Anda di halaman 1dari 130

ANALISIS STRUKTUR

D EN G A N C A R A M ATRIKS
AT
FFRREED
DRRIIKK AALLLLO
O

AKADEMI TEKNIK KUPANG, 2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas karuniaNya Bahan Ajar Mata Kuliah
Analisis Struktur dengan Metode Matriks dapat penulis selesaikan penyusunannya.

Ada dua materi pokok yang harus dikuasai oleh para mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ini.
Pertama, Analisis Struktur yang tidak lain adalah membedah struktur yang menerima beban,
bagaimana respons dari struktur: (a) apakah mampu memikul beban (dengan aman) baik sebagai suatu
kesatuan dan/ataupun pada setiap bagian struktur, dan (b) apakah mengalami perubahan bentuk pada
setiap bagian atau secara keseluruhan struktur masih dalam batas-batas yang dapat ditolerir. Kedua,
aplikasi dari Matriks untuk menyelesaikan berbagai perhitungan dalam analisis struktur.

Dalam buku ini penulis ingin menanamkan konsep-konsep dasar saja dari mata kuliah ini sehingga
isinya lebih bersifat sebagai pengantar untuk dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para mahasiswa
peserta. Sebagai contoh, dalam materi ini semua struktur masih bersifat planar (struktur bidang, 2-
dimensi) yang menjadi dasar untuk dapat dikembangkan kemudian bagi struktur-struktur spatial
(struktur ruang, 3-dimensi).

Untuk memberikan pemahaman secara lebih aplikatif, maka diberikan contoh-contoh dan model-
model yang sering ditemukan di lapangan.

Kemudian, agar para mahasiswa dapat mengalami sendiri bagaimana proses menghitung/menganalisis
struktur, maka bagi setiap peserta kuliah diwajibkan mengerjakan tugas numerik.

Penulis menyadari bahwa luasnya analisis struktur apalagi dengan perkembangan teknologi bahan
maka masih ada kekurangan dalam materi ini, agar dapat menjadi bekal yang lengkap bagi para
mahasiswa setelah menyelesaikan kuliahnya. Oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan untuk
perbaikan bahan ajar ini ke depan.

Akhirnya bagi para mahasiswa peserta dan pembaca diharapkan buku ini dapat bermanfaat dalam
mempersiapkan infrastruktur fisik yang handal bagi kemakmuran bangsa. Semoga.

Kupang, September 2015

Fredrik Allo
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB 1 – KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR ...........................................1-1
1. PENGANTAR ................................................................................................1-1
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ..................................................................1-1
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ................................................................1-1
4. KONSEP DASAR
5. CONTOH SOAL.............................................................................................1-6

BAB 2 – METODE KEKAKUAN UNTUK RANGKA BATANG


1. PENGANTAR ................................................................................................2-1
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ..................................................................2-1
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ................................................................2-1
4. KONSEP DASAR ...........................................................................................2-1
5. APLIKASI METODE KEKAKUAN DALAM ANALISIS RANGKA BATANG ............2-8
6. CONTOH SOAL........................................................................................... 2-11

BAB 3 – ANALISIS GELAGAR DENGAN METODE KEKAKUAN


1. PENGANTAR ................................................................................................3-1
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ..................................................................3-1
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ................................................................3-1
4. MODEL ANALITIS ........................................................................................3-1
5. MATRIKS KEKAKUAN BALOK ......................................................................3-2
6. MATRIKS KEKAKUAN STRUKTUR GELAGAR .................................................3-4
7. APLIKASI METODE KEKAKUAN DALAM ANALISIS GELAGAR .........................3-4
8. PROSEDUR ANALISIS ...................................................................................3-6
9. CONTOH SOAL.............................................................................................3-7

BAB 4 – METODE KEKAKUAN UNTUK PORTAL


1. PENGANTAR ................................................................................................4-1
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ..................................................................4-1
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ................................................................4-1
4. MATRIKS KEKAKUAN BAGIAN PORTAL .......................................................4-1
5. MATRIKS TRANSFORMASI PERPINDAHAN DAN GAYA....................................4-2
6. MATRIKS KEKAKUAN GLOBAL BAGIAN PORTAL .........................................4-4
7. PENGGUNAAN METODE KEKAKUAN DALAM ANALISIS PORTAL ....................4-5
8. CONTOH SOAL.............................................................................................4-7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................A-1

LAMPIRAN ..........................................................................................................L-1

iii
iv
BAB 1 – KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR

1. PENGANTAR

Dalam modul ini akan direview kembali materi tentang Analisis Struktur sebagai
persiapan untuk materi utama yakni Analisis Struktur dengan Cara Matriks. Karena
umumnya materi telah diajarkan dalam Mekanika Teknik I, II, III, dan IV, maka dalam
uraian berikut ini hanya disampaikan hal-hal yang dianggap dapat memberikan
pemahaman yang baik terhadap materi pokok tersebut.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan siap untuk mempelajari analisis
struktur dengan cara matriks.

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu:


 Mengidentifikasi dan menghimpun data-data dan informasi yang berkaitan
dengan masukan untuk menganalisis struktur.
 Menganalisis dan menentukan prosedur dan metode analisis struktur yang tepat
digunakan dalam menganalisis struktur
 Memahami cara menyelesaikan analisis struktur dengan membuat serta
menampilkan hasil analisis struktur agar dapat diambil keputusan yang tepat
dalam mewujudkan struktur yang handal.

4. KONSEP DASAR
Prosedur analisis seperti biasanya terdiri dari input-proses-output. Khusus dalam mata
kuliah ini yang akan dibahas adalah metode yang secara luas dan umum menggunakan
matriks. Agar hal ini dapat diuraikan dengan jelas, maka dasar-dasar analisis struktur
perlu diuraikan secara ringkas mengawali pembahasan.
a. Data dan Informasi untuk analisis struktur
Input atau masukan umumnya terdiri dari materi yang telah dipelajari sebelumnya dalam
Mekanika Teknik I, II, III, dan IV. Oleh karena fokus dari materi kuliah ini adalah
matriks, maka umumnya diasumsikan bahwa data dan informasi yang berkaitan dengan
input telah diketahui. Pembahasan secara mendalam dapat dilihat dari materi tentang
perencanaan konstruksi. Dengan demikian, maka data-data untuk input akan diambil dari
sumber-sumber sekunder di perpustakaan dan publikasi resmi atau publikasi ilmiah yang
terpercaya. Data dan informasi sebagai input harus riil dan paling tidak mendekati
kenyataan di lapangan karena sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari proses secara
lengkap berupa kesimpulan terhadap kemampuan struktur yang dianalisis (kuat, aman,
nyaman).

1-1
Dapat dibedakan atas hal-hal yang berkaitan dengan struktur serta hal-hal yang berkaitan
dengan muatan yang akan dipikulnya sepanjang umur struktur. Secara lebih rinci
pembebanan untuk setiap struktur mempunyai kekhususan dan hal ini akan diuraikan
lebih mendalam pada mata kuliah perencanaan struktur. Dalam contoh kasus yang akan
dibuat, diasumsikan muatan-muatan telah dihitung sesuai ketentuan.
1. Data dan informasi yang berkaitan dengan struktur
 Jenis dan bentuk struktur. Struktur terdiri dari elemen-elemen struktur yang
digabung menjadi suatu kesatuan. Elemen-elemen tersebut dapat berupa batang
(memikul gaya normal saja), balok/portal, plat dan shell (menyerupai kulit
kerang) atau kombinasinya. Bentuk struktur bermacam-macam dari yang
sederhana berupa balok, rangka atap sederhana, rangka khusus, menara, rangka
jembatan, gedung bertingkat (portal), kubah, jembatan gantung, jembatan cable
stayed, sampai dengan bangunan dengan konfigurasi dan penyambungan elemen-
elemen yang lebih rumit.
Berdasarkan statika, maka dikenal adanya struktur statis tertentu dan statis tak
tentu. Struktur statis tertentu adalah struktur yang dapat dianalisis gaya-gaya
dalamnya cukup dengan syarat keseimbangan saja. Hal ini terjadi jika jumlah
gaya/reaksi yang belum diketahui sama dengan syarat keseimbangan.
Jika jumlah gaya/reaksi tersebut lebih besar dari syarat keseimbangan, maka
terdapat kelebihan gaya/reaksi (redundant) sehingga diperlukan tambahan syarat
berupa syarat deformasi. Struktur seperti ini disebut struktur statis tak tentu
dengan derajat ketidaktentuannya sama dengan jumlah tambahan persamaan
deformasi.
Secara kinematis maka dikenal juga kinematis tertentu dan kinematis tak tentu.
Suatu struktur disebut kinematis tertentu jika pada ujung-ujung elemen bagian
struktur terkecil yang dianalisis tidak diberi kebebasan. Sebagai contoh untuk
balok horisontal di atas dua perletakan jepit-jepit (dalam sistem gaya koplanar)
disebut kinematis tertentu. Jika jepitan pada kedua ujung diganti dengan dua
perletakan sendi dan jepit, maka secara kinematis terjadi tiga kebebasan yakni
untuk perletakan sendi ada satu kebebasan untuk rotasi dan untuk rool ada dua
kebebasan (rotasi dan translasi horisontal). Struktur disebut kinematis tak tentu
berderajat tiga. Perlu dipahami bahwa penentuan derajat ketidaktentuan kinematis
tergantung pada penentuan elemen terkecil yang dianalisis pada saat membuat
model diskrit dari struktur.
 Dimensi struktur berupa ukuran-ukuran elemen, ukuran penampang
melintangnya.
 Material struktur yang dapat digunakan terdiri dari berbagai macam namun yang
umum adalah pasangan batu, beton bertulang, beton prategang, kayu, baja, kabel
baja penggantung dan lain sebagainya. Sifat-sifat yang ingin diketahui adalah:
sifat-sifat elastis, kekuatan bahan, dan usia layanan dari bahan. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan struktur sesuai dengan prinsip-prinsip mekanika bahan,
maka asumsi dasar terhadap material untuk bahan struktur adalah:
o Bahan dianggap bersifat kontinyu, isotropik dan homogen

1-2
o Selama memikul beban bahan berada dalam kondisi elastis linier - berlaku
Hukum Hooke – kecuali ditentukan lain.
o Sifat mekanis bahan sama untuk kondisi menerima tekan dan tarik
o Selama muatan bekerja tidak terjadi perubahan bentuk geometrik dari struktur
- deformasi relatif kecil terhadap dimensi penampang
o Pengaruh tekuk diabaikan pada perhitungan struktur sebagai kesatuan. Tekuk
diperiksa dalam peninjauan elemen-elemen konstruksi yang memikul gaya
normal tekan.
2. Data dan informasi yang berkaitan dengan berkaitan dengan muatan, jenisnya,
besarnya, bagaimana kombinasi muatan yang mungkin terjadi. Di Indonesia telah ada
beberapa peraturan tentang pembebanan pada struktur. Mulai dari Peraturan Muatan
Indonesia 1970 NI-18, Peraturan Muatan untuk Jembatan Jalan Raya, No 12/1970,
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, dan berbagai peraturan
perencanaan konstruksi yang di dalamnya juga diatur tentang muatan. Misalnya
dalam Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 dikenal 5 jenis beban:
 Beban Mati (M)
 Beban Hidup (H)
 Beban Angin (A)
 Beban Gempa (G)
 Beban Khusus (K)
Dengan kombinasi pembebanan yang harus ditinjau adalah:
 Pembebanan Tetap: M+H
 Pembebanan Sementara: M+H+A
M+H+G
 Pembebanan Khusus: M+H+K
M+H+A+K
M+H+G+K
b. Mekanisme prosedur perhitungan dalam Analisis Struktur
Proses adalah metodologi atau mekanisme dalam mencari solusi/penyelesaian masalah
yang dalam hal ini adalah untuk mengetahui apakah suatu struktur yang direncanakan itu
memenuhi syarat sesuai dengan fungsi dari struktur tersebut. Secara umum metode yang
digunakan adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan mekanisme respons dari struktur jika
memikul beban. Mekanisme tersebut harus mengikuti hukum-hukum mekanika dan
perhitungannya menggunakan metode-metode kalkulus baik secara analitik maupun
numerik. Dengan berkembangnya komputer dan teknologi maka metode-metode matriks
merupakan suatu metode yang umum bahkan pada saat ini telah dikembangkan berbagai
paket software analisis struktur seperti SAP, ETABS, STAAD, dlsb. Namun demikian
peran manusia tetap diperlukan dalam mengendalikan kegiatan input-proses-output agar
memberikan jawaban yang benar dan akurat. Untuk itu, maka perlu betul-betul dipahami
1-3
filosofi dari analisis struktur secara matriks sebelum dapat menggunakan paket-paket
software. Dalam modul ini akan diberikan dasar-dasarnya saja serta aplikasi sederhana
secara “manual” menggunakan spreadsheet Microsoft Excel.
Secara umum ada 2 metode yakni: metode gaya (metode fleksibilitas) dan metode
perpindahan (metode kekakuan). Secara prinsip analisis dilakukan untuk memeriksa
keseimbangan gaya-gaya yang bekerja di dalam struktur baik sebagai suatu kesatuan
maupun pada setiap bagian struktur secara terpisah, dan memeriksa kesesuaian
(kompatibilitas) fisik struktur pada saat terjadinya deformasi seperti masalah kontinuitas
sumbu struktur dan kondisi perletakan untuk melawan terjadinya perpindahan.
Untuk pengetahuan saja bahwa di samping perhitungan secara komputerisasi, pada masa
lalu telah dikembangkan prosedur perhitungan secara manual maupun dengan kalkulator.
Metode yang cukup populer dan dianjurkan untuk diketahui juga adalah metode Kani dan
Takabeya dalam analisis struktur bangunan bertingkat banyak.
Berikut ini adalah metode-metode yang digunakan dalam analisis struktur:
A. Metode analisis untuk struktur statis tertentu:
a. Untuk struktur berbentuk kerangka dengan titik hubung sendi:
 keseimbangan titik buhul
 metode potongan Culmann, Ritter
 poligon gaya-Cremona, Maxwell (grafis)
 Metode Hennerberg
 cosinus arah
 koefisien gaya tarik
b. Untuk struktur berupa balok (memikul berdasarkan kemampuan melawan lendutan)
 integral matematis
 metode potongan
 poligon gaya
 integral numerik
B. Metode-metode untuk perhitungan deformasi
a. Metode-metode kinematis (berdasarkan prinsip-prinsip kinematika)
 Williot-Mohr (metode grafis)
 integral matematis
 integral numerik
 momen area, conjugate beam, beban elastis
b. Metode-metode energi
 unit load
 energi komplementer
 metode matriks

1-4
C. Metode-metode analisis untuk struktur statis tak tentu
a. Metode Gaya (Metode Fleksibilitas)
 metode unit load
 energi komplementer minimum dan teorema castigliano
 persamaan tiga momen
 metode pusat elastis (elastic center)
 metode analogi kolom (column analogy)
 metode matriks
b. Metode Perpindahan (Metode Kekakuan)
 metode unit perpindahan
 metode slope-deflection
 metode distribusi momen
 metode Kani
 metode Takabeya
 metode energi potensial minimum
 metode matriks
Khusus dalam modul ini difokuskan pada metode kekakuan dengan cara matriks.

c. Hasil dari Analisis Struktur


Output yang dihasilkan dari proses ini adalah mengetahui kemampuan struktur dalam
memikul beban serta deformasi yang terjadi dalam struktur. Dengan diketahuinya
kemampuan struktur maka dapat direncanakan struktur yang handal (mempunyai
kekuatan, keamanan, kenyamanan, dan usia yang direncanakan). Dengan demikian, maka
secara umum ada dua hal yang ingin diketahui dari analisis struktur yakni: (a) apakah
struktur dalam keadaan seimbang baik secara menyeluruh, secara parsil atau pun secara
elementer, dan (b) apakah deformasi yang dialami oleh struktur sesuai, kompatibel yakni
memenuhi syarat kontinuitas dan syarat ketahanan perletakan terhadap perpindahan
akibat beban.
Sehubungan dengan itu, maka hasil dari analisis struktur adalah:
 Data dan informasi tentang gaya dalam yang bekerja dalam struktur akibat beban
yang dapat ditulis dalam bentuk persamaan dan grafik (diagram) yang
menunjukkan nilai-nilai ekstrim, nilai nol.
 Data dan informasi tentang deformasi yang terjadi pada struktur akibat beban
yang ditunjukkan dalam bentuk diagram perpindahan berupa garis elastis yang
secara tegas menunjukkan bagian tarik, tekan serta letak titik belok dari sumbu
struktur yang mengalami deformasi.
Agar struktur yang akan dibangun dapat berfungsi secara maksimal, maka disarankan
agar realisasinya di lapangan harus seperti yg diasumsikan seperti masalah kekakuan
sambungan, dan jenis perletakan.

1-5
5. CONTOH SOAL
Karena perhitungan-perhitungan selanjutnya selalu menggunakan matriks, maka perlu direview kembali
beberapa penggunaan dan operasi matriks yang sering digunakan.

C1-1. Hitung:
(a) [A][B]
(b) [A][C]
(c) [B][A]
5 3 1 3 2
Jika: [𝐴] = 3 4 1 [𝐵] = 4 6 [𝐶] = 2 6 1
5 2 7
1 2 5 1 2
Penyelesaian

5 3
3 4 1 3×5+4×4+1×1 3×3+4×6+1×2 32 35
(a). [𝐴][𝐵] = 4 6 = =
5 2 7 5×5+2×4+7×1 5×3+2×6+7×2 40 41
1 2

1 3 2
3 4 1 3×1+4×2+1×5 3×2+4×1+1×2 16 34 12
(b). [𝐴][𝐶] = 2 6 1 = =
5 2 7 5×1+2×2+7×5 5×2+2×1+7×2 44 34 26
5 1 2

5 3 5×3+3×5 5×4+3×2 5×1+3×7 30 26 26


3 4 1
(c) [𝐵][𝐴] = 4 6 = 4×3+6×5 4×4+6×2 4 × 1 + 6 × 7 = 42 28 46
5 2 7
1 2 1×3+2×5 1×4+2×2 1×1+2×7 13 8 15

Terlihat bahwa:

[A][B]≠[B][A]

C1-2. Tentukan [A]T, [B]T, ([A][B])T, dan [B]T[A]T. Matriks [A] dan [B] sama dengan
contoh C1-1.

3 5
3 4 1
(a) Jika [𝐴] = , maka [𝐴] = 4 2
5 2 7
1 7
5 3
5 4 1
(b) Jika [𝐵] = 4 6 , maka [𝐵] =
3 6 2
1 2
32 35 32 40
(c) ([𝐴][𝐵]) = =
40 41 35 41
3 5
5 4 1 5×3+4×4+1×1 5×5+4×2+1×7 32 40
(d) [𝐵] [𝐴] = 4 2 = =
3 6 2 3×3+6×4+2×1 3×5+6×2+2×7 35 41
1 7
Terlihat bahwa (AB ) T  B  A
T T

1-6
3 4 1
C1-3 Hitunglah det [A] dari [𝐴] = 5 2 7
2 2 8

Penyelesaian:

det[A]  3  2  8  5  2  1  2  4  7  2  2  1  3  2  7  5  4  8  48  10  56  4  42  160  92

C1-4 Hitunglah det [B] dari

3 4 1 1
[𝐵] = 5 2 7 2
2 3 5 1
9 3 6 7

Penyelesaian:

Jika perhitungan dengan menggunakan perkalian elemen-elemen kolom pertama


dengan kofaktornya, maka minor dan kofaktor dari elemen-elemen tersebut
berturut-turut adalah:

3 4 1 1
2 7 2
5 2 7 2
𝑀 = = 3 5 1 = 2 × 5 × 7 + 3 × 6 × 2 + 3 × 7 × 1 − 3 × 5 × 2 × −2 ×
2 3 5 1
3 6 7
9 3 6 7
6 × 1 − 3 × 7 × 7 = −62

C11  (1)11 M 11  62

3 4 1 1
4 1 1
5 2 7 2
𝑀 = = 3 5 1 = 4×5×7+3×6×1+3×1×1−3×5×1−4×
2 3 5 1
3 6 7
9 3 6 7
6 × 1 − 3 × 1 × 7 = 101

C 21  (1) 21 M 21  101

3 4 1 1
4 1 1
5 2 7 2
M = = 2 7 2 = 4×7×7+2×6×1+3×1×2−3×7×1−4×
2 3 5 1
3 6 7
9 3 6 7
6 × 2 − 2 × 1 × 7 = 131

C31  (1) 31 M 31  131

1-7
3 4 1 1
4 1 1
5 2 7 2
M = = 2 7 2 = 4×7×1+2×5×1+3×1×2−3×7×1−4×
2 3 5 1
3 5 1
9 3 6 7
5 × 2 − 2 × 1 × 1 = 19

C 41  (1) 41 M 41  19

Maka

4
det[B]  a
i 1
i1C i1  3  (62)  5  (101)  2  131  9  19  258

3 4 1
C1-5 Hitunglah matriks kofaktor dari [𝐴] = 5 2 7
2 2 8

2 7
C11  (1)11 M 11   28  27  2
2 8

5 7
C12  (1)1 2 M 12   (5  8  2  7)  26
2 8

5 2
C13  (1)13 M 13   5 2  2 2  6
2 2

4 1
C 21  (1) 21 M 21   (4  8  2  1)  30
2 8

3 1
C 22  (1) 2 2 M 22   3  8  2  1  22
2 8

3 4
C 23  (1) 23 M 23   (3  2  2  4)  2
2 2

4 1
C31  (1) 31 M 31   4  7  2  1)  26
2 7

3 1
C32  ( 1) 32 M 32   (3  7  5  1)  16
5 7

3 4
C33  (1) 33 M 33   3  2  5  4  14
5 2

3 4 1 2 −26 6
Jadi untuk [𝐴] = 5 2 7 matriks kofaktornya [𝐶] = −30 22 2
2 2 8 26 −16 −14

1-8
3 4 1
C1-6 Hitunglah matriks inversi dari [𝐴] = 5 2 7
2 2 8

Jawab

1
Gunakan rumus  A1  adj[ A]
det[ A]
k
det[ A]  a C
i 1
ij ij dapat dihitung dengan pengembangan dari 1 baris atau kolom tertentu.

Matriks [A] dan matriks kofaktornya [C] adalah:

3 4 1 2 −26 6
[𝐴] = 5 2 7 [𝐶] = −30 22 2
2 2 8 26 −16 −14

Matriks hasil perkalian elemen dan kofaktor untuk matriks di atas adalah:

3×2 4 × (−26) 1×6 6 −104 6 −92


5 × (−30) 2 × 22 7×2 = −150 44 14 −92
2 × 26 2 × (−16) 8 × (−14) 52 −32 −112 −92
-92 -92 -92

Nilai [A] dapat dihitung dengan menjumlahkan elemen-elemen pada salah satu baris atau kolom
karena jumlahnya sama yakni=-92.

Jadi det[A]=-92

1
A1  adj[ A]
det[ A]
2 −30 26
𝑎𝑑𝑗[𝐴] = [𝐶] = −26 22 −16
6 2 −14

Maka

1 1 2 −30 26
[𝐴] = 𝑎𝑑𝑗[𝐴] = −26 22 −16
𝑑𝑒𝑡[𝐴] −92
6 2 −14

1-9
C1-7 Hitunglah det [A] dari

3 4 1 1
[𝐴] = 5 2 7 2
2 3 5 1
9 3 6 7

Penyelesaian

Hitung minor [M]


Dengan cara yang telah diuraikan didapat:

−62 44 38 −66
[𝑀] = 101 49 13 120
131 61 −47 102
−19 1 −5 −66

Hitung kofaktor [C]


Dengan cara yang telah diuraikan didapat:

−62 −44 38 66
[𝐶] = −101 49 −13 120
131 −61 −47 −102
19 1 5 −66

Hitung det[A]
Dengan cara yang telah diuraikan didapat:
det[A]=−258

C1-8 Hitung inverse dari matriks [A] di atas.

Hitung adj[A]
−62 −101 131 19
−44 49 −61 1
𝑎𝑑𝑗[𝐴] = [𝐶] =
38 −13 −47 5
66 120 −102 −66

Hitung [A]-1
−62 −101 131 19
1 1 −44 49 −61 1
[𝐴] = 𝑎𝑑𝑗[𝐴] =
𝑑𝑒𝑡[𝐴] −258 38 −13 −47 5
66 120 −102 −66

C1-9 Jelaskan tentang Aturan Cramer untuk suatu mencari jawaban dari persamaan
linier simultan dengan bentuk:
𝑎 𝑎 ⋯ 𝑎 𝑥 𝑏
𝑎 𝑎 ⋯ 𝑎 𝑥 𝑏
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ =

𝑎 𝑎 ⋯ 𝑎 𝑥 𝑏

1-10
Jawab:

Solusinya adalah:
𝐷
⎧ ⎫
𝑥 ⎪ 𝐷
⎪𝐷 ⎪⎪
𝑥
⋯ = 𝐷⎬
⎨⋯
𝑥 ⎪𝐷 ⎪


⎩𝐷⎭

dengan
𝑎 𝑎 ⋯ 𝑎
𝑎 𝑎 ⋯ 𝑎
𝐷= ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ≠0
𝑎 𝑎 ⋯ 𝑎

𝑏 𝑎 ⋯ 𝑎
𝑏 𝑎 ⋯ 𝑎
𝐷 =
⋯ ⋯ ⋯ ⋯
𝑏 𝑎 ⋯ 𝑎

𝑎 𝑏 ⋯ 𝑎
𝑎 𝑏 ⋯ 𝑎
𝐷 =
⋯ ⋯ ⋯ ⋯
𝑎 𝑏 ⋯ 𝑎

dst…….

𝑎 𝑎 ⋯ 𝑏
𝑎 𝑎 ⋯ 𝑏
𝐷 =
⋯ ⋯ ⋯ ⋯
𝑎 𝑎 ⋯ 𝑏

C1-10. Selesaikan persamaan linier simultan berikut:

3x1 + 4x2 + x3 + x4 = 3
5x1 + 2x2 + 7x3 + 2x4 = 47
2x1 + 3x2 + 5x3 + x4 = 24
9x1 + 3x2 + 6x3 + 7x4 = 67

Penyelesaian

Jika ditulis dalam notasi matriks, persamaan di atas berbentuk:

3 4 1 1 𝑥 3
5 2 7 2 𝑥 47
𝑥 =
2 3 5 1 24
9 3 6 7 𝑥 67

1-11
Menghitung determinan

Telah didapat D=-258

3 4 1 1 3 3 1 1
47 2 7 2 5 47 7 2
D1   516 D2   774
24 3 5 1 2 24 5 1
67 3 6 7 9 67 6 7

3 4 3 1 3 4 1 3
5 2 47 2 5 2 7 47
D3   1290 D4   1032
2 3 24 1 2 3 5 24
9 3 67 7 9 3 6 67

Sehingga didapat:
D 516 D2 774
x1  1  2 x2    3
D  258 D  258
D 1290 D 1032
x3  3  5 x4  4  4
D  258 D  258

C1-11 Bagaimana menyelesaikan PLS pada contoh C1-9 dengan metode inversi
matriks?

Jawab:

Jika persamaan linier simultan di atas ditulis secara lebih ringkas akan berbentuk:

[A][x]=[b]

Karena [A] adalah matriks bujur sangkar maka dapat dicari inversinya, [A]−1.

Jika inverse tersebut dikalikan dengan kedua ruas dari persamaan di atas akan di dapat:

[A] −1[A][x]= [A] −1[b]

Catatan:
Cek ordonya apa sesuai atau tidak.
Matriks [A] ordonya n×n
Matriks [x] ordonya n×1
Matriks [b] ordonya n×1
Jadi harus [A] −1[b] dan bukan [b][A] −1.

Dari sifat inverse, maka persamaan di atas berubah menjadi:

[I][x]=[A] −1[b]
[x]=[A] −1[b]

Inilah solusi dari persamaan linier simultan.

1-12
C1-12 Selesaikan contoh nomor C1-10 dengan metode inversi matriks.

Penyelesaian:

3 4 1 1 𝑥 3
5 2 7 2 𝑥 47
𝑥 =
2 3 5 1 24
9 3 6 7 𝑥 67

Telah diperoleh:

−62 −101 131 19


1 −44 49 −61 1
[𝐴] =
−258 38 −13 −47 5
66 120 −102 −66

Sehingga:

𝑥 −62 −101 131 19 3 −62 × 3 − 101 × 47 + 131 × 24 + 19 × 67 2


𝑥 1 −44 49 −61 1 47 1 −44 × 3 + 49 × 47 − 61 × 24 + 1 × 67 −3
𝑥 = = =
−258 38 −13 −47 5 24 −258 38 × 3 − 13 × 47 − 47 × 24 + 5 × 67 5
𝑥 66 120 −102 −66 67 66 × 3 + 120 × 47 − 102 × 24 − 66 × 67 4

C1-13 Turunkan persamaan umum deformasi berdasarkan Metode Deformasi Konsisten

Penyelesaian:

 Misalkan struktur adalah statis tak tentu berderajat n, maka agar mendapat struktur statis
tertentu, harus dihilangkan n buah reaksi lebih, R1, R2, …., Rn.
 Akibat muatan luar pada struktur statis tertentu maka terjadi perpindahan yang selaras dengan
Ri, adalah Δi.
 Jika R1=1 dikerjakan pada struktur statis tertentu dasar maka akan terjadi perpindahan yang
selaras dengan Ri, adalah δi1. Demikian pula secara berturut-turut dikerjakan R2=1, R3=1,…,
Rn=1, maka akan didapat perpindahan yang selaras dengan Ri adalah δi2, δi3, …. , δin.
 Dengan syarat konsistensi deformasi bahwa jumlah perpindahan yang selaras dengan Ri pada
tempat letak reaksi lebih adalah=0, maka akan didapat persamaan linier simultan:

𝛿 𝛿 ⋯ 𝛿 𝑅 −∆
𝛿 𝛿 ⋯ 𝛿 𝑅 −∆
=
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
𝛿 𝛿 ⋯ 𝛿 𝑅 −∆

1-13
C1-14 Analisa portal pada Gbr C1-1(a) dengan Metode Deformasi Konsisten jika
ditentukan sebagai reaksi kelebihan adalah HB, VB, dan MB.

Penyelesaian:
Portal Gbr C1-1(a) merupakan superposisi dari Gbr C1-1(b) + HB x Gbr C1-1(d) + VB x Gbr C1-1(f) + MB x
Gbr C1-1(h).

 Akibat muatan luar terjadi perpindahan-perpindahan yang selaras dengan gaya kelebihan adalah:
ΔH, ΔV dan φ
 Akibat reaksi kelebihan HB=1, terjadi perpindahan-perpindahan yang selaras dengan gaya kelebihan
adalah: δHH, δVH dan φH
 Akibat reaksi kelebihan VB=1, terjadi perpindahan-perpindahan yang selaras dengan gaya kelebihan
adalah: δHV, δVV dan φV
 Akibat reaksi kelebihan MB=1, terjadi perpindahan-perpindahan yang selaras dengan gaya kelebihan
adalah: δHM, δVM dan φM

Dengan syarat konsistensi deformasi, bahwa perletakan B tidak mengalami perpindahan horisontal,
perpindahan vertikal, dan rotasi (putaran sudut) maka diperoleh sistem persamaan linier simultan:

𝛿 𝛿 𝛿 𝐻 −∆
𝛿 𝛿 𝛿 𝑉 = −∆
𝜑 𝜑 𝜑 𝑀 −𝜑

Sekarang akan dihitung semua perpindahan dan rotasi ini dan perhitungan dilakukan dengan metode
conjugate beam berdasarkan diagram momen/EI sebagai beban. Lihat Gbr C1-1(c), (e), (g), dan (i).

Hasil perhitungannya didapat:

ΔH=−688,5/EI ΔV=−1296/EI φ=234/EI


δHH=182,25/EI δVH=141,75/EI φH=−47,25/EI
δHV=141,75/EI δVV=234/EI φV=−45/EI
δHM=47,25/EI δVM=45/EI φM=−15/EI

Dengan substitusi nilai-nilai deformasi tersebut ke dalam persamaan linier simultan didapat:
1 182,25 141,75 47,25 𝐻 688,5
141,75 234 45 𝑉 = 1296
𝐸𝐼 −47,25 −45 −15 𝑀 −234

1-14
6m
2 t/m
D
C
EI

EI EI 4,5 m

(a)
A B
36
36
72

16

ΔV
(b) (c)
φ ΔH

4, 27 4,

4, 4,
10,1 10,1

δVH HB=1
φH (e)
(d) δHH
6

6
18

27

δVV
Gbr C1-1
φV
VB=1 (g)
(f)
δHV
1 6 1

1 1
4, 4,

δVM
φM (i)
(h) MB=1
δHM

1-15
Setelah diselesaikan didapat:
𝐻 −1,455
𝑉 = 6
𝑀 2,182
Catatan: Asumsi dalam perhitungan di atas, arah positif untuk H ke kanan, V ke atas, dan M berlawanan
arah jarum jam.

C1-16 Tulislah persamaan umum untuk menghitung gaya batang pada rangka batang
bidang statis tertentu yang mempunyai j titik buhul.

Penyelesaian:

Telah diketahui bahwa suatu rangka batang bidang akan bersifat statis tertentu jika jumlah
batangnya, m=2j-3. Dengan syarat keseimbangan untuk setiap titik buhul maka akan ada 2j buah
persamaan dengan variabelnya adalah gaya-gaya batang sebanyak m dan reaksi-reaksi perletakan
sebanyak 3 buah. Karena gaya batang dan reaksi merupakan fungsi linier dari setiap gaya yang
bekerja, maka akan ada 2j buah persamaan linier simultan dengan bentuk sebagai berikut:

𝑎 𝑎 ⋯ 𝑎 𝑆 𝑐
𝑎 𝑎 ⋯ 𝑎 𝑆 𝑐
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ = ⋯

𝑎 𝑎 ⋯ 𝑎 𝑆 𝑐

dengan

n=2j
akl=koefisien
S1 s.d. Sn-3 = gaya-gaya batang
Sn-2, Sn-1, Sn = reaksi-reaksi perletakan

C1-17 Hitung gaya batang dari rangka pada Gbr C1-2

Penyelesaian:

2000 kg
E 1000 kg
C 4

1 3 5 8
3m
7
A B
2 6 9
D F
6000 kg
3X4m

Gbr C1-2

1-16
Dengan syarat keseimbangan titik buhul:
 Di titik A

ΣH=0: HA+S1cos α+S2=0 ................................................................................................... (a)


ΣV=0: VA+S1sin α=0 .......................................................................................................... (b)

 Di titik D

ΣH=0: -S2+S5cos α+S6=0 ................................................................................................... (c)


ΣV=0: S3+S5sin α=0........................................................................................................... (d)

 Di titik C

ΣH=0: -S1cos α+S4=0......................................................................................................... (e)


ΣV=0: -2000-S1sin α-S3 =0 ................................................................................................ (f)
 Di titik E

ΣH=0: -S4-S5cos α+S8cos α+1000 =0 ................................................................................ (g)


ΣV=0: -S5sin α –S7 –S8sin α=0........................................................................................... (h)
 Di titik F

ΣH=0: -S6 +S9=0 ................................................................................................................ (i)


ΣV=0: S7 –6000=0 ............................................................................................................. (j)
 Di titik B

ΣH=0: -S9-S8 cos α =0 ....................................................................................................... (k)


ΣV=0: S8 sin α+VB=0 ........................................................................................................ (l)

Setelah substitusi harga cos α=0,8 dan sin α =0,6 ke dalam persamaan (a) s.d. (l) maka didapat persamaan
linier simultan sebagai berikut:

0,8 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 𝑆 0
⎡ 0,6 ⎧ ⎫
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0⎤ 𝑆 ⎧ 0 ⎫
⎢ 0 ⎥ ⎪ ⎪ ⎪
−1 0 0 0,8 1 0 0 0 0 0 0 ⎪𝑆 ⎪ 0 ⎪
⎢ ⎥ ⎪𝑆 ⎪ ⎪ ⎪
0 0 1 0 0,6 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎪
⎢ ⎥ ⎪
⎢ −0,8 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ ⎪⎪
𝑆 ⎪
⎪ ⎪ 0 ⎪
⎢−0,6 0 −1 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 𝑆 2000
=
⎢ 0 0 0 −1 −0,8 0 0 0,8 0 0 0 0⎥ ⎨ 𝑆 ⎬ ⎨−1000⎬
⎢ 0 0 0 0 −0,6 0 −1 −0,6 0 0 0 0⎥ ⎪ 𝑆 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎢ 0 0 0 0 0 −1 0 0 1 0 0 0⎥ ⎪ 𝑆 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎢ 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0⎥ ⎪⎪𝐻

⎪ ⎪ 6000 ⎪
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 −0,8 −1 0 0 0⎥ ⎪ 𝑉 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎣ 0 0 0 0 0 0 0 0,6 0 0 0 1⎦ ⎩ 𝑉 ⎭ ⎩ 0 ⎭

1-17
Setelah diselesaikan diperoleh:
𝑆 −5139
⎧𝑆 ⎫ ⎧ 5111 ⎫
⎪ ⎪ ⎪ 1083 ⎪
⎪𝑆 ⎪ ⎪ ⎪
⎪𝑆 ⎪
⎪𝑆 ⎪ ⎪−4111⎪
⎪ ⎪ ⎪−1086⎪
𝑆 6556
=
⎨𝑆 ⎬ ⎨ 6000 ⎬
⎪𝑆 ⎪ ⎪−8194⎪
⎪𝑆 ⎪ ⎪ 6556 ⎪
⎪𝐻 ⎪ ⎪−1000⎪
⎪ ⎪
⎪𝑉 ⎪ ⎪ 3083 ⎪
⎩𝑉 ⎭ ⎩ 4917 ⎭

C1-18 Analisa portal pada Gbr C1-1(a) dengan Metode Slope Deflection.

Penyelesaian: 6m
2 t/m
Gunakan persamaan umum slope-deflection: C D
0 2 EI
M AB  M AB  ( 2 A  2 B  3R AB ) EI
L EI EI
dengan:

4,5 m
0 RAC RBD
M AB = momen primer pada ujung A dari balok AB yang terjepit
kedua ujungnya RAC= RBD=R
 A = putaran sudut (rotasi) dari sumbu balok AB dititik A. A B
 B = putaran sudut (rotasi) dari sumbu balok AB dititik B.
RAB=sudut relatif antara AB yang telah mengalami deformasi Gbr C1-3
terhadap sumbu garis AB mula-mula.

Struktur mempunyai 3 derajat kebebasan yakni: rotasi di C, D, dan perpindahan horisontal di D. Karena
asumsi bahwa balok tidak mengalami pertambahan panjang, maka perpindahan horisontal di D sama
dengan di C.

 Momen-momen pada ujung-ujung balok/kolom


2 EI 4 4
M AC  ( C  3R )  EI (  C  R )
4,5 9 3
2 EI 8 4
M CA  (2 C  3R )  EI (  C  R )
4,5 9 3
1 2 EI 2 1
M CD   ( 2)(6) 2  ( 2 C   D )  6  EI (  C   D )
12 6 3 3
1 2 2 EI 1 2
M DC  ( 2)(6)  ( 2 D   C )  6  EI (  C   D )
12 6 3 3
2 EI 8 4
M DB  ( 2 D  3R )  EI (  D  R )
4,5 9 3
2 EI 4 4
M BD  ( D  3R )  EI (  D  R )
4,5 9 3

1-18
 Syarat keseimbangan momen di titik C (lihat Gbr C1-4)

MCD MCD MDC


C D

MCA MDC MDB

MCA MDB

Gbr C1-4

MCA+MCD=0
14 1 4
EI (  C   D  R )  6 ....................................................................................................................... (a)
9 3 3
 Syarat keseimbangan momen di titik D (lihat Gbr C1-4)
MDC+MDB=0
1 14 4
EI (  C   D  R )  6 ............................................. (b)
3 9 3
 Syarat keseimbangan horizontal dari portal (lihat Gbr C1-5)
HA+HB=0 MCA MDB
M AC  M CA M BD  M DB
 0 MBD
4,5 4,5 MAC
12 8 12 8
EI (  C  R )  EI (  D  R )  0
9 3 9 3 HA HB
4 4 16
EI (  C   D  R )  0 ............................................... (c) Gbr C1-5
3 3 3
Jika persamaan (c) dikalikan dengan (-1) dan ketiga persamaan disusun dalam bentuk matriks,
bentuknya adalah:
14 1 4
⎡ − ⎤
⎢ 9 3 3⎥
1 14 4 𝜃 6
𝐸𝐼 ⎢ − ⎥ 𝜃 = −6
⎢ 3 9 3⎥ 0
⎢ 4 4 16 ⎥ 𝑅
⎣− 3 − 3 3 ⎦
Setelah diselesaikan didapat:
54
⎧ ⎫
𝜃 1 ⎪ 11 ⎪
𝜃 = 54
𝐸𝐼 ⎨− ⎬
𝑅 ⎪ 11⎪
⎩ 0 ⎭
Yang setelah disubstitusikan kembali ke dalam persamaan slope deflection untuk momen-momen pada
ujung balok/kolom didapat:
MAC=24/11=2,182 t.m
MCA=48/11=4,364 t.m
MCD=-48/11=-4,364 t.m
MDC=48/11=4,364 t.m
MDB=-48/11=-4,364 t.m
MBD=-24/11=-2,182 t.m

Hasilnya sama dengan yang dihitung menggunakan Metode Deformasi Konsisten.

1-19
1-20
BAB 2 – METODE KEKAKUAN UNTUK RANGKA BATANG

1. PENGANTAR

Dalam modul ini akan diajarkan tentang aplikasi matriks dalam Analisis Rangka Batang.
Dalam uraian berikut ini analisis akan dilakukan untuk rangka batang bidang (yang dapat
dikembangkan dengan prinsip yang sama untuk rangka batang ruang) dengan metode
kekakuan.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu menganalisis rangka batang
bidang dengan cara matriks.

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu:


 membuat model matematis dari rangka batang
 penentuan derajat kebebasan struktur
 menyusun matriks kekakuan batang
 menyusun matriks transformasi
 menyusun matriks kekakuan struktur
 menyusun matriks pembebanan dan matriks perpindahan
 menghitung matriks gaya batang

4. KONSEP DASAR

Kedua metode (metode gaya dan metode perpindahan) dapat menggunakan metode
matriks untuk menganalisis struktur namun pembahasan berikut akan dilakukan dengan
metode kekakuan.

Ada beberapa keunggulan metode kekakuan terhadap metode gaya dalam menggunakan
matriks:
 Cara penggunaan untuk analisis struktur statis tertentu maupun statis tak tentu
tidak berbeda. Pada metode gaya formulasi metodenya berbeda untuk statis
tertentu dan statis tak tentu.
 Dalam metode kekakuan akan didapat langsung nilai perpindahan dan gaya
sedangkan pada metode gaya, nilai perpindahan didapat secara tidak langsung.
 Metode kekakuan lebih mudah dirumuskan dalam bentuk matriks untuk
dioperasikan dengan komputer. Sekali matriks-matriks dari strukturnya diperoleh
analisis dapat dilakukan secara efektif.
Dalam metode kekakuan, suatu struktur dibagi-bagi dalam berbagai elemen hingga (finite
elements) yang pengenalnya adalah titik-titik ujung (nodes) elemen yang untuk
memudahkan dinamakan sebagai simpul atau nodal. Dalam analisis rangka batang maka
elemen-elemennya adalah batang-batang dan simpul-simpulnya adalah titik-titik buhul
(pertemuan ujung-ujung batang). Sifat-sifat hubungan gaya dan perpindahan dari tiap
elemen ditentukan dahulu, kemudian dikaitkan satu sama lain menggunakan persamaan
keseimbangan gaya pada simpul-simpul. Hubungan-hubungan ini untuk seluruh struktur

2-1
kemudian dihimpun bersama dalam apa yang disebut sebagai matriks kekakuan struktur
K. Dengan diketahuinya K, perpindahan-perpindahan yang belum diketahui dari simpul-
simpul dapat dihitung untuk setiap pembebanan struktur. Jika perpindahan telah didapat,
maka gaya-gaya eksternal maupun gaya dalam struktur dapat dihitung berdasarkan
hubungan gaya dan perpindahan untuk setiap batang.

Untuk mempersiapkan pengembangan


2 4
prosedur lebih lanjut dengan metode y
1 4
kekakuan secara matriks perlu 5 3
x 7
dipahami beberapa asumsi dan konsep
yang disepakati.
6 5 4 3
10 6 8
a. Model Analitis dari Rangka 1 9 5 7
Batang 1 2
2 3

(1) Identifikasi Simpul dan Batang (a)


4
4
 Penentuan batang dan simpul. 3
Semua batang dibatasi oleh
y’
simpul-simpul sehingga tidak y
4
ada batang yang dibagi menjadi 6 (b) Gbr 2-1
beberapa elemen.
5
 Penomoran batang dan simpul. 2
Setiap batang diberi nomor x’
x
dimulai dari 1,2, dst yang
ditulis dalam segiempat sedangkan simpul juga diberi nomor 1,2, dst dengan
dilingkari.
 Penentuan arah batang (ujung dekat dan ujung jauh) harus dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara simpul-simpul dan konfigurasi rangkanya serta
analisisnya dengan pemberian tanda panah.

(2) Koordinat Batang dan Koordinat Global

 Gaya/reaksi dan perpindahan adalah besaran vektor sehingga perlu diletakkan


dalam suatu sistem koordinat untuk mengetahui arahnya.
 Dalam analisis struktur, sistem koordinat kita bedakan atas:
o sistem koordinat struktur atau koordinat global (x,y) untuk mengikat semua
elemen menjadi suatu kesatuan.
o sistem koordinat batang atau koordinat lokal (x',y') yang tergantung pada letak
simpul-simpul batangnya (titik asal pada titik dekat, dengan arah positif sumbu
x’ menuju titik jauh).
Untuk lebih jelas lihat Gbr 2-1.

(3) Derajat Kebebasan (degree of freedom - dof)

Dalam Metode Kekakuan, derajat kebebasan (degree of freedom – dof) yang tidak
diketahui dari rangka batang adalah bilangan anu (tidak diketahui) karena itu harus
ditentukan lebih dahulu. Ketentuan umumnya, secara logis terlihat bahwa ada 2 dof
(kemungkinan perpindahan) untuk setiap simpul. Dalam sket, untuk pengkodean setiap

2-2
dof pada rangka batang akan diberi nomor kode yang ditunjukkan pada titik dan mengacu
kepada arah positif koordinat global yang ditandai dengan panah.

Dari seluruh dof, ada yang telah diketahui dan ada yang belum diketahui. Disepakati untuk
kemudahan dalam analisis matriks nanti, maka penomoran dimulai dari dof yang belum
diketahui1. Lihat contoh pengkodean pada Gbr 2-1(a).

b. Matriks Kekakuan Batang dan Matriks Kekakuan Struktur

 Setelah pengkodean selesai, kita dapat menentukan matriks kekakuan struktur K


 Matriks kekakuan batang k' merupakan penghubung antara muatan dan
perpindahan masih dinyatakan dalam koordinat lokal.
 Karena setiap batang tidak sama arahnya, perlu dicari cara untuk
mentransformasikan nilai k' dari sistem koordinat lokal (x',y') ke dalam sistem
koordinat global (x,y). Hal ini dapat dilakukan dengan matriks transformasi gaya-
perpindahan.
 Kemudian semua matriks k' ditransformasikan dan disusun dalam sistem koordinat
global yang akan menghasilkan matriks kekakuan struktur K
 Dengan diperolehnya K maka perhitungan dapat dilanjutkan untuk menghitung:
o perpindahan simpul
o reaksi perletakan
o gaya batang
Untuk lebih jelas dapat dalam contoh-contoh.
x’
c. Matriks Kekakuan Batang
q’F
Kita akan menetapkan matriks kekakuan untuk
suatu batang menggunakan koordinat lokal x’, y’
y’ dN
dengan arah seperti pada Gbr 2-2. Suatu batang
pada rangka hanya dapat berpindah sepanjang (a)
sumbu x’ karena gaya dalam batang bekerja x’
q’N
secara aksial. Dengan demikian ada 2
perpindahan independen yang dapat terjadi yakni
+ q’’F

pada ujung dekat dan ujung jauh dari batang. dF


Dengan prinsip superposisi, suatu batang y’
(b)
(elemen) pada rangka pada Gbr 2-2(c) merupakan
penjumlahan dari batang pada Gbr 2-2(a) dan Gbr
2-2(b). q’’N
 Jika perpindahan positif dN terjadi pada ujung = dF
x’

dekat sementara ujung jauh ditahan dengan


sendi, Gbr 2-2(a), maka gaya-gaya yang qF
terjadi pada ujung-ujung batang adalah: y’ dN
AE
q'N  dN
L (c)
dan qN
Gbr 2-2
1
Sebenarnya pemberian indeks dapat dilakukan tanpa mengikuti syarat ini dan baru akan ditata ulang pada
saatnya nanti. Misalnya dof dapat diberi indeks sesuai dengan nomor indeks titik simpulnya. Komponen
kebebasan horisontal pada suatu titik simpul i dapat diberi indeks (2i-1) dan komponen vertikalnya diberi
indeks 2i.

2-3
AE
q'F   dN
L

 Jika sebaliknya diberikan perpindahan positif sejauh dF pada ujung jauh dari batang,
Gbr 2-2(b), maka dengan cara yang sama di dapat:
AE
q '' N   dF
L
dan
AE
q '' F  dF
L
Dengan superposisi, Gbr 2-2(c) didapat gaya ujung batang resultan akibat perpindahan ke
dua ujung batang:
AE AE
qN  dN  d F .................................................................................... (2-1)
L L
AE AE
qF   dN  d F ................................................................................ (2-2)
L L

Secara matriks dapat ditulis:


𝑞 𝐸𝐴 1 −1 𝑑
𝑞 =
𝐿 −1 1 𝑑
Atau lebih singkat ditulis

q = k’d .......................................................................................................... (2-3)

dengan
1 −1
𝐤′ = ........................................................................................ (2-4)
−1 1

Matriks k’ disebut matriks kekakuan batang, dan mempunyai bentuk yang sama untuk
setiap batang. Elemen-elemen matriks kij disebut koefisien pengaruh kekakuan batang.
Secara fisik kij adalah gaya pada simpul i jika simpul j diberi perpindahan sebesar satu
satuan perpindahan.

d. Matriks Transformasi

1. Umum x’

y
Rangka batang terdiri dari banyak batang yang dihubungkan F
dengan sendi, maka harus dikembangkan suatu cara untuk
mentransformasikan gaya batang q dan perpindahan d yang θy
telah ditetapkan dalam berbagai koordinat lokal ke dalam y’
θx
satu koordinat global. Untuk perjanjian tanda dalam
x
koordinat global, x positif ke kanan dan y positif ke atas. N
Sudut antara arah positif sumbu lokal x’,y’ terhadap sumbu
global x,y kita namakan θx dan θy seperti pada Gbr 2-3. Kita
Gbr 2-3
namakan λx = cos θx dan λy = cos θy.

2-4
xF  xN xF  x N ...................................................... (2-5)
x  cos x  
L ( xF  x N ) 2  ( y F  y N ) 2
y  yN y F  yN ...................................................... (2-6)
 y  cos y  F 
L ( x F  xN )2  ( y F  y N ) 2

Di sini indeks N untuk menyatakan simpul dekat (near) dan indeks F untuk simpul jauh
(far) dari batang yang ditinjau. Penentuan letak titik O (0,0) sebaiknya sedemikian rupa
sehingga semua koordinat simpul dalam rangka batang bernilai positif.

2. Matriks Transformasi Perpindahan x’

y
Dalam koordinat global setiap simpul mempunyai dua F
derajat kebebasan yakni DNx dan DNy pada simpul N dan
DFx dan DFy pada simpul F, seperti pada Gbr 2-5. Kita
akan meninjau masing-masing perpindahan tersebut θx
secara terpisah kemudian kita superposisikan. Pada Gbr DNxcos θx
x
2-5(a) dan 2-5(b) simpul jauh F tetap pada tempatnya N DNx
sedangkan simpul dekat mengalami perpindahan sebesar (a)
x’
DNx dan DNy (dalam arah positif). Diasumsikan perubahan
sudut θx dan θy sangat kecil sehingga dapat diabaikan y
F
maka:
θy
dN = DNxcos θx + DNycos θy
DNy DNycos θy
Jika sebaliknya simpul dekat N tetap pada tempatnya dan x
N
simpul jauh mengalami perpindahan sebesar DFx dan DFy (b)
(dalam arah positif) seperti pada Gbr 2-5(c) dan 2-5(d)
x’
maka dengan cara yang sama didapat:
DFxcos θx θx
y
dF = DFxcos θx + DFycos θy F
DFx
Secara lebih ringkas ditulis:

dN = DNxλx + DNyλy
dF = DFxλx + DFyλy x
N
(c)
Dalam bentuk matriks dapat ditulis:

𝐷 θy x’

𝑑 𝜆 𝜆 0 0 𝐷 ⎫
⎧ DFy
= .......................... (2-7) y DFycos θy
𝑑 0 0 𝜆 𝜆 ⎨𝐷 ⎬
⎩𝐷 ⎭ F
atau

d = TD ....................................................................... (2-8)
x
N
dengan (d)

Gbr 5

2-5
𝜆 𝜆 0 0
𝐓= ...................................................................................... (2-9)
0 0 𝜆 𝜆

Dengan demikian, maka T mentransformasikan empat


x’
perpindahan global D menjadi dua perpindahan lokal d,
sehingga T dinamakan matriks transfomasi perpindahan. y
F

3. Matriks Transformasi Gaya


θy

Perhatikan Gbr 2-6(a). Simpul jauh adalah sendi dan θx


QNx
dikerjakan gaya qN pada simpul dekat maka komponen global x
dari qN adalah: N
qN (a)
QNy
QNx = qNcos θx x’
QNy = qNcos θy
QFy qF
y
Dengan cara yang sama jika simpul dekat adalah sendi dan QFx
pada simpul jauh diberi gaya qF seperti pada Gbr 2-6(b), maka F

komponen global dari qF adalah: θy

θx
QFx = qFcos θx
x
QFy = qFcos θy N (b)

Kita himpun keempat persamaan dalam bentuk matriks Gbr 2-6


menjadi:

𝑄 𝜆 0
⎧𝑄 ⎫ ⎡𝜆 ⎤
0 𝑞
=⎢ ⎥ .............................................................................. (2-10)
⎨𝑄 ⎬ ⎢ 0 𝜆 ⎥ 𝑞
⎩𝑄 ⎭ ⎣ 0 𝜆 ⎦
atau lebih padat

Q = TTq ......................................................................................................... (2-11)

dengan

𝜆 0
⎡ ⎤
𝜆 0
𝐓𝐓 = ⎢ ⎥ .............................................................................................. (2-12)
⎢0 𝜆 ⎥
⎣0 𝜆 ⎦

Dalam rumus ini TT mentransformasikan dua gaya lokal q yang bekerja pada ujung-ujung
simpul dari batang menjadi empat komponen gaya global Q sehingga dinamakan matriks
transformasi gaya yang tidak lain dari transposisi matriks transformasi perpindahan.

2-6
e. Matriks Kekakuan Batang Global

Sekarang kita akan melanjutkan pengembangan dari matriks-matriks yang telah dihasilkan
pada uraian sebelumnya untuk menentukan matriks kekakuan suatu batang dalam
hubungannya dengan komponen gaya batang global Q dengan perpindahan global D. Jika
kita substitusikan persamaan d = TD ke dalam persamaan q = k’d, akan dihasilkan gaya-
gaya batang q dalam suku-suku yang mengandung perpindahan global D pada simpul
ujung-ujungnya yakni:

q = k’TD ............................................................................................................. (2-13)

Dengan substitusi ke dalam persamaan Q = TTq akan didapat:

Q = TT k’TD

atau

Q = kd ................................................................................................................. (2-14)

dengan

k = TT k’T ........................................................................................................... (2-15)

Matriks k adalah matriks kekakuan batang dalam koordinat global sehingga didapat:

𝜆 0
⎡ ⎤
𝜆 0 𝐸𝐴 1 −1 𝜆 𝜆 0 0
𝐤= ⎢ ⎥
⎢ 0 𝜆 ⎥ 𝐿 −1 1 0 0 𝜆 𝜆
⎣0 𝜆 ⎦
Setelah diselesaikan didapat:
N x N y Fx F y

𝜆 𝜆 𝜆 −𝜆 −𝜆 𝜆
⎡ ⎤
⎢𝜆 𝜆 𝜆 −𝜆 𝜆 −𝜆 ⎥
𝐤= ⎢ −𝜆 ....................................................... (2-16)
−𝜆 𝜆 𝜆 𝜆 𝜆 ⎥
⎢ ⎥
⎣−𝜆 𝜆 −𝜆 𝜆 𝜆 𝜆 ⎦

Letak dari 4x4 elemen matriks mengacu kepada setiap dof global yang terkait dengan
simpul dekat N dan simpul jauh F. Hal ini ditandai dengan nomor kode notasi pada baris
(di atas) mau pun kolom (di kanan) yakni: Nx, Ny, Fx, Fy. Jadi k menyatakan hubungan
gaya – perpindahan untuk batang tersebut jika komponen gaya dan perpindahan pada
ujung batang mengacu pada sistem salib sumbu global x,y. Dengan demikian setiap suku
di dalam matriks adalah koefisien pengaruh kekakuan kij yang menunjukkan komponen
gaya x atau y di simpul i yang menyebabkan satuan komponen perpindahan x atau y di
simpul j. Hasilnya setiap kolom dari matriks tersebut menyatakan 4 komponen gaya yang
terjadi pada ujung batang jika ujung tersebut mengalami satuan perpindahan yang terkait
dengan kolom tersebut. Sebagai contoh, DNx = 1 akan menimbulkan empat komponen
gaya ( x 2 ) , ( x  y ) , ( x 2 ) , ( x  y ) yang bekerja pada batang (=kolom 1 matriks).

2-7
f. Matriks Kekakuan Rangka Batang

Setelah diperoleh matriks kekakuan semua batang dalam koordinat global, perlu disusun
kembali dalam urutan yang sesuai sehingga matriks kekakuan struktur K untuk rangka
batang secara lengkap dapat ditemukan. Proses ini dilakukan dengan menjumlahkan
matriks-matriks batang dengan memperhatikan indeks (kode) dari elemen yang sesuai.
Setiap batang mempunyai empat baris dan kolom untuk menyatakan indeks Nx, Ny, Fx, Fy
dari kedua ujung batang dalam derajat kebebasan global. Dengan demikian matriks
kekakuan struktur akan mempunyai derajat (ordo) yang sama dengan indeks terbesar yang
diberikan pada rangka baang yang merupakan jumlah derajat kebebasan pada struktur.
Jika matriks k disusun, setiap elemen dari k akan menempati baris dan kolom yang sama
dalam matriks kekakuan struktur K. Umumnya jika dua atau lebih batang bertemu pada
satu simpul, maka akan ada elemen-elemen matriks kekakuan batang k yang menempati
posisi yang sama sehingga di dalam menyusun K akan dijumlahkan secara aljabar. Secara
rasional dapat dimengerti bahwa k tidak lain dari perlawanan batang terhadap adanya
muatan pada ujung-ujung batang sehingga adalah jumlah perlawanan setiap titik simpul
struktur rangka sebagai suatu entitas terhadap satuan perpindahan dalam arah x atau y.

5. APLIKASI METODE KEKAKUAN DALAM ANALISIS RANGKA BATANG

a. Umum

Begitu matriks kekakuan struktur telah terbentuk, komponen gaya global Q yang bekerja
pada rangka dapat dihubungkan dengan perpindahan global D yang sesuai, menggunakan
rumus:

Q = KD ............................................................................................................... (2-17)

Persamaan ini dinamakan persamaan kekakuan struktur. Karena sesuai perjanjian kita
selalu memberi nomor (indeks) yang terendah untuk dof yang belum diketahui2, maka kita
dapat melakukan partisi matriksnya menjadi sebagai berikut:

Qk   K11 K12   Du 


Q    K K 22   Dk 
.................................................................................. (2-18)
 u   21

dengan

Qk, Dk = muatan eksternal dan perpindahan yang telah diketahui; muatan-muatan


disini berada pada struktur sebagai bagian dari persoalan, perpindahan
biasanya sama dengan nol akibat perletakan sendi dan rol.
Q u , Du = gaya dan perpindahan yang belum diketahui; gaya-gaya disini adalah
reaksi-reaksi perletakan yang belum diketahui dan perpindahan pada sendi
(simpul/titik buhul) yang bebas bergerak.
K= matriks kekakuan struktur yang mengalami partisi yang sesuai dengan
partisi dari Q dan D.

2
Jika pemberian indeks belum mengikuti aturan ini maka matriks Q, K, dan D perlu ditata ulang agar
memenuhi persamaan (18).

2-8
Dari persamaan (18) diperoleh:

Qk = K11Du + K12Dk ............................................................................................ (2-19)


Qu = K21Du + K22Dk ............................................................................................ (2-20)

Umumnya Dk = 0, karena perletakan-perletakan tidak berpindah tempat sehingga:

Qk = K11Du

Karena elemen-elemen yang telah dipartisi dalam matriks K11 adalah total perlawanan
pada suatu titik buhul rangka terhadap satuan perpindahan dalam arah x atau y maka
persamaan di atas merupakan simbol dari himpunan semua persamaan keseimbangan yang
dikerjakan pada semua titik-titik buhul dengan semua gaya luar = nol atau mempunyai
nilai tertentu (Qk). Selanjutnya Du dapat dihitung dengan rumus:

Du = [K11]-1Qk ..................................................................................................... (2-21)

Setelah didapat semua perpindahan yang tidak diketahui, dengan substitusi kembali ke
dalam persamaan (20) dengan Dk = 0 akan menghasilkan:

Qu = K21Du .......................................................................................................... (2-22)

yang tidak lain dari pada reaksi-reaksi perletakan yang belum diketahui. Selanjutnya gaya-
gaya batang dapat dihitung menggunakan persamaan (2-13) yakni q = k’TD.

Persamaan ini secara lengkap ditulis:


𝐷
𝑞 𝐸𝐴 1 −1 𝜆 𝜆 0 0 𝐷 ⎫

𝑞 =
𝐿 −1 1 0 0 𝜆 𝜆 ⎨𝐷 ⎬
⎩𝐷 ⎭

Dengan syarat keseimbangan, maka qN = −qF sehingga cukup dicari salah satunya dan kita
ambil qF karena asumsi arahnya tarik (positif) sehingga jika hasil perhitungannya negatif
maka batangnya adalah batang tekan. Dengan demikian persamaan di atas cukup diambil
persamaan untuk qF yakni:
𝐷
⎧𝐷 ⎫
𝑞 = [−𝜆 −𝜆 𝜆 𝜆 ] ............................................................. (2-23)
⎨𝐷 ⎬
⎩𝐷 ⎭

b. Tahapan Proses Analisis

 Membuat model analitis dari struktur rangka batang.


 Menghitung matriks kekakuan batang (elemen) yang sudah ditransformasikan ke
dalam koordinat global.
 Pembuatan Matriks Kekakuan Struktur.
 Menghitung muatan dan perpindahan dari semua titik simpul.
 Menghitung reaksi perletakan.
 Menghitung gaya batang.

2-9
6. CONTOH SOAL

C2-1. Carilah matriks 4t 2 4


kekakuan struktur dari 4
7t 1 3
rangka batang 7
berbentuk simetris y 5
memikul beban 4

4m
6 5 3
seperti pada Gbr C2- 10 6 8
1. 1 9 5 7
x
1 2 2
Penyelesaian: 3
6m 6m
Model Analitis
10 t
Model analitis dari rangka batang Gbr C2-1
dapat dilihat pada Gbr C2-1. Di sini
terlihat bahwa komponen-
komponen perpindahan diberi indeks mulai berturut-turut dari titik 5, 4, 2, 3, dan terakhir 1 dalam angka-
angka italic, bold berwarna merah. Hal ini sesuai kesepakatan bahwa penomoran dimulai dari simpul (titik)
yang belum diketahui perpindahannya. Pada rangka ini perpindahan yang belum diketahui adalah D1, D2, D3,
D4, D5, D6, D7, sedangkan D8=D9=D10=0.

Matriks Kekakuan Batang

Batang 1:
60 00
x  1 y  0
6 6
Dengan persamaan (2-16), dengan membagi dengan L = 6 m didapat:
9 10 5 6
0,167 0 −0,167 0 9
0 0 0 0 10
k = 𝐸𝐴
−0,167 0 0,167 0 5
0 0 0 0 6
Perhatikan bahwa baris dan kolom dari k1 ditandai dengan dof x,y pada ujung dekat dan ujung jauh yakni
pada ujung dekat indeksnya x adalah 9 dan y adalah 10 dan pada ujung jauh x adalah 5 dan y adalah 6.
Indeks atau kode ini diperlukan untuk memudahkan dalam menyusun matriks kekakuan struktur K.

Batang 2:
Analog untuk batang 1 di dapat
5 6 7 8
0,167 0 −0,167 0 5
0 0 0 0 6
k = 𝐸𝐴
−0,167 0 0,167 0 7
0 0 0 0 8

Perhatikan bahwa baris dan kolom dari k2 ditandai dengan dof x,y pada ujung dekat dan ujung jauh yakni
pada ujung dekat indeksnya x adalah 5 dan y adalah 6 dan pada ujung jauh x adalah 7 dan y adalah 8.

2-10
Batang 3:
9  12 40
x   0,6 y   0,8
5 5
Dengan persamaan (2-16), dengan membagi dengan L = 5 m didapat:
7 8 3 4
0,072 −0,096 −0,072 0,096 5
−0,096 0,128 0,096 −0,128 6
k = 𝐸𝐴
−0,072 0,096 0,072 −0,096 7
0,096 −0,128 −0,096 0,128 8

Perhatikan bahwa baris dan kolom dari k3 ditandai dengan dof x,y pada ujung dekat dan ujung jauh yakni
pada ujung dekat indeksnya x adalah 7 dan y adalah 8 dan pada ujung jauh x adalah 3 dan y adalah 4.

Batang 4:
69 04
x   0,6 y   0,8
5 5
Dengan persamaan (2-16), dengan membagi dengan L = 5 m didapat:
3 4 5 6
0,072 0,096 −0,072 0,096 3
0,096 0,128 −0,096 −0,128 4
k = 𝐸𝐴
−0,072 −0,096 0,072 0,096 5
−0,096 −0,128 0,096 0,128 6

Perhatikan bahwa baris dan kolom dari k4 ditandai dengan dof x,y pada ujung dekat dan ujung jauh yakni
pada ujung dekat indeksnya x adalah 3 dan y adalah 4 dan pada ujung jauh x adalah 5 dan y adalah 6.

Batang 5:
36 40
x   0,6 y   0,8
5 5
Dengan persamaan (2-16), dengan membagi dengan L = 5 m didapat:
5 6 1 2
0,072 −0,096 −0,072 0,096 5
−0,096 0,128 0,096 −0,128 6
k = 𝐸𝐴
−0,072 0,096 0,072 −0,096 1
0,096 −0,128 −0,096 0,128 2

Perhatikan bahwa baris dan kolom dari k5 ditandai dengan dof x,y pada ujung dekat dan ujung jauh yakni
pada ujung dekat indeksnya x adalah 5 dan y adalah 6 dan pada ujung jauh x adalah 1 dan y adalah 2.

Batang 6:
03 04
x   0,6 y   0,8
5 5
Dengan persamaan (2-16), dengan membagi dengan L = 5 m didapat:
1 2 9 10
0,072 0,096 −0,072 −0,096 1
0,096 0,128 −0,096 −0,128 2
k = 𝐸𝐴
−0,072 −0,096 0,072 0,096 9
−0,096 −0,128 0,096 0,128 10

Perhatikan bahwa baris dan kolom dari k6 ditandai dengan dof x,y pada ujung dekat dan ujung jauh yakni
pada ujung dekat indeksnya x adalah 1 dan y adalah 2 dan pada ujung jauh x adalah 9 dan y adalah 10.

2-11
Batang 7:
93 44
x  1 y  0
6 6
Dengan persamaan (2-16), dengan membagi dengan L = 6 m didapat:
1 2 3 4
0,167 0 −0,167 0 1
0 0 0 0 2
k = 𝐸𝐴
−0,167 0 0,167 0 3
0 0 0 0 4

Perhatikan bahwa baris dan kolom dari k7 ditandai dengan dof x,y pada ujung dekat dan ujung jauh yakni
pada ujung dekat indeksnya x adalah 1 dan y adalah 2 dan pada ujung jauh x adalah 3 dan y adalah 4.

Matriks Kekakuan Struktur

Matriks ini mempunyai ordo 10×10 karena ada 10 dof pada rangka batang Gbr C2-1. Elemen-elemen yang
sesuai pada ketujuh matriks kekakuan batang dijumlahkan secara aljabar. Sebaiknya jika elemen-elemen
yang tidak ada dalam k1 sampai dengan k7 diberi nilai nol agar mempunyai ordo 10×10 sehingga
memudahkan penjumlahan.

K = k1 + k2 + k3 + k4 + k5 + k6 + k7

Setelah diselesaikan didapat (Lihat Lampiran 1).


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
⎡0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎤ 2
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 3
⎢ ⎥
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 4
𝐊 𝟏 0 0 0 0 −0,167 0 0 0 −0,167 0⎥ 5
= (𝐤 + 𝐤 𝟐 + 𝐤 𝟑 + 𝐤 𝟒 + 𝐤 𝟓 + 𝐤 𝟔 + 𝐤 𝟕 ) = ⎢
𝐴𝐸 𝐀𝐄 𝟏 ⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 6
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 7
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 8
⎢0 0 0 0 −0,167 0 0 0 −0,167 0 ⎥ 9
⎣0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎦ 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
⎡0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎤ 2
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 3
⎢ ⎥
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 4
+⎢00 0 0
0 0
0
0
−0,167 0 −0,167 0 0
0 0 0 0 0
0⎥ 5
0⎥ 6

⎢0 0 0 0 −0,167 0 −0,167 0 0 0⎥ 7
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 8
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 9
⎣0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎦ 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
⎡0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎤ 2
⎢0 0 0,072 −0,096 0 0 −0,072 0,096 0 0⎥ 3
⎢ ⎥
⎢0 0 −0,096 0,128 0 0 0,096 0,128 0 0⎥ 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 5
+⎢
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 6
⎢0 0 −0,072 0,096 0 0 0,072 −0,096 0 0⎥ 7
⎢0 0 0,096 −0,128 0 0 −0,096 0,128 0 0⎥ 8
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 9
⎣0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎦ 10

2-12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
⎡0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎤ 2
⎢0 0 0,072 0,096 −0,072 −0,096 0 0 0 0⎥ 3
⎢ ⎥
⎢0 0 0,096 0,128 −0,096 −0,128 0 0 0 0⎥ 4
0 0 −0,072 0,096 0,072 0,096 0 0 0 0⎥ 5
+⎢
⎢0 0 −0,096 −0,128 0,096 0,128 0 0 0 0⎥ 6
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 7
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 8
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 9
⎣0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎦ 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,072 −0,096 0 0 −0,072 0,096 0 0 0 0 1
⎡−0,096 0,128 0 0 0,096 −0,128 0 0 0 0⎤ 2
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 3
⎢ ⎥
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 4
−0,072 0,096 0 0 0,072 −0,096 0 0 0 0⎥ 5
+⎢
⎢ 0,096 −0,128 0 0 −0,096 0,128 0 0 0 0⎥ 6
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 7
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 8
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 9
⎣ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎦ 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,072 0,096 0 0 0 0 0 0 −0,072 −0,096 1
⎡ 0,096 0,128 0 0 0 0 0 0 −0,096 −0,072 ⎤ 2
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥ 3
⎢ ⎥
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥ 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥ 5
+⎢
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥ 6
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥ 7
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥ 8
⎢−0,072 −0,096 0 0 0 0 0 0 0,072 0,096 ⎥ 9
⎣−0,096 −0,128 0 0 0 0 0 0 0,096 0,128 ⎦ 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,167 0 −0,167 0 0 0 0 0 0 0 1
⎡ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎤ 2
⎢0,167 0 −0,167 0 0 0 0 0 0 0⎥ 3
⎢ ⎥
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 5
+⎢
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 6
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 7
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 8
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎥ 9
⎣ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0⎦ 10

2-13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,311 0 −0,167 0 −0,072 0,096 0 0 −0,072 −0,096 1
⎡ 0 0,256 0 0 0,096 −0,128 0 0 −0,096 −0,128 ⎤ 2
⎢−0,167 0 0,311 0 −0,072 −0,096 −0,072 0,096 0 0 ⎥ 3
⎢ ⎥
⎢ 0 0 0 0,256 −0,096 −0,128 0,096 −0,128 0 0 ⎥ 4
−0,072 0,096 −0,072 −0,096 0,477 0 −0,167 0 −0,167 0 ⎥ 5
=⎢
⎢ 0,096 −0,128 −0,096 −0,128 0 0,256 0 0 0 0 ⎥ 6
⎢ 0 0 −0,072 0,096 −0,167 0 0,239 −0,096 0 0 ⎥ 7
⎢ 0 0 0,096 −0,128 0 0 −0,096 0,128 0 0 ⎥ 8
⎢−0,072 −0,096 0 0 −0,167 0 0 0 0,239 0,096 ⎥ 9
⎣ 0,096 −0,128 0 0 0 0 0 0 0,096 0,128 ⎦ 10

Elemen pada sel yang sama dijumlahkan secara aljabar.


Misalnya:
𝐤 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0,072 + 0,072 + 0,167 = 0,311
𝐤 = 0 + 0 + 0 + (−0,072) + 0 + 0 + 0 = −0,072
𝐤 = 0 + 0 + 0 + (−0,128) + 0 + 0 + 0 = −0,128
…………………..dst.

Semua elemen dari matriks K didapat dengan cara yang sama.

C2-2. Hitung gaya batang dari rangka batang dengan ukuran dan pembebanan seperti
pada Gbr C2-1. Asumsi AE sama untuk semua batang.
Penyelesaian:

Menghitung Perpindahan

Perpindahan D dihitung dengan rumus umum Q = KD

 7   0, 311 0 0,167 0 0, 072 0, 096 0 0 0, 072  0, 096   D1 


 4   0 0, 256 0 0 0, 096 0,128 0 0 0, 096 0,128
 D 
    2
 0   0,167 0 0, 311 0 0, 072 0, 096 0, 072 0, 096 0 0   D3 
    
  0
 0 0 0 0, 256 0, 096 0,128 0, 096 0,128 0 0   D4 
 0   0, 072 0, 096 0, 072 0, 096 0, 477 0 0,167 0 0,167 0   D5 
   EA   
10   0, 096 0,128 0, 096 0,128 0 0, 256 0 0 0 0   D6 
 0   0 0 0, 072 0, 096 0,167 0 0, 239 0, 096 0 0  D 
    7
Q 
8  0 0 0, 096 0,128 0 0 0, 096 0,128 0 0  0 
Q   0, 072 0, 096 0 0 0,167 0 0 0 0, 239 0, 096
 0 
 
9
  
 Q 
10
 0, 096 0,128 0 0 0 0 0 0 0, 096 0,128   0 
Sesuai dengan uraian sebelumnya maka kita akan mencari Du dengan persamaan Qk = K11Du (telah
dilakukan partisi sehingga dihilangkan saja baris dan kolom yang tidak diperlukan) sehingga didapat:

7 0,311 0 −0,167 0 −0,072 0,096 0 𝐷


⎧ −4 ⎫ ⎡ 0 0,256 0 0 0,096 −0,128 0 ⎤ ⎧𝐷 ⎫
⎢−0,167 ⎪ ⎪

⎪ 0 ⎪⎪ 0 0,311 0 −0,072 −0,096 −0,072⎥ ⎪𝐷 ⎪
⎢ ⎥
0 = 𝐸𝐴 ⎢ 0 0 0 0,256 −0,096 −0,128 0,096 ⎥ 𝐷
⎨ 0 ⎬ ⎢−0,072 0,096 −0,072 −0,096 0,477 0 −0,167⎥ ⎨𝐷 ⎬

⎪−10⎪⎪ ⎢ 0,096 −0,128 −0,096 −0,128 0 0,256 0 ⎥⎪ ⎪𝐷 ⎪

⎩ 0 ⎭ ⎣ 0 0 −0,072 0,096 −0,167 0 0,239 ⎦ ⎩𝐷 ⎭

2-14
𝐷 0,311 0 −0,167 0 −0,072 0,096 0 7 121,806
⎧𝐷 ⎫ ⎡ 0 0,256 0 0 0,096 −0,128 0 ⎤ ⎧ −4 ⎫ ⎧−135,625⎫

⎪𝐷 ⎪⎪ ⎢ ⎥ ⎪
⎪ 0 ⎪⎪ ⎪
⎪ 46,806 ⎪⎪
1 ⎢−0,167 0 0,311 0 −0,072 −0,096 −0,072⎥ 1
𝐷 = ⎢ 0 0 0 0,256 −0,096 −0,128 0,096 ⎥ 0 = −108,75
⎨𝐷 ⎬ 𝐸𝐴 ⎢−0,072 0,096 −0,072 −0,096 0,477 0 −0,167⎥ ⎨ 0 ⎬ 𝐸𝐴 ⎨ 67,5 ⎬

⎪𝐷 ⎪
⎪ ⎢ 0,096 −0,128 −0,096 −0,128 0 0,256 0 ⎥ ⎪
⎪−10 ⎪
⎪ ⎪
⎪−189,375⎪⎪
⎩𝐷 ⎭ ⎣ 0 0 −0,072 0,096 −0,167 0 0,239 ⎦ ⎩ 0 ⎭ ⎩ 105 ⎭

Menghitung Reaksi Perletakan

Setelah perpindahan D didapat kita dapat mencari reaksi perletakan dengan persamaan partisi yang
kedua yakni persamaan (2-20): Qu = K21Du + K22Dk = K21Du karena Dk = 0.
121,806
⎧−135,625⎫
𝑄 0 0 0,096 −0,128 0 0 −0,096 1 ⎪ ⎪ 46,806 ⎪ ⎪ 8,333
𝑄 = 𝐸𝐴 −0,072 −0,096 0 0 −0,167 0 0 −108,75 = −7
𝐸𝐴 ⎨
𝑄 −0,096 −0,128 0 0 0 0 0 67,5 ⎬ 5,667

⎪−189,375⎪ ⎪
⎩ 105 ⎭
Menghitung Gaya Batang

Dengan menggunakan persamaan (2-23)


𝐷
𝐸𝐴 ⎧𝐷 ⎫
𝑞 = {−𝜆 −𝜆 𝜆 𝜆 }
𝐿 ⎨𝐷 ⎬
⎩𝐷 ⎭

Batang 1: λx = 1 λy = 0 L=6m
𝐷 0
𝐸𝐴 𝐷 𝐸𝐴 1 0
𝑞 = {−1 0 1 0} 𝐷 = {−1 0 1 0} = 11,25
6 6 𝐸𝐴 67,5
𝐷 −189,375

Batang 2: λx = 1 λy = 0 L=6m
𝐷 67,5
𝐸𝐴 𝐷 𝐸𝐴 1 −189,375
𝑞 = {−1 0 1 0} 𝐷 = {−1 0 1 0} = 6,25
6 6 𝐸𝐴 105
𝐷 0

Batang 3: λx = -0,6 λy = 0,8 L=5m


𝐷 105
𝐸𝐴 𝐷 𝐸𝐴 1 0
𝑞 = {0,6 −0,8 −0,6 0,8} = {0,6 −0,8 −0,6 0,8} = −10,417
5 𝐷 5 𝐸𝐴 46,806
𝐷 −108,75

Batang 4: λx = -0,6 λy = -0,8 L=5m


𝐷 46,806
𝐸𝐴 𝐷 𝐸𝐴 1 −108,75
𝑞 = {0,6 0,8 −0,6 −0,8} = {0,6 0,8 −0,6 −0,8} = 10,417
5 𝐷 6 𝐸𝐴 67,5
𝐷 −189,375

Batang 5: λx = -0,6 λy = 0,8 L=5m


𝐷 67,5
𝐸𝐴 𝐷 𝐸𝐴 1 −189,375
𝑞 = {0,6 −0,8 −0,6 0,8} = {0,6 −0,8 −0,6 0,8} = 2,083
5 𝐷 5 𝐸𝐴 121,806
𝐷 −135,625

2-15
Batang 6: λx = -0,6 λy = -0,8 L=5m
𝐷 121,806
𝐸𝐴 𝐷 𝐸𝐴 1 −135,625
𝑞 = {0,6 0,8 −0,6 −0,8} = {0,6 0,8 −0,6 −0,8} = −7,083
5 𝐷 5 𝐸𝐴 0
𝐷 0

Batang 7: λx = 1 λy = 0 L=6m
𝐷 121,806
𝐸𝐴 𝐷 𝐸𝐴 1 −135,625
𝑞 = {−1 0 1 0} 𝐷 = {−1 0 1 0} = −12,5
6 6 𝐸𝐴 46,806
𝐷 −108,75

2-16
BAB 3 - ANALISIS GELAGAR DENGAN METODE KEKAKUAN

1. PENGANTAR

Dalam modul ini akan diajarkan tentang aplikasi matriks dalam Analisis Balok Menerus.
Sebagaimana halnya dalam metode konvensional, maka untuk memudahkan, peninjauan
dilakukan untuk 2 dimensi (secara planar).

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu menganalisis balok


menerus dengan cara matriks.

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menghitung:


 membuat model matematis dari balok
 penentuan derajat kebebasan balok
 menyusun matriks kekakuan elemen balok
 menyusun matriks kekakuan struktur
 membuat matriks pembebanan dan matriks perpindahan
 menghitung matriks gaya dan perpindahan ujung elemen- elemen

4. MODEL ANALITIS

a. Pemberian Indeks
y
(Untuk membedakannya dengan
rangka, maka titik-titik cabang P
8 7 4 10 1
atau pun pertemuan atau pada
3
gaya/perletakan kita namakan 9 6 5 2
x
nodal; kita buat juga kesepakatan 1 1 2 3 3 4 5
untuk segmen balok kita sebut
2 4
saja balok, sedangkan balok (a)
secara utuh kita sebut gelagar).
Agar dapat menggunakan metode y’
kekakuan, suatu gelagar harus
dibagi-bagi menjadi (segmen- (b)
segmen) balok yang merupakan x’
3 3 4
komponen elemen hingga. Secara
umum setiap elemen harus bebas
Gbr 3-1
dari muatan dan mempunyai
penampang melintang yang
prismatis. Untuk maksud itu maka nodal dalam setiap elemen terletak pada: (1) perletakan
atau tititk-titik tempat pertemuan balok-balok, (2) tempat bekerjanya muatan luar, (3)
tempat berubahnya penampang melintang secara tiba-tiba, atau (4) titik dimana
perpindahan vertical atau rotasi akan dihitung. Sebagai contoh lihat pada Gbr 3-1. Cara
pemberian indeks (pengkodean) sama dengan untuk rangka batang. Indeks untuk elemen

3-1
(segmen balok) ditulis dalam segiempat (1,2,3,4), untuk nodal ditulis dalam lingkaran
(1,2,3,4,5) dan gaya ujung elemen dimulai dengan nodal yang belum diketahui
perpindahannya1 untuk semua nodal (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10). Demikian juga pemberian arah
untuk membedakan nodal dekat dan nodal jauh. Khusus dalam sistem gelagar bidang
setiap nodal diasumsikan tidak mengalami perpindahan akibat pengaruh gaya normal.

b. Koordinat Global dan Koordinat Anggota

Sistem koordinat global diidentifikasi dengan sumbu x,y,z yang titik asalnya berada pada
salah satu nodal sedemikan rupa sehingga semua nodal mempunyai koordinat positif.
Koordinat lokal atau koordinat bagian x’, y’, z’ mempunyai titik asal pada nodal dekat dan
mengarah ke nodal jauh, Gbr 3-1(a).

c. Derajat Kebebasan

Setelah diidentifikasi elemen-elemennya dan sistem koordinat globalnnya sudah


ditetapkan, maka derajat kebebasan (degree of freedom – dof) dari gelagar sudah dapat
ditentukan. Jika diasumsikan hanya ada lentur dan geser, maka pada setiap nodal ada dua
buah dof yakni perpindahan vertikal dan rotasi. Seperti yang telah diuraikan pada rangka
batang, sistem pengkodeannya untuk perpindahan dimulai dari nodal dengan perpindahan
yang belum diketahui (1,2, dst) dan dilanjutkan dengan nodla yang sudah diketahui
perpindahannya. Alasannya sama seperti diuraikan pada rangka batang. Untuk diingat
kembali cara pengkodeannya, lihat contoh pada Gbr 3-2.

5. MATRIKS KEKAKUAN BALOK

Berikut ini akan diturunkan


matriks kekakuan untuk qNy '
elemen balok atau anggota
q Nz ' qFy '
struktur gelagar yang
mempunyai penampang
melintang tetap pada sistem d Ny ' qFz '
koordinat x’, y’, z’.
Koordinat asal dari elemen
berada pada nodal dekat N Gbr 3-2
dan sumbu x’ positif ke arah
nodal jauh F. Sesuai asumsi, maka ada dua buah gaya (reaksi) pada setiap ujung elemen
yakni gaya lintang qNy’, qFy’ dan momen ujung qNz’, qFz’. Asumsi arah positif dari gaya
lintang dan momen pada penurunan rumus berikut adalah gaya lintang ke atas dan momen
berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Hal yang sama juga kita sepakati untuk
perpindahan yakni adanya perpindahan vertikal dNy’,dFy’ dan rotasi (putaran sumbu balok
pada simpul/ujung) dNz’,dFz’. Dalam uraian berikut akan dicari besar gaya ujung-ujung
balok yang terjadi akibat perpindahan ujung-ujung balok.

a. Perpindahan y’

1
Sebenarnya pemberian indeks dapat dilakukan tanpa mengikuti syarat ini dan baru akan ditata ulang pada
saatnya nanti. Misalnya dof dapat diberi indeks sesuai dengan nomor indeks titik simpulnya. Komponen
kebebasan vertikal pada suatu titik simpul i dapat diberi indeks (2i-1) dan komponen rotasinya diberi indeks
2i.

3-2
Jika ujung dekat elemen mengalami perpindahan vertikal sejauh dNy’, Gbr 3-2, maka
berdasarkan perhitungan deformasi kita dapatkan:

12 EI 6 EI 12 EI 6 EI
q Ny '  3
d Ny ' ; q Nz '  2 d Ny ' ; q Fy '  3 d Ny ' ; q Fy '   2 d Ny '
L L L L

Demikian juga jika ujung qFy '


jauh elemen mengalami
perpindahan vertikal sejauh qNy ' qFz '
dFy’, Gbr 3-3, maka
berdasarkan perhitungan d Fy '
q Nz '
deformasi kita dapatkan:
Gbr 3-3

12 EI 6 EI 12 EI 6 EI
q Ny '   d Fy ' ; q Nz '   2 d Fy ' ; q Fy '  3 d Fy ' ; q Fz '   2 d Fy '
L3 L L L

b. Rotasi z’ q Ny ' qFy '


qNz ' V qFz '
Jika terjadi rotasi positif pada
ujung dekat dNz’, Gbr 3-4, maka
akan didapat reaksi-reaksi ujung d Nz '
balok sebagai berikut: Gbr 3-4

6 EI 4 EI 6 EI 2 EI
q Ny '  2
d Nz ' ; q Nz '  d Nz ' ; q Fy '   2 d Nz ' ; q Fz '  d Nz '
L L L L

q Ny '
qFy '
V
qFz '
Jika terjadi rotasi positif pada ujung
jauh dFz’, Gbr 3-5, maka akan didapat qNz '
d Fz '
reaksi-reaksi ujung balok sebagai
berikut: Gbr 3-5

6 EI 2 EI 6 EI 4 EI
q Ny '  2
d Fz ' ; q Nz '  d Fz ' ; q Fy '   2 d Fz ' ; q Fz '  d Fz '
L L L L

Dalam kenyataannya kemungkinan semua deformasi ujung yang diuraikan di atas (dNy’,
dFy’, dNz’, dFz’) terjadi bersamaan sehingga besar reaksi-reaksi ujung dapat dihitung dengan
prinsip superposisi yang menghasilkan:

3-3
Ny’ Nz’ Fy’ Fz’
𝑞 ′ − 𝑑 ′
⎧𝑞 ⎫⎡ ⎤ ⎧𝑑 ⎫
′ ′⎪
⎪𝑞 ⎪⎢ − ⎥⎪⎪ ⎪

=⎢ ⎥ 𝑑 ′
..................................... (3-1)
⎨𝑞 ′⎬ ⎢− − − ⎥ ⎨𝑑 ′⎬
⎪𝑞 ′⎪ ⎢ ⎥⎪⎪𝑑 ′⎪

⎩𝑞 ′⎭ ⎣ − ⎦ ⎩𝑑 ′⎭

Persamaan ini dapat ditulis secara ringkas:

q = kd ............................................................................................................ (3-2)

matriks k ini bersifat simetris dan dinamakan matriks kekakuan anggota atau (elemen)
balok. Ada 16 angka kekakuan kij yang merupakan gaya lintang dan momen pada ujung-
ujung akibat perpindahan-perpindahan ujung. Secara fisik angka ini adalah reaksi
(muatan) pada elemen balok jika balok mengalami satuan perpindahan tertentu. Sebagai
contoh jika ujung dekat balok mengalami satuan perpindahan, dNy’ = 1 dan perpindahan
lainnya = 0, maka ujung balok memikul reaksi sebesar angka-angka pada kolom 1 dari
matriks k. Perlu diperhatikan bahwa matriks ini pada sistem koordinat lokal x’,y’ sama
dengan pada sistem koordinat global x,y sehingga tidak diperlukan transformasi.

6. MATRIKS KEKAKUAN STRUKTUR GELAGAR

Setelah k untuk semua elemen balok diperoleh, kita dapat menyusun matriks kekakuan
struktur K dengan cara yang sama untuk rangka batang.

7. APLIKASI METODE KEKAKUAN DALAM ANALISIS GELAGAR

a. Umum

Begitu matriks kekakuan struktur telah terbentuk, komponen gaya global Q yang bekerja
pada gelagar dapat dihubungkan dengan perpindahan global D yang sesuai, menggunakan
rumus:

Q = KD

Persamaan ini dinamakan persamaan kekakuan struktur. Karena sesuai perjanjian kita
selalu memberi nomor (indeks) yang terendah untuk dof yang belum diketahui2, maka kita
dapat melakukan partisi matriksnya menjadi sebagai berikut:

Qk   K11 K12   Du 


   K K 22   Dk 
.................................................................................. (3-3)
Qu   21

2
Jika pemberian indeks belum mengikuti aturan ini maka matriks Q, K, dan D perlu ditata ulang agar
memenuhi persamaan (3-3).

3-4
dengan

Qk, Dk = muatan eksternal dan perpindahan yang telah diketahui; muatan-muatan


disini berada pada struktur sebagai bagian dari persoalan, perpindahan
biasanya sama dengan nol akibat perletakan sendi dan rol.
Q u , Du = gaya dan perpindahan yang belum diketahui; gaya-gaya disini adalah
reaksi-reaksi perletakan yang belum diketahui dan perpindahan pada
simpul/nodal yang bebas bergerak.
K= matriks kekakuan struktur yang mengalami partisi yang sesuai dengan
partisi dari Q dan D.

Dari persamaan (3-3) diperoleh:

Qk = K11Du + K12Dk ........................................................................................................................................ (3-4)


Qu = K21Du + K22Dk ........................................................................................................................................ (3-5)

Umumnya Dk = 0, karena perletakan-perletakan tidak berpindah tempat. Jika demikian,


maka:

Qk = K11Du

Karena elemen-elemen yang telah dipartisi dalam matriks K11 adalah total perlawanan
pada suatu nodal terhadap satuan perpindahan dalam arah x atau y maka persamaan di atas
merupakan simbol dari himpunan semua persamaan keseimbangan yang dikerjakan pada
semua nodal dengan semua gaya luar = nol atau mempunyai nilai tertentu (Qk).
Selanjutnya Du dapat dihitung dengan rumus:

Du = [K11]-1Qk ..................................................................................................... (3-6)

Setelah didapat semua perpindahan yang tidak


diketahui, dengan substitusi kembali ke dalam q
persamaan (3-5) dengan Dk = 0 akan menghasilkan:
(a) L
Qu = K21Du .............................................................................. (3-7)

yang tidak lain dari pada reaksi-reaksi perletakan yang


=
qL qL
belum diketahui. 2 2
b. Muatan Antara qL2
qL2
(b)
12 12
Berbeda dengan rangka batang yang mengasumsikan
tidak adanya beban di antara ujung-ujung (nodal), maka
pada gelagar yang mekanisme perlawanan (memikul +
qL qL
beban) dengan lenturan, muatan terletak juga di antara
ujung-ujung balok. Karena dalam analisis balok, 2 2
perpindahan mau pun rotasi ujung-ujung balok
qL2 qL2
merupakan fungsi dari reaksi/gaya pada ujung-ujung
balok, maka muatan-muatan antara tersebut (c) 12 12
Gbr 3-6
3-5
ditransformasikan menjadi muatan-muatan ujung balok ekivalen. Hal ini dapat dilakukan
dengan prinsip-prinsip statika dan superposisi. Lihatlah suatu segmen balok pada Gbr 3-6
yang memikul muatan antara. Dalam ilustrasi ini untuk memudahkan, balok mempunyai
penampang prismatis tetap dan muatannya adalah muatan terbagi rata. Jadi balok dengan
pembebanan pada Gbr 3-6(a) merupakan superposisi dari balok pada Gbr 3-6(b) dan Gbr
3-6(c). Berdasarkan uraian terdahulu, maka muatan-muatan ujung pada Gbr 3-6(b) adalah
matriks muatan ujung –q0 yang tidak lain dari – (minus) reaksi ujung dan – (minus)
momen-momen ujung (adalah momen primer dalam pembahasan tentang Metode Slope
Deflection dan Metode Distribusi Momen). Matriks q0 ini diperlukan untuk menghitung
nilai-nilai perpindahan d. Untuk mencari kondisi pembebanan sebenarnya maka kondisi
pada Gbr 3-6(b) harus ditambahkan dengan kondisi pada Gbr 3-6(c).

c. Gaya Balok (anggota)

Selanjutnya reaksi-reaksi ujung balok (gaya lintang dan momen) dapat dihitung dengan
menambahkan matriks q0 pada matriks persamaan (3-2) jika ada muatan antara, sehingga
akan didapat:

q = kd + q0 (3-8)

8. PROSEDUR ANALISIS

Model Analitis

 Tentukan elemen hingga. Cara menentukan dengan memilih segmen-segmen yang


memiliki penampang melintang yang sama, dibatasi oleh gaya-gaya (reaksi =
perletakan), percabangan gelagar.
 Tentukan ujung dekat dan ujung jauh dengan menempatkan panah dengan ujung
mengarah ke ujung jauh.
 Beri indeks untuk semua dof yang ada dimulai dari 1,2, dst dari dof yang belum
diketahui
 Dari matriks yang didapat tentukan perpindahan yang diketahui Dk dan gaya luar
yang diketahui Qk.

Matriks Kekakuan Struktur

 Tentukan matriks kekakuan elemen balok dalam koordinat global k.


 Susunlah semua matriks kekakuan elemen balok menjadi matriks kekakuan
struktur gelagar K.

Perpindahan dan Muatan

 Buatlah partisi (sekat) untuk memisahkan antara perpindahan yang belum


diketahui Du dengan reaksi perletakan yang belum diketahui Qu.
 Gaya dalam (gaya lintang dan momen) pada ujung-ujung elemen balok dapat
dihitung.

3-6
9. CONTOH SOAL

C3-1 Analisis balok berikut, Gbr C3-1 dengan Metode Matriks Kekakuan.

Penyelesaian:
3m 3t
a. Model Analitis 1 t/m

Pertama sekali dipilih A EI B EI C


model analitisnya
seperti pada Gbr C3- 6m 6m
1(b) dengan 2 buah (a)
elemen.

Kemudian dilakukan 6 4
pengkodean untuk 3
elemen (2 elemen), titik
nodal/simul (3 nodal), 3t
5 1
gaya reaksi ujung (ada 6 2
reaksi nodal).
1 2 2 3
1
b. Beban Nodal
Ekivalen
(b)
Selanjutnya dihitung
beban nodal ekivalen
seperti pada Gbr C3-
3t 3t 1,5 t 1,5 t
1(c). Sesuai dengan
teori, maka beban antara 3t
pada setiap elemen
dapat diganti dengan
beban nodal pada ujung- 1 2
ujung elemen yang
diasumsikan ujung- 3 t-m 3 t-m 2,25 t-m 2,25 t-m
ujung tersebut terjepit.
Dengan demikian, maka (c)
beban ekivalen = minus
momen primer dan Gbr C3-1
minus reaksi pada
ujung-ujung elemen balok.

Pada elemen 1:
1  62 1  62 1 6 1 6
q5    3 ; q1   3; q6    3 ; q4    3
12 12 2 2

Pada elemen 2:
36 3 6 3 3
q1    2,25 ; q2   2,25 ; q4    1,5 ; q3    1,5
8 8 2 2

3-7
c. Matriks Kekakuan Elemen

Sekarang kita akan menghitung kekakuan setiap elemen dengan rumus umumnya:

12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼


⎡ − ⎤
⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥
6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 12 6𝐿 −12 6𝐿
⎢ − ⎥
𝐤= ⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥ = 𝐸𝐼 6𝐿 4𝐿 −6𝐿 2𝐿
⎢− 12𝐸𝐼 −
6𝐸𝐼 12𝐸𝐼

6𝐸𝐼 ⎥ 𝐿 −12 −6𝐿 12 −6𝐿
⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥ 6𝐿 2𝐿 −6𝐿 4𝐿
⎢ 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 ⎥
⎣ 𝐿 −
𝐿 𝐿 𝐿 ⎦

Kekakuan elemen (segmen balok) 1


6 5 4 1
12 6×6 −12 6×6 1 3 −1 3 6
𝐸𝐼 6 × 6 4×6 −6 × 6 2×6 𝐸𝐼 3 12 −3 6 5
𝐤𝟏 = =
6 −12 −6 × 6 12 −6 × 6 18 −1 −3 1 −3 4
6×6 2×6 −6 × 6 4×6 3 6 −3 12 1

Kekakuan elemen (segmen balok) 2


4 1 3 2
1 3 −1 3 4
𝐸𝐼 3 12 −3 6 1
𝐤 =
18 −1 −3 1 −3 3
3 6 −3 12 2

d. Matriks Kekakuan Balok (Global)

Matriks kekakuan global didapat dengan menjumlahkan semua elemen yang sama pada semua elemen
matriks kekakuan lokal (elemen balok). Hasilnya adalah:

1 2 3 4 5 6
24 6 −3 0 6 3 1
⎡6 12 −3 3 0 0 ⎤2
𝐸𝐼 ⎢−3 −3 1 −1 0

0 ⎥3
𝐊= ⎢
18 ⎢ 0 3 −1 2 −3 −1⎥ 4
⎢6 0 0 −3 12 3 ⎥5
⎣3 0 0 −1 3 1 ⎦6

e. Menghitung Perpindahan

Substitusi kedalam persamaan: Q = KD


 0, 75   24 6 3 0 6 3   D1 
 2, 25   6 12 3 3 0 0   D 
    2
 Q3  1, 5  EI  3 3 1 1 0 0   0 
    
Q4  4, 5  18  0 3 1 2 3 1  0 
 Q5  3   6 0 0 3 12 3   0 
    
 Q6  3   3 0 0 1 3 1   0 

Dari uraian teori maka sekarang kita dapat menghitung D1 dan D2.
 0, 75  1, 333 EI 0, 333 EI   D1 
   
 2, 25   0, 333EI 0, 667 EI   D2 

3-8
Setelah diselesaikan didapat:
0,75 0,333EI
2,25 0,667 EI 0,75  0,667 EI  2,25  0,333EI  0,25
D1     0,321 / EI
1,333EI 0,333EI 1,333EI  0,667 EI  0,333EI  0,333EI 0,778 EI
0,333EI 0,667 EI
1,333EI 0,75
0,333EI 2,25 2,25  1,333EI  0,75  0,333EI 2,75
D2     3,536 / EI
1,333EI 0,333EI 1,333EI  0,667 EI  0,333EI  0,333EI 0,778 EI
0,333EI 0,667 EI
f. Menghitung Reaksi

Untuk mendapatkan reaksi Q kita ambil saja yang telah dipartisi yakni Q = K12D11:

𝑄 − 1,5 −3 −3 −0,536
𝑄 − 4,5 𝐸𝐼 0 3 −0,321/𝐸𝐼 0,589
= =
𝑄 −3 18 6 0 3,536/𝐸𝐼 −0,107
𝑄 −3 3 0 −0,054
𝑄 0,964
𝑄 5,089
=
𝑄 2,893
𝑄 2,947

g. Menghitung Reaksi Ujung Segmen Balok

Dipergunakan rumus: q = k’d + q0

Elemen (bagian balok) 1:


𝑞 1 3 −1 3 0 3 −0,054 3 2,946
𝑞 𝐸𝐼 3 12 −3 6 0 3 −0,107 3 2,893
𝑞 = 18 −1 −3 1 −3 0
+
3
=
0,054
+
3
=
3,054
𝑞 3 6 −3 12 −0,321/𝐸𝐼 −3 −0,214 −3 −3

Perhatikan bahwa karena sumbu lokal berimpit dengan sumbu global, maka d = D (d1=D1)

3,215 3t
0

1 3,214 2
2,893

2,946 3,054 2,036 0,964


Gbr C3-2 Gbr C3-3

Elemen (bagian balok) 2:

𝑞 1 3 −1 3 0 1,5 0,536 1,5 2,036


𝑞 𝐸𝐼 3 12 −3 6 −0,321/𝐸𝐼 2,25 0,965 2,25 3,215
𝑞 = + = + =
18 −1 −3 1 −3 0 1,5 −0,536 1,5 0,964
𝑞 3 6 −3 12 3,536/𝐸𝐼 −2,25 2,25 −2,25 0

Analisis selanjutnya dengan menggambarkan diagram gaya dalam dan garis elastis.

3-9
C3-2 Analisis contoh C3-1 dengan mengambil elemen-elemen balok seperti pada Gbr
C3-4(b).
a. Model Analitis

Pertama sekali dipilih model analitisnya seperti pada Gbr C3-4(b) dengan 3 buah elemen.

Kemudian dilakukan pengkodean untuk elemen (3 elemen), titik nodal/simpul (4 nodal), gaya reaksi ujung
(ada 8 reaksi nodal).

b. Beban Nodal Ekivalen

Selanjutnya dihitung beban nodal ekivalen dengan cara yang telah diuraikan pada contoh C4-1 yang hasilnya
dapat dilihat pada Gbr C4-4(c).

c. Matriks Kekakuan 3m 3t
Elemen 1 t/m

Sekarang kita akan A EI B EI C


menghitung kekakuan
setiap elemen.
6m 6m
(a)

7 6
2 5

8 1 3
4

1 1 2 2 3 3 4

(b)

3t 3t 3t

1 2 3 3 4
3 t-m 3 t-m

(c)

Gbr C3-4

Kekakuan elemen (segmen balok) 1


7 8 6 1
12 6×6 −12 6×6 0,056 0,167 −0,056 0,167 7
𝐸𝐼 6 × 6 4×6 −6 × 6 2×6 0,167 0,667 −0,167 0,333 8
𝐤𝟏 = = 𝐸𝐼
6 −12 −6 × 6 12 −6 × 6 −0,056 −0,167 0,056 −0,167 6
6×6 2×6 −6 × 6 4×6 0,167 0,333 −0,167 0,667 1

3-10
Kekakuan elemen (segmen balok) 2
6 1 2 3
12 6×3 −12 6×3 0,444 0,667 −0,444 0,667 6
𝐸𝐼 6 × 3 4×3 −6 × 3 2×3 0,667 11,333 −0,667 0,667 1
𝐤𝟐 = = 𝐸𝐼
3 −12 −6 × 3 12 −6 × 3 −0,444 −0,667 0,444 −0,667 2
6×3 2×3 −6 × 3 4×3 0,667 0,667 −0,667 1,333 3

Kekakuan elemen (segmen balok) 3


2 3 5 4
12 6×3 −12 6×3 0,444 0,667 −0,444 0,667 2
𝐸𝐼 6 × 3 4×3 −6 × 3 2×3 0,667 11,333 −0,667 0,667 3
𝐤𝟑 = = 𝐸𝐼
3 −12 −6 × 3 12 −6 × 3 −0,444 −0,667 0,444 −0,667 5
6×3 2×3 −6 × 3 4×3 0,667 0,667 −0,667 1,333 4

d. Matriks Kekakuan Balok (Global)

Matriks kekakuan global didapat dengan menjumlahkan semua elemen yang sama pada semua elemen
matriks kekakuan lokal (elemen balok). Hasilnya adalah:

1 2 3 4 5 6 7 8
2 −0,667 0,667 0 0 0,5 0,167 0,333 1
⎡−0,667 0,888 0 0,667 −0,444 −0,444 0 0 ⎤2
⎢ 0,667 0 2,667 0,667 −0,667 0,667 0 0 ⎥3
⎢ ⎥
0 0,667 0,667 1,333 −0,667 0 0 0 ⎥4
𝐾 = 𝐸𝐼 ⎢
⎢ 0 −0,444 −0,667 −0,667 0,444 0 0 0 ⎥5
⎢ 0,5 −0,444 0,667 0 0 0,5 −0,056 −0,167⎥ 6
⎢ 0,167 0 0 0 0 −0,056 0,056 0,167 ⎥ 7
⎣ 0,333 0 0 0 0 −0,167 0,167 0,667 ⎦ 8

e. Menghitung Perpindahan

Substitusi kedalam persamaan: Q = KD

 3   2 0, 667 0, 667 0 0 0, 5 0,167 0, 333   D1 


 3   0, 667 0, 888 0 0, 667 0, 444 0, 444 0 0
 D 
    2
 0   0, 667 0 2, 667 0, 667 0, 667 0, 667 0 0   D3 
    
 0   0 0, 667 0, 667 1, 333 0, 667 0 0 0   D4 
   EI   
 Q5  0 0, 444 0, 667 0, 667 0, 444 0 0 0  0 
 
Q6  3  0, 5 0, 444 0, 667 0 0 0, 5 0, 056 0,167   0 
   0,167  
Q7  3 0 0 0 0 0, 056 0, 056 0,167   0 
 
Q  3   0 
 8   0, 333 0 0 0 0 0,167 0,167 0, 667 

Dari uraian teori maka sekarang kita dapat menghitung D1, D2, D3 dan D4. dengan persamaan yang telah
disekat (partisi): Qk = K11Du.

3 2 −0,667 0,667 0 𝐷
−3 −0,667 0,888 0 0,667 𝐷
= 𝐸𝐼
0 0,667 0 2,667 0,667 𝐷
0 0 0,667 0,667 1,333 𝐷

3-11
Setelah diselesaikan didapat:
𝐷 −0,331
𝐷 1 −6,297
=
𝐷 𝐸𝐼 −0,806
𝐷 3,554

Terlihat terdapat perbedaan antara cara I (D1 = - 0,321/EI; D2 = 3,536/EI) dan cara II (D1 = - 0,331/EI;
D4 = 3,554/EI) akibat pembulatan dalam proses perhitungan (D2 pada cara I = D4 pada cara II).

f. Menghitung Reaksi

Untuk mendapatkan reaksi Qu kita ambil saja yang telah dipartisi yakni Qu = K12D11:

𝑄 0 −0,444 −0,167 −0,67 −0,331 0,963


𝑄 −3 0,5 −0,444 0,667 0 1 −6,297 2,092
= 𝐸𝐼 =
𝑄 −3 0,167 0 0 0 𝐸𝐼 −0,896 −0,055
𝑄 −3 0,333 0 0 0 3,554 −0,110

𝑄 0,963
𝑄 5,092
=
𝑄 2,945
𝑄 2,890

g. Menghitung Reaksi Ujung Segmen Balok

Perhitungan dilakukan dengan rumus: q = k’d + q0. Perhatikan bahwa karena sumbu lokal berimpit dengan
sumbu global, maka d = D (d1=D1).

Elemen (bagian balok) 1:

𝑞 0,056 0,167 −0,056 0,167 0 3 −0,055 3 2,945


𝑞 0,167 0,667 −0,167 0,333 0 3 −0,110 3 2,890
𝑞 = 𝐸𝐼 + = + =
−0,056 −0,167 0,056 −0,167 0 3 0,055 3 3,055
𝑞 0,167 0,333 −0,167 0,667 −0,331/𝐸𝐼 −3 −0,221 −3 −3,221

Freebody diagramnya dapat dilihat pada Gbr C3-5.

1 3,221
2,890

2,945 3,055
Gbr C3-5
Elemen (bagian balok) 2:

𝑞 0,444 0,667 −0,444 0,667 0 0 2,037


𝑞 0,667 11,333 −0,667 0,667 −0,331/𝐸𝐼 0 3,221
𝑞 = 𝐸𝐼 + =
−0,444 −0,667 0,444 −0,667 −6,297/𝐸𝐼 0 −2,037
𝑞 0,667 0,667 −0,667 1,333 −0,806/𝐸𝐼 0 2,905

3-12
Freebody diagramnya dapat dilihat pada Gbr C3-6.

3,221 2,904
2,905 0

2 3

2,037 2,037 0,963 0,963

Gbr C3-6 Gbr C3-7

Elemen (bagian balok) 3:

𝑞 0,444 0,667 −0,444 0,667 −6,297/𝐸𝐼 0 −0,963


𝑞 0,667 11,333 −0,667 0,667 −0,806/𝐸𝐼 0 −2,904
𝑞 = 𝐸𝐼 + =
−0,444 −0,667 0,444 −0,667 0 0 0,963
𝑞 0,667 0,667 −0,667 1,333 3,554/𝐸𝐼 0 0

Freebody diagramnya dapat dilihat pada Gbr C3-7.

Terdapat selisih dengan contoh C3-1 karena adanya pembulatan-pembulatan dalam proses perhitungan
khususnya angka-angka kekakuan elemen balok. Diagram gaya lintang, momen serta garis elastis sudah
pernah dibuat untuk soal yang sama.

C3-3 Analisis balok menerus pada Gbr C3-8 dengan Metode Kekakuan secara matriks.
5m
3m 10 t 10 t
1 t/m
A D
EI 2EI EI
10 m B 10 m C 10 m

(a) Balok dan Pembebanan


7
4 5 6
2 3 8
1
1 1 2 2 3 3 4

(b) Model Analitis

5
7,84 2,16 5 5 5

14,7 1 6,3 8,333 2 8,333 12,5 3 12,5


1 2 3 4

(c) Beban Nodal Ekivalen

Gbr C3-8

3-13
Penyelesaian:

a. Model Analitis

Pertama sekali dipilih model analitisnya seperti pada Gbr C3-8(b) dengan 3 buah elemen. Kemudian
dilakukan pengkodean untuk elemen (3 elemen), titik nodal/simpul (4 nodal), gaya reaksi ujung (ada 8 reaksi
nodal).

b. Beban Nodal Ekivalen

Selanjutnya dihitung beban nodal ekivalen seperti pada Gbr C3-8(c). Beban nodal ekivalen adalah aksi pada
ujung-ujung elemen akibat beban antara jika kedua ujungnya dijepit (adalah negatif dari reaksi ujung-ujung
elemen terhadap beban antara jika kedua ujungnya dijepit – momen primer dan reaksinya). Dalam contoh
ini, maka:
Pada elemen 1:
10  3  7 2
q1    14,7
102
10  7  32
q2   6,3
10 2
10  7 14,7  6,3
q4     7,84
10 10
10  3 14,7  6,3
q5     2,16
10 10
Pada elemen 2:
1  102
q2    8,333
12
1  102
q3   8,333
12
1  10
q5    5
2
1  10
q6    5
2
Pada elemen 3:
10  10
q3    12,5
8
10  10
q8   12,5
8
10
q6    5
2
10
q7    5
2

c. Matriks Kekakuan Elemen

Sekarang kita akan menghitung kekakuan setiap elemen.


Kekakuan elemen (segmen balok) 1
4 1 5 2
12 6 × 10 −12 6 × 10 0,012 0,060 −0,012 0,060 4
𝐸𝐼 6 × 10 4 × 10 −6 × 10 2 × 10 0,060 0,400 −0,060 0,200 1
𝐤𝟏 = = 𝐸𝐼
10 −12 −6 × 10 12 −6 × 10 −0,012 −0,060 0,012 −0,060 5
6 × 10 2 × 10 −6 × 10 4 × 10 0,060 0,200 −0,060 0,400 2

3-14
Kekakuan elemen (segmen balok) 2
5 2 6 3
12 6 × 10 −12 6 × 10 0,024 0,120 −0,024 0,120 5
2𝐸𝐼 6 × 10 4 × 10 −6 × 10 2 × 10 0,120 0,800 −0,120 0,400 2
𝐤𝟐 = = 𝐸𝐼
10 −12 −6 × 10 12 −6 × 10 −0,024 −0,120 0,024 −0,120 6
6 × 10 2 × 10 −6 × 10 4 × 10 0,120 0,400 −0,120 0,800 3

Kekakuan elemen (segmen balok) 3


6 3 7 8
12 6 × 10 −12 6 × 10 0,012 0,060 −0,012 0,060 6
𝐸𝐼 6 × 10 4 × 10 −6 × 10 2 × 10 0,060 0,400 −0,060 0,200 3
𝐤𝟑 = = 𝐸𝐼
10 −12 −6 × 10 12 −6 × 10 −0,012 −0,060 0,012 −0,060 7
6 × 10 2 × 10 −6 × 10 4 × 10 0,060 0,200 −0,060 0,400 8

d. Matriks Kekakuan Balok (Global)

Matriks kekakuan global didapat dengan menjumlahkan semua elemen yang sama pada semua elemen
matriks kekakuan lokal (elemen balok). Hasilnya adalah:

1 2 3 4 5 6 7 8
0,400 0,200 0 0,060 −0,060 0 0 0 1
⎡ 0,200 1,200 0,400 0,060 0,060 −0,120 0 0 ⎤2
⎢ 0 0,400 1,200 0 0,120 −0,060 −0,060 0,200 ⎥ 3
⎢ ⎥
0,060 0,060 0 0,012 −0,012 0 0 0 ⎥4
𝐊 = 𝐸𝐼 ⎢
⎢ −0,060 0,060 0,120 −0,012 0,036 −0,024 0 0 ⎥5
⎢ 0 −0,120 −0,060 0 −0,024 0,036 −0,012 0,060 ⎥ 6
⎢ 0 0 −0,060 0 0 −0,012 0,012 −0,060⎥ 7
⎣ 0 0 0,2 0 0 0,060 −0,060 0,400 ⎦ 8

e. Menghitung Perpindahan

Substitusi kedalam persamaan: Q = KD

 14, 7   0, 400 0, 200 0 0, 060 0, 060 0 0 0   D1 


 2, 033   0, 200 1, 200 0, 400 0, 060 0, 060 0, 012 0 0
 D 
    2
 4,167   0 0, 400 1, 200 0 0, 012 0, 060 0, 060 0, 200   D3 
    
Q4  7, 84   0, 060 0, 060 0 0, 012 0, 012 0 0 0  0 
   EI   
 Q5  7,16  0, 060 0, 060 0,120 0, 012 0, 036 0, 024 0 0  0 
 
 Q6  10   0 0, 012 0, 060 0 0, 024 0, 036 0, 012 0, 060   0 
   0  
 Q7  5  0 0, 060 0 0 0, 012 0, 012 0, 060   0 
 
 Q  12, 5    0 
 8   0 0 0, 200 0 0 0, 060 0, 060 0, 400 

Dari uraian teori maka sekarang kita dapat menghitung D1, D2, D3 dengan persamaan yang telah disekat
(partisi): Qk = K11Du.

−14,7 0,400 0,200 0 𝐷


−2,033 = 𝐸𝐼 0,200 1,200 0,400 𝐷
−4,167 0 0,400 1,200 𝐷

Setelah diselesaikan didapat:

𝐷 1 −40,219
𝐷 = 6,937
𝐷 𝐸𝐼 −5,785

3-15
f. Menghitung Reaksi Perletakan

𝑄 − 7,84 0,060 0,060 0 −1,997


⎧𝑄 − 7,16⎫ ⎡−0,060 ⎧ 2,135 ⎫
⎪ ⎪ 0,060 0,120 ⎤ 1 −40,219/𝐸𝐼 ⎪ ⎪
⎢ ⎥
𝑄 − 10 = 𝐸𝐼 ⎢ 0 −0,012 −0,060⎥ 6,937/𝐸𝐼 = −0,485
⎨ 𝑄 −5 ⎬ 𝐸𝐼 ⎨ 0,347 ⎬
⎪ ⎪ ⎢ 0 0 −0,060⎥ −5,785/𝐸𝐼 ⎪ ⎪
⎩𝑄 + 12,5⎭ ⎣ 0 0 0,200 ⎦ ⎩−1,157⎭

𝑄 5,843
⎧𝑄 ⎫ ⎧ ⎫
⎪ ⎪ ⎪ 9,295 ⎪
𝑄 = 9,515
⎨𝑄 ⎬ ⎨ 5,347 ⎬
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎩𝑄 ⎭ ⎩−13,657⎭

g. Menghitung Reaksi Ujung Segmen Balok

Perhitungan dilakukan dengan rumus: q = k’d + q0. Perhatikan bahwa karena sumbu lokal berimpit dengan
sumbu global, maka d = D (d1=D1).

Elemen (bagian balok) 1, Gbr C3-9(a):

𝑞 0,012 0,060 −0,012 0,060 0 7,84 5,843


𝑞 0,060 0,400 −0,060 0,200 −40,219/𝐸𝐼 14,7 0
𝑞 = 𝐸𝐼 + =
−0,012 −0,060 0,012 −0,060 0 2,16 4,157
𝑞 0,060 0,200 −0,060 0,400 6,937/𝐸𝐼 −6,3 −11,569

Elemen (bagian balok) 2, Gbr C3-9(b):


𝑞 0,024 0,120 −0,024 0,120 0 5 5,138
𝑞 0,120 0,800 −0,120 0,400 6,937/𝐸𝐼 8,333 11,569
𝑞 = 𝐸𝐼 −0,024 −0,120 0,024 −0,120 0
+
5
=
4,862
𝑞 0,120 0,400 −0,120 0,800 −5,785/𝐸𝐼 −8,333 −10,186

Elemen (bagian balok) 3, Gbr C3-9(c):

𝑞 0,012 0,060 −0,012 0,060 0 5 4,653


𝑞 0,060 0,400 −0,060 0,200 −5,785/𝐸𝐼 12,5 10,186
𝑞 = 𝐸𝐼 + =
−0,012 −0,060 0,012 −0,060 0 5 5,347
𝑞 0,060 0,200 −0,060 0,400 0 −12,5 −13,657

10 t 10 t
11,569 1 t/m 10,186
0 11,569 10,186 13,657
5,843

4,157

5,138

4,862

4,653

5,347

(a) (b) (c)

Gbr C3-9

3-16
C3-4 Analisis balok pada Gbr C3-10 dengan Metode Kekakuan secara Matriks.
q = 2 t/m
Penyelesaian: A B C

2EI EI
a. Model Analitis
Pertama sekali dipilih model analitisnya 7,5 m 6m
seperti pada Gbr C3-10(b) dengan 2 buah
elemen. (a) Pembebanan
Kemudian dilakukan pengkodean untuk
elemen (2 elemen), titik nodal/simpul (3 5 6
nodal), gaya reaksi ujung (ada 6 reaksi 4
nodal). 2 3
1
b. Beban Nodal Ekivalen 1 1 2 2 3

Selanjutnya dihitung beban nodal ekivalen


seperti pada Gbr C3-10(c). Beban nodal (b) Pengkodean
ekivalen adalah aksi pada ujung-ujung
elemen akibat beban antara jika kedua 6t 6t
ujungnya dijepit (adalah negatif dari
reaksi ujung-ujung elemen terhadap beban
antara jika kedua ujungnya dijepit –
momen primer dan reaksinya). 6 tm 6 tm
Pada elemen 1 tidak ada beban nodal (c) Beban Nodal Ekivalen
ekivalen.
Gbr C3-10
Pada elemen 2:
2  62 2  62 26 26
q2    6 ; q3   6 ; q5    6 ; q6    6
12 12 2 2

c. Matriks Kekakuan Elemen


Sekarang kita akan menghitung kekakuan setiap elemen.
4 1 5 2
12 6 × 7,5 −12 6 × 7,5 0,057 0,213 −0,057 0,213 4
2𝐸𝐼 6 × 7,5 4 × 7,5 −6 × 7,5 2 × 7,5 0,213 1,067 −0,213 0,533 1
𝐤𝟏 = = 𝐸𝐼
7,5 −12 −6 × 7,5 12 −6 × 7,5 −0,057 −0,213 0,057 −0,213 5
6 × 7,5 2 × 7,5 −6 × 7,5 4 × 7,5 0,213 0,533 −0,213 1,067 2

Kekakuan elemen (segmen balok) 2


5 2 6 3
12 6×6 −12 6×6 0,056 0,167 −0,056 0,167 5
𝐸𝐼 6 × 6 4×6 −6 × 6 2×6 0,167 0,667 −0,167 0,333 2
𝐤𝟐 = = 𝐸𝐼
6 −12 −6 × 6 12 −6 × 6 −0,056 −0,167 0,056 −0,167 6
6×6 2×6 −6 × 6 4×6 0,167 0,333 −0,167 0,667 3

3-17
d. Matriks Kekakuan Gelagar (Global)

Matriks kekakuan global didapat dengan menjumlahkan semua elemen yang sama pada semua elemen
matriks kekakuan lokal (elemen balok). Hasilnya adalah:

1 2 3 4 5 6
1,067 0,533 0 0,213 −0,213 0 1
⎡ 0,533 1,734 0,333 0,213 −0,046 −0,167⎤ 2
⎢ ⎥
0 0,333 0,667 0 0,167 −0,167⎥ 3
K = 𝐸𝐼 ⎢
⎢ 0,213 0,213 0 0,057 −0,057 0 ⎥4
⎢−0,213 −0,046 0,167 −0,057 0,113 −0,056⎥ 5
⎣ 0 −0,167 −0,167 0 −0,056 0,056 ⎦ 6

e. Menghitung Perpindahan

Substitusi kedalam persamaan: Q = KD


 0   1, 067 0, 533 0 0, 213 0, 213 0   D1 
 6   0, 533 1, 734 0, 333 0, 213 0, 046 0,167
 D 
     2
 6   0 0, 333 0, 667 0 0,167 0,167   D3 
   EI   
 Q  4  0, 213 0, 213 0 0, 057 0, 057 0   0 
Q  6   0, 213 0, 046 0,167 0, 057 0,113 0, 056   0 
     
5

Q  6 
6  0 0,167 0,167 0 0, 056 0, 056   0 

Dari uraian teori maka sekarang kita dapat menghitung D1, D2, D3 dengan persamaan yang telah disekat
(partisi): Qk = K11Du.

0 1,067 0,533 0 𝐷
−6 = 𝐸𝐼 0,533 1,734 0,333 𝐷
6 0 0,333 0,667 𝐷

Setelah diselesaikan didapat:


𝐷 1 3,453
𝐷 = −6,912
𝐷 𝐸𝐼 12,446

f. Menghitung Reaksi

Untuk mendapatkan reaksi Qu kita ambil saja yang telah dipartisi yakni Qu = K12D11:
𝑄 0,213 0,213 0 1 3,453 −0,737
𝑄 − 6 = 𝐸𝐼 −0,213 −0,046 0,167 −6,912 = 1,661
𝑄 −6 0 −0,167 −0,167 𝐸𝐼 12,446 −0,924

Sehingga didapat
𝑄 −0,737
𝑄 = 7,661
𝑄 5,076

g. Menghitung Reaksi Ujung Segmen Balok

Perhitungan dilakukan dgengan rumus: q = k’d + q0. Perhatikan bahwa karena sumbu lokal berimpit dengan
sumbu global, maka d = D (d1=D1).

3-18
Elemen (bagian balok) 1, Gbr C3-11(a):
𝑞 0,057 0,213 −0,057 0,213 0 −0,737
𝑞 0,213 1,067 −0,213 0,533 3,453/𝐸𝐼 0
𝑞 = 𝐸𝐼 −0,057 −0,213 0,057 −0,213 0
=
0,737
𝑞 0,213 0,533 −0,213 1,067 −6,912/𝐸𝐼 5,535

Elemen (bagian balok) 2, Gbr C3-11(b):

𝑞 0,056 0,167 −0,056 0,167 0 6,924


𝑞 0,167 0,667 −0,167 0,333 −6,912/𝐸𝐼 5,534
𝑞 = 𝐸𝐼 =
−0,056 −0,167 0,056 −0,167 0 5,076
𝑞 0,167 0,333 −0,167 0,667 −12,446/𝐸𝐼 0

5,534 2 t/m
0
0 1 2 0
5,535
0,737

0,737

6,924

5,076
(a) (b)

Gbr C3-11

3-19
3-20
BAB 4 - ANALISIS PORTAL DENGAN METODE KEKAKUAN

1. PENGANTAR

Konsep-konsep yang telah diuraikan untuk rangka batang dan gelagar akan dikembangkan
untuk digunakan juga pada portal.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan menguasai dan mampu menganalisis
portal bidang dengan cara matriks.

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan memahami dan menguasai:


 membuat model matematis dari portal bidang
 penentuan derajat kebebasan struktur
 menyusun matriks kekakuan elemen portal
 menyusun matriks transformasi
 menyusun matriks kekakuan struktur
 menyusun matriks pembebanan dan matriks perpindahan
 membuat sekat matriks untuk menghitung perpindahan dan reaksi perletakan
 menghitung matriks reaksi ujung-ujung elemen portal

4. MATRIKS KEKAKUAN BAGIAN PORTAL

Lihatlah suatu bagian dari portal


yang bersifat prismatis pada sistem qFz ' d Fz ' x’
koordinat lokal x’,y’,z’ pada Gbr 4- qFy ' d Fy ' y’
1. y’ qFx ' d Fx '
y’
Di sini terlihat bahwa bagian portal y’
memikul gaya normal qNx’, qFx’;
gaya lintang qNy’, qFy’; dan momen
qNy ' d Ny '
qNz’,qFz’. Dalam Gbr 4-1 semua Gbr 4-1
y’
gaya/reaksi digambar dalam arah
positif. qNx ' d Nx '
qNz ' d Nz '
y’
Selanjutnya akan dicari hubungan y’
antara perpindahan/rotasi dengan gaya-gaya ujung bagian portal tersebut. Dengan mengacu
kepada hasil-hasil yang telah didapat untuk rangka batang mau pun gelagar, maka akan
diperoleh hubungan sebagai berikut:

4-1
⎡ 0 0 − 0 0 ⎤
𝑞 ′ ⎢ 0 0 − ⎥ 𝑑 ′
⎧𝑞 ′
⎫ ⎢ ⎥ ⎧𝑑 ′⎪

⎪𝑞 ⎪ ⎢ 0 ⎥⎪⎪ ⎪
0 −

=⎢ ⎥ 𝑑 ′
.....................(4-1)
⎨𝑞 ′⎬ ⎢− 0 0 0 0 ⎥ ⎨𝑑 ′⎬
⎪𝑞 ′⎪ ⎢ ⎥⎪⎪𝑑 ′⎪

⎩𝑞 ′⎭ ⎢ 0 − − 0 − ⎥ ⎩𝑑
′⎭
⎢ ⎥
⎣ 0 0 − ⎦

atau dapat ditulis dalam bentuk yang lebih ringkas:

q = k’d ...........................................................................................................(4-2)

Matriks kekakuan anggota portal terdiri dari 36 angka/koefisien yang secara fisik adalah
muatan pada anggota portal akibat satuan perpindahan tertentu.

5. MATRIKS TRANSFORMASI PERPINDAHAN DAN GAYA


y
Seperti halnya pada rangka batang,
x’
kita akan mentransformasikan gaya-
gaya dalam pada sistem koordinat
lokal x’,y’,z’ ke dalam sistem θy
koordinat global x,y,z. y’

Matriks Transformasi Perpindahan θx


dNx’=DNxcosθx
x
Lihat suatu bagian portal seperti pada DNx
Gbr 4-2. Pada Gbr 4-2(a) kita beri
perpindahan ujung dekat dalam arah x dNy’=DNxcosθy
koordinat global sejauh DNx yang (a)
mengakibatkan perpindahan pada
y
ujung dekat pada koordinat lokal
x’
sebesar:

dNy’= -DNxcos θx dan dNx’=DNxcos θy y’ θy


DNy
Pada Gbr 4-2(b) kita beri perpindahan
ujung dekat dalam arah y koordinat dNy’=DNycosθx θx
global sejauh DNy yang x
mengakibatkan perpindahan pada
ujung dekat pada koordinat lokal dNx’=DNycosθy
sebesar:
(b)
dNy’= DNycos θx dan dNx’=DNycos θy Gbr 4-2

Sedangkan perpindahan dalam arah z sumbu global berimpit dengan sumbu local z’ sehingga
tidak perlu ditransformasikan sehingga

dNz’ = DNz

4-2
Dengan cara yang sama jika dikerjakan perpindahan simpul jauh pada sistem koordinat
global DFx dan DFy, akan memberikan perpindahan pada koordinat local sebagai berikut:

dFy’= -DFxcos θx dan dFx’=DFxcos θy


dFy’= DFycos θx dan dFx’=DFycos θy
dFz’ = DFz

dengan menamakan x = cos θx dan y = cos θy dengan prinsip superposisi kita dapatkan:

𝑑 ′ 𝜆 𝜆 0 0 0 0 𝐷
⎧𝑑 ⎫ ⎡ ⎤⎧ ⎫
⎪ ′⎪ ⎢−𝜆 𝜆 0 0 0 0⎥ 𝐷
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
𝑑 ′ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 𝐷
=⎢ .............................................(4-3)
⎨𝑑 ′⎬ 0 0 0 𝜆 𝜆 0⎥ ⎨ 𝐷 ⎬
⎢ ⎥
⎪𝑑
⎪ ′⎪⎪ ⎢ 0 0 0 −𝜆 𝜆 0⎥ ⎪ 𝐷 ⎪
⎩𝑑 ′⎭ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 𝐷 ⎭

atau lebih ringkas ditulis

d = TD ...........................................................................................................(4-4)
y
Secara logika terlihat bahwa T
x’
mentransformasikan perpindahan D pada
koordinat global ke perpindahan d pada θy
sistem koordinat lokal sehingga T y’
dinamakan matriks transformasi
perpindahan. θx
QNx= qNx’cos
θx x
Matriks Transformasi Gaya
QNy=qNx’cos θy
qNx’
Jika dikerjakan setiap komponen gaya pada (a)
y
ujung dekat kita dapat menurunkan
bagaimana mentransformasikan komponen x’
muatan dari koordinat lokal ke koordinat
y’ θy
global.
qNy’
Pada Gbr 4-3(a) dikerjakan qNx’ pada sumbu
θx
lokal yang pada koordinat global,
x
komponennya adalah: QNx=qNy’cos θy
QNy=qNy’cos θx
QNx= qNx’cos θx (b)
QNy= qNx’cos θy Gbr 4-3

Demikian pula jika dikerjakan qNy’ pada sumbu lokal pada Gbr 4-3(b) maka komponennya
pada koordinat global adalah:

QNx= -qNy’cos θy
QNy= qNy’cos θx

Khusus untuk qNz’ karena sumbu z berimpit dengan sumbu z’ maka:

4-3
QNz = qNz’

Dengan cara yang sama untuk gaya ujung bagian portal qFx’, qFy’, dan qFz’ diperoleh:

QFx= qFx’cos θx
QFy= qFx’cos θy
QFx= -qFy’cos θy
QFy= qFy’cos θx
QFz = qFz’

Semua persamaan ini dihimpun dan disusun dalam bentuk matriks akan menghasilkan:

𝑄 𝜆 −𝜆 0 0 0 0 𝑞 ′
⎧𝑄 ⎫ ⎡ ⎤
⎢𝜆 𝜆 0 0 0 0⎥ ⎧𝑞 ′

⎪ ⎪ ⎪ ⎪
𝑄 ⎢0 0 1 0 0 0⎥ 𝑞 ′
=⎢ ..............................................(4-5)
⎨𝑄 ⎬ ⎢0 0 0 𝜆 −𝜆 0⎥ ⎨ 𝑞 ′⎬

⎪𝑄 ⎪ ⎢0 0 0 𝜆 𝜆 0⎥ ⎪ 𝑞 ′⎪
⎩𝑄 ⎭ ⎣0 ⎩𝑞 ′⎭
0 0 0 0 1⎦

atau lebih ringkas:

Q = TTq..........................................................................................................(4-6)

TT disini berfungsi untuk mentransformasikan gaya pada sistem koordinat lokal menjadi
gaya-gaya pada sistem koordinat global.

6. MATRIKS KEKAKUAN GLOBAL BAGIAN PORTAL

Untuk mencari matriks kekakuan bagian portal yang berkaitan dengan pembebanan global Q
yang mengalami perpindahan global D maka kita substitusikan persamaan (4-4) (d = TD ke
dalam persamaan (4-2), (q= k’d).

q = k’TD ........................................................................................................(4-7)

dengan substitusi persamaan (4-7) ke dalam persamaan (4-6) didapat:

Q = TTk’TD ...................................................................................................(4-8)

Q = kD

dengan:

k = TTk’T.......................................................................................................(4-9)

4-4
dengan substitusi nilai-nilai k’, T, TT didapat:
Nx Ny Nz Fx Fy Fz
⎡ 𝜆 + 𝜆 − 𝜆 𝜆 − 𝜆 − 𝜆 + 𝜆 − − 𝜆 𝜆 − 𝜆 ⎤𝑁
⎢ ⎥
− 𝜆 𝜆 𝜆 + 𝜆 𝜆 − − 𝜆 𝜆 − 𝜆 + 𝜆 𝜆 𝑁
⎢ ⎥
⎢ − 𝜆 𝜆 − 𝜆 − 𝜆 ⎥𝑁
k=⎢ ⎥
⎢− 𝜆 + 𝜆 − − 𝜆 𝜆 𝜆 𝜆 + 𝜆 − 𝜆 𝜆 𝜆 ⎥ 𝐹
⎢ ⎥
⎢ − − 𝜆 𝜆 − 𝜆 + 𝜆 − 𝜆 − 𝜆 𝜆 𝜆 + 𝜆 − 𝜆 ⎥
𝐹
⎢ ⎥ 𝐹
⎣ − 𝜆 𝜆 𝜆 − 𝜆 ⎦
..............................................................................................................................(4-1)

7. PENGGUNAAN METODE KEKAKUAN DALAM ANALISIS PORTAL

Dengan diperolehnya matriks kekakuan elemen-elemen, maka selanjutnya kita dapat


menyusun matriks kekakuan portal. Kemudian dengan menulis persamaan matriks kekakuan
akan dapat dihitung perpindahan-perpindahan pada simpul-simpul yang tidak dikekang
terhadap perpindahan. Akhirnya dengan substitusi kembali nilai perpindahan ini akan didapat
gaya-gaya reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam lainnya.

Langkah-langkah Penyelesaian

Langkah ini dapat digunakan untuk menyelesaikan portal statis tertentu mau pun statis
tertentu.

Model Analitis dari Portal

 Bagi/pisahkan struktur menjadi elemen-elemen sesuai pedoman yang telah disampaikan


untuk analisis balok/gelagar.
 Tetapkan sistem koordinat global x, y, z. Biasanya diambil salah satu simpul/nodal
sedemikian rupa sehingga koordinat semua nodal bernilai positif.
 Pada setiap titik nodal beri nomor untuk komponen x, y, z dof yang dimulai dari titik
nodal yang tidak dikekang (tidak diketahui perpindahannya)1 yang dilanjutkan dengan
nodal yang telah diketahui perpindahannya.
 Dari portal yang dibahas susunlah perpindahan yang telah diketahui Dk, dan gaya-gaya
yang telah diketahui Qk termasuk kebalikan (negatif) dari beban nodal ekivalen jika ada
muatan antara nodal tersebut dan ujung nodal lainnya.

Matriks Kekakuan Struktur (Portal)

 Carilah matriks kekakuan setiap elemen pada sistem koordinat global.


 Jumlahkan semua matriks kekakuan elemen tersebut menjadi matriks kekakuan struktur
K. Untuk mengecek kebenarannya dapat dilakukan dengan pengecekan apakah matriks
tersebut simetris terhadap diagonal..
1
Sebenarnya pemberian indeks dapat dilakukan tanpa mengikuti syarat ini dan baru akan ditata ulang pada
saatnya nanti. Misalnya dof dapat diberi indeks sesuai dengan nomor indeks titik simpulnya. Komponen
kebebasan horisontal pada suatu titik simpul i dapat diberi indeks (3i-2), komponen vertikalnya diberi indeks
(3i-1) dan komponen rotasinya diberi indeks 3i.

4-5
Mencari Perpindahan dan Reaksi Perletakan

Buat partisi matriks sesuai dengan cara pada analisis rangka batang dan gelagar. Hasilnya
adalah:
Q k   K11 K12  D u 
Q    K  
 u   21 K 22  D k 
Perpindahan yang belum diketahui dicari dengan persamaan pertama. Kemudian gaya/reaksi
dapat dihitung dengan persamaan kedua dengan substitusi nilai-nilai Du yang telah didapat.

Mencari Gaya-gaya Dalam pada ujung nodal

Gaya-gaya dalam pada ujung-ujung nodal dapat dihitung dengan rumus q = k’TD.

4-6
8. CONTOH SOAL

C4-1 Analisis portal berikut, Gbr C4-1 dengan Metode Matriks Kekakuan.

Penyelesaian: 2m 6m
1,5 t/m
a. Model Analitis

Pertama sekali dipilih model EI tetap untuk balok dan kolom.


analitisnya seperti pada Gbr C4-1(b) I=20000 cm4
dengan 2 buah elemen. Kemudian E=2.106 kg/cm2
dilakukan indeks untuk elemen (2

4,5 m
A=62,5 cm2
elemen), titik nodal/simpul (3 nodal), Jadi:
indeks untuk gaya reaksi/perpindahan EI=(2.106.10-3/10-4)(20000.10-8)=4000 t.m2
ujung (ada 9 reaksi nodal/perpindahan). EA=(2.106.10-3/10-4)(62,5.10-4)=125000 t
b. Beban Nodal Ekivalen
(a)
Selanjutnya dihitung beban nodal
ekivalen seperti pada Gbr C4-1(c).
Beban nodal ekivalen adalah aksi pada 2 6
ujung-ujung elemen akibat beban 3 1 4 5
antara jika kedua ujungnya dijepit
(adalah negatif dari reaksi ujung-ujung 2 1
elemen terhadap beban antara jika 3
kedua ujungnya dijepit – momen
primer dan reaksinya).
Akibat balok kantilever, bekerja pada
2
titik nodal 2, momen positif sebesar 3
t.m dan gaya vertical ke bawah sebesar
3 t. (b) Model Analitis
8
Pada elemen 1:
9 7
q11  0
1,5  6 1
q12    4,5
2
1,5  6 2 3 4,5
q13    4,5 4,5
12
1,5  6 2
q14   4,5 1
12 2
4,5
q51  0 3 4.5 3
1,5  6
q16    4,5
2
Pada elemen 2: 2
q12  0 (c) Beban titik ekivalen
q22 0
q32 0
q72 0
1
q82 0 Gbr C4-1
q92 0

4-7
c. Matriks Kekakuan Elemen

Sekarang kita akan menghitung kekakuan setiap elemen.


Bentuk umum dari matriks kekakuan elemen adalah:
⎡ 𝜆 + 𝜆 − 𝜆 𝜆 − 𝜆 − 𝜆 + 𝜆 − − 𝜆 𝜆 − 𝜆 ⎤
⎢ ⎥
⎢ − 𝜆 𝜆 𝜆 + 𝜆 𝜆 − − 𝜆 𝜆 − 𝜆 + 𝜆 𝜆 ⎥
⎢ − 𝜆 𝜆 − 𝜆 − 𝜆 ⎥
k=⎢ ⎥
⎢− 𝜆 + 𝜆 − − 𝜆 𝜆 𝜆 𝜆 + 𝜆 − 𝜆 𝜆 𝜆 ⎥
⎢ ⎥
⎢ − − 𝜆 𝜆 − 𝜆 + 𝜆 − 𝜆 − 𝜆 𝜆 𝜆 + 𝜆 − 𝜆 ⎥
⎢ ⎥
⎣ − 𝜆 𝜆 𝜆 − 𝜆 ⎦

Kekakuan elemen 1
60 0
x  1 y  0 EA=4000 EI=125000
6 6
EA 125000 12 EI 12.4000 6EI 6.4000
  20833   222   667
L 6 L3 63 L2 62
4 EI 4.4000 2 EI 2.4000
  2667   1333
L 6 L 6
1 2 3 5 6 4
20833 0 0 −20833 0 0 1
⎡ 0 222 667 0 −222 667 ⎤ 2
⎢ ⎥
0 667 2667 0 −667 1333 ⎥ 3
k =⎢
⎢−20833 0 0 20833 0 0 ⎥5
⎢ 0 −222 −667 0 222 −667⎥ 6
⎣ 0 667 1333 0 −667 2667 ⎦ 4

Kekakuan elemen 2
0 4,5
x  0 y  1 EA=4000 EI=125000
4,5 4,5
EA 125000 12 EI 12.4000 6EI 6.4000
  27778   527   1185
L 4,5 L3 4,53 L2 4,52
4 EI 4.4000 2 EI 2.4000
  3556   1778
L 4,5 L 4,5

7 8 9 1 2 3
527 0 −1185 −527 0 −1185 7
⎡ 0 27778 0 0 −27778 0 ⎤8
⎢ ⎥
0 0 3556 1185 0 1778 ⎥ 9
k =⎢
⎢−1185 0 1185 527 0 1185 ⎥ 1
⎢ −527 −27778 0 0 27778 0 ⎥2
⎣ 0 0 1778 1185 0 3556 ⎦ 3

4-8
d. Matriks Kekakuan Portal (Global)

Matriks kekakuan global didapat dengan menjumlahkan semua elemen yang sama pada semua elemen matriks
kekakuan lokal. Hasilnya adalah:

1 2 3 4 5 6 7 8 9
21360 0 1185 0 −20833 0 −527 0 1185 1
⎡ 0 28000 667 667 0 −222 0 −27778 0 ⎤2
⎢ ⎥
1185 667 6223 1333 0 −667 −1185 0 1778 3
⎢ ⎥
⎢ 0 667 1333 2667 0 −667 0 0 0 ⎥4
𝐾 = ⎢−20833 0 0 0 20833 0 0 0 0 ⎥5
⎢ 0 −222 −667 −667 0 222 0 0 0 ⎥6
⎢ −527 0 −1185 0 0 0 527 0 −1185⎥ 7
⎢ 0 −27778 0 0 0 0 0 27778 0 ⎥8
⎣ 1185 0 1778 0 0 0 −1185 0 3556 ⎦ 9

e. Reaksi dan Perpindahan (Global)

Q  0  7,5  1,5 4,5 Q5 Q6  4,5 Q7 Q8 Q9 T


D  D1 D2 D3 D4 0 0 0 0 0T

e. Menghitung Perpindahan

Substitusi kedalam persamaan: Q = KD

 0   21360 0 1185 0 20833 0 527 0 1185 D1 


 7,5   0 28000 667 667 0 222 0 27778 0 D2 
    
 1,5   1185 667 6223 1333 0 667 1185 0 1778 D3 
    
667
 4,5   0 667 1333 2667 0 0 0 0
D4 
 Q5   20833 0 0 0 20833 0 0 0 0  0 
Q  4,5  0 222 667 667 0 222 0 0

0  0 
 6    
 Q7   527 0 1185 0 0 0 527 0 1185  0 
 Q    
27778
 8   0 0 0 0 0 0 27778 0  0
 

 Q9   1185 0 1778 0 0 0 1185 0 3556  0 
Dari uraian teori maka sekarang kita dapat menghitung D1, D2, D3, D4 dengan persamaan yang telah disekat
(partisi): Qk = K11Du.

0 21360 0 1185 0 𝐷
−7,5 0 28000 667 667 𝐷
=
−1,5 1185 667 6223 1333 𝐷
4,5 0 667 1333 2667 𝐷

Setelah diselesaikan didapat:


𝐷 0,000037
𝐷 −0,000302
=
𝐷 −0,000664
𝐷 0,002095

4-9
f. Menghitung Reaksi Perletakan
𝑄 −20833 0 0 0 −0,768
⎧𝑄 − 4,5⎫ ⎡ 0,000037 ⎧ ⎫
⎪ ⎪ ⎢ 0 −222 −667 −667⎤ ⎪ −0,887⎪
⎥ −0,000302
𝑄 = ⎢ −527 0 −1185 0 ⎥ = 0,768
⎨ 𝑄 ⎬ ⎢ 0 −0,000664 ⎨ 8,387 ⎬
⎪ ⎪ −27778 0 0 ⎥ ⎪ ⎪
0,002095
⎩ 𝑄 ⎭ ⎣ 1185 0 1778 0 ⎦ ⎩−1,138⎭

𝑄 −0,768
⎧𝑄 ⎫ ⎧ ⎫
⎪ ⎪ ⎪ 3,613 ⎪
𝑄 = 0,768
⎨𝑄 ⎬ ⎨ 8,387 ⎬
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎩𝑄 ⎭ ⎩−1,138⎭

g. Menghitung Reaksi Ujung Segmen

Perhitungan dilakukan dengan rumus: q = k’d + q0. Perhatikan bahwa karena sumbu lokal tidak berimpit
dengan sumbu global sehingga d ≠ D dan dihitung dengan persamaan:
𝑑 ′ 𝜆 𝜆 0 0 0 0 𝐷
⎧𝑑 ⎫ ⎡ ⎤⎧ ⎫
⎪ ′ ⎪ ⎢ −𝜆 𝜆 0 0 0 0⎥ 𝐷
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
𝑑 ′ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 𝐷
=⎢
⎨𝑑 ′ ⎬ ⎢ 0 0 0 𝜆 𝜆 0⎥ ⎨ 𝐷 ⎬


⎪ 𝑑 ′⎪⎪ ⎢ 0 0 0 −𝜆 𝜆 0⎥ ⎪ 𝐷 ⎪
⎩𝑑 ′ ⎭ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 𝐷 ⎭

𝐸𝐴 𝐸𝐴
⎡ 0 0 − 0 0 ⎤
⎢ 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 0 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 ⎥
0 −
𝑞 ′ ⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥ ⎧𝑑 ′

⎧𝑞 ′
⎫ ⎢ 6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 ⎥ ⎪𝑑 ′⎪
⎪𝑞 ⎪ ⎢ 0 0 − ⎪ ⎪

=⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥ 𝑑 ′
⎥ 𝑑
⎨𝑞 ′⎬ 𝐸𝐴 𝐸𝐴
0 ⎥⎨
′⎬
⎪𝑞 ′⎪
⎢− 0 0 0
⎪𝑑 ′⎪
⎩𝑞 ⎢ 𝐿 𝐿 ⎥⎪ ⎪
′⎭ 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 ⎥ ⎩ 𝑑
⎢ 0 ′⎭
− − 0 −
⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 ⎥
⎣ 0 𝐿 𝐿
0 −
𝐿 𝐿 ⎦

Elemen 1:
20833 0 0 −20833 0 0
⎡ 0 222 667 0 −222 667 ⎤
⎢ ⎥
0 667 2667 0 −667 1333 ⎥
k =⎢
⎢−20833 0 0 20833 0 0 ⎥
⎢ 0 −222 −667 0 222 −667⎥
⎣ 0 667 1333 0 −667 2667 ⎦

𝑑 1 0 0 0 0 0 𝐷 0,000037
⎧𝑑 ⎫ ⎡0 ⎧ ⎫ ⎧−0,000302⎫
⎪ ⎪ 1 0 0 0 0⎤ ⎪𝐷 ⎪
⎢ ⎥ 𝐷 ⎪ ⎪
𝑑 0 0 1 0 0 0⎥ −0,000664
=⎢ =
⎨𝑑 ⎬ ⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎨𝐷 ⎬ ⎨ 0 ⎬
⎪𝑑 ⎪ ⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎪𝐷 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎩𝑑 ⎭ ⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩𝐷 ⎭ ⎩ 0,002095 ⎭

4-10
20833 0 0 −20833 0 0 0,000037 0,771
⎡ 0 222 667 0 −222 667 ⎤ ⎧−0,000302⎫ ⎧ 0,887 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 667 2667 0 −667 1333 ⎥ −0,000664 0,820
k𝑑=⎢ =
⎢−20833 0 0 20833 0 0 ⎥⎨ 0 ⎬ ⎨−0,771⎬
⎢ 0 −222 −667 0 222 −667⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪−0,887⎪
⎣ 0 667 1333 0 −667 2667 ⎦ ⎩ 0,002095 ⎭ ⎩ 4,501 ⎭
𝑞 0 0,771 0,771
⎧𝑞 ⎫ ⎧ 4,5 ⎫ ⎧ 0,887 ⎫ ⎧ 5,387 ⎫
⎪𝑞 ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪
4,5 0,820 5,320
=𝑞 +𝑘 𝑑 = + =
⎨𝑞 ⎬ ⎨ 0 ⎬ ⎨−0,771⎬ ⎨−0,771⎬
⎪𝑞 ⎪ ⎪ 4,5 ⎪ ⎪−0,887⎪ ⎪ 3,613 ⎪
⎩𝑞 ⎭ ⎩−4,5⎭ ⎩ 4,501 ⎭ ⎩ 0,001 ⎭

Elemen 2:
27778 0 0 −27778 0 0
⎡ 0 527 1185 0 −527 1185 ⎤
⎢ ⎥
0 1185 3556 0 −1185 1778 ⎥
k′ = ⎢
⎢−27778 0 0 27778 0 0 ⎥
⎢ 0 −527 −1185 0 527 −1185⎥
⎣ 0 1185 1778 0 −1185 3556 ⎦

𝑑 0 1 0 0 0 0 0 0
⎧𝑑 ⎫
⎪ ⎪
⎡−1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 0 ⎫
𝑑 ⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 1 0 0 0⎥ 0 0
=⎢ =
⎨𝑑 ⎬ ⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎨ 0,000037 ⎬ ⎨−0,000302⎬
⎪𝑑 ⎪ ⎢0 0 0 −1 0 0⎥ ⎪−0,000302⎪ ⎪−0,000037⎪
⎩𝑑 ⎭ ⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−0,000664⎭ ⎩−0,000664⎭

27778 0 0 −27778 0 0 0 8,389


⎡ 0 527 1185 0 −527 1185 ⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧−0,767⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 1185 3556 0 −1185 1778 ⎥ 0 −1,137
k𝑑=⎢ =
⎢−27778 0 0 27778 0 0 ⎥ ⎨−0,000302⎬ ⎨−8,839⎬
⎢ 0 −527 −1185 0 527 −1185⎥ ⎪−0,000037⎪ ⎪ 0,767 ⎪
⎣ 0 1185 1778 0 −1185 3556 ⎦ ⎩−0,000664⎭ ⎩−2,317⎭

Karena tidak ada muatan antara, maka:


𝑞 8,389
⎧𝑞 ⎫ ⎧−0,767⎫
⎪𝑞 ⎪ ⎪ ⎪
−1,137
=
⎨𝑞 ⎬ ⎨−8,839⎬
⎪𝑞 ⎪ ⎪ 0,767 ⎪
⎩𝑞 ⎭ ⎩−2,317⎭

Catatan: Karena ada pembulatan-pembulatan, maka terdapat error pada hasil perhitungan.

Diagram Freebody dapat dilihat pada Gbr C4-2.

Diagram Gaya Lintang, Momen, dan Gaya Normal dapat dilihat pada Gbr C4-3.

Garis elastis portal dapat dilihat pada Gbr C4-4.

4-11
3,000 5,387 3,613
-3,000 0
0,768 -0,768
-8,387 1
5,320
0,768

-2,320

-1,137
-0,768

8,387

Gbr C4-2

4-12
5,387

2,409

3,000 3,613

(a) Diagram Gaya Lintang

0,768

5,320

3,000
2,319

4,351

(b) Diagram Momen


1,138

-0,768

(c) Diagram Gaya Normal

-8,387
Gbr C4-3

4-13
0,000037 m
0,00032 m
0,000664 rad 0,002095 rad

Gbr C4-4

C4-2 Analisalah portal pada Gbr C4-5 ini dengan Metode Matriks Kekakuan!

L= 6m
h1 = 8 m
h2 = 5 m
H= 6t
q = 2 t/m
Untuk soal ini diambil:
EA berbanding lurus dengan EI
EI=100 tm2
EA=100EI

Gbr C4-5

Penyelesaian Versi 1 (Penomoran dof dimulai dari komponen perpindahan/gaya yang bebas)

a. Pembuatan Model Diskrit (Lihat Gbr C4-6) 2 5


1 4
Derajat kebebasan
3
2
Ambil semua titik-titik
titik pertemuan balok/kolom dan titik
titik-titik 6
perletakan sebagai nodal sehingga diperoleh:
 4 nodal dan 3
 3 elemen (segmen/member) 11
1 10
Dengan demikian, maka untuk portal bidang ini dengan setiap nodal 12
mempunyai 3 buah kebebasan (dof) sehingga ada 12 dof dan semua
perletakan-perletakan
perletakan dalam keadaan tidak bebas (jepit). Jadi jumlah
8
kebebasan yang akan dihitung adalah 6 buah.
7
9
Pemberian nama/notasi Gbr C4
C4-6

Pemberian nama untuk titik pertemuan


muan (nodal) dan batang dapat dilihat pada Gbr C4-6.
Data Geometri dan Dimensi Struktur

Tabel Data Geometri dan Dimensi Struktur


Panjang arah sin
Batang dari ke cos α EA EI EA/L 12EI/L3 6EI/L2 4EI/l
(m) (α) α
AB (NO 1) A B 8 90 1 0 20000 200 2500 4.6875 18.75 100
BC (NO 2) B C 6 0 0 1 30000 300 5000 16.66667 50 200
CD (NO 3) D C 5 90 1 0 10000 100 2000 9.6 24 80

b. Langkah-langkah Analisis

Sebelum melanjutkan, berikut ini langkah-langkah analisis yang akan dilakukan:


1) Menghitung matriks kekakuan elemen pada system koordinat lokal, [k’]
2) Menghitung matriks transformasi dari setiap elemen dari system koordinat local ke global, [T]
3) Menghitung matriks kekakuan elemen pada system koordinat global, [k]=[T] T[k’][T]
4) Penyusunan matriks kekakuan struktur, [K]
5) Pembuatan sekat (partisi) matriks kekakuan struktur untuk persiapan menghitung perpindahan
menjadi [K11], [K12], [K21], [K22]
6) Menghitung nilai negatif dari momen primer dan reaksinya [= -{q0}] untuk setiap elemen
kemudian dijumlahkan sesuai dengan nodalnya menjadi beban titik nodal {Q} yang dipartisi
menjadi {QK} dan {QU} – adalah beban nodal ekivalen.
7) Menghitung perpindahan nodal, {DU}=[K11]-1{QK}
8) Menghitung reaksi perletakan dari struktur, {QR}=[K21]{DU} dan kontrol keseimbangan
9) Menghitung gaya-gaya ujung pada setiap elemen – gaya dalam (pada system koordinat lokal),
{q}={q0}+[k’]{d}
10) Menghitung gaya-gaya ujung setiap elemen pada system koordinat global, {Q}=[T] T{q}
11) Menggambar diagram freebody dari setiap elemen sekaligus control keseimbangan pada setiap
titik pertemuan
12) Menggambar diagram gaya dalam (N, D, M)
13) Menggambar garis elastic dari struktur

c. Matriks Kekakuan dari setiap Elemen


Rumus umum:
𝐸𝐴 𝐸𝐴
⎡ 0 0 − 0 0 ⎤
⎢ 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 0 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 ⎥
0 −
⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 ⎥
⎢ 0 𝐿 𝐿
0 −
𝐿 𝐿 ⎥
[k′] = ⎢ ⎥
𝐸𝐴 𝐸𝐴
⎢− 0 0 0 0 ⎥
⎢ 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 0 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 ⎥
− − 0 −
⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 ⎥
⎣ 0 𝐿 𝐿
0 −
𝐿 𝐿 ⎦

4-15
Kekakuan Elemen pada Sumbu Lokal
Elemen 1
2500 0 0 −2500 0 0 7
⎡ 0 4.6875 18.75 0 −4.6875 18.75 ⎤ 8
⎢ ⎥
[𝑘 ′] = ⎢ 0 18.75 100 0 −18.75 50 ⎥ 9
⎢−2500 0 0 2500 0 0 ⎥1
⎢ 0 −4.6875 −18.75 0 4.6875 −18.75⎥ 2
⎣ 0 18.75 50 0 −18.75 100 ⎦ 3

Elemen 2
5000 0 0 −5000 0 0 1
⎡ 0 16.66667 50 0 −16.66667 50 ⎤ 2
⎢ ⎥
[𝑘 ′] = ⎢ 0 50 200 0 −50 100 ⎥ 3
⎢−5000 0 0 5000 0 0 ⎥4
⎢ 0 −16.66667 −50 0 16.66667 −50⎥ 5
⎣ 0 50 100 0 −50 200 ⎦ 6

Elemen 3
2000 0 0 −2000 0 0 10
⎡ 0 9.6 24 0 −9.6 24 ⎤ 11
⎢ ⎥
0 24 80 0 −2.4 40 ⎥ 12
[𝑘 ′] = ⎢
⎢−2000 0 0 2000 0 0 ⎥ 4
⎢ 0 −9.6 −24 0 9.6 −24⎥ 5
⎣ 0 24 40 0 −24 80 ⎦ 6

Kekakuan Elemen pada Sumbu Global (Struktur)


Karena system salib sumbu struktur (global) diambil sumbu x horizontal dan sumbu y vertical, maka arah dari
elemen 1 dan elemen 3 sumbu lokalnya tidak searah dengan sumbu global dan harus ditransformasikan.

Rumus kekakuan elemen pada sumbu global adalah:


[k]=[T]T[k’][T]

Dengan matriks transformasi:


cos 𝛼 sin 𝛼 0 0 0 0
⎡− sin 𝛼 cos 𝛼 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥
[𝑇] = ⎢
⎢ 0 0 0 cos 𝛼 sin 𝛼 0⎥
⎢ 0 0 0 − sin 𝛼 cos 𝛼 0⎥
⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

Matriks transformasi untuk elemen 1 dan 3 sama karena arahnya sama yakni 90˚.

0 1 0 0 0 0 1 10
⎡−1 0 0 0 0 0⎤ 2 11
⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ 3 12
[𝑇 ] = [𝑇 ] = ⎢
⎢0 0 0 0 1 0⎥ 4 7
⎢0 0 0 −1 0 0⎥ 5 8
⎣0 0 0 0 0 1⎦ 6 9

4-16
Matriks kekakuan elemen pada sumbu global menjadi:

Elemen 1
0 −1 0 0 0 0 2500 0 0 −2500 0 0 0 1 0 0 0 0
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎡ 0 4.6875 18.75 0 −4.6875 18.75 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ ⎢ 0 18.75 100 0 −18.75 50 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥
[𝑘 ] = ⎢
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎢−2500 0 0 2500 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎢ 0 −4.6875 −18.75 0 4.6875 −18.75⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎣ 0 18.75 50 0 −18.75 100 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

4.6875 0 −18.75 −4.6875 0 −18.75 7


⎡ 0 2500 0 0 −2500 0 ⎤8
⎢ ⎥
[𝑘 ] = ⎢ −18.75 0 100 18.75 0 50 ⎥ 9
⎢−4.6875 0 18.75 4.6875 0 18.75 ⎥ 1
⎢ 0 −2500 0 0 2500 0 ⎥2
⎣ −18.75 0 50 18.75 0 100 ⎦ 3

Elemen 2
5000 0 0 −5000 0 0 1
⎡ 0 16.66667 50 0 −16.66667 50 ⎤ 2
⎢ ⎥
[𝑘 ] = ⎢ 0 50 200 0 −50 100 ⎥ 3
⎢−5000 0 0 5000 0 0 ⎥4
⎢ 0 −16.66667 −50 0 16.66667 −50⎥ 5
⎣ 0 50 100 0 −50 200 ⎦ 6

Elemen 3
0 −1 0 0 0 0 2000 0 0 −2000 0 0 0 1 0 0 0 0
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎡ 0 9.6 24 0 −9.6 24 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ ⎢ 0 24 80 0 −2.4 40 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥
[𝑘 ] = ⎢
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎢−2000 0 0 2000 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎢ 0 −9.6 −24 0 9.6 −24⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎣ 0 24 40 0 −24 80 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

4-17
9.6 0 −24 −9.6 0 −24 10
⎡ 0 2000 0 0 −2000 0 ⎤ 11
⎢ ⎥
⎢ −24 0 80 24 0 40 ⎥ 12
[𝑘 ] =
⎢−9.6 0 24 9.6 0 24 ⎥ 4
⎢ 0 −2000 0 0 2000 0 ⎥ 5
⎣ −24 0 40 24 0 80 ⎦ 6

d. Penyusunan matriks kekakuan struktur, [K]

Setelah dihimpun semua matriks kekakuan elemen menjadi matriks kekakuan struktur didapat suatu matriks berordo 12 x 12.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5004.688 0 18.75 −5000 0 0 | −4.6875 0 18.75 0 0 0
⎡ ⎤ 1
0 2516.667 50 0 −16.667 50 | 0 −2500 0 0 0 0
⎢ ⎥ 2
⎢ 18.75 50 300 0 −50 100 | −18.75 0 50 0 0 0 ⎥ 3
⎢ −5000 0 0 5009.6 0 24 | 0 0 0 −9.6 0 24 ⎥ 4
⎢ 0 −16.667 −50 0 2016.667 −50 | 0 0 0 0 −2000 0 ⎥ 5
⎢ 0 50 100 24 −50 280 | 0 0 0 −24 0 40 ⎥ 6
[𝐾] = ⎢ − − − −−− −−− −−− −−− −−− | −−− − − − − − − − − − − − − − − −⎥
⎢ −4.6875 0 −18.75 0 0 0 | 4.6875 0 −18.75 0 0 0 ⎥ 7
⎢ 0 −2500 0 0 0 0 | 0 2500 0 0 0 0 ⎥ 8
⎢ ⎥
⎢ 18.75 0 50 0 0 0 | −18.75 0 100 0 0 0 ⎥ 9
⎢ 0 0 0 −9.6 0 −24 | 0 0 0 9.6 0 −24 ⎥ 10
⎢ 0 0 0 0 −2000 0 | 0 0 0 0 2000 0 ⎥ 11
⎣ 0 0 0 0 0 40 | 0 0 0 −24 0 80 ⎦ 12

4-18
e. Menghitung momen primer dan reaksinya serta beban titik nodal {{Q}} yang dipartisi menjadi {Q
{ K} dan
{QU}

Yang ada beban antara adalah pada elemen batang 1 dan 2


sehingga perlu dihitung momen dan reaksi primernya yang
akan digunakan dalam menghitung beban nodal ekivalen
dan akhirnya beban nodal.

Momen Primer dan Reaksinya

Lihat Gbr C4-5 dan C4-6.


8 16
6× ×
𝑀 = 3 3 = 7,111 𝑡𝑚
8
× ×
𝑀 =− = −3,556 𝑡𝑚 Gbr C4-5
C4
×( ) ( , , )
𝐻 =− − = −4,,444 t

×( ) ( , , )
𝐻 =− + = −1,556
556 t
2×6
𝑀 = = 6 tm
12
𝑀 = −𝑀 = −6 tm
×
𝑉 =𝑉 = = 6t
Beban Nodal adalah jumlah beban di titik nodal yang terdiri 2 5
dari beban pada titik dan beban ekivalen. Beban ekivalen 1 4
adalah nilai negative dari momen/reaksi primer (balok pada 3
kondisi jepit-jepit – tanpa kebebasan/terkekang). 2
6

Q7 = 4,444 t
3
Q8 = 0
Q9 =-7.111 tm 11
1 10
Q1 = 1.556 t
Q2 = -6 t 12
Q3 = -2.444 tm
Q4 = 0 t 8
Q5 = -6 t
7
Q6 = 6 tm 9
Q10 = 0 t Gbr C4-6
6
Q11 = 0 t
Q12 = 0 tm

4-19
Untuk dapat dimasukkan ke dalam persamaan, maka matriks beban nodal juga harus dipartisi agar indeksnya
sesuai dengan kekakuan strukturnya.

𝑄 1,556
⎧ 𝑄 ⎫ ⎧ −6 ⎫
⎪ ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪−2,444⎪
⎪ ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ −6 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 6 ⎪
−− = −−−
⎨ 𝑄 ⎬ ⎨ 4,444 ⎬
⎪𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪−7,111⎪
⎪𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎩𝑄 ⎭ ⎩ 0 ⎭

f. Menghitung perpindahan nodal, {DU}=[K11]-1{QK}

Bentuk umum persamaan gaya-perpindahan adalah:


𝑄 𝐾 | 𝐾 𝐷
−− = −− | −− −−
𝑄 𝐾 | 𝐾 𝐷

4-20
Pada kasus ini:

1,556 5004.688 0 18.75 −5000 0 0 | −4.6875 0 18.75 0 0 0 𝐷


⎧ −6 ⎫ ⎡ 0 2516.667 50 0 −16.667 50 | 0 −2500 0 0 0

0 ⎧ 𝐷 ⎫
⎪ −2,444 ⎪ ⎢ ⎥⎪
⎪ ⎪ ⎢
18.75 50 300 0 −50 100 | −18.75 0 50 0 0 0 ⎥ 𝐷 ⎪
⎪ 0 ⎪ ⎢ −5000 0 0 5009.6 0 24 | 0 0 0 −9.6 0 24 ⎥ ⎪
⎪ 𝐷 ⎪

⎪ −6 ⎪ ⎢ 0 −16.667 −50 0 2016.667 −50 | 0 0 0 0 −2000 0 ⎥⎪ 𝐷 ⎪
⎪ 6 ⎪ ⎢ 0 50 100 24 −50 280 | 0 0 0 −24 0 40 ⎥ ⎪ 𝐷 ⎪
−−−−− = ⎢−−−− −−−− −−− −−− −−−− −− | −−−− −−− −−− −− −−− − −⎥ − − −
⎨𝑅 + 4,444⎬ ⎢ −4.6875 0 −18.75 0 0 0 | 4.6875 0 −18.75 0 0 0 ⎥⎨ 0 ⎬
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 0 −2500 0 0 0 0 | 0 2500 0 0 0 0 ⎥⎪ 0 ⎪

𝑅 − 7,111
⎪ ⎢ ⎥⎪ ⎪
⎪ ⎪ ⎢ 18.75 0 50 0 0 0 | −18.75 0 100 0 0 0 ⎥⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 0 0 0 −9.6 0 −24 | 0 0 0 9.6 0 −24⎥ ⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 −2000 0 | 0 0 0 0 2000 0 ⎥⎪ 0 ⎪
⎩ 𝑅 ⎭ ⎣ 0 0 0 0 0 40 | 0 0 0 −24 0 80 ⎦ ⎩ 0 ⎭

Sehingga:
5004.688 0 18.75 −5000 0 0 𝐷 1,556
⎡ ⎧ ⎫
0 2516.667 50 0 −16.667 50 ⎤ ⎪𝐷 ⎪
⎧ −6 ⎫
⎢ ⎥ ⎪ ⎪
⎢ 18.75 50 300 0 −50 100 ⎥ 𝐷
= −2,444
⎢ −5000 0 0 5009.6 0 24 ⎥ ⎨𝐷 ⎬ ⎨ 0 ⎬
⎢ 0 −16.667 −50 0 2016.667 −50⎥ ⎪𝐷 ⎪ ⎪ −6 ⎪
⎣ 0 50 100 24 −50 280 ⎦ ⎩𝐷 ⎭ ⎩ 6 ⎭

Perpindahannya adalah:
𝐷 5004.688 0 18.75 −5000 0 0 1,556 0.10338
⎧𝐷 ⎫ ⎡
⎪ ⎪ 0 2516.667 50 0 −16.667 50 ⎤ ⎧ −6 ⎫ ⎧−0.00238⎫
⎢ ⎥ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪
𝐷 18.75 50 300 0 −50 100 ⎥ −2,444 −0.02143
=⎢ =
⎨𝐷 ⎬ ⎢ −5000 0 0 5009.6 0 24 ⎥ ⎨ 0 ⎬ ⎨ 0.103085 ⎬
⎪𝐷 ⎪ ⎢ 0 −16.667 −50 0 2016.667 −50⎥ ⎪ −6 ⎪ ⎪−0.00303⎪
⎩𝐷 ⎭ ⎣ 0 50 100 24 −50 280 ⎦ ⎩ 6 ⎭ ⎩ 0.020129 ⎭

4-21
g. Menghitung reaksi perletakan dari struktur, {QU}=[D21]{DU} dan kontrol keseimbangan

𝑅 + 4,444 −4.6875 0 −18.75 0 0 0 𝐷 = 0.10338 −4.527


⎧ ⎫ ⎡ ⎧ ⎫

𝑅
⎪ ⎢ 0 −2500 0 0 0 0 ⎤ ⎪𝐷 = −0.00238⎪ ⎧ 5.946 ⎫
⎥ ⎪ ⎪
𝑅 − 7,111 18.75 0 50 0 0 0 ⎥ 𝐷 = −0.02143 7.978
=⎢ =
⎨ 𝑅 ⎬ ⎢ 0 0 0 −9.6 0 −24⎥ ⎨ 𝐷 = 0.103085 ⎬ ⎨−1.473⎬
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 −2000 0 ⎥ ⎪𝐷 = −0.00303⎪ ⎪ 6.054 ⎪
⎩ 𝑅 ⎭ ⎣ 0 0 0 0 0 40 ⎦ ⎩ 𝐷 = 0.020129 ⎭ ⎩ 3.279 ⎭

𝑅 −4,444 −0.083 −4.527


⎧𝑅 ⎫
⎪ ⎪
⎧ 0 ⎫ ⎧ 5.946 ⎫ ⎧ 5.946 ⎫
⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪
𝑅 7,111 0.867 7.978
= + =
⎨ 𝑅 ⎬ ⎨ 0 ⎬ ⎨−1.473⎬ ⎨−1.473⎬
⎪𝑅 ⎪ ⎪ 0 ⎪ ⎪ 6.054 ⎪ ⎪ 6.054 ⎪
⎩𝑅 ⎭ ⎩ 0 ⎭ ⎩ 3.279 ⎭ ⎩ 3.279 ⎭

h. Menghitung gaya-gaya ujung pada setiap elemen – gaya dalam (pada system koordinat lokal), {q}={-q0}+[k’][T]{D}
0 2500 0 0 −2500 0 0 0 1 0 0 0 0 0. 5.946
⎧ 4,444 ⎫ ⎡ 0 4.6875 18.75 0 −4.6875 18.75 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 4.527 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
7,111 0 18.75 100 0 −18.75 50 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 0 7.978
[𝑞 ] = +⎢ =
⎨ 0 ⎬ ⎢−2500 0 0 2500 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥ ⎨ 0.10338 ⎬ ⎨−5.946⎬
⎪ 1,556 ⎪ ⎢ 0 −4.6875 −18.75 0 4.6875 −18.75⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥ ⎪−0.00238⎪ ⎪ 1.473 ⎪
⎩−3,556⎭ ⎣ 0 18.75 50 0 −18.75 100 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−0.02143⎭ ⎩−3.760⎭

0 5000 0 0 −5000 0 0 1 0 0 0 0 0 0.10338 1.473


⎧6⎫ ⎡ 0 16.66667 50 0 −16.66667 50 ⎤ ⎡0 1 0 0 0 0⎤ ⎧−0.00238⎫ ⎧ 5.946 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
[𝑞 ] = 6 + ⎢ 0 50 200 0 −50 100 ⎥ ⎢0 0 1 0 0 0⎥ −0.02143
=
3.760
⎨ 0 ⎬ ⎢−5000 0 0 5000 0 0 ⎥ ⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎨ 0.103085 ⎬ ⎨−1.473⎬
⎪6⎪ ⎢ 0 −16.66667 −50 0 16.66667 −50⎥ ⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎪−0.00303⎪ ⎪ 6.054 ⎪
⎩−6⎭ ⎣ 0 50 100 0 −50 200 ⎦ ⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 0.020129 ⎭ ⎩−4.084⎭

4-22
0 2000 0 0 −2000 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6.054
⎧0 ⎫ ⎡ 0 9.6 24 0 −9.6 24 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 1.473 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 ⎢ 0 24 80 0 −2.4 40 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 0 3.279
[𝑞 ] = + =
⎨0⎬ ⎢−2000 0 0 2000 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥ ⎨ 0.103085 ⎬ ⎨−6.054⎬
⎪0 ⎪ ⎢ 0 −9.6 −24 0 9.6 −24⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥ ⎪−0.00303⎪ ⎪−1.473⎪
⎩0 ⎭ ⎣ 0 24 40 0 −24 80 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 0.020129 ⎭ ⎩ 4.084 ⎭

i. Menghitung gaya-gaya ujung setiap elemen pada system koordinat global, {Q}=[T]T{q}

0 −1 0 0 0 0 5.946 −4.527
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 4.527 ⎫ ⎧ 5.946 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
[𝑄 ] = ⎢0 0 1 0 0 0⎥ 7.978
=
7.978
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎨−5.946⎬ ⎨−1.473⎬
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎪ 1.473 ⎪ ⎪−5.946⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−3.760⎭ ⎩−3.760⎭
1 0 0 0 0 0 1.473 1.473
⎡0 1 0 0 0 0⎤ ⎧ 5.946 ⎫ ⎧ 5.946 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 1 0 0 0⎥ 3.760 3.760
[𝑄 ] = ⎢ =
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎨−1.473⎬ ⎨−1.473⎬
⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎪ 6.054 ⎪ ⎪ 6.054 ⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−4.084⎭ ⎩−4.084⎭

0 −1 0 0 0 0 6.054 −1.473
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 1.473 ⎫ ⎧ 6.054 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 1 0 0 0⎥ 3.279 3.279
[𝑄 ] = ⎢ =
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎨−6.054⎬ ⎨ 1.473 ⎬
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎪−1.473⎪ ⎪−6.054⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 4.084 ⎭ ⎩ 4.084 ⎭

j. Menggambar diagram freebody dari setiap elemen sekaligus kontrol keseimbangan pada setiap titik pertemuan (Gbr C4-7)

k. Menggambar diagram gaya dalam (N, D, M) dan Garis Elastis (Lihat Gbr C4-8a,b,c,d)

4-23
3,760 t-m 6m 4,087 t-m
6,054 t
5,946 t B 2 t/m C
B 1,473 t 1,473 t C
1,473 t 1,473 t
5,946 t 6,054 t
5m
3,759 t-m 4,087 t-m
8m 1,473 t
6t
D 6,054 t
8/3 m
4,527 t 3,278 t-m

5,945 t
A 7,974 t-m Gbr C4-7

2,97
3m
5,946 t
2,973 m
4,084 t-m
3,760 t-m
1,473 t
3,760 t-m 4,084 t-m

5,257 t-m
3,278 t-m
6,055 t

4,098 t-m 3,279 t-m


1,473 t
(a) (b)
4,527 t 7,978 t-m

-1,473 t
0,10338 0,103085
(-)
 

(-) 0,02143 0,020129




(-)
titik belok
-6,054 t

(c)
(d)
-5,946 t Gbr C4-8

4-24
C4-3 Analisalah portal pada Gbr C4-9 ini dengan Metode Matriks Kekakuan!
3m
Penyelesaian
1,5 t/m
6t
a. Pembuatan Model Diskrit
B C
Derajat kebebasan
Ambil semua titik-titik pertemuan balok/kolom dan

3m
titik-titik perletakan sebagai nodal sehingga
diperoleh:
60º D
 4 nodal dan A 45º
 3 elemen (segmen/member) Gbr C4-9

Dengan demikian, maka untuk portal bidang ini dengan setiap nodal mempunyai 3 buah kebebasan (dof)
sehingga ada 12 dof dan semua perletakan-perletakan dalam keadaan tidak bebas (jepit). Jadi jumlah kebebasan
yang akan dihitung adalah 6 buah.

Pemberian nama/notasi2

Pemberian nama untuk titik


pertemuan (nodal) dan batang 5 8
disamakan dengan yang tertera pada 3
2 4 7
Gbr C4-10.
y
6 2
System pemberian nama untuk 9
variable perpindahan dan gaya ujung
adalah berdasarkan nomor nodalnya 2
1 3
11
dimulai dari titik 1 sampai dengan 4,
dengan ketentuan untuk titik i: 1
1 10

 Di, perpindahan horizontal 3 4 12


 Di+1, perpindahan vertikal x
 Di+2, rotasi
 Qi, gaya horizontal Gbr C4-10
 Qi+1, gaya vertical
 Qi+2, gaya momen

Data Geometri dan Dimensi Struktur

Tabel Data Geometri dan Dimensi Struktur


Panjang arah
Batang dari ke sin α cos α EA EI EA/L 12EI/L3 6EI/L2 4EI/l
(m) (α)
AB (NO 1) A B 3,464102 60 0.866025 0,5 50000 500 144337.6 144.3376 250 577.3503
BC (NO 2) B C 3 0 0 1 50000 500 166666.7 222.2222 333.3333 666.6667
CD (NO 3) C D 4,242641 315 -0.70711 0.707107 50000 500 117851.1 78.56742 166.6667 471.4045

2
Pemberian nama tidak dimulai dari nodal yang bebas sehingga matriks kekakuannya akan ditata ulang pada
saat akan menghitung perpindahan.

4-25
b. Langkah-langkah Analisis

Sebelum melanjutkan, berikut ini langkah-langkah analisis yang akan dilakukan:


1) Menghitung matriks kekakuan elemen pada system koordinat lokal, [k’]
2) Menghitung matriks transformasi dari setiap elemen dari system koordinat local ke global, [T]
3) Menghitung matriks kekakuan elemen pada system koordinat global, [k]=[T] T[k’][T]
4) Penyusunan matriks kekakuan struktur, [K]
5) Penataan ulang matriks kekakuan struktur untuk persiapan menghitung perpindahan menjadi
[K11], [K12], [K21], [K22]
6) Menghitung nilai negatif dari momen primer dan reaksinya [= -{q0}] untuk setiap elemen
kemudian dijumlahkan sesuai dengan nodalnya menjadi beban titik nodal {Q} yang dipartisi
menjadi {QK} dan {QU} – adalah beban nodal ekivalen.
7) Menghitung perpindahan nodal, {DU}=[K11]-1{QK}
8) Menghitung reaksi perletakan dari struktur, {QR}=[K21]{DU} dan kontrol keseimbangan
9) Menghitung gaya-gaya ujung pada setiap elemen – gaya dalam (pada system koordinat lokal),
{q}={q0}+[k’]{d}
10) Menghitung gaya-gaya ujung setiap elemen pada system koordinat global, {Q}=[T] T{q}
11) Menggambar diagram freebody dari setiap elemen sekaligus control keseimbangan pada setiap
titik pertemuan
12) Menggambar diagram gaya dalam (N, D, M)
13) Menggambar garis elastic dari struktur

c. Matriks Kekakuan dari setiap Elemen

Rumus umum:
𝐸𝐴 𝐸𝐴
⎡ 0 0 − 0 0 ⎤
⎢ 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 0 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 ⎥
0 −
⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 ⎥
⎢ 0 𝐿 𝐿
0 −
𝐿 𝐿 ⎥
[𝑘′] = ⎢ ⎥
𝐸𝐴 𝐸𝐴
⎢− 0 0 0 0 ⎥
⎢ 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 0 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 ⎥
− − 0 −
⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 ⎥
⎣ 0 𝐿 𝐿
0 −
𝐿 𝐿 ⎦

Kekakuan Elemen pada Sumbu Lokal

Elemen 1
144337.6 0 0 −144337.6 0 0 1
⎡ 0 144.3376 250 0 −144.3376 250 ⎤ 2
⎢ ⎥
0 250 577.3503 0 −250 288.6751⎥ 3
[𝑘 ′] = ⎢
⎢−144337.6 0 0 144337.6 0 0 ⎥4
⎢ 0 −144.3376 −250 0 144.3376 −250 ⎥ 5
⎣ 0 250 288.6751 0 −250 577.3503⎦ 6

4-26
Elemen 2
166666.7 0 0 −166666.7 0 0 4
⎡ 0 222.2222 333.3333 0 −222.22227 333.3333 ⎤ 5
⎢ ⎥
0 333.3333 666.6667 0 −333.3333 333.3333 ⎥ 6
[𝑘 ′] = ⎢
⎢−166666.7 0 0 166666.7 0 0 ⎥7
⎢ 0 −222.2222 −333.3333 0 222.2222 −333.3333⎥ 8
⎣ 0 333.3333 333.3333 0 −333.3333 666.6667 ⎦ 9

Elemen 3
117851.1 0 0 −117851.1 0 0 10
⎡ 0 78.56742 166.6667 0 −78.56742 166.6667 ⎤ 11
⎢ ⎥
0 166.6667 471.4045 0 −166.6667 235.7023 ⎥ 12
[𝑘 ′] = ⎢
⎢−117851.1 0 0 117851.1 0 0 ⎥ 13
⎢ 0 −78.56742 −166.6667 0 78.56742 −166.6667⎥ 14
⎣ 0 166.6667 235.7023 0 −166.6667 471.4045 ⎦ 15

Kekakuan Elemen pada Sumbu Global (Struktur)

Karena system salib sumbu struktur (global) diambil sumbu x horizontal dan sumbu y vertical, maka arah dari
elemen 1 dan elemen 3 sumbu lokalnya tidak searah dengan sumbu global dan harus ditransformasikan.

Rumus kekakuan elemen pada sumbu global adalah: [k]=[T]T[k’][T]

Dengan matriks transformasi:


cos 𝛼 sin 𝛼 0 0 0 0
⎡− sin 𝛼 cos 𝛼 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥
[𝑇] = ⎢
⎢ 0 0 0 cos 𝛼 sin 𝛼 0⎥
⎢ 0 0 0 − sin 𝛼 cos 𝛼 0⎥
⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

Matriks transformasi untuk elemen 1

0,5 0,866025 0 0 0 0 1
⎡−0,866025 0 0 0 0 0⎤ 2
⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ 3
[𝑇 ] = ⎢
⎢ 0 0 0 0 0,866025 0⎥ 4
⎢ 0 0 0 −0,866025 0 0⎥ 5
⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ 6

Matriks transformasi untuk elemen 3

0.707107 −0.707107 0 0 0 0 7
⎡0.707107 0.707107 0 0 0 0⎤ 8
⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ 9
[𝑇 ] = ⎢
⎢ 0 0 0 0.707107 −0.707107 0⎥ 10
⎢ 0 0 0 0.707107 0.707107 0⎥ 11
⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ 12

4-27
Matriks kekakuan elemen pada sumbu global menjadi:

Elemen 1
0,5 −0,8660 0 0 0 0 144337.6 0 0 −144337.6 0 0 0,5 0,8660 0 0 0 0
⎡0,8660 0 0 0 0 0⎤ ⎡ 0 144.3376 250 0 −144.3376 250 ⎤ ⎡−0,8660 0 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
[𝑘 ] = ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ ⎢ 0 250 577.3503 0 −250 288.6751⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥
⎢ 0 0 0 0 −0,8660 0⎥ ⎢−144337.6 0 0 144337.6 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 0,8660 0⎥
⎢ 0 0 0 0,8660 0 0⎥ ⎢ 0 −144.3376 −250 0 144.3376 −250 ⎥ ⎢ 0 0 0 −0,8660 0 0⎥
⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎣ 0 250 288.6751 0 −250 577.3503⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

36192.64 62437.5 −216.506 −36192.64 −62437.5 −216.506 1


⎡ 62437.5 108289.3 125 −62437.5 −108289.3 125 ⎤ 2
⎢ ⎥
[𝑘 ] = ⎢ −216.506 125 577.3503 216.506 −125 288.6751 ⎥ 3
⎢−36192.64 −62437.5 216.5064 36192.64 62437.5 216.506 ⎥ 4
⎢ −62437.5 −108289.3 −125 62437.5 108289.3 −125 ⎥ 5
⎣ −216.506 125 288.6751 216.506 −125 577.3503 ⎦ 6

Elemen 2
166666.7 0 0 −166666.7 0 0 4
⎡ 0 222.2222 333.3333 0 −222.22227 333.3333 ⎤ 5
⎢ ⎥
0 333.3333 666.6667 0 −333.3333 333.3333 ⎥ 6
[𝑘 ] = ⎢
⎢−166666.7 0 0 166666.7 0 0 ⎥7
⎢ 0 −222.2222 −333.3333 0 222.2222 −333.3333⎥ 8
⎣ 0 333.3333 333.3333 0 −333.3333 666.6667 ⎦ 9

Elemen 3
0.7071 0.7071 0 0 0 0 117851.1 0 0 −117851.1 0 0 0.7071 −0.7071 0 0 0 0
⎡−0.7071 0.7071 0 0 0 0⎤ ⎡ 0 78.56742 166.6667 0 −78.56742 166.6667 ⎤ ⎡0.7071 0.7071 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ ⎢ 0 166.6667 471.4045 0 −166.6667 235.7023 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥
[𝑘 ] = ⎢
⎢ 0 0 0 0.7071 0.7071 0⎥ ⎢−117851.1 0 0 117851.1 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0.7071 −0.7071 0⎥
⎢ 0 0 0 −0.7071 0.7071 0⎥ ⎢ 0 −78.56742 −166.6667 0 78.56742 −166.6667⎥ ⎢ 0 0 0 0.7071 0.7071 0⎥
⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎣ 0 166.6667 235.7023 0 −166.6667 471.4045 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

58964.85 −58886.3 117.8511 −58964.85 58886.3 117.8511 7


⎡ −58886.3 58964.85 117.8511 58886.3 −58964.85 117.8511 ⎤ 8
⎢ ⎥
117.8511 117.8511 471.4045 −117.8511 −117.8511 235.7023 ⎥ 9
[𝑘 ] = ⎢
⎢−58964.85 58886.3 −117.8511 58964.85 58886.3 −117.8511 ⎥ 10
⎢ 58886.3 −58964.85 −117.8511 58886.3 58964.85 −117.8511 ⎥ 11
⎣ 117.8511 117.8511 235.7023 −117.8511 −117.8511 471.4045 ⎦ 12

4-28
d. Penyusunan matriks kekakuan struktur, [K]

Setelah dihimpun semua matriks kekakuan elemen menjadi matriks kekakuan struktur didapat suatu matriks berordo 12 x 12.

36192.64 62437.5 −216.506 −36192.6 −62437.5 −216.506 0 0 0 0 0 0 1


⎡ 62437.5 108289.3 125 −62437.5 −108289 125 0 0 0 0 0 0 ⎤ 2
⎢−216.506 125 577.3503 216.5064 −125 288.6751 0 0 0 0 0 0 ⎥ 3
⎢ ⎥
⎢ −36192.6 −62437.5 216.5064 202859.3 62437.5 216.5064 −166667 0 0 0 0 0 ⎥ 4
⎢−62437.5 −108289 −125 62437.5 108511.5 208.3333 0 −222.222 333.3333 0 0 0 ⎥ 5
[𝐾] = ⎢
−216.506 125 288.6751 216.5064 208.3333 1244.017 0 −333.333 333.3333 0 0 0 ⎥ 6
⎢ 0 0 0 −166667 0 0 225631.5 −58886.3 117.8511 −58964.8 58886.28 117.8511 ⎥ 7
⎢ 0 0 0 0 −222.222 −333.3333 −58886.3 59187.07 −215.482 58886.28 −58964.8 117.851 ⎥ 8
⎢ 0 0 0 0 333.3333 333.3333 117.8511 −215.482 1138.071 −117.851 −117.851 235.7023 ⎥ 9
⎢ 0 0 0 0 0 0 −58964.8 58886.28 −117.851 58964.8 −58886.28 −117.851⎥ 10
⎢ 0 0 0 0 0 0 58886.28 −58964.8 −117.851 −58886.28 58964.8 −117.851⎥ 11
⎣ 0 0 0 0 0 0 117.851 117.851 235.7023 −117.851 −117.851 471.4045 ⎦ 12

Matriks kekakuan struktur ini harus ditata ulang untuk memisahkan elemen-elemen untuk perpindahan yang belum diketahui dan yang sudah diketahui. Hasil penataannya
adalah seperti pada matriks di bawah.

4 5 6 7 8 9 1 2 3 10 11 12
202859.3 62437.5 216.5064 −166667 0 0 | −36192.6 −62437.5 216.5064 0 0 0
⎡ ⎤ 4
62437.5 108511.5 208.3333 0 −222.222 333.3333 | −62437.5 −108289 −125 0 0 0
⎢ ⎥ 5
⎢ 216.5064 208.3333 1244.017 0 −333.333 3333.333 | −216.506 125 288.6751 0 0 0 ⎥ 6
⎢ −166667 0 0 225631.5 −58886.3 117.8511 | 0 0 0 −58964.8 58886.28 117.8511 ⎥ 7
⎢ 0 −222.222 −333.3333 −58886.3 59187.07 −215.482 | 0 0 0 58886.28 −58964.8 117.8511 ⎥ 8
⎢ 0 333.3333 333.3333 117.8511 −215.482 1138.071 | 0 0 0 −117.8511 −117.8511 235.7023 ⎥ 9
[𝐾] = ⎢ − − − − −−−− −−− −−− −−−− −− | −−−− −−− −−− −− −−− −− ⎥
⎢−36192.6 −62437.5 −216.506 0 0 0 | 36192.64 62437.5 −216.506 0 0 0 ⎥ 1
⎢−62437.5 −108289 125 0 0 0 | 62437.5 108289.3 125 0 0 0
⎥ 2
⎢ ⎥
⎢ 216.5064 −125 288.6751 0 0 0 | −216.506 125 577.3503 0 0 0 ⎥ 3
⎢ 0 0 0 −58964.8 58886.28 −117.851 | 0 0 0 58964.85 −58886.3 −117.851⎥ 10
⎢ 0 0 0 58886.28 −58964.8 −117.851 | 0 0 0 −58886.3 58964.85 −117.851⎥ 11
⎣ 0 0 0 117.851 117.851 235.7023 | 0 0 0 −117.851 −117.851 471.4045 ⎦ 12

4-29
e. Menghitung momen primer dan reaksinya -{q0} serta beban titik nodal {Q} yang dipartisi menjadi
{QK} dan {QU}

Yang ada beban antara adalah pada elemen batang 1 dan 2 sehingga perlu dihitung momen dan reaksi primernya
yang akan digunakan dalam menghitung beban nodal ekivalen dan akhirnya beban nodal.

Momen Primer dan Reaksinya

Lihat Gbr C4-9 dan C4-10


1,5 × 3
𝑀 = = 1,125 𝑡𝑚
12
𝑀 = −𝑀 = −1,125 𝑡𝑚
1,5 × 3
𝑉 =𝑉 = = 2,25 𝑡
2

Beban Nodal adalah jumlah beban di titik nodal yang terdiri dari beban pada titik dan beban ekivalen. Beban
ekivalen adalah nilai negative dari momen/reaksi primer (balok pada kondisi jepit-jepit – tanpa
kebebasan/terkekang).

Q1 = 0
Q2 = 0
Q3 = 0
Q4 = 6 t
Q5 = -2,25 t
Q6 = -1,125 tm
Q7 = 0
Q8 = -2,25 t
Q9 = 1,125 tm
Q10 = 0
Q11 = 0
Q12 = 0

Untuk dapat dimasukkan ke dalam persamaan, maka matriks beban nodal juga harus dipartisi agar indeksnya
sesuai dengan kekakuan strukturnya.

𝑄 6
⎧ 𝑄 ⎫ ⎧ −2,25 ⎫
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
𝑄
⎪ ⎪ ⎪−1,125⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ −2,25 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 1,125 ⎪
−− = −−−
⎨𝑄 ⎬ ⎨ 0 ⎬
⎪𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎪𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎩𝑄 ⎭ ⎩ 0 ⎭

4-30
f. Menghitung perpindahan nodal, {DU}=[K11]-1{QK}

Bentuk umum persamaan gaya-perpindahan adalah:


𝑄 𝐾 | 𝐾 𝐷
−− = −− | −− −−
𝑄 𝐾 | 𝐾 𝐷

Pada kasus ini:

6 202859.3 62437.5 216.5064 −166667 0 0 | −36192.6 −62437.5 216.5064 0 0 0


⎧ ⎡ ⎤⎧ 𝐷 ⎫
−2,25 ⎫ ⎢
62437.5 108511.5 208.3333 0 −222.222 333.3333 | −62437.5 −108289 −125 0 0 0
⎥⎪ 𝐷 ⎪
⎪ −1,125 ⎪ 216.5064 208.3333 1244.017 0 −333.333 3333.333 | −216.506 125 288.6751 0 0 0
⎪ ⎪ ⎢ ⎥ 𝐷 ⎪
⎪ 0 ⎪ ⎢ −166667 0 0 225631.5 −58886.3 117.8511 | 0 0 0 −58964.8 58886.28 117.8511 ⎥ ⎪
⎪ 𝐷 ⎪
⎪ −2,25 ⎪ ⎢ 0 −222.222 −333.3333 −58886.3 59187.07 −215.482 | 0 0 0 58886.28 −58964.8 117.8511 ⎥ ⎪ 𝐷 ⎪
⎪ 1,125 ⎪ ⎢ 0 333.3333 333.3333 117.8511 −215.482 1138.071 | 0 0 0 −117.8511 −117.8511 235.7023 ⎥ ⎪ 𝐷 ⎪
−−−−− = ⎢−−− − −−−− −−− −−− −−−− −− | −−−− −−− −−− −− −−− −− ⎥ −−−
⎨ 𝑅 ⎬ ⎢−36192.6 −62437.5 −216.506 0 0 0 | 36192.64 62437.5 −216.506 0 0 0 ⎥⎨ 0 ⎬
⎪ ⎪ ⎢−62437.5 ⎥⎪
𝑅 −108289 125 0 0 0 | 62437.5 108289.3 125 0 0 0 0 ⎪
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ ⎥⎪ ⎪
⎪ ⎪ ⎢ 216.5064 −125 288.6751 0 0 0 | −216.506 125 577.3503 0 0 0 ⎥⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 0 0 0 −58964.8 58886.28 −117.851 | 0 0 0 58964.85 −58886.3 −117.851⎥ ⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 0 0 0 58886.28 −58964.8 −117.851 | 0 0 0 −58886.3 58964.85 −117.851⎥ ⎪ 0 ⎪
⎩ 𝑅 ⎭ ⎣ 0 0 0 117.851 117.851 235.7023 | 0 0 0 −117.851 −117.851 471.4045⎦ ⎩ 0 ⎭

Sehingga:
202859.3 62437.5 216.5064 −166667 0 0 𝐷 6
⎡ 62437.5 ⎧ ⎫ ⎧ −2,25 ⎫
108511.5 208.3333 0 −222.222 333.3333 ⎤ ⎪𝐷 ⎪
⎢ ⎥ ⎪ ⎪
⎢216.5064 208.3333 1244.017 0 −333.333 3333.333 ⎥ 𝐷 −1,125
=
⎢−166667 0 0 225631.5 −58886.3 117.8511 ⎥ ⎨𝐷 ⎬ ⎨ 0 ⎬
⎢ 0 −222.222 −333.3333 −58886.3 59187.07 −215.482⎥ ⎪𝐷 ⎪ ⎪ −2,25 ⎪
⎣ 0 333.3333 333.3333 117.8511 −215.482 1138.071 ⎦ ⎩𝐷 ⎭ ⎩ 1,125 ⎭

4-31
Perpindahannya adalah:
𝐷 202859.3 62437.5 216.5064 −166667 0 0 6 0.006411
⎧𝐷 ⎫ ⎡ ⎧ −2,25 ⎫ ⎧ −0.0037 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ 62437.5 108511.5 208.3333 0 −222.222 333.3333 ⎤
⎥ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪
𝐷 216.5064 208.3333 1244.017 0 −333.333 3333.333 ⎥ −1,125 −0.00044
=⎢ =
𝐷
⎨ ⎬ ⎢ −166667 0 0 225631.5 −58886.3 117.8511 ⎥ ⎨ 0 ⎬ ⎨ 0.006378 ⎬
⎪𝐷 ⎪ ⎢ 0 −222.222 −333.3333 −58886.3 59187.07 −215.482⎥ ⎪ −2,25 ⎪ ⎪ 0.006302 ⎪
⎩𝐷 ⎭ ⎣ 0 333.3333 333.3333 117.8511 −215.482 1138.071 ⎦ ⎩ 1,125 ⎭ ⎩ 0.002736 ⎭

g. Menghitung reaksi perletakan dari struktur, {QU}=[K21]{DU} dan kontrol keseimbangan

𝑅 −36192.6 −62437.5 −216.506 0 0 0 𝐷 = 0.006411 −0.649


⎧𝑅 ⎫ ⎡−62437.5 −108289 125 0 0 0 ⎤⎧𝐷 = −0.0037 ⎫ ⎧ 0.790 ⎫

𝑅
⎪ ⎢ ⎥ ⎪𝐷 = −0.00044
⎪ ⎪ ⎪
⎢ 216.5064 −125 288.6751 0 0 0 ⎥ 1.723
= =
⎨ 𝑅 ⎬ ⎢ 0 0 0 −58964.8 58886.28 −117.851⎥ ⎨ 𝐷 = 0.006378 ⎬ ⎨−5.351⎬
⎪𝑅 ⎪ ⎢ 0 0 0 58886.28 −58964.8 −117.851⎥ ⎪ 𝐷 = 0.006302 ⎪ ⎪ 3.710 ⎪
⎩𝑅 ⎭ ⎣ 0 0 0 117.851 117.851 235.7023 ⎦ ⎩ 𝐷 = 0.002736 ⎭ ⎩ 2.139 ⎭

h. Menghitung gaya-gaya ujung pada setiap elemen – gaya dalam (pada system koordinat lokal), {q}={q0}+[k’][T]{D}

0 144337.6 0 0 −144337.6 0 0 0,5 0,8660 0 0 0 0 0. 0.360


⎧0⎫ ⎡ 0 144.3376 250 0 −144.3376 250 ⎤ ⎡−0,8660 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 0.958 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 250 577.3503 0 −250 288.6751⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 0 1.723
[𝑞 ] = +⎢ =
⎨0⎬ ⎢−144337.6 0 0 144337.6 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0,5 0,8660 0⎥ ⎨ 0.006411 ⎬ ⎨−0.360⎬
⎪0⎪ ⎢ 0 −144.3376 −250 0 144.3376 −250 ⎥ ⎢ 0 0 0 −0,8660 0 0⎥ ⎪ −0.0037 ⎪ ⎪−0.958⎪
⎩0⎭ ⎣ 0 250 288.6751 0 −250 577.3503⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−0.00044⎭ ⎩ 1.594 ⎭

0 166666.7 0 0 −166666.7 0 0 1 0 0 0 0 0 0.006411 5.351


⎧ 2.25 ⎫ ⎡ 0 222.2222 333.3333 0 −222.22227 333.3333 ⎤ ⎡0 1 0 0 0 0⎤ ⎧ −0.0037 ⎫ ⎧ 0.790 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
1.125 0 333.3333 666.6667 0 −333.3333 333.3333 ⎥ ⎢0 0 1 0 0 0⎥ −0.00044 −1.594
[𝑞 ] = +⎢ =
⎨ 0 ⎬ ⎢−166666.7 0 0 166666.7 0 0 ⎥ ⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎨ 0.006378 ⎬ ⎨−5.351⎬
⎪ 2.25 ⎪ ⎢ 0 −222.2222 −333.3333 0 222.2222 −333.3333⎥ ⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎪ 0.006302 ⎪ ⎪ 3.710 ⎪
⎩−1.125⎭ ⎣ 0 333.3333 333.3333 0 −333.3333 666.6667 ⎦ ⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 0.002736 ⎭ ⎩−2.784⎭

4-32
0 117851.1 0 0 −117851.1 0 0 0.7071 −0.7071 0 0 0 0 0.006378 6.407
⎧0⎫ ⎡ 0 78.56742 166.6667 0 −78.56742 166.6667 ⎤ ⎡0.7071 0.7071 0 0 0 0⎤ ⎧0.006302 ⎫ ⎧ 1.160 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 ⎢ 0 166.6667 471.4045 0 −166.6667 235.7023 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 0.002736 2.784
[𝑞 ] = + =
0
⎨ ⎬ ⎢ −117851.1 0 0 117851.1 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0.7071 −0.7071 0⎥ ⎨ 0 ⎬ ⎨−6.407 ⎬
⎪0⎪ ⎢ 0 −78.56742 −166.6667 0 78.56742 −166.6667 ⎥ ⎢ 0 0 0 0.7071 0.7071 0⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪−1.160 ⎪
⎩0⎭ ⎣ 0 166.6667 235.7023 0 −166.6667 471.4045 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 0 ⎭ ⎩ 2.139 ⎭

4-33
i. Menghitung gaya-gaya ujung setiap elemen pada system koordinat global, {Q}=[T]T{q}

0,5 −0,8660 0 0 0 0 0.360 −0.649


⎡0,8660 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0.958 ⎫ ⎧ 0.790 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
[𝑄 ] = ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 1.723 1.723
=
⎢ 0 0 0 0 −0,8660 0⎥ ⎨−0.360⎬ ⎨ 0.649 ⎬
⎢ 0 0 0 0,8660 0 0⎥ ⎪−0.958⎪ ⎪−0.790⎪
⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 1.594 ⎭ ⎩ 1.594 ⎭

1 0 0 0 0 0 5.351 5.351
⎡0 1 0 0 0 0⎤ ⎧ 0.790 ⎫ ⎧ 0.790 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 1 0 0 0⎥ −1.594 −1.594
[𝑄 ] = ⎢ =
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎨−5.351⎬ ⎨−5.351⎬
⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎪ 3.710 ⎪ ⎪ 3.710 ⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−2.784⎭ ⎩−2.784⎭

0.7071 0.7071 0 0 0 0 6.407 5.351


⎡−0.7071 0.7071 0 0 0 0⎤ ⎧ 1.160 ⎫ ⎧−3.710⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 1 0 0 0⎥ 2.784 2.784
[𝑄 ] = ⎢ =
⎢ 0 0 0 0.7071 0.7071 0⎥ ⎨−6.407⎬ ⎨−5.351⎬
⎢ 0 0 0 −0.7071 0.7071 0⎥ ⎪−1.160⎪ ⎪ 3.710 ⎪
⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 2.139 ⎭ ⎩ 2.139 ⎭

j. Menggambar diagram freebody dari setiap elemen sekaligus kontrol keseimbangan pada setiap titik
pertemuan (Gbr C4-11)
k. Menggambar diagram gaya dalam (N, D, M) dan Garis Elastis (Lihat Gbr C4-12a,b,c,d)

5,351 5,351

1,594 0,790 3,710 2,784


0,790 1,594 2,784 3,710
6,000
0,649 5,351

0,649 5,351

0,790 3,710
1,723 2,139
Gbr C4-11

4-34
0,958 0,790 1,160

3,710 2,784
0,958 1,160
(a) Diagram D

1,594

-5,351 1,723
(b) Diagram M
2,139

-6,407

-0,360 0,006378
0,006411
0,002736
0,002736

(c) Diagram N

0,00044
0,00044

Gbr C4-12
(d) Garis Elastis

4-35
C4-4 Analisalah portal pada Gbr C4-13 ini dengan Metode Matriks Kekakuan!
6m
Untuk soal ini diambil:
0,8 t/m
EA berbanding lurus dengan EI 2t C D
EI=500 tm2 3I
EA=10000EI 2I
2I

4m
1 t/m
Penyelesaian 4t
B 4I E
a. Pembuatan Model Diskrit (Lihat Gbr C4-14)
2I

4m
4I

6m
Derajat kebebasan
F
Ambil semua titik-titik pertemuan balok/kolom dan titik-
titik perletakan sebagai nodal sehingga diperoleh:
 6 nodal dan A
 6 elemen (segmen/member) Gbr C4-13
Dengan demikian, maka untuk portal bidang ini dengan setiap nodal mempunyai 3 buah kebebasan (dof)
sehingga ada 18 dof dan semua perletakan-perletakan dalam keadaan tidak bebas (jepit). Jadi jumlah kebebasan
yang akan dihitung adalah 12 buah.
8 11
Pemberian nama/notasi3 7 10
9
6 12
Pemberian nama untuk titik pertemuan (nodal) dan batang
4
disamakan dengan yang tertera pada Gbr C4-14. 5
System pemberian nama untuk variable perpindahan dan gaya ujung 5 14
adalah berdasarkan nomor nodalnya dimulai dari titik A=1, B=2, 4 13
6
C=3, D=4, E=5, dan F=6 dengan ketentuan untuk titik i: 3
 Di, perpindahan horizontal 15
 Di+1, perpindahan vertikal 2
1
 Di+2, rotasi 17
 Qi, gaya horizontal 16
 Qi+1, gaya vertical 18
2
 Qi+2, gaya momen
1
3
Data Geometri dan Dimensi Struktur Gbr C4-14

Tabel Data Geometri dan Dimensi Struktur


L
Batang dari ke α sin α cos α EA EI EA/L 12EI/L3 6EI/L2 4EI/l
(m)
AB (NO 1) A B 6 90 1 0 20000000 2000 3333333 111.1111 333.3333 1333.333
BC (NO 4) B C 4 90 1 0 10000000 1000 2500000 187.5 375 1000
CD (NO 6) C D 6 0 0 1 15000000 1500 2500000 83.33333 250 1000
DE (NO 5) E D 4 90 1 0 10000000 1000 2500000 187.5 375 1000
BE (NO 3) B E 6 0 0 1 20000000 2000 3333333 111.1111 333.3333 1333.333
EF (NO 2) F E 4 90 1 0 10000000 1000 2500000 187.5 375 1000

3
Pemberian nama tidak dimulai dari nodal yang bebas sehingga matriks kekakuannya akan ditata ulang pada
saat akan menghitung perpindahan.

4-36
b. Langkah-langkah Analisis

Sebelum melanjutkan, berikut ini langkah-langkah analisis yang akan dilakukan:


1) Menghitung matriks kekakuan elemen pada system koordinat lokal, [k’]
2) Menghitung matriks transformasi dari setiap elemen dari system koordinat local ke global, [T]
3) Menghitung matriks kekakuan elemen pada system koordinat global, [k]=[T] T[k’][T]
4) Penyusunan matriks kekakuan struktur, [K]
5) Penataan ulang matriks kekakuan struktur untuk persiapan menghitung perpindahan menjadi [K11],
[K12], [K21], [K22]
6) Menghitung nilai negatif dari momen primer dan reaksinya [= -{q0}] untuk setiap elemen kemudian
dijumlahkan sesuai dengan nodalnya menjadi beban titik nodal {Q} yang dipartisi menjadi {QK} dan
{QU} – adalah beban nodal ekivalen.
7) Menghitung perpindahan nodal, {DU}=[K11]-1{QK}
8) Menghitung reaksi perletakan dari struktur, {QR}=[K21]{DU} dan kontrol keseimbangan
9) Menghitung gaya-gaya ujung pada setiap elemen – gaya dalam (pada system koordinat lokal),
{q}={q0}+[k’]{d}
10) Menghitung gaya-gaya ujung setiap elemen pada system koordinat global, {Q}=[T] T{q}
11) Menggambar diagram freebody dari setiap elemen sekaligus control keseimbangan pada setiap titik
pertemuan
12) Menggambar diagram gaya dalam (N, D, M)
13) Menggambar garis elastis dari struktur

c. Matriks Kekakuan dari setiap Elemen


Rumus umum:
𝐸𝐴 𝐸𝐴
⎡ 0 0 − 0 0 ⎤
⎢ 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 0 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 ⎥
0 −
⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 ⎥
⎢ 0 𝐿 𝐿
0 −
𝐿 𝐿 ⎥
[𝑘′] = ⎢ ⎥
𝐸𝐴 𝐸𝐴
⎢− 0 0 0 0 ⎥
⎢ 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 0 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 12𝐸𝐼 6𝐸𝐼 ⎥
− − 0 −
⎢ 𝐿 𝐿 𝐿 𝐿 ⎥
⎢ 6𝐸𝐼 2𝐸𝐼 6𝐸𝐼 4𝐸𝐼 ⎥
⎣ 0 𝐿 𝐿
0 −
𝐿 𝐿 ⎦

Kekakuan Elemen pada Sumbu Lokal

Elemen 1
3333333 0 0 −3333333 0 0 1
⎡ 0 111.1111 333.3333 0 −111.1111 333.3333 ⎤ 2
⎢ ⎥
0 333.3333 1333.333 0 −333.3333 666.6667 ⎥ 3
[𝑘 ′] = ⎢
⎢−3333333 0 0 3333333 0 0 ⎥4
⎢ 0 −111.1111 −333.3333 0 111.1111 −333.3333⎥ 5
⎣ 0 333.3333 666.6667 0 −333.3333 1333.333 ⎦ 6

Elemen 2
2500000 0 0 −2500000 0 0 16
⎡ 0 187.5 375 0 −187.5 375 ⎤ 17
⎢ ⎥
⎢ 0 375 1000 0 −375 500 ⎥ 18
[𝑘 ′] =
⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥ 13
⎢ 0 −187.5 −375 0 187.5 −375⎥ 14
⎣ 0 375 500 0 −375 1000 ⎦ 15

4-37
Elemen 3
3333333 0 0 −3333333 0 0 4
⎡ 0 111.1111 333.3333 0 −111.1111 333.3333 ⎤ 5
⎢ ⎥
0 333.3333 1333.333 0 −333.3333 666.6667 ⎥ 6
[𝑘 ′] = ⎢
⎢−3333333 0 0 3333333 0 0 ⎥ 13
⎢ 0 −111.1111 −333.3333 0 111.1111 −333.3333⎥ 14
⎣ 0 333.3333 666.6667 0 −333.3333 1333.333 ⎦ 15

Elemen 4
2500000 0 0 −2500000 0 0 4
⎡ 0 187.5 375 0 −187.5 375 ⎤ 5
⎢ ⎥
⎢ 0 375 1000 0 −375 500 ⎥ 6
[𝑘 ′] =
⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥7
⎢ 0 −187.5 −375 0 187.5 −375⎥ 8
⎣ 0 375 500 0 −375 1000 ⎦ 9

Elemen 5
2500000 0 0 −2500000 0 0 13
⎡ 0 187.5 375 0 −187.5 375 ⎤ 14
⎢ ⎥
0 375 1000 0 −375 500 ⎥ 15
[𝑘 ′] = ⎢
⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥ 10
⎢ 0 −187.5 −375 0 187.5 −375⎥ 11
⎣ 0 375 500 0 −375 1000 ⎦ 12

Elemen 6
2500000 0 0 −2500000 0 0 7
⎡ 0 83.33333 250 0 −83.33333 250 ⎤ 8
⎢ ⎥
0 250 1000 0 −250 500 ⎥ 9
[𝑘 ′] = ⎢
⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥ 10
⎢ 0 −83.33333 −250 0 83.33333 −250⎥ 11
⎣ 0 250 500 0 −250 1000 ⎦ 12

Kekakuan Elemen pada Sumbu Global (Struktur)

Karena system salib sumbu struktur (global) diambil sumbu x horizontal dan sumbu y vertical, maka arah dari
elemen 1, 2, 4 dan 5 sumbu lokalnya tidak searah dengan sumbu global dan harus ditransformasikan.

Rumus kekakuan elemen pada sumbu global adalah:

[k]=[T]T[k’][T]

Dengan matriks transformasi:

cos 𝛼 sin 𝛼 0 0 0 0
⎡− sin 𝛼 cos 𝛼 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥
[𝑇] = ⎢
⎢ 0 0 0 cos 𝛼 sin 𝛼 0⎥
⎢ 0 0 0 − sin 𝛼 cos 𝛼 0⎥
⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

Matriks transformasi untuk elemen 1, 2, 4 dan 5 adalah sebagai berikut:

0 1 0 0 0 0 1 16 4 13
⎡−1 0 0 0 0 0⎤ 2 17 5 14
⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ 3 18 6 15
[𝑇 ] = [𝑇 ] = [𝑇 ] = [𝑇 ] = ⎢
⎢0 0 0 0 1 0⎥ 4 13 7 10
⎢0 0 0 −1 0 0⎥ 5 14 8 11
⎣0 0 0 0 0 1⎦ 6 15 9 12

4-38
Matriks kekakuan elemen pada sumbu global menjadi:

Elemen 1
0 −1 0 0 0 0 3333333 0 0 −3333333 0 0 0 1 0 0 0 0
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎡ 0 111.1111 333.3333 0 −111.1111 333.3333 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
[𝑘 ] = ⎢0 0 1 0 0 0⎥ ⎢ 0 333.3333 1333.333 0 −333.3333 666.6667 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎢−3333333 0 0 3333333 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎢ 0 −111.1111 −333.3333 0 111.1111 −333.3333⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎣ 0 333.3333 666.6667 0 −333.3333 1333.333 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

111.1111 0 −333.333 −111.1111 0 −333.333 1


⎡ 0 3333333 0 0 −3333333 0 ⎤2
⎢ ⎥
[𝑘 ] = ⎢ −333.333 0 1333.333 333.333 0 666.6667 ⎥ 3
⎢−111.1111 0 333.333 111.1111 0 333.333 ⎥ 4
⎢ 0 −3333333 0 0 3333333 0 ⎥5
⎣ −333.333 0 666.6667 333.333 0 1333.333 ⎦ 6

Elemen 2
0 −1 0 0 0 0 2500000 0 0 −2500000 0 0 0 1 0 0 0 0 16
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎡ 0 187.5 375 0 −187.5 375 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤ 17
⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ ⎢ 0 375 1000 0 −375 500 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 18
[𝑘 ] = ⎢
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥ 13
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎢ 0 −187.5 −375 0 187.5 −375⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥ 14
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎣ 0 375 500 0 −375 1000 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ 15

187.5 0 −375 −187.5 0 −375 16


⎡ 0 2500000 0 0 −2500000 0 ⎤ 17
⎢ ⎥
[𝑘 ] = ⎢ −375 0 1000 375 0 500 ⎥ 18
⎢−187.5 0 375 187.5 0 375 ⎥ 13
⎢ 0 −2500000 0 0 2500000 0 ⎥ 14
⎣ −375 0 500 375 0 1000 ⎦ 15

4-39
Elemen 3

3333333 0 0 −3333333 0 0 4
⎡ 0 111.1111 333.3333 0 −111.1111 333.3333 ⎤ 5
⎢ ⎥
0 333.3333 1333.333 0 −333.3333 666.6667 ⎥ 6
[𝑘 ] = ⎢
⎢−3333333 0 0 3333333 0 0 ⎥ 13
⎢ 0 −111.1111 −333.3333 0 111.1111 −333.3333⎥ 14
⎣ 0 333.3333 666.6667 0 −333.3333 1333.333 ⎦ 15

Elemen 4
0 −1 0 0 0 0 2500000 0 0 −2500000 0 0 0 1 0 0 0 0
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎡ 0 187.5 375 0 −187.5 375 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ ⎢ 0 375 1000 0 −375 500 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥
[𝑘 ] = ⎢
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎢ 0 −187.5 −375 0 187.5 −375⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎣ 0 375 500 0 −375 1000 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

187.5 0 −375 −187.5 0 −375 4


⎡ 0 2500000 0 0 −2500000 0 ⎤5
⎢ ⎥
−375 0 1000 375 0 500 ⎥ 6
[𝑘 ] = ⎢
⎢−187.5 0 375 187.5 0 375 ⎥ 7
⎢ 0 −2500000 0 0 2500000 0 ⎥8
⎣ −375 0 500 375 0 1000 ⎦ 9

Elemen 5
0 −1 0 0 0 0 2500000 0 0 −2500000 0 0 0 1 0 0 0 0
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎡ 0 187.5 375 0 −187.5 375 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤
⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
0 0 1 0 0 0⎥ ⎢ 0 375 1000 0 −375 500 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥
[𝑘 ] = ⎢
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎢ 0 −187.5 −375 0 187.5 −375⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎣ 0 375 500 0 −375 1000 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦

187.5 0 −375 −187.5 0 −375 13


⎡ 0 2500000 0 0 −2500000 0 ⎤ 14
⎢ ⎥
−375 0 1000 375 0 500 ⎥ 15
[𝑘 ] = ⎢
⎢−187.5 0 375 187.5 0 375 ⎥ 10
⎢ 0 −2500000 0 0 2500000 0 ⎥ 11
⎣ −375 0 500 375 0 1000 ⎦ 12

4-40
Elemen 6
2500000 0 0 −2500000 0 0 7
⎡ 0 83.33333 250 0 −83.33333 250 ⎤ 8
⎢ ⎥
0 250 1000 0 −250 500 ⎥ 9
[𝑘 ] = ⎢
⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥ 10
⎢ 0 −83.33333 −250 0 83.33333 −250⎥ 11
⎣ 0 250 500 0 −250 1000 ⎦ 12

d. Penyusunan matriks kekakuan struktur, [K]

Setelah dihimpun semua matriks kekakuan elemen menjadi matriks kekakuan struktur didapat suatu matriks berordo 18 x 18.

111.111 0 −333.333 −111.111 0 −333.333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1


⎡ 0 3333333 0 0 −3333333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎤2
⎢−333.333 0 1333.33 333.333 0 666.666 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥3
⎢ ⎥
−111.111 0 333.333 3333632 0 −41.6667 −187.5 0 −375 0 0 0 −3333333 0 0 0 0 0 4
⎢ ⎥
0 −3333333 0 0 5833444 333.333 0 −2500000 0 0 0 0 0 −111.111 333.333 0 0 0 5
⎢ ⎥
⎢−333.333 0 666.666 −41.666 333.333 3666.66 375 0 500 0 0 0 0 −333.333 666.666 0 0 0 ⎥6
⎢ 0 0 0 −187.5 0 375 2500188 0 375 −2500000 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥7
⎢ 0 0 0 0 −2500000 0 0 2500083 250 0 −83.3333 250 0 0 0 0 0 0 ⎥8
0 0 0 −375 0 500 375 250 2000 0 −250 500 0 0 0 0 0 0 ⎥9
[𝐾] = ⎢
⎢ 0 0 0 0 0 0 −2500000 0 0 2500188 0 375 −187.5 0 375 0 0 0 ⎥ 10
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 −83.3333 −250 0 2500083 −250 0 −2500000 0 0 0 0 ⎥ 11
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 250 500 375 −250 2000 −375 0 500 0 0 0 ⎥ 12
⎢ 0 0 0 −3333333 0 0 0 0 0 −187.5 0 −375 3333708 0 0 −187.5 0 375 ⎥ 13
⎢ 0 0 0 0 −111.111 −333.333 0 0 0 0 −2500000 0 0 5000111 −333.333 0 −2500000 0 ⎥ 14
⎢ 0 0 0 0 333.3333 666.6667 0 0 0 375 0 500 0 −333.333 3333.33 −375 0 500 ⎥ 15
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 −187.5 0 −375 187.5 0 −375⎥ 16
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 −2500000 0 0 2500000 0 ⎥ 17
⎣ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 375 0 500 −375 0 1000 ⎦ 18
Matriks kekakuan struktur ini harus ditata ulang untuk memisahkan elemen-elemen untuk perpindahan yang belum diketahui dan yang sudah diketahui. Hasil penataannya
adalah seperti pada matriks pada halaman berikut.

4-41
3333632 0 −41.6667 −187.5 0 −375 0 0 0 −3333333 0 0 | −111.111 0 333.3333 0 0 0
⎡ 4
0 5833444 333.3333 0 −2500000 0 0 0 0 0 −111.111 333.3333 | 0 −3333333 0 0 0 0 ⎤ 5
⎢ ⎥
−41.6667 333.3333 3666.667 375 0 500 0 0 0 0 −333.333 666.6667 | −333.333 0 666.6667 0 0 0
⎢ ⎥ 6
⎢ −187.5 0 375 2500188 0 375 −2500000 0 0 0 0 0 | 0 0 0 0 0 0 ⎥ 7
⎢ 0 −2500000 0 0 2500083 250 0 −83.3333 250 0 0 0 | 0 0 0 0 0 0 ⎥ 8
⎢ −375 0 500 375 250 2000 0 −250 500 0 0 0 | 0 0 0 0 0 0 ⎥ 9
⎢ 0 0 0 −2500000 0 0 2500188 0 375 −187.5 0 375 | 0 0 0 0 0 0 ⎥ 10
⎢ 0 0 0 0 −83.3333 −250 0 2500083 −250 0 −2500000 0 | 0 0 0 0 0 0 ⎥ 11
⎢ 0 0 0 0 250 500 375 −250 2000 −375 0 500 | 0 0 0 0 0 0 ⎥ 12
[𝐾] = ⎢−3333333 0 0 0 0 0 −187.5 0 −375 3333708 0 0 | 0 0 0 −187.5 0 375 ⎥ 13
⎢ 0 −111.111 −333.333 0 0 0 0 −2500000 0 0 5000111 −333.333 | 0 0 0 0 −2500000 0 ⎥ 14
⎢ 0 333.3333 666.6667 0 0 0 375 0 500 0 −33 − 3.333 3333.333 | 0 0 0 −375 0 500 ⎥ 15
⎢ ⎥
− − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
⎢ ⎥ 1
−111.111 0 −333.333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 | 111.1111 0 −333.333 0 0 0
⎢ ⎥
⎢ 0 −3333333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 | 0 3333333 0 0 0 0 ⎥ 2
⎢ 333.3333 0 666.6667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 | −333.333 0 1333.333 0 0 0 ⎥ 3
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 −187.5 0 −375 | 0 0 0 187.5 0 −375⎥ 16
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 −2500000 0 | 0 0 0 0 2500000 0 ⎥ 17
⎣ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 375 0 500 | 0 0 0 −375 0 1000 ⎦ 18

4-42
e. Menghitung momen primer dan reaksinya -{q0} serta beban titik nodal {Q} yang dipartisi menjadi
{QK} dan {QU}

Yang ada ban antara adalah pada elemen batang 3 dan 6 sehingga perlu dihitung momen dan reaksi primernya
yang akan digunakan dalam menghitung beban nodal ekivalen dan akhirnya beban nodal.

Momen Primer dan Reaksinya

Lihat Gbr C4-13 dan C4-14 untuk beban dan notasi


1 62
(q 0 ) 6,3  M FBE   3 t.m
12
1 6 2
(q 0 )15,3  M FEB    3 t.m
12
1 6
(q 0 ) 5,3  V FBE    3t
2
1 6
(q 0 )14,3  VFEB    3t
2
0,8  6 2
(q 0 ) 9,6  M FCD   2,4 t.m
12
0,8  6 2
(q 0 )12,6  M FDC    2,4 t.m
12
0,8  6
( q0 ) 8,6  V FCD   2,4 t
2
0,8  6
(q 0 )11,6  VFDC   2,4 t
2
Beban Nodal adalah jumlah beban di titik nodal yang terdiri dari beban pada titik dan beban ekivalen. Beban
ekivalen adalah nilai negative dari momen/reaksi primer (balok pada kondisi jepit-jepit – tanpa
kebebasan/terkekang).

Q1 = 0 t
Q2 = 0 t
Q3 = 0 tm
Q4 = 4 t
Q 5   ( q 0 ) 5, 3   3 t
Q 6   ( q 0 ) 6 , 3  3 t
Q7 = 0 t
Q8   ( q 0 ) 8, 6  2,4 t
Q9   ( q 0 ) 9 ,6  2,4 t.m
Q10 = 0 t
Q11   ( q 0 )11,6  2,4 t
Q12   ( q 0 )12, 6  2,4 t.m
Q13 = 0 t
Q14   ( q 0 )14 ,3  3 t
Q15   ( q 0 )15,3  3 t.m
Q16 = 0 t
Q17 = 0 t
Q18 = 0 tm

Untuk dapat dimasukkan ke dalam persamaan, maka matriks beban nodal juga harus dipartisi agar indeksnya
sesuai dengan kekakuan strukturnya.

4-43
𝑄 4
⎧ 𝑄 ⎫ ⎧ −3 ⎫
⎪ ⎪ ⎪

𝑄
⎪ −3 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 2 ⎪
⎪ ⎪
𝑄 ⎪
⎪ ⎪ −2,4 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ −2,4 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ −2,4 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 2,4 ⎪
𝑄 = 0
⎨ 𝑄 ⎬ ⎨ −3 ⎬
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 3 ⎪
⎪− − −⎪ ⎪ ⎪
−−−
⎪ ⎪ ⎪ ⎪
𝑄 0 ⎪
⎪ ⎪ ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑄 ⎪ ⎪ 0 ⎪
⎩ 𝑄 ⎭ ⎩ 0 ⎭

f. Menghitung perpindahan nodal, {DU}=[K11]-1{QK}

Bentuk umum persamaan gaya-perpindahan adalah:


𝑄 𝐾 | 𝐾 𝐷
−− = −− | −− −−
𝑄 𝐾 | 𝐾 𝐷

4-44
Pada kasus ini:

4 3333632 0 −41.6667 −187.5 0 −375 0 0 0 −3333333 0 0 | −111.111 0 333.3333 0 0 0 𝐷


⎧ ⎡ 0 ⎤⎧ 𝐷 ⎫
−3 ⎫ ⎢ 0 5833444 333.3333 0 −2500000 0 0 0 0 0 −111.111 333.3333 | 0 −3333333 0 0 0
⎥⎪
⎪ −3 ⎪ ⎢ −41.6667 333.3333 3666.667 375 0 500 0 0 0 0 −333.333 666.6667 | −333.333 0 666.6667 0 0 0 ⎪
⎪ ⎪ ⎥ 𝐷
2 −187.5 0 375 2500188 0 375 −2500000 0 0 0 0 0 | 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ 𝐷 ⎪
⎪ ⎪ ⎢ 0 −2500000 0 0 2500083 250 0 −83.3333 250 0 0 0 | 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ 𝐷 ⎪
⎪ −2,4 ⎪ ⎢ ⎪ ⎪
⎪ −2,4 ⎪ ⎢ −375 0 500 375 250 2000 0 −250 500 0 0 0 | 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ 𝐷 ⎪
⎪ 0 ⎪ ⎢ 0 0 0 −2500000 0 0 2500188 0 375 −187.5 0 375 | 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ 𝐷 ⎪
⎪ −2,4 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 −83.3333 −250 0 2500083 −250 0 −2500000 0 | 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ 𝐷 ⎪
⎪ 2,4 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 250 500 375 −250 2000 −375 0 500 | 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ 𝐷 ⎪
0 = ⎢−3333333 0 0 0 0 0 −187.5 0 −375 3333708 0 0 | 0 0 0 −187.5 0 375 ⎥ 𝐷
⎨ −3 ⎬ ⎢ 0 −111.111 −333.333 0 0 0 0 −2500000 0 0 5000111 −333.333 | 0 0 0 0 −2500000 0 ⎥⎨ 𝐷 ⎬
⎪ 3 ⎪ ⎢ 0 333.3333 666.6667 0 0 0 375 0 500 0 −333.333 3333.333 | 0 0 0 −375 0 500 ⎥ ⎪ 𝐷 ⎪
⎪− − −⎪ ⎢ ⎥⎪ ⎪
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ −− −− −− −− −− −− −− −− −− −− −− −− −− −− −− −− −− −− − − ⎪ − − −⎪

⎪ ⎪ ⎢ −111.111 0 −333.333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 | 111.1111 0 −333.333 0 0 0 ⎪ 0 ⎪

⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 0 −3333333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 | 0 3333333 0 0 0 0 ⎥⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 333.3333 0 666.6667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 | −333.333 0 1333.333 0 0 0 ⎥⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 −187.5 0 −375 | 0 0 0 187.5 0 −375⎥ ⎪ 0 ⎪
⎪ 𝑅 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 −2500000 0 | 0 0 0 0 2500000 0 ⎥⎪ 0 ⎪
⎩ 𝑅 ⎭ ⎣ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 375 0 500 | 0 0 0 −375 0 1000⎦ ⎩ 0 ⎭

Sehingga:

4 3333632 0 −41.6667 −187.5 0 −375 0 0 0 −3333333 0 0 𝐷


⎧ −3 ⎫ ⎡ ⎧ ⎫
0 5833444 333.3333 0 −2500000 0 0 0 0 0 −111.111 333.3333 ⎤ 𝐷
⎪ −3 ⎪ ⎢ −41.6667 ⎪ ⎪
333.3333 3666.667 375 0 500 0 0 0 0 −333.333 666.6667 ⎥ ⎪ 𝐷 ⎪
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎪𝐷 ⎪
⎪ 2 ⎪ ⎢ −187.5 0 375 2500188 0 375 −2500000 0 0 0 0 0 ⎥⎪ ⎪
𝐷
⎪−2,4⎪ ⎢ 0 −2500000 0 0 2500083 250 0 −83.3333 250 0 0 0 ⎥⎪ ⎪
−2,4
=⎢
−375 0 500 375 250 2000 0 −250 500 0 0 0 ⎥ 𝐷
⎨ 0 ⎬ ⎢ 0 0 0 −2500000 0 0 2500188 0 375 −187.5 0 375 ⎥ ⎨𝐷 ⎬
⎪−2,4⎪ ⎢ 0 0 0 0 −83.3333 −250 0 2500083 −250 0 −2500000 0 ⎥ ⎪𝐷 ⎪
⎪ 2,4 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 250 500 375 −250 2000 −375 0 500 ⎥ ⎪𝐷 ⎪
⎪ 0 ⎪ ⎢−3333333 0 0 0 0 0 −187.5 0 −375 3333708 0 0 ⎥⎪⎪𝐷


⎪ −3 ⎪ ⎢ 0 −111.111 −333.333 0 0 0 0 −2500000 0 0 5000111 −333.333⎥ ⎪𝐷 ⎪
⎩ 3 ⎭ ⎣ 0 333.3333 666.6667 0 0 0 375 0 500 0 −333.333 3333.333 ⎦ ⎩𝐷 ⎭

4-45
Perpindahannya adalah:

𝐷 3333632 0 −41.6667 −187.5 0 −375 0 0 0 −3333333 0 0 4 0.02875


⎧𝐷 ⎫ ⎡
⎪𝐷 ⎪ 0 5833444 333.3333 0 −2500000 0 0 0 0 0 −111.111 333.3333 ⎤ ⎧ −3 ⎫ ⎧ 0.00000 ⎫
⎢ −41.6667 333.3333 3666.667 375 0 500 0 0 0 0 −333.333 666.6667 ⎥ ⎪ −3 ⎪ ⎪−0.00404⎪
⎪ ⎪ ⎢ ⎥ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎪𝐷 ⎪
⎪𝐷 ⎪ ⎢ −187.5 0 375 2500188 0 375 −2500000 0 0 0 0 0 ⎥ ⎪ 2 ⎪ ⎪ 0.04475 ⎪
⎪ ⎪ ⎢ 0 −2500000 0 0 2500083 250 0 −83.3333 250 0 0 0 ⎥ ⎪−2,4⎪ ⎪ 0.00000 ⎪
𝐷 −375 0 500 375 250 2000 0 −250 500 0 0 0 ⎥ −2,4 −0.00314
=⎢ =
⎨𝐷 ⎬ ⎢ 0 0 0 −2500000 0 0 2500188 0 375 −187.5 0 375 ⎥ ⎨ 0 ⎬ ⎨ 0.04475 ⎬
⎪𝐷 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 −83.3333 −250 0 2500083 −250 0 −2500000 0 ⎥ ⎪−2,4⎪ ⎪ 0.00000 ⎪
⎪𝐷 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 250 500 375 −250 2000 −375 0 500 ⎥ ⎪ 2,4 ⎪ ⎪−0.00019⎪
⎪𝐷 ⎪ ⎢−3333333 0 0 0 0 0 −187.5 0 −375 3333708 0 0 ⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪ 0.02874 ⎪
⎪ ⎪
⎪𝐷 ⎪ ⎢ 0 −111.111 −333.333 0 0 0 0 −2500000 0 0 5000111 −333.333⎥ ⎪ −3 ⎪ ⎪ 0.00000 ⎪
⎩𝐷 ⎭ ⎣ 0 333.3333 666.6667 0 0 0 375 0 500 0 −333.333 3333.333 ⎦ ⎩ 3 ⎭ ⎩−0.00330⎭

g. Menghitung reaksi perletakan dari struktur, {QU}=[K21]{DU} dan kontrol keseimbangan

0.02875
⎧ 0.00000 ⎫
⎪−0.00404⎪
𝑅 =𝑄 ⎪ ⎪
−111.111 0 −333.333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎪ 0.04475 ⎪ −1.847
⎧𝑅 ⎫ ⎡ ⎤

=𝑄
⎪ 0 −3333333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎪ 0.00000 ⎪ ⎧ 2.121 ⎫
𝑅 =𝑄 ⎢ ⎥ ⎪ ⎪
333.3333 0 666.6667 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥ −0.00314 6.888
=⎢ =
⎨𝑅 =𝑄 ⎬ ⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 −187.5 0 −375⎥ ⎨ 0.04475 ⎬ ⎨−4.153⎬
⎪𝑅 =𝑄 ⎪ ⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 −2500000 0 ⎥ ⎪ 0.00000 ⎪ ⎪ 8.679 ⎪
⎩𝑅 =𝑄 ⎭ ⎣ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 375 0 500 ⎦ ⎪−0.00019⎪ ⎩ 9.130 ⎭
⎪ 0.02874 ⎪
⎪ 0.00000 ⎪
⎩−0.00330⎭

4-46
h. Menghitung gaya-gaya ujung pada setiap elemen – gaya dalam (pada system koordinat lokal), {q}={q0}+[k’][T]{D}

0 3333333 0 0 −3333333 0 0 0 1 0 0 0 0 0. 2.121


⎧0⎫ ⎡ 0 111.1111 333.3333 0 −111.1111 333.3333 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 1.847 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 ⎢ 0 333.3333 1333.333 0 −333.3333 666.6667 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 0 6.888
[𝑞 ] = + =
0
⎨ ⎬ ⎢ −3333333 0 0 3333333 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥ ⎨ 0.02875 ⎬ ⎨−2.121⎬
⎪0⎪ ⎢ 0 −111.1111 −333.3333 0 111.1111 −333.3333⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪−1.847⎪
⎩0⎭ ⎣ 0 333.3333 666.6667 0 −333.3333 1333.333 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−0.00404⎭ ⎩ 4.195 ⎭

0 2500000 0 0 −2500000 0 0 0 1 0 0 0 0 0 8.679


⎧0 ⎫ ⎡ 0 187.5 375 0 −187.5 375 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 4.153 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
[𝑞 ] = 0 + ⎢ 0 375 1000 0 −375 500 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ 0
=
9.130
⎨0⎬ ⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥ ⎨ 0.02874 ⎬ ⎨−8.679⎬
⎪0 ⎪ ⎢ 0 −187.5 −375 0 187.5 −375⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪−4.153⎪
⎩0 ⎭ ⎣ 0 375 500 0 −375 1000 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−0.00330⎭ ⎩ 7.481 ⎭

0 3333333 0 0 −3333333 0 0 1 0 0 0 0 0 0.02875 2.460


⎧3⎫ ⎡ 0 111.1111 333.3333 0 −111.1111 333.3333 ⎤ ⎡0 1 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 0.554 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
3 0 333.3333 1333.333 0 −333.3333 666.6667 ⎥ ⎢0 0 1 0 0 0⎥ −0.00404 −4.585
[𝑞 ] = +⎢ =
0
⎨ ⎬ ⎢−3333333 0 0 3333333 0 0 ⎥ ⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎨ 0.02874 ⎬ ⎨ −2.460 ⎬
⎪3⎪ ⎢ 0 −111.1111 −333.3333 0 111.1111 −333.3333⎥ ⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪ 5.446 ⎪
⎩−3⎭ ⎣ 0 333.3333 666.6667 0 −333.3333 1333.333 ⎦ ⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−0.00330⎭ ⎩−10.090⎭

0 2500000 0 0 −2500000 0 0 0 1 0 0 0 0 0.02875 1.567


⎧0 ⎫ ⎡ 0 187.5 375 0 −187.5 375 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 0.307 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 375 1000 0 −375 500 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ −0.00404 0.390
[𝑞 ] = +⎢ =
⎨0⎬ ⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥ ⎨ 0.04475 ⎬ ⎨−1.567⎬
⎪0 ⎪ ⎢ 0 −187.5 −375 0 187.5 −375⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪−0.307⎪
⎩0 ⎭ ⎣ 0 375 500 0 −375 1000 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−0.00314⎭ ⎩ 0.839 ⎭

0 2500000 0 0 −2500000 0 0 0 1 0 0 0 0 0.02874 3.233


⎧0 ⎫ ⎡ 0 187.5 375 0 −187.5 375 ⎤ ⎡−1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 1.693 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
[𝑞 ] = 0 + ⎢ 0 375 1000 0 −375 500 ⎥ ⎢ 0 0 1 0 0 0⎥ −0.00330
=
2.609
0
⎨ ⎬ ⎢−2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥⎢ 0 0 0 0 1 0⎥ ⎨ 0.04475 ⎬ ⎨−3.233⎬
⎪0 ⎪ ⎢ 0 −187.5 −375 0 187.5 −375⎥ ⎢ 0 0 0 −1 0 0⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪−1.693⎪
⎩0 ⎭ ⎣ 0 375 500 0 −375 1000 ⎦ ⎣ 0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−0.00019⎭ ⎩ 4.162 ⎭

4-47
0 2500000 0 0 −2500000 0 0 1 0 0 0 0 0 0.04475 1.693
⎧ 2,4 ⎫ ⎡ 0 83.33333 250 0 −83.33333 250 ⎤ ⎡0 1 0 0 0 0⎤ ⎧ 0 ⎫ ⎧ 1.567 ⎫
⎪ ⎪ ⎢ ⎥⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
2,4 0 250 1000 0 −250 500 ⎥ ⎢0 0 1 0 0 0⎥ −0.00314 −0.839
[𝑞 ] = +⎢ =
⎨ 0 ⎬ ⎢ −2500000 0 0 2500000 0 0 ⎥ ⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎨ 0.04475 ⎬ ⎨−1.693⎬
⎪ 2,4 ⎪ ⎢ 0 −83.33333 −250 0 83.33333 −250⎥ ⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎪ 0 ⎪ ⎪ 3.233 ⎪
⎩−2,4⎭ ⎣ 0 250 500 0 −250 1000 ⎦ ⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−0.00019⎭ ⎩−4.162⎭

i. Menghitung gaya-gaya ujung setiap elemen pada system koordinat global, {Q}=[T]T{q}

0 −1 0 0 0 0 2.121 −1.847
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 1.847 ⎫ ⎧ 2.121 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
[𝑄 ] = ⎢0 0 1 0 0 0⎥ 6.888
=
6.888
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎨−2.121⎬ ⎨ 1.847 ⎬
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎪−1.847⎪ ⎪−2.121⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 4.195 ⎭ ⎩ 4.195 ⎭
0 −1 0 0 0 0 8.679 −4.153
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 4.153 ⎫ ⎧ 8.679 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
[𝑄 ] = ⎢0 0 1 0 0 0⎥ 9.130
=
9.130
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎨−8.679⎬ ⎨ 4.153 ⎬
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎪−4.153⎪ ⎪−8.679⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 7.481 ⎭ ⎩ 7.481 ⎭

1 0 0 0 0 0 2.460 2.460
⎡0 1 0 0 0 0⎤ ⎧ 0.554 ⎫ ⎧ 0.554 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 1 0 0 0⎥ −4.585 −4.585
[𝑄 ] = ⎢ =
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎨ −2.460 ⎬ ⎨ −2.460 ⎬
⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎪ 5.446 ⎪ ⎪ 5.446 ⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−10.090⎭ ⎩−10.090⎭
0 −1 0 0 0 0 1.567 −0.307
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 0.307 ⎫ ⎧ 1.567 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
[𝑄 ] = ⎢0 0 1 0 0 0⎥ 0.390
=
0.390
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎨−1.567⎬ ⎨ 0.307 ⎬
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎪−0.307⎪ ⎪−1.567⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 0.839 ⎭ ⎩ 0.839 ⎭

4-48
0 −1 0 0 0 0 3.233 −1.693
⎡1 0 0 0 0 0⎤ ⎧ 1.693 ⎫ ⎧ 3.233 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 1 0 0 0⎥ 2.609 2.609
[𝑄 ] = ⎢ =
⎢0 0 0 0 −1 0⎥ ⎨−3.233⎬ ⎨ 1.693 ⎬
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎪−1.693⎪ ⎪−3.233⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩ 4.162 ⎭ ⎩ 4.162 ⎭
1 0 0 0 0 0 1.693 1.693
⎡0 1 0 0 0 0⎤ ⎧ 1.567 ⎫ ⎧ 1.567 ⎫
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
0 0 1 0 0 0⎥ −0.839 −0.839
[𝑄 ] = ⎢ =
⎢0 0 0 1 0 0⎥ ⎨−1.693⎬ ⎨−1.693⎬
⎢0 0 0 0 1 0⎥ ⎪ 3.233 ⎪ ⎪ 3.233 ⎪
⎣0 0 0 0 0 1⎦ ⎩−4.162⎭ ⎩−4.162⎭

4-49
j. Menggambar diagram freebody dari setiap elemen sekaligus control keseimbangan pada setiap
titik pertemuan – angka-angka dapat diambil dari [𝑄] atau [𝑞]. (Lihat Gbr C-4-15)

k. Menggambar diagram gaya dalam (N, D, M) pada Gbr C4-16a,b,c dan Garis Elastis pad Gbr C4-
17.

Catatan: Angka-angka yang digarisbawahi adalah momen.

6m

0,8 t/m
1,693 1,693
1,567

4,162
0,839

3,233
1,567 3,233
0,839 4,162

69
1,
1,693
2t
4m

4m
0,307

1,693
0,390

3,233
1,567

2,609
1 t/m
2,460 2,460
4,195

0,554 5,446
2,121

8,679

7,481
4,585 10,090
2,153

4,153
4t

4m

4,153
6m

1,847

8,679

9,130
2,121

6,888

Gbr C4-15

4-50
1,567 4 -1,693

0,839

4,162
0,307

0,839
3,233 10,09

-1,567

-3,233
-2,460

1,693

0,390

4,195

7,481
0,554

2,609
4,585
5,446

-8,679
4,153

-2,121
9,130
1,847

6,888

(a) Diagram Gaya Lintang (b) Diagram Momen (c) Diagram Gaya Normal

Gbr C4-16

4-51
0,04475
0,00019
0,00314
0,02875

0,00330
0,00404

0,02874

0,04475

Gbr C4-17

52
DAFTAR PUSTAKA

Kassimali, A., Structural Analysis Fourth Edition, SI, Cengage Learning, Stamford, 2011.
Hariandja, B., Analisis Struktur Berbentuk Rangka dalam Formulasi Matriks, Penerbit
Aksara Husada, Bandung, 1997.
Hibbeler, R.C., Structural Analysis. Prentice Hall, Upper Saddel River NJ, 1998.
Holzer, S. M. Computer Analysis of Structures, Elsevier Science PublishingCo., Inc., New
York, 1985.
Mukhopadhyay, M, Matrix, Finite Element, Computer and Structural Analysis, Oxford &
IBH Publishing Co. PVT. Ltd, New Delhi, 1993.
Tuma, J. J., Structural Analysis. McGraw-Hill, New York, 1969.
Wang, C. K., Statically Indeterminate Structures, McGraw-Hill International Kogakusha,
Ltd., Tokyo, 1983.

A-1
A-2
LAMPIRAN

A. Tabel Lendutan dan Putaran Sudut

Balok Putaran Sudut


( ) ( )
a P b 𝜃 = ;𝜃 = ;𝑦 = ;
( )
Jika a>L/2: 𝑦 = − untuk 0<x<a dan
( )
𝑦 = − untuk 0<x1<b
θA θB ( ) ( )
L 𝑦 =
pada jarak 3(𝐿 − 𝑏 ) dari A jika a>L/2
atau
𝜃 =( − + ) ;𝜃 =( )
Kondisi istimewa a=b=L/2
𝜃 =𝜃 = ;𝑦 =

a2 a1=α1L 𝜃 = − + ;

q a2=α2L 𝜃 = −
a1 Atau
𝜃 = {4(𝛼 − 𝛼 ) − 4(𝛼 − 𝛼 ) + (𝛼 − 𝛼 )}
θA θB
𝜃 = {2(𝛼 − 𝛼 ) − (𝛼 − 𝛼 )}
L

( ) ( )
𝜃 = ;𝜃 = atau
a 𝜃 = (4𝛼 − 4𝛼 + 𝛼 ) ; 𝜃 = (2𝛼 − 𝛼 )
q Kondisi Istimewa a=L atau α=1
𝜃 = ;𝜃 =
θA θB Kondisi Istimewa a=L/2 atau α=1/2
L 𝜃 = ;𝜃 =

𝑞𝐿
q 𝜃 =
45𝐸𝐼
7𝑞𝐿
𝜃 =
360𝐸𝐼
θA θB
L
M 𝑀𝐿
𝜃 =
3𝐸𝐼
𝑀𝐿
θB 𝜃 =
θA 6𝐸𝐼
L
Balok Putaran Sudut
( ) ( )
𝜃 = ;𝜃 =
a b Atau
M 𝜃 = ( −𝛼+ ) ;𝜃 =( − )
Kondisi istimewa: α=0: 𝜃 = ;𝜃 =
θA θB
L Kondisi istimewa: α=1: 𝜃 = − ;𝜃 =−

a P b 𝜃 = ;∆ = +
Atau
𝜃 =( ) ;∆ =( )
ΔB
L θB Keadaan istimewa: a=L: 𝜃 = ;∆ =
Keadaan istimewa: a=L/2: 𝜃 = ;∆ =

𝜃 = 𝐿 (𝑎 − 𝑎 ) − 𝐿(𝑎 − 𝑎 ) + (𝑎 − 𝑎 )
a2
𝑞 3𝐿 1
q a1 ∆ = 2𝐿 (𝑎 − 𝑎 ) − (𝑎 − 𝑎 ) + (𝑎 − 𝑎 )
6𝐸𝐼 2 4
Atau
ΔB (𝛼 − 𝛼 ) − (𝛼
𝜃 = − 𝛼 ) + (𝛼 −𝛼 )
L θB
∆ = 2(𝛼 − 𝛼 ) − (𝛼 − 𝛼 ) + (𝛼 −𝛼 )
Kondisi a1=0 dan a2=L: 𝜃 = dan ∆ =
𝛼 = dan 𝛼 =
Kondisi a1=0 dan a2=L/2: 𝜃 = dan ∆ =
Kondisi a1=L/2 dan a2=L: 𝜃 = dan ∆ =

q 𝑞𝐿
𝜃 =
24𝐸𝐼
ΔB 𝑞𝐿
∆ =
L θB 30𝐸𝐼

L-2
B. Reaksi Ujung-Ujung Balok akibat Berbagai Muatan

Balok dan Muatannya Reaksi Ujung Balok


𝑀 = ;𝑀 =
a b (3𝑎 + 𝑏); 𝑅 = (𝑎 + 3𝑏)
𝑅 =
P atau
𝑀 = (𝛼 − 2𝛼 + 𝛼 )𝑃𝐿; 𝑀 = (𝛼 − 𝛼 )𝑃𝐿
MA RA L RB MB 𝑅 = (2𝛼 − 3𝛼 + 1)𝑃; 𝑅 = (3𝛼 − 2𝛼 )𝑃

𝑃𝐿
𝑀 =
L/2 L/2 8
𝑃𝐿
P 𝑀 =
8
𝑃
MA RA L RB MB 𝑅 =
2
𝑃
𝑅 =
2
𝑞𝐿
𝑀 =
12
q 𝑞𝐿
𝑀 =
12
𝑞𝐿
MA RA L RB MB 𝑅 =
2
𝑞𝐿
𝑅 =
2
𝑞𝐿
𝑀 =
q 20
𝑞𝐿
𝑀 =
30
7𝑞𝐿
𝑅 =
MA RA L RB MB 20
3𝑞𝐿
𝑅 =
20
5𝑞𝐿
𝑀 =
L/2 L/2 96
5𝑞𝐿
q 𝑀 =
P 96
𝑞𝐿
𝑅 =
MA RA RB 4
L MB 𝑞𝐿
𝑅 =
4
a 𝑀 = (6𝐿 − 8𝑎𝐿 + 3𝑎 ); 𝑀 = (4𝐿 − 3𝑎)
q
𝑉 =𝑞 𝑎− + ;𝑉 =𝑞 −

MA RA RB atau
L MB
𝑀 = (6𝛼 − 8𝛼 + 3𝛼 ); 𝑀 = (4𝛼 − 3𝛼 )
𝑎
𝛼= 𝑅 = 𝑞𝐿 𝛼 − 𝛼 + ; 𝑅 = 𝑞𝐿 𝛼 −
𝐿

L-3
Balok dan Muatannya Reaksi Ujung Balok
( ) ( )
a 𝑀 = ;𝑀 =
𝑅 =− ;𝑅 =
M
atau
𝑀 = (1 − 4𝛼 + 3𝛼 )𝑀; 𝑀 = (2𝛼 − 3𝛼 )𝑀
MA RA L RB MB
𝑅 = −(6𝛼 + 6𝛼 ) ; 𝑅 = (6𝛼 + 6𝛼 )

2𝐸𝐼
𝑀 =−
𝐿
θ=1 rad 4𝐸𝐼
𝑀 =
𝐿
6𝐸𝐼
𝑅 =−
MA RA L RB MB 𝐿
6𝐸𝐼
𝑅 =
𝐿

3𝐸𝐼
𝑀 =−
𝐿
𝑀 =0
θ=1 rad 3𝐸𝐼
MA 𝑅 =−
RA RB MB 𝐿
L 3𝐸𝐼
𝑅 =
𝐿

6𝐸𝐼
𝑀 =−
𝐿
6𝐸𝐼
Δ=1 𝑀 =
MB 𝐿
12𝐸𝐼
MA 𝑅 =−
𝐿
RA RB 12𝐸𝐼
L 𝑅 =
𝐿

3𝐸𝐼
𝑀 =−
𝐿
Δ=1 𝑀 =0
MB 3𝐸𝐼
𝑅 =−
MA 𝐿
RA RB 3𝐸𝐼
L 𝑅 =
𝐿

L-4
C. Tabel Profil Baja
Standard Sectional Dimension of Equal Angle Steel and Its
Sectional Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :

Sectional Dimension Sectional Properties


Center Sec.of Unit
of grav. Area Weight Geometrical Moment Radius of Gyration Modulus of Section
4 3
A x B t K r1 r2 (c) of Inertia (cm ) of Area (cm) (cm )
mm mm
mm mmmm mm
mm mm
mm mmmm cm(cm) cm²
(cm2) (kglg)
kg/m Ix=ly
Ix=Iy ix=iy
Iv Sx=SyIu Sv ix=iy Su iv iu Sx=Sy Sv Su
L 25 x 25 3.0 7.0 4.0 2.0 0.72 1.43 1.12 0.80 0.33 1.26 0.75 0.48 0.94 0.45 0.33 0.71
L 30 x 30 3.0 7.0 4.0 2.0 0.84 1.73 1.36 1.42 0.59 2.26 0.91 0.58 1.14 0.66 0.50 1.07
L 40 x 40 3.0 7.5 4.5 2.0 1.09 2.34 1.84 3.53 1.46 5.60 1.23 0.79 1.55 1.21 0.95 1.98
4.0 10.0 6.0 3.0 1.12 3.08 2.42 4.48 1.87 7.12 1.21 0.78 1.52 1.55 1.18 2.52
5.0 9.5 4.5 3.0 1.17 3.76 2.95 5.42 2.25 8.59 1.20 0.77 1.51 1.92 1.36 3.04
L 45 x 45 4.0 10.5 6.5 3.0 1.24 3.49 2.74 6.50 2.70 10.30 1.36 0.88 1.72 1.99 1.54 3.24
5.0 11.5 6.5 3.0 1.28 4.30 3.38 7.91 3.29 12.50 1.36 0.87 1.70 2.46 1.82 3.93
L 50 x 50 4.0 10.5 6.5 3.0 1.37 3.89 3.05 9.06 3.76 14.40 1.53 0.98 1.92 2.50 1.94 4.07
5.0 11.5 6.5 3.0 1.41 4.80 3.77 11.10 4.58 17.50 1.52 0.98 1.91 3.09 2.30 4.95
6.0 12.5 6.5 4.5 1.44 5.64 4.43 12.60 5.23 20.00 1.49 0.96 1.88 3.54 2.57 5.66
L 60 x 60 4.0 10.5 6.5 3.0 1.61 4.69 3.68 16.00 6.62 25.40 1.85 1.19 2.33 3.64 2.91 5.99
5.0 11.5 6.5 3.0 1.66 5.80 4.55 19.60 8.09 31.20 1.84 1.18 2.32 4.52 3.45 7.35
6.0 14.0 8.0 4.0 1.69 6.91 5.42 22.80 8.28 36.24 1.82 1.09 2.29 5.29 3.46 8.54
L 65 x 65 5.0 13.5 8.5 3.0 1.77 6.37 5.00 25.30 10.50 40.10 1.99 1.28 2.51 5.35 4.19 8.72
6.0 14.5 8.5 4.0 1.81 7.53 5.91 29.40 12.20 46.60 1.98 1.27 2.49 6.27 4.77 10.14
8.0 16.5 8.5 6.0 1.88 9.76 7.66 36.80 15.30 58.30 1.94 1.25 2.44 7.97 5.75 12.68
L 70 x 70 6.0 14.5 8.5 4.0 1.93 8.13 6.38 37.10 15.30 58.90 2.14 1.37 2.69 7.32 5.61 11.90
7.0 16.0 9.0 4.5 1.97 9.40 7.38 42.40 17.64 67.01 2.12 1.37 2.67 8.43 6.33 13.54
L 75 x 75 6.0 14.5 8.5 4.0 2.06 8.73 6.85 46.10 19.00 73.20 2.30 1.48 2.90 8.47 6.52 13.80
8.0 18.0 10.0 5.0 2.13 11.50 9.03 58.90 24.51 93.41 2.26 1.46 2.85 10.97 8.14 17.61
8.0 17.5 8.5 6.0 2.17 12.69 9.96 64.40 26.70 102.00 2.25 1.45 2.84 12.08 8.70 19.23
12.0 20.5 8.5 6.0 2.29 15.56 13.00 81.90 34.50 129.00 2.22 1.44 2.79 15.72 10.65 24.32
L 80 x 80 6.0 14.5 8.5 4.0 2.18 9.33 7.32 56.40 23.20 89.60 2.46 1.58 3.10 9.59 7.53 15.84
8.0 18.0 10.0 5.0 2.26 12.30 9.66 72.30 29.55 115.17 2.42 1.55 3.06 12.60 9.25 20.36
L 90 x 90 6.0 16.0 10.0 5.0 2.42 10.55 8.28 80.70 33.40 128.00 2.77 1.78 3.48 12.26 9.76 20.11
7.0 17.0 10.0 5.0 2.46 12.22 9.59 93.00 38.30 148.00 2.76 1.77 3.48 14.22 11.01 23.26
9.0 20.0 10.0 5.5 2.54 15.50 12.17 116.00 48.01 184.49 2.74 1.76 3.45 17.96 13.37 28.99
10.0 20.0 10.0 7.0 2.57 17.00 13.35 125.00 51.70 199.00 2.71 1.74 3.42 19.44 14.22 31.27
13.0 23.0 10.0 7.0 2.69 21.71 17.04 156.00 65.30 248.00 2.68 1.73 3.38 24.72 17.17 38.97
L 100 x 100 7.0 17.0 10.0 5.0 2.71 13.62 10.69 129.00 53.20 205.00 3.08 1.98 3.88 17.70 13.88 28.99
8.0 18.0 10.0 7.0 2.75 15.47 12.14 146.00 58.82 234.09 3.07 1.95 3.89 20.14 15.13 33.11
10.0 20.0 10.0 7.0 2.82 19.00 14.92 175.00 72.00 278.00 3.03 1.95 3.83 24.37 18.05 39.32
13.0 23.0 10.0 7.0 2.94 24.31 19.08 220.00 91.10 348.00 3.01 1.94 3.78 31.16 21.91 49.21
L 120 x 120 8.0 20.0 12.0 5.0 3.24 18.76 14.73 258.00 106.00 410.00 3.71 2.38 4.67 29.45 23.13 48.32
11.0 24.0 13.0 6.5 3.36 25.40 19.94 341.00 140.27 542.15 3.66 2.35 4.62 39.47 29.52 63.89
12.0 25.0 13.0 6.5 3.40 27.50 21.59 388.00 151.87 581.90 3.66 2.35 4.60 42.79 31.58 68.58
L 130 x 130 90.0 21.0 12.0 6.0 3.53 22.74 17.85 366.00 150.00 583.00 4.01 2.57 5.06 38.65 30.05 63.42
12.0 24.0 12.0 8.5 3.64 29.76 23.36 467.00 192.00 743.00 3.96 2.54 5.00 49.89 37.30 80.83
15.0 27.0 12.0 8.5 3.76 36.75 28.85 568.00 234.00 902.00 3.93 2.52 4.95 61.47 44.01 98.12
L 150 x 150 12.0 26.0 14.0 7.0 4.14 34.77 27.29 740.00 304.00 1180.00 4.61 2.96 5.83 68.14 51.92 111.25
15.0 29.0 14.0 10.0 4.24 42.74 33.55 888.00 365.00 1410.00 4.56 2.92 5.74 82.53 60.87 132.94
19.0 33.0 14.0 10.0 4.40 53.38 41.90 1090.00 451.00 1730.00 4.52 2.91 5.69 102.83 72.48 163.11
L 175 x 175 12.0 27.0 15.0 11.0 4.73 40.52 31.81 1170.00 480.00 1860.00 5.37 3.44 6.78 91.62 71.76 150.31
15.0 30.0 15.0 11.0 4.85 50.21 39.41 1440.00 589.00 2290.00 5.36 3.43 6.75 113.83 85.87 185.06
L 200 x 200 15.0 32.0 17.0 12.0 5.46 57.75 45.33 2180.00 891.00 3470.00 6.14 3.93 7.75 149.93 115.39 245.37
20.0 37.0 17.0 12.0 5.67 76.00 59.66 2820.00 1160.00 4490.00 6.09 3.91 7.69 196.79 144.66 317.49
25.0 42.0 17.0 12.0 5.86 93.75 73.59 3420.00 1410.00 5420 6.04 3.88 7.60 241.87 170.14 383.25
L 250 250 25.0 49.0 24.0 12.0 7.10 119.40 93.73 695,000 2860.00 1100 7.63 4.89 9.60 388.27 284.83 622.25
35.0 59.0 24.0 18.0 7.45 162.60 127.64 9110.00 3790.00 1440 7.49 4.83 9.41 519.09 359.72 814.59

L-5
Standard Sectional Dimension of Double Angle Steel and Its
Sectional Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :

Sectional Dimension Sectional Properties

Sec.of Unit Geometrical Moment Radius of Gyration Modulus of Section


A x B t T r1 r2 Area Weight of Inertia (cm4) of Area (cm) (cm3)
mm mm mm mm mm mm cm² kg/m Ix Iy ix iy Sx Sy
2L 25 x 25 3.0 9.0 4.0 2.0 2.86 2.25 1.60 5.51 0.75 1.39 0.90 1.87
2L 30 x 30 3.0 9.0 4.0 2.0 3.46 2.72 2.84 8.60 0.91 1.58 1.31 2.49
2L 40 x 40 3.0 9.0 4.5 2.0 4.68 3.67 7.06 18.16 1.23 1.97 2.43 4.08
4.0 9.0 6.0 3.0 6.16 4.84 8.96 24.14 1.21 1.98 3.11 5.43
5.0 9.0 4.5 3.0 7.52 5.90 10.84 30.58 1.20 2.02 3.83 6.87
2L 45 x 45 4.0 9.0 6.5 3.0 6.98 5.48 13.00 32.94 1.36 2.17 3.99 6.65
5.0 9.0 6.5 3.0 8.60 6.75 15.82 41.56 1.36 2.20 4.91 8.40
2L 50 x 50 4.0 9.0 6.5 3.0 7.78 6.11 18.12 43.89 1.53 2.38 4.99 8.05
5.0 9.0 6.5 3.0 9.60 7.54 22.20 55.41 1.52 2.40 6.18 10.17
6.0 9.0 6.5 4.5 11.28 8.85 25.20 65.49 1.49 2.41 7.08 12.02
2L 60 x 60 4.0 9.0 6.5 3.0 9.38 7.36 32.00 71.80 1.85 2.77 7.29 11.13
5.0 9.0 6.5 3.0 11.60 9.11 39.20 90.84 1.84 2.80 9.03 14.08
6.0 9.0 8.0 4.0 13.82 10.85 45.60 108.89 1.82 2.81 10.58 16.88
2L 65 x 65 5.0 9.0 8.5 3.0 12.74 10.00 50.60 113.39 1.99 2.98 10.70 16.31
6.0 9.0 8.5 4.0 15.06 11.82 58.80 135.72 1.98 3.00 12.54 19.53
8.0 9.0 8.5 6.0 19.52 15.32 73.60 179.57 1.94 3.03 15.93 25.84
2L 70 x 70 6.0 9.0 8.5 4.0 16.26 12.76 74.20 166.30 2.14 3.20 14.64 22.32
7.0 9.0 9.0 4.5 18.80 14.76 84.80 194.90 2.12 3.22 16.86 26.16
2L 75 x 75 6.0 9.0 8.5 4.0 17.46 13.71 92.20 202.20 2.30 3.40 16.95 25.43
8.0 9.0 10.0 5.0 23.00 18.05 117.80 270.90 2.26 3.43 21.94 34.08
9.0 9.0 8.5 6.0 25.38 19.92 128.80 303.02 2.25 3.46 24.17 38.12
12.0 9.0 8.5 6.0 33.12 26.00 163.80 412.45 2.22 3.53 31.44 51.88
2L 80 x 80 6.0 9.0 8.5 4.0 18.66 14.65 112.80 241.87 2.46 3.60 19.38 28.62
8.0 9.0 10.0 5.0 24.60 19.31 144.60 325.26 2.42 3.64 25.19 38.49
2L 90 x 90 6.0 9.0 10.0 5.00 21.10 16.56 161.40 335.20 2.77 3.99 24.53 35.47
7.0 9.0 10.0 5.0 24.44 19.19 186.00 392.96 2.76 4.01 28.44 41.58
9.0 9.0 11.0 5.5 31.00 24.33 232.00 509.14 2.74 4.05 35.91 53.88
10.0 9.0 10.0 7.0 34.00 26.69 250.00 560.09 2.71 4.06 38.88 59.27
13.0 9.0 10.0 7.0 43.42 34.08 312.00 740.10 2.68 4.13 49.45 78.32
2L 100 x 100 7.0 9.0 10.0 5.0 27.24 21.38 258.00 530.01 3.08 4.41 35.39 50.72
8.0 9.0 10.0 5.0 30.94 24.29 292.00 608.83 3.07 4.44 40.28 58.26
10.0 9.0 10.0 7.0 38.00 29.83 350.00 756.33 3.03 4.46 48.75 72.38
13.0 9.0 10.0 7.0 48.62 38.17 440.00 998.75 3.01 4.53 62.32 95.57
2L 120 x 120 8.0 9.0 12.0 5.0 37.52 29.45 516.00 1026.88 3.71 5.23 58.90 82.48
11.0 9.0 13.0 6.5 50.80 39.88 682.00 1419.42 3.66 5.29 78.94 114.01
12.0 9.0 13.0 6.5 55.00 43.17 736.00 1551.24 3.66 5.31 85.58 124.60
2L 130 x 130 9.0 9.0 12.0 6.0 45.48 35.70 732.00 1452.42 4.01 5.65 77.30 107.99
12.0 9.0 12.0 8.5 59.52 46.72 934.00 1929.66 3.96 5.69 99.79 143.47
15.0 9.0 12.0 8.5 73.50 57.70 1136.00 2438.72 3.93 5.76 122.94 181.32
2L 150 x 150 12.0 12.0 14.0 7.0 69.54 54.59 1480.00 3042.40 4.61 6.61 136.28 195.03
15.0 12.0 14.0 10.0 85.48 67.10 1776.00 3778.42 4.56 6.65 165.06 242.21
19.0 12.0 14.0 10.0 106.76 83.81 2180.00 4849.00 4.52 6.74 205.66 310.83
2L 175 x 175 12.0 12.0 15.0 11.0 81.04 63.62 2340.00 4642.26 5.37 7.57 183.24 256.48
15.0 12.0 15.0 11.0 100.42 78.83 2880.00 5862.73 5.36 7.64 227.67 323.91
2L 200 x 200 15.0 12.0 17.0 12.0 115.50 90.67 4360.00 8601.58 6.14 8.63 299.86 417.55
20.0 12.0 17.0 12.0 152.00 119.32 5640.00 11615.56 6.09 8.74 393.58 563.86
25.0 12.0 17.0 12.0 187.50 147.19 6840.00 14664.68 6.04 8.84 483.73 711.88
2L 250 x 250 25.0 12.0 24.0 12.0 238.80 187.46 13900.00 28058.45 7.63 10.84 776.54 1096.03
35.0 12.0 24.0 18.0 325.20 255.28 18220.00 39293.77 7.49 10.99 1038.18 1534.91
2L 250 x 250 25.0 10.0 24.0 12.0 238.80 187.46 13900.00 27693.09 7.63 10.77 776.54 1086.00
35.0 10.0 24.0 18.0 325.20 255.28 18220.00 38773.45 7.49 10.92 1038.18 1520.53

L-6
Standard Sectional Dimension of Star Angle Steel and Its
Sectional Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :

Sectional Dimension Sectional Properties

Sec.of Unit Geometrical Moment Radius of Gyration Modulus of Section


A x B t T r1 r2 Area Weight of Inertia (cm4) of Area (cm) (cm3)
mm mm mm mm mm mm cm² kg/m Ix=Iy Iv Iu ix=iy iv iu Sx=Sy Sv Su
SL 25 x 25 3.0 9.0 4.0 2.0 2.86 2.25 5.51 8.48 2.52 1.39 1.72 0.94 1.87 2.70 1.01
SL 30 x 30 3.0 9.0 4.0 2.0 3.46 2.72 8.60 12.70 4.52 1.58 1.92 1.14 2.49 3.49 1.51
SL 40 x 40 3.0 9.0 4.5 2.0 4.68 3.67 18.16 25.12 11.20 1.97 2.32 1.55 4.08 5.42 2.80
4.0 9.0 6.0 3.0 6.16 4.84 24.14 34.12 14.24 1.98 2.35 1.52 5.43 7.36 3.56
5.0 9.0 4.5 3.0 7.52 5.90 30.58 43.97 17.18 2.02 2.42 1.51 6.87 9.48 4.29
SL 45 x 45 4.0 9.0 6.5 3.0 6.98 5.48 32.94 45.27 20.60 2.17 2.55 1.72 6.65 8.81 4.58
5.0 9.0 6.5 3.0 8.60 6.75 41.56 58.06 25.00 2.20 2.60 1.70 -8.4 11.30 5.56
SL 50 x 50 4.0 9.0 6.5 3.0 7.78 6.11 43.89 59.06 28.80 2.38 2.76 1.92 8.05 10.48 5.76
5.0 9.0 6.5 3.0 9.60 7.54 55.41 75.58 35.00 2.40 2.81 1.91 10.17 13.41 7.00
6.0 9.0 6.5 4.5 11.28 8.85 65.49 91.05 40.00 2.41 2.84 1.88 12.02 16.15 8.00
SL 60 x 60 4.0 9.0 6.5 3.0 9.38 7.36 71.80 92.85 50.80 2.77 3.15 2.33 11.13 13.99 8.47
5.0 9.0 6.5 3.0 11.60 9.11 90.84 119.47 62.40 2.80 3.21 2.32 14.08 18.00 10.40
6.0 9.0 8.0 4.0 13.82 10.85 108.89 143.14 72.48 2.81 3.22 2.29 16.88 21.57 12.08
SL 65 x 65 5.0 9.0 8.5 3.0 12.74 10.00 113.39 145.58 80.20 2.98 3.39 2.51 16.31 20.54 12.34
6.0 9.0 8.5 4.0 15.06 11.82 135.72 178.24 93.20 3.00 3.44 2.49 19.53 24.98 14.34
8.0 9.0 8.5 6.0 19.52 15.32 179.57 242.54 116.60 3.03 3.52 2.44 25.84 33.99 17.94
SL 70 x 70 6.0 9.0 8.5 4.0 16.26 12.76 166.30 214.81 117.80 3.20 3.63 2.69 22.32 28.13 16.83
7.0 9.0 9.0 4.5 18.80 14.76 194.90 255.49 134.02 3.22 3.69 2.67 26.16 33.46 19.15
SL 75 x 75 6.0 9.0 8.5 4.0 17.46 13.71 202.20 258.00 146.40 3.40 3.84 2.90 25.43 31.71 19.52
8.0 9.0 10.0 5.0 23.00 18.05 270.90 355.22 186.82 3.43 3.93 2.85 34.08 43.66 24.91
9.0 9.0 8.5 6.0 25.38 19.92 303.02 401.84 204.00 3.46 3.98 2.84 36.12 49.39 27.20
12.0 9.0 8.5 6.0 33.12 26.00 412.45 566.30 258.00 3.53 4.14 2.79 51.88 69.60 34.40
SL 80 x 80 6.0 9.0 8.5 4.0 18.66 14.65 241.87 304.54 179.20 3.60 4.04 3.10 26.62 35.26 22.40
8.0 9.0 10.0 5.0 24.60 19.31 325.26 420.43 230.34 3.64 4.13 3.06 38.49 48.68 28.79
SL 90 x 90 6.0 9.0 10.0 5.0 21.10 16.56 335.20 414.40 256.00 3.99 4.43 3.48 35.47 43.00 28.44
7.0 9.0 10.0 5.0 24.44 19.19 392.96 490.52 296.00 4.01 4.48 3.48 41.58 50.90 32.89
9.0 9.0 11.0 5.5 31.00 24.33 509.14 650.31 368.98 4.05 4.58 3.45 53.88 67.49 41.00
10.0 9.0 10.0 7.0 34.00 26.69 560.09 723.59 398.00 4.06 4.61 3.42 59.27 75.09 44.22
13.0 9.0 10.0 7.0 43.42 34.08 740.10 986.81 496.00 4.13 4.77 3.38 78.32 102.40 55.11
SL 100 x 100 7.0 9.0 10.0 5.0 27.24 21.38 530.01 650.42 410.00 4.41 4.89 3.88 50.72 61.15 41.00
8.0 9.0 10.0 5.0 30.94 24.29 608.83 751.30 468.18 4.44 4.93 3.89 58.26 70.63 46.82
10.0 9.0 10.0 7.0 38.00 29.83 756.33 956.66 556.00 4.46 5.02 3.83 72.38 89.94 55.60
13.0 9.0 10.0 7.0 48.62 38.17 998.75 1299.69 696.00 4.53 5.17 3.78 95.57 122.19 69.60
SL 120 x 120 8.0 9.0 12.0 5.0 37.52 29.45 1026.88 1233.75 820.00 5.23 5.73 4.67 82.48 97.63 68.33
11.0 9.0 13.0 6.5 50.80 39.88 1419.42 1755.38 1084.30 5.29 5.88 4.62 114.01 138.91 90.36
12.0 9.0 13.0 6.5 55.00 43.17 1551.24 1934.21 1163.80 5.31 5.93 4.60 124.60 153.07 96.98
SL 130 x 130 9.0 9.0 12.0 6.0 45.48 35.70 1452.42 1740.84 1166.00 5.65 6.19 5.06 107.99 127.66 89.69
12.0 9.0 12.0 8.5 59.52 46.72 1929.66 2375.31 1486.00 5.69 6.32 5.00 143.47 174.19 114.31
15.0 9.0 12.0 8.5 73.50 57.70 2438.72 3073.44 1804.00 5.76 6.47 4.95 181.32 225.39 138.77
SL 150 x 150 12.0 12.0 14.0 7.0 69.54 54.59 3042.40 3732.79 2360.00 6.61 7.33 5.83 195.03 235.53 157.33
15.0 12.0 14.0 10.0 85.48 67.10 3778.42 4734.84 2820.00 6.65 7.44 5.74 242.21 298.76 188.00
19.0 12.0 14.0 10.0 106.76 83.81 4849.00 6240.00 3460.00 6.74 7.65 5.69 310.83 393.73 230.67
SL 175 x 175 12.0 12.0 15.0 11.0 81.04 63.62 4642.26 5564.51 3720.00 7.57 8.29 6.78 256.48 303.27 212.57
15.0 12.0 15.0 11.0 100.42 78.83 5862.73 7143.45 4580.00 7.64 8.43 6.75 323.91 389.32 261.71
SL 200 x 200 15.0 12.0 17.0 12.0 115.50 90.67 8601.58 10265.15 6940.00 8.63 9.43 7.75 417.55 492.37 347.00
20.0 12.0 17.0 12.0 152.00 119.32 11615.56 14271.12 8980.00 8.74 9.69 7.69 563.86 684.51 449.00
25.0 12.0 17.0 12.0 187.50 147.19 14664.68 18469.35 10840.00 8.84 9.92 7.60 711.88 885.88 542.00
SL 250 x 250 25.0 12.0 24.0 12.0 238.80 187.46 28058.45 34036.90 22000.00 10.84 11.94 9.60 1096.03 1316.78 880.00
35.0 12.0 24.0 18.0 325.20 255.28 39293.77 49727.55 28800.00 10.99 12.37 9.41 1534.91 1923.81 1152.00

L-7
Standard Sectional Dimension of H-steel and Its Sectional
Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :

*) Material : JIS G 3101 - SS 400


Fy = 2500 kg/cm² if tf [ 16 mm
Fy = 2400 kg/cm² if 16 mm < tf [ 40 mm
Fy = 2200 kg/cm² if tf > 40 mm

Sectional Dimension Sectional Properties


Geometrical Radius of Modulus of Compact *) *)
Sec.of Unit Moment of Gyration of Section Section rT d/Af Lc Lu
d x bf tw tf r1 H1 H2 Area Weight Inertia (cm4) Area (cm) (cm3) Criteria (cm) (1/cm) (cm) (cm)
mm mm mm mm mm mm mm cm² kg/m Ix Iy ix iy Sx Sy bf/2tf d/tw
H 100 x 50 5.0 7.0 8.0 15.0 70.0 11.85 9.30 187 15 3.97 1.12 37 6 3.57 20.00 1.32 2.86 63.70 1,969
100 6.0 8.0 10.0 18.0 64.0 21.90 17.19 383 134 4.18 2.47 77 27 6.25 16.67 2.75 1.25 127.50 4,501
H 125 x 60 6.0 8.0 9.0 17.0 91.0 16.84 13.22 413 29 4.95 1.32 66 10 3.75 20.83 1.57 2.60 76.50 2,160
125 6.5 9.0 10.0 19.0 87.0 30.31 23.79 847 293 5.29 3.11 136 47 6.94 19.23 3.44 1.11 159.30 506.30
H 150 x 75 5.0 7.0 8.0 15.0 120.0 17.85 14.01 666 49 5.11 1.67 89 13 5.36 30.00 1.96 2.86 95.60 196.90
H 148 x 100 6.0 9.0 11.0 20.0 108.0 26.8 21.07 1020 151 6.16 2.37 138 30 5.56 24.67 2.70 1.64 127.50 342.10
H 150 x 150 7.0 10.0 11.0 21.0 108.0 40.1 31.51 1640 563 6.39 3.75 219 75 7.50 21.43 4.13 1.00 191.20 562.60
H 175 x 90 5.0 8.0 9.0 17.0 141.0 23.1 18.09 1210 98 7.25 2.06 138 22 5.63 35.00 2.39 2.43 114.70 2,315
175 7.5 11.0 12.0 23.0 129.0 51.2 40.20 2880 984 7.50 4.38 329 112 7.95 23.33 4.82 0.91 223.10 6,188
H 198 x 99 4.5 7.0 11.0 18.0 162.0 23.2 18.20 1580 114 8.26 2.22 160 23 7.07 44.00 2.61 2.86 1,262 196.90
H 200 x 100 5.5 8.0 11.0 19.0 162.0 27.2 21.32 1840 134 8.23 2.22 184 27 6.25 36.36 2.62 2.50 127.50 225.00
H 194 x 150 6.0 9.0 13.0 22.0 150.0 39.0 30.62 2690 507 8.30 3.61 277 58 8.33 32.33 4.07 1.44 1,912 3,915
H 200 x 200 8.0 12.0 13.0 25.0 150.0 63.53 49.87 4720 1600 8.62 5.02 472 160 8.33 25.00 5.51 0.83 254.9 675.1
H 248 x 124 5.0 80.0 12.0 20.0 208.0 32.68 25.65 3540 255 10.41 2.79 285 41 7.75 49.60 3.28 2.50 158.1 225.0
H 250 x 125 6.0 90.0 12.0 21.0 208.0 37.66 29.56 4050 294 10.37 2.79 324 47 6.94 41.67 3.29 2.22 159.3 253.2
H 244 x 175 7.0 11.0 16.0 27.0 190.0 56.24 44.15 6120 984 10.43 4.18 502 112 7.95 34.86 4.74 1.27 223.1 443.8
H 250 x 250 9.0 14.0 16.0 30.0 190.0 92.18 72.36 10800 3650 10.82 6.29 864 292 8.93 27.78 6.90 0.71 318.7 787.6
H 298 x 149 5.5 80.0 13.0 21.0 256.0 40.80 32.03 6320 442 12.45 3.29 424 59 9.31 54.18 3.90 2.50 189.9 225.0
H 300 x 150 6.5 9.0 13.0 22.0 256.0 46.78 36.72 7210 508 12.41 3.30 481 68 8.33 46.15 3.91 2.22 191.2 253.2
H 294 x 200 8.0 12.0 18.0 30.0 234.0 72.38 56.82 11300 1600 12.49 4.70 769 160 8.33 36.75 5.38 1.22 254.9 459.3
H 300 x 300 10.0 15.0 18.0 33.0 234.0 119.80 94.04 20400 6750 13.05 7.51 1360 450 10.00 30.00 8.26 0.67 382.40 843.9
305 15.0 15.0 18.0 33.0 234.0 134.80 105.82 21500 7100 12.63 7.26 1433 466 10.17 20.00 8.22 0.66 388.8 857.9
H 346 x 174 6.0 9.0 14.0 23.0 300.0 52.68 41.35 11100 792 14.52 3.88 642 91 9.67 57.67 4.57 2.21 221.80 254.6
H 350 x 175 7.0 11.0 14.0 25.0 300.0 63.14 49.56 13600 984 14.68 3.95 777 112 7.95 50.00 4.61 1.82 223.1 309.4
H 340 x 250 9.0 14.0 20.0 34.0 272.0 101.50 79.68 21700 3650 14.62 6.00 1276 292 8.93 37.78 6.78 0.97 318.7 579.1
H 350 x 350 12.0 19.0 20.0 39.0 272.0 173.90 136.51 40300 13600 15.22 8.84 2303 777 9.21 29.17 9.66 0.53 455.3 1113.5
H 396 x 199 7.0 11.0 16.0 27.0 342.0 72.16 56.65 20000 1450 16.65 4.48 1010 146 9.05 56.57 5.25 1.81 253.7 311.0
H 400 x 200 8.0 13.0 16.0 29.0 342.0 84.12 66.03 23700 1740 16.79 4.55 1185 174 7.69 50.00 5.29 1.54 254.9 365.7
H 390 x 300 10.0 160 22.0 38.0 314.0 136.00 106.76 38700 7210 16.87 7.28 1985 481 9.38 39.00 8.17 0.81 382.4 692.4
H 400 x 400 13.0 21.0 22.0 43.0 314.0 218.70 171.68 66600 22400 17.45 10.12 3330 120 9.52 30.77 11.05 0.48 520.4 1230.7
H 450 x 200 9.0 14.0 18.0 32.0 386.0 96.76 75.96 33500 1870 18.61 4.40 1489 187 7.14 50.00 5.22 1.61 254.9 350.1
H 440 x 300 11.0 18.0 24.0 42.0 356.0 157.40 123.56 56100 8110 18.88 7.18 2550 541 8.33 40.00 8.12 0.81 390.3 719.2
H 496 x 199 9.0 14.0 200 34.0 428.0 101.30 79.52 41900 1840 20.34 4.26 1690 185 7.11 55.11 5.14 1.78 253.7 316.0
H 500 x 200 10.0 16.0 20.0 36.0 428.0 114.20 89.65 47800 2140 20.46 4.33 1912 214 6.25 50.00 518 1.56 254.9 360.1
H 482 x 300 11.0 15.0 26.0 41.0 400.0 145.50 114.22 60400 6760 20.37 682 2506 451 1,000 43.82 7.96 1.07 382.4 525.2
H 488 x 300 11.0 18.0 26.0 44.0 400.0 163.50 128.35 71000 8110 20.84 7.04 2910 541 8.33 44.36 8.05 0.90 390.3 648.5
H 596 x 199 10.0 15.0 22.0 37.0 522.0 120.50 94.59 68700 1980 23.88 4.05 2305 199 6.63 59.60 5.01 2.00 253.7 281.8
H 600 x 200 11.0 17.0 22.0 39.0 522.0 134.40 105.50 77600 2280 24.03 4.12 2587 228 5.88 54.55 5.06 1.76 250.2 332.1
H 582 x 300 12.0 17.0 28.0 45.0 492.0 174.50 136.98 103000 7670 24.30 6.63 3540 511 8.82 48.50 7.86 1.14 390.3 513.5
H 588 x 300 12.0 20.0 28.0 48.0 492.0 192.50 151.11 118000 9020 24.76 6.85 4014 601 7.50 49.00 7.96 0.98 390.3 598.0
H 700 x 300 13.0 24.0 28.0 52.0 596.0 215.50 184.87 201000 10800 29.21 6.77 5743 720 6.25 53.85 7.92 0.97 390.3 602.8
H 800 x 300 14.0 26.0 28.0 54.0 692.0 267.40 209.91 292000 11700 33.05 6.61 7300 780 5.77 57.14 7.83 1.03 390.3 571.4
H 900 x 300 16.0 28.0 28.0 56.0 788.0 309.80 243.19 411000 12600 36.42 6.38 9133 840 5.36 56.25 7.69 1.07 390.3 547.0

L-8
Standard Sectional Dimension of H-welded Steel and Its Sectional
Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :

*) Material : JIS G 3101 - SS 400


Fy = 2500 kg/cm² if tf [ 16 mm
Fy = 2400 kg/cm² if 16 mm < tf [ 40 mm
Fy = 2200 kg/cm² if tf > 40 mm

Sectional Dimension Sectional Properties


Geometrical Radius of Modulus of Compact *) *)
Sec.of Unit Moment of Gyration of Section Section rT d/Af Lc Lu
d x bf tw tf LL Area Weight Inertia (cm4) Area (cm) (cm3) Criteria (cm) 1/cm (cm) (cm)
mm mm mm mm mm cm² kg/m Ix Iy ix iy Sx Sy bf/2tf d/tw
H 600 x 300 12.0 25.0 8.4 217.41 170.67 141745.6 11259 25.53 7.20 4724.9 750.6 6.00 50.00 8.09 0.80 390.3 732.5
350 12.0 25.0 8.4 242.41 190.29 162422.7 17814 25.88 8.59 5414.1 1021.3 7.00 50.00 9.52 0.69 455.3 854.6
H 650 x 350 12.0 22.0 8.4 228.13 179.08 175426.2 15731 27.73 8.30 5397.7 898.9 7.95 54.17 9.39 0.84 455.3 694.2
350 12.0 25.0 8.4 248.41 195.00 193836.1 17874 27.93 8.48 5964.2 1021.4 7.00 54.17 9.48 0.74 455.3 788.9
350 12.0 32.0 8.4 295.73 232.15 235380.0 22876 28.21 8.80 7242.5 1307.2 5.47 54.17 9.61 0.58 455.3 1009.8
H 700 x 300 12.0 22.0 8.4 212.13 166.52 181471.4 9911 29.25 6.84 5184.9 660.7 6.82 58.33 7.91 1.06 390.3 552.5
350 12.0 25.0 8.4 254.41 199.71 228354.6 17875 29.96 8.38 6524.4 1021.4 7.00 58.33 9.43 0.80 455.3 732.5
350 12.0 32.0 8.4 301.73 236.86 277204.6 22877 30.31 8.71 7920.1 1307.3 5.47 58.33 9.58 0.63 455.3 937.6
H 800 x 300 12.0 22.0 8.4 224.13 175.94 244991.7 9912 33.06 6.65 6124.8 660.8 6.82 66.67 7.81 1.21 390.3 483.5
350 16.0 28.0 11.2 317.55 249.28 350473.4 20037 33.22 7.94 8761.8 1145.0 6.25 50.00 9.22 0.82 455.3 717.9
350 16.0 38.0 11.2 384.35 301.71 440269.0 27182 33.85 8.41 11006.7 1553.3 4.61 50.00 9.44 0.60 455.3 974.3
H 900 x 300 16.0 25.0 11.2 288.51 226.48 373523.1 11282 35.98 6.25 8300.5 752.2 6.00 56.25 7.59 1.20 390.3 488.4
350 16.0 28.0 11.2 333.55 261.84 457266.8 20041 37.03 7.75 10161.5 1145.2 6.25 56.25 9.11 0.92 455.3 638.1
350 16.0 32.0 11.2 360.27 282.81 504317.7 22899 37.41 7.97 11207.1 1308.5 5.47 56.25 9.23 0.80 455.3 729.3
H 1000 x 350 16.0 25.0 11.2 329.51 258.66 535878.1 17900 40.33 7.37 10717.6 1022.9 7.00 62.50 8.90 1.14 455.3 512.8
400 16.0 28.0 11.2 377.55 296.38 646890.8 29902 41.39 8.90 12937.8 1495.1 7.14 62.50 10.44 0.89 520.4 656.4
450 16.0 32.0 11.2 440.27 345.61 789647.4 48635 42.35 10.51 15792.9 2161.6 7.03 62.50 11.99 0.69 585.4 843.9
450 16.0 38.0 11.2 492.35 386.49 902120.1 57747 42.81 10.83 18042.4 2566.6 5.92 62.50 12.15 0.58 585.4 1002.1
H 1100 x 350 16.0 25.0 11.2 345.51 271.22 666844.0 17904 43.93 7.20 12124.4 1023.1 7.00 68.75 8.80 1.26 455.3 480.9
400 16.0 32.0 11.2 424.27 333.05 885110.8 34172 45.67 8.97 16092.9 1708.6 6.25 68.75 10.47 0.86 520.4 681.9
450 16.0 38.0 11.2 508.35 399.05 1114365 57751 46.82 10.66 20261.2 2566.7 5.92 68.75 12.06 0.64 585.4 911.0
H 1200 x 300 12.0 25.0 8.4 289.41 227.19 674520.4 11268 48.28 6.24 11242.0 751.20 6.00 100.0 7.58 1.60 390.3 414.3
350 16.0 25.0 11.2 361.51 283.78 815085.3 17907 47.48 7.04 13584.8 1023.3 7.00 75.00 8.70 1.37 455.3 475.5
400 16.0 32.0 11.2 440.27 345.61 1076777 34176 49.45 8.81 17946.3 1708.8 6.25 75.00 10.39 0.94 520.4 625.1
450 16.0 38.0 11.2 524.35 411.61 1352027 57754 50.78 10.49 22533.8 2566.9 5.92 75.00 11.98 0.70 585.4 835.1

L-9
Standard Sectional Dimension of I-steel and Its Sectional
Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :

*) Material : JIS G 3101 - SS 400


Fy = 2500 kg/cm² if tf [ 16 mm
Fy = 2400 kg/cm² if 16 mm < tf [ 40 mm
Fy = 2200 kg/cm² if tf > 40 mm

Sectional Dimension Sectional Properties Compact


Geometrical Radius of Modulus of Section *) *)
Sec.of Unit Moment of Gyration of Section Criteria rT d/Af Lc Lu
d x bf tw tf r1 r2 H1 H2 Area Weight Inertia (cm4) Area (cm) (cm3) (cm) 1/cm (cm) (cm)
mm mm mm mm mm mm mm mm cm² kg/m Ix Iy ix iy Sx Sy bf/2tf d/tw
I 80 x 42 3.9 5.9 3.9 2.3 10.8 58.7 7.57 5.94 78 6 3.21 0.91 19 3 3.56 20.51 1.12 3.23 53.5 174.3
I 100 x 50 4.5 6.8 4.5 2.7 12.3 75.4 10.60 8.32 171 12 4.02 1.07 34 5 3.68 22.22 1.32 2.94 63.7 191.3
x 75 5.0 8.0 7.0 3.5 16.5 66.9 16.43 12.90 281 47 4.14 1.70 56 13 4.69 20.00 2.05 1.67 95.6 337.6
I 120 x 58 5.1 7.7 5.1 3.1 14.0 92.0 14.20 11.15 328 22 4.81 1.23 55 7 3.77 23.53 1.53 2.59 73.9 209.4
I 125 x 75 5.5 9.5 9.0 4.5 19.8 85.5 20.45 16.05 538 58 5.13 1.68 86 15 3.95 22.73 2.03 1.75 95.6 320.7
I 140 x 66 5.7 8.6 5.7 3.4 15.7 108.7 18.30 14.37 573 35 5.60 1.39 82 11 3.84 24.55 1.74 2.47 84.1 228.1
I 150 x 75 5.5 9.5 9.0 4.5 19.8 110.5 21.83 17.14 819 58 6.13 1.62 109 15 3.95 27.27 2.00 2.11 95.6 267.2
x 125 8.5 14.0 13.0 6.5 29.4 91.2 48.15 36.23 1750 385 6.18 2.89 235 62 4.46 17.65 3.44 0.85 159.3 656.4
I 160 x 74 6.3 9.5 6.3 3.8 17.4 125.3 22.80 17.90 935 55 6.40 1.55 117 15 3.89 25.40 1.94 2.28 94.3 247.2
I 180 x 82 6.9 10.4 6.9 4.1 19.0 141.9 27.90 21.90 1450 81 7.21 1.71 161 20 3.94 26.09 2.15 2.11 104.5 266.5
x 100 6.0 10.0 10.0 5.0 22.0 136.0 30.06 23.60 1670 138 7.45 2.14 186 28 5.00 30.00 2.68 1.80 127.5 312.5
I 200 x 90 7.5 11.3 7.5 4.5 20.7 158.6 33.50 26.30 2140 117 7.99 1.87 214 26 3.98 26.67 2.36 1.97 114.7 286.1
100 7.0 10.0 10.0 6.0 22.0 156.1 33.06 25.95 2170 138 8.10 2.04 217 28 5.00 28.57 2.63 2.00 127.5 281.3
150 9.0 16.0 15.0 7.5 34.0 132.0 64.16 50.37 4460 753 8.34 3.43 446 100 4.69 22.22 4.12 0.83 191.2 675.1
I 220 x 98 8.1 12.2 8.1 4.9 22.4 175.2 39.60 31.09 3060 162 8.79 2.02 278 33 4.02 27.16 2.56 1.84 124.9 305.7
I 240 x 106 8.7 13.1 8.7 5.2 24.1 191.8 46.10 36.19 4250 221 9.60 2.19 354 42 4.05 27.59 2.77 1.73 135.1 325.5
I 250 x 125 7.5 12.5 12.0 16.0 27.1 195.9 48.79 38.30 5180 337 10.30 2.63 414 54 5.00 33.33 3.32 1.60 159.3 351.6
x 125 10.0 19.0 21.0 10.5 41.3 167.4 70.73 55.52 7310 538 10.17 2.76 585 86 3.29 25.00 3.37 1.05 162.6 556.7
I 260 x 113 9.4 14.1 9.4 5.6 25.9 208.2 53.40 41.92 5740 288 10.37 2.32 442 51 4.01 27.66 2.95 1.63 144.0 344.8
I 280 x 119 10.1 15.2 10.1 6.1 27.80 224.4 61.10 47.96 7590 354 11.15 2.44 542 61 3.91 27.72 3.10 1.55 151.7 363.4
I 300 x 125 10.8 16.2 10.8 6.5 29.6 240.8 69.90 54.87 9800 451 11.84 2.54 653 72 3.86 27.78 3.25 1.48 162.6 395.6
x 150 8.0 13.0 12.0 6.0 28.4 243.2 61.58 48.34 9480 588 12.41 3.09 632 78 5.77 37.50 3.97 1.54 191.2 365.7
x 150 10.0 18.5 19.0 9.5 39.9 220.1 83.47 65.52 12700 886 12.33 3.26 847 118 4.05 30.00 4.03 1.08 195.1 542.1
x 150 11.5 22.0 23.0 11.5 46.9 206.3 97.88 76.84 14700 1080 12.25 3.32 980 144 3.41 26.09 4.04 0.91 195.1 644.6
I 320 x 131 11.5 17.3 11.5 6.9 31.5 257.0 77.80 61.07 12510 555 12.68 2.67 782 85 3.79 27.83 3.40 1.41 170.4 415.0
I 340 x 137 12.2 18.3 12.2 7.3 33.3 273.4 86.80 68.14 15700 674 13.45 2.79 924 98 3.74 27.87 3.55 1.36 178.2 432.1
I 350 x 150 9.0 15.0 13.0 6.5 31.3 287.5 74.58 58.55 15200 702 14.28 3.07 869 94 5.00 38.89 3.93 1.56 191.2 361.7
12.0 24.0 25.0 12.5 50.6 248.8 111.10 87.21 22400 1180 14.20 3.26 1280 157 3.12 29.17 4.01 0.97 195.1 602.8
I 360 x 143 13.0 19.5 13.0 7.8 35.4 289.3 97.10 76.22 19610 818 14.21 2.90 1089 114 3.67 27.69 3.70 1.29 186.0 453.9
I 380 x 149 13.7 20.5 13.7 8.2 37.2 305.7 107.00 83.99 24010 975 14.98 3.02 1264 131 3.63 27.74 3.85 1.24 193.80 471.1
I 400 x 150 10.0 18.0 17.0 8.5 37.7 324.6 91.73 72.01 24100 864 16.21 3.07 1205 115 4.17 40.00 3.91 1.48 195.1 359.6
150 12.5 25.0 27.0 13.5 53.3 293.4 122.10 95.85 31700 1240 16.11 3.19 1585 165 3.00 32.00 3.96 1.07 195.1 549.4
155 14.4 21.6 14.4 8.6 39.1 321.9 118.00 92.63 29210 1160 15.73 3.14 1460 150 3.59 27.78 4.00 1.19 201.6 490.5
I 450 x 175 11.0 20.0 19.0 9.5 42.3 365.4 116.80 91.69 39200 1510 18.32 3.60 1742 173 4.38 40.91 4.59 1.29 227.7 455.8
175 13.0 26.0 27.0 13.5 55.2 339.7 146.10 114.69 48800 2020 18.28 3.72 2169 231 3.37 34.62 4.63 0.99 227.7 592.5
175 16.2 24.3 16.2 9.7 43.8 362.4 147.00 115.39 45850 !730 17.66 3.43 2038 204 3.50 27.78 4.37 1.09 221.2 538.0
I 500 x 185 18.0 27.0 18.0 108 48.5 403.0 180.00 141.30 68740 2480 19.54 3.74 2750 268 3.43 27.78 4.75 1.00 240.7 585.40
I 600 x 190 13.0 25.0 25.0 12.5 53.0 494.1 169.40 132.98 98400 2460 24.10 3.81 3280 259 3.80 46.15 4.91 1.26 247.2 463.9
190 16.0 35.0 38.0 19.0 74.1 451.7 22,450 176.23 130000 3540 24.06 3.97 4333 373 2.71 37.50 4.98 0.90 247.2 649.5

L-10
Standard Sectional Dimension of Single Channel Steel and Its
Sectional Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :

*) Material : JIS G 3101 - SS 400


Fy = 2500 kg/cm² if tf [ 16 mm
Fy = 2400 kg/cm² if 16 mm < tf [ 40 mm
Fy = 2200 kg/cm² if tf > 40 mm

Sectional Dimension Sectional Properties Compact


Center Geometrical Radius of Modulus of Section *) *)
of Grav. Sec.of Unit Moment of Gyration of Section Criteria rT d/Af Lc Lu
d x bf tw tf r1 r2 H1 H2 © Area Weight Inertia (cm4) Area (cm) (cm3) (cm) 1/cm (cm) (cm)
mm mm mm mm mm mm mm mm cm cm² kg/m Ix Iy ix iy Sx Sy bf/2tf d/tw
[ 50 x 38 5.0 7.0 7.0 3.5 14.9 20.3 1.37 7.10 5.57 26.40 9.10 1.93 1.13 10.56 3.74 2.71 10.00 1.21 1.88 48.4 299.3
[ 65 x 42 5.5 7.5 7.5 4.0 16.0 33.1 1.42 9.03 7.09 57.50 14.10 2.52 1.25 17.69 5.07 2.80 11.82 1.36 2.06 53.5 272.6
[ 75 x 40 5.0 7.0 8.0 4.0 15.9 43.3 1.28 8.82 6.92 75.30 12.20 2.92 1.18 20.08 4.49 2.86 15.00 1.32 2.68 51.0 210.0
[ 80 x 45 6.0 8.0 8.0 4.0 17.0 45.9 1.45 11.00 8.63 106.00 19.40 3.10 1.33 26.50 6.36 2.81 13.33 1.48 2.22 57.4 253.2
[ 100 x 50 5.0 7.5 8.0 4.0 16.8 66.4 1.54 11.92 9.36 188.00 26.00 3.97 1.48 37.60 7.51 3.33 20.00 1.67 2.67 63.7 211.0
50 6.0 8.5 8.5 4.5 18.2 63.6 1.55 13.50 10.60 206.00 29.30 3.91 1.47 41.20 8.49 2.94 16.67 1.66 2.35 63.7 239.1
[ 120 x 55 7.0 9.0 9.0 45 19.3 81.3 1.60 17.00 13.35 364.00 43.20 4.63 1.59 60.67 11.08 3.06 17.14 1.85 2.42 70.1 232.1
[ 125 x 65 6.0 8.0 8.0 4.0 17.9 89.2 1.90 17.11 13.43 424.00 61.80 4.98 1.90 67.84 13.43 4.06 20.83 2.21 2.40 82.9 234.0
[ 140 x 60 7.0 10.0 10.0 5.0 21.5 97.0 1.75 20.40 16.01 605.00 62.70 5.45 1.75 86.43 14.75 3.00 20.00 2.02 2.33 76.5 241.1
[ 150 x 75 6.5 10.0 10.0 5.0 22.2 105.7 2.28 23.71 18.61 861.00 117.00 6.03 2.22 114.80 22.41 3.75 23.08 2.52 2.00 95.6 281.3
75 9.0 12.5 15.0 7.5 29.1 91.7 2.31 30.59 24.01 1050.00 147.00 5.86 2.19 140.00 28.32 3.00 16.67 2.49 1.60 95.6 351.6
[ 160 x 65 7.5 10.5 10.5 55.0 22.6 114.7 1.84 24.00 18.84 925.00 85.30 6.21 1.89 115.63 18.30 3.10 21.33 2.20 2.34 82.9 240.0
[ 180 x 75 7.0 10.5 11.0 5.5 23.6 132.9 2.13 27.20 21.35 1380.00 131.00 7.12 2.19 153.33 24.39 3.57 25.71 2.56 2.29 95.6 246.1
[ 200 x 80 7.5 11.0 12.0 6.0 25.2 149.7 2.21 31.33 24.59 1950.00 168.00 7.89 2.32 195.00 29.02 3.64 26.67 2.74 2.27 102.0 247.5
90 8.0 13.5 14.0 7.0 29.9 140.2 2.74 38.65 30.34 2490.00 277.00 8.03 2.68 249.00 44.25 3.33 25.00 3.03 1.65 114.7 341.8
[ 220 x 80 9.0 9.0 12.5 6.5 27.1 165.9 2.14 37.40 29.36 2690.00 197.00 8.48 2.30 244.55 33.62 3.20 24.44 2.73 2.20 102.0 255.7
[ 240 x 85 9.5 13.0 13.0 6.5 28.2 183.6 2.23 42.30 33.21 3600.00 248.00 9.23 2.42 300.00 39.55 3.27 25.26 2.91 2.17 108.3 259.0
[ 250 x 90 9.0 13.0 14.0 7.0 29.4 191.3 2.40 44.07 34.59 4180.00 294.00 9.74 2.58 334.40 44.55 3.46 27.78 3.09 2.14 114.7 263.3
90 11.0 14.5 17.0 8.5 33.5 182.9 2.40 51.17 40.17 4680.00 329.00 9.56 2.54 374.40 49.85 3.10 22.73 3.06 1.92 114.7 293.7
[ 260 x 90 10.0 14.0 14.0 7.0 30.3 199.3 2.36 48.30 37.92 4820.00 317.00 9.99 2.56 370.77 47.74 3.21 26.00 3.08 2.06 114.7 272.6
[ 280 x 95 10.0 15.0 15.0 7.5 32.5 215.1 2.53 53.30 41.84 6280.00 399.00 10.85 2.74 448.57 57.25 3.17 28.00 3.25 1.95 121.1 286.3
[ 300 x 90 9.0 13.0 14.0 7.0 29.4 241.3 2.22 48.57 38.13 6440.00 309.00 11.51 2.52 429.33 45.58 3.46 33.33 3.11 2.56 114.7 219.4
90 10.0 15.5 19.0 9.5 36.4 227.2 2.34 55.74 43.76 7410.00 360.00 11.53 2.54 494.00 54.05 2.90 30.00 3.08 2.15 114.7 261.6
90 12.0 16.0 19.0 9.5 36.8 226.4 2.28 61.90 48.59 7870.00 379.00 11.28 2.47 524.67 56.40 2.81 25.00 3.05 2.08 114.7 270.0
100 10.0 16.0 16.0 8.0 34.6 230.8 2.70 58.80 46.16 8030.00 495.00 11.69 2.90 535.33 67.81 3.13 30.00 3.42 1.88 127.5 300.0
[ 380 x 100 10.5 15.0 18.0 9.0 36.4 307.2 2.41 69.39 54.47 14500.00 535.00 14.46 2.78 763.16 70.49 3.13 36.19 3.45 2.38 127.5 236.9
100 13.0 16.5 18.0 9.0 36.8 306.4 2.33 78.96 61.98 15600.00 565.00 14.06 2.67 821.05 73.66 3.03 29.23 3.40 2.30 130.1 254.5
100 13.0 20.0 24.0 12.0 45.8 288.4 2.54 85.71 67.28 17600.00 655.00 14.33 2.76 926.32 87.80 2.50 29.23 3.39 1.90 130.1 308.4
[ 400 x 110 14.0 18.0 18.0 9.0 38.7 322.6 2.65 91.50 71.83 20350.00 846.00 14.91 3.04 1017.50 101.32 3.06 28.57 3.73 2.02 143.1 290.1

L-11
Standard Sectional Dimension of Double Channel Steel and Its
Sectional Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Notes :

*) Material : JIS G 3101 - SS 400


Fy = 2500 kg/cm² if tf [ 16 mm
Fy = 2400 kg/cm² if 16 mm < tf [ 40 mm
Fy = 2200 kg/cm² if tf > 40 mm

Sectional Dimension Sectional Properties Compact


Distance Geometrical Radius of Modulus of Section *) *)
between Sec.of Unit Moment of Gyration of Section Criteria rT d/Af Lc Lu
d x bf tw tf r1 r2 H1 H2 Channel Area Weight Inertia (cm4) Area (cm) (cm3) (cm) 1/cm (cm) (cm)
mm mm mm mm mm mm mm mm mm cm² kg/m Ix Iy ix iy Sx Sy bf/2tf d/tw
][ 50 x 38 5.0 7.0 7.0 3.5 14.9 20.3 10.00 14.20 11.15 52.80 67.86 1.93 2.19 21.12 15.78 5.43 5.00 2.07 0.94 96.9 598.6
][ 65 x 42 5.5 7.5 7.5 4.0 16.0 33.1 10.00 18.06 14.18 115.00 94.78 2.52 2.29 35.38 20.17 5.60 5.91 2.14 1.03 107.1 545.3
][ 75 x 40 5.0 7.0 8.0 4.0 15.9 43.3 10.00 17.64 13.85 150.50 80.29 2.92 2.13 40.16 17.84 5.11 7.50 1.97 11.34 102.0 420.1
][ 80 x 45 5.0 8.0 8.0 4.0 17.0 45.9 10.00 22.00 17.27 212.00 122.46 3.10 2.36 53.00 24.49 5.63 6.67 2.18 1.11 114.70 506.3
][ 100 x 50 5.0 7.5 8.0 4.0 16.8 66.4 10.00 23.84 18.71 376.00 151.21 3.97 2.52 75.20 27.49 6.67 10.00 2.31 1.33 127.5 421.9
50 6.0 8.5 8.5 4.5 18.2 63.6 10.00 27.00 21.20 412.00 172.07 3.91 2.52 82.40 31.29 5.88 8.33 2.32 1.18 127.5 478.2
][ 120 x 55 7.0 9.0 9.0 4.5 19.3 81.3 10.00 34.00 26.69 728.00 235.34 4.63 2.84 121.33 39.39 5.11 8.57 2.39 1.21 140.2 464.1
][ 125 x 65 6.0 8.0 8.0 4.0 17.9 89.2 10.00 34.22 26.86 848.00 320.71 4.98 3.06 135.68 45.82 8.13 10.42 2.79 1.20 165.7 468.1
][ 140 x 60 7.0 10.0 10.0 5.0 21.5 97.0 10.00 40.80 32.03 1210.00 331.95 5.45 2.85 172.86 51.07 6.00 10.00 2.58 1.17 153.0 482.2
][ 150 x 75 6.5 10.0 10.0 5.0 22.2 105.7 10.00 47.42 37.22 1722.00 600.48 6.03 3.56 229.60 75.06 7.50 11.54 3.25 1.00 191.2 562.6
75 9.0 12.5 15.0 7.5 29.1 91.7 10.00 61.18 48.03 2100.00 777.08 5.86 3.56 280.00 97.14 6.00 8.33 3.26 0.80 191.2 703.2
][ 160 x 65 7.5 10.5 10.5 5.5 22.6 114.7 10.00 48.00 37.68 1850.00 433.43 6.21 3.00 231.25 61.29 6.19 10.67 2.71 1.17 165.7 480.0
][ 180 x 75 7.0 10.5 11.0 5.6 23.6 132.9 10.00 54.40 42.70 2760.00 638.28 7.12 3.43 306.67 79.78 7.14 12.86 3.09 1.14 191.2 492.3
][ 200 x x 80 7.5 11.0 12.0 6.0 25.2 149.7 10.00 62.66 49.19 39000.00 796.18 7.89 3.56 390.00 93.67 7.27 13.33 3.21 1.14 203.9 495.1
90 8.0 13.5 14.0 7.0 29.9 140.2 10.00 77.30 60.68 49080.00 11365.46 8.03 4.20 498.00 143.73 6.67 12.50 3.83 0.82 229.4 683.5
][ 220 x 80 9.0 12.5 12.5 6.5 27.1 165.9 10.00 74.80 58.72 5380.00 915.33 8.48 3.50 489.09 107.59 6.40 12.22 3.12 1.10 203.9 511.4
][ 240 x 85 9.5 13.0 13.0 6.5 28.2 183.6 10.00 84.50 66.41 7200.00 1126.52 9.23 3.65 600.00 125.17 6.54 12.63 3.25 1.09 216.7 518.0
][ 250 xx 90 9.0 13.0 14.0 7.0 29.4 191.3 10.00 88.14 69.19 8360.00 1329.26 9.74 3.88 668.80 139.92 6.92 13.89 3.46 1.07 229.4 526.6
90 11.0 14.5 17 8.5 33.5 182.9 10.00 102.34 80.34 9360.00 1518.68 9.55 3.85 748.80 159.86 6.21 11.36 3.44 0.96 229.4 587.3
][ 260 x 90 10.0 14.0 14.0 7.0 30.3 199.3 10.00 95.60 75.83 9540.00 1424.15 9.99 3.84 741.54 149.91 6.43 13.00 3.42 1.03 229.4 545.3
][ 280 x 95 10.0 15.0 15.0 7.5 32.5 215.1 10.00 106.50 83.68 12560.00 1776.68 10.85 4.08 897.14 177.67 5.33 14.00 3.63 0.98 242.2 572.6
][ 300 x 90 9.0 13.0 14.0 7.0 29.4 241.3 10.00 97.14 76.25 12880.00 1336.68 11.51 3.71 858.67 140.70 5.92 16.67 3.27 1.28 229.4 438.8
90 10.0 15.5 19.0 9.5 36.4 227.2 10.00 111.48 87.51 14820.00 1619.15 11.53 3.81 988.00 170.44 5.81 15.00 3.39 1.08 229.4 523.2
90 12.0 16.0 19.0 9.5 36.8 226.4 10.00 123.80 97.18 15740.00 1714.78 11.28 3.72 1049.33 180.50 5.83 12.50 3.30 1.04 229.4 540.1
100 10.0 16.0 16.0 8.0 34.6 230.8 10.00 117.60 92.32 16060.00 2194.22 11.69 4.32 1070.67 208.97 6.25 15.00 3.84 0.94 254.9 600.1
][ 380 x 100 10.5 16.0 18.0 9.0 36.4 307.2 10.00 138.78 108.9 29000.00 2245.20 14.46 4.02 1526.32 213.83 6.25 18.10 3.53 1.19 254.9 473.8
100 13.0 16.5 18.0 9.0 36.8 306.4 10.00 157.92 124.0 31200.00 2394.77 14.06 3.89 1642.11 228.07 6.06 14.62 3.42 1.15 260.2 508.9
100 13.0 20.0 24.0 12.0 45.8 288.4 10.00 171.42 134.56 35200.00 2894.20 14.33 4.11 1852.63 275.64 5.00 14.62 3.64 0.95 260.2 616.9
][ 400 x 110 14.0 18.0 18.0 9.0 38.7 322.6 10.00 183.00 143.66 40700.00 3507.82 14.91 4.38 2035.00 305.03 6.11 14.29 3.81 1.01 286.2 580.2

L-12
Standard Sectional Dimension of Double Angle Steel and Its
Sectional Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :

Sectional Dimension Sectional Properties


Radius of Modulus of
Sec.of Unit Geometrical Moment Gyration Section
A x B t T r1 r2 Area Weight of Inertia (cm4) of Area (cm) (cm3)
mm mm mm mm mm mm cm² kg/m Ix Iy ix iy Sx Sy
2L 25 x 25 3.0 10.0 4.0 2.0 2.86 2.25 1.60 5.85 0.75 1.43 0.90 1.95
2L 30 x 30 3.0 10.0 4.0 2.0 3.46 2.72 2.84 9.05 0.91 1.62 1.31 2.59
2L 40 x 40 3.0 10.0 4.5 2.0 4.68 3.67 7.06 18.89 1.23 2.01 2.43 4.20
4.0 10.0 6.0 3.0 6.16 4.84 8.96 25.13 1.21 2.02 3.11 5.58
5.0 10.0 4.5 3.0 7.52 5.90 10.84 31.81 1.20 2.06 3.83 7.07
2L 45 x 45 4.0 10.0 6.5 3.0 6.98 5.48 13.00 34.13 1.36 2.21 3.99 6.83
5.0 10.0 6.5 3.0 8.60 6.75 15.82 43.07 1.36 2.24 4.91 8.61
2L 50 x 50 4.0 10.0 6.5 3.0 7.78 6.11 18.12 45.33 1.53 2.41 4.99 8.24
5.0 10.0 6.5 3.0 9.60 7.54 22.20 57.22 1.52 2.44 6.18 10.40
6.0 10.0 6.5 4.5 11.28 8.85 25.20 67.65 1.49 2.45 7.08 12.30
2L 60 x 60 4.0 10.0 6.50 3.0 9.38 7.36 32.00 73.76 1.85 2.80 7.29 11.35
5.0 10.0 6.5 3.0 11.60 9.11 39.20 93.32 1.84 2.84 9.03 14.36
6.0 10.0 8.0 4.0 13.82 10.85 45.60 111.88 1.82 2.85 10.58 17.21
2L 65 x 65 5.0 10.0 8.5 3.0 12.74 10.00 50.60 116.25 1.99 3.02 10.70 16.61
6.0 10.0 8.5 4.0 15.06 11.82 58.80 139.16 1.98 3.04 12.54 19.88
8.0 10.0 8.5 6.0 19.52 15.32 73.60 184.17 1.94 3.07 15.93 26.31
2L 70 x 70 6.0 10.0 8.5 4.0 16.26 12.76 74.20 170.21 2.14 3.24 14.64 22.70
7.0 10.0 9.0 4.5 18.80 14.76 84.80 199.50 2.12 3.26 16.86 26.60
2L 75 x 75 6.0 10.0 8.5 4.0 17.46 13.71 92.20 206.63 2.30 3.44 16.95 25.83
8.0 10.0 10.0 5.0 23.00 18.05 117.80 276.89 2.26 3.47 21.94 34.61
9.0 10.0 8.5 6.0 23.00 19.92 128.80 309.73 2.25 3.49 24.17 38.72
12.0 10.0 8.5 6.0 23.00 26.00 163.80 421.61 2.22 3.57 31.44 52.70
2L 80 x 80 6.0 10.0 8.5 4.0 18.66 14.65 112.80 246.82 2.46 3.64 19.38 29.04
8.0 10.0 10.0 5.0 24.60 19.31 144.60 331.99 2.42 3.67 25.19 39.06
2L 90 x 90 6.0 10.0 10.0 5.0 21.10 16.56 161.40 341.31 2.77 4.02 24.53 35.93
7.0 10.0 10.0 5.0 24.44 19.19 186.00 400.13 2.76 4.05 28.44 42.12
9.0 10.0 11.0 5.5 31.00 24.33 232.00 518.49 2.74 4.09 35.91 54.58
10.0 10.0 10.0 7.0 34.00 26.69 250.00 570.45 2.71 4.10 38.88 60.05
13.0 10.0 10.0 7.0 43.42 34.08 312.00 753.85 2.68 4.17 49.45 79.35
2L 100 x 100 7.0 10.0 10.0 5.0 27.24 21.38 258.00 538.68 3.08 4.45 35.39 51.30
8.0 10.0 10.0 5.0 30.94 24.29 292.00 618.80 3.07 4.47 40.28 58.93
10.0 10.0 10.0 7.0 38.00 29.83 350.00 768.85 3.03 4.50 48.75 73.22
13.0 10.0 10.0 7.0 48.62 38.17 440.00 1015.35 3.01 4.57 62.32 96.70
2L 120 x 120 8.0 10.0 12.0 5.0 37.52 29.45 516.00 1040.81 3.71 5.27 58.90 83.27
11.0 10.0 13.0 6.5 50.80 39.88 682.00 1438.90 3.66 5.32 78.94 115.11
12.0 10.0 13.0 6.5 55.00 43.17 736.00 1572.55 3.66 5.35 85.58 125.80
2L 130 x 130 9.0 10.0 12.0 6.0 45.48 35.70 732.00 1470.64 4.01 5.69 77.30 108.94
12.0 10.0 12.0 8.5 59.52 46.72 934.00 1954.15 3.96 5.73 99.79 144.75
15.0 10.0 12.0 8.5 73.50 57.70 1136.00 2469.85 3.93 5.80 122.94 182.95
2L 150 x 150 12.0 10.0 14.0 7.0 69.54 54.59 1480.00 2977.17 4.61 6.54 136.28 192.08
15.0 10.0 14.0 10.0 85.48 67.10 1776.00 3696.53 4.56 6.58 165.06 238.49
19.0 10.0 14.0 10.0 106.76 83.81 2180.00 4743.31 4.52 6.67 205.66 306.02
2L 175 x 175 12.0 10.0 15.0 11.0 81.04 63.62 2340.00 4556.68 5.37 7.50 183.24 253.15
15.0 10.0 15.0 11.0 100.42 78.83 2880.00 5754.27 5.36 7.57 227.67 319.68
2L 200 x 200 15.0 10.0 17.0 12.0 115.50 90.67 4360.00 8462.74 6.14 8.56 299.86 412.82
20.0 10.0 17.0 12.0 152.00 119.32 5640.00 11426.47 6.09 8.67 393.58 557.39
25.0 10.0 17.0 12.0 187.50 147.19 6840.00 14424.30 6.04 8.77 483.73 703.62
2L 250 x 250 25.0 10.0 24.0 12.0 238.80 187.46 13900.00 27693.09 7.63 10.77 776.54 1086.00
35.0 10.0 24.0 18.0 325.20 255.28 18220.00 38773.45 7.49 10.92 1038.18 1520.53

L-13
Standard Sectional Dimension of SGP Pipe Steel Steel and Its
Sectional Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :
Material : JIS G 3452
Carbon Steel Pipe for Ordinary Use

Sectional Dimension Sectional Properties


Outside Inside Thickness Geometrical Radius of Modulus of Outside
Nominal Diameter Diameter (t) Sectional Unit Moment of Gyration of Section Surface Area Note
Size D d Area Weight Inertia (I) Area (i)
in mm mm mm cm² kg/m cm4 cm cm3 m²/m
1/8 10.5 6.5 2.0 0.5 0.42 0.051 0.309 0.097 0.03
1/4 13.8 9.2 2.3 0.8 0.65 0.143 0.415 0.207 0.04
3/8 17.3 12.7 2.3 1.1 0.85 0.312 0.537 0.361 0.05
1/2 21.7 15.1 2.8 1.9 1.31 0.833 0.661 0.768 0.07
3/4 27.2 21.6 2.8 2.1 1.68 1.618 0.868 1.189 0.09
1 34.0 27.6 3.2 3.1 2.43 3.709 1.095 2.182 0.11
1 1/4 42.7 35.7 3.5 4.3 3.38 8.341 1.391 3.907 0.13
1 1/2 48.6 41.6 3.5 5.0 3.89 12.678 1.599 5.217 0.15
2 60.5 52.9 3.8 6.8 5.31 27.310 2.009 9.028 0.19
2 1/2 76.3 57.9 4.2 19.4 7.47 111.143 2.395 29.133 0.24
3 89.1 80.7 4.2 11.2 8.79 101.128 3.005 22.700 0.28
3 1/2 101.6 93.2 4.2 12.8 10.09 152.606 3.447 30.041 0.32
4 114.3 105.3 4.5 15.5 12.19 234.201 3.885 40.980 0.36
5 139.8 130.8 4.5 19.1 15.02 437.951 4.786 62.654 0.44
6 165.2 155.2 5.0 25.2 19.75 807.644 5.667 97.778 0.52
7 190.7 180.1 5.3 30.9 24.23 1326.782 6.558 139.149 0.60
8 216.3 204.7 5.8 38.3 30.11 2124.974 7.445 196.484 0.68
9 241.8 229.4 6.2 45.9 36.02 3184.622 8.333 263.410 0.76
10 267.4 254.2 6.6 54.0 42.45 4598.163 9.224 343.916 0.84
12 318.5 304.7 6.9 67.5 53.02 8197.737 11.019 514.772 1.00
14 355.6 339.8 7.9 86.3 67.74 13040.822 12.296 733.455 1.12
16 406.4 390.6 7.9 98.9 77.64 19630.094 14.092 966.048 1.28
18 457.2 441.4 7.9 111.5 87.54 28132.625 15.888 1230.649 1.44
20 508.0 492.2 7.9 124.1 97.43 38792.313 17.683 1527.256 1.60

Standard Sectional Dimension of Pipe Steel SCH-40 Steel and Its


Sectional Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :
JIS G 3454 - Pressure Service
JIS G 3454 - High Pressure Service
JIS G 3454 - High Temperature Service

Sectional Dimension Sectional Properties


Outside Inside Thickness Sec.of Geometrical Radius of Modulus of Outside
Nominal Diameter Diameter Unit Moment of Gyration of Section Surface Area Note
Size D d (t) Area Weight Inertia (I) Area (i)
in mm mm mm (cm²) (kg/m) (cm4) (cm) (cm3) (m²/m)
1/2 21.7 16.1 2.8 1.7 1.31 0.758 0.676 0.699 0.07
3/4 27.2 21.4 2.9 2.2 1.74 1.657 0.865 1.218 0.09
1 34.0 27.2 3.4 3.3 2.57 3.871 1.089 2.277 0.11
1 1/4 42.7 35.5 3.6 4.4 3.47 8.518 1.388 3.990 0.13
1 1/2 48.6 41.2 3.7 5.2 4.10 13.235 1.593 5.446 0.15
2 60.5 52.7 3.9 6.9 5.44 27.888 2.006 9.219 0.19
2 1/2 76.3 65.9 5.2 11.6 9.12 73.751 2.520 19.332 0.24
3 89.1 78.1 5.5 14.4 11.34 126.677 2.962 28.435 0.28
4 114.3 102.3 6.0 20.4 16.03 300.059 3.835 52.504 0.36
5 139.8 126.6 6.6 27.6 21.68 613.707 4.715 87.798 0.44
6 165.2 151.0 7.1 35.2 27.68 1103.491 5.595 133.594 0.52
8 216.3 199.9 8.2 53.6 42.08 2904.983 7.363 268.607 0.68
10 267.4 248.8 9.3 75.4 59.20 6284.202 9.131 470.023 0.84
12 318.5 297.9 10.3 99.7 78.29 11848.396 10.903 744.012 1.00
14 355.6 333.4 11.1 120.1 94.30 17831.216 12.186 1002.881 1.12
16 406.4 381.0 12.7 157.0 123.31 30450.281 13.927 1498.537 1.28

L-14
Standard Sectional Dimension of Pipe Steel SCH-80 Steel and Its
Sectional Area, Unit Weight and Sectional Characteristic

Note :
JIS G 3454 - Pressure Service
JIS G 3454 - High Pressure Service
JIS G 3454 - High Temperature Service

Sectional Dimension Sectional Properties


Outside Inside Thickness Sec.of Geometrical Radius of Modulus of Outside
Nominal Diameter Diameter Unit Moment of Gyration of Section Surface Area Note
Size D d (t) Area Weight Inertia (I) Area (i)
in mm mm mm (cm²) (kg/m) (cm4) (cm) (cm3) (m²/m)
1/2 21.7 14.3 3.7 2.1 1.64 0.883 0.650 0.814 0.07
3/4 27.2 19.4 3.9 2.9 2.24 1.991 0.835 1.464 0.09
1 34.0 25.0 4.5 4.2 3.27 4.640 1.055 2.729 0.11
1 1/4 42.7 32.9 4.9 5.8 4.57 10.562 1.348 4.947 0.13
1 1/2 48.6 38.4 5.1 7.0 5.47 16.703 1.548 6.874 0.15
2 60.5 49.5 5.5 9.5 7.46 36.275 1.954 11.992 0.19
2 1/2 76.3 62.3 7.0 15.2 11.96 92.373 2.463 24.213 0.24
3 89.1 73.9 7.6 19.4 15.28 162.887 2.894 36.563 0.28
4 114.3 97.1 8.6 28.5 22.42 401.262 3.749 70.212 0.36
5 139.8 120.8 9.5 38.9 30.53 829.276 4.619 118.637 0.44
6 165.2 143.2 11.0 53.3 41.83 1591.072 5.466 192.624 0.52
8 216.3 190.9 12.7 81.2 63.77 4223.410 7.212 390.514 0.68
10 267.4 237.2 15.1 119.6 93.95 9552.591 8.936 714.480 0.84
12 318.5 283.7 17.4 164.5 129.21 18705.489 10.663 1174.599 1.00
14 355.6 317.6 19.0 200.8 157.72 28531.011 11.920 1604.669 1.12
16 406.4 363.6 21.4 258.7 203.19 48081.207 13.633 2366.201 1.28

L-15

Anda mungkin juga menyukai