Anda di halaman 1dari 6

Ibu Raden Ajeng (RA) Kartini

Dua Puisi berjudul “Ibu” dan sebuah puisi berjudul Aku Perempuan Indonesia ini kami
publikasikan kembali dalam rangka menyambut serta memperingati Hari Kartini yang jatuh
pada setiap tanggal 21 April ini.

Puisi Selamat Hari Kartini 21 April – Ibu Raden Ajeng Kartini

Berikut ini adalah kumpulan puisi selamat hari kartini 21 april yang dapat Anda jadikan
contoh ucapan selamat hari kartini atau sekedar berterima kasih kepada ibu kita:

Ibu

Tak henti – hentinya aku mengucap syukur karena telah memiliki sosok ibu sepertimu
Kau rela memperjuangkan hidup dan matimu untuk melahirkanku kedunia ini
Rela menjagaku selama 9bln meski masih dalam kandungan
Dan rela menyitakan waktumu hanya untuk membesarkan dan mendidikku

Ibu.. Kasih sayangmu tak kan bertepi


Kepedulianmu selalu di hati
Kau pelipur lara yang kan abadi
Jiwaku hilang jika tanpamu
Baktiku hanya untukmu
Ketulusan hatiku kan ku lakukan hanya untuk membuatmu tersenyum

Meski lakuku selalu membuatmu sedih


Namun kau selalu mendoakan ku dalam setiap doa yang kau panjatkan
Kasih sayangmu tak kan bisa di bayar dengan uang
Kehadiranmu tak kan bisa di gantikan
Kebahagiaanmu adalah obat untuk langkah hidupku

Ibu.. kau selalu mengajarkan kebaikan untukku


Kau selalu mengingatkan ku jika ku berlaku dan berucap salah
Belaian kasihmu mampu mendamaikan hatiku
Terima kasih atas semua yang telah kau berikan pada malaikat kecilmu ini
Selamat hari ibu
Semoga Tuhan selalu menjaga ibu

by Rifky Nur Ahdini

Puisi hari Kartini kedua juga berjudul ibu, silakan dibaca dan disimak…

Ibu

Waktu ku bersamamu, ibu boleh memilih

Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungku

Ibu akan memilih mengandungku…

Kata ibu karena dalam mengandungku ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan bu,,,, Aku hidup di perut ibu

Ku selalu ikut kemanapun ibu pergi

Aku ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan

Aku menendang rahim ibu ketika aku merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai
air mata…

Ibu………..,

Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang
melahirkanku
Maka ibu memilih berjuang melahirkanku

Kata ibu karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranku

Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga

Kata ibu karena kedahsyatan perjuanganku untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu
rasakan

Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua kata ibu

Melihat diriku keluar, ibu tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit ,

Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika aku hadir, tangisku memecah dunia

Saat itulah… kata ibu, saat paling membahagiakan

Kata ibu Segala sakit & derita sirna melihat diriku yang merah,

Mendengarkan ayahku mengumandangkan adzan,

Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di
telinga mungilkuu

Ibu………….

Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk
menyusuiku,

maka ibu memilih menyusuiku,

Kata ibu karena dengan menyusuiku ibu telah membekali hidupku dengan tetesan-tetesan dan
tegukan tegukan yang sangat berharga

Merasakan kehangatan bibir dan badanku didada ibu dalam kantuk ibu, kata ibu dalah sebuah
rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Ibu……

Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat

Atau duduk di lantai menemaniku menempelkan puzzle

Maka ibu memilih bermain puzzle denganku

Tetapi buuuu……..…

Hidup memang pilihan ….


Jika anakmu ini terjerumus dalam pilihanku sendiri, ibu merasa sedih, sepi dan merana

Ya Allah, aku tiada pernah menimbang semua dosaku kepada ibu……..

Maka maafkanlah bu …

Maafkan anak ibu ini yang tidak pernah memikirkanmu….

Ku tahu ibu tiada pernah berbuat dosa, tapi ampunilah ibuku dengan segala dosanya….

Hanya Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang…………..

Dan Maha Pengampun……………

Subhana robbika Robika Robbi izzati amma yasifun…………

Wassalamun ala mursalin…………………………………..

Walhamdulillahirobbil ‘Alamin………………..

by Windu Hernowo [http://www.kompasiana.com/winduhernowo]


http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/04/16/puisi-hari-kartini-ibu/

Dan puisi hari Kartini yang terakhir adalah “Aku Perempuan Indonesia” yang dapat Anda
baca di bawah ini:

Aku Perempuan Indonesia

Aku memiliki Ibu Kartini

Dewi Sartika aku miliki

Cut Nya’ Dhien aku punyai

Tauladan mereka, budi pekerti, peduli, perjuangan dan emansipasi,

Lalu, aku siapa …, aku siapa ….., aku ini siapa…..

Aku bangga menjadi perempuan Indonesia

Karenanya, aku ingin menjadi seperti melati

Biar kecil, tetapi harum mewangi

Aku ingin seperti matahari

Biarpun menyinari sepanjang hari Tetapi tidak pernah minta diberi

Aku ingin seperti emas intan atau berlian


Biar diletakkan di manapun tetapi tetap bernilai

Serta, tak akan pernah rentan oleh zaman

Aku ingin seperti lapis pohon

Biar semakin tua tetapi semakin kuat

Aku ingin seperti pohon kelapa

Di mana akar, batang, daun, bunga buahnya bermanfaat, bahkan tangkai

daunnya pun bisa menghilangkan noktah

Aku ingin menjadi hamba yang peka

Biar ketika ada hamba yang terlunta

Aku segera memeluknya

Aku ingin menjadi manusia sejati

Biarpun ada salah tetapi akan terus memperbaiki diri

Aku ingin menjadi hamba yang bertaqwa

Biarpun berat, tetapi tetap tegar kuat

Aku ingin menjadi hamba yang berjiwa tenang

Biar ketika menghadap Sang Khaliq, dalam khusuk ikhlas dan tenang ….

Dan aku ingin menjadi jiwa yang beruntung

Biarpun telah tiada tetapi tetap meninggalkan tiga perkara;

Ilmu yang bermanfaat,

Amal yang terus mengalir kebaikannya,

Serta anak sholeh dan sholehah

Bisakah aku menjadi demikian

Bisakah aku menjadi demikian

Bisa ……….. bisa …….. dan….. insya Allah bisa

Karena aku perempuan Indonesia!

Anda mungkin juga menyukai