Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDEKATAN EKSPRESIF DALAM ANALISIS PUISI DAN APLIKASINYA

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Dra. Nazurty, M. Pd

Oleh: Kelompok 12

1. Amelia Fitriyani [A1B120014]


2. Ummi Maymunah [A1B120035]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang senantiasa memberikan kita nikmat iman, nikmat
islam, dan nikmat sehat, sehingga menjadikan kita lebih bermakna dalam hidup ini. Terlebih
lagi kepada kami selaku penulis sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pendekatan Ekspresif dalam Analisis Puisi dan Aplikasinya” tanpa ada suatu hambatan.

Adapun maksud penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Puisi. Rasa terima kasih kami ucapkan kepada yang terhormat Ibu Prof. Dr. Dra. Nazurty, M.
Pd selaku dosen pengampu mata kuliah puisi, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya kami masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami akan menerima semua saran dan kritikan yang membangun untuk memperbaiki
makalah ini. Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca tentang Pendekatan Ekspresif dalam Analisis Puisi dan Aplikasinya.

Penyusun

Kelompok 12

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Ekspresif ............................................................................. 6

2.2 Analisis dan Aplikasi Puisi Menggunakan Pendekatan Ekspresif ........................... 7

2.2.1 Diksi ..........................................................................................................7-8

2.2.2 Kata Nyata ................................................................................................ 8

2.2.3 Majas atau Gaya Bahasa ...........................................................................8-9

2.2.4 Citraan ....................................................................................................... 9

2.2.5 Verifikasi (irama) ...................................................................................... 9

2.2.6 Tifografi/Tata Wajah ................................................................................ 10

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .................................................................................................................. 11

3.2 Saran ........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya sastra merupakan hasil dari proses kreatif seorang penulis tentang ide-ide dan
imaji yang dimiliki, kemudian dituangkan menjadi teks yang memiliki nilai estetika dan
etika. Karya sastra juga merupakan gambaran suatu hal yang dirasakan bahkan terjadi
secara langsung kepada si penyair.
Setiap penyair berhak menuangkan gagasan serta pemikirannya. Karya sastra
merupakan salah satu wadah untuk menuangkan pemikiran serta gagasannya secara bebas
dan kreatif. Ketika menciptakan puisi, penyair bebas menggambarkan berbagai macam
ekspresi yang dirasakan, untuk itu penyair memerlukan beberapa aspek penting yaitu peka
terhadap lingkungan serta mampu membaca setiap kejadian.
Puisi merupakan gambaran ekspresi penyair yang dituangkan menjadi sebuah teks yang
memiki nilai estetika serta nilai etika. Puisi sebagai salah satu produk karya sastra yang
terlahir dari sebuah pemikiran seorang penyair melalui media ekspresi yang dirasakan dan
melalui proses pertimbangan hingga terlahir sebagai karya sastra yang mutlak.
Lahirnya sebuah karya sastra yang dirajut dengan pola pikir dan pengalaman yang
berkolaborasi serta daya ekspresi penyair senantiasa tumbuh dan berkembang sehingga
muncul berbagai variasi teknik penulisan, gaya dan berbagai jenis kelainan ekspresi.
Gambaran ekspresi penyair pada akhirnya menjadi sebuah perjalanan yang menarik untuk
diteliti oleh para pembaca. Untuk itu diperlukannya pendekatan eksresif agar para pembaca
dapat memiliki kebebasan dalam memberikan makna ekspresi pemyair terhadap sebuah
karya sastra secara berbeda antara pembaca satu dengan lainnya.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendakatan ekspresif?
2. Bagaimana analisis puisi dengan pendekatan ekspresif?
3. Apa saja aplikasi pendekatan ekspresif?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pendekatan ekspresif
2. Mengetahui analisis puisi dengan menggunakan pendekatan ekspresif
3. Mengetahui aplikasi pendekatan ekspresif
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan pembaca tentang pengertian pendekatan ekspresif
2. Menambah pengetahuan pembaca tentang analisis puisi menggunakan pendekatan
ekspresif
3. Menambah pengetahuan pembaca tentang aplikasi pendekatan ekspresif

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Ekspresif

Pendekatan ekspresif adalah pendekatan karya sastra dengan jalan


menghubungkan karya sastra dengan pengarangnya. Menurut Abrams (Dalam
Siswanto, 2018:181) pendekatan ekspesif adalah pendekatan dalam kajian sastra yang
menitik beratkan kajiannya pada ekspresi perasaan atau tempramen penulis. Menurut
Yudiono (2016:43), pendekatan ekspresif memandang karya sastra sebagai pernyataan
dunia batin pengarang. Dengan demikian apabila segala gagasan, cita, rasa, emosi, ide,
angan-angan merupakan “Dunia dalam” pengarang, maka karya sastra merupakan
“Dunia luar” yang bersesuaian dengan dunia dalam itu. Dengan pendekatan tersebut,
penilaian sastra tertuju pada emosi atau keadaan jiwa pengarang sehingga karya sastra
merupakan sarana atau alat untuk memahami keadaan jiwa pengarang. Pendekatan ini
menonjol pada abad ke-19 atau pada zaman Romantik di Eropa.

Pada abad ke-18, pada masa romantik, perhatian terhadap sastrawan sebagai
penciptaan karya sastra menjadi dominan. Karya sastra adalah anak kehidupan kreatif
seorang penulis dan mengungkapkan pribadi pengarang menurut salden (Dalam
Siswanto: 181).

Dalam pendekatan ini, penilaian terhadap karya seni ditekankan pada keaslian
dan kebaruan. Penilaian sebuah karya seni sebagian besar bergantung pada kadar
kebaruan dan penyimpangannya terhadap karya-karya sebelumnya. Yang indah hanya
yang baru, sesuatu yang baru dianggap lebih baik daripada yang lama. Sebenarnya, cita-
cita kebaruan dan keaslian ini menjadi dominan sejak zaman Renaissance, ketika alam
dan ciptaan Tuhan sebagai model yang harus diteladani oleh seniman digantikan oleh
ciptaan seniman sendiri. Ketika model dunia devolusi yang mengembalikan segala
sesuatu ke ciptaan Tuhan yang asli digantikan oleh model evolusi, yakni setiap
penciptaan bar pada prinsipnya menjadi kemajuan (Teeuw dalam Siswanto: 181).

Pendekatan ekspresif tidak semata-mata memberikan perhatian terhadap


bagaimana karya sastra diciptakan, seperti studi proses kreatif dalam studi bigrafis,
tetapi bentuk-bentuk apa saja yang terjadi dalam karya sastra yang dihasilkan.

6
2.2 Analisis dan Aplikasi Puisi Menggunakan Pendekatan Ekspresif

BERDIRI AKU
Karya: Amir Hamzah

Berdiri aku di senja senyap


Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang dating ubur terkembang

Angin pulang menyeduk bumi


Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas

Benang raja mencelup ujung


Naik marak menggerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak

Dalam rupa maha sempurna


Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju

2.2.1 Diksi
Dalam puisi Amir Hamzah, dia selalu membuat pilihan kata yang penuh
konotasi. Selain itu, Amir Hamzah sering menggunakan kata-kata yang arkaik,
sehingga pembaca akan merasa bernostalgia dengan kata-kata yang ditulisnya.
Seperti beberapa kata yang ditulis dibawah ini yang membentuk makna
kesendirian yang ingin digambarkan oleh pengarang.

7
1. Senyap : tidak ada suara sedikitpun, sepi, atau sunyi.
2. Mengurai : lepas tidak terikat.
3. Menghempas : membanting, mencampakkan, atau menjatuhkan.
4. Berayun-ayun : terombang ambing.
5. Sayap : yang digunakan untuk terbang.
6. Maha sempurna : sempurna.
7. Mengecap : menganggap sebagian atau menyatakan bahwa.
8. Marak : terang atau mencolok.
9. Leka : karena tertarik hatinya pada sesuatu.
10. Alas : hutan.

2.2.2 Kata Nyata


Kata nyata digunakan oleh penyair didalam sajak ini cukup mudah
dipahami oleh para pembacanya, namun ada beberapa kata dalam tiap larik yang
mungkin oleh sebagian pembaca kurang dipahami dan dimengerti. Salah satu
contohnya yaitu seperti larik berikut ini:
Camar melayang menepis buih
Camar yang terbang dan menyambar buih yang tidak akan dapat apa-apa
karena buih benda cair sehingga tidak mungkin disambar.
Artinya penyair menggambarkan ketidak mampuan si penyair untuk
meraih sesuatu yang diinginkannya.

2.2.3 Majas atau Gaya Bahasa

Dalam puisi “Berdiri Aku” yang menonjol adalah adanya personifikasi


seperti:

Melayah bakau mengurai puncak

Angin pulang menyejuk bumi

Menepus teluk menghempas emas

Lari ke gunung memuncak sunyi

Berayun-ayun di atas alas

Naik marak menyerak corak

8
Dalam puisi tersebut Amir Hamzah ingin menambah kesunyian dan
kesendiriannya. Sehingga benar-benar merasa sepi dan hanya mampu melihat
pemandangan sekitarnya saja.

Selain personifikasi, yang dominan ada juga gaya metafora ynag terlihat
dari kalimat benang raja mencelup ujung dan dalam rupa maha sempurna.
Penyair membandingkan apa yang dilihat dan dialami dengan kata “benang
raja” dan “maha sempurna”.

Hiperbola juga nampak dalam kalimat “Rindu-sendu” mengharu kalbu


yang menggambarkan kesedihan dan rindu yang benar-benar mendalam. Gaya
bahasa yang digunakan membuat makna puisi itu lebih mendalam dan padat.

2.2.4 Citraan
Pencitraan adalah kata atau susunan kata yang dapat memperjelas apa
yang dinyatakan oleh penyair. Imaji visual menampilkan kata-kata yang
menyebabkan apa yang digambarkan penyair lebih jelas.

Dari bait kesatu dan ketiga dalam puisi tersebut, kita diperlihatkan
keindahan pantai pada sore hari yang digambarkan lewat kata-katanya.
Kemudian pada bait kedua dalam larik pertamanya, imaji kita akan merasakan
kesejukan dengan kata-kata tersebut tetapi sayang itulah yang menghempaskan
harapan dan membawa lari sehingga yang terasa hanyalah sunyi yang semakin
dalam.

Dengan berbagai citraan yang mampu ditampilkan penyair ini, pembaca


akan ikut merasakan apa yang ditulis oleh penyair dengan inderanya sendiri.

2.2.5 Verifikasi (irama)


Dalam puisi, irama merupakan penggalan yang teratur suatu baris puisi
menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama yang terdapat
dalam puisi “Berdiri Aku” menyebabkan suatu pergantian bunyi pendek, lembut
dan rendah karena kesunyian suasana yang dituliskan penyair tidak mungkin
memberi irama yang tinggi dan cepat tetapi irama yang rendah atau lambat.

9
2.2.6 Tifografi/ Tata Wajah
Peranan Tifografi dalam sajak, selain untuk menampilkan aspek artistik
visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu. Selain itu,
Tifografi juga berperan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasan serta
memperjelas adanya satuan. Satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan
pada penyairnya. Tifografi falam puisi “Berdiri Aku” penyair memanfaatkan
margin halaman kertas dan dalam penulisan ini penyair begitu memperhatikan
EYD.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Pendekatan ekspresif merupakan salah satu di antara beberapa pendekatan yang
terdapat di dalam karya sastra, yaitu sebuah pendekatan karya sastra dengan jalan
menghubungkan karya sastra dengan pengarangnya.
Dalam puisi ini tergambarkan seorang Amir Hamzah yang sedih dikarenakan
oelh perpisahan dirinya dengan kekasihnya dan Amir harus pulang ke Medan dan
menikah dengan putri pamannya. Perasaan sedih yang sangat mendalam ini
digambarkan penyair dengan suasana sunyi pantai di sore hari. Dengan demikian Amir
mampu melihat keindahan alam sekitar karena kebahagiaannya dan harapannya telah
hilang. Terkesan sangatlah dalam kesedihan, kepesimisan pengarang inilah yang
membuat pengarang menjadi melankonis.
Amir Hamzah menciptakan puisi “Berdiri Aku” dengan hal yang dialaminya
sendiri, sehingga terbentuklah karya sastra yang sangat indah. Keindahan tersebut
tidaklah luput dari kemahiran Amir dalam berbahasa dan bermain kata-kata yang
menciptakan makna keindahan, tak hanya itu Amir juga memperindah puisinya dengan
pemilihan diksi, kata-kata konkret, majas dan hal-hal lainnya yang merupakan bagian
dari unsur ragawi atau bentuk dalam puisi, serta Amir juga menyertakan unsur jiwani
atau isi puisi yang tergambar dalam tema, rasa, nada serta hal-hal penunjang lainnya.
3.2 Saran
Diperlukannya pendalaman pengetahuan pembaca dalam bidang karya sastra
sehingga pembaca dapat memahami dan mengapresiasikan karya sastra untuk memetik
nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra tersebut. Peningkatan kualitas pengajar
sastra juga diperlukan, khusunya apresiasi sastra maka sudah saatnya bagi kita
memperlajari sastra agar lebih mengenal kekayaan yang terdapat dalam karya sastra.

11
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, Wahyudi. 2018. Pengantar Teori Sastra. Jakarta. Grasindo

Yudiono. 2016. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Jakarta. Grasindo

Teeuw, A. 2017. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta. Pustaka Jaya

Sari, Lili Nur Indah. 2019. Analisis Puisi Karya Amir Hamzah dengan Pendekatan
Ekspresif. Medan:

12

Anda mungkin juga menyukai