Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Dasar
Pendekatan dan Pengkajian Puisi Analitis dan Historis. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Puisi. Kami harap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Semoga makalah ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat......................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Apresiasi Puisi Melalui Pendekatan Analitis.................................................2
2.2 Apresiasi Puisi Melalui Pendekatan Historis.................................................4
BAB III.............................................................................................................................7
PENUTUP........................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
intrinsik yang membangun karya sastra itu sendiri. Kemudian melakukan
analisa terhadap unsur-unsur tersebut, serta memahami bagaimana
hubungan setiap elemen dalam rangka menciptakan karya sastra tersebut.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan analisis tidak harus meliputi
keseluruhan aspek yang terkandung dalam suatu cipta sastra. Dalam hal ini
dapat dibatasi dengan analisis gaya bahasa, citraan dan sebagainya. kegiatan
apresiasi melalu pendekatan analitis ini dianggap sebagai suatu kerja yang
bersifat saintifik. Artinya dalam pendekatan ini, diharuskan menggunakan
landasan teori tertentu, bersikap objektif, dan harus mewujudkan hasil
analisis yang tepat, sistematis, dan diakui kebenaranya oleh umum.
Contoh apresiasi puisi melalui pendekatan analitis bisa dipahami
dengan menganalisa penggalan puisi prologue kara Sapardi Djoko
Darmono. Analisis kita bisa dibatasi berupa citraan dan gaya bahasa saja
sebagai berikut:
Prologue
Masih terdengar sampai di sini
duka-Mu Abadi. Malam pun sesaat terhenti
sewaktu dingin pun terdiam, di luar
langit yang membayang samar.
Kueja setia, semua pun yang sempat tiba
sehabis menempuh ladang Qain dan bukit Golgota
sehabis mencecap beribu kata, di sini
di rongga-rongga yang mengecil ini.
Kusapa duka-Mu jua, yang dahulu
yang meniupkan zarah ruang dan waktu
yang capai menyusun Huruf. Dan terbaca:
sepi manusia, jelaga.
3
Citraan:
Dalam puisi tersebut Sapardi menggunakan jenis imaji citra auditif
yang dapat dibuktikan dengan adanya kata terdengar yang berarti
melibatkan panca indra pendengaran pada baris pertama. Baris keempat
pada bait pertama juga membuktikan bahwa penyair menggunakan imaji
visual yang berbunyi di luar langit yang membayang samar. Hal ini berarti
pengarang mengetahui bahwa di luar terdapat langit yang membayang
samar karena adanya indra pengelihatan. Tidak hanya itu, Sapardi juga
menggunakan imaji citra pencecap. Hal ini dapat kita lihat pada baris
ketujuh yang berbunyi sehabis mencecap beribu kata, di sini. Artinya
menggambarkan dalam puisi mengucap beribu kata yang dimaksud dalam
puisi. Secara umum imaji yang digunakan adalah imaji perasaan yang
melibatkan indra pencecap, pengelihatan, pendengaran. Sapardi sangat
piawai dalam memilih dan menggunakan kata-kata tertentu untuk mewakili
perasaannya sehingga pembaca larut dalam puisi ini.
Gaya bahasa:
Dalam puisi ini, Sapardi seringkali menggunakan majas personifikasi.
Baris pertama masih terdengar sampai di sini dukaMu abadi. Hal itu
menunjukkan kata dukaMu seolah-olah hidup dan dapat mengeluarkan suara
sehingga dapat didengar. Begitu pula dengan baris kedua malampun sesaat
terhenti sewaktu dingin pun terdiam, kata malam dan dingin seolah-olah
sesuatu yang hidup, padahal kata malam merupakan keterangan, dan dingin
adalah kata sifat.
4
Prinsip dasar yang melatarbelakangi pendekatan ini adalah anggapan
bahwa cipta sastra bagaimanapun juga merupakan bagian dari zamannya. Selain
itu, pemhaman terhadap biografi pengarang juga sangat penting dalam upaya
memahami kandungan makna dalam suatu cipta sastra. Sebagai contoh pada puisi
Taufik Ismail dengan judul Nasihat-nasihat Kecil Orang Tua Pada Anaknya
Berangkat Dewasa.
Dalam hal ini, peristiwa yang melatar belakangi terciptanya puisi nasihat-nasihat
kecil orang tua pada anaknya berangkat dewasa adalah perjuangan mahasiswa dan
pelajar yang menginginkan agar kabinet dirombak. Peristiwa tersebut dimulai pada
tanggal 10 Januari. Namun tiada hasil, uang diganti, bensin dinaikkan harganya, ongkus
bus kota dinaikkan. Kabinet Dwikora yang disinyalir mempunyai menteri-menteri yang
terlibat dalam gestapu tidak diganti dengan kabinet yang anti gestapu, namun justru
memasukkan menteri-menteri gestapu lebih banyak lagi. Hingga pelantikan, mahasiswa
bergerak, demonstrasi dilakukan dengan aksi pengempesan ban mobil seluruh kota
sehingga lalu lintas lumpuh. Para mahasiswa dan pelajar duduk di tengah jalan. Menteri-
5
menteri yang dilantik tidak dapat melewati sehingga harus dijemput menggunakan
helikopter. Latar belakang seperti inilah yang digunakan untuk mengapresiasi puisi
enggunakan pendekatan historis. Menilik kembali peristiwa yang menjadikan sebuah
karya sastra diciptakan
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berbagai ragam pendekatan digunakan. Pada pendekatan analitis
mengkaji karya sastra melalui gagasan dan unsur-unsur intrinsik yang
terdapat di dalam karya sastra tersebut secara utuh. namun, unsur-unsur
bisa dibatasi sehingga tidak semua unsur-unsur yang terdapat di dalam
karya tersebut harus dikaji.
7
DAFTAR PUSTAKA