Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok 3 Mata Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
KELAS A
Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan oleh seseorang
sewaktu mengapresiasi karya sastra dapat bermacam-macam. Keanekaragaman pendekatan yang
digunakan itu dalam hal ini lebih banyak ditentukan oleh (1) tujuan dan apa yang akan di apresiasi
lewat teks sastra yang dibacanya, (2) kelangsungan apresiasi itu terproses lewat kegiatan
bagaimana, dan (3) landasan teori yang digunakan dalam kegiatan apresiasi. Pemilihan dan
penentuan pendekatan tersebut tentu sangat ditentukan oleh tujuan pengapresiasi itu sendiri.
Berdasarkan tujuan apresiasi, pendekatan yang dapat digunakan ada enam macam, yaitu
pendekatan parafrastis, pendekatan emotis, pendekatan analitis, pendekatan historis, pendekatan
sosiopsikologis, dan pendekatan didaktis.
2) Pendekatan Emotis
Pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra adalah suatu pendekatan yang berusaha
menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan pembaca. Prinsip-prinsip dasar
yang meletarbelakangi adanya pendekatan emotif yaitu pandangan bahwa cipta sastra
merupakan dari karya seni yang hadir dihadapan masyarakat pembaca untuk dinikmati sehingga
mampu memberikan hiburan dan kesenangan. Selain berhubungan dengan masalah keindahan
yang lebih lanjut akan berhubungan dengan masalah gaya bahasa seperti metafor, simile
maupun penataan setting yang mampu menghasilkan panorama yang menarik.
3
Penikmatan keindahan itu juga dapat berhubungan dengan menyampain cerita, peristiwa,
maupun gagasan tertentu yang lucu dan menarik sehingga mampu memberikan hiburan dan
kesenangan kepada pembaca. Penikmatan keindahan itu lebih lanjut juga dapat berhubungan
dengan masalah pola persajakan dan paduan bunyi yang lebih lanjut dapat menghadirkan unsur-
unsur musikalitas yang merdu dan menarik. Untuk menemukan dan menikmati cipta sastra
yang mengandung kelucuan, anda tentunya juga harus memilih cipta sastra yang tertentu.
Ragam itu misalnya ragam humor dan ragam komedi.
Contoh kutipan puisi yang akan dianalisis menggunakan pendekatan emotis :
Di Tengah Sunyi
(Rustam Effendi)
3) Pendekatan Analitis
Pendekatan analitis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara
pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan ide-idenya, sikap pengarang dalam
menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap
elemen intrinsik itu sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam
rangka membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya.
4
Contoh kutipan puisi yang akan dianalisis menggunakan pendekatan analitis :
Prologue
(Sapardi Djoko Damono)
4) Pendekatan Historis
Pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada pemahaman tentang
biografi pengarang, latar belakang peristiwa kesejarahan yang melatar belakangi masa-masa
terwujudnya cipta sastra yang dibaca, serta bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan
maupun kehidupan sastra itu sendiri pada umumnya dari zaman ke zaman.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi lahirnya pendekatan ini adalah anggapan bahwa cipta
sastra bagaimanapun juga merupakan bagian dari zamannya. Salain itu, pemahaman terhadap
biografi pengarang juga sangat penting dalam upaya memahami kandungan makna dalam suatu
cipta sastra. Sebab itulah telaah makna suatu teks dalam pendekatan sosiosemantik / sangat
mengutamakan konteks , baik konteks sosio, budaya, situasi atau zaman maupun konteks
kehidupan pengarangnya sendiri.
Contoh puisi yang akan dianalisis menggunakan pendekatan historis :
Prologue
(Sapardi Djoko Damono)
Karangan Bunga
(Taufiq Ismail)
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
5
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang di tembak mati
Siang tadi
➢ Dalam puisi ini dapat kita analisis menggunakan pendekatan historis. Mengapresiasi makna
yang terdapat dalam puisi Karangan Bunga, berhubungan dengan pengetahuan pembaca
dalam memahami tuntunan masa Orde Baru yang diperjuangkan dengan tekad dan
keberanian, yang dikenal dengan tiga tuntunan rakyat atau Tritura. Pelopor masa Orde Baru
saat itu, antara lain Mahasiswa Universitas Indonesia yang menempuh pendidikan di
Salemba (Aminuddin, 2004: 175).
5) Pendekatan Sosiopsikologis
Pendekatan sosiopsikologis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami
latar belakang kehidupan sosial-budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan
atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat cipta
sastra itu diwujudkan. Dalam pelaksaannya, pendekatan ini memang sering tumpang tindih
dengan pendekatan historis. Akan tetapi, selama masalah yang akan dibahas untuk setiap
pendekatan itu dibatasi dengan jelas, maka ketumpangtindihan itu pasti dapat dihindari.
Contoh penerapan pendekatan sosio-psikologi itu misalnya kita membaca puisi Chairil
berjudul “Diponegoro” jika dalam pendekatan historis kita dapat membahasnya lewat
pembahasan tentang biografi pengarang, peristiwa kesejarahan yang terjadi pada masa itu serta
telaah tentang bagaimana perkembangan ataupun hubungan antara puisi “Diponegoro” itu
dengan puisi-puisi Chairil sebelumnya maupun dengan perkembangan karya sastra pada
umumnya. Maka dalam pendekatan sosio-psikologis, apresiator berusaha memahami bagaiman
kehidupan sosial masyarakat pada masa itu, bagaimana sikap pengarang terhadap
lingkungannya, serta bagaimana hubungan antara cipta sastra itu dengan zamannya.
Contoh kutipan puisi yang akan dianalisis menggunakan pendekatan Sosiopsikologis :
Diponegoro
(Chairil Anwar)
6) Pendekatan Didaktis
Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami
gagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang terhadap kehidupan. Gagasan,
tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis,
filosof, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkaya
kehidupan rohaniah pembaca.