3. Franciscus / 7 / Elektronika B
Dalam puisi tersebut penulis menggunakan kata-kata sederhana yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari seperti, tabah, hujan, bunga, pohon, akar, bijak, dan arif. Kata bertemakan
alam lebih mendominasi. Kata-kata yang dipilih juga indah, tersusun apik, tepat, dan mencurahkan
perasaan isi pikirannya. Seperti pada bait ketiga “dibiarkannya tak terucapkan diserap akar pohon
bunga itu”. Gaya bahasa yang digunakan membuat saya sebagai pembaca ikut terseret dalam isi
puisi sekaligus mengagumi keahlian penulis dalam merangkai kata kata indah.
BAIT 1
Artinya :
Penyair mengartikan hujan sebagai kasih sayang. Berarti ketabahan, kesabaran dari hujan agar
tidak turun ke bumi dalam bulan Juni. Juni adalah bulan musim kemarau, mustahil jika hujan turun
pada bulan Juni. Maka mengandung makna tentang ketabahan, kesabaran seseorang untuk tidak
menyampaikan sayang juga rindunya pada orang yang dicintainya (menahan).
Artinya:
Artinya :
BAIT 2
Artinya :
Bijak artinya mampu, bisa. Dia mampu dengan ketabahannya menahan tidak menyampaikan
sayangnya juga rindunya.
BAIT 3
Artinya :
Arif artinya cerdik, pandai. Dia pandai menyimpan, menyembunyikan rasa sayangnya, rindunya
pada orang yang dia cintai.
Artinya:
Dia membiarkannya, tidak diucapkannya apa yang dia rasakan (sayang dan rindunya).
Artinya :
Membiarkan rasanya selama ini tanpa diucapkan, biar dimengerti sendiri olehnya sehingga
berbuah manis.
Secara logika, mustahil hujan turun pada bulan Juni. Sebab Juni merupakan bulan musim kemarau.
Bagi penyair kelahiran Surakarta ini, hujan melambangkan kasih sayang. Kasih sayangnya hujan
pada pohon. Menurutnya, hujan yang datang pada bulan Juni adalah hujan yang sungguh tabah,
bijak dan arif karena mengetahui kerinduan yang dirasakan sang pohon.