Anda di halaman 1dari 7

RESUME

PENDEKATAN DALAM APRESIASI KARYA SASTRA

Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok 3 Mata Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama

Dosen Pengampu : Nur Halifah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3
KELAS A

1. MOH. AMIRUL (A11122049)


2. NUR AULIA RAHMA (A11122050)
3. TRI MUALIFATUL JANNAH (A11122003)
4. YUNITA WAHYU KUMALA (A11122011)
5. FITRI KHODIYAH (A11122030)
6. FITRAH ANGGRAINI (A11122038)
7. NOFIARNI ASLIM (A11122042)
8. DELLA SAFITRI (A11122044)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
Resume Mata Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama
Judul Materi : Pendekatan dalam Apresiasi Karya Sastra

A. Pengertian Pendekatan Apresiasi Karya Sastra


Pendekatan adalah sebuah proses kegiatan dimana kita dapat memahami atau memaknai
sebuah karya sastra. Apresiasi sastra adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menghargai
serta memberikan penilaian terhadap suatu karya sastra. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan apresiasi karya sastra adalah sebuah proses kegiatan yang kita lakukan untuk dapat
memahami atau memaknai serta menghargai dan memberikan penilaian terhadap karya sastra.
Dalam mengapresiasi sebuah sastra, pembaca perlu melibatkan aspek kognitif, aspek emotif dan
aspek evaluatif. Aspek kognitif berkaitan dengan kognisi pembaca untuk memahami unsur-unsur
kesastraan. Aspek emotif berkaitan dengan emosi pembaca ketika menghayati unsur-unsurkarya
sastra. Aspek evaluatif berkaitan dengan penilaian pembaca terhadap karya sastra. Penilaian
berupa baik-buruk, indah-tidak indah, sesuai-tidak sesuai.

Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan oleh seseorang
sewaktu mengapresiasi karya sastra dapat bermacam-macam. Keanekaragaman pendekatan yang
digunakan itu dalam hal ini lebih banyak ditentukan oleh (1) tujuan dan apa yang akan di apresiasi
lewat teks sastra yang dibacanya, (2) kelangsungan apresiasi itu terproses lewat kegiatan
bagaimana, dan (3) landasan teori yang digunakan dalam kegiatan apresiasi. Pemilihan dan
penentuan pendekatan tersebut tentu sangat ditentukan oleh tujuan pengapresiasi itu sendiri.
Berdasarkan tujuan apresiasi, pendekatan yang dapat digunakan ada enam macam, yaitu
pendekatan parafrastis, pendekatan emotis, pendekatan analitis, pendekatan historis, pendekatan
sosiopsikologis, dan pendekatan didaktis.

B. Pendekatan dalam Apresiasi Karya Sastra


1) Pendekatan Parafrastis
Pendekatan parafrastis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta
sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan
menggunakan kata-kata maupun kalimat yang berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang
digunakan pengarangnya. Tujuan akhir dari penggunaan pendekatan parafrastis itu adalah untuk
menyederhanakan pemakaian kata atau kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih
mudah memahami kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta sastra. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pendekatan parafrastis adalah proses pendekatan apresiasi karya
sastra dengan menyederhanakan kata atau kalimat dalam karya sastra sehingga dapat lebih
mudah dipahami.
2
Penerapan pendekatan parafrastis selain untuk mempermudah upaya pemahaman makna
suatu bacaan, juga digunakan untuk mempertajam, memperluas dan melengkapi pemahaman
makna yang diperoleh pembaca itu sendiri. Sebab itu, dalam pelaksanaannya nanti, pendekatan
parafrastis ini, selain dapat dilaksanakan pada awal kegiatan mengapresiasi sastra, juga dapat
dilaksanakan setelah kegiatan apresiasi berlangsung.
Contoh puisi yang akan diparafrase :
Karangan Bunga
(Taufiq Ismail)
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu

Ini dari kami bertiga


Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang di tembak mati
Siang tadi
➢ Parafrase Puisi Karangan Bunga karya Taufiq Ismail
Ada tiga orang anak kecil, melangkah dalam langkah yang malu-malu, mereka bertiga
datang ke Salemba (Universitas Indonesia), pada sore hari tadi.
Semua ini adalah pemberian dari kami bertiga, dengan pita hitam yang diikatkan pada
sebuah karangan bunga, sebab kami ikut berduka dan merasa sedih, ini adalah sebuah rasa
kepedulian bagi kakak yang ditembak mati karena berdemo memperjuangkan HAM, pada
siang tadi.

2) Pendekatan Emotis
Pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra adalah suatu pendekatan yang berusaha
menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan pembaca. Prinsip-prinsip dasar
yang meletarbelakangi adanya pendekatan emotif yaitu pandangan bahwa cipta sastra
merupakan dari karya seni yang hadir dihadapan masyarakat pembaca untuk dinikmati sehingga
mampu memberikan hiburan dan kesenangan. Selain berhubungan dengan masalah keindahan
yang lebih lanjut akan berhubungan dengan masalah gaya bahasa seperti metafor, simile
maupun penataan setting yang mampu menghasilkan panorama yang menarik.

3
Penikmatan keindahan itu juga dapat berhubungan dengan menyampain cerita, peristiwa,
maupun gagasan tertentu yang lucu dan menarik sehingga mampu memberikan hiburan dan
kesenangan kepada pembaca. Penikmatan keindahan itu lebih lanjut juga dapat berhubungan
dengan masalah pola persajakan dan paduan bunyi yang lebih lanjut dapat menghadirkan unsur-
unsur musikalitas yang merdu dan menarik. Untuk menemukan dan menikmati cipta sastra
yang mengandung kelucuan, anda tentunya juga harus memilih cipta sastra yang tertentu.
Ragam itu misalnya ragam humor dan ragam komedi.
Contoh kutipan puisi yang akan dianalisis menggunakan pendekatan emotis :
Di Tengah Sunyi
(Rustam Effendi)

Di tengah sunyi menderu rinduku,


seperti topan. Meranggutkan dahan,
mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku…
➢ Dalam puisi ini dapat kita temukan pendekatan emotif, yakni pada keindahan pengarang
menggunakan bahasa untuk menyampaikan kepada si pembaca, bahwa dalam keadaan yang
sunyi tersebut, ia merasakan sangat rindu kepada seseorang sehingga rasanya seperti sebuah
pohon yang dahannya direnggut serta akarnya yang dicabut pula oleh kekuatan angin topan.

3) Pendekatan Analitis
Pendekatan analitis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara
pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan ide-idenya, sikap pengarang dalam
menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap
elemen intrinsik itu sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam
rangka membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya.

Dalam pelaksaannya, penerapan pendekatan analitis ini diawali dengan kegiatan


membaca teks secara keseluruhan. Setelah itu, pembaca menampilkan beberapa pernyataan
yang berhubungan dengan unsur-unsur intrinsik yang membangun cipta sastra yang dibacanya.
Misalnya, sewaktu pembaca mengapresiasi salah satu judul cerpen, lewat judul cerpen yang
bacanya itu, setelah pembaca melaksanakan kegiatan baca terhadap keseluruhan cerpen itu
secara skimming, pembaca lebih lanjut menampilkan pertanyaan-pertanyaan, misalnya
bagaimana penokohannya, setting-nya, perwatakan setiap tokoh, dan pertanyaan tentang unsur
intrinsik lain yang terdapat dalam cerpen itu. Setelah itu, pembaca kembali membaca ulang
sambil berusaha menganalisis setiap unsur yang telah ditetapkannya.

4
Contoh kutipan puisi yang akan dianalisis menggunakan pendekatan analitis :
Prologue
(Sapardi Djoko Damono)

Masih terdengar sampai di sini


dukaMu abadi. Malam pun sesaat terhenti
sewaktu dingin pun terdiam, di luar
langit yang membayang samar…
➢ Dalam puisi ini dapat kita analisis menggunakan pendekatan analitis. Unsur yang terkandung
dalam kutipan puisi tersebut adalah citraan dan gaya bahasanya. Puisi Prologus
menggunakan citraan pendengaran “Masih terdengar sampai di sini” dan citraan penglihatan
“di luar langit yang membayang samar”. Selain itu, puisi ini mengandung majas personifikasi
“malampun sesaat terhenti”.

4) Pendekatan Historis
Pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada pemahaman tentang
biografi pengarang, latar belakang peristiwa kesejarahan yang melatar belakangi masa-masa
terwujudnya cipta sastra yang dibaca, serta bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan
maupun kehidupan sastra itu sendiri pada umumnya dari zaman ke zaman.

Prinsip dasar yang melatarbelakangi lahirnya pendekatan ini adalah anggapan bahwa cipta
sastra bagaimanapun juga merupakan bagian dari zamannya. Salain itu, pemahaman terhadap
biografi pengarang juga sangat penting dalam upaya memahami kandungan makna dalam suatu
cipta sastra. Sebab itulah telaah makna suatu teks dalam pendekatan sosiosemantik / sangat
mengutamakan konteks , baik konteks sosio, budaya, situasi atau zaman maupun konteks
kehidupan pengarangnya sendiri.
Contoh puisi yang akan dianalisis menggunakan pendekatan historis :
Prologue
(Sapardi Djoko Damono)
Karangan Bunga
(Taufiq Ismail)
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu

5
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang di tembak mati
Siang tadi
➢ Dalam puisi ini dapat kita analisis menggunakan pendekatan historis. Mengapresiasi makna
yang terdapat dalam puisi Karangan Bunga, berhubungan dengan pengetahuan pembaca
dalam memahami tuntunan masa Orde Baru yang diperjuangkan dengan tekad dan
keberanian, yang dikenal dengan tiga tuntunan rakyat atau Tritura. Pelopor masa Orde Baru
saat itu, antara lain Mahasiswa Universitas Indonesia yang menempuh pendidikan di
Salemba (Aminuddin, 2004: 175).

5) Pendekatan Sosiopsikologis
Pendekatan sosiopsikologis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami
latar belakang kehidupan sosial-budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan
atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat cipta
sastra itu diwujudkan. Dalam pelaksaannya, pendekatan ini memang sering tumpang tindih
dengan pendekatan historis. Akan tetapi, selama masalah yang akan dibahas untuk setiap
pendekatan itu dibatasi dengan jelas, maka ketumpangtindihan itu pasti dapat dihindari.

Contoh penerapan pendekatan sosio-psikologi itu misalnya kita membaca puisi Chairil
berjudul “Diponegoro” jika dalam pendekatan historis kita dapat membahasnya lewat
pembahasan tentang biografi pengarang, peristiwa kesejarahan yang terjadi pada masa itu serta
telaah tentang bagaimana perkembangan ataupun hubungan antara puisi “Diponegoro” itu
dengan puisi-puisi Chairil sebelumnya maupun dengan perkembangan karya sastra pada
umumnya. Maka dalam pendekatan sosio-psikologis, apresiator berusaha memahami bagaiman
kehidupan sosial masyarakat pada masa itu, bagaimana sikap pengarang terhadap
lingkungannya, serta bagaimana hubungan antara cipta sastra itu dengan zamannya.
Contoh kutipan puisi yang akan dianalisis menggunakan pendekatan Sosiopsikologis :
Diponegoro
(Chairil Anwar)

Di masa pembangunan ini


Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
6
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
Maju..
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
Maju..
➢ Dalam puisi ini dapat kita analisis menggunakan pendekatan sosiopsikologis. Karya sastra
itu merupakan bagian dari zamannya (pendekatan sosial) yang seringkali penyair ingin
melakukan perubahan. Misalnya penyair Chairil Anwar, ia tidak mau dijajah perasaan dan
jiwanya ingin segera merdeka (pendekatan psikologi), ia berperang melawan penjajah
melalui karya sastranya.

6) Pendekatan Didaktis
Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami
gagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang terhadap kehidupan. Gagasan,
tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis,
filosof, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkaya
kehidupan rohaniah pembaca.

Dalam pelaksanaannya, penggunaan pendekatan didaktis ini diawali dengan upaya


pemahaman satuan-satuan pokok pikiran yang terdapat dalam suatu cipta karta. Satuan pokok
pikiran itu pada dasarnya disarikan dari paparan gagasan pengarang, baik berupa tuturan
ekspresif, komentar, dialog, maupun deskripsi peristiwa dari pengarang atau penyairnya. Dalam
penerapan pendekatan didaktis ini, sebagai pembimbing kegiatan berpikirnya, pembaca dapat
berangkat dari pola berpikir, misalnya jika Malin kundang itu akhirnya mati karena durhaka
kepada ibunya, maka dalam hidupnya, manusia itu harus bersifat baik kepada orang tua.
Contoh kutipan cerpen yang akan dianalisis menggunakan pendekatan didaktis :
Pada hari sabtu sore sesudah shalat bersama ayah, ibu, dan nenek. Saya dan kawan-kawan pergi
main layang-layang di tanah lapang…
➢ Dalam puisi ini dapat kita analisis menggunakan pendekatan didaktis. Mamahami gagasan
dalam puisi tersebut bahwa kalau shalat diupayakan berjamaah dengan seisi rumah,
memberikan tanggapan evaluatif yakni sebagai anak-anak ada bermain dan belajar agar
perkembangan jiwanya normal, dan memahami sikap pengarang terhadap kehidupan dalam
puisi ini adalah jika bermain layangan kiranya harus di tanah lapang.

Anda mungkin juga menyukai