Bertulang II
PERTEMUAN 6
❑ Masing-masing rangka terdiri dari sebaris kolom atau tumpuan dan lajur pelat
balok yang dibatasi dalam arah lateral oleh gars tengah panel masing-masing
sisi dari sumbu kolom/tumpuan
❑ Metode ini menganggap plat lantai dan balok-balok pemikul (kalau ada)
dianggap bekerja sama dalam memikul beban.
Sumber : internet
Metode Portal Ekivalen
Sumber : internet
Metode Portal Ekivalen
Lp
½ Lp
Lp
½ Lp
4 E I b+p
K be =
L
dimana:
Ib+p adalah momen inersia balok pemikul beserta platnya. Bentang L
dihitung dari as ke as kolom pada arah yang bersangkutan.
Kekakuan Balok Ekivalen
c1
Lp = Lebar jalur
c2
Balok Ekivalen
1 tp
yt
2 hw = h - tp
yb
bw
2 2
1 1 1 1
I b+p = b tp 3 + (b tp) yt − tp + bw h 3 + (bw h ) h − yt
Momen Inersia Balok T: 12 2 12 2
Kekakuan Balok Ekivalen
Balok L L Lp
yt 1 tp
h 2
yb
bw b = Lp - bw
1 1
(L p tp) tp + (bw hw ) ( tp + hw )
Letak garis netral terhadap sisi atas: yt = 2 2
(L p tp) + (bw hw )
2 2
1 1 1 1
Momen Inersia Balok L: I b+p = b tp 3 + (b tp) yt − tp + bw h 3 + (bw h ) h − yt
12 2 12 2
Kekakuan Kolom ekivalen
❑ Kekakuan kolom dianggap menyatu dengan balok-pelat transversal
terhadap bentang yang ditinjau melalui aksi torsi
Kekakuan Kolom ekivalen
❑ Aksi torsi akan mengurangi kekakuan lentur efektif dari kolom aktual
❑ Untuk kekakuan kolom dalam perhitungan, dipakai kekakuan
kolom ekivalen (Kke), yang berbeda dengan kekakuan kolom biasa
(Kk),
dimana:
Kk = Jumlah kekakuan kolom diatas dan dibawah plat
Kt = Kekakuan torsi dari unsur-unsur penahan torsi.
x 3
y
C = 1 − 0,63 x
y 3
be be
x1 1 2 x2 2 x2
y3 3 y1 1
y1 x3 y2 x1 y2
1 Ip 1 dimana: plat tp
=
'
K t I b+p K t Ip = Momen Inersia plat selebar jalur Lp
1
Ip = L p tp 3 Ib+p = Momen inersia balok ekivalen, yaitu balok
12
pemikul beserta platnya.
1 1 1
Sehingga persamaan Kke berubah menjadi: = +
K ke K k K 't
Perhitungan Gaya Dalam
Momen Jalur
Kolom (75%)
Momen Plat
pada Jalur Kolom
(15%)
Momen
Desain
(100%) Momen Plat pada Jalur
Tengah Kiri (50%)
Momen Jalur
Tengah (25%)
Momen Plat pada
Jalur Tengah Kanan
(50%)
SKEMA PEMBAGIAN MOMEN
Distribusi transversal dari momen longitudinal terhadap jalur kolom dan jalur
tengah merupakan fungsi dari tiga parameter, yang menggunakan l1 dan l2 untuk
masing-masing bentang longitudinal dan transversal:
l2
1. Perbandingan aspek
l1
Ecb Ib
2. Perbandingan 1 = dari kekakuan balok longitudinal terhadap
Ecs Is
kekakuan plat.
Ecb C
1 =
3. Perbandingan dari kekakuan torsi penampang balok tepi
2 Ecs Is
terhadap kekakuan lentur dari plat yang lebarnya sama dengan
panjang bentang dari balok tepi.
DISTRIBUSI MOMEN TERHADAP JALUR KOLOM
𝑙2
Perbandingan ukuran 0,5 1,0 2,0
𝑙1
1 = 0
𝑙2 100 % 100 % 100 %
𝛼 =0
Momen Negatif pada 𝑙1 1 2,5 75 % 75 % 75 %
Tumpuan Luar
𝑙2 1 = 0 100 % 100 % 100 %
𝛼 ≥ 1,0
𝑙1 1 2,5 90 % 75 % 45 %
𝑙2
𝛼 =0 75 % 75 % 75 %
Momen Negatif pada 𝑙1
Tumpuan Dalam 𝑙2
𝛼 ≥ 1,0 90 % 75 % 45 %
𝑙1
𝑙2
𝛼 =0 60 % 60 % 60 %
Momen Positif
𝑙1
𝑙2 90 % 75 % 45 %
𝛼 ≥ 1,0
𝑙1
dimana:
l1 = Panjang bentang dalam arah momen yang dihitung, , yang diukur
dari pusat ke pusat tumpuan
l2 = Panjang bentang dalam arah transversal terhadap l1, yang
diukur dari pusat ke pusat tumpuan atau sama dengan lebar jalur
pembebanan
DISTRIBUSI MOMEN PADA JALUR TENGAH
1. Bagian dari momen negatif dan momen positif yang tidak dipikul jalur kolom harus
dibagikan pada setengah jalur tengah yang bersangkutan.
1. Setiap jalur tengah harus direncanakan untuk memikul jumlah momen yang dibagikan
pada kedua setengah jalur tengahnya.
1. Suatu jalur tengah yang bersebelahan dan sejajar dengan suatu tepi yang ditumpu oleh
suatu dinding harus direncanakan untuk memikul dua kali momen yang dibagikan pada
setengah jalur tengah yang berhubungan dengan baris pertama dari tumpuan dalam.
DISTRIBUSI MOMEN PADA BALOK PEMIKUL
Jika ada balok pemikul pada jalur kolom (yang sejajar dengan jalur kolom tsb) maka
sebagian dari momen jalur kolom tsb dialokasikan pada balok dengan aturan sebagai
berikut:
𝑙2 maka Mbalok =0
𝛼1 =0
𝑙1
Mplat jalur kolom = 100 % x Mjalur kolom
l2
Untuk nilai 0 1
l1
1,0 maka momen yang harus dipikul oleh balok