Anda di halaman 1dari 15

1

Menggenggam Harapan Meraih Kejayaan


2

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd ...

Kaum Muslimin a'azzakumullah, semoga Allah memuliakan


kita semua.

Hari ini, saat kita menjejakkan kaki di sini, di atas sepenggal


bumi Allah, bertakbir membesarkan Allah dengan penuh suka cita,
maka di tanah haram sana saudara-saudara kita yang sedang
melaksanakan ibadah haji pun sedang menyempurnakan prosesi
ibadah hajinya dan di setiap negeri kaum muslimin terdengar takbir
yang bertalu-talu, walau itu dari tenda pengungsian di Palestina,
atau dari reruntuhan gedung yang runtuh dihantam bom di Syria,
atau bahkan dari jeruji-jeruji besi penjara rezim tirani di Myanmar,
takbir masih menggema, dan akan terus menggema
biiznillah. Karena kita adalah umat pemenang, bukan umat
pecundang.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd...

Kaum muslimin rahimakumullah,

Perjalanan waktu demikian cepat, silih berganti generasi


demi generasi menghuni bumi milik Allah ini. Peristiwa demi
peristiwa menghiasi jalannya sejarah manusia, ada tangis dan tawa,
ada suka dan duka, bahkan di tengah terik mentari atau dinginnya
malam ada darah dan air mata.
3

"..dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa


dan menangis,dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan
menghidupkan." (QS. An Najm : 43-44)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd ...

Diantara peristiwa penting sejak adanya manusia, adalah


apa yang kita peringati hari ini. Peristiwa yang hanya terjadi pada
satu keluarga di bumi namun ternyata sangat bermakna dalam
pandangan Allah Ta'ala Sang Penguasa langit dan bumi. Itulah
peristiwa Ibrahim Alaihissalam, beserta anaknya Ismail Alaihissalam
dan Istrinya Hajar Alaihassalam. Peristiwa yang agung, yang
karenanya Allah perintahkan kita berkumpul hari ini, tentu dengan
segala hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik di dalamnya .

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd ...

Ummatal Islam, a'aanakumullah...

Mari sejenak menengok negeri yang kaya raya ini, yang


lautnya membentang hingga tiga benua, gunung-gunungnya yang
tinggi menjulang, sawah ladang seluas mata memandang, semua
ada di negeri ini, masyaAllah.Namun keindahan dan kekayaan alam
karunia Allah ini menjadi terabaikan dengan kegaduhan politik dan
kesibukan para elit menduduki pusat-pusat kekuasaan. Jika semua
hanya sibuk berebut kekuasaan dan pengaruh maka ujung-
ujungnya pasti rakyatlah yang dirugikan dan dikorbankan.

Kekuasaan sejatinya adalah titipan Allah untuk mengawal


dan mengatur manusia menjadi hamba Allah yang taat, hingga
dengan izin-Nya terwujud masyarakat yang aman, sejahtera lahir
dan batin. Inilah kekuasaan yang berbasis TAUHID, bahwa negara
4

harus berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Allah


Subhanahu wata'ala.Mari tadabburi Firman Allah:

“....Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik


rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka
untuk menghilangkan lapar danp mengamankan mereka dari
ketakutan.” (QS. Al-Quraisy: 3-4)

Perintah bertauhid dan hanya menyembah kepada Allah


adalah pembuka segala kebaikan, kesejahteraan dan keamanan
yang hakiki.

Hal ini juga menjadi konsekwensi untuk memberikan loyalitas


kepada orang-orang yang beriman dan bertauhid, termasuk dalam
masalah kepemimpinan dan kekuasaan.

‫ۦ‬
"Dan Izzah / kejayaan itu hanyalah bagi Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang yang beriman, tetapi orang-orang munafik tidak
mengetahui. "(QS Al-Munafiqun : 8)

Umat Islam adalah pewaris sejati negeri ini , jangan sampai


tergadaikan pada tangan- tangan yang tidak pernah menengadah
berdoa dan mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala .
5

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil


orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang
mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah
(untuk menyiksamu)?” (QS An-Nisa : 144)

Allah Ta'ala mengingatkan:

"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya,


dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). (QS. Al-
Maidah : 55)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd ....

Ummmatal Islam, hafizhakumullah....

Kita cinta negeri kita, kita cinta tanah tumpah darah kita,
karena ia adalah karunia Allah, olehnya itu cinta kita padanya
adalah karena Allah dan hanya untuk Allah. Cinta inilah yang
membuat kita akan bertekad menjaganya, memeliharanya, dan
mengisi kemerdekaannya dengan iman dan keamanan, dengan
kerja keras dan pengkhidmatan. Kemerdekaan negeri ini diraih dan
direbut dengan mengorbankan sedemikian banyak darah para
6

syuhada yang meneriakkan takbir yang hingga kini takbir itu masih
terus menggema dalam relung jiwa muslim Indonesia. Alangkah
hambarnya nilai kemerdekaan itu jika kita hanya memaknainya
dengan pesta dan hura-hura, bahkan dengan sebagian perkara
yang menjurus pada pelanggaran ajaran Allah yang telah
mengaruniakan kemerdekaan tersebut.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd ...

Kaum muslimin rahimakumullah ....

Setelah iman kepada Allah, maka persaudaraan karena Allah


adalah merupakan salah satu bukti iman itu. Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda :

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai,


mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota
tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau
merasakan demam.” [HR. Muslim]

Persaudaraan dan ukhuwah ini sangat mutlak untuk dijaga


dan dipupuk, karena itulah sumber kekuatan umat untuk membawa
rahmat bagi semesta. Rusak dan pecahnya ukhuwah akan
menghancurkan umat dari dalam, Firman Allah :
7

“Dan taatlah kalian pada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah


kalian saling berselisih yang menyebabkan kalian jadi gentar dan
hilanglah kekuatan kalian. Dan bersabarlah kalian, karena
sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.”
(QS. Al Anfal : 46)

Menjaga ukhuwah dan persaudaraan adalah berarti menjaga


akhlak dan perilaku serta tutur kata, akhlak yang baik akan berbuah
persaudaraan yang manis, sebaliknya akhlak yang buruk akan
berbuah pahit berupa kebencian, pertikaian dan perpecahan,
wallahul Musta'an.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd ...

Kaum Muslimin yang disayangi Allah...

Mencetak manusia beraqidah dan berakhlak mulia ternyata


harus dimulai dari keluarga, dimulai dari unit terkecil dari
masyarakat kita. Tanpa mengabaikan peran ibu yang sangat
sentral, dalam kesempatan ini kami ingin ingatkan kepada para
ayah akan tanggung jawabnya dalam membina dan mendidik anak-
anaknya, jadilah seperti Ibrahim Alaihissalam, sang ayah teladan,
yang membina anak-anaknya dengan tauhid dan berpegang teguh
pada Islam. Allah mengabadikan wasiat indah sang ayah agung ini
di dalam al-Qur'an,
8

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-


anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-
anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam.” (QS. Al-Baqarah : 132).

Wahai para ayah...!!!

Inilah sebaik-baik wasiat yang kita wariskan pada anak-anak


kita. Kita boleh berbangga dengan putra-putri kita yang berhasil
mencatatkan namanya di sekolah-sekolah unggulan, di jurusan-
jurusan favorit. Namun, sebelum itu semua, ada baiknya kita
memeriksa tingkat perhatian dan pengamalan putra-putri kita
terhadap agama yang mulia ini. Sebagaimana Nabi Ibrahim
memperhatikan keimanan anak-anaknya. Apalah arti pendidikan
yang demikian tinggi, jika hanya melahirkan manusia yang enggan
merendahkan diri bersujud pada Sang Ilahi.

Wahai para ayah....!!!

Kita begitu sedih dengan berita di media tentang seorang


anak bersama dengan ayahnya menganiaya gurunya di sekolah.
Mari kita mengambil teladan pada Nabi Ibrahim yang membangun
budaya dialog dengan anak-anaknya, dengan cara yang begitu
bijak dan jauh dari sifat arogansi.
9

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)


berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab:
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
(QS. As-Shaffat : 102).

Kasih sayang ini akan berbuah sikap welas asih dan empati
pada anak dan keluarga kita, sebaliknya sikap kasar dan arogan
juga akan membentuk mereka menjadi kasar dan arogan
pula. Perhatikan Ibrahim Alaihissalam ketika menyampaikan
perintah Allah kepada anaknya dalam nuansa dialog : " ...
Bagaimana pendapatmu? "Sekalipun itu perintah Allah yang tidak
boleh ditentang, namun cara menyampaikan yang lembut justru
membuat sang anak menjadi yakin dan kuat melaksanakan perintah
Allah itu.

Wahai para ayah, para Aba... para bapak... yang terhormat...

Hadirlah dalam jiwa anak-anak kita, bersamai mereka dalam


iman dan perjuangan. Ada isyarat lembut dalam Firman Allah:

Diantara penafsiran ulama sebagaimana disebutkan Ibnul


Jauzy -rahimahullah- dalam kitab Zaadul Masiir, bahwa Ismail
10

Alaihissalam telah sanggup bersama dengan ayahnya Ibrahim


Alaihissalam untuk beribadah, padahal kita tahu bahwa Ibrahim
Alaihissalam meninggalkan anak dan istrinya demikian jauh, namun
ada kata Ma'ahu yang artinya Ismail Alaihissalam bersama
dengannya yaitu Ibrahim Alaihissalam walau jarak demikian jauh,
medan yang sulit, suasana psikologis antara istri pertama dan
kedua, namun hal itu tidak menghalangi Ibrahim Alaihissalam untuk
membersamai anaknya Ismail Alaihissalam hingga tumbuh menjadi
seorang pemuda shaleh yang sabar dan tangguh.

Wahai para ayah .....!!!

Jika demikian, apa yang menghalangi anda untuk hadir


dalam jiwa para anandamu?, membersamai mereka dalam ibadah
dan perjuangan. Alangkah indahnya munajat Ibrahim Alaihissalam
dan Ismail Alaihissalam ketika mereka selesai membangun ka'bah .

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina)


dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan
kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.Wahai
Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang patuh kepada
Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang patuh
kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan
tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami.
11

Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha


Penyayang.” (QS. Al-Baqarah : 127-128)

Kebersamaan yang indah di dunia dan berbuah lebih indah


di Surga.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd ...

Para pemuda Islam yang kami banggakan...


hafizhakumullah...

Jadikan dirimu bagaikan Ismail Alaihissalam, Ismailkan


dirimu. Tumbuhlah dalam ketaatan dan perjuangan menegakkan
kebenaran. Narkoba, pornografi dan sederet perbuatan dosa dan
kenakalan hanya akan meletihkan jiwamu dan membinasakan
jasadmu. Lihatlah Ismail Alaihissalam yang masih demikian belia
namun demikian taat pada Tuhannya, demikian berbakti kepada
orangtuanya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd ...

Wahai para bunda, para muslimah tangguh yang kami


muliakan...

Cukuplah Hajar menjadi cermin yang demikian indah


mempesona, ketegarannya dalam iman dan tawakkal, usahanya
yang tidak mengenal lelah di tanah tandus tiada berpenghuni,
kesetiannya pada suami walau harus rela ditinggal pergi,
ketekunannya mendidik anak yang kemudian terpilih menjadi nabi.

Subhanallah... Sekali lagi, bercerminlah pada wanita mulia


nan kuat ini.
12

Merekalah manusia - manusia terpilih, terabadikan oleh Ilahi,


kenangan indah perjuangan mereka hingga kitapun hari ini
berkumpul di sini, mengenang mereka agar bara iman mereka turut
menghangatkan jiwa kita untuk berjuang dan berkorban demi Iman
dan Islam.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah


wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd...

Sebelum mengakhiri khutbah ini, berikut panduan singkat


pelaksanaan ibadah kurban.

Hewan yang dapat diqurbankan adalah domba yang genap


berusia enam bulan, atau kambing yang genap berusia setahun dan
sapi yang genap berusia dua tahun, perhitungan hijriyah. Tidak
cacat atau berpenyakit yang bisa berpengaruh pada dagingnya,
jumlah maupun rasanya, misalnya: mata picak, atau kaki pincang
dan penyakit pada kulit, kuku atau mulut. Seekor domba atau
kambing hanya mencukupi untuk kurban satu orang saja,
sedangkan seekor sapi boleh berserikat untuk tujuh orang, kecuali
berserikat pahala maka boleh pada semua jenis tanpa batas.
Sebaiknya pemilik kurban yang menyembelih sendiri hewan
qurbannya, tetapi bisa diwakilkan kepada penjagal, dengan syarat
seorang muslim yang menjaga shalatnya, dan mengetahui hukum-
hukum menyembelih, juga upahnya tidak boleh dari salah satu
bagian hewan qurban itu sendiri, seperti kulit atau dagingnya,
meskipun penjagal atau pengulit bisa mendapat bagian dari hewan
qurban sebagai sedekah atau hadiah. Waktu penyembelihan hewan
qurban, yaitu seusai pelaksanaan shalat Idul Adha hingga tiga hari
tasyriq setelahnya. Hewan qurban yang telah disembelih dapat
dibagi menjadi tiga bagian, sepertiga buat pemiliknya, sepertiga
buat hadiah dan sepertiga buat sedekah kepada fakir miskin.
Pahala dari hewan qurban bergantung kepada niat yang ikhlas
13

orang yang berqurban, oleh karena itu mari menjaga keikhlasan


ketika melakukan ibadah mulia ini.

Selanjutnya mari kita tundukkan jiwa raga seraya berdoa dan


bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala...

Ya Allah, Rabb Yang Maha Pengampun, ampuni dan


maafkan segenap dosa kami, yang nampak maupun tersembunyi,
jika Engkau tak maafkan kami, kepada siapa kami akan memohon
maaf dan ampunan.

Wahai Rabb yang Maha Penyayang, sayangi kami dan


seluruh hamba-Mu yang beriman, dimanapun mereka berada Ya
Allah...

Basuhlah air mata kesedihan mereka yang masih berteduh di


tenda- tenda pengungsian dengan kasih-Mu yang tiada berbatas.
Tolong mereka dari segala kezaliman Ya Rabbana, kuatkan azam
mereka, beri mereka gembira di hari ini dan seterusnya ya
Rabbana.
14

Ya Allah karuniakan kami keimanan yang sejati, keamanan


yang hakiki dan kesejahteraan yang Engkau berkati.

Ya Allah berkati keluarga dan anak- anak kami dengan


keshalehan dan ketaqwaan, satukan kami di dunia dalam ketaatan
pada-Mu dan akhirat dalam Jannah-Mu yang kekal abadi.

Wahai Rabb Maha Kuat dan Perkasa, berkati negeri kami


dengan pemimpin yang beriman pada-Mu, yang bertaqwa dan
berakhlak mulia, serta penuh santun menyayangi kami kerena-Mu
Ya Allah.

Ya Allah ampuni dan sayangi orangtua kami yang tercinta,


izinkan kami berbakti pada mereka saat bersama di dunia ataupun
jika mereka telah tiada, ridhakan hati mereka buat kami, agar
kamipun menuai keridhaan-Mu.

Ya Allah kuatkan azam kami agar terus bersama


menegakkan agama-Mu dan menyebarkan risalah-Mu. Satukan jiwa
kami dalam cinta pada-Mu dan padukan langkah kami dalam
membela syari'at-Mu.

Jadikan istri-istri kami bidadari di dunia ini bagi kami dengan


keshalehan dan kecantikan jiwanya agar kami dapat membersamai
mereka dalam ketaatan pada-Mu, jadikan kami suami yang terbaik
bagi mereka dunia dan akhirat.

***

Anda mungkin juga menyukai