yang memiliki reputasi baik, yang
d. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) dapat diandalkan dalam segi service, kualitas dan
Auditor akan memberikan pendapatr kecepatan dalam mengaudit laporan keuangan,
tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak sehingga hal ini sesuai dengan pernyataan
disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang (beatty,1989) dalam oktoriana (2006) bahwa
berlaku umum di Indonesia sehingga tidak kualitas auditor merupakan salah satu pengurang
terhadap ketidakpastian.
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil
usaha, perubahanekuitas dan arus kas Kantor Akuntan Publik yang bereputasi
perusahaan klien. Selain auditor memberikan baik, diperkirakan dapat melakukan audit lebih
pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi efisien dan memliki fleksibilitas yang lebih besar
lingkup auditnya, sehingga auditor dapat untuk menyelesaikan audit sesuai jadwal. Sehingga
informasi dapat lebih cepat diterima pengguna
mengumpulkan bukti kompeten yang cukup
laporan keuangan di dalam pengambilan keputusan
untuk mendukung pendapatnya. ekonomi. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah
Jika laporan keuangan diberi pendapat suatu bentuk organisasi akuntan publik yang
tidak wajar, maka informasi yang disajikan oleh memperoleh izin sesuai dengan peraturan
klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak perundang-undangan, yang berusaha di bidang
dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan
publik.
oleh pemakai informasi untuk pengambilan
keputusan.
159
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Menurut Arens dan Loebbeck kantor akuntan publik international dan


mengkategorikan ukuran Kantor Akuntan Publik national.
(KAP) menjadi empat kategori:
4). KantorAkuntan Publik Lokal Kecil
1). Kantor Akuntan Publik Internasional “The
Big Four” Menurut Arens dan loebbecke yang
diterjemahkan oleh Amir abadi yusuf,
Ada empat kantor akuntan publik terbesar sebagian besar kantor akuntan publik di
di amerika serikat, yang disebut sebagai Indonesia mempunyai kurang dari 25
kantor akuntan publik international dan tenaga kerja professional dalam satu kantor
mempunyai julakan “the Big Four”. akuntan publik. Mereka memberikan jasa
Masing- masing memiliki kantor di setiap audit dan pelayanan yang berhubungan
kota besar di amerika serikat dan di banyak dengan itu terutama bagi badan organisasi
kota besar di seluruh dunia termasuk di kecil dan organisasi nirlaba, meskipn ada
Indonesia. Sesuai dengan ketentuan yang juga diantaranya melayani perusahaan yang
berlaku di Indonesia, Pengelompokan data telah go publik.
KAP yang berafiliasi dengan “The Big
four” berdasarkan pojok BEI universitas Pengembangan Hipotesis
Diponegoro tahun 2007 yaitu : 1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit
delay
a. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja—
affiliate of Ernst & Young Manajemen dengan skala besar
cenderung diberikan insentif untuk
b. KAP Osman Bing Satrio — affiliate of mempercepat penerbitan laporan keuangan
Deloitte
auditan disebabkan perusahaan berskala besar
c. KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja— dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
affiliate of KPMG permodalan dan pemerintah sehingga
cenderung menghadapi tekanan eksternal yang
d. KAP Haryanto Sahari — affiliate of
lebih tinggi untuk mengumumkan laporan
Price Waterhouse Cooper.
keuangan auditan lebih awal. Jadi, semakin
2). Kantor Akuntan Publik Nasional besar ukuran perusahaan, maka audit delaynya
KAP ini memberikan pelayanan yang sama semakin pendek.
dengan “The Big Six” dan melancarkan Berdasarkan uraian teoritis diatas maka
persaingan langsung denganmereka hipotesis alternatif yang disusun sebagai
dalamhalmenarik klien. Selain itu mereka berikut:
memiliki hubungan dengan KAP di luar
negeri sehingga memiliki juga potensi H1 : Ukuran perusahaan berpengaruhi negatif
signifikan terhadap audit delay.
International. Pada masa belakangan ini
makin banyak kantor akuntan publik jenis 2. Pengaruh Laba rugi operasl terhadap audit delay
ini yang juga di wakili di Indonesia. Perusahaan yang mendapatkan laba
3). KantorAkuntan Publik Lokal dan Regional yang besar tidak ada alasan untuk menunda
penerbitan laporan keuangan auditan karena ini
Sebagian kantor akuntan publik di
merupakan berita baik yaitu prestasi yang
Indonesia merupakan kantor akuntan publik
dicapai cukup menggembirakan. Sebaliknya,
lokal dan regional, dan terutama sekali
perusahaan yang menderita kerugian akan
terpusat di pulau jawa. Beberapa
berusaha memperlambat penerbitan laporan
diantaranya cuma melayani klien di dalam
keuangan auditan (Ashton et. al, 1984 dalam
jangkauan areanya dan membuka cabang di
penelitian Soegeng Soetedjo, 2006). Auditor
daerah lain. Kantor akuntan publik ini pun,
berasaing dengan kantor akuntan publik lain akan berhati-hati selama proses audit dalam
merespon kerugian perusahaan apakah kerugian
dalam menarik klien termasuk dengan
tersebut disebabkan oleh kegagalan finansial
atau kecurangan manajemen. Jadi, semakin laba
160
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

suatu operasi perusahaan, maka audit delaynya akan terjadi pula keterlambatan dalam
semakin pendek. menyampaikan kabar buruk kepada publik.
Berdasarkan uraian teoritis diatas maka Berdasarkan argumentasi tersebut, maka
hipotesis alternatif yang disusun sebagai hipotesis alternative yang disusun sebagai
berikut: berikut:
H2 : Laba/rugi operasi berpengaruhi negatif H4 : Solvabilitas berpengaruh positif signifikan
signifikan terhadap audit delay. terhadap audit delay
3. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay 5. Pengaruh opini auditor terhadap audit delay
Na’im (1984), menemukan bahwa Menurut Carslaw dan Kaplan (1991),
tingkat profitabilitas yang lebih rendah akan perusahaan yang tidak menerima opini audit
memacu kemunduran publikasi laporan standar unqualified opinion diperkirakan
keuangan auditan. Perusahaan publik yang mengalami audit delay yang lebih panjang
mengumumkan tingkat profitabilitas yang alasannya perusahaan yang menerima opini
rendah cenderung mengalami penerbitan tersebut memandang sebagai bad news dan
laporan keuangan auditan dari auditor yang akan memperlambat proses audit.
lebih panjang daripada perusahaan non publik Disamping itu penerimaan opini selain
(Ashton et.al, 1984). Ini berkaitan dengan
qualified merupakan indikasi terjadinya konflik
akibat yang ditimbulkan pasar terhadap antara auditor dan perusahaan yang pada
pengumuman tersebut. Jadi, semakin tinggi
akhirnya memperpanjang audit delay. Jadi,
tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka perusahaan yang tidak menerima opini audit
semakin pendek audit delaynya.
standar unqualified opinion mengalami audit
Berdasarkan uraian teoritis diatas maka delay yang panjang.
hipotesis alternatif yang disusun sebagai
Berdasarkan uraian teoritis diatas maka
berikut: hipotesis alternatif yang disusun sebagai
H3 : Tingkat profitabilitas berpengaruh negatif berikut:
signifikan terhadap audit delay. H5 : Opini / jenis pendapat akuntan publik
berpengaruhi negatif signifikan terhadap
4. Pengaruh solvabilitas perusahaan terhadap audit audit delay.
delay. 6. Pengaruh reputasi auditor perusahaan terhadap
Solvabilitas merupakan perbandingan audit delay
antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang. Kualitas auditan berpengaruh terhadap
Solvabilitas mencerminkan kemampuan kredibilitas laporan keuangan ketika
perusahaan untuk membayar seluruh perusahaan go public. Oleh karena itu,
kewajibannya, baik yang berupa hutang jangka underwritter yang memiliki reputasi tinggi,
pendek maupun jangka panjang apabila menginginkan emiten yang dijaminnya,
perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu memakai auditor yang mempunyai reputasi
perusahaan dikatakan solvable apabila tinggi pula. Auditor yang memiliki reputasi
perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau tinggi, akan menggunakan auditor yang
kekayaan yang cukup untuk membayar semua memiliki reputasi, keduanya akan mengurangi
hutangnya. Namun begitu pula sebaliknya underpricing. Dari penelitian yang sudah ada
apabila proporsi hutang lebih besar dari maka antara reputasi tinggi auditor berpengaruh
aktivanya akan meningkatkan kecenderungan terhadap audit delay. (Subekti dan Widayanti,
kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian 2004). Jadi, semakin tinggi reputasi auditor
dari auditor terhadap laporan keuangan yang maka audit delaynya semakin pendek.
akan diaudit. Oleh karena hal tersebut, maka
161
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Berdasarkan uraian teoritis diatas maka waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal
hipotesis alternatif yang disusun sebagai perusahaan sampai tanggal laporan audit
berikut: dikeluarkan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal
tertera pada laporan auditor independen. Variabel
H6 :Reputasi auditor berpengaruhi negatif
signifikan terhadap audit delay. ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari.

Model Penelitian Variabel Independen

Audit delay dalam penelitian ini a. Variabel ukuran perusahaan


menggunakan lima jenis variabel yaitu ukuran Diukur berdasarkan total assets/ total aktiva
perusahaan, laba/rugi operasi, solvabilitas, yang dimiliki oleh setiap perusahaan sampel
profitabilitas, opini / jenis pendapat akuntan dan digunakan sebagai tolok ukur skala
publik dan reputasi auditor. Dari landasan teori perusahaan. Variabel ini diproksi dengan
diatas, dibuat kerangka pemikiran seperti pada menggunakan logaritma.
gambar 1. b. Variabel laba / rugi operasi
METODE PENELITIAN Diukur dengan dummy yaitu untuk perusahaan
Jenis dan Data Penelitian yang mengalami laba diberi kode dummy 1 dan
yang mengalami rugi diberi kode dummy 0.
Penelitian ini menggunakan data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari sumber lain yang c. Variable tingkat profitabilitas
sudah dipublikasikan berupa laporan tahunan Diukur berdasarkan nilai ROA (Return on
perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar
Asset) yaitu Net Profit dibagi dengan Total
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 - Asset. Perusahaan yang tingkat profitabilitasnya
2009. Data sekunder perusahaan manufaktur yang
tinggi diduga waktu yang diperlukan untuk
terdaftar di BEI yaitu audit delay, total assets,
menyelesaikan audit akan lebih cepat. ROA
profit after taxes, Solvabilitas, ROA, opini auditor dapat ditunjukkan dengan rumus sebagai
dan reputasi auditor, yang tersedia di Pojok BEJ –
berikut:
UNDIP dan Indonesian Capital Market Directory
(ICMD). Netprofit
ROA = x100%
Populasi Dan Sampel TotalAsset
d. Variabel Solvabilitas
Populasi yang akan menjadi objek
Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva
penelitian adalah perusahaan-perusahaan
dengan jumlah hutang. Solvabilitas mencerminkan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
periode 2006 – 2009. Dalam penentuan sampel, kewajibannya, baik yang berupa hutang jangka
teknik sampling yang dipergunakan adalah pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
purposive sampling yaitu metode pengambilan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan dikatakan
sampling berdasarkan kriteria-kriteria tertentu solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai
(Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995). aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
Dalam penelitian ini, kriteria yang ditetapkan semua hutangnya. Solvabilitas dapat ditunjukkan
adalah Perusahaan manufaktur yang aktif oleh rumus sebagai berikut:
menyampaikan laporan keuangan periode 2006 – TotalDebt
2009, aktif diperdagangkan di BEI, dan SOLV = x100%
TotalAsset
menyampaikan data secara lengkap selama periode
e. Variabel opini / jenis pendapat akuntan
pengamatan tahun 2006-2009
publik
Definisi Operasional Dan Pengukurannya
Diukur dengan dummy yaitu untuk opini
Variabel Dependen wajar tanpa pengecualian (unqualified
Variabel dependen penelitian ini adalah opinion) diberi kode dummy 1 dan untuk
audit delay yang diukur berdasarkan lamanya opini wajar dengan pengecualian (qualified
opinion) diberi kode dummy 0.
162
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

f. Variable Reputasi auditor Rachmawati (2008) yang memperoleh hasil


76,6328 hari dan penelitian yang dilakukan Imam
Diukur dengan menggunakan dummy dengan
mengelompokkan auditor-auditor yang berasal Subekti dan Novi Wulandari Widiyanti (2004)
yang memperoleh 98,38 hari.
dari KAP yang bermitra dengan kelompok lima
besar di Amerika Serikat. Kelompok 4 besar Ukuran perusahaan mempunyai rentang
diberi kode 1, sedangkan untuk KAP selain nilai antara 10.39 sampai dengan 13.95 dengan
yang bermitra dengan kelompok 4 besar diberi rata-rata 11.9128 dan standar deviasi 0.64604.
kode 0. Tampak bahwa terdapat fluktuasi yang relatif
tinggi dalam hal ukuran perusahaan pada perusahan
Metode Analisis Data
sampel yang diukur dengan total aktiva perusahaan.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
akan dilakukan model regresi linier berganda, Rata-rata rasio solvabilitas sebesar 0.5937,
dimana dalam uji regresi tersebut akan diuji dengan kisaran antara -0.07 hingga 5.30 dan
standar deviasi sebesar 0.53788. Tampak bahwa
pengaruh antara variabek independen terhadap
variable dependen. Namun sebelumnya akan diuji pada umumnya perusahaan mempunyai hutang
jangka panjang sebesar 59.37% dibandingkan total
terlebih dahulu uji normalitas dan uji asumsi klasik
yang meliputi uji multikolinearitas, uji aktiva perusahaan, bahkan ada yang mempunyai
kewajiban jangka panjang sampai dengan 530%
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
dibandingkan total aktiva perusahaan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Rasio profitabilitas berkisar antara -0,86
Deskripsi Sampel sampai dengan 0.45 dengan rata-rata sebesar
Populasi pada penelitian ini adalah 0.0403 dan standar deviasi sebesar 0.14114. Nilai
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI negatif berarti perusahaan mengalami kerugian
selama tahun 2006 sampai 2009. Pemilihan sampel sehingga terdapat perusahaan yang mengalami
menggunakan purposive sampling dengan kreteria kerugian hingga 86% dibandingkan total aktivanya.
yang telah ditentukan yakni: perusahaan yang Rata-rata sampel mendapatkan profitabilitas
sahamnya aktif diperdagangkan, perusahaan selama sampai dengan 4.03% dibandingkan total aktiva
4 tahun berturut-turut aktif terbit, dan memiliki perusahaan, seperti terlihat dalam Tabel 2.
data lengkap. Jumlah sampel dalam penelitian ini Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
sebanyak 256 perusahaan. frequency laba/rugi operasi untuk perusahaan yang
Statistik Deskriptif mengalami laba sebanyak 196 dan perusahaan yang
mengalami rugi operasi sebanyak 60 perusahaan.
Sebagai tinjauan awal terhadap data Dengan demikian percent perusahaan yang
penelitian, berikut akan disajikan data dalam mengalami laba sebanyak 76,6% dan perusahaan
bentuk statistic deskriptif untuk masing-masing yang mengalami rugi operasi sebanyak 23,4%.
variable dalam table 1.
Frekunsi untuk opini auditor yang
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian (0)
bahwa nilai audit delay adalah antara 40 hari sebanyak 129 perusahaan dan pendapat selain
sampai 99 hari dengan rata-rata 71.9102 hari dan wajar tanpa pengecualian (1) sebanyak 127
standar deviasi sebesar 13.00029. tampak bahwa perusahaan. Sehingga percent perusahaan yang
rata-rata audit delay perusahaan sampel masih di menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian
bawah 90 hari kalender yang merupakan batas yang adalah 50.4% dan pendapat selain wajar tanpa
ditetapkan oleh BAPEPAM dalam menyampaikan pengecualian adalah 49.6%.
laporan keuangan atau tanggal 31 Maret pada tiap
tahunnya. Terlihat juga bahwa terdapat perusahaan Frekuensi untuk variable ukuran KAP
yang terlambat karena mempunyai audit delay di untuk perusahaan yang menggunakan jasa auditor
atas 90 hari. yang berafiliasi dengan big four (1) sebanyak 121
perusahaan sedangkan yang tidak berafiliasi (0)
Rata-rata audit delay dalam peneliatian ini sebanyak 135 perusahaan. Dengan demikian
lebih kecil ketimbang penelitian Sistya percent perusahaan yang menggunakan jasa auditor
163
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

yang berafiliasi dengan big four adalan 52.7% dan Pengujian Asumsi Klasik
perusahaan yang tidak berafiliasi adalah 47.3%.
Pada penelitian ini analisis yang digunakan
Uji Normalitas adalah analisis regresi berganda. Salah satu syarat
Variabel pengganggu selain diasumsikan untuk bisa menggunakan persamaan regresi
berganda adalah terpenuhinya uji asumsi klasik.
tidak memiliki hubungan serial dan memiliki
varian konstan, juga diharapkan memiliki distribusi Untuk mendapat nilai pemeriksa yang tidak bias
dan efisien (Best Linier Unbias Estimator/ BLUE)
normal. Dalam penelitian ini uji normalitas
dilakukan dengan uji Skewness dan kurtosis. Hasil dari satu persamaan regresi berganda dengan
metode kuadrat terkecil perlu dilakukan pengujian
uji normalitas dapat dilihat pada tabel 3.
untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan
Berdasarkan tabel 3, pengujian normalitas memenuhi persyaratan asumsi klasik, yaitu:
diatas menunjukkan jumlah data (N) adalah sebesar
256, nilai Skewness sebesar -0,526 dan standard 1. Uji Multikolinearitas
error sebesar 0,152. Dengan demikian nilai Uji multikoleniaritas dilakukan
zskewness adalah: dengan menganalisis matrik korelasi antar
variabel independen serta perhitungan nilai
Skewness
ZSkewness : toleransi (Tolerance) dan nilai variance
6 inflation factor (VIF). Uji multikoleniaritas
N
disajikan dalam tabel 4.
 0,526 Berdasarkan hasi pengujian pada tabel
ZSkewness : = -3.44
6 4 dapat disimpulkan bahwa semua variabel
256
independen mempunyai nilai tolerance > 0,10
Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai dan nilai VIF < 10, sehingga memenuhi
zskewness adalah sebesar -3,44 < 1,96 hal ini asumsi bahwa tidak terjadi gejala
mengandung arti bahwa model regresi memenuhi multikoleniaritas.
asumsi normalitas. 2. Uji Heterokedastistas
Selanjutnya berdasarkan table diatas Asumsi heterokedastisitas berkaitan
diketahui nilai kurtosis adalah sebesar -0,452 dengan varian variabel pengganggu, bila
dan standard error adalah sebesar 0,303, maka nilai memiliki varian tidak konstan berarti terjadi
zkurtosis adalah sebagai berikut: heteroskedastisitas, dan sebaliknya berarti
Kurtosis homoskedastisitas. Penggujian
ZKurtosis : heterokedastisitas dapat dilihat pada tebel 5.
24
N Pada tabel di atas menunjukkan
 0,452 bahwa koefisien parameter untuk variabel
ZKurtosis : = -1,48 bebas tidak ada yang signifikan secara
24
256 statistik, maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi tidak terdapat
Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai z heteroskedastisitas.
kurtosis adalah sebesar -1,48 < 1,96 hal ini
mengandung arti bahwa model regresi memenuhi 3. Uji Autokorelasi
asumsi normalitas. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
Berdasarkan uji normalitas diatas baik dalam model regresi linier ada korelassi antara
melalui uji skewness maupun kurtosis kesalahan pengganggu pada periode t dengan
menunjukkan bahwa model regresi memenuhi kesalahan pengganggu pada t-1 (sebelumnya). Jika
asumsi normalitas sehingga model regresi layak terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
digunakan untuk penelitian. autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
164
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu perusahaan dengan audit delay. Hasil dari
observasi ke observasi lainnya. Pengujian pengujian ini konsisten dengan penelitian Sistya
autokorelasi dapat dilihat pada table 6. Rachmawati (2008), Subekti dan Novi Wulandari
(2004), Ashton dan Elliot (1987) dan Courtis
Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi, dilakukan pengujian dengan uji (1976) menemukan bahwa jenis perusahan
finansial mengalami audit delay yang lebih pendek
Durbin Watson, yaitu dengan membandingkan nilai
d dari hasil regresi dengan dl dan du dari tabel dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
dalam jenis industri lain. Hal ini dikarenakan
Durbin Watson.
perusahaan-perusahaan finansial tidak memiliki
Nilai tabel batas bawah (dl) pada jumlah saldo perusahaan yang cukup signifikan sehingga
sampel 256 dengan jumlah independen 6 adalah audit yang dilakukan cenderung tidak
1.854 dan batas atasnya (du) sebesar 1.820, besaran membutuhkan waktu yang lama.
ini akan menghasilkan nilai 4-du = 4 – 1.820=
2.180 dan 4-dl = 4 – 1.718 = 2.282. Oleh karena Hipotesis 2
1.882 (d) lebih besar dari batas atas (du) 1.820 dan Pengujian hipotesis 2 dalam penelitian ini
kurang dari 4-du (2.180), maka dapat disimpulkan dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat
bahwa kita tidak bisa menolak Ho yang pengaruh negatif dan signifikan antara laba/rugi
menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif operasi perusahaan terhadap audit delay. Dalam
atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat tabel regresi diperoleh nilai th untuk variabel
autokorelasi. laba/rugi sebesar -1.503 dengan signifikansi
sebesar 0.134 > 0.05, maka hipotesis ditolak.
Hasil Pengujian Regresi
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2
untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan tidak dapat membuktikan bahwa hipotesis yang
mendukung hubungan ang signifikan antara
sebelumnya. Pengujian dilakukan dengan melihat
nilai t hitung dan taraf signifikannya pada masing- laba/rugi operasi dengan audit delay. Hasil dari
pengujian hipotesis 3 ini tidak sesuai dengan hasil
masing variabel independen yang disajikan pada
tabel 7. yang dilakukan oleh Soegeng Soetedjo (2006) dan
kartika (2008). Perusahaan yang mendapatkan laba
Berdasarkan tabel regresi, dapat diketahui yang besar tidak ada alasan untuk menunda
bahwa persamaan regresi yang terbentuk adalah : penerbitan laporan keuangan auditan bahkan
Aud = 115.760 – 3.703 Uk_Perusahaan – 3.488 cenderung untuk mempercepat penerbitan laporan
Laba_Rugi–0.820Profitabilitas + 2.847 Solvabilitas keuangan auditan, karena perusahaan yang
+ 1.686 Opini Auditor + 1..018 KAP + ε mengalami laba akan membuat investor menjadi
senang dan calon investor akan tertarik untuk
membeli saham sehingga akan menyebabkan
Pengujian Hipotesis kenaikan harga saham. Sebaliknya, perusahaan
Pengujian regresi parsial/pengujian hipotesis yang menderita kerugian akan berusaha
diperoleh hasil sebagai berikut: memperlambat penerbitan laporan keuangan
Hipotesis 1 auditan. Auditor akan berhati-hati selama proses
audit dalam merespon kerugian perusahaan apakah
Pengujian hipotesis 1 dalam penelitian ini kerugian tersebut disebabkan oleh kegagalan
dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat finansial atau kecurangan manajemen. Hasil ini
pengaruh negatif dan signifikan antara ukuran konsisten dengan penelitian Imam Subekti (2004),
perusahaan terhadap audit delay. Dalam tabel yang berhasil membuktikan bahwa laba/ rugi
regresi diperoleh nilai th untuk variabel ukuran operasi secara signifikan tidak berpengaruh
perusahaan sebesar -2.822 dengan signifikansi terhadap audit delay. Ini berkaitan dengan
sebesar 0.005 < 0.05 maka hipotesis diterima. ketidakstabilan kondisi ekonomi saat ini dimana
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 kebanyakan perusahaan yang mengalami kerugian
dapat membuktikan bahwa hipotesis mendukung diabaikan dalam pelaporan keuangannya karena
hubungan negatif dan signifikan antara ukuran kerugian dianggap sebagai hal yang biasa. Jadi,
165
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

semakin laba suatu operasi perusahaan, maka audit laporan keuangan auditan perusahaan secara tepat
delay-nya semakin pendek. waktu.
Hipotesis 3 Hipotesis 5
Pengujian hipotesis 3 dalam penelitian ini Pengujian hipotesis 5 dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh negatif dan signifikan antara pengaruh negatif dan signifikan antara opini
profitabilitas terhadap audit delay. Dalam tabel auditor terhadap audit delay. Dalam tabel regresi
regresi diperoleh nilai th untuk variabel diperoleh nilai th untuk variabel opini auditor
profitabilitas sebesar -0.111 dengan signifikansi sebesar 1.033 dengan signifikansi sebesar 0.303 >
sebesar 0.912 > 0.05 maka hipotesis ditolak. 0.05 maka hipotesis ditolak.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 Hasil pengujian hipotesis 5 tidak dapat
tidak dapat membuktikan bahwa hipotesis membuktikan bahwa hipotesis mendukung
mendukung hubungan yang signifikan antara hubungan positif dan signifikan antara opini audit
profitabilitas dengan audit delay. Hasil dari dengan audit delay. Hasil dari pengujian ini tidak
pengujian hipotesis 3 ini konsisten dengan konsisten dengan penelitian penelitian Subekti dan
penelitian Sistya Rachmawati (2008). Namun Novi Wulandari (2004), namun penelitian ini
penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis dan sesuai dengan penelitian Na’im (1998). Hal
landasan teori yang menyebutkan bahwa tersebut dikarenakan kondisi laporan keuangan
profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan antara tahun yang diaudit sekarang dengan yang
terhadap audit delay berdasarkan penelitian Iman lalu itu sama. Selain itu juga auditor akan bekerja
Subekti dan Novi Wulandari (2004), Na’im (1998), secara profesional dalam menghadapi setiap
Ashton dan Elliot (1987) dan Carslaw and Kaplan kondisi perusahaan.
(1991). Hal ini dapat disebabkan karena tingkat
Hipotesis 6
profitabilitas yang lebih rendah memacu
kemunduran publikasi laporan keuangan Pengujian hipotesis 6 dalam penelitian ini
perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat
akan meminta auditor untuk mengatur waktu pengaruh negatif dan signifikan antara reputasi
auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. auditor terhadap audit delay. Dalam tabel regresi
diperoleh nilai th untuk variabel KAP sebesar 0.621
Hipotesis 4 dengan signifikansi sebesar 0.535 >0.05 maka
Pengujian hipotesis 4 dalam penelitian ini hipotesis ditolak.
dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat Hasil pengujian hipotesis 6 tidak dapat
pengaruh positif dan signifikan antara solvabilitas membuktikan bahwa hipotesis mendukung
terhadap audit delay. Dalam tabel regresi diperoleh hubungan positif dan signifikan antara ukuran KAP
nilai th untuk variabel solvabilitas sebesar 1.962 dengan audit delay. Hasil dari pengujian ini tidak
dengan signifikansi sebesar 0.048 < 0.05 maka konsisten dengan penelitian Sistya Rachmawati
hipotesis diterima. (2008). Hal ini dikarenakan perusahaan yang
Hasil pengujian hipotesis 4 dapat berafiliasi dengan KAP Big Four itu lebih cepat
membuktikan bahwa hipotesis mendukung menyelesaikan audit delay daripada KAP non Big
hubungan positif dan signifikan antara solvabilitas Four karena tergantung dari kondisi laporan
dengan audit delay. Hasil dari pengujian hipotesis keuangan perusahaan.
4 ini sejalan dengan penemuan Wirakusuma (2004) Kelayakan Model
namun tidak konsisten dengan penelitian Sistya
Rachmawati (2008). Rasio solvabilitas yang tinggi 1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
mengakibatkan panjangnya waktu yang dibutuhkan Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai sig sebesar
dalam penyelesaian audit. Kemungkinan lain yaitu 0.000 < 0.05, hal ini berarti bahwa secara simultan
kurang ketatnya aturan-aturan dalam perjanjian terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran
utang di Indonesia untuk mengharuskan penyajian perusahaan, laba/rugi operasi, profitabilitas,
166
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

solvabilitas, opini auditor dan reputasi auditor Dari analisa dan pembahasan yang telah
terhadap audit delay, seperti yang tampak pada diuraikan dimuka, dapat diberikan beberapa saran
tabel 8. antara lain :
2. Koefisien Determinasi 1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk
menambah waktu penelitian dan luas
Koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel penelitian, sampel yang digunakan tidak hanya
pada perusahaan manufaktur, tetapi semua
independen menjelaskan variabel dependen. Nilai
R2 dikatakan baik jika diatas 0,5, karena nilai R2 perusahaan.
2. Menambah faktor lain yang dapat
berkisar antara 0 sampai 1 (Ghozali, 2006: ).
mempengaruhi audit delay.
Dari tampilan output SPSS model 3. Menambahkan variabel yang berasal dari data
Summary pada table 9, besarnya nilai Adjusted R2 primer yang tidak digunakan dalam penelitian
adalah 0.073, hal ini berarti 7.3% variasi audit ini.
delay dapat dijelaskan oleh variasi dari ke enam
variabel independen ukuran perusahaan, laba/rugi DAFTAR PUSTAKA
operasi, profitabilitas, solvabilitas, opini audit, dan Anis Chariri, Imam Ghozali, 2001, “Teori
ukuran KAP, sedangkan sisanya dijelaskan oleh Akuntansi”, Edisi Pertama, Badan Penerbit
sebab – sebab lain di luar model. Universitas Diponegoro, Semarang.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil uji regresi berganda Anthony, R.N and Govindarajan, 1995,
dalam bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan “Management Control System”, Eight
bahwa faktor Ukuran perusahaan berpengaruh Edition, Irwin, Chicago.
negatif signifikan terhadap audit delay dan Boyton, WC and G. Kell, 1996, “Modern
solvabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
Auditing”, Sixt Edition, John Wiley &
audit delay, sedangkan faktor Profitabilitas, ukuran Sons, Inc, New York.
KAP dan opini audit tidak berpengaruh terhadap
audit delay. Elqorni, Ahmad, 2009, Mengenal Teori
Keagenan, http:// elqorni.wordpress.com.
Keterbatasan
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis
Adapun keterbatasan – keterbatasan dalam
Multivariate dengan Program SPSS
penelitian ini adalah :
Cetakan ke – IV, Badan Penerbit
1. Periode penelitian hanya empat tahun, yaitu Universitas Diponegoro, Semarang.
tahun 2006 sampai 2009. Ghozali Imam dan Kristianus Ukago, 2005,
2. Penulis hanya menganalisa lima faktor yang
“Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
mempengaruhi audit delay (profitabilita,
Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
solvabilitas, opini audit, ukuran perusahaan Keuangan Bukti Empiris Emiten di BEJ”,
ddan ukuran KAP), sehingga masih banyak
Jurnal Maksi Vol. 5, pp. 13 – 33.
faktor lain yang belum diteliti.
3. Penelitian ini hanya menggunakan data Halim, Varianada, 2000, “Faktor-Faktor Yang
sekunder, data-data primer yang tidak Mempengaruhi Audit Delay”, Jurnal
dipublikasikan seperti luas audit yang Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 1, p. 63 –
dilakukan, tingkat pengendalian internal klien, 75.
kompleksitas EDP dan risiko audit tidak IAI, 2004, “SAK”, Salemba Empat, Jakarta.
dimasukan dalam penelitian ini.
4. Penelitian ini hanya dilakukan pada IAI, Kompartemen Akuntan Publik, 2001,
perusahaan manufaktur. “Standar Profesional Akuntan Publik”,
Saran PT. Salemba Empat, Jakarta.
Jogiyanto, 2000, “Teori Portofolio dan Analisis
Investasi”, Edisi II, Yogyakarta : BPFE.
167
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Kartika, Andi, 2008, Faktor-Faktor Yang pada Perusahaan-perusahaan Keuangan


Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia yang Terdaftar di BEJ ).
(Studi Empiris Pada Perusahaan- Soetedjo, Soegeng, (2006). “Faktor-Faktor Yang
Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di
Mempengaruhi Audit Delay Log (ARL)”.
Bursa Efek Jakarta), Kajian Akuntansi, Vol 9 No. 2. Agustus. pp 77 – 92 .
Vol. 8, No. 2, Mei 2008: 28-58.
Subekti, Imam dan Novi Wulandari Widiyanti,
Komarudin, 1996, “Manajemen Keuangan”,
“Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Bandung : Penerbit Alumni. Terhadap Audit Delay Di Indonesia”.
Munawir S, 2003, ”Analisis Laporan Keuangan”, SNA VII Denpasar Bali. 2-3 Desember
Yogyakarta : Liberty. 2004. pp 991 – 1002.
Rachmawati, Sistya, 2008, Pengaruh Faktor- Wirakusuma, Made Gede, 2004, “Faktor-Faktor
faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Yang Mempengaruhi Rentang Waktu
terhadap Audit Delay dan Timeliness, penyajian Laporan Keuangan Ke Publik
Jurnal Akuntasi dan Keuangan, Vol. 10, (Studi Empiris Mengenai Keberadaan
No. 1, Mei 2008: 1-10. Divisi Internal Audit Pada Perusahaan-
Rustiana, Jeane Deart Meity Prabandari, 2007, Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta)”, SNA VII.
Beberapa Faktor yang Berdampak pada
Perbedaan Audit Delay ( Study Empiris Yusuf, A.H, 2001, “Auditing”, Cetakan Pertama,
Yogyakarta, BP – STIE.
168
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

Ukuran Perusahaan H1 -

Laba / Rugi Operasi


H2 -
Profitabilitas H3 -
H4 + Audit Delay
Solvabilitas

Opini Auditor H5 -
H6 -
Reputasi Auditor

Gambar 1. Model Penelitian

Tabel 1. Deskriptive Statistik Variabel Penelitian

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Aud 256 40.00 99.00 71.9102 13.00029
Uk_Perusahaan 256 10.39 13.95 11.9245 .64125
Profitabilitas 256 -.86 .45 .0403 .14114
Solvabilitas 256 -.07 5.30 .5937 .53788
Valid N
256
(listwise)
Sumber: Lampiran

Tabel 2. Frekuensi variabel Laba//Rugi, Opini Auditor dan KAP


Laba_Rugi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0 60 23.4 23.4 23.4
1 196 76.6 76.6 100.0
Total 256 100.0 100.0
169
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Opini_Auditor
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0 129 50.4 50.4 50.4
1 127 49.6 49.6 100.0
Total 256 100.0 100.0

KAP
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0 135 52.7 52.7 52.7
1 121 47.3 47.3 100.0
Total 256 100.0 100.0
Sumber: Lampiran

Tabel 3. Pengujian Normalitas

Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized
256 -.526 .152 -.452 .303
Residual
Valid N (listwise) 256
Sumber: Lampiran

Tabel 4. Hasil Uji Multikoleniaritas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Uk_Perusahaan .867 1.153
Laba_Rugi .633 1.581
Profitabilitas .562 1.779
Solvabilitas .723 1.382
Profitabilitas .562 1.779
Opini_Auditor .919 1.088
KAP .913 1.095

Sumber:
170
Andi Kartika Dinamika Keuangan dan Perbankan

Tabel 5. Hasil Uji Glejser


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.126 15.641 .072 .943
Uk_Perusahaan .049 1.314 .003 .037 .970
Laba_Rugi -2.370 2.325 -.081 -1.019 .309
Profitabilitas 3.753 7.417 .043 .506 .613
Solvabilitas -.225 1.716 -.010 -.131 .896
Opini_Auditor .022 1.635 .001 .013 .989
KAP .153 1.642 .006 .093 .926
a. Dependent Variable: ABSUT
Sumber: Lampiran
Tabel 6. Hasil Uji Durbin Watson

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .309 a .095 .073 12.51366 1.882
a. Predictors: (Constant), KAP, Profitabilitas,
Opini_Auditor, Uk, Solvabilitas, Laba_Rugi
b. Dependent Variable: Aud
Sumber: Lampiran
Tabel 7. Hasil Pengujian Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 115.760 15.615 7.413 .000
Uk_Perusahaan -3.703 1.312 -.183 -2.822 .005
Laba_Rugi -3.488 2.321 -.114 -1.503 .134
Profitabilitas -.820 7.405 -.009 -.111 .912
Solvabilitas 2.847 1.451 .118 1.962 .048
Opini_Auditor 1.686 1.632 .065 1.033 .303
KAP 1.018 1.640 .039 .621 .535
a. Dependent Variable: Aud
Sumber: Lampiran
171
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Tabel 8. Hasil Uji F


ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 4105.580 6 684.263 4.370 .000a
Residual 38991.354 249 156.592
Total 43096.934 255
a. Predictors: (Constant), KAP, Profitabilitas, Opini_Auditor, Uk,
Solvabilitas, Laba_Rugi
b. Dependent Variable: Aud
Sumber: Lampiran
Tabel 9. Nilai Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .309 a .095 .073 12.51366 1.882
a. Predictors: (Constant), KAP, Profitabilitas,
Opini_Auditor, Uk, Solvabilitas, Laba_Rugi
Sumber: Lampiran

Anda mungkin juga menyukai