LP Ca Buli
LP Ca Buli
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ buli – buli (kandung kemih). Buli-
buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal.
Jika buli – buli telah penuh maka maka air kemih akan dikeluarkan.
B. EPIDEMIOLOGI
Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan masyarakat adalah kanker
system urogenitalia. Tumor buli-buli paling sering menyerang 3 kali lebih sering dari
tumor urogenital lain. Sebagian besar (atau ±90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel
transisional.
Di Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian ke enam dari
seluruh penyakit kaganasan, dan pada tahun 1996 yang lalu diperkirakan ditemukan
52.900 kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia berdasarkan pendataan hasil
pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa kanker buli-buli
menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. Di subbangian Urologi
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo darii 152 kasus keganasan urologi antara tahun 1995-
1997, 36% diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga menempati urutan pertama.
C. PENYEBAB
Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui . Tetapi penelitian telah
menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko yaitu :
1. Usia, resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia
2. Merokok merupakan faktor resiko yang utama
3. Lingkungan pekerjaan , beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
menderita kanker ini karena ditempatnya bekerja ditemukan bahan – bahan
karsinogenik ( penyebab kanker ). Misalnya pekerja industry karet, KIMA, dll
4. Ras , orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada
orang Asia
5. Pria , memiliki resiko 2 – 3kali lebih besar.
6. Riwayat keluarga , orang – orang yang keluarganya ada yang menderita kanker
kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti
sedang mempelajari adanya perubahan Gen tertentu yang mungkin meningkatkan
resiko terjadinya kanker ini.
Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis)
dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan.
Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya
tidak menghilang.
No KODE KET
No KODE KET
No KODE KET
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Lab
a. Pemeriksaan Hb
Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros
hematuria
b. Pemeriksaan Leukosit
Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam
urine
Acid phospatase meningkat; kanker prostat metastase,
ACTH meningkat kanker paru
Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke tulang,
kanker hati, lymphoma, leukemia.
Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia, lymphoma,
multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati, paratiroid.
LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia akut
SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati.
Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovarium
2. Radiology
a. excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya.
b. Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
c. Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli
d. Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe
3. Cystocopy dan biopsy
a. cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor
b. Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin.
4. Cystologi
Pengecatan sieman/papanicelaou pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada
tumor
G. PENGOBATAN
1. Operasi
Operasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau
hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui
sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama,
tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru.
Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau
BCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi.
Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya
tidak dapat diangkat melalui sistoskopi.
Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung
kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya dilakukan
pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi).
Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah
kanker telah menyebar atau belum.Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan
dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker. Jika kandung kemih diangkat
seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih.Biasanya air kemih
dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat
dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu
kantong.
Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya
telah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori:
a. Orthotopic neobladder
b. Continent cutaneous diversion.
Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus.
Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita
diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar
panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui
uretra,
Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan
dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih
tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara
memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderita
melakukan pengosongan ini secara teratur. Kanker yang sudah menyebar diobati
dengan kemoterapi.
2. Radioterapy
a. Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-
IV dan stage B2-C.
b. RAdiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads.
Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks
dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi
radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu.
3. Chemoterapi
Obat-obat anti kanker :
a. citral, 5 fluoro urasil
b. topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5-
Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling
sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai
pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam
sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selama
dua jam
H. KOMPLIKASI
1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi