Syok Hipovolemik
Syok Hipovolemik
Enita Dewi*
Sri Rahayu**
Abstract
Hypovolemic shock occurs when there is a loss of intravascular fluid volume. In hypovolemic shock the
volume is inadequate to fill the vascular space. The most common cause of hypovolemic shock is
hemorraghe (an excessive loss of whole blood). The amount of blood loss that results in shock depends on
the efficiency of a person’s compensatory mechanism and the rapidity of blood loss. Signs and symptoms of
hypovolemic shock should be monitored by nurses periodically. As a nurse, she should understands and has
capability to handle this condition, in every place/ward. The nurses have to give appropriate interventions or
emergency management for treat it.
* Enita Dewi
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jl. A. Yani Tromol Post 1 Kartasura
** Sri Rahayu
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jl. A. Yani Tromol Post 1 Kartasura
94 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2. No. 2. Juni 2010, 93-96
isi lambung melalui NGT, pemeriksaan koagulasi jalan napas yang adekuat, menjamin ventilasi, dan
pada disseminated intravascular coagulation memaksimalkan sirkulasi. Dalam penanganan
(DIC). syok hipovolemik, ventilasi tekanan positif dapat
mengurangi aliran balik vena, mengurangi cardiac
PENATALAKSANAAN SYOK output, dan memperburuk status/keadaan syok.
HIPOVOLEMIK Walaupun oksigenasi dan ventilasi penting,
kelebihan ventilasi tekanan positif dapat merusak
Tujuan utama dalam mengatasi syok pada pasien dengan syok hipovolemik.
hipovolemik adalah (1) memulihkan volume Penanganan yang sesuai biasanya dapat dimulai
intravascular untuk membalik urutan peristiwa tanpa keterlambatan transportasi. Beberapa
sehingga tidak mengarah pada perfusi jaringan prosedur, seperti memulai pemberian infus atau
yang tidak adekuat. (2) meredistribusi volume fiksasi ekstremitas, dapat dilakukan ketika pasien
cairan, dan (3) memperbaiki penyebab yang sudah dibebaskan. Namun, tindakan yang
mendasari kehilangan cairan secepat mungkin. memperlambat pemindahan pasien sebaiknya
Jika pasien sedang mengalami hemoragi, ditunda. Keuntungan pemberian cairan intravena
upaya dilakukan untuk menghentikan perdarahan. segera pada tempat kejadian tidak jelas. Namun,
Mencakup pemasangan tekanan pada tempat infus intravena dan resusitasi cairan harus dimulai
perdarahan atau mungkin diperlukan pembedahan dan dilanjutkan dalam perjalanan ke tempat
untuk menghentikan perdarahan internal. pelayanan kesehatan.
Pemasangan dua jalur intra vena dengan Intervensi keperawatan yang dapat
kjarum besar dipasang untuk membuat akses intra dilakukan antara lain:
vena guna pemberian cairan. Maksudnya 1. Kaji jumlah kehilangan volume cairan dan
memungkinkan pemberian secara simultan terapi mulai lakukan penggantian cairan sesuai
cairan dan komponen darah jika diperlukan. order. Pastikan golongan darah untuk
Contohnya : Ringer Laktat dan Natrium clorida pemberian terapi transfusi
0,9 %, Koloid (albumin dan dekstran 6 %). 2. Kaji AGD/Analisa Gas Darah, jika pasien
Pemberian posisi trendelenberg yang mengalami cardiac atau respiratory arrest
dimodifikasi dengan meninggikan tungkai pasien, lakukan CPR
sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus 3. Berikan terapi oksigen sesuai order. Monitor
horizontal dan kepala agak dinaikan. Tujuannya, saturasi oksigen dan hasil AGD untuk
untuk meningkatkan arus balik vena yang mengetahui adanya hypoxemia dan
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. mengantisipasi diperlukannya intubasi dan
Medikasi akan diresepkan untuk penggunaan ventilasi mekanik. Atur posisi
mengatasi dehidarasi jika penyebab yang semi fowler untuk memaksimalkan ekspansi
mendasari adalah dehidrasi. Contohnya, insulin dada. Jaga pasien tetap tenang dan nyaman
akan diberikan pada pasien dengan dehidrasi untuk meminimalkan kebutuhan oksigen
sekunder terhadap hiperglikemia, desmopresin 4. Monitor vital sign, status neurologis, dan
(DDVP) untuk diabetes insipidus, preparat anti ritme jantung secara berkesinambungan.
diare untuk diare dan anti emetic untuk muntah- Observasi warna kulit dan cek capillary refill
muntah. 5. Monitor parameter hemodinamik, termasuk
Military anti syoc trousersn (MAST) CVP, PAWP, dan cardiac output, setiap 15
adalah pakain yang dirancang untuk memperbaiki menit, untuk mengevaluasi respon pasien
perdarahan internal dan hipovolemia dengan terhadap treatmen yang sudah diberikan
memberikan tekanan balik disekitar tungkai dan 6. Monitot intake dan output.pasang dower
abdomen. Alat ini menciptakan tahanan perifer cateter dan kaji urin output setiap jam. Jika
artificial dan membantu menahan perfusi coroner. perdarahan berasal dari gastrointestinal maka
Penatalaksanaan pra rumah sakit pada cek feses, muntahan, dan gastric drainase.
pasien dengan syok hipovolemik sering dimulai Jika output kuranng dari 30 ml/jam pada
pada tempat kejadian atau di rumah. Tim yang pasien dewasa pasang infuse, tetapi awasi
menangani pasien sebelum ke rumah sakit adnya tanda kelebihan cairan seperti
sebaiknya bekerja mencegah cedera lebih lanjut, peningkatan PAWP. Lapor dokter jika urin
membawa pasien ke rumah sakit sesegera output tidak meningkat
mungkin, dan memulai penanganan yang sesuai. 7. Berikan transfuse sesuai lorder, monitor Hb
Intervensi sebelum ke rumah sakit terdiri dari secara serial dan HCT
immobilisasi (pada pasien trauma), menjamin
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Iyan, Cairan Alternatif untuk Resusitasi Cairan: Ringer Asetat, Medical Departement PT Otsuka
Indonesia, Simposium Alternatif Baru Dalam Terapi Resusitasi Cairan.
Critical Nursing Made Incredible Easy, Lipincot Williams and Wilkins, A Wolters Kluwer, Philadelpia,
2004
FH Feng, KM Fock, Peng, Penuntun Pengobatan Darurat, Yayasan Essentia Medica – Andi Yogyakarta,
Edisi Yogya 1996 hal 5–16
Lewis, Heitkemper, Dirksen, Medical-Surgical Nursing: Assessment and management of Clinical
Problems,Mosby Inc, Missouri, 2000
Sunatrio, S, Larutan Ringer Asetat dalam Praktik Klinis, Simposium Alternatif Baru Dalam Terapi
Resusitasi Cairan, Bagian Anestesiologi FKUI/RSCM, Jakarta, 14 Agustus 1999.
Thaib, Roesli, Syok Hipovolemik dan Terapi Cairan, Kumpulan Naskah Temu NAsional dokter PTT, FKUI,
Simposisum hal 17-32
Williams, Hopper, Undestanding Medical-Surgical Nursing, F.A Davis Company, Philadelphia, 2003
Wirjoatmodjo, M, Rehidrasi – Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi Kedua, ED Soeparman, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta, 1987 hal 8–12
94
96 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2. No. 2. Juni 2010, 93-96