Anda di halaman 1dari 6

PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA UNITRADIOLOGI

I. Pendahuluan

Keselamatan Kerja di lingkungan Radiologi rumah sakit merupakan suatu hal yang
penting dalam Keselamatan dan Kesehatan Pegawai di lingkungan unit radiologi Rumah
Sakit yang merupakan hal yang sangat penting di tinjau dari aspek pengelolaan Rumah
Sakit, karena dalam melaksanakan fungsi pelayanannya tidak mungkin terlepas dari
Paparan radiasi pengion

II. Ruang Lingkup

Pedoman Keselamatan Radiologi dibuat untuk petugas Radiologi yang bertanggung jawab
untuk mengembangkan dan menerapkan program keselamatan. Aspek-aspek yang dibahas
dalam pedoman keselamatan Radiologi ini meliputi pemeliharan dan pemeriksaan,
keselamatan pribadi, tanda-tanda peringatan dan pelabelan, disamping itu pedoman ini juga
membahas pencegahan kebakaran dan keselamatan listrik.

III. Tujuan
Ada program keamanan yang aktif di laboratorium dengan tingkatan sesuai dengan risiko
dan kemungkinan bahaya radiasi dalam Radiologi . Program ini mengatur praktek
keamanan dan langkah-langkah pencegahan bagi staf Radiologi , staf lain dan pasien
apabila berada di Radiologi . Program Radiologi ini di koordinasi oleh manajemen
program keamanan / keselamatan rumah sakit.
Program keamanan Radiologi termasuk :
 Kebijakan dan prosedur tertulis yang mendukung pemenuhan standar dan peraturan.
 Kebijakan dan prosedur tertulis untuk penanganan dan pembuangan bahan infeksius
dan berbahaya
 Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di Radiologi dan untuk bahaya
yang dihadapi.
 Orientasi bagi semua staf Radilogi untuk prosedur proteksi keselamatan radiasi
dan keamanan kerja.
 Pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan pengenalan
bahan berbahaya yang baru dikenali/diperoleh.

IV. Definisi
 Standar Kewaspadaan : suatu tindakan pencegahan yang diterapkan pada semua
pasien yang dirancang untuk mengurangi risiko Paparan radiasi dalam memberian
pelayanan kesehatan. Catatan : semua pemeriksaan radiologi berpinsip dalam
prosedur proteksi dengan mengacu pada,jastifikasi,limatasi dan optimasi dosis
radiasi yang diterima paseien seminimal mungkin tetapi dapat memberikan hasil
yang maksimal

 Kewaspadaan Universal : suatu tindakan pencegahan yang dirancang untuk


mengurangi risiko paparan radiasi dengan mengunakan prinsip ALARA, Dengan
tetap memperhatikan prinsip dasar proteksi radiasi dengan cara:
1. Justifikasi adalah: pengunaan radiasi hanya diberikan jika manfaat yang
diperoleh lebih besar dari pada resikonya.
2. Limitasi adalah:dosis radiasi tidak boleh melampaui nilai NBD yang telah
ditetapkan
3. Optimasi adalah: penerimaan radiasi diupayakan serendah rendahnya
(prinsip ALARA/As Lawas Reasonebly)
V. Identifikasi Bahaya
Daerah yang berbahaya harus diidentifikasi secara jelas dan karyawan harus dilatih dalam
mengidentifikasi daerah berbahaya dan ada prosedur keadaan darurat. Bahan yang
berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran yang digunakan di Radiologi harus
diidentifikasi dan semua pintu ruang pemeriksaan harus ditandai dengan lampu berwarna
merah yang terpasang diatas pintu masuk ruang pemeriksaan dan Lambang peringatan
bahaya radiasi yang dipasang pada pintu masuk ruang radiologi sesuai dengan jenis bahaya
yang dapat ditimbulkan dari paparan radiasi yang keluar dari alat x ray didalam ruang
pemeriksaan radiologi.. Petugas Keselamatan Radiologi yang bertanggung jawab secara
berkala meninjau (setidaknya setiap tahun) dan memperbaharui identifikasi bahaya Radiasi
untuk memastikan relevansinya dengan bahaya yang mungkin terjadi.

1.Tanda Peringatan Untuk Wanita hamil


Tanda peringatan dilarang masuk atau mendekati ruang pemeriksaan radiologi
lambang bahaya radiasi untuk wanita hamil harus memberikan informasi yang jelas.
seragam tentang adanya bahaya tertentu dalam ruang radiologi.
2. Tanda peringatan (LAMPU MERAH)sedang ada pemeriksaan
Diatas pintu ruang pemeriksaan radiologi harus terpasang lampu berwarna merah
(jika lampu menyala menandakan adanya pemerikasaan )Untuk itu petugasatau
keluarga pasien dilarang masuk keruang pemeriksaan
3.Tanda bahay radiasi harus terpasang didepan pintu pemeriksaan.
b. Persyaratan Keselamatan dan Keamanan
 Tanda-tanda Bahaya (Danger Sign) digunakan apabila bahaya terjadi dan butuh
tindakan pencegahan secara khusus. Tanda-tanda Bahaya (Danger Sign) harus
berwarna Merah, Hitam dan Putih
 Tanda-tanda Perhatian (Caution Sign) ditempatkan pada daerah-daerah yang
berpotensi terjadinya bahaya sebagai peringatan terhadap praktek yang tidak aman.
Tanda-tanda Perhatian (Caution Sign) harus berwarna Kuning dan Hitam
 Tanda-tanda Instruksi Keselamatan (Safety Instruction Signs) harus berwarna Hijau
dan Putih

VI. Pelaporan Insiden, Kecelakaan Dan Penyakit Karena Kerja


Radiologi harus mempunyai program untuk melaporkan kejadian insiden di Radiologi
(misal : cedera, kecelakaan dan penyakit akibat kerja) dan potensi bahaya. Lapoaran harus
dibuat untuk semua kejadian insiden. Laporan insiden harus mencakup inforamasi tentang :
1. Kejadian insiden
2. Penyebab insiden
3. Rekomendasi untuk pencegahan kejadian serupa
4. Tindakan yang diambil untuk melaksanakan rekomendasi tersebut.
5. Tinjauan ulang oleh Team Keselamatan Pasien
Setiap unit pelayanan harus mempunyai kebijakan untuk tindakan lebih lanjut
untukkejadian terpapar oleh patogen yang berasal dari radiasi. Tindak lanjut harus
mencakup penyelidikan kecelakaan, pengobatan karyawan dan konsultasi medis dan
tindakan perbaikan untuk mencegah kejadian serupa terjadi.

VII. Pelatihan
Pelatihan proteksi dan keselamatan radiasi yang aman harus ditekankan. Oleh petugas
proteksi dan keselamatan radiasi harus memastikan bahwa semua personil radiologi telah
mengikuti program pelatihan proteksi dan keselamatan radiasi keamanan pegawai yang
komperhensif dimulai dari perencanaan tertulis dan harus mencakup pengenalan bagi
karyawan baru maupun yang lama yang berisi sebagai berikut :
 Paling tidak program pelatihan harus dapat menangani pencegahan dan
kesiapsiagaan kebakaran, Penanganan bahaya radiasi dengan aman dan
Pengendalian Infeksi.

 Materi pelatihan harus disesuaikan dengan uraian kerja karyawan dan harus
mencakup pertimbangan yang tepat untuk kondisi seperti
kehamilan,imunodefisiensi dan cacat fisik.
 Sistem untuk evaluasi dari penguasaan materi keselamatan laboratorium. Karyawan
harus diminta membaca program keselamatan laboratorium sebelum mulai bekerja
dan membuat pernyataan tertulis tentang program keselamatan laboratorium.

VIII. Tanggung Jawab Pribadi

1. Makanan dan Minuman


 Makanan dan minuman di larang di area kerja.
2. Rambut dan Perhiasan
 Rambut tidak boleh dibiarkan tergerai bila perlu gunakan penutup kepala untuk
menutupi rambut.
 Dilarang menggunakan perhiasan yang dapat menyebabkan tempat bahan infeksi.

3. Imunisasi Vaksinasi Hepatitis B


 Rumah sakit harus memberikan vaksinasi Hepatitis B untuk semua karyawan yang
menangani sampel darah dan cairan tubuh.
 Setelah divaksinasi disarankan untuk diuji antibodi terhadap Anti HBs satu sampai
tiga bulan setelah menyelesaikan seri vaksinasi.

4. Barang-Barang Pribadi
 Dilarang menyimpan barang-barang pribadi (dompet, jaket, sepatu, gelas
mug,sweater, makanan yang dikemas atau obat-obatan) di area kerja.

IX. Alat Pelindung Diri (APD)


1. Pakaian Seragam
Selain mematuhi aturan berpakaian yang telah ditetapkan, pakaian seragam harus
bersih dan rapi.

2. Penggunaan APRON DAN TABIR


Semua petugas yang bekerja di Ruang radiologi wajib menggunakan APD seperti(Apron
dan tabir Radiasi)

3. Penggunaan TLD
Semua petugas Radiologi sebelum melakukan aktifitas pekerjaan wajib menggunakan TLD
sebagai alat monitoring dosis Radiasi Yang diterima oleh pekerja..
4. Sarung Tangan
 Gunakan sarung tangan selama bekerja dengan pasien yang berpotensi menular,
berbahaya dll.
 Ganti sarung tangan sesegera mungkin bila robek atau kehilangan kemampuan
untuk berfungsi sebagai penghalang.
 Gantilah Sarung tangan bila akan kontak dengan pasien berikutnya.

5. Alas Kaki
Sepatu harus nyaman, bersol karet, terbuat dari kulit atau bahan yang tidak menyerap cairan
dan menutupi seluruh kaki. Sepatu kanvas tidak dianjurkan tetapi jika dipakai, sepatu harus
ditutup dengan pelindung kaki sekali pakai.
6. Pelindung Pernapasan
Gunakan pelindung Pernapasan bila akan kontak dengan spesimen dari pasien yang
berpotensial atau berpontensi menularkan penyakit melalui udara.

7. Cuci Tangan
Lakukan cuci tangan bila :
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sebelum melakukan tindakan kepada pasien atau memulai pekerjaan
 Setelah terpapar dengan cairan tubuh yang berpotensial atau setelah menangani
spesimen yang berasal dari pasien.
 Setelah menyentuh pasien
 Setelah menyentuh lingkungan di sekitar pasien

8. Peralatan
Karyawan harus dilatih mengenai pertolongan pertama. Peralatan bantu berikut
harus tersedia dalam Radiologi
 Kotak pertolongan pertama;
 Peralatan pertolongan pertama;
 Eyewash Station
 Obat obatan emergency kit
 Alat pelindung untuk petugas yang melakukan pertolongan pertama dan
 Ketentuan untuk memanggil bantuan medis dan protokol untuk pemindahan dalam
keadaan darturat bila diperlukan.

Prakter kebersihan Ruangan :


1. Beri tanda pada lokasi di Radiologi dengan area bersih atau areaterkontaminasi hal
ini untuk memudahkan dalam pengawasan penggunaan sarung tangan atau tanpa
sarung tangan.
 Untuk area bersih maka sarung tangan harus dilepas sebelum menyentuh
barang-barang yang ada di area tersebut. Misal : Telpon, Keyboard dll.
 Untuk area terkontaminasi maka sarung tangan tidak harus dilepas.

2. Bersihkan meja kerja setiap hari (jika diperlukan dapat dilakukan lebih sering)
menggunakan desinfektan (10% natrium hipoklorit).
3. Bersihkan semua tumpahan segera dengan menggunakan desinfektan yang sesuai.
4. Gunakan sarung tangan ketika berhadapan dengan tumpahan B3 danpermukaan
meja kerja yang terkontaminasi.

X. Praktek Kerja Yang Aman


Standar Kewaspadaan
 Gunakan Tld sebelum melakukan pekerjaan (Tld,alat untuk monitoring radiasi yang
petugas terima)
 Gunakanlah sarung tangan pada saat melakukan penanganan atau memproses darah
dan cairan tubuh
 Tangan dan permukaan kulit lain harus segera dicuci jika kontak dengan pasien
atau cairan tubuh lain dan setelah melepas sarung tangan dan setelah menyelesaikan
pekerjaan.

XI. Pencegahan Kebakaran


Berikut beberapa prioritas prioritas yang disarankan untuk diikuti dalam peristiwa
kebakaran :
a) Apabila suara alarm kebakaran terdengar maka dimulailah proses evakuasi untuk
meninggalkan bangunan menuju area evakuasi.
b) Semua karyawan harus diberitahu segera dengan mengumumkan Code Red dan
jangan berteiak “Api !”.
c) Jika memungkinkan, gunakan alat APAR untuk memadamkan api ringan.
d) Jika tidak memungkinkan untuk memadamkan api, tinggalkan bangunan sambil
menutup pintu yang dilewati.
e) Peralatan Pemadam Kebakaran
f) Alat pemadam kebakaran harus dipasang dan dipelihara dengan baik dengan
melakukan pemeriksaan setiap bulan dan didokumentasikan.
g) Yang boleh menggunakan alat pemadam kebakaran (APAR) adalah karyawan yang
telah dilatih dan benar-benar terlatih untuk menggunakan alat pemadam kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai