Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDEKATAN EKSPRESIF DALAM SASTRA


DOSEN PENGAMPU:
INDRA S.PD

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1:

1. Ahmad Afandi (A11122046) 6. Yunita Wahyu Kumala (A11122011)


2. Fikriawan S Kuntuamas (A11122041) 7. Asil Rahmatika (A11122016)
3. Amna Irada (A11122027) 8. Tasmila (A11122022)
4.Musfia Nuraini (A11122005) 9. Safila (A11122017)
5. Nofiarni Aslim (A11122042) 10. Desi Rusmadianti (A11122002)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen serta teman-teman yang membantu,baik
bantuan berupa moril maupun material, sehingga makalah yang berjudul “pendekatan
ekspresif” ini bisa terselesaikan dengan tepat waktu.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekuranagnnya baik dari segi tata bahasa
maupun materi. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima keritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari kami adalah makalah ini mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta pembaca
yang ingin menyempurnakan atau mengambil hikmah dari makalah ini sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Palu, 14 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL…………………………………………………………………… I

KATA PENGANTAR……………………………………………………... II

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. III

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 4

1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 5

1.3 Tujuan penulisan……………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….. 6

2.1 Hakikat Pendekatan Ekspresi…………………………………… 6

2.2 Langkah Penerapan Pendekatan Ekspresif................................... 7

2.3 Contoh Penerapan Pendekatan Ekspresif………………………. 8

BAB III PENUTUP……………………………………………………… 14

3.1 Kesimpulan……………………………………………………… 14

3.2 Saran…………………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan hasil dari daya cipta dan karsa manusia
dengankandungan nilai seni tinggi. Dalam penciptaan karya sastra, seorang seniman
atau penyair tidak menciptakannya secara asal-asalan. Melainkan membutuhkan
usahayang keras hingga menghasilkan sebuah karya yang baik. Lebih dari itu, terdapat
pelbagai aspek yang dipertimbangkan dalam pembuatan karya sastra. Misalnyaaspek
keindahan, nilai guna/manfaat. Untuk itu memerlukan waktu yang tidaksedikit bagi
penyair/pengarang dalam membuat sebuah karya sastra.

Seiring denngan berkembangnya wawasan manusia akan lebih dapat memilah-


milah bagian-bagian yang positif dan negative untuk diri pribadi dan orang lain. Dengan
peradaban manusia yang semakin modern maka pola piker manusia akan lebih
berkembang. Apabila dikaitkan dengan budaya Islam maka manusia merupakan suatu
fungsi yang digunakan untuk meneruskan budaya islam di masa lalu untuk menjalankan
peradaban modern. Budaya islam digunakan sebagai pedoman agar manusia tidak
terjerumus dalam hal-hal yang negativedan manusia dapat memahami betapa
pentingnya mempelajari tentang budaya islam yang sesungguhnya. Karya sastra selalu
sarat dengan nilai seni, hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat sastra
untuk mengkaji berbagai hal yang berkaitan dengan sebuah Karya sastra. Dalam
perkembangannya kegiatan pengkajian ini tumbuh berkembang pesat hingga di
dalamnya muncul berbagai metode penelitian. Karenasebuah karya sastra mengandung
banyak nilai seni dan bahkan berbagai aspekinternal dan eksternal yang mempengaruhi
atau terkait dengan karya sastra tersebut,maka dalam melakukan analisis dan pengkajian
sebuah karya sastra membutuhkanmetode/cara yang tepat. Dengan penggunaan metode
yang sesuai, diharapkan para pembaca atau penikmat karya sastra dapat menangkap ide
(apapun itu) yang ingindisampaikan penulis atau pencipta.

4
1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, berikut ini adalah beberapa rumusan
masalahyang dapat kami himpun :

1. Bagaimana konsep budaya dalam islam? Apakah hakikat Pendekatan Ekspresif?

2. Bagaimanakah langkah penerapan Pendekatan Ekspresif?

3. Di mana letak penerapan Pendekatan Ekspresif dapat diterapkan?

1.3 Tujuan Penulisan

1.Mendapatkan pemahaman dasar tentang hakikat Pendekatan Ekspresif

2.Memahami bagaimana langkah penerapan Pendekatan Ekspresif.

3 Menjelaskan tentang penerapan Pendekatan Ekspresif dapat diterapkan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat pendekatan ekspresif

Kritik ekspresif berusaha mendefinisikan karya sastra sebagai sebuah


ekspresiatau curahan, atau ucapan perasaan, atau sebagai produk imajinasi penyair yang
beroperasi/bekerja dengan pikiran-pikiran, perasaan; kritik itu cenderungmenimbang
karya sastra dengan kemulusan, kesejatian, atau kecocokan visi pribadi penyair atau
keadaan pikiran; dan sering kritik ini mencari dalam karya sastra fakta-fakta tentang
watak khusus dan pengalaman-pengalaman penulis, yang secara sadarataupun tidak,
telah membukakan dirinya dalam karyanya tersebut (Pradopo,1997:193). Pendapat lain
menyatakan, Pendekatan Ekspresif merupakan pendekatan yang mengkaji ekspresi
perasaan atau temperamen penulis (Abrams,1981:189). Menurut Semi (1984),
Pendekatan Ekspresif adalah pendekatan yangmenitikberatkan perhatian kepada upaya
pengarang atau penyair mengekspresikanide-idenya ke dalam karya sastra.

Budaya adalah alam pikiran atau mengasah budi. Usaha budaya adalah
pendidikan. Budaya adalah pergaulan hidup diantara manusia dengan alam semesta,
boleh jadi budaya adalah usaha mannusia melakukan tugas hidup sebagai khalifah fil
ardli (wakil Tuhan di bumi). Pendekatan Ekspresif ini tidak semata-mata memberikan
perhatian terhadap bagaimana karya itu diciptakan tetapi bentuk-bentuk apa yang terjadi
dalam karyasastra yang dihasilkan. Pendekatan kritik ekspresif ini menekankan kepada
penyairdalam mengungkapkan atau mencurahkan segala pikiran, perasaan, dan
pengalaman pengarang ketika melakukan proses penciptaan karya sastra.Pengarang
menciptakannya berdasarkan subjektifitasnya saja, bahkan ada yang beranggapan
arbitrer. Padahal, ekspresif yang dimaksud berkenaan dengan dayakontemplasi
pengarang dalam proses kreatifnya, sehingga menghasilkan sebuahkarya yang baik dan
sarat makna

6
Para kritikus ekspresif meyakini bahwa sastrawan (pengarang) karya
sastramerupakan unsur pokok yang melahirkan pikiran-pikiran, persepsi-persepsi
danperasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra. Kritikus cenderung
menimbakarya sastra berdasarkan kemulusan, kesejatian, kecocokan penglihatan mata
batin pengarang/keadaan pikirannya

2.2 Langkah penerapan pendekatan ekspresif

Langkah pertama, seorang kritikus harus mengenal biografi pengarang


karyasastra yang akan dikajiLangkah

kedua, melakukan penafsiran pemahaman terhadap unsur-unsur yangterdapat


dalam karya sastra, seperti tema, gaya bahasa/ diksi, citraan, dansebagainya. Menurut
Todorov dalam menafsirkan unsur-unsur karya sastra bisadengan cara berspekulasi,
sambil juga meraba-raba, tetapi sepenuhnya memilikikesadaran diri, dari pada merasa
memiliki pemahaman tetapi masih buta. Artinya,seorang kritikus boleh bebas
melakukan penfasiran pemahaman terhadap unsur-unsur yang membangun sebuah
karya sastra.

Langkah ketiga, mengaitkan hasil penafsiran dengan berdasarkan tinjauan


psikologis kejiwaan pengarang. Asumsi dasar penelitian psikologi sastra antara
laindipengaruhi oleh anggapan bahwa karya sastra merupakan produk dari suatukondisi
kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar4. Tidak
membuat pengrusakan

7
2.3 contoh penerapan pendekatan ekspresif

Contoh Penerapan Pendekatan Ekspresif Kaitannya dengan makalah ini, penulis


akan mencoba membahas beberapa puisi dari Subagio Sastrowardoyo berdasarkan
Pendekatan Ekspresif..

Puisi doa dimedan laga

judul : Doa dimedan laga


karya : Subagio Sastrowadoyo

Berikan kekuatan sekeras baja


Untuk menghadapi dunia ini,untuk melayani zaman ini
Berikan kesabaran seluas angkasa
Untuk mengatasi siksaan ini,untuk melupakanderita ini
Berilah kemauan sekuat garuda
Untuk melawan kekejaman ini,untuk menolak penindasan ini
Berilah perasaan selembut sustra
Untuk menjaga peradaban ini, untuk mempertahankan kemanusiaan ini

(Daerah perbatasan,1970).

a.Biografi Penyair

Subagio Sastrowardoyo (lahir di Madiun, Jawa Timur, 1 Februari 1924 meninggal di


Jakarta, 18 Juli 1995 pada umur 71 tahun) adalah seorang dosen, penyair, penulis cerita
pendek dan esai, serta kritikus sastra asal Indonesia.Selama bertahun-tahun, ia adalah
direktur perusahaan penerbitan Balai Pustaka.Puisi-puisi Subagio umumnya dipandang
mempunyai bobot filosofis yangtinggi dan mendalam, dan tidak dapat ditafsirkan secara
harfiah. Perumpamaandan lambang digunakannya secara dewasa dan matang

8
Subagio berpendidikan HIS di Bandung dan Jakarta, HBS, SMP, dan SMAdi
Yogyakarta, Fakultas Sastra UGM selesai tahun1958, Universitas Yale tahun1961-
1966. Pernah menjabat Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Kursus B-I diYogyakarta
(1954-1958), dosen Kesustraan Indonesia di Fakultas Sastra danKebudayaan UGM
(1658-1961), dosen UNPAD, dosen SESKOAD keduanyadi Bandung, dosen bahasa
dan Kesusastraan Indonesia di Universitas Flinders,Adelaide, dan terakhir bekerja di
Penerbit Balai Pustaka. Pada musim panas1984, ia juga pernah menjadi seorang
instruktur tamu di Universitas Ohio, danmengajarkan bahasa Indonesia

1) Penafsiran Pemahaman Puisia)

a. Pemilihan kata

Diksi

Diksi yang digunakan Subagio Sastrowardoyo dalam puisi Doadi Medan Laga sudah
mewakili perasaan dan pengalaman pengarang.Selain itu, juga mewakili perasaan
semua rakyat yang sedangmempertahankan kehidupan di jagat raya ini.

„Berilah kekuatan sekeras baja‟

Larik tersebut memiliki makna konotasi yang dapat diartikansesuai situasi dan
kondisi, yakni ingin mempunyai kekuatan yangkeras sehingga mampu menghadapi
segalanya dengan kesabaran dan

ketabahan lahir dan batin. Secara denotatif memiliki makna yangsesungguhnya


yakni sekeras baja (baja yang keras dan kuat).

“Untuk menghadapi dunia ini, untuk melayani zaman ini”

Makna yang terkandung pada larik tersebut adalah menjalanikehidupan di dunia


ini dengan penuh kesungguhan.

“Berilah kesabaran seluas angkasa”

9
Secara denotatif, angkasa memiliki luas yang tak terhingga, tetapisecara
konotatif seluas angkasa maksudnya adalah ingin diberikankelapangan hati (sabar).

“Untuk mengatasi siksaan ini, untuk melupakan derita ini”

Maksudnya adalah segala tantangan dan rintangan mampu diatasidan yang


sudah berlalu biarlah berlalu.

“Berilah kemauan sekuat garuda”

Secara denotatif, garuda memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapisecara


konotatif maksudnya ingin diberikan suatu kemauan/keinginan yang kuat sekuat garuda
untuk mengatasi segala problemakehidupan.

“Untuk melawan kekejaman ini, untuk menolak penindasan ini”

Kekejaman dan penindasan mampu untuk dihadang,kemauan/keinginan yang


kuat mampu mengatasinya.

“Berilah perasaan selembut sutra”

Secara denotatif sutra melambangkan kehalusan dan kelembutan.Secara


konotatif, memiliki arti ingin diberi perasaan dan kelembutanhati bagai sutra.

Untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia di muka bumi di negara
yang tercinta ini dan juga mempertahankan segalanyayang ada di dunia ini. b)

b.Kata Konkret

Kata konkret merupakan kata-kata yang memiliki makna dan artisama bila
dilihat secara denotatif. Secara konotatif memiliki maknadan arti berbeda yang sesuai
dengan situasi dan kondisi pemakainya.Kata-kata konkret pada puisi ini seperti terdapat
pada kata:

“Kekuatan sekeras baja”

10
Secara denotatif memiliki makna kekuatan seperti baja yangsangat keras. Secara
konotatif memiliki makna mempunyai kekuatanyang keras sehingga mampu dalam
menghadapi segalanya dengan penuh kesabaran dan ketabahan lahir dan batin.

“Kesabaran seluas angkasa”

Secara denotatif, angkasa memiliki luas yang tak terbatas, tetapisecara konotatif
seluas angkasa maksudnya adalah kelapangan hati(sabar).

“Kemauan sekuat garuda”

Secara denotatif, garuda memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapisecara


konotatif maksudnya suatu kemauan/ keinginan yang kuatsekuat garuda untuk
mengatasi segala problema kehidupan.

“Perasaan selembut sutra”

Secara denotatif sutra melambangkan kehalusan dan kelembutan.Secara


konotatif, memiliki makna perasaan dan kelembutan hati bagai sutra.

c.Pengimajian

o 1).Imaji perabaan terdapat pada larik ketujuh, berilah perasaanselembut


sutera.
o 2).Imaji penglihatan terdapat pada larik sekeras baja, seluas
angkasa,sekuat garuda dan selembut sutra,
o 3).Imaji perasaan terdapat pada larik berilah kesabaran seluasangkasa,
untuk mengatasi siksaan ini, untuk melupakan derita ini,untuk melawan
kekejaman ini, untuk menolak penindasan ini, dan berilah perasaan
selembut sutera

d.Bahasa Figuratif

Pada puisi ini terdapat majas perbandingan, merupakan majasyang


membandingkan sesuatu dengan menggunakan kata-kata perbandingan. Seperti bagai,
bagaikan, bak, seperti, laksana, se-, danlain-lain.

11
 Berilah kekuatan sekeras baja
 Berilah kesabaran seluas angkasa
 Berilah kemauan sekuat garuda
 Berilah perasaan selembut sutra

e.Verifikasi

Rima dalam puisi ini termasuk dalam rima berselang yakni pengulangan bunyi
sajak a-b-a-b.f)

f. Tipografi

Puisi ini mempunyai tata wajah yang konvensional seperti padaumumnya, dan
berdasarkan bentuknya, puisi ini termasuk ke dalamOktaf/Stanza yaitu sajak yang
terdiri dari 8 baris.

g.Tema

Tema yang diangkat pada puisi Doa di Medan Laga adalah tema patriotisme.
Tentang perjuangan dan pertahanan hidup. Tema inisesuai dengan isi tiap larik yang
selalu berharap diberi kemudahandalam segala hal

h.Nada dan Suasana

Nada dan suasana dalam puisi ini tentang semangat juang yangoptimis dalam
berbagai bidang kehidupan, tidak hanya berjuangmelawan musuh tetapi juga melawan
berbagai hal tidak baik yangada dalam masyarakat dan bangsa kita

i.Perasaan

Semangat dan optimis menjadi rasa dari tiap-tiap larik dalam puisi Doa di
Medan Laga

12
j.Amanat

Amanat yang dapat diambil dari puisi Subagio Sastrowardoyoyang berjudul Doa
di Medan Laga ini adalah kehidupan dunia yangsangat keras dan penuh dengan
tantangan harus tetap dijalani dengan penuh perjuangan. Semua yang dihadapi pasti
mendapatkankemudahan untuk mengatasi tantangan tersebut. Berdoa dan selalu
berusaha dengan optimis, pasti Yang Maha Kuasa selalu berada dekatkita dan akan
menolong kita

Kajian Berdasarkan Tinjauan Psikologis/Kejiwaan Pengarang

Berdasarkan tinjauan psikologis pengarang, Subagio Sastrowardoyo


adalah seorang penyair, dosen, dan kritikus. Kaitannya dengan pembuatan puisi
Doa di Medan Laga ini merupakan bentuk dari pengalamannya darisuatu
kejadian pada zaman dulu. Pada saat itu rakyat Indonesia meskipun sudah
dikatakan merdeka, tetapi masih harus semangat dan terus berjuangdalam
menghadapi kehidupan dunia yang sangat keras dan penuh dengan tantangan itu.

Pada puisi ini tidak hanya mewakili perasaan dan pengalaman pengarang
saja, tetapi juga mewakili perasaan semua rakyat yang sedangmempertahankan
kehidupan di jagat raya ini. Pengarang berusaha inginmenggambarkan pesan apa
yang bisa diambil dari setiap karya sastra yangdibuatnya. Puisi ini merupakan
bentuk ekspresinya terhadap keadaan padasaat itu

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendekatan Ekspresif adalah pendekatan yang menitikberatkan perhatiankepada


upaya pengarang atau penyair mengekspresikan ide-idenya ke dalam karyasastra..

Terdapat tiga langkah dalam Pendekatan Ekspresif, langkah pertama


dalammenerapkan Pendekatan Ekspresif, seorang kritikus harus mengenal biografi
pengarang karya sastra yang akan dikaji. Langkah kedua, melakukan penafsiran
pemahaman terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra, seperti tema,gaya
bahasa/ diksi, citraan, dan lain-lain. Langkah ketiga, mengaitkan hasil penafsiran
dengan berdasarkan tinjauan psikologis kejiwaan pengarang.

Dari keempat analisis puisi tersebut dalam Pendekatan Ekspresif adalah


bahwahampir seluruh dari keempat pengarang tersebut dalam membuat karya sastranya
berdasarkan tanggapan atau ekspresi dari suatu pengalaman yang dialami dan dari
beberapa peristiwa yang terjadi di sekitarnya sehingga menarik perhatian
pengaranguntuk dikaji dan semuanya itu dituliskan dalam sebuah karya sastra..

3.2 Saran

Dalam membuat suatu karya sastra, kita harus mempunyai banyak


pengalamandan pengetahuan supaya dalam mengekspresikan sebuah pengalaman atau
sebuah peristiwa yang terjadi di sekitar kita, kita bisa menggambarkan
ataumengekspresikan dalam bentuk karya sastra

14
DAFTAR PUSTAKA

KS, Yudiono, 2009, Pengkajian Kritik Sastra Indonesia, (Grasindo, Jakarta).Rokhmansyah,


Alfian,2014, Studi Dan Pengkajian Sastra, (Graha Ilmu,Yogyakarta).Bahasa Pelajar,
2015, Pendekatan
Ekspresif,http://ssgpelajarbahasa.blogspot.co.id/2011/11/pendekatan-. (n.d.).

sastrowadyo, k. s. (2015). ANALISIS DOA DIMEDAN LAGA. Graha ilmu yogyakarta, 15.

15

Anda mungkin juga menyukai