Anda di halaman 1dari 30

Komponen struktur terlentur

Pendahuluan :
▪ Komponen struktur terlentur umumnya mengaacu pada struktur yang ditempatkan secara
horizontal (balok) dan dibebani arah vertical.
▪ Untuk analisa struktur dapat dimodelkan sebagai garis dengan perilaku lentur yang domonan.

P Momen lentur, gaya


½L ½L geser, lendutan

Balok model
P

Strut Strut
(tek (tekan)
Strut
Balok real WF
(Tari
Balok tinggi

Pemilihan bentuk penampang


Pemilihan geometris penampang dipengaruhi oleh 5 hal yaitu :

1. Luas penampang ( A )
2. Panjang bentang balok ( L )
3. Pengaruh kekakuan terhadap lentur (momen inersia penampang )
4. Bentuk tumpuan
5. Lendutan balok/batang ( Δ )
b
b
t 1
f

t h Sambungan Sambungan badan


w badan (web) (web) dan sayap
h h
dan sayap (flens)

b
Profil WF Profil girder/built-up
Profil girder/built-up hybrid
Sumbu utama (c.g) dan pusat geser(s) penampang profil

b1 b
bf
t1 s t1
tf

s
c
g A1= bt1
Cg,s h cg h
h e
A2= ht2
tw
t2 t2
tw

3 3
J = 1/3(2btf +tw h) b2 3 3
J = 1/3(t1 b1+t2 h)
3 3 3
2 3
Cw = 1/24(h b tf) J = 1/3(t1 b1+t2 b2+tw h)
3 3
Cw = (A1 /144)+(A2 /36)
2 3 3 3 3
Cw = (h t1t2b1 b2 )/[12(t1b1 +t2b2 )]
t t
b

Cg, s
s a c s c
t g a h
g
t
a t e
1
2( 4 2
J = [t a-t) /[at+t ] 2 2 3
J = [2t.t1(a-t) (b-t1) ] J = 1/3(t )(h+2b)

at +bt1 – t – t1
2 2
Cw = 1/12(h2b3t)[(2h+3b)/(h+6b)

Rasio lebar dan tebal (b/t) profil dan klasifikasi


▪ Klasifikasi profil merupakan tahap awal perencanaan untuk mengetahui bahaya tekuk local
(local buckling).
▪ Rasio lebar terhadap tebal (b/t) menunjukkan kelangsingan plat sayap (flen) dan plat
badan (web).
▪ Klasifikasi elemen plat penyusun balok sangat penting untuk menentukan langkah
perhitungan Analisa penampang dan formulasi perumusan yang dipakai.
Klasifikasi elemen penyusun profil :
1. Struktur kompak : struktur balok dimana pada saat dibebani mampu memikul momen
sampai serat terluarnya mencapai tegangan leleh.
2. Struktur non kompak : struktur balok dimana pada saat dibebani, serat tepi terluarnya
dapat mencapai leleh, meskipun demikian sebelum penampang plastis penuh terbentuk,
profil akan mengalami tekuk local terlebih dahulu.
3. Struktur langsing : struktur balok dimana pada saat dibebani, sebelum tegangan mencapai
kondisi leleh, telah terjadi tekuk local terlebih dahulu pada penampang.

Tabel klasifikasi elemen tekan penampang batang yang memikul lentur

b b b
t t t

b
b
t t

b
t b

t
t

b b

t d
Tabel klasifikasi elemen tekan penampang batang yang memikul lentur
Rasi λp (Kompak/ λp
elemen o non kompak) (non Diskripsi penampang
(h/t) kommpak/
Langsing)
badan
profil I- h/tw 3.76√(E/Fy) 5.7 √(E/Fy)
tw h tw h
WF, UNP

Badan
profil I hc/hp √(E/Fy) ≤ λr 5.7 √kc E/FL
(0.54Mp/My-0.09) hc/2 hp/2
simetri hc/t
hc/tw t
tunggal w tw tw
hc/2 hp/2

Sayap b
profil kotak b/t 1.12 √(E/Fy) 1.4 √(E/Fy) t
dengan
tebal sama

Badan
profil kotak h/t 2.24 √(E/Fy) 5.71.0 t
derngan √(E/Fy) h
tebal sama

pipa
d/t 0.07 (E/Fy) 0.31 (E/Fy) t d

Keterangan pada tabel:


[a)
Kc = 4√(h/tw) dan 0,35 ≤ kc ≤ 0.76
[b]
FL = 0.7Fy untuk web non-langsing Sxt/Sxc ≥ 0.7

FL = Fy(Sxt/Sxc) ≥ 0.5Fy untuk web non-langsing dan Sxt/Sxc < 0.7

My = momen leleh pada serat luar dan Mp = momen plastis


Kriteria penampang balok terlentur

M Kompak/plastis (perilaku ideal)

M plasti
My
p s
Non-kompak
(inelastis)
Langsing
(elastis)


Penampang kompak :

mampu memikul momen sampai serat terluar mencapai tegangan leleh, ketika diberi momen lagi dapat
berotasi lagi sekaligus mendistribusikan tegangan ke serat penampang bagian dalam sampai semuanya
plastis (Mp)

Penampang non-kompak :

Ketika dibebani penampang tepi terluar dapat mencapai tegangan leleh, tetapi sebelum penampang plastis
penuh terbentuk, penampang akanmengalami tekuk local telebih dahulu. Kapasitas momen yangadapat
diandalkan adalah My < Mp

Penampang langsing :

Penampang yang dibebani, sebelum kondisi leleh sudah terjadi tekuk local terlebih dahulu M < My

Kuat lentur Rencana (MR) dan Kuat lentur Nominal (Mn)

Komponen struktur I kompak smetris ganda dan kanal melengkung pada sumbu mayor :

Persyaratan kekuatan balok :

MR ≥ Mu dimana Mr = Ø Mn dan Mn = Mp = Zx.Fy

Ø Mn = Ø Mp = Ø Zx Fy ≥ Mu
Dimana : MR = kuat lentur rencana penampang

Mu = momen berfaktor akibat beban luar

Mn = Mp = monmen kapasitas penampang

Zx = modulus plastis penampang tegak lurus sumbu Lentur (sumbu x)

Fy = tegangan leleh bahan/baja Mpa

Ø = reduksi kekuatan untuk lentur = 0.9


Menghitung modulus plastis penampang :

Y Momen inersia penampang :


tf
3 3 3
Ix = 1/12[b(d – h ) + tw.h ] ; Sxa = Ix/ya ; Sxb = Ix/yb
3 3
ya Iy = 1/12(2tf.bf + h. tw ) ; Sya = Syb = Iy/(0.5bf)
d
X X Modulus plastis sumbu x :
tw
yb Zx = ∑ Ai . Yi

Zx = 2. bf.tf . ½ (d – tf) + 2[tw . ½ (d – 2tf) ¼ (d – 2tf)]

bf 2
Zx = bf . tf (d - tf) + ¼ tw (d - 2tf)

Modulus plastis terhadap sumbu y :


Y
Zy = ∑ Ai . Xi

Zy = 4 [(1/2 bf . tf) (1/4bf) + 2[d – 2tf) ½ tw ¼ tw

2 2
Zy = 2/4 tf . bf + ¼ (d - 2tf) tw

b
Bentuk penampang box :
Momen inersia penampang :
tw
y0 3 3
Ix = 1/12(bd – ah ) ; Sx = Sx = Ix/y0
X h d
a 3 3
Iy = 1/12(b d – a h) ; Sy = Iy/(0.5b)
Modulus plastis penampang :
2 2
Zx = ¼(bd – ah )
Y 2 2
Zy = ¼(b d – a h)
Luas penampang :
Y
b A = b1t1 +b2t2 + h.tw
1

t1 Letak titik brat penampang :


2
c.s ya Ya = 1/A{1/2 b1t1 +b2t2(d-1/2t2) +h.tw(t1 + 1/2h)}
c.g y0
X X Yb = d – ya
h tw y1 = ya – t1/2 ; y2 = yb – t2/2 ; y3 = ya – (t1 – h/2)
d yb

t2 Momen inersia penampang terhadap sumbu X :


b2 3 3 3 2 2 2
Ix = 1/12 (b1t1 + b2t2 + twh ) + b1t1y1 + b2t2y2 + twhy3

Letak titik plastis penampang :

Y Yp = [(0.5A – b1t1)/tw] + t1 dan yq = d - yp

Modulus plastis sumbu x :


2
Batas kelangsingan : Z1 = b1.t1 (yp – ½ t1 ) + ½ tw (yp – t1)

Sayap : Z2 = b2.t2 (yq – ½ t2 ) + ½ tw (yq – t2)


2

b/t ≤ 0.38√(E/Fy) ( kompak )


Zx = Z1 + Z2
[a] [b] 1
0.38√(E/Fy) < b/t ≤ 0.95 √kc E/FL (non-kompak) α=
1+(b1/b2)3 (t1/t2)

[a] [b] Y0 = yt – t1/2 –d’α


b/t > 0.95 √kc E/FL (langsing)

badan :

hc/tw ≤ hc/hp √(E/Fy) (kompak)


2
(0.54Mp/My-0.09)

hc/tw > hc/hp √(E/Fy)


2
(0.54Mp/My-0.09)
≤ 5.7 √kc E/FL (non kompak)

hc/tw > 5.7 √kc E/FL (langsing)


Profil I dan U kompak (F2) :

sayap kompak

Web kompak
cg cg cg
cg,s s

Profil WF hot-rolled Profil UNP kompak Profil dobel UNP kompak

❑ Sayap kompak : ½ bf/tf ≤ 0.38√(E/Fy)


❑ Badan kompak profil I dan kanal : h/tw ≤ 3.76 √(E/Fy)

Kuat lentur nominal (Mn) diambil nilai yang terkecil dari kondisi batas yaitu :
(1) Material leleh/momen plastis dan
(2) tekuk torsi lateral

1. Material leleh (momen plastis)


Mn = Mp = Fy.Zx

dimana :

Mn = momen lentur nominal balok

Mp = momen lentur penampang plastis

Fy = kuat leleh minimum, Mpa

Zx = modulus platis penampang terhadap sumbu kuat. mm2


2. Tekuk torsi lateral :

a. Bila Lb ≤ Lp keadaan batas dari tekuk-torsi lateral boleh diabaikan


b. Bila Lp < Lb ≤ Lr

Mn = Cb [ Mp – (Mp – 0.7 Fy Sx)((Lb – Lp)/(Lr –Lp))] ≤ Mp

Dimana :

Lb = jarak pertambatan lateral yang dipasang pada balok (mm)

Lp = jarak pertambatan lateral maksimum untuk menghindari tekuk-torsi lateral sebelum penampang
pencapai kondisi plastis sempurna.

Lp = 1.76 ry √(E/Fy) ; ry = radius girasi sumbu y


Lr = jarak pertambatan lateral maksimum untuk kondisi batas tekuk-torsi lateral inelstis (mm)
Lr = 1.95 rts (E/0.7Fy) (J.c/(Sx ho) + (J.c/(Sx ho)2 + 6.76(0.7Fy/E)2
J = 1/3(2bf.tf3 + ho.tw3) konstanta torsi untuk profil I , mm4

ho = jarak antar titik berat sayap

E = modulus elastisitas baja (200000 Mpa)

Sx = modulus penampang elastis , mm3

Sx = Ix/y ; y = jarak dari titik berat ke tepi luar penampang

rts = [ √( Iy Cw)/Sx] ; rts = radius girasi efektif tf

Harga koefisien C :

▪ Untuk profil I simetris ganda C = 1 tw


▪ Untuk kanal : C = (ho/2)√(Iy/Cw) ho=h-tf d
Sx = Ix/ya
Untuk profil I nilai Cw = ( Iy ho2)/4
Sehingga harga rts2 = (1/2 Iy.ho)/(Sx)
bf
catatan : Untuk profil I simetris ganda, harga rts dapat juga diambil sebagai radius girasi sayap tekan
ditambah seperenam dari badan sehingga :

bf
rts =
12[( 1 + (h.tw)/(6bf.tf)]
c. Bila Lb > Lr (sedapat mungkin dihindari)
Mn = Mcr = Fcr . Sx ≤ Mp
Dimana : Cb Π2E J.C
Fcr = 1 + 0.078 (Lb/rts)2
(Lb/rts)2
Sx ho
Sx = modulus penampang elastis, mm3 dan ho = jarak antar titik berat sayap

Pengaruh jarak pertambatan lateral terhadap kapasitas lentur

L = Lb ≤ Lp tanpa pengaku lateral

L =Lb ≤Lp Perilaku penampang leleh

Lr > L = Lb > Lp tanpa pengaku lateral


L =Lb >Lp Perilaku penampang inelaastis
L > Lp diberi pengaku lateral Lb ≤ Lp
pengaku
Perilaku penampang leleh
L =2Lb ≤ Lp

L > Lr diberi pengaku lateral Lb > Lp


Pengaku lateral
Perilaku penampang inelastis
Lr ≥ L =2Lb > Lp

Mn

Mp
Kuat dasar x Cb

Lr 0.7FySx

0 Lb Cb=1 xkuat dasar


0 LbL≤ Lp Lb
Lp < Lb ≤ Lr LTB = kondisi batas lateral
Lb > Lr torsional buckling

plastis Inelastis LTB Elastis LTB


Gambar : grafik hubungan Mn-Lb penampang kompak
Bila pada balok dengan bentang L=Lb > Lr
tanpa pengaku lateral, maka maka akan
terjadi tekuk torsi lateral pada balok dan
perilaku penampang elastis
Terjadi torsi
lateral Pengaku lateral

Bila pada balok dengan bentang L


dipasang pengaku lateral tiap jarak Lb
<Lp , maka tidak terjadi tekuk torsi
lateral pada balok dan perilaku
Tidak terjadi torsi penampang leleh/plastis
lateral
Pengaku lateral

Bila pada balok dengan bentang L


dipasang pengaku lateral tiap jarak
jarak Lb dimana Lp < Lb <Lr , maka
Terjadi torsi terjadi tekuk torsi lateral pada balok
lateral dan perilaku penampang inlelastis

Profil badan kompak (F3):


Kuat lentur nominal penampang diambil nilai terkecil dari (1) tekuk torsi lateral dan
(2) tekuk local elemen sayap tekan
sayap kompak sayap non-kompak sayap langsing

Badan kompak Badan kompak Badan kompak

Badan kompak profil I dan kanal : h/tw ≤ 3.76 √(E/Fy) Sayap non kompak : ½ bf/tf > 0.38√(E/Fy)

Sayap kompak : ½ bf/tf ≤ 0.38√(E/Fy) ≤ 1.0√(E/Fy)

Sayap langsing : ½ bf/tf > 1.0 √(E/Fy)


Mn

Mp

0.7Sx Fy
Sayap non
Sayap kompak
kompak
0.38√(E/Fy) 1.0 √(E/Fy) Sayap
langsing
0 λ
λpf = ½ bf/tf λpf = ½ bf/tf
0
Pengaruh kelangsingan sayap terhadap kuat lentur

Momen nominal penampang Mn :


Mn ditinjau terhadap (1) Tekuk Torsi Lateral dan (2) tekuk Lokal Elemen Sayap Tekan

Tekuk torsi lateral dan tekuk local elemen sayap :


Bila Lb ≤ Lp maka tidak terjadi tekuk torsi lateral, tetapi perlu di cek elemen sayap tekan terhadap tekuk
local elemen sayap tekan.

1. Tekuk torsi lateral


a. bila Lb < Lp :tidak terjadi tekuk torsi lateral

b. bila Lp < Lb < Lr

Mn = Cb [ Mp – (Mp- 0.7Sx Fy{(Lb-Lp)/(Lr-Lp)}] ≤ Mp

c. bila Lb > Lr

Mn = Fcr.Sx ≤ Mp dan

2
Fcr = Cb Π E J.C 2
1 + 0.078 (Lb/rts)
2
(Lb/rts) Sx ho

keterangan :

Mp = Zx. Fy

Cb = 1 (pengaruh momen garadien)

Sx = modulus of section penampang


2. Tekuk local elemen sayap tekan

a. penampang dengan profil sayap non kompak


bf=2b
tf
Mn = [ Mp – (Mp – 0.7Sx.Fy){(λ – λpf)/(λrf – λpf)}]

b. penampang dengan profil sayap langsing h d


tw

Mn = (0.9E kc Sx) /(λ2)

dimana :
b
λ = ½ bf/tf t

λpf = 0.38√(E/Fy) batas kelangsingan sayap kompak


tw h d
λrf = λr = 1.0 √(E/Fy) batas kelangsingan sayap non-kompak

kc = 4/(√h/tw) dan 0.35 ≤ kc ≤ 0.76

Badan non langsing (F4):


Struktur dengan badan non-kompak dengan sayap kompak, non-kompak atau langsing untuk
profil simetri ganda (profil I) atau simetri tunggal (profil T) yang dibebani arah sumbu kuat.
sayap sayap kompak, non- sayap kompak, non- sayap kompak,non-
kompak kompak, atau langsing kompak, atau langsing kompak, atau langsing

Web kompak

Web non-kompak
Web kompak
Profil I hot- h/tw > 3.76√(E/Fy)
rolled ≤ 5.7 √(E/Fy) Web non-kompak
(F2)
Profil I Built-up

(F4)

Profil I simetri tunggal


Built-up
Profil I simetri tunggal
(F3)
Built-up
(F4)
Tinjauan kuat lentur nominal penampang :
(1) Elemen tekan sayap leleh
(2) Tekuk torsi lateral
Mn diambil nilai terkecil
(3) Tekuk local elemen sayap tekan
(4) Elemen sayap Tarik leleh

1. Elemen sayap tekan leleh


Mn = Rpc Myc = Rpc.Fy.Sxc

dimana :

Rpc = factor plastifikasi plat badan

bila Iyc/Iy > 0.23 dan hc/tw ≤ λpw

Rpc = Mp/Myc

bila Iyc/Iy > 0.23 dan hc/tw > λpw

Rpc = {Mp/Myc – [(Mp/Myc) – 1]} {(λ - λpw)/(λrw –λpw)} ≤ Mp/Myc

jika Iyc/Iy ≤ 0.23 maka Rpc = 1

dimana :

λ = hc/tw

λpw = λp = batas kelangsingan web kompak (lihat table kelangsingan)

λrw = λr = batas kelangsingan web non-kompak (lihat table kelangsingan)

Myc = momen leleh sayap di sayap tertekan, Nmm


4
Iyc = momen inersia sayap tertekan terhadap sumbu y (mm )
4
Iy = momen inersia penampang terhadap sumbu y (mm )

Sxc = Ix/yc ( modulus elastis penampang )

hc = ….. Dua kali jarak dari sumbu netral (cg) ke permukaan sebelah dalam plat sayap yang
mengalami tegangan tekan pada penampang build-up
Nilai hc :

b1 Ac = b1.t1

t1
tw hc/2 hp/2 ypa
Sumbu netral plastis
Grs netral plastis :
h Sumbu netral garis yang membagi
Aw = h.tw
(cg) penampang
A = Ac + At + Aw menjadi 2 luasan ypb
yang sama besar
t2

At = b2.t2 b2 hc = 2(y - tfc ) Hp = 2(A/2 – Ac )/tw

Terhadap tepi atas : tfc ≤ y ≤ d -tft 2Ac ≤ A ≤ (Aw + 2Ac)

Ya = (∑Ai yi)/∑A Distribusi tegangan Distribusi tegangan plastis


elastis
Yb = d - ya

2. Tekuk torsi lateral :

bila Lb <Lp tidak ada tekuk torsi lateral


bila Lp < Lb ≤ Lr
Mn = Cb [Rpc.Myc – {(Rpc.Myc - FL.Sxc)}{(Lb – Lp)/(Lr – Lp)}] ≤ Rpc.Myc
bila Lb > Lr maka Mn = Fcr. Sxc

dimana :
Myc = Fy, Sxc
2
Cb Π E 2
Fcr = 2 1 + [ 0.078 {J/(Sxc h0)}] [ Lb/rt ]
(Lb/rt)
Harga FL :
o untuk (Sxt/Sxc) ≥ 0.7 maka FL = 0.7
o Untuk (Sxt/Sxc) < 0.7 maka FL = Fy(Sxt/Sxc) ≥ 0.5
Jarak pertambatan lateral :
o Pada kondisi leleh :
Lp = 1.1rt √(E/Fy)

o Pada kondisi batas kritis :

J
Lr = 1.95 rt(E/FL) 2 2

Sxc.h0
+ {J/(Sxc.h0)} + 6.76(FL/E)

Radius girasi untuk tekuk torsi lateral :


a. Untuk profil WF dengan sayap bentuk perasegi

bfc
Rt =
2
12[h0/d)+{(aw/6)(h /(h0.d)]

profil I dengan sayap persegi dapat dihitung dengan rumus pendekatan :

bfc
Rt =
12[1 + (aw/6)]

Dimana :
aw = (hc.tw)/(bfc.tfc)
bfc = lebar sayap tekan (mm)
tfc = tebal sayap tekan (mm)
h0 = jarak antar titik berat elemen sayap
hc = dua kali jarak dari sumbu netral (cg) kepermukaan sebalah dalam plat sayap yang
mengalami tekan pada penampang build-up.
d = tinggi penampang
b. Untuk syap tekan dengan tambahan profil UNP atau plat penutup (cover plate) :
Rt = radius girasi komponen sayap tekan akibat lentur ditambah 1/3 luas badan (web) yang
menerima tekan akibat momen pada sumbu kuatsaja (mm)

aw = rasio 2x luas plat badan yang menerima tekan akibat momen pada sumbu kuat saja
3. Tekuk local elemen sayap tekan
kriteria berlaku jika sayap tekan klasifikasinya non kompak, maka pengaruh tekuk local sayap tekan
dapat dihitung sebagai berikut :

a. Penampang dengan profil sayap non-kompak


Mn = Rpc. Myc – (Rpc.Myc – FL.Sxc) [(λ – λpf)/(λrf – λpf)]

harga FL ditentukan sebagai berikut :

• untuk Sxt/Sxc ≥ 0.7 maka FL = 0.7 Fy


• untuk Sxt/Sxc < 0.7 maka FL = Fy(Sxt/Sxc) ≥ 0.5 Fy

Faktor plastifikasi plat badan (Rpc) :


Bila Iyc/Iy > 0.23 dan hc/tw ≤ λpw maka Rpc = Mp/Myc

Bila Iyc/Iy > 0.23 dan hc/tw > λpw

Rpc = [Mp/Myc – {(Mp/Myc ) -1} {(λ-λpw)/λrw-λpw)}] ≤ Mp/Myc

Bila Iyc/Iy ≤ 0.23 maka Rpc = 1

b. Penampang dengan profil sayap langsing


2
Mn = (0.9 E.kc.Sxc)/λ
keterangan :
kc = 4/√(h/tw) dan 0.35 ≤ kc ≤ 0.76
λ = bf/(2tf)
λpf = λp = batas kelangsingan sayap kompak
λrf = λr = batas kelangsingan sayap non-kompak
λpw = λp = batas kelangsingan web kompak
λrw = λr = batas kelangsingan web non-kompak
4. Elemen sayap Tarik leleh
a. bila Sxt ≥ Sxc kodisi batas tarik tidak berlaku
b. bila Sxt <Sxc maka
Mn = Rpt.Myt = Rpt.Fy.Sxt

Faktor plastifikasi plat badan yang terkait dengan kondisi batas plat sayap yang mengalami leleh
(Rpt) :

• Bila hc/tw ≤ λpw maka Rpt = Mp/Myt


• Bila hc/tw > λpw maka Rpc = [Mp/Myt – {(Mp/Myt ) -1} {(λ-λpw)/λrw-λpw)}] ≤ Mp/Myt

Dimana :
λ = hc/(tw)
λpw = λp = batas kelangsingan web kompak
λrw = λr = batas kelangsingan web non-kompak
Sxc = Ix/yc (modulus elastis penampang tekan)
Sxt = Ix/yt (modulus elastis penampang Tarik)
Mp = Zx.Fy dan Myt = Sxt.Fy
yt = jarak serat Tarik terluar ke garis netral (cg)
yc = jarak serat tekan terluar kegaris netral (cg)
Balok terlentur :
Beban merata q

bf σ
c F
tf c
y
c
(- (-
hc/2 yc hp/2
) )
d h0 h
X X
cg,s
tw
Yt (+
tf (+) )
t
bf σ F
t t y
Y Profil I : hc/2 = hp/2 = (d/2 - tfc)

Ix = 1/12[b(d3 – h3) + tw.h3] Zx = bf.tf(d – tf) + 0.25 tw.h3


Iy = 1/12(2tf.bf3 + h.tw3) Zy = 1.5 Sy
Iyc = 1/12(tfc.bfc3) Sxt = Ix/yt
Sxc = Ix/yc Sy = Iy/(0.5bf)

Profil Badan Langsing (F5)


sayap kompak , non-
sayap kompak kompak, atau langsing sayap kompak
sayap kompak

Web kompak Web non-


kompak Web langsing Web langsing

Profil I hot-rolled
(F2)
Profil I Built-up
(F4)
Kuat lentur nominal (Mn) :
Diambil nilai terkecil dari Profil I simetri ganda Profil I simetri tunggal
Built-up
Built-up
(1) Elemen sayap tekan leleh (F5)
(2) Tekuk torsi lateral (F5)
(3) Tekuk local elemen sayap tekan
(4) Elemen sayap Tarik leleh
(1) Elemen sayap tekan leleh :
Mn = Rpg.Fy. Sxc
Rpg = 1- {aw/(1200+300aw)} {(hc/tw) – 5.7 √(E/Fy)} (factor reduksi kuat lentur)
hc = 2x jarak dari sumbu netral (cg) ke permukaan sebelah dalam plat sayap tekan
(2) Tekuk torsi lateral :
a. jika Lb < Lp tidak ada resiko terjadi tekuk torsi lateral,
jika tidak maka pengaruh tekuk torsi lateral dapat dihitung sbb :
Mn = Rpg.Fcr.Sxc
b. bila Lp < Lb ≤ Lr maka
Fcr = Cb [Fy – (0.3Fy){(Lb – Lp)/(Lr – Lp)}] ≤ Fy
c. bila Lb > Lr
Cb Π2 E
Fcr =
(Lb/rt)2

bfc
rt = dan aw = (hc.tw)/(bfc.tfc) ≤ 10.0
12[h0/d + 1/6{ aw (h2/(h 0 d)}]

dimana :
bfc = lebar sayap tekan
tfc = tebal sayap tekan

Jarak pertambatan lateral kondisi batas leleh : Lp = 1.1 rt √(E/Fy)


Jarak pertambatan lateral batas elastis : Lr = Π.rt √(E/0.7Fy)

(3) Tekuk local elemen sayap tekan


kriteria ini tidak berlaku jika sayap tekan klasifikasinya kompak. Bila sayap tekan non-
kompak atau elastis maka harga momen nominal penampang :
Mn = Rpg.Fcr.Sxc
a. Penampang dengan sayap non-kompak
dimana : λ = bf/2tf
λpf = λp = batas kelangsingan sayap kompak
λrf = λr = batas kelangsingan sayap non-kompak
b. Penampang dengan profil sayap langsing

dimana : Kc = 4/√(h/tw) dan 0.35 ≤ Kc < 0.76


(4) Elemen sayap tarik leleh
a. bila Sxt ≥ Sxc kondisi batas tarik leleh tidak berlaku
b. bila Sxt < Sxc maka
Mn = Fy . Sxt

Profil I dan U dibebani pada sumbu lemah (F6)

y y
cg,s cg s cg

x x x
Profil simetri Profil UNP Profil simetri
ganda tunggal
Kuat lentur nominal penampang (Mn) diambil nilai terkecil dari :
(1) Material leleh/momen plastis dan (2) tekuk local plat sayap
1. Material leleh (momen plastis)
Mn = Mp = Fy.Zy ≤ 1.6 Fy.Sy
dimana : Fy = kuat leleh minimum
Zy = modulus plastis penampang terhadap sumbu y
2. Tekuk local plat sayap
a. bila elemen sayapnya kompak maka tidak terjadi tekuk local sayap
b. bila elemen sayap non-kompak
Mn = [Mp – {Mp – 0.7Fy.Sy}{(λ – λpf)/(λrf – λpf)}]
c. bila elemen sayap langsing
Mn = Fcr.Sy
2
dimana : Fcr = (0.69E)/(bf/2tf)
Sy = Iy/(0.5bf) modulus elastis penempang terhadap sumbu y
Contoh soal:

Diketahui suatu rangka suatu jembatan baja dari profil WF 400x200x8x13 seperti pada gambar dengan
mutu baja BJ 37

Ditanyakan:

1. Hitung momen nominal penampang (Mn) dan momen rencana penampang bila tiap jarak 2m
dipasang penahan gaya lateral (balok lintang)
2. Hitung momen nominal penampang (Mn) dan momen rencana penampang bila tiap jarak 4m
dipasang penahan gaya lateral (balok lintang)
3. Hitung momen nominal penampang (Mn) dan momen rencana penampang bila hanya dipasang
penahan gaya lateral (balok lintang) pada tepinya saja

1. Jarak pengaku lateral 2m

1 Pu
qu

1
4m 4m
2m 2m 2m 2m

2. Jarak pengaku lateral 4m

pot. 1-1

4m 4m

2. Jarak pengaku lateral 8m

8m
bf

yc
tw
X d h0 h X
tf yt

Profil WF 400x200x8x13

d =6400 mm ; bf = 200 mm ; tf = 13 mm ; tw = 8 mm ; A = 84,12 cm2


Ix = 23700 cm4 ; Iy = 1740 cm4 ; Sx = 1190 cm3 ; ry = 4,54 cm ; Sx = Ix/y ; y = ½ d
h = d – 2tf = 40 – 2.1,3 = 37,4 cm ; h0 = d – tf = 40 – 1,3 = 38,7 cm

Zx = bf.tf (d – tf) + 0,25tw.h2 = 20.1,3 (40 – 1,3) + 0,25 . 0,8 . (37,4)2 =1286 cm3
J = 1/3(2tf3 bf + tw3.h) = 1/3[2.(1,3)3.20 + (0,8)3.37,4] = 35,676 cm
baja BJ 37 Fy = 240 Mpa : E = 200000 Mpa
Pemeriksaan kelangsingan penampang :

Sayap (flens) :

λ = λf = bf/2tf = 20/(2.1,3) = 7,69 λf = 7,69 < λpf = 11


λpf = 0,38 √(E/Fy) = 0,38 √(200000/240) = 11 sayap kompak
badan (web) :
λw = 46,75 < λpw= 108,5
λw = h/tw = 37,4/0,8 = 46,75
badan kompak
λpw = 3,76 √(E/Fy) = 3,76 √(200000/240) = 108,5

Momen nominal penampang (Mn) :

a. momen leleh

Mn = Mp = Zx.Fy = 1286.103. 240 = 308.640.000 Nmm = 308,64 KNm

b. momen nominal akibat tekuk torsi lateral

Mn = Cb[Mp – {(Mp – 0,75 Sx.Fy)}{(Lb – Lp)/Lr – Lp)}] ≤ Mp

Mp = 308,64 KNm = 308,64.106 Nmm


(kasus F2)
Sx = 1190 cm3 = 119.104 mm3

Fy = 240 Mpa
Lp = 1,76 ry √(E/Fy) ;

ry = 4,54 cm = 45,4 mm

Fy = 240 Mpa dan E = 200.000 Mpa

Lp = 1,76.45,4 √(200000/240) = 2307 mm

Lr = 1,95 rts E/(0,7Fy) J.C /(Sx.h0) + {J.C /(Sx.h0)}2 + 6,76 (0.7Fy/E)2


profil I simetris ganda
rts2 = ½ Iy h0/Sx = (1/2 .1740.38,7)/1190 = 28
rts = 5,29 cm
J = 35,676 cm dan Cb =1
1,95 rts E/(0,7Fy) = 1,95.5,29.200000/(0,7.240) = 12280,4 cm
J.C/(Sx.h0) = 35,676/(1190.38,7) = 0,000775

[J.C/(Sx.h0)]2 = (0,000775)2 = 6.10-7


6,76(0,7Fy/E)2 = 6,76(0,7. 240/200000)2 = 4,77.10-6
Lr = 12280,4 0,000775 + (6.10-7 + 4,775.10-6)1/2 = 683 cm =6830 mm
▪ bila pertambatan balok dipasang tiap jarak 2m
Lb = 2m = 2000 mm < Lp = 2307 mm
tidak terjadi tekuk torsi lateral
Mn = Mp = Zx.Fy = 1286.103. 240 = 308.640.000 Nmm = 308,64 KNm

▪ bila pertambatan balok dipasang tiap jarak 4 m


Lb = 4 m = 4000 mm > Lp = 2307 mm
< Lr = 6830 mm

Mn = Cb[Mp – {(Mp – 0,75 Sx.Fy)}{(Lb – Lp)/Lr – Lp)}] ≤ Mp

[
Mn = 1 308,64.106 – {(308,64.106 – 0,75.1190.103. 240)}{(4000 – 2307)/(6830 - 2307)} ]
[ ]
Mn = 1 308,64.106 – (94,44.106)(0.374} = 273,32.106 Nmm =273,32 KNm < Mp

▪ bila tanpa pertambatan lateral


Lb = 8 m = 8000 mm > Lr = 6830 mm
Mn = Fcr . Sx ≤ Mp
Fcr = Cb[Π2 E/(Lb/rts)2 1 + 0,078(J.C/rts)2 ]
Π2 E/(Lb/rts)2 = Π2 200000/(8000/52,9)2 = 86,31

0,078(J.C/rts)2 = 0,078( 35,676/ 5,29)2 = 35476,1

Fcr = 1[86,31 ( 1 + 3,548)1/2 ] = 184,057 Mpa


Mn = Fcr.Sx = 184,057.1190.103 = 219.027.830Nmm = 219,028 KNm

Kesimpulan :

1. balok dengan pertambatan lateral Lb = 2 m

momen leleh : Mn = 308,64 KNm (menentukan)

Momen nominal tekuk torsi lataral : -

MR = ØMn = 0,9. 308,64 KNm =277,776 KNm

2. balok dengan pertambatan lateral Lb = 4 m

momen leleh : Mn = 308,64 KNm

Momen nominal tekuk torsi lataral : Mn = 273,32 KNm (menentukan)

MR = ØMn = 0,9. 273,32 KNm = 245,988 KNm

3. balok tanpa pertambatan lateral

momen leleh : Mn = 308,64 KNm

Momen nominal tekuk torsi lataral : Mn = 219,028 KNm (menentukan)

MR = ØMn = 0,9. 219,028 KNm = 197,125 KNm

Soal :

Diketahui alternative perencanaan dan analisa penampang balok suatu rangka suatu jembatan baja
bentang 24 m dari profil I build-up simetris ganda dengan mutu baja BJ 37

Alternatife penampang profil :

1. 1200x400x12x21
2. 1200x600x10x21
3. 1200x400x7x21

ditanyakan :

1. Hitung momen nominal penampang (Mn) dan momen rencana penampang bila tiap jarak 4 m
dipasang penahan gaya lateral (balok lintang)
2. Hitung momen nominal penampang (Mn) dan momen rencana penampang bila tiap jarak 6 m
dipasang penahan gaya lateral (balok lintang)
1 Pu
qu

12 m 12 m

1. Alternatif 1 : profil I build-up 1200x400x12x21 kasus F …..


bf = 40 cm
Profil I build-up 1200 x 400 x 12 x 21
yc
tw =1,2 cm d= cm ; bf = cm ; tf = cm ; tw = cm
h0
X X h = d – 2tf = ……………
d =120 cm h
tf = 2,1 cm yt h0 = d – tf = …………….
A = …………………..

Ix = 1/12[bf(d3 – h3) + tw.h3] = ………………


Iy = 1/12[2bf3.tf +tw.h3] = ………………….
Sx = 2[bf.tf ½ (d – tf)] + 2[ (½ h .tw)( ¼ h)] = [bf.tf (d – tf)] + ¼ ( h2 .tw] =
Sy = 4[ ½ bf.tf ( ¼ bf)] = ½ bf2.tf =
ry = √(Iy/A) = …………………………………..
Zx = bf.tf (d – tf) + 0,25tw.h2 = ………………………………………
J = 1/3(2tf3 bf + tw3.h) = ………………………………………………..
baja BJ 37 Fy = 240 Mpa : E = 200000 Mpa
Pemeriksaan kelangsingan penampang :
λ = ……… < λpf = …………
Sayap (flens) : λ = λf = bf/2tf = …400/(2x21)…= 9.5……………………….
< λrf = …………
λpf = 0,38 √(E/Fy) = 10.96………………………….
sayap ……………….
λrf = 1,0 √(E/Fy) =………………………………

badan (web) : λw = h/tw = (1200 – 2x21)/12 = 98………………………………


λw …… < λpw = …………
λpw = 3,76 √(E/Fy) = 108 …………………………
< λrw = …………
λrw = 5,7 √(E/Fy) = …………………………
badan …………………………
Momen nominal penampang (Mn) :

a. momen leleh : Mn = Mp = Zx.Fy ; Zx = …………. ; Fy = ……………………

Mn= Mp = ………………………………………………………………….
b. momen nominal akibat tekuk torsi lateral

Mn = Cb[Mp – {(Mp – 0,75 Sx.Fy)}{(Lb – Lp)/Lr – Lp)}] ≤ Mp

Mp = ………..KNm = ………….. Nmm

Sx = ………….cm3 = ………….. mm3

Bj 37 Fy = …….. Mpa dan E = ………………………..Mpa

Lp = 1,76 ry √(E/Fy)

ry = …. cm = …… mm

Lp = …………………………………………..

Lr = 1,95 rts E/(0,7Fy) J.C /(Sx.h0) + {J.C /(Sx.h0)}2 + 6,76 (0.7Fy/E)2


profil I simetris ganda
rts2 = ½ Iy h0/Sx = …………………………..
rts = …….. cm
J = ……… cm dan Cb =1
1,95 rts E/(0,7Fy) = ……………………………………..
J.C/(Sx.h0) = ………………………………………………….

[J.C/(Sx.h0)]2 = ………………………
6,76(0,7Fy/E)2 = …………………………………………………..
Lr = ……………………………………………………………………..
▪ bila pertambatan balok dipasang tiap jarak 4m :
Lb = ………. mm < Lp = ……….. mm
tidak terjadi tekuk torsi lateral
Mn = Mp = Zx.Fy = ……………………………….

▪ bila pertambatan balok dipasang tiap jarak 6 m :


Lb = ………… mm > Lp = …………….. mm
< Lr = …………….. mm

Mn = Cb[Mp – {(Mp – 0,75 Sx.Fy)}{(Lb – Lp)/Lr – Lp)}] ≤ Mp

Mn = ………………………………………………………………………………………………………………………
2. Alternatif 2 : profil I build-up 1200x600x10x21 kasus F …..
bf = 60 cm

Profil I build-up 1200 x 600 x 10 x 21


yc
tw =1,0 cm d= cm ; bf = cm ; tf = cm ; tw = cm
h0 h
X X h = d – 2tf = ……………
d =120 cm
tf = 2,1 cm yt h0 = d – tf = ……………..
A = ……………………..

Ix = 1/12[bf(d3 – h3) + tw.h3] =


Iy = 1/12[2bf3.tf +tw.h3] =
Sxc = Ix/yc = …………………….. ; Sxt = Ix/yt =
ry = √(Iy/A) = …………………………………..
Zx = bf.tf (d – tf) + 0,25tw.h2 = ………………………………………
J = 1/3(2tf3 bf + tw3.h) = ………………………………………………..
baja BJ 37 Fy = 240 Mpa : E = 200000 Mpa
Pemeriksaan kelangsingan penampang :

Sayap (flens) : λ = λf = bf/2tf = 600/2x21 =14.28……………………………. λ = ……… λpf = …………

λpf = 0,38 √(E/Fy) = 10.96…………………………. λrf = …………

λrf = 1,0 √(E/Fy) =……………………………… sayap ……………….

badan (web) : λw = h/tw = (1200 – 2x21)/10…= 115……………………………


λw …… λpw = …………
λpw = 3,76 √(E/Fy) = ……108……………………
λrw = …………
λrw = 5,7 √(E/Fy) = …………………………
badan …………………………
Peninjauan momen nominal penampang (Mn) :

1. sayap tekan leleh

Mn = Rpc. Myc = Rpc.Fy.Sxc

= ……………………………………………………………………………………

2. tekuk torsi lateral

Mn = Cb[Rpc.Myc – {(Rpc.Myc – FL.Sxc)} {(Lb – Lp)/(Lr – Lp)}] ≤ Rpc.Myc

= …………………………………………………………………………………….
3. Tekuk local elemen sayap tekan

Mn = Cb[Rpc.Myc – {(Rpc.Myc – FL.Sxc)} {(λ – λpf)/(λrf – λpf)}] ≤ Rpc.Myc

= ……………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………

4. Sayap Tarik leleh

Mn = Rpt. Myt = Rpt.Fy.Sxt

= ………………………………………………………………………………………………………………………

3. Alternatif 3: profil I build-up 1200x400x7x21 kasus F….

bf = 40 cm
Profil I build-up 1200 x 400 x 7 x 21
yc
tw =0,7 cm d= cm ; bf = cm ; tf = cm ; tw = cm
h0
X X
d =120 cm
h h = d – 2tf = ……………
tf = 2,1 cm yt
h0 = d – tf = ……………..
A = ……………………..
Ix = 1/12[bf(d3 – h3) + tw.h3] =
Iy = 1/12[2bf3.tf +tw.h3] =
Sxc = Ix/yc = …………………….. ; Sxt = Ix/yt =
ry = √(Iy/A) = …………………………………..
Zx = bf.tf (d – tf) + 0,25tw.h2 = ………………………………………
J = 1/3(2tf3 bf + tw3.h) = ………………………………………………..
baja BJ 37 Fy = 240 Mpa : E = 200000 Mpa
Pemeriksaan kelangsingan penampang :

Sayap (flens) : λ = λf = bf/2tf = ……………………………. λ = ……… λpf = …………

λpf = 0,38 √(E/Fy) = …………………………. λrf = …………

λrf = 1,0 √(E/Fy) =……………………………… sayap ……………….

badan (web) : λw = h/tw = (1200 – x21)/7 = 165………………………………


λw …… λpw = …………
λpw = 3,76 √(E/Fy) = 108…………………………
λrw = …………
λrw = 5,7 √(E/Fy) = 164…………………………
badan …………………………
Peninjauan momen nominal penampang (Mn) :

1. sayap tekan leleh

Mn = Rpg.Fy.Sxc = …………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………..

2. tekuk torsi lateral

Mn = Rpg.Fcf. Sxc = …………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………..

3. Tekuk local elemen sayap tekan

Mn = Rpg.Fcr.Sxc = ………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………….

4. sayap tarik leleh

Mn = Fy.Sxt = …………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai