PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
daerah. Suatu daerah tidak akan dapat menjalankan kegiatan pemerintahan tanpa adanya
anggaran, oleh karena itu setiap tahunnya APBD ditetapkan guna meningkatkan
efektifitas dan efisiensi perekonomian daerah berdasarkan fungsi alokasi APBD.
Apa saja tugas sekretaris daerah selaku KPKD di dalam pengelolaan keuangan
daerah? Tugas sekretaris daerah selaku KPKD berkaitan dengan peran dan fungsinya
dalam membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah.
Adapun tugas sekretaris daerah selaku KPKD, sebagaimana yang diatur di dalam pasal 6
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan Daerah, dan
pasal 6 ayat (2) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun
2011, “Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah (Sekretaris Daerah) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) mempunyai tugas koordinasi di bidang:
Oleh karena sekretaris daerah selaku KPKD ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Daerah, maka sekretaris daerah selaku KPKD di dalam pelaksanaan tugas selaku KPKD,
sekretaris daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah,
vide pasal 6 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan
Daerah dan pasal 6 ayat (4) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Permendagri Nomor
21 Tahun 2011.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi penjelasan
sebagai berikut :
1. Pengertian RAPBD
2. Penyusunan RAPBD
3. Fungsi APBD
4. Penjelasan tentang sekretaris daerah
5. Tugas dan fungsi sekretaris daerah
6. Peran sekretaris daerah dalam mengkoordinir penyusunan RAPBD
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 14, ” Anggaran pendapatan dan
belanja daerah yang selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah.”
Apa saja tugas sekretaris daerah selaku KPKD di dalam pengelolaan keuangan
daerah? Tugas sekretaris daerah selaku KPKD berkaitan dengan peran dan fungsinya
dalam membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah.
Adapun tugas sekretaris daerah selaku KPKD, sebagaimana yang diatur di dalam pasal 6
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan Daerah, dan
pasal 6 ayat (2) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun
2011, “Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah (Sekretaris Daerah) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) mempunyai tugas koordinasi di bidang:
B. Struktur APBD
Laporan APBD yang memakai format Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29
Tahun 2002, terdiri atas 3 bagian, yaitu: “pendapatan, belanja, dan pembiyaan.”
Pendapatan dibagi menjadi 3 kategori yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Belanja digolongkan menjadi 4
yakni belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan
keuangan, dan belanja tak tersangka. Belanja aparatur daerah diklasifikasi menjadi 3
kategori yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja
modal/ pembangunan. Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi 3 yakni belanja
administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal. Pembiayaan
dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan yaitu sumber penerimaan daerah
dan sumber pengeluaran daerah. Sumber pembiayaan berupa penerimaan daerah adalah
sisa lebih anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman dan obligasi hasil penjualan aset
daerah yang dipisahkan dan transfer dari dana cadangan. Sumber pembiayaan berupa
pengeluaran daerah terdiri atas pembayaran utang pokok yang telah jatuh tempo,
penyertaan modal, transfer ke dana cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun sekarang
(Halim, 2004:18).
Struktur APBD yang terbaru adalah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Bentuk dan
susunan APBD yang didasarkan pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 pasal 22 ayat (1)
terdiri atas 3 bagian, yaitu : “pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah.”
Ada beberapa dasar hukum yang dapat dipakai dalam pengelolaan keuangan
daerah, yaitu:
2. asas penerimaan dan pengeluaran harus memiliki dasar hukum. Asas ini
mengandung arti bahwa seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintahan
daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa pada tahun anggaran
yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD; penganggaran penerimaan
dan pengeluaran APBD harus memiliki dasar hukum penganggaran; dan
anggaran belanja daerah diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban
pemerintahan daerah sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
BAB III
PEMBAHASAN
Anggaran pendapatan, terdiri atas : Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-
lain. Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum
(DAU) dan Dana Alokasi Khusus
Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat. Anggaran
belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah.
Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya.
B. Penyusunan RAPBD
C. Fungsi APBD
Ada beberapa fungsi dari APBD yang dapat membantu pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahannya, yaitu:
D. Sekretaris Daerah
1. Pemerintah daerah
2. Dinas daerah
3. Lembaga teknis daerah
Tugas Sekretaris Daerah berdasarkan Pasal 213 ayat (2) Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pada intinya Sekretaris Daerah
mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam penyusunan kebijakan dan
pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas perangkat daerah serta
pelayanan administratif. Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Sekretaris Daerah
mempunyai fungsi :
1. Pendapatan Daerah
2. Belanja Daerah
3. Pembiayaan
Selisih lebih pendapatan daerah terhadap belanja daerah disebut surplus anggaran,
tapi apabila terjadi selisih kurang maka hal itu disebut defisit anggaran. Jumlah
pembiayaan sama dengan jumlah surplus atau jumlah defisit anggaran.
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum
Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah
Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program-
program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan
pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja
daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang
mendasarinya. Program-program diselaraskan dengan prioritas pembangunan yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sedangkan asumsi yang mendasari adalah
pertimbangan atas perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok
kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Dalam menyusun rancangan KUA, kepala daerah dibantu oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah. Rancangan KUA
yang telah disusun, disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelola
keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada awal bulan Juni.
Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD
disampaikan kepada kepala daerah. Selanjutnya rancangan peraturan daerah tentang
APBD sebelum disampaikan kepada DPRD disosialisasikan kepada masyarakat.
Sosialisasi rancangan peraturan daerah tentangAPBD tersebut bersifat memberikan
informasi mengenai hak dan kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat dalam
pelaksanaan APBD tahun anggaran yang direncanakan. Penyebarluasan
rancangan peraturan daerah tentang APBD dilaksanakan oleh sekretaris daerah selaku
koordinator pengelolaan keuangan daerah.
Suatu hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa sebelum disampaikan
dan dibahas dengan DPRD, Raperda tersebut harus disosialisasikan terlebih dahulu
kepada masyarakat yang bersifat memberikan informasi tentang hak dan kewajiban
pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD pada tahun anggaran
yang direncanakan. Penyebarluasan dan/atau sosialisasi tentang Raperda APBD ini
dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekretaris Daerah adalah pemimpin sekretariat daerah sebagai unsur staf yang
membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah. Sekretaris
daerah bertugas membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas
dan kewajibannya, sekretaris daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.
Sekretaris Daerah diangkat dari Pegawai Negeri Sipil(PNS) yang memenuhi persyaratan.
Sekretaris Daerah karena kedudukannya sebagai pembina PNS di daerahnya. Sekretaris
Daerah dapat disebut jabatan paling puncak dalam pola karier PNS di Daerah.
Tugas Sekretaris Daerah berdasarkan Pasal 213 ayat (2) Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pada intinya Sekretaris Daerah
mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam penyusunan kebijakan dan
pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas perangkat daerah serta
pelayanan administratif. Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Sekretaris Daerah
mempunyai fungsi :