BAHASA INDONESIA
DISUSUN OLEH :
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Klaten,.....Februari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................iv
MOTTO...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aspek kebahasaan
A. Pengertian Resensi........................................................4
B. Jenis-Jenis Resensi........................................................5
C.Tujuan Resensi..............................................................6
D.Syarat Penyusunan Resensi................ ..........................6
E. Unsur-Unsur Resensi....................................................7
F. Komponen Resensi Novel........................................8
G. Tahap Penulisan Resensi..........................................9
H. Contoh Resensi.......................................................10
2.2 Aspek Kesastraan
A. Sejarah Drama.............................................................15
B. Pengertian Drama Menurut Ahli................................15
C. Pengertian Drama.......................................................16
D. Ciri-ciri Drama ...........................................................16
E. Unsur – Unsur Drama..............................................17
.F. Jenis-jenis Drama....................................................21
iv
G. Hal-hal yang Perlu di Perhatikan dalam
Pementasan Drama...............................................24
H. Contoh Drama........................................................24
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................30
v
MOTTO
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga
sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat
pesat di bidang teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan
pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk
hidup.
Selain itu, seni drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar
biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat
keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ
seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang
profesionalitas agar dapat berkembang terus.
2
9. Untuk mengetahui unsur-unsur drama.
10. Untuk mengetahui jenis drama.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
B. Jenis – jenis resensi
Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi
buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Dalam
meresensi sebuah karya harus berkaitan dengan kualitas dari karya
yang sedang dicermati atau diresensi tersebut. Penilaian tersebut harus
dilakukan secara seimbang dan proporsional. Maksudnya ialah tidak
boleh seorang peresensi tersebut hanya memberikan penilaiannya yang
positifnya saja atau tidak tepat juga jika resensi itu hanya dilakukan
untuk menilai kelemahan dan kekurangannya saja.
Jika diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu (a)
buku, baik fiksi maupun non fiksi; (b) pementasan seni, seperti film,
sinetron, drama, musik, atau kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis
maupun seni patung.
Secara umum, resensi dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Deskriptif, ialah mengggambarkan dan menjelaskan tentang
karya seseorang secara menyeluruh, baik dari segi isi,
penulisannya, maupun penciptanya (creator). Resensi ini
tidak sampai pada penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis
terhadap karya yang dia resensi. Dia hanya menjelaskan
secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.
2. Deskriptif evaluatif, ialah melakukan penilaian terhadap
sebuah karya lebih dalam daripada yang pertama. Dia tidak
hanya menggambarkan, tapi menilai sebuah karya secara
keseluruhan dengan kritis dan argumentatif. Sehingga ada
kesimpulan pada akhir resensi apakah karya yang diresensi
baik kualitasnya atau tidak.
3. Deskriptif-komparatif, ialah mencoba melakukan penilaian
pada sebuah karya dengan cara membandingkan karya orang
lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan secara isi dan
materi. Selain membutuhkan analisa mendalam dan kritis,
resensi ini juga membutuhkan pengetahuan dan wawasan
luas. Karena tidak hanya satu karya yang harus dipahami,
namun karya-karya lain yang berhubungan dengan karya
yang dia resensi juga harus pula dia pahami.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tiga jenis resensi buku
adalah :
1. Informatif; maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat
dan umum dalam, menyampaikan keseluruhan isi buku.
5
2. Deskriptif; maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap
bagian/bab.
3. Kritis; maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan
metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi
biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis
informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Dengan
demikian, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.
C. Tujuan Resensi
Agar sebuah resensi atau pertimbangan diberikan secara obyektif
atas sebuah buku atau karangan, maka penulis harus memperhatikan dua
hal yatu, penulis harus memahami sepenuhnya tujuan penulis dari
pengarang buku tersebut dan penulis tersebut harus menyadari sepenuhnya
tujuan menulis resensi tersebut.
6
E. Unsur-unsur resensi
Kita perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi buku,
yaitu diantaranya :
1. Judul buku
2. Data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut :
a. Judul buku ( jika buku itu termasuk buku hasil
terjemahan, judul aslinya juga harus ditulis )
b. Pengarang ( jika ada, tulis juga penerjemah, editor,
atau penyunting seperti yang tertera dalam buku )
c. Penerbit
d. Tahun terbit beserta cetakannya ( cetakan ke
berapa)
e. Tebal buku (berapa halamannya)
f. Harga buku ( jika diperlukan )
3. Pembukaan ( lead )
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini :
a. Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya
berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang
diperoleh.
b. Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah
ditulis, baik melalui pengarang sendiri maupun
pengarang lain.
c. Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
d. Memaparkan keunikan buku.
e. Merumuskan tema buku.
f. Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku.
g. Mengungkapkan kesan terhadap buku.
h. Memperkenalkan penerbit.
7
Tubuh atau isi pertanyaan resensi buku biasanya
memuat hal-hal dibawah ini :
a. Sinopsis atau isi buku secara benar dan kronologis.
b. Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya.
c. Keunggulan buku.
d. Kelemahan buku.
e. Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit )
f. Kesalahan cetak ( jika ada )
5. Penutup resensi
Bagian penutup, biasanya berisi saran atau
pertanyaan bahwa buku itu penting untuk siapa dan
mengapa.
F. Komponen resensi novel
1. Tema
Tema apakah yang diungkap dalam novel?
Apakah tema yang diungkapkan itu menarik pembaca secara
umum?
Apakah tema sudah sering diungkapkan dalam seri cerita lain
yang dibuatnya?
Apakah tema dapat diterima sebagai kebenaran yang umum?
2. Alur Cerita
Bagaimana peristiwa-peristiwa diatur dalam cerita?
Apa keunikan susunan peristiwa yang digunakan pengarang?
Apakah ada pembaruan susunan peristiwa dalam cerita itu?
3. Penokohan
Bagaimana pengarang memberi (menciptakan) watak atau
karakter pada tokoh-tokohnya?
Bagaimana sifat tokoh tersebut? Adakah keunikan dalam
menciptakan watak tokoh?
4. Sudut Pandang
Sudut pandang apa yang dipakai pengarang untuk
menyampaikan cerita?
Adakah keunikan sudut pandang dalam cerita?
5. Latar Cerita
Bagaimana latar cerita digunakan?
8
Apakah latar ceritanya cocok dengan peristiwa?
6. Nilai-nilai
Nilai-nilai apakah yang dapat diambil pembaca dari cerita?
Adakah nilai-nilai baru yang dikembangkan?
7. Bahasa dan Gaya Cerita
Bagaimana bahasa yang digunakan pengarang?
Apakah cerita disampaikan dengan cara humor, serius, atau
sinisme?
8. Pengarang
Siapa pengarang cerita itu? Bagaimana latar belakang
kehidupannya?
Bagaimana kreativitasnya?
Dalam sebuah resensi tidak semua cerita tersebut diulas oleh
penulis. Biasanya penulis hanya memilih aspek yang dianggap paling
menarik. Pertimbangan tentang kemenarikan itu bersifat relatif subjektif.
Oleh karena itu, resensi novel itu bersifat subjektif pula.
Jika anda telah membaca novel secara keseluruhan, hal-hal yang
harus dicatat untuk membuat resensi bisa mengikuti cara seperti yang telah
dikemukakan di atas, atau mengikuti cara berikut.
1. Memberitahukan kepada masyarakat akan terbitnya buku baru dengan
menginformasikan data-data, seperti judul novel, pengarang, penerbit,
dan jumlah halaman.
2. Menginformasikan jenis novel, tema, alur cerita, penokohan, sudut
pandang, latar cerita, nilai-nilai, bahasa dan gaya cerita, reputasi
pengarang, dan latar belakang penerbitan.
3. Menyampaikan tujuan penulisan atau ringkasan novel.
4. Menegaskan keunggulan dan kelemahan novel, apakah bermanfaat
bagi masyarakat atau tidak. Apakah novel itu dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat atau tidak, bernilai bagi masyarakat atau tidak,
dan seterusnya.
9
Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu
buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat
kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
Membuat informasi umum tentang buku yang
diresensi.
Menentukan judul resensi.
Membuat ringkasan secara garis besar.
Memberikan penilaian buku.
Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD
dan sistematika resensi.
H. Contoh Resensi
1. Identitas buku
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Kota Terbit : Yogyakarta
TahunTerbit : 2007
Cetakan : III
Tebal Buku : 533 halaman. Termasuk juga tentang
Penulis.
ISBN : ISBN 979-3062-79-7
2. Sinopsis
10
Novel ini mengisahkan tentang sepuluh anak Belitung yang
tergabung dalam Laskar Pelangi mereka adalah Mahar, Ikal, Lintang,
Harun, Syahdan,A Kiong,Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya
wanita yaitu Sahara . Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan di
pedalaman Belitung yang kontras dan yang kaya akan timah, namun
masyrakatnya tidak mampu memenuhi kehidupannya sehari-hari.
Novel ini juga menceritakan tentang semangat juang dari anak-anak
kampung Belitung untuk mengubah nasib mereka melalui sekolah.
Sebagian besar orang tua mereka lebih senang melihat anak-anaknya
membantunya dari pada belajar di sekolah.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu,
sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang
guru yaitu seorang Kepala Sekolah yang sudah tua yang bernama
bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda yang bernama ibu
Muslimah Hafsari yang juga sangat miskin berusaha mempertahankan
semangat besar pendidikan. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh
pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu
terselamatkan berkat seorang anak yang sepanjang masa bersekolah
yang tak pernak mendapatkan rapot.
Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan karena donator
dikomunitas marjinal itu begitu miskin. Seperti gedung sekolahnya
yang sudah roboh, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong,
berbangku seadanya dan pada malam hari dipakai untuk menyimpan
ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang
hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian
kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya
dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun
dan sang ibu guru menerima jahitan. Kendati demikian, keajaiban
seakan terjadi setiap hari disekolah yang dari jauh tampak seperti
bangunan yang akan roboh itu. Semuanya terjadi karena sejak hari
pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang
hanya berijazah SKP ( Sekolah Kepandaian Putri ). Mereka berdua
saling bahu membahu membesarkan hati anak-anak tadi agar percaya
diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan
pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Kedua
guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan
seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat
beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan buk Mus juga mengajarkan
cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesepuluh muridnya.
11
Kedua guru miskin itu member julukan kesepuluh murid itu sebagai
laskar pelangi.
Keajaiban juga terjadi ketika sekolah muhammadiyah,
dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval
mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika
tiga orang anak anggota laskar pelangi yaitu ( Ikal, Lintang, dan
Sahara ) berhasil menjuarai lomba cerdas pangkas mengalahkan
sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Taayal, kejadian
yang paling menyedihkan melanda sekolah muhammadiyah ketika
Lintang sisiwa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti
sekolah padahal Cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia
harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi
keluarganya, sebab ayahnya sudah meninggal dunia. Meskipun awal
tahun 90-an sekolah muhammadiyah itu akhirnya ditutup karena
samaskali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat,
integritas, keluruhan budi dan ketekunan yang diajarkan pak Harfan
dan buk Mus tetap hidup dalam hati laskar pelangi. Akhirnya kedua
guru itu bisa berbangga karena diantara sepuluh orang anggota laskar
pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi
research and development manager disalah satu perusahaan multi
nasional paling penting di negeri ini, dan juga ada yang mendapatkan
beasiswa internasional kemudian melakukan research di University
the paris surbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari
sebuah universitar termuka di Inggris semua itu berkat dari
pendidikan dan akhlak kecintaan intelektual yang diajarkan oleh pak
Harfan dan buk Mus. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum
pernah keluar dari pulau diujung paling selatan Sumatra itu.
3. Unsur intrinsik novel
Adapun yang membangun unsur intrinsic dalam sebuah
karya sastra khususnya novel adalah sebagai berikut :
a) Tema
Dalam Novel Laskar Pelangi ini tema utamanya adalah
pendidikan. Namun uniknya tema pendidikan ini diselangi dengan
kisah persahabatan yang erat antara anggota Laskar Pelangi, tema
pendidikan ini juga dipadukan dengan tema ekonomi. Namun tema
pendidikanlah yang lebih menonjol pada novel ini.
b) Penokohan (Watak Tokoh)
Tokoh utama
1) Ikal
12
Ikal atau yang didalam novel ini berperan sebagai “aku
“adalah tokoh utama. Ikal merupakan salah satu
anggota lascar pelangi disekolah ia termasuk murid
yang sangat pandai, namun kepandainya masih di
bawah dari temannya yaitu lintang.
2) Taprani
Taprani adalah sososk tang tampan, rapi, prefeksionis,
lumayan pintar bicara seperlunya(pendiam), antun
sangat berbakti kepada orang tua dan manja.
3) Sahara
Sahara adalah satu-satunya murid perempuan yang
bersekolah di SD Muhamadiyah, tubuhnya ramping dan
selalu berjilbab rapi. Disekolah dia termasuk murid
yang pintar.
4) A Kiong
A Kiong adalah satu-satunya murid yang merupakan
keturunan tianghoa yang bersekolah di SD
Muhammadiyah sifatnya begitu polos dan selalu
mempercayai apa yang dikatakan mahar, ia selalu
menjadi pendukung sekaligus pengikut setia mahar.
5) Harun
Harun yang sudah mulai memasuki jenjang pendidikan
Sekolah Dasar pada usia lima belas tahun ini mengidap
keterbelakangan mental, sifatnya yang santun, pendiam,
dan murah senyum dan hobi mengunyah permen asam.
6) Borek
Borek memiliki badan yang tinggi besar, ia sangat
terobsesi dengan body boilding an tregila-gila dengan
citra cowok macho.
7) Kucai
Kucai merupakan salah satu anggota Laskar Pelangi
yang diamanahi sebagai ketua kelas. Dan ia sempat
frustasi ketika sempat menjadi ketua kelas karean
kesulitan mengatur teman-temannya.
8) Lintang
lintang merupakan anak yang paling jenius dan gigih
diantara teman-temannya.
9) Mahar
13
Mahar memiliki bakat di bidang seni baik itu menyanyi,
melukis, seni rupan dan lain sebagainya, ia merupakan
anak yang tampan, imajinatif dan kreatif.
10) Syahdan
Karakter yang tidak begitu menonjol dalam novel ini, ia
hanya selalu setia menemani ikal membeli kapur tulis.
11) Flo
Flo adalah murid pindahan dari sekolah PN. Gadis
tomboy yang berasal dari keluarga kaya, ia merupakan
tokoh terakhir yang muncul terakhir sebagai anggota
Laskar Pelangi.
12) Pak Harfan
Ia adalah kepala sekolah SD Muhamadiyah , pak harfan
memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pendidikan.
13) Bu Muslimah Hafsari
Ia sangat gigih dalam mengajar meskipun gajinya
dibayar, ia ia berdedikasi terhadap dunia pendidikan.
Wanita cantik yang menyukai bunga ini memiliki
pendirian yang yang progresif dan tebuka terhadap ide-
ide baru, ia termasuk ornag yang sabar dan baik hati.
c. Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu alur
maju.
d. Amanat
Amanat yang terkandung dalm Novel ini yaitu
jangan pernah menyerah oleh keadaan, keadaan boleh
saja seba kekurangan, namun kekurangan janganlah
menjadai alasan untuk tidak berusaha. Dan jauhi sifat
pesimis saat menengadahkan perasaan kepada orang-
orang yang ada disekitar kita, bukan berarti kita tidak
bisa seperti orang yang diatas, mengeadahkan perasaan
keatas mestinya dijadikan cambuk semangat untuk bisa
seperti orang itu atau bisa lebih baik lagi. Contohnya
paada novel ini yang menceritakan sebuah sekolah
kampung (SD Muhammadiyah) biasa yang selalu
optimis untuk bisa lebih baik dari sekolah dari sekolah
yang memang sudah baik (SD PN).
e. Keunggulan dan kelemahan novel Laskar Pelangi
1) Keunggulan Novel
14
Banyak sekali pelajaran yang kita teladani dari
novel Laskar Pelangi seperti, keagamaan moral,
ketegaran hidup bahkan makna sebuah takdir yang tidak
bisa kita tebak.
2) Kelemahan Novel
Terdapat banyak kata-kata yang sulit untuk
dipahami atau dimengerti karena menggunakan kata-
kata daerah yang belum diketahui artinya.
f. Kesimpulan
Novel ini sangatlah bagus bagi para pelajar yang
mendapat kemudahan ekonomi dalam menggapai
pendidikan juga bagi para pendidik dan pemerintah
yang memiliki kemajuan untuk memajukan pendidikan
di Indonesia, karena novel ini meiliki banyak peszn
moral, pendidikan, dan social yang sangat bagus.
15
4) Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian
melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.
C. Pengertian Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti
berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau
tindakan. Arti pertama dari drama adalah kualitas komunikasi, situasi,
actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian,
kehebatan (acting), dan ketegangan pada para pendengar.
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat
percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau
dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun
merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari
bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing
menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara
dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi,
actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian,
kehebatan (acting), dan ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua, drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk
dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan
dan action dihadapan penonton (audience)
Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata
Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan
lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah
yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu
masalah yang punya arti penting – meskipun mungkin berakhir dengan
bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi.
Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas
sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan
lakon absurd.
D. Ciri-ciri Drama
Pada umumnya, drama mempunyai ciri-ciri yang berikut :
Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah
untuk dibaca dan dipentaskan.
Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
Drama terdiri dari dialog yang disusun oleh pengarang dengan
watak yang diwujudkan.
16
Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog
watak-wataknya.
Konflik ialah unsur penting dalam drama. Konflik digerakkan oleh
watak-watak dalam plot, elemen penting dalam sesebuah skrip
drama.
Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap
sebuah drama yang baik.
Gaya bahasa dalam sebuah drama juga penting kerana ia
menunjukkan latar masa dan masyarakat yang diwakilinya, sekali
gus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat yang
digambarkan oleh pengarang
17
2. Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang
tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral
atau dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
3. Tokoh pembantu tokoh-tokoh yang memegang peran
pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita.
Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita
saja. Jadi tidak semua drama menampilkan kehadiran
tokoh pembantu.
Contoh:
Dalam cerita Romeo dan Juliet tokoh protagonist yang
sekaligus juga tokoh sentral adalah Romeo dan Juliet.
Tokoh utama sekaligus juga tokoh tritagonis adalah
pendeta Lorenso dan wakil keluarga Capulet. Tokoh-
tokoh lain, seperti tentara pangeran, inang, wakil-wakil
Montage, dan wakil-wakil Capulet yang lain adalah
tokoh-tokoh pembantu.
2. Perwatakan atau Penokohan
Perwatakan disebut juga penokohan. Perwatakan atau
Penokohan adalah penggambaran efek batin seseorang tokoh yang
disajikan dalam cerita. Watak pada tokoh digambarkan dalam tiga
dimensi (watak dimensional). Penggambaran itu berdasarkan
keadaan fisik biasanya dilukiskan paling awal, baru kemudian
sosialnya. Pelukisan watak tokoh dapat langsung pada dialog yang
mewujudkan watak dan perkembangan lakon.
a. Keadaan Fisik
Yang termasuk dalam keadaan fisik tokoh adalah
umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, cirri
khas yang menonjol,, suku, bangsa, raut muka, kesukaan,
tinggi/pendek, kurus/gemuk. Misalnya seseorang yang
berleher pendek mempunyai watak mudah tersinggung,
seseorang yang berleher panjang mempunyai watak sabar.
b. Keadaan Psikis
Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran,
mental, standar moral, temperanmen, ambisi, psikologis
yang dialami, dan keadaan emosi.
c. Keadaan Sosiologis
Keadaan sosiologis tokoh meliputi: jabatan,
pekerjaan, kelas social, ras, agama, dan ideology. Contoh
penampilan pegawai bank akan berbeda dengan penampilan
makelar, kendatipun keadaan social ekonominya sama.
18
Penampilan istri bupati, akan berbeda dengan penampilan
istri gubernur atau istri lurah. Perwatakan tokoh-tokoh
dalam drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau
tingkah laku sang tokoh.
3. Setting
Setting diciptakan penulis/pengarang untuk memperjelas
satuan peristiwa dalam cerita agar menjadi logis atau konkretisasi
sebuah tempat agar penonton, pembaca mempunyai pembayangan
yang tepat terhadap berlangsungnya suatu peristiwa. Selain itu,
setting juga diciptakan untuk menggerakan emosi atau kejiwaan
pembaca atau penonton. Secara emottif penonton atau pembaca
diharapkan mempunyai daya khayal yang lebih dalam sesuai
dengan kedalaman-kedalaman pengalaman berfikirnya. Misalnya
pelaku yang berada diantara deretan pedagang-pedagang kaki lima,
bukan di sebuah plasa atau supermarket, pembaca atau penonton
akan menagkap kesan kesedihan, bahkan kemiskinan. Setting atau
tempat kejadian cerita sering disebut juga latar cerita. Setting
meliputi tiga dimensi:
a. Setting tempat
Setting tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama.
Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat
berhubungan dengan setting ruang dan waktu.
b. Setting waktu
Setting waktu adalah waktu atau zaman atau periode sejarah
terjadinya cerita dalam drama. Settingwaktu juga terjadi di waktu
pagi, siang, sore, atau malam.
c. Setting ruang
Setting ruang juga dapat berarti ruang dalam rumah atau latar
rumah, hiasan, warna, dan peralatan dalam ruang akan memberi
corak tersendiri dalam drama yang dipentaskan. Misalnya di ruang
tamu keluarga modern yang kaya akan berbeda dengan ruang tamu
keluarga tradisional yang miskin.
4. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari
pembuatan sebuah drama. Tema dalam drama dikembangkan
melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan
adanya konflik, dan ditulis dalam bentuk dialog. Tema yang bisa
diangkat dalam drama adalah masalah percintaan, kritik social,
kemiskinan, kesenjangan social, penindasan, ketuhanan, keluarga
yang retak, patriotism, dan renungan hidup.
19
5. Alur
Alur atau plot adalah jalan cerita. Dalam alur sebuah
naskah drama bukan permasalahan maju-mundurnya sebuah cerita
seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa, tetapi alur yang
membimbing cerita dari awal hingga tuntas. Dimulai dengan
pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya
masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan
mencapai titik puncak-klimak s.d. antiklimaks), resolusi
(pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending (keputusan). Ada
pula yang menggambarkan alur dalam sebah naskah drama itu
pemaparan-masalah-pemecahan masalah atau resolusi-keputusan.
6. Amanat dan Nama Pengarang
Seorang pengarang drama baik sadar atau tidak sadar pasti
menyampaikan amanat dalam karyanya. Amanat adalah pesan
yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton
melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan pengarang
melalui drama harus ditentukan atau dicari sendiri oleh pembaca
atau penonton. Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda
dalam menafsirkan amanat drama.
Amanat bersifat kias subjektif & umum sedangkan tema bersifat
lugas, objektif, & khusus. Amanat biasanya memberikan manfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Amanat drama selalu berhubungan
dengan tema drama.
Contoh:
Drama Romeo dan Juliet bertema masalah percintaan yang
berakhir dengan kematian, berdasarkan temanya drama Romeo dan
Juliet memiliki amanat:
a. Meskipun manusia begitu cermat dan teliti merencanakan sesuatu,
Tuhan jugalah yang menetukan apa yang terjadi.
b. Manusia tidak kuasa melawan garis nasib yang ditetapkan oleh
Tuhan.
Amanat drama yang dipaparkan diatas adalah versi penulis.
Amanat drama Romeo dan Juliet dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh
penonton atau pembacanya. Sedangkan unsur ekstrinsik (unsur luar)
dalam drama adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog atau
percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah
sudah dipentaskan. Seperti panggung, properti, tokoh, sutradara, dan
penonton.
20
F. Jenis-jenis Drama
21
Dagelan adalah drama kocak dan ringan. Isi cerita dagelan
biasanya kasar, lentur, dan vulgar. Dalam dagelan tidak terdapat
kesetiaan terhadap alur cerita. Irama permainan dapat melantur dan
ketetapan waktu tidak dipatuhi. Tokoh-tokoh dalam dagelan
mempunyai watak yang berubah-ubah dari awal sampai akhir. Tokoh
yang serius dapat berubah secara tiba-tiba menjadi kocak. Dagelan
disebut juga banyolan, sering disebut tontonan konyol atau tontonan
murahan.
Contoh: Teater Srimulat, Ketoprak Humor, Opera Van Java, dan
Opera Anak
2. Berdasarkan cara penyajianya
a.Closed Drama (drama untuk dibaca)
Closed drama adalah drama yang dibuat hanya untuk dibaca dan
hanya indah untuk dibaca. Closed drama mempunyai dialog-dialog
yang panjang dan menggunakan bahasa yang indah. Dialog-dialog
yang digunakan tidak mencerminkan percakapan sehari-hari
sehingga sulit dipentaskan.
b.Drama treatikal (Drama yang dipentaskan)
Drama treatikal adalah drama yang dapat dipentaskan. Drama
treatikal dipentaskan di atas pentas atau panggung.
c. Drama radio
Drama radio adalah drama yang ditayangkan atau dipentaskan
melalui radio. Drama radio mementingkan dialog yang diucapkan
melalui media radio. Drama radio biasanya direkam melalui kaset.
Misalnya, selingan music, sound effect, dan jenis suara. Adegan dan
babak dalam drama radio dapat diganti sebanyak mungkin karena
tidak perlu menyiapkan pergantian dekor. Misalnya sahur sepuh.
d.Drama televise
Drama televisi adalah drama yang ditayangkan atau dipentaskan
melalui media televisi. Kelebihan drama televisi adalah dalam
melukiskan flashback (kenangan masa lalu). Drama televisi
berbentuk scenario . drama televisi ditampilkan dalam bentuk film,
sinetron, atau telenovela.
3. Berdasarkan bentuknya
a. Sandiwara
Sandiwara berasal dari dua kata bahasa jawa, yaitu sandi yang
berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti
suatu pengajaran yang diberikan secara rahasia dalam bentuk
tontonan.
b. Teater rakyat
22
Teater rakyat adalah segala jenis tontonan yang dipertunjukan
di depan orang banyak dan bersifat kerakyatan. Seperti ketoprak
dari jawa, lundruk dari jawa timur, arja dari bali, lenong dari
Jakarta, dan sebagainya.
c. Opera
Opera adalah drama yang berisikan nyanyian dan music pada
saat pementasanya. Nyanyian digunakan sebagai dialog. Opera
sering disebut drama musical.
d. Sendratari
Sendratari adalah seni drama tari atau drama tanpa dialog dari
pemainanya. Suasana dan adegan dinyatakan dengan gerak yang
berunsur tari. Sendratari sebagian besar diangkat dari cerita-
cerita klasik, seperti Ramayana dan mahabarata.
e. Pantomim
Pantomim adalah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang
hanya dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasanya
diiringi music.
f. Operet atau Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
g. Tableau
Tableau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi
oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
Atau drama tanpa kata-kata, dan pelaku hanya mengandalkan
gerak patah-patah.
h. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama atau
religius.
i. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka
wayang.
j. Minikata
Drama dengan cakapan singkat yang mengandalkan gerak
treatikal.
4. Berdasarkan masanya
Drama dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama
lama.
a. Drama Baru (Modern)
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk
memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya
bertema kehidupan manusia sehari-hari.
23
b. Drama Lama (Klasik)
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya
menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan,
kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
a. Tata panggung
Sesuaikah tata panggung dengan tema tersebut? Misalnya tema
tentang keadaan perang, tentu saja tata panggung harus bisa
menggambarkan hal itu.
b. Pemeran
Pemeran sangat memengaruhi berhasil tidaknya suatu pertunjukan
drama. Pemeran harus mampu menampilkan watak dari tokoh yang
diperankannya.
c. Kostum
Kostum akan mendukung pementasan tersebut. Pemilihan kostum
harus sesuai karakter tokoh yang diperankannya.
d. Suara
Suara sangat memengaruhi kelancaran suatu pementasan. Suara
dapat berupa vokal si pemain ataupun musik yang mengiri
pementasan itu. Penggunaan pengeras suara sangat diperlukan jika
pemain tidak dapat bersuara secara lantang dan jelas.
H. Contoh Drama
Sayang Ada Orang Lain
Karya: Utuy Tatang Sontani
Di rumah Suminto yang sempit dan sederhana dengan suasana
yang tenang. Tiba-tiba datang seorang lelaki mencari Suminto.
24
Hamid : “Minto ... Minto! Kau masih tidur di siang hari begini?”
( Sumini, istri Suminto muncul dengan pakaian yang bagus.) “ Suminto
ada?”
Sumini : “Ada. Mas ... Mas ... ini ada Pak Hamid!” ( Minto muncul dengan kaus
oblong dan sarung.)
Hamid : “Lho aneh ...! Istrinya perlente, suaminya kaya gembel.”
Hamid : “Dan kau, tunggu di rumah? Mengapa tidak berduaan saja sambil
rekreasi. Ini kan hari Minggu?”
Suminto: “Hari Minggu malah lebih memusingkan. Uang tak ada, malas mau
pergi. Diam di rumah, banyak yang nagih utang.”
Hamid : “Minto, beruntung sekali kamu memiliki istri seperti dia. Tapi anehnya,
engkau selalu kelihatan lesu.”
Suminto : “Bagaimana tidak lesu, gaji pegawai rendah seperti saya ini sangat tidak
seimbang dengan harga-harga di pasar. Gaji yang saya terima sekarang
cuma bisa untuk hidup sepuluh hari saja, yang dua puluh hari mesti
harus ditutup dengan utang, kalau perlu menjual barang yang layak
dijual. Kian lama utang itu bukan kian sedikit, Pak Hamid, tapi makin
menggunung. Aku bekerja bukan hanya untuk aku dan istriku, atau
biaya sekolah seorang anakku. Tapi, semata-mata untuk mereka yang
mengutangkan kepada istriku.”
Hamid : “Aku sudah beberapa kali menganjurkan supaya berubah cara
berpikirmu. Kamu harus melihat realitas, berpikir yang dialektik.
Mestinya kau tidak perlu pesimis dengan gajimu yang tidak cukup.
Dengan gaji yang tidak cukup itu, kamu harus bisa menggunakan
kesempatan dalam segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat.
Suminto : “Lantas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan? Aku tidak
bisa berbuat senista itu, Pak Hamid.”
25
Hamid : “Siapa yang menganjurkan kamu untuk korupsi? Aku tidak bilang begitu.
Aku cuma menyarankan agar kamu berpikir dialektis, agar kamu
dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tapi ... sudahlah, Minto,
aku ke sini sebenarnya hanya mau pinjam raket badmintonmu.”
26
Lantas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan? Aku tidak bisa berbuat
senista itu, Pak Hamid.
5. Latar atau setting
Latar tempat dari cerita dalam petikan naskah di atas yaitu rumah Suminto.
Adapun latar waktu dan suasana dalam cerita adalah pada waktu pagi hari yang
sepi di hari Minggu.
Hal tersebut dapat dilihat dalam petunjuk lakuan maupun dialog tokoh
yang terdapat dalam teks naskah, di antaranya; Di rumah Suminto yang sempit
dan sederhana. Suasana sepi ... dan dialog: … Ini kan hari Minggu? (dan
seterusnya)
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3.1 Aspek Kebahasaan
Dalam meresensi sebuah karya tulisn pasti menilai
kekurangannya atau kelebihannya, dengan tujuan pembaca dapat
merangsang hasil karya tersebut. Untuk meresensi sebuah karya
tulis perlu adanya langkah-langkah dan dasar untuk meresensi
sebuah buku, yang mana semua itu saling memahami sepenuhnya
tentang isi buku yang akan diresensi. Dalam meresensi juga
terdapat penggunaan bahasa yang singkat, padat dan jelas.
Terdapat juga pokok-pokok yang menjadi sasaran dalam
meresensi buku yang mana salah satu dari sasaran itu adalah
mengulang tentang keunggulan dan kelemahan buku. Membuat
judul semenarik mungkin dan betul-betul mencerminkan isi buku
termasuk hal-hal penting dalam sebuah resensi termasuk juga
mencantumkan identitas sebuah buku yang menutup biasanya
dengan memberikan saran atau sasaran sebuah buku yang
diresensi.
3.2 Aspek Kesastraan
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat
percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan
atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian
action, dalam sebuah cerita drama tentu memiliki unsure yang
akan mendukung sebuah cerita drama ursur tersebut adalah tema,
alur, tokoh, latar/setting, dan amanat. Terciptnya sebuah drama
yang menarik tentu harus ada pondasi yang di susun dengan
teratur yaitu mulai dari eksposisi, rising action, complication,
klimaks, resoli. Untuk mengarang sebuah cerita drama, langkah
langkahnya yaitu; menentukan tema, menentukan persoalan
(konflik), membuat sinopsis (ringkasan cerita), menentukan
kerangka cerita, menentukan protagonist, menentukan cara
penyelesaian, setelah itu menulis.
B. Saran
Untuk merensensi sebuah karya, sebaiknya pelajari dan ketahui
dengan benar langkah-langkah meresensi dengan baik dan benar agar
mendapatkan hasil resensi yang objektif dan pembaca dapat point-point
yang tepat mengenai kekurangan dan kelebihan sebuah karya tersebut.
28
Dan demi terciptanya sebuah masyarakat yang memiliki aroma
seni yang pekat di mata internasional, disini Penulis mengharapkan agar
seni drama mendapatkan perhatian yang tinggi, baik di kalangan biasa,
pendidikan, pebisnis maupun pemerintah.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31