Definisi Palpitasi
Definisi Palpitasi
oleh stres, kopi, merokok dan minum alkohol berlebihan. Pada umumnya PACs
dan PVCs tidak dihubungkan dengan penyakit jantung yang signifikan jika
mereka timbulnya jarang dan terisolasi.
Mengevaluasi Palpitasi
Langkah pertama dalam mengevaluasi pasien dengan palpitasi adalah
menentukan apakah gejala- gejalanya betul disebabkan oleh aritmia. Karena
perawatan yang berbeda-beda untuk tipe-tipe berbeda dari aritmia, maka
adalah sangat penting untuk menentukan tipe dari aritmia yang dideritanya.
Karena aritmia dapat dihubungkan denga penyakit yang mendasari penyakit
klep jantung, otot jantung dan arteri koroner, maka tes sering dilakukan untuk
mengeluarkan kemungkinan
kelainan jantung. Tes darah juga diadakan untuk mengukur kadar sodium,
potasium, kalsium, magnesium, hormon tiroid dan obat-obatan (seperti
digoxin).
Tes untuk aritmia termasuk EKG, 24-jam monitor ritme jantung (Holter) dan
treadmill.
Tes EKG dalam keadaan istirahat adalah perekaman yang singkat aktivitas listrik
jantung, umumnya dilakukan ditempat praktek dokter. Tes EKG ini hanya
berguna jika aritmia yang menyebabkan palpitasi terjadi waktu tes EKG ini
diadakan. Sering tes EKG ini tidak dapat menangkap aritmia, maka monitor
Holter diperlukan. Monitor 24 jam Holter adalah cassete tape yang dipakai
pasien terus menerus ketika ia mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Pasien
bersamaan membuat catatan harian dari palpitasi atau gejala lain selama
periode perekaman ini. Gejala palpitasi kemudian dapat dikorelasikan dengan
adanya atau tidak adanya aritmia pada Holter tape. Jika kecurigaan adanya
aritmia yang menyebabkan palpitasi juga masih belum bisa ditangkap oleh 24
jam monitor Holter, maka sebuah monitor kejadian yang kecil dipakai oleh
pasien untuk waktu 1 sampai 2 minggu. Jika pasien mengalami palpitasi maka ia
akan menekan tombol merekam ritme jantung sebelum, selama dan sesudah
periode ini. Kemudian rekaman ini dapat dievaluasi oleh dokter.
Pada beberapa pasien, treadmill digunakan untuk mendeteksi aritmia yang
terjadi hanya pada keadaan berusaha keras. Treadmill adalah perekaman EKG
yang terus berlangsung tanpa henti dari jantung ketika pasien sedang
menjalankan tingkat latihan yang meningkat. Sebagai tambahan
mendeteksi aritmia, treadmill juga adalah tes screening yang berguna untuk
kehadiran dari penyempitan arteri koroner yang dapat membatasi suplai dari
darah beroksigen ke otot jantung pada waktu tes treadmill.
Echocardiography menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan
gambaran dari kamar- kamar jantung, klep jantung dan struktur sekitarnya.
Echocardiography sangat berguna dalam mendeteksi penyakit klep jantung,
seperti mitral valve prolapse, mitral stenosis dan aortic stenosis (contoh dari
penyakit klep yang dapat menyebabkan aritmia dan palpitasi).
Echocardiography juga
Tulisan: 6329
IQ: 334 Gender:
o
Re: Palpitasi
« Jawab #2 pada: Oktober 08, 2010, 08:13:20 PM »
Publish
Mengendalikan Palpitasi
Palpitasi yang tidak berasosiasi dengan aritmia dan penyakit jantung mungkin
tidak memerlukan perawatan spesifik. Pasien hanya disarankan untuk
mengurangi stres emosi dan stres fisik ketika sedang memonitor gejala-
gejalanya.
Palpitasi yang merupakan hasil dari premature contractions (PACs dan VCs)
sering tidak memerlukan perawatan spesifik. Frekwensi dari premature
contractions dapat dikurangi dengan cara mengurangi stres, berhenti merokok
dan mengurangi konsumsi kopi dan alkohol. Tingkat adrenaline darah yang
tinggi dapat menyebabkan premature contractions, dimana pengurangan stres
dapat membantu
mengurangi tingkat adrenaline darah. Bagi pasien dengan palpitasi menetap
dan premature contractions, obat-obatan seperti beta-blockers, dapat digunakan
untuk memblokade efek adrenaline terhadap jantung, jadi mengurangi
premature contractions. Contoh-contoh dari beta-blockers termasuk
propranolol (Inderal), metaprolol (Lopressor) dan atenolol (Tenormin). Efek
samping dari beta-blockers termasuk perburukan dari asma, menurunkan
denyut jantung dan tekanan darah yang berlebihan, depresi, lesu dan impoten.
Perawatan atrial fibrillation dapat menjadi ruwet dan melibatkan :
1. membalikan faktor-faktor yang menyebabkan atrial fibrillation seperti
demam, tingkat hormon tiroid yang tinggi (hipertiroidisme) dan tingkat oksigen
darah yang rendah,
2. memperlambat denyut jantung dengan calcium channel blockers seperti
verapamil(Calan), beta- blockers seperti propranolol(Inderal) dan
digoxin(Lanoxin),
3. mencegah stroke dengan menggunakan pengencer darah seperi
warfarin(Coumadin) pada pasien dengan pertimbangan mempunyai risiko yang
tinggi mendapat stroke akibat dari atrial fibrillation,
4. mengkonversikan atrial fibrillation ke ritme jantung yang normal dengan
obat-obatan seperti
quinidine(Quinaglute, Quinidex), procainamide(Pronestyl),
disopyramide(Norpace) atau amiodarone(Cordarone) atau electrical shock
(kejutan listrik),
5. mencegah kambuhnya dari atrial fibrillation dengan obat-obatan seperti
amiodarone, catheter ablation procedures (prosedur kateter ablasi) seperti
pulmonary vein isolation (isolasi vena paru) atau
implantasi dari pemacu jantung atau defribillator
Penyebab-penyebab yang paling penting dari ventricular arrhythmias
(ventricular tachycardias dan fibrillations) adalah serangan jantung, darah
beroksigen yang tidak memadai ke otot jantung (ischemia) dan bekas luka dari
serangan jantung sebelumnya. Oleh karena itu perawatan dari penyakit jantung
koroner sangat penting dalam menangani pasien dengan ventricular
arrhythmias. Untuk pasien dengan ventricular tachycardias yang menetap, obat-
obatan seperti propranolol (Inderal), sotalol (Betapace), dan amiodarone
(Cordarone) digunakan. Pada pasien dengan ventricular
fibrillations yang membahayakan nyawa, implantasi defibrillator akan
dipertimbangkan. Defibrillator yang diimplantasikan dapat melacak timbulnya
ventricular fibrillation dan memberikan sentakan dari impuls listrik ke jantung
untuk kembali ke ritme yang normal.
Pada pasien dengan aritmia yang berasosiasi dengan penyakit otot atau klep
jantung yang signifikan, koreksi dari penyakit jantung yang mendasarinya
adalah sangat penting. Pasien dengan aortic stenosis yang parah dapat
mengembangkan gagal jantung seperti juga ventricular arrhythmias. Perawatan
dari aortic stenosis dengan valve repair surgery (valvuloplasty) atau operasi
pembetulan klep dan/atau dengan surgical valve replacement (operasi
penggantian klep), dapat mengangkat persoalan ini.
Beberapa pasien yang menderita palpitasi juga mempunyai periode dari pusing
atau kehilangan kesadaran (syncope). Pasien-pasien ini kadang dievaluasi oleh
spesialis listrik jantung yang disebut "electrophysiologists". Studi yang lebih
terinci tentang sistim listrik jantung dapat dilakukan oleh spesialis-spesialis ini
yang menggunakan alat untuk menstimulasi daerah di jantung untuk
mendeteksi jalan (pathways) listrik yang abnormal.