Anda di halaman 1dari 28

Struktur Beton

Bertulang II
PERTEMUAN 6

Ir. Ratni Nurwidayati, MT., M.Eng.Sc


Dr. Nursiah Chairunnisa, ST., M.Eng
Metode Portal Ekivalen
❑ Struktur dianggap terdiri dari rangka-rangka ekivaeln pada garis kolom dalam
arah longitudinal dan transversal bangunan.

❑ Masing-masing rangka terdiri dari sebaris kolom atau tumpuan dan lajur pelat
balok yang dibatasi dalam arah lateral oleh gars tengah panel masing-masing
sisi dari sumbu kolom/tumpuan

❑ Metode ini menganggap plat lantai dan balok-balok pemikul (kalau ada)
dianggap bekerja sama dalam memikul beban.

❑ Plat lantai dibagi menjadi jalur-jalur portal melalui as plat ditinjau.


Metode Portal Ekivalen

Sumber : internet
Metode Portal Ekivalen

Sumber : internet
Metode Portal Ekivalen

Lp

½ Lp
Lp
½ Lp

Lp = Lebar jalur portal/pembebanan = ½.bentang kiri + ½.bentang kanan


Pembebanan Portal

Beban yang dihitung adalah hanya beban-beban


pada jalur pembebanan, yaitu :

➢ Berat sendiri plat lantai beserta ubinnya.


➢ Beban hidup yang bekerja pada plat
➢ Berat dinding
➢ dll
Analisa Kekakuan Rangka Portal Ekivalen
KEKAKUAN BALOK EKIVALEN

Balok ekivalen adalah balok pemikul (kalau ada) beserta dengan


seluruh plat selebar jalur tersebut, sehingga kekakuan balok
dihitung selebar jalur tsb.

4  E  I b+p
K be =
L

dimana:
Ib+p adalah momen inersia balok pemikul beserta platnya. Bentang L
dihitung dari as ke as kolom pada arah yang bersangkutan.
Kekakuan Balok Ekivalen

c1

Lp = Lebar jalur

c2

Balok Ekivalen

Lp = Lebar jalur portal/pembebanan = ½.bentang kiri + ½.bentang kanan


Kekakuan Balok Ekivalen
Balok T Lp

1 tp
yt

2 hw = h - tp
yb

bw

Letak garis netral terhadap sisi atas: 1 1


(b  tp)   tp + (bw  h )   h
yt = 2 2
(b  tp) + (bw  h )

2 2
1  1  1 1 
I b+p =  b  tp 3 + (b  tp)   yt −  tp  +  bw  h 3 + (bw  h )    h − yt 
Momen Inersia Balok T: 12  2  12 2 
Kekakuan Balok Ekivalen
Balok L L Lp

yt 1 tp

h 2
yb

bw b = Lp - bw

1 1
(L p  tp)   tp + (bw  hw )  ( tp +  hw )
Letak garis netral terhadap sisi atas: yt = 2 2
(L p  tp) + (bw  hw )

2 2
1  1  1 1 
Momen Inersia Balok L: I b+p =  b  tp 3 + (b  tp)   yt −  tp  +  bw  h 3 + (bw  h )    h − yt 
12  2  12 2 
Kekakuan Kolom ekivalen
❑ Kekakuan kolom dianggap menyatu dengan balok-pelat transversal
terhadap bentang yang ditinjau melalui aksi torsi
Kekakuan Kolom ekivalen
❑ Aksi torsi akan mengurangi kekakuan lentur efektif dari kolom aktual
❑ Untuk kekakuan kolom dalam perhitungan, dipakai kekakuan
kolom ekivalen (Kke), yang berbeda dengan kekakuan kolom biasa
(Kk),

Kke < Kk.

❑ Kekakuan kolom ekivalen dipengaruhi oleh efek puntir dari balok


pada arah tegak lurus dari jalur yang ditinjau.
Kekakuan Kolom ekivalen

Untuk kekakuan kolom dalam perhitungan, dipakai kekakuan kolom


ekivalen (Kke), yang berbeda dengan kekakuan kolom biasa (Kk),

Kke < Kk.

Kekakuan kolom ekivalen dipengaruhi oleh efek puntir dari balok


pada arah tegak lurus dari jalur yang ditinjau.
Kekakuan Kolom Ekivalen
Kekakuan Kolom Ekivalen
1 1 1
= +
 K ke  K k K t

dimana:
Kk = Jumlah kekakuan kolom diatas dan dibawah plat
Kt = Kekakuan torsi dari unsur-unsur penahan torsi.

Unsur-unsur penahan torsi adalah balok yang tegak lurus


jalur yang ditinjau, dan penahan torsi tersebut dihitung
sebagai balok T atau L.
Kekakuan Kolom Ekivalen
KEKAKUAN BALOK PENAHAN TORSI
9EC
Kt =  3

L 2  1 −
c2 

 L 2
dimana:
Tanda  menunjukkan penjumlahan balok puntir sebelah kiri dan kanan jalur.
L2 = Panjang bentang balok penahan puntir
c2 = Ukuran kolom persegi dalam arah L2
C = Momen Inersia Puntir balok penahan puntir
Kekakuan Kolom Ekivalen
  x 3
 y
C =  1 − 0,63   
x
 y 3 
 

Tanda  menunjukkan penjumlahan unsur-unsur balok T atau L

Pembagian unsur-unsur balok puntir harus kearah garis vertikal

x = ukuran terkecil dari unsur balok penahan puntir

y = ukuran terbesar dari unsur balok penahan puntir


Kekakuan Kolom Ekivalen
Momen Inersia Puntir balok penahan puntir

  x 3
 y
C =  1 − 0,63  x  
 y 3 
 
be be

x1 1 2 x2 2 x2

y3 3 y1 1

y1 x3 y2 x1 y2

Balok Tengah (T):


Balok Tepi (L):
Nilai terkecil dari:
Nilai terkecil dari:
be = bw + 2.(h – tp)
be = bw + (h – tp)
be = bw + 8.tp
be = bw + 4.tp
Kekakuan Kolom Ekivalen
Kalau pada arah jalur yang ditinjau terdapat balok pemikul (baik balok induk
maupun balok anak), maka kekakuan torsi akan bertambah. Dalam hal ini
harga Kt harus diberi koreksi dengan dan harga yang telah dikoreksi ini
disebut Kt’.

1 Ip 1 dimana: plat tp
= 
'
K t I b+p K t Ip = Momen Inersia plat selebar jalur Lp

1
Ip =  L p  tp 3 Ib+p = Momen inersia balok ekivalen, yaitu balok
12
pemikul beserta platnya.

1 1 1
Sehingga persamaan Kke berubah menjadi: = +
 K ke  K k K 't
Perhitungan Gaya Dalam

Gaya-gaya dalam struktur portal dapat ditentukan dengan:


❑Metode Cross
❑Metode Takabeya
❑Metode Matriks Perpindahan
❑Program Komputer (Program SAP90, Microfeap-II, GRASP,
STAADPRO, dll)

Untuk bentuk portal tertentu dan sederhana, perhitungan gaya


dalam dapat diselesaikan dengan cara:
✓Two Cycle Moment Distribution (TCMD)
✓Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991
Distribusi Momen Ke
Jalur Pembebanan
Nilai-nilai yang diperoleh dengan Metode Portal
Ekivalen adalah untuk keseluruhan lebar jalur
pembebanan didalam arah transversal dari portal
kaku ekivalen

Masing-masing momen ini harus dibagikan diantara jalur


kolom dan kedua lebar jalur tengah
Distribusi Momen Ke
Jalur Pembebanan
Momen Balok
Pemikul (85%)

Momen Jalur
Kolom (75%)
Momen Plat
pada Jalur Kolom
(15%)
Momen
Desain
(100%) Momen Plat pada Jalur
Tengah Kiri (50%)

Momen Jalur
Tengah (25%)
Momen Plat pada
Jalur Tengah Kanan
(50%)
SKEMA PEMBAGIAN MOMEN

Distribusi transversal dari momen longitudinal terhadap jalur kolom dan jalur
tengah merupakan fungsi dari tiga parameter, yang menggunakan l1 dan l2 untuk
masing-masing bentang longitudinal dan transversal:

l2
1. Perbandingan aspek
l1

Ecb  Ib
2. Perbandingan 1 = dari kekakuan balok longitudinal terhadap
Ecs  Is
kekakuan plat.
Ecb  C
1 =
3. Perbandingan dari kekakuan torsi penampang balok tepi
2  Ecs  Is
terhadap kekakuan lentur dari plat yang lebarnya sama dengan
panjang bentang dari balok tepi.
DISTRIBUSI MOMEN TERHADAP JALUR KOLOM
𝑙2
Perbandingan ukuran 0,5 1,0 2,0
𝑙1
1 = 0
𝑙2 100 % 100 % 100 %
𝛼 =0
Momen Negatif pada 𝑙1 1  2,5 75 % 75 % 75 %
Tumpuan Luar
𝑙2 1 = 0 100 % 100 % 100 %
𝛼 ≥ 1,0
𝑙1 1  2,5 90 % 75 % 45 %
𝑙2
𝛼 =0 75 % 75 % 75 %
Momen Negatif pada 𝑙1
Tumpuan Dalam 𝑙2
𝛼 ≥ 1,0 90 % 75 % 45 %
𝑙1
𝑙2
𝛼 =0 60 % 60 % 60 %
Momen Positif
𝑙1
𝑙2 90 % 75 % 45 %
𝛼 ≥ 1,0
𝑙1
dimana:
l1 = Panjang bentang dalam arah momen yang dihitung, , yang diukur
dari pusat ke pusat tumpuan
l2 = Panjang bentang dalam arah transversal terhadap l1, yang
diukur dari pusat ke pusat tumpuan atau sama dengan lebar jalur
pembebanan
DISTRIBUSI MOMEN PADA JALUR TENGAH
1. Bagian dari momen negatif dan momen positif yang tidak dipikul jalur kolom harus
dibagikan pada setengah jalur tengah yang bersangkutan.

1. Setiap jalur tengah harus direncanakan untuk memikul jumlah momen yang dibagikan
pada kedua setengah jalur tengahnya.

1. Suatu jalur tengah yang bersebelahan dan sejajar dengan suatu tepi yang ditumpu oleh
suatu dinding harus direncanakan untuk memikul dua kali momen yang dibagikan pada
setengah jalur tengah yang berhubungan dengan baris pertama dari tumpuan dalam.
DISTRIBUSI MOMEN PADA BALOK PEMIKUL

Jika ada balok pemikul pada jalur kolom (yang sejajar dengan jalur kolom tsb) maka
sebagian dari momen jalur kolom tsb dialokasikan pada balok dengan aturan sebagai
berikut:
𝑙2 maka Mbalok =0
𝛼1 =0
𝑙1
Mplat jalur kolom = 100 % x Mjalur kolom

l2 maka Mbalok = 85 % x Mjalur


1  1,0 kolom
l1 Mplat jalur = 15 % x Mjalur
kolom kolom

l2
Untuk nilai 0  1
l1
 1,0 maka momen yang harus dipikul oleh balok

didapat dari interpolasi linier antara 0 % dan 85 %.


Metode Portal Ekivalen
TerimaKasih

Anda mungkin juga menyukai