Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN OBJEKTIF

Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Teori Sastra

Diampu Oleh : Muyassaroh, S.S., M. Pd.

Oleh:

Naila Safitri (12210173023)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUGAGUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA

JUNI 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan menganalisis karya sastra merupakan hal yang sudah lumrah


dilakukan sebagai suatu proses memaknai karya sastra dengan instensitas indahnya
suatu karya. Ada berbagai macam pendekatan dalam pengkajian sastra, salah satu
diantaranya pendekatan objektif yaitu pendekatan yang memandang atau
memfokuskan perhatiannya pada karya sastra itu sendiri, pendekatan ini
beranggapan bahwa karya sastra sebagai struktur yang otonom dan bebas dari
hubungan dengan realitas, pengarang, dan pembaca. Semi (1993:67) menyebutkan
bahwa pendekatan struktural dinamakan juga pendekatan objektif, dan pendekatan
formal. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi suatu karya sastra
secara objektif haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks karya sastra itu
sendiri. Proses menganalisis diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian
karya sastra dalam menyangga totalitas.

Abrams (1979:3-29), menguraikan terdapat empat pendekatan dalam


menganalisis atau mengkaji karya sastra, yaitu pendekatan yang memfokuskan
kajian sastranya terhadap sastrawan sebagai pengarang suatu karya yang disebut
pendekatan ekspresif, pendekatan yang memandang suatu karya sastra sebagi
sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca yang disebut
pendekatan pragmatik, pendekatan yang memahami hubungan karya sastra dengan
kenyataan atau realitas yang diimitasi oleh karya sastra yang disebut pendekatan
mimetik, dan pendekatan yang memfokuskan karya sastra pada karya itu sendiri
dengan koherensi instrinsik yaitu pendekatan objektif.

Keempat pendekatan tersebut memiliki konsep yang berbeda-beda, akan


tetapi dalam memperkembangkannya saling melengkapi. Artinya tidak ada satu
kajian yang paling tepat karena suatu karya sastra hadir dengan berbagai ragam dan
memilki tuntutan masing-masing (Suwondo, 2001 : 53). Selanjutnya tulisan ini
dibatasi hanya membahas pendekatan objektif dan bagaimana mnerapkannya pada
pembelajaran puisi.
Waluyo (1987: 145) menjelaskan, struktur puisi dibangun oleh struktur fisik
(metode pengucapan makna) dan struktur batin (makna) puisi. Secara sederhana,
penerapan pendekatan objektif dalam menganalisis karya sastra khususnya puisi,
dapat dirumuskan sebagai berikut: pertama, mendeskripsikan unsur-unsur struktur
karya sastra. Kedua, mempelajari keterkaitan makna antara unsur yang satu dengan
unsur yang lain. Ketiga, mendeskripsikan hubungan antar unsur (instrinsik) karya
yang bersangkutan.

Dengan menggunakan pendekatan ini akan lebih mudah dianalisis atau


digunakan karena adanya pengalaman yang terjadi sehingga mampu mendorong
saya untuk memilih pendekatan ini, karena adanya kepercayadirian adalah penting
bagi saya, inilah mengapa pendekatan objektif lebih mampu saya olah dan saya
kuasai. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman dapat menjadi faktor penghalang
bagi saya untuk tidak memilih pendekatan lainnya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah hasil analisis karya sastra dengan menggunakan pendekatan


objektif pada puisi “penerimaan” karangan Chairil Anwar?

C. Tujuan Masalah

Untuk mengetahui hasil analisis karya sastra dengan menggunakan


pendekatan objektif pada puisi “penerimaan” karangan chairil anwar.
BAB II

PEMBAHASAN

“PENERIMAAN”

Karangan: Chairil Anwar

Kalau kau mau kuterima kau kembali

Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi

Bak kembang sari yang sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali

Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Maret 1943
A. Unsur Fisik

1. Tipografi (perwajahan puisi)

Tipografi merupakan tatanan larik, bait, kalimat kata, frasa untuk


menghasilkan suatu isi dan rasa pada puisi untuk menyatu hingga akhirnya
membentuk puisi yang indah. Pada puisi PENERIMAAN bait yang pertama, ketiga
dan kelima puisi ini berisi dua larik sedangkan pada bait yang kedua, keempat serta
yang keenam berisi satu larik saja sehingga puisi ini menggunakan pola 2-1-2-1.
Penggunaan huruf kapital pada setiap awal larik dan tidak diakhiri dengan tanda
titik atau lainnya, serta tidak banyak menggunakan tanda baca lain pada puisi
PENERIMAAN ini, pada larik Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani.
penyair menggunakan tanda seru yang hanya satu-satunya pada puisi tersebut.

2. Diksi

Diksi merupakan pemilihan kata yang dipergunakan oleh para penulis atau
penyair dalam mengarang suatu karya sastra termasuk juga puisi. Pemilihan kata
dalam puisi sangat berkaitan dengan makna, keselarasan bunyi dan urutan kata.
Pemilihan kata pada puisi PENERIMAAN menggunakan kata yang sederhana
sehingga Bahasa yang digunakan memudahkan pembaca dalam memahami, dalam
puisi tersebut terdapat kata yang memakai konotasi, seperti:

Bak : bagaikan

Kembang sari : wanita idaman

Tunduk : memiliki rasa malu

Cermin : bayangan

3. Citraan

Citraan yaitu kesan yang dapat kita pahami pada kalimat atau baris pada
puisi atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dibagi menjadi tiga, yaitu imaji
auditif (suara), imaji visual (penglihatan), dan imaji taktil (raba atau sentuh). Imaji
dapat mengakibatkan pembaca seakan ikut melihat, mendengar, serta merasakan
apa yang dirasakan oleh penyair . pada puisi PENERIMAAN karangan Chairil
Anwar ini citraan yang dipakai adalah citraan penglihatan, sehingga hal-hal yang
tidak terlihat seakan dapat terlihat, seperti:

/kau bukan yang dulu kagi/

/jangan tunduk!/

/dengan cermin aku enggan berbagi/

Citraan peraba, citraan yang timbul gambar yang dapat dirasakan oleh indra peraba
atau perasaan. Seperti :

/Bak kembang sari sudah terbagi/ dengan membayangkan seperti apa bunga yang
telah terbagi.

4. Bunyi

Menurut KBBI bunyi adalah sesuatu yang terdengar atau ditangkap oleh
telinga, atau bisa dikatakan bunyi merupakan suatu nada atau laras yang dapat
menciptakan suasana tertentu pada saat pembacaan puisi. Bunyi yang digunakan
dalam puisi PENERIMAAN ini adalah bunyi euphony. Bunyi euphony yaitu bunyi
yang digunakan untuk mendatangkan keceriaan atau kebahagiaan. Dalam puisi
PENERIMAAN tersebut terdapat rasa semangat dan bahagia oleh seseorang yang
akan kembali walaupun didalamnya juga mengandung bunyi Chacophony karena
didalamnya juga terdapat nada cemas serta ketakutan dalam pengharapan serta
suasana haru karena adanya cinta yang tulus pada puisi tersebut.

5. Irama

Irama adalah lagu kalimat yang penyair gunakan dalam mengapresiasi


puisinya berkaitan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi. Irama yang digunakan
pada puisi PENERIMAAN ini adalah irama yang menunjukkan keteguhan hati
dalam mempertahankan prinsipnya walaupun didalam hatinya memberikan
harapan. Irama yang dihasilkan seperti biasa saja dikarenakan mengguanakan kata
yang sederhana. Tetapi saya rasa ada sutu larik yang menekan puisi tersebut
menjadi indah bagi para pembaca yaitu /Kalau kau mau kuterima kau kembali/.
6. Rima

Rima adalah persajakan bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata
dalam larik dan bait pada puisi. Puisi PENERIMAAN ini memiliki rima yang indah
dan bagus karena di setiap akhir baris puisi selalu menggunakan huruf “i” dari awal
hingga akhir.

Kalau kau mau kuterima kau kembal/i/

Dengan sepenuh hat/i/

Aku masih tetap sendir/i/

Kutahu kau bukan yang dulu lag/i/

Bak kembang sari yang sudah terbag/i/

Jangan tunduk! Tentang aku dengan beran/i/

Kalau kau mau kuterima kembal/i/

Untukku sendiri tap/i/

Sedang dengan cermin aku enggan berbag/i/.

Puisi dapat digolongkan dalam puisi yang berirama terbuka dan berirama
datar. Karena suku akhir pada baris puisi diatas termasuk suku terbuka dengan
menggunakan huruf yang sama yaitu huruf i (rima terbuka) dan kata-kata yang
berima terdapat pada baris yang sama (rima datar). Seperti :

/Kalau kau mau kuterima kau kembali/.

7. Gaya Bahasa

Gaya Bahasa adalah betuk tulisan yang dapat menggambarkan sesuatu


dengan hal lain atau biasa disebut dengan kiasan yang bertujuan untuk mewakili
perasaan dan pikiran penyair. Gaya Bahasa lebih popular disebut dengan majas,
yang memiliki banyak macam. Diantaranya adalah majas asosiasi , dan majas
personifikasi pada puisi PENERIMAAN diatas. Seperti :
Majas Asosiasi

Bak kembang sari sudah terbagi

Majas Personifikasi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

8. Kata Konkret

Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap atau dipahami oleh indera
yang memungkinkan adanya citraan. Kata-kata ini berhubungan dengan lambang-
lambang. Pada puisi PENERIMAAN terdapat kata konkret seperti :

Bak kembang sari sudah terbagi, yang memiliki arti wanita yang sedang mendua
atau selingkuh

Sedang degan cermin aku enggan berbagi, artinya yaitu si “aku” tidak ingin
cintanya diduakan, ia hanya menginginkan dirinya menjadi satu-satunya.

B. Unsur Batin

1. Tema

Tema yang diangkat pada puisi PENERIMAAN yaitu tentang percintaan,


tentang seorang laki-laki yang masih memberi kesempatan pada kekasihnya
meskipun sang kekasihsudah memilki tambatan hati yang lain. Makna ini tergambar
oleh bait pertama dan kedua

Kalau kau mau kuterima kau kembali

Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Ia memberi kesempatan kepada sang kekasih untuk bersikap tegas dan konsisten
agar dapat kembali dengan sepenuh hati tanpa ada orang kedua, hal ini tergambar
pada bait yang selanjutnya

Kutahu kau bukan yang dulu lagi

Bak kembang sari sudah terbagi


Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali

Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

2. Rasa

Rasa adalah sikap penyair terhadap permasalahan yang terjadi dalam puisi
tersebut. Rasa yang ada pada puisi PENERIMAAN ini adalah rasa semangat
memberi harapan namun ada rasa cemas disetiap baitnya. Harapan serta kecemasan
yang dirasakan oleh seseorang yang memberi harapan kepada sang kekasih untuk
kembali namun rela melepas kekasih yang baru.

3. Nada

Nada adalah sikap yang berasal dari hati oleh penyair terhadap pembaca.
Penyair dapat mengekspresikan tema yang ada pada puisi PENERIMAAN dengan
nada menguasai, acuh tak acuh, masa bodoh, dll. Pada puisi ini ada harapan serta
kecemasan yang menyelimuti perasaan seseorang, di satu sisi ia memberikan
harapan kepada sang kekasih untuk kembali padanya, namun di sisi lain ia cemas
akan dilema yang dirasakan sang kekasih. Suasana yang timbul pada puisi ini
adalah romantisme, suasana seperti ini akan mengakibatkan munculnya rasa haru
akan cinta yang tulus untuk menerima kembali mantan kekasihnya da ingin hidup
Bersama dengan lembaran yang baru.

4. Amanat

Amanat yang dimaksud yaitu pesan yang dapat disampaikan oleh pembaca
melalui isi karya sastra. Amanat yang terdapat pada puisi PENERIMAAN adalah
agar seseorang mantan yang diberi kesempatn mampu mengambil keputusan yang
tegas dan bijak untuk dapat kembali Bersama lagi dengan si “aku” serta amanat
yang dapat dipetik dari puisi ini adalah kita tidak boleh menduakan dan tidak boleh
menyia-nyiakan orang yang kita sayangi, karena kita tidak tau apakah akan ada lagi
orang yang bisa menyayangi kita seperti orang yang sedang kita sia-siakan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dapat saya simpulkan dari analisis puisi PENERIMAAN karya Chairil


Anwar dengan menggunakan pendekatan objektif menunjukkan bahwa pendekatan
ini lebih memusatkan pada unsur-unsur instrinsik puisi yang meliputi unsur fisik
dan unsur batin. Diantaranya unsur fisik puisi yaitu tipografi berpola 2-1-2-1
dengan mengawali kata dengan huruf kapital, diksi seperti kata bak, cermin, dan
lainnya, citraan peraba dan penglihatan, rima yang sama dengan akhiran larik huruf
“i” , majas asosiasi dan majas personifikasi, dsb. Adapun unsur batin pada puisi ini
yaitu puisi yang memiliki tema percintaan, rasa yang haru serta kecemasan, serta
amanat yang dapat dijadikan sebagai motivasi dan pembelajaran untuk masa depan.

B. Saran

Saya menyadari masih banyak kekurangan pada hasil analisis ini, karena
kurangnya pengetahuan, serta pengalaman saya mohon maaf atas segala
kekurangan. Bilamana ada dorongan serta masukan yang bisa disampaikan saya
berterimakasih sebanyak-banyaknya untuk membimbing kedepannya agar lebih
baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai