Anda di halaman 1dari 10

“SETELAH KAU PAMIT”

Karya ISBEDY STIAWAN ZS


ESAI

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Puisi Indonesia
dosen pengampu: Dr. Muhammad Fuad, M. Hum.
Dr. Munaris, M. Pd.

Oleh:
Ridha Adilla AR (1923041005)

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ANALISIS PUISI “SETELAH KAU PAMIT” KARYA ISBEDY
STIAWAN ZS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
STRUKTURAL

Oleh

Ridha Adilla AR (1923041005)

Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. oleh karena itu, untuk
dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis (Hill dalam Pradopo, 2013:
108). Puisi sebagai sebuah karya sastra dapat dikaji dengan berbagai macam
pendekatan, salah satunya yaitu pendekatan struktural. menurut Abrams dalam
Pradopo (2013: 140-141), Teori struktural merupakan teori kritik sastra objektif
yang menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang otonom, terlepas dari alam
sekitarnya, pembaca, dan pengarang. maka dalam karya sastra ini yang penting
adalah karya sastra itu sendiri, yang khusus dianalisis unsur intrinsiknya.

Teori strukturalisme sastra merupakan sebuah teori pendekatan terhadap


teks-teks sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks,
(Endraswara, 2013: 51). Di dalam pendekatan struktural objek kajiannya ialah
sistem sastra. Analisis struktur sastra ini dilakukan secara otonom, terpisah dari
pengarang ataupun realitas sosialnya. Yang dimaksud dengan otonom yakni dapat
dipahami sebagai kesatuan yang bulat. Jadi, pendekatan struktural mengkaji struk-
tur karya sastra dimana strukturnya merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak
dapat dipisah-pisahkan. Dengan kata lain bagian-bagian pembentuknya tidak
dapat berdiri sendiri di luar dari pada struktur itu.

Ciri khas teori struktural adalah adanya anggapan bahwa dalam diri karya
sastra merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat dipahami sebagai suatu
kesatuan yang bulat. Secara definitif strukturalisme memberikan perhatian terha-
dap analisis unsur-unsur. Berikut kajian terhadap puisi “Setelah Kau Pamit” karya
Isbedy Stiawan ZS dengan menggunakan pendekatan pengkajian struktural.
Setelah Kau Pamit

setelah kau pamit di pagi itu lalu waktu seperti


menguburmu
bahkan aku tak lagi ingat tentangmu, asalusulmu,
dan berapa usiamu sekarang?

setiap tidur kurindukan bertemu denganmu di kelok saat


kau melambai
kemudian kutitip segantang senyum
sambil kutinggalkan jalan itu, sebab aku tak mau kehilangan
air mata

meski kau selalu ingin menguras sedihku,


tapi kutampik dengan wajah riang

apa perlu kulepas kau dengan kesedihan pula


sedang aku akan pulang dan meluruskan segala ihwal
perjumpaan
atau aku harus kembali ke pertama kali menangis di
depanmu?

Maka di kelok itu bagi kita berpisah telah kupahat dalam


seluruh kenanganku

hingga aku benar-benar rindu dan ingin sekali memburumu


menemuimu untuk kubunuh
sebab godaan bayangmu melahirkan nafsu mencumbu

: bayangmu
di bawah padam lampu

141009: 00.55

Melalui pendekatan struktural puisi di atas dikaji mengenai deep structure


dan surface structure, pendekatan unsur intrinsik dan ekstrinsik, maupun struktur
lahir dan struktur batin puisi. Menurut Fananis, (2000: 100) surface structure
terdiri atas pilihan kata (diksi), struktur bunyi, penempatan kata dalam kalimat,
penyusunan bait dan tipografi. Adapun deep structure adalah struktur yang
berhubungan dengan tema, pesan, atau makna yang tersirat dari struktur luar.
Pilihan kata merupakan hal yang penting dalam struktur puisi berupa
surface structure, karena merupakan wahana ekspresi utama puisi. Pilihan kata-
kata dalam puisi tersebut ada yang mengandung makna leksikal atau denotatif
yakni pemilihan kata pamit yang bermakna permisi akan pergi, serta rindu sebagai
dampak dari pamit yang bermakna memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu.
Tetapi, dalam puisi Setelah Kau Pamit terdapat pula kata-kata yang mengandung
makna konotatif atau simbolis. Simbolisme dala puisi tersebut berupa pemilihan
banyak kata ku dan kata mu, yang secara khusus dicipta dan digunakan penyair
untuk mengungkapkan gaya ciptanya.
Unsur bunyi merupakan hasil penataan kata dalam struktur kalimat. Dalam
puisi tersebut hanya terdapat keruntutan rima. Keruntutan rima yang dimaksud
adalah asonansi atau keruntutan vokal pada satu kalimat yakni, setelah kau pamit
di pagi itu lalu waktu seperti menguburmu, bahkan aku tak lagi ingat tentangmu,
asalusulmu, dan berapa usiamu sekarang?, serta banyak baris dalam puisi
tersebut. Secara keseluruhan dalam puisi tersebut, penyair menempatkan banyak
asonansi u. Pengulangan vokal u secara tidak langsung telah memunculkan satu
keselarasan bunyi pada puisi tersebut.
Penyusunan bait dalam puisi merupakan kajian lain dalam surface struc-
ture, penyusunan bait mengakibatkan terbentuknya tipografi atau dalam istilah
lainnya ukiran bentuk dalam sebuah puisi. Termasuk ke dalam tipografi adalah
penggunaan huruf-huruf untuk menuliskan kata-kata suatu puisi. Dalam puisi
Setelah Kau Pamit penyair menuliskan puisinya menggunakan huruf kecil semua
dan menggunakan tanda baca lengkap, beberapa kata dalam akhir bait juga dibuat
menjorok ke dalam. Bila dibaca secara vertikal memberikan penekanan makna
pada bagian bait tersebut. Contohnya:

setelah kau pamit di pagi itu lalu waktu seperti


menguburmu

waktu menguburmu menekankan makna ketika seseorang pergi, maka cepat atau
lambat waktu akan menguburkan segala kenangan tentang orang tersebut. Maksud
penyusunan tipografi tersebut untuk menekankan makna dan suasana puisi terse-
but.
Selain itu, ada deep structure yang menekankan unsur tema, pesan, atau
makna yang tersirat dari struktur luar. Untuk sampai pada esensi makna, dapat di-
lakukan dengan model yang dikembangkan oleh Culler, yakni menggunakan mo-
del recuperation, yaitu proses mencari dan menggunakan kata-kata kunci. Kata-
kata kunci yang terdapat dalam puisi tersebut adalah setelah, pamit, rindu,
penggunaan kata ganti orang pertama tunggal berupa ku dan aku, serta pengguna-
an kata ganti orang kedua tunggal berupa kau dan mu. Penggunaan kata-kata kun-
ci tersebut mempunyai kontribusi terhadap keseluruhan makna secara singkat pu-
isi tersebut yakni perasaan “aku” setelah seseorang pergi meninggalkannya. Bisa
saja seseorang itu berupa pacar, berupa istri. Serta kerinduan dan kesedihan yang
didapat setelah peristiwa tersebut.
Selanjutnya, dalam pendekatan struktural, dapat dikaji melalui unsur in-
trinsik dan unsur ekstrinsik puisi. Unsur intrinsik puisi berupa tema, tipografi,
amanat, nada, rasa, enjambemen, diksi, akulirik, rima, verifikasi, majas, serta
citraan. Unsur ekstrinsiknya berupa biografi penulis, unsur nilai, serta unsur
kemasyarakatan.
Tema yang diangkat dalam puisi tersebut adalah tentang kehilangan.
Secara tersirat terukir dari judul puisi tersebut yakni Setelah Kau Pamit. Tipografi
yang terdapat dalam puisi tersebut menggunakan huruf kecil semua dan menggu-
nakan tanda baca lengkap, beberapa kata dalam akhir bait juga dibuat menjorok ke
dalam. Bila dibaca secara vertikal memberikan penekanan makna pada bagian bait
tersebut. Contohnya:

setelah kau pamit di pagi itu lalu waktu seperti


menguburmu

waktu menguburmu menekankan makna ketika seseorang pergi, maka cepat atau
lambat waktu akan menguburkan segala kenangan tentang orang tersebut.

setiap tidur kurindukan bertemu denganmu di kelok saat


kau melambai
Kata kau yang ditulis tepat dibawah bertemu, dapat dibaca bertemu kau. Karena
frasa tersebut merupakan frasa yang ditekankan dalam penggalan bait ini.

sedang aku akan pulang dan meluruskan segala ihwal


perjumpaan
Kata perjumpaan yang ditulis tepat dibawah meluruskan, dapat dibaca secara
vertikal menjadi meluruskan perjumpaan. Karena frasa tersebut merupakan frasa
yang ditekankan dalam penggalan bait ini.
Maksud penyusunan tipografi tersebut untuk menekankan makna dan suasana
puisi tersebut.
Amanat yang terdapat dalam puisi tersebut adalah memperlakukan
seseorang dengan baik agar orang tersebut tidak pergi. Karena setelah seseorang
pergi, mungkin saja dia tidak akan kembali dan kepergiannya mungkin hanya
akan menyisakan kerinduan dan air mata. Nada dalam puisi tersebut berupa nada
sinis yang menggambarkan suasana hati yang kurang senang. Tekanan suara agak
rendah dan perlahan, yaitu bersesuaian dengan puisi yang bertemakan hal yang
tidak disukai atau kurang dipersetujui.
Rasa yang terdapat dalam puisi tersebut adalah emosional merupakan
sentuhan perasaan penulisannya dalam bentuk kesedihan yang memuncak.
Selanjutnya, perasaan yang tergambar dalam puisi tersebut adalah sedih dan
kecewa. Enjambemen yang terdapat dalam puisi berupa beberapa kata
bersambung pada beberapa kalimat, yang seharusnya dapat dijadikan satu kalimat
namun untuk kesempurnaan maka kata tersebut dipisah kedalam kalimat
berikutnya. puisi Setelah Kau Pamit tergolong puisi yang sukses menggunakan
enjambemen untuk mengatur keindahan puisi.
Terdapat banyak kata konkret yang terdapat dalam puisi tersebut
diantaranya: pamit, rindu, air mata, sedih, wajah, menangis, perjumpaan,
berpisah, bayangmu, dan lain-lain. Diksi atau pilihan kata dalam puisi tersebut
ada yang mengandung makna leksikal atau denotatif yakni pemilihan kata pamit
yang bermakna permisi akan pergi, serta rindu sebagai dampak dari pamit yang
bermakna memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu. Tetapi, dalam puisi
Setelah Kau Pamit terdapat pula kata-kata yang mengandung makna konotatif
atau simbolis. Simbolisme dala puisi tersebut berupa pemilihan banyak kata ku
dan kata mu, yang secara khusus dicipta dan digunakan penyair untuk meng-
ungkapkan gaya ciptanya.
Dalam puisi tersebut juga menggunakan Akulirik dengan banyaknya
penggunaan kata aku dan ku. Selanjutnya, rima yang terdapat dalam puisi tersebut
adalah berupa asonansi atau keruntutan vokal pada satu kalimat yakni, setelah kau
pamit di pagi itu lalu waktu seperti menguburmu, bahkan aku tak lagi ingat
tentangmu, asalusulmu, dan berapa usiamu sekarang?, serta banyak baris dalam
puisi tersebut. Secara keseluruhan dalam puisi tersebut, penyair menempatkan
banyak asonansi u. Pengulangan vokal u secara tidak langsung telah memuncul-
kan satu keselarasan bunyi pada puisi tersebut.
Verifikasi berupa rima yaitu pengulangan fonem u. Terdapat beberapa
jenis majas yang digunakan dalam puisi tersebut yakni gaya bahasa personifikasi
pada frasa waktu seperti menguburmu serta telah kupahat dalam seluruh
kenanganku. Pengulangan kata mu pada bait tak lagi ingat tentangmu, asalusul-
mu, dan berapa usiamu. Terakhir, terdapat gaya bahasa sinisme yakni ingin sekali
memburumu menemuimu untuk kubunuh.
Hal yang terakhir dibahas dalam unsur intrinsik puisi adalah citraan yang
terdapat dalam puisi tersebut. Dalam penggalan bait pertama puisi tersebut
terdapat citraan penglihatan yang ditunjukkan oleh frasa di pagi itu lalu waktu
seperti menguburmu. Penggalan bait kedua puisi tersebut terdapat citraan gerak
yang ditunjukkan oleh frasa sambil kutinggalkan jalan itu. penggalan bait ketiga
s.d. bait ketujuh puisi tersebut terdapat citraan penglihatan.
Selanjutnya hal yang perlu dibahas adalah unsur ekstrinsiknya berupa
biografi penulis, unsur nilai, serta unsur kemasyarakatan. Biografi penulis puisi
Setelah Kau Pamit yakni. Orang mengenalnya sebagai Isbedy Stiawan ZS. Lahir
di Tanjungkarang, Lampung pada 5 Juni 1958 hingga kini masih menetap di kota
yang sama. Merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Zakirin
Senet (alm) bersuku Bengkulu dan Ratminah (Winduhaji, Sindanglaut, Cirebon).
Memiliki lima anak dan dua cucu, buah perkawinan dengan istri tercinta, Adibah
Jalili. Anak-anak saya: Mardiah Novriza (26), Arza Setiawan (24), Rio Fauzul
(21), Khairunnisa (15), dan Abdurrobbi Fadillah (9) Menjadi pengarang adalah
pilihan hidup. Selain menulis karya sastra (cerpen, puisi, esai sastra), kini aktif di
Dewan Kesenian Lampung dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lampung.
Pernah diundang ke berbagai pertemuan sastra dan budaya di Tanah Air dan luar
negeri seperti Malaysia, Thailand. Sempat membacakan puisi-puisinya di Utan
Kayu Internationan Binnale (2005), Ubud Writers and Readers Festival (2007),
dan lain-lain. Karya-karyanya dipublikasikan di Kompas, Koran Tempo, Media
Indonesia, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Suara
Karya, Pikiran Rakyat, Republika, Horison, Kedaulatan Rakyat, Lampung Post,
Radar Lampung, Riau Pos, dll.
Unsur nilai yang terdapat dalam puisi tersebut adalah nilai sosial tentang
berusaha memperbaiki keadaan sebelum terlambat menyadari kerinduan dan
menyesal setelah kepergian seseorang. Terakhir yang harus dibahas dalam unsure
ekstrinsik puisi adalah unsur kemasyarakatan, situasi dan suasana ketika puisi
dibuat adalah pukul 00.55 merupakan waktu tengah malam, waktu yang tepat
untuk merindukan dan mengenang seseorang, maupun kenangan buruk yang
dialami dalam hidup.
Pengkajian terakhir yang dapat kita lakukan dalam pendekatan struktural
adalah melalui pengkajian struktur lahir dan struktur batin. Menurut Waluyo
(1987) Struktur lahir puisi meliputi: diksi, Bahasa figuratif (gaya bahasa/ majas),
pengimajian, tipografi (tatawajah), verifikasi berupa rima dan kata konkret.
Sedangkan, struktur batin puisi: tema, amanat (pesan), emosi/ perasaan, dan
tonasi berupa nada dan suasana.
Struktur lahir puisi berupa diksi atau pilihan kata dalam puisi tersebut ada
yang mengandung makna leksikal atau denotatif yakni pemilihan kata pamit yang
bermakna permisi akan pergi, serta rindu sebagai dampak dari pamit yang ber-
makna memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu. Tetapi, dalam puisi Setelah
Kau Pamit terdapat pula kata-kata yang mengandung makna konotatif atau sim-
bolis. Simbolisme dala puisi tersebut berupa pemilihan banyak kata ku dan kata
mu, yang secara khusus dicipta dan digunakan penyair untuk mengungkapkan ga-
ya ciptanya.
Struktur lahir puisi berupa gaya bahasa digunakan dalam puisi tersebut
yakni gaya bahasa personifikasi pada frasa waktu seperti menguburmu serta telah
kupahat dalam seluruh kenanganku. Pengulangan kata mu pada bait tak lagi ingat
tentangmu, asalusulmu, dan berapa usiamu. Terakhir, terdapat gaya bahasa
sinisme yakni ingin sekali memburumu menemuimu untuk kubunuh. Pengimajian
yang dibahas dalam puisi ini berupa imaji visual

setiap tidur kurindukan bertemu denganmu di kelok saat


kau melambai
Dalam penggalan puisi tersebut, penyair seolah melukiskan seuatu yang bergerak-
gerak. Gerakan berupa lambaian tangan yang hanya dapat dilihat melalui visual
mempertegas pemilihan imaji tersebut.

Maka di kelok itu bagi kita berpisah telah kupahat dalam


seluruh kenanganku

Dalam penggalan puisi tersebut terdapat imaji taktil. Pembaca seolah-olah mera-
sakan sentuhan perasaan. Penggalan puisi tersebut membuat pembaca mengalami
rasanya mengenang seseorang.

Struktur lahir puisi berupa verifikasi membahas tentang rima. Rima yang
ditemukan dalam puisi Setelah Kau Pamit berupa pemilihan asonansi atau
keruntutan vokal pada satu kalimat yakni, setelah kau pamit di pagi itu lalu waktu
seperti menguburmu, bahkan aku tak lagi ingat tentangmu, asalusulmu, dan
berapa usiamu sekarang?, serta banyak baris dalam puisi tersebut. Secara keselu-
ruhan dalam puisi tersebut, penyair menempatkan banyak asonansi u. Pengulang-
an vokal u secara tidak langsung telah memunculkan satu keselarasan bunyi pada
puisi tersebut.
Struktur lahir puisi berupa tipografi yakni menggunakan huruf kecil semua
dan menggunakan tanda baca lengkap, beberapa kata dalam akhir bait juga dibuat
menjorok ke dalam. Bila dibaca secara vertikal memberikan penekanan makna
pada bagian bait tersebut. Selanjutnya, adalah imaji dengan nama lain citraan
citraan yang terdapat dalam puisi tersebut. Dalam penggalan bait pertama puisi
tersebut terdapat citraan penglihatan yang ditunjukkan oleh frasa di pagi itu lalu
waktu seperti menguburmu. Penggalan bait kedua puisi tersebut terdapat citraan
gerak yang ditunjukkan oleh frasa sambil kutinggalkan jalan itu. penggalan bait
ketiga s.d. bait ketujuh puisi tersebut terdapat citraan penglihatan. Hal terakhir
dalam struktur lahir puisi adalah kata konkret. Terdapat banyak kata konkret yang
terdapat dalam puisi tersebut diantaranya: pamit, rindu, air mata, sedih, wajah,
menangis, perjumpaan, berpisah, bayangmu, dan lain-lain.
Pembahasan terakhir dalam pengkajian puisi menggunakan pendekatan
struktural adalah struktur batin pada puisi. Struktur batin berupa tema, tema yang
terdapat dalam puisi itu adalah tentang kehilangan. Secara tersirat terukir dari
judul puisi tersebut yakni Setelah Kau Pamit. Amanat yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah memperlakukan seseorang dengan baik agar orang tersebut tidak
pergi. Emosi atau rasa yang terdapat dalam puisi tersebut berkaitan erat dengan
waktu yang saat penyair menuliskan puisinya yakni pukul 00.55, saat yang tepat
untuk mengenang baik itu tentang manusia ataupun tentang kejadian buruk yang
pernah dialami. Nada atau tonasi yang dipakai dalam puisi tersebut adalah nada
sinis yang menggambarkan suasana hati yang kurang senang. Tekanan suara agak
rendah dan perlahan, yaitu bersesuaian dengan puisi yang bertemakan hal yang
tidak disukai atau kurang dipersetujui.

Daftar Pustaka:
Endraswara, Suwardi. 2013. Prinsip, Falsafah, dan Penerapan Teori Kritik
Sastra. Yogyakarta: Buku Seru.
Fananis, Zainuddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Pradopo, Rachmad Djoko. 2013. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga

Daftar Bacaan dari Internet:


http://simungilberkreasi.blogspot.com/2012/12/esai-kajian-struktural-terhadap-
puisi.html dibaca pada hari Kamis, 10 Oktober 2019 pukul 19.00.

Anda mungkin juga menyukai