Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DAN MODEL TEORI COMMUNITY AS PARTNER

Disusun oleh

1. Igun afriansyah
2. Mena mahdalena
3. M. reza pratama
4. M. eko prananda
5. Nursetia harahap
6. Nurhalis sigalingging
7. Pandri haryadi
8. Saidurrahman
9. Vera irawati
10.Wahdini
11.Yarima melati

Dosen pembimbing
FIRIANI FADILLAH S.Kep,Ns.M,Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS HAJI MEDAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2018/2019
Kata pengantar

Alhamdulillahirabbil’alamiin atas segala nikmat iman, islam, kesempatan, serta kekuatan


yang telah diberikan Allah SWT (subhanahu wa ta’ala) sehingga Penulis dapat
menyelesaikan tugas riset keperawatan”. Shalawat ber-iring salam untuk tuntunan dan suri
tauladan Rasulullah S.a.w (shallallahu ‘alaihi wasallam) beserta keluarga dan sahabat Beliau
yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh
seluruh manusia dipenjuru dunia.
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari pihak
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran serta kritiknya dalam
perbaikan makalah ini.
2. Dalam setiap helai kelopak bunga dan semerbak wangi yang dipancarkan olehnya,
Penulis haturkan terimakasih kepada Ibunda tercinta dan Ayahanda tercinta.
3. Terimakasih Penulis ucapkan kepada seluruh teman sejawat yang telah memberikan
motivasi terbaik bagi Penulis
Guna menyempurnakan Makalah ini, Penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan-
rekan pembaca sekalian. Akhir kata, Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Semoga Allah
subhanahu wa ta’ala membalasnya dengan setimpal pula. Aamiin Yaa Robbal’alamiin

Medan 2018

penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar . ......................................................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahuluan . ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang . ...................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan . ................................................................................................................................... 2
Bab 2 Teori ................................................................................................................................ 3
2.1 Konsep Model Community As Partner. ................................................................................. 3
2.2 Teori Community As Partner . ............................................................................................... 3
2.3 Hubungan Komunitas Dengan Model Konsep Community As Partner. ............................... 6
Bab 3 Kasus .. .............................................................................................................................. 7
3.1 Pengkajian . ............................................................................................................................. 7
3.2 Diagnosa. ................................................................................................................................ 9
3.3 Intervensi................................................................................................................................. 10
Bab 4 Penutup . ........................................................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan . ........................................................................................................................... 12
4.2 Saran. ...................................................................................................................................... 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi
atau sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama
(WHO).Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan
kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang
keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang
didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan
meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong
kemandirian dalam memecahkan masaah kesehatan.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan.
Model community as partner merupakan salah satu dari model keperawatan komunitas
yang berproses dalam komunitas sebagai mitra atau partner dalam menangani masalah
kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan dan pencegahan masalah keperawatan komunitas
Community as Partner merupakan salah satu model yang dapat diterapkan untuk
menurunkan stressor yang mencakup: keseimbangan sistem, sebuah komunitas sehat, dan
termasuk di dalamnya pemeliharaan kesehatan komunitas serta promosi kesehatan komunitas
(Anderson dan McFarlane, 2007).

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Teori community as partner
(Anderson dan McFarlane)
2. Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui pengertian dan konsep model community as partner (Anderson dan
McFarlane)
 Untuk mengetahui hubungan keperawatan komunitas dengan model community as
partner (Anderson dan McFarlane)
 Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas berdasarkan model community as
partner (Anderson dan McFarlane)

2
BAB 2
TEORI COMMUNITY AS PARTNER
2.1 Konsep model community as partner
Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan dapat
didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu
gambaran tentang lingkup keperawatan.Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam
pengkajian komunitas; analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang
terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi
(Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999).
Konsep Community as Partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane yang merupakan
pengembangan dari model Neuman yang menggunakan pendekatan totalitas manusia untuk
menggambarkan status kesehatan klien.Komunitas sebagai klien/partner berarti bahwa
kelompok masyarakat tersebut turut berperan serta secara aktif dalam meningkatkan
kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.

2.2 Teori Community As Partner


Konsep Community as Partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane. Model ini
merupakan pengembangan dari model Neuman yang menggunakan pendekatan totalitas
manusia untuk menggambarkan status kesehatan klien. Model ini sekaligus menekankan
bahwa primary health care (PHC) sebagai filosofi yang mendasari komunitas untuk turut aktif
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah melalui upaya pemberdayaan
komunitas dan kemitraan. Ada tiga pendekatan utama primary health care (PHC) yaitu
memberikan pelayanan kesehatan dasar dengan teknologi tepat guna, menjalin kerja sama
lintas sektoral dan meningkatkan peran serta masyarakat. Oleh karenanya model ini sangat
menitikberatkan pada kemitraan, melalui kemitraan komunitas akan merasa masalah
kesehatannya juga menjadi tanggung jawabnya.
Pada model health care system menurut Neuman bahwa klien adalah sebagai sifat
terbuka, dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis dan memiliki
tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance
defence.

3
Model community as partner memiliki dua faktor sentral yaitu berfokus pada komunitas
sebagai partner (mitra) yang digambarkan dalam roda assessment. Fokus sentral tersebut
berhubungan dengan masyarakat pada komunitas sebagai intinya dan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Model Community as Partner (Anderson & McFarlane, 2011).


4
Model community as partner digambarkan dalam gambaran yang jelas untuk
membantu pengguna model dalam memahami bagian-bagiannya yang akan menjadi
pedoman dalam praktik di komunitas. Anderson dan McFarlane (2011) mengatakan
bahwa dengan menggunakan model community as partner terdapat dua komponen utama
yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas dalam community as partner (Anderson &
McFarlane, 2011) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang
mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses
keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk suatu
komunitas. Inti meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat.
Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem
komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan,
keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis pertahanan yang
normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai selama ini. Garis normal
pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang tinggi, angka mortalitas
infant yang rendah, atau tingkat penghasilan yang sedang. Garis pertahann normal juga
meliputi pola koping yang digunakan, kemampuan memecahkan masalah yang
mencerminkan kesehatan komunitas. Fleksibilitas garis pertahanan digambarkan sebagai
sebuah garis putus-putus di sekitar komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan
daerah (zona) penyangga (buffer) yang menggambarkan sebuah tingkat kesehatan yang
dinamis yang dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor. Respon sementara
tersebut mungkin menjadi gerakan lingkungan melawan sebuah stressor lingkungan atau
sebuah stressor sosial. Kedelapan subsistem tersebut dibagi dalam garis terputus untuk
mengingatkan bahwa subsistem tersebut saling mempengaruhi (Anderson & McFarlane,
2011).

5
2.3 Hubungan komunitas dengan model konsep community as partner
1. Individu
Individu dalam model community as partner adalah sebuah populasi atau sebuah agregat.
Setiap orang dalam sebuah komunitas yang didefinisikan (populasi total) atau agregat
(lansia, dewasa, remaja, anak, perawat) mencerminkan individu.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai komunitas seperti jaringan masyarakat dan
sekelilingnya. Hubungan antara masyarakat dalam komunitas dapat terjadi dimana
masyarakat tinggal, pekerjaan, suku bangsa dan ras, cara hidup, serta faktor lain yang
umumnya dimiliki masyarakat.
3. Kesehatan
Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan sehari-hari, bukan
tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah konsep positif yang menekankan pada
sumber sosial dan personal sebagai kemampuan fisik.
4. Keperawatan
Keperawatan, berdasarkan definisi tiga konsep yang lain, merupakan upaya pencegahan
(prevention). Keperawatan terdiri dari pencegahan primer yang bertujuan pada
menurunkan kemungkinan yang berhadapan dengan stressor atau memperkuat bentuk
pertahanan, pencegahan sekunder yang dilakukan setelah sebuah stressor memasuki
garis pertahanan dan menyebabkan sebuah reaksi serta tujuannya adalah pada deteksi
dini dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan pencegahan tersier yang bertujuan
untuk meningkatkan dan mengembalikan status kesehatan

6
BAB 3

KASUS

Disebuah desa Muara Batu terdapat kelompok nelayan akan tetapi banyak nelayan yang
tidak mempunyai perahu untuk melaut sehingga mereka menyewa perahu setiap hari untuk
berlayar mencari ikan, rata- rata kehidupan nelayan disana sangat memprihatinkan karena
kebutuhan ekonomi yang semakin berat. Desa Muara Batu dihuni oleh 59 KK dan terdiri dari
400 jiwa. Di Desa Muara Batu sudah ada 1 puskesmas. Pada bulan Oktober terjadi musim
panas sehingga sumur- sumur penduduk banyak yang kering. Penghasilan masyarakat disana
hanya cukup untuk memberi makan sehari- hari . Puskesmas yang ada hanya ada 2 orang
dokter, dokter gigi dan dokter umum , perawat kesehatan masyarakat hanya 1 orang,
Masyarakat disana banyak yang menderita diare karena kekurangan air dan rata- rata
penduduk tidak ber-KB, kurang olahraga dan makan makanan yang kurang bergizi. Terdapat
satu SD dan SMP agar anak- anak dapat sekolah akan tetapi banyak anak- anak yang setelah
lulus SD tidak meneruskan sekolah karena mereka harus membantu orang tua bekerja, untuk
anak laki-laki membantu ayahnya mencari ikan dan untuk anak perempuan membantu ibu
membuat ikan asin dan Ibu- ibu disana belum terbiasa membawa anaknya untuk imunisasi.

3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan negatif) yang
berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi untuk promosi
kesehatan.(Anderson and Mc Farlane,2000)
Yang dikaji meliputi demografi,riwayat, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu
yang dipengaruhi oleh sub sistem komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan
sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan
langsung, data statistik,angket dan wawancara.
Pengkajian Inti (Core)
1. Sejarah terbentuknya komunitas
Menurust Tn.E, orang paling tua di desa muara batu, Dahulu daerah ini merupakan
lingkungan kerajaan antara Kerajaan Yogyakarta dan Kerajaan Surakarta. Karena adanya
otonomi dan adanya perselisihan saudara sehingga terjadi perselisihan saudara dan terjadi

7
perpecahan yang menyebabkan warisan kerajaan terbagi, termasuk dengan tanah yang di
gunakan oleh penduduk. Tanah ini merupakan tanah yang di pinjamkan kepada penduduk
secara turun-temurun.
2. Demografi
Jumlah penduduk yang berusia < 25 tahun 35%. Penduduk yang berusia 25 – 54 tahun
berjumlah 40%. Sedangkan untuk usia yang berusia > 55 tahun berjumlah 25%.
Status pernikahan penduduk di desa muara batu : penduduk yang Kawin 47,5%, Janda
7.07%, Duda 1,01%.
3. Etnik Group : Suku yang ada di RT 14 ini adalah Suku Jawa
4. Nilai dan keyakinan :
Pola pikir masyarakat sudah modern, sehingga banyak mitos yang sudah ditinggalkan,
seperti menyembuhkan orang sakit di dukun
5. Religion : Semua yang tinggal di desamuara batu ini beragama Islam

8 sub sistem
1. Perumahan : rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan.
“Di Desa Muara Batu terdapat 59 KK terdiri dari 400 jiwa”.
2. Pendidikan : apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan.
“Di Desa Muara Batu terdapat sebuah SD dan SMP agar anak- anak dapat mendapatkan
pendidikan akan tetapi banyak anak yang setelah lulus SD tidak melanjutkan sekolah
karena membantu orang tua bekerja”.
3. Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal : apakah tidak menimbulkan
stress
“Di Desa Muara Batu sedang musim kemarau yang menyebabkan sumur- sumur warga
menjadi kering sehingga sulit untuk mendapatkan air bersih. Hal ini menjadikan stresor
bagi masyarakat Desa Muara Batu”.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan : apakah cukup menunjang
sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan
“Di Desa tersebut terdapat sebuah puskesmas dengan 2 dokter gigi dan umum, 1 perawat
kesehatan masyarakat, 1 orang bidan dan 1 orang perawat lainnya. Akan tetapi
pelayanan kesehatan yang diberikan kurang maksimal”.
8
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat
atau memantau apabila gangguan sudah terjadi
“Dari kasus diatas petugas kesehatan belum melakukan perannya sebagai edukator dalam
bidang kesehatan di buktikan dengan masyarakat yang tidak melakukan imunisasi
kepada anak- anaknya, belum ber- KB, jarang berolahraga dan makan makanan yang
kurang bergizi”.
6. Sistem komunikasi : sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya
televisi, radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas
“Pusat informasi dan komunikasi kesehatan di desa tersebut hanya melalui. Radio dan
televisi”.
7. Ekonomi : tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan
UMR ( Upah Minimum Regional ), di bawah UMR atau dinas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi tersebut.
“Masyarakat di desa tersebut status ekonominya tergolong rendah sehingga hanya cukup
untuk makan sehari- hari dan jenis makanannya yang biasa mereka konsumsi kurang
bergizi”.
8. Rekreasi : apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi
stress.
“Tidak ada rekreasi bersama yang dilakukan oleh penduduk desa . Hiburan yang ada
menonton TV dan Radio. Ketika ada waktu luang, biasanya penduduk memanfaatkannya
untuk istirahat, menonton TV dan berkumpul bersama keluarga. Tidak ada fasilitas
rekreasi di desa muara batu”

3.2 DIAGNOSA
1. Tingginya angka kejadian diare berhubungan dengan : Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang penyebab diare
2. Ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi gaya hidup yang sehat berhubungan
dengan kurangnya informasi
3. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi dan KB berhubungan
dengan kurangnya sosialisasi dari petugas kesehatan
9
3.3 INTERVENSI
Diagnosa 1 :
1. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyebab dan penanggulangan diare
2. Mengajarkan cara membuat oralit secara mandiri
3. Melibatkan tenaga kesehatan di puskesmas untuk memberikan pelayanan secara langsung
kepada warga
4. menjalin kerjasama dengan instansi terkait untuk pengadaan air bersih

Diagnosa 2 :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemenuhan nutrisi yang bergizi
sesuai dengan pendapatan
2. Memberikan informasi tentang cara hidup yang sehat, seperti olahraga yang teratur.
3. Menyarankan masyarakat untuk membangun wirausaha bersama guna mencukupi bahan
pangan yang bergizi seperti usaha pembuatan tempe, jamur.

Diagnosa 3 :
1. Memberikan penyuluhan pentingnya imunisasi
2. Menjelaskan bahwa program KB diadakan demi terwujudnya keluarga sejahtera
3. Mendata balita yang memerlukan imunisasi
4. Mengadakan program posyandu di masing- masing RW agar semua balita mendapatkan
imunisasi sesuai kebutuhan

Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan
Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan diaplikasikan ke
populasi sehat pada umumnya,mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan
perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya kegiatan
penyuluhan,imunisasi,stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.

10
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat
kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk menghambat proses
penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian individu pada
tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai
ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk
mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.

11
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep teori community as partner yang diperkenalkan
Anderson dan McFarlane mempunyai makna bahwa masyarakat berperan dalam
keperawatan komunitas sebagai mitra atau partner dalam menangani masalah kesehatan,
meningkatkan derajat kesehatan dan pencegahan masalah keperawatan komunitas
Dalam model community as partner ada dua komponen penting yaitu roda
pengkajian komunitas dan proses keperawatan.Asuhan keperawatan pada communytas as
partner di antaranya adalah pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaaan, implementasi
serta evaluasi.

4.2 Saran
Bagi mahasiswa dan perawat agar dapat mengetahui dan memahami tentang konsep
community as partner serta asuhan keperawatan sesuai dengan konsep teori community as
partner

12

Anda mungkin juga menyukai