Anda di halaman 1dari 51

Proposal Es Krim Kulit Pisang

Technopreneurhip

Oleh :
1. Naufal Nashrullah (122016040)
2 Nanda Wahyu Saputra ( 122016048)

Dosen Pembimbing :
Umi Kalsum S.T, M.T

Fakultas Teknik Prodi Kimia


Universitas Muhammadiyah Palembang
Tahun Akademik 2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pisang merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari Asia Tenggara,
Brazil, dan India. Pisang menjadi buah yang penting di masyarakat Indonesia,
karena pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan
buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial.

Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar keenam di dunia. Bahkan


di Asia, Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar, karena hampir 50 %
produksi pisang di Asia, dihasilkan oleh Indonesia, dan setiap tahun produksinya
terus meningkat. Pisang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan memiliki
tingkat antioksidan yang cukup tinggi.

Bukan hanya buah pisang saja yang memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Namun bagian lain dari pohon pisang, kulit pisang misalnya. Kulit pisang
merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan dimana-mana,
sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk
makanan oleh industri. Kulit pisang ternyata memiliki kandungan gizi yang tidak
kalah banyaknya dari buah pisang. di sebagian kota, khususnya di Palembang
kulit pisang di buang begitu saja, di anggap sebagai barang yang tak berguna.
Padahal kulit pisang anggap mengandung gizi yang tidak kalah banyaknya dari
buah pisang. Buah ini mengandung vitamin c, vitamin a, sejumlah serat yang
dapat digunakan untuk bahan pembuat selai kulit pisang yang tak kalah rasanya
dengan selai dari buah – buah yang lain.

Tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan


membuktikan kulit pisang yang diambil ekstraknya bermanfaat mengurangi gejala
depresi. Hal ini disebabkan adanya kandungan serotonin pada kulit buah pisang.
Tidak itu saja, hasil penelitian menyebutkan ekstrak kulit buah pisang bermanfaat
untuk menjaga kesehatan retina mata. Buah ini mengandung vitamin C, vitamin
Es krim adalah salah satu camilan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia untuk berbagai usia dan kelas ekonomi. Tingkat konsumsi camilan
berbahan baku es dalam lima tahun terakhir di Indonesia, tingkat pertumbuhan
pasarnya sedikitnya 20% setiap tahun. Tahun 2011, umpamanya, total pasar es
krim sudah mendekati angka 100 juta liter dengan nilai absolut di atas US$221
juta.

Pisang merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari Asia Tenggara,
Brazil, dan India. Pisang menjadi buah yang penting di masyarakat Indonesia,
karena pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan
buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial.

Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar keenam di dunia. Bahkan


di Asia, Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar, karena hampir 50 %
produksi pisang di Asia, dihasilkan oleh Indonesia, dan setiap tahun produksinya
terus meningkat. Pisang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan memiliki
tingkat antioksidan yang cukup tinggi.

Tanaman Pisang di Suamtera Selatan

Di Sumatera selatan sendiri, didapatkan data bahwa peoduksi pisang,


dengan jumlah tanaman yang menghasilkan 298.193 pohon, produksi pertahun
sebesar 184.074 ton. Ini merupakan hasil produksi holtikultura tertinggi
dibandingkan dengan jenis holtikultura lainnya.

Bukan hanya buah pisang saja yang memiliki kandungan gizi yang tinggi,
namun bagian lain dari pohon pisang. Kulit pisang misalnya. Kulit pisang
merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan dimana-mana,
sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu
bahan/produk makanan oleh industri. Kali ini penulis mencoba mengungkapkan
tentang manfaat tentang kulit pisang yang ternyata memiliki kandungan gizi yang
tidak kalah banyaknya dari buah pisang. Tim Universitas Kedokteran Taichung
Chung Shan, Taiwan membuktikan kulit pisang yang diambil ekstraknya
bermanfaat mengurangi gejala depresi. Hal ini disebabkan adanya kandungan
serotonin pada kulit buah pisang. Tidak itu saja, hasil penelitian menyebutkan
ekstrak kulit buah pisang bermanfaat untuk menjaga kesehatan retina mata. Buah
ini mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan berbagai mineral yang
penting untuk tubuh. Bahkan buah pisang cocok untuk segala usia dari bayi
sampai orang tua. Itu karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis.
Siapa sangka, kulit buah pisang ternyata dapat dimanfaatkan. Kandungan gizi
kulit pisang masih cukup tinggi. Berdasarkan sejumlah penelitian terungkap
bahwa kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein,
karbohidrat dan serat yang baik untuk tubuh.

Es krim adalah salah satu camilan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia untuk berbagai usia dan kelas ekonomi. Tingkat konsumsi camilan
berbahan baku es dalam lima tahun terakhir di Indonesia, tingkat pertumbuhan
pasarnya sedikitnya 20% setiap tahun. Tahun 2011, umpamanya, total pasar es
krim sudah mendekati angka 100 juta liter dengan nilai absolut di atas US$221
juta.

Maka dari itu penulis sangat mengharapkan dengan adanya hasil karya ini,
dapat memberikan motivasi lebih untuk masyarakat agar memanfaatkan kulit
pisang, dan tidak membuang sembarangan sehingga mengakibatkan suatu hal
yang mubazir dan dapat mencelakakan orang lain, juga supaya dapat menjadi
jalan keluar untuk peristiwa kekurangan gizi yang masih melanda sebagian besar
penduduk Indonesia, dikarenan harga kebutuhan pokok, dan makanan bergizi
yang harganya seakan semakin melambung tinggi.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana mengatasi permasalahan lingkungan akibat tumpukan limbah sabut
kelapa muda dengan memanfaatkan limbah kulit pisang Ambon menjadi ice
cream yang bernilai gizi dan ekonomi

2. Bagaimana cara mengatasi permasalahan limbah kulit pisang yang ada ddi kota
Palembang ?
3. Bagaimanakah kandungan gizi kulit pisang?
4. Bagaimanakah pengolahan es krim kulit pisang?
5. Bagaimana potensi kulit pisang sebagai sumber gizi manusia?

6. Bagaimana mengatasi permasalahan lingkungan akibat tumpukan limbah sabut


kelapa muda dengan memanfaatkan limbah kulit pisang Ambon menjadi ice
cream yang bernilai gizi dan ekonomi

7. Bagaimana cara mengatasi permasalahan limbah kulit pisang yang ada ddi kota
Palembang ?

1.3 Tujuan Proposal

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

 Mengembangkan kulit pisang supaya tidak hanya menjadi limbah, dimana jika
dibuang sembarangan akan membahayakan.
 Mengetahui teknik pengolahanes krim kulit pisang.
 Mengembangkan suatu sumber gizi baru yang murah, halal,bergizi, bermanfaat,
dan ramah lingkungan, serta nikmat dilidah.
 untuk mempelajari dan mengetahui manfaat limbah Kulit pisang Ambon yang
dianggap masyarakat tidak berguna menjadi suatu olehan produk ec cream yang
bernilai gizi tinggi serta membuka lapangan kerja yang baru
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengenal Tanaman Pisang


Pisang adalah tanaman buah berupa herbal yang berasal dari kawasan di
asia tenggara (termasuk indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke afrika
(madagaskar), amerika selatan dan tengah. Di jawa barat, pisang disebut dengan
cau, di jawa tengah dan jawa timur dinamakan gedang. Pisang merupakan
tanaman asli daerah asia tenggara termasuk indonesia. Tanaman pisang
mempunyai nama latin musa para disiaca nama ini telah diproklamirkan sejak
sebelum masehi. Nama musa diambil dari nama seorang dokter kaisar romawi
octavianus augustus yang bernama antonius musa. Pada zaman octavianus
augustus, antonius musa selalu menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang
setiap harinya agar tetap kuat, sehat, dan segar.

Tanaman pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah. Akar
pisang tidak tahan kekeringan atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit sinar
matahari pertumbuhan pisang menjadi lambat. Tiupan angin yang terlalu kencang
kurang baik terhadap tanaman pisang karena dapat menyebabkan helai daun
sobek.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa


pisang merupakan tanaman asli asia tenggara yang banyak ditemukan di daerah
tropis beriklim basah dan dapat tumbuh baik di daratan tinggi dan rendah.

Di daerah-daerah yang beriklim kering antara 4-5 bulan, tanaman pisang


masih tumbuh produktif bila ketersediaan air tanah memadai, yaitu pada
kedalaman antara 50 cm-200 cm dari permukaan tanah. Sebaliknya daerah-daerah
yang beriklim basah dan air tanahnya dangkal (berlebihan) perlu pengelolaan
drainase yang baik, antara lain dengan mengatur saluran pemasukan dan
pembuangan air. Tanaman pisang mempunyai sistem perakaran yang dangkal,
sehingga pertumbuhannya secara optimal membutuhkan lapisan tanah atas (top
soil) yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik. Hampir setiap
jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk budidaya pisang. Tanah
yang paling baik adalah tanah yang mengandung kapur atau tanah alluvial dengan
lapisan olah (solum) sedalam 1 meter. Di indonesia tanaman pisang ini sebagai
tanaman pelindung dan sela, baik di pekarangan, sekitar rumah, di perkebunan
maupun di sawah-sawah dan lain-lainnya. Tanaman pisang ini tidak dapat
dijadikan sebagai tanaman penahan erosi. Susunan tanaman pisang (morpologi)
terdiri atas bagian-bagian utama: akar, batang, daun, bunga dan buah
Pertumbuhan akar pada buah umumnya berkelompok menuju arah
samping di bawah permukaan tanah dan kearah dalam. Batang pisang dibedakan
atas dua macam yaitu batang asli yang disebut bonggol (corm) dan batang semu.
Bonggol terletak di bawah permukaan tanah sedangkan batang semu tersusun dari
pelepah-pelepah daun yang saling menutupi, tumbuh tegak dan kokoh di atas
permukaan tanah.

Bentuk daun pisang pada umumnya panjang lonjong dengan lebar tidak
sama, bagian ujung daun tumpul dan tepinya rata. Bunga pisang atau disebut
jantung keluar dari ujung batang. Susunan bunga terdiri atas daun-daun pelindung
yang saling menutupi dan bunga-bunganya terletak pada setiap ketiak diantara
daun pelindung membentuk sisir.2 ukuran buah pisang bervariasi, panjangnya
berkisar antara 10 cm-18 cm dengan diameter sekitar 2,5 cm-4, cm. Buah pisang
yang ujungnya runcing atau membentuk leher botol, sedangkan daging buah
(mesocarpa) tebal dan lunak. 4

Setelah pohon induk berbuah dan dipetik, anak pohon pisang mulai
berbunga. Setelah 3-4 bulan baru pemetikan besar kecilnya buah pisang
tergantung dari banyak faktor, diantaranya jenis pisang, kesuburan tanah,
kecepatan tumbuh, iklim saat berbunga dan lain-lain. Banyaknya buah tiap-tiap
sisir tergantung daripada letak sisirnya.

2.2 Klasifikasi Pisang

klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.4
Gambar 2.1 Pisang

1) pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu m. Paradisiaca var


sapientum, m. Nana atau disebut juga m. Cavendishii, m. Sinensis. Misalnya
pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2) pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu m. Paradisiaca forma
typicaatau disebut juga m. Paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk
dan kepok.
3) pisang berbiji yaitu m. Brachycarpa yang di indonesia dimanfaatkan daunnya.
Misalnya pisang batu dan klutuk
2.3 Jenis-jenis Pisang
pisang banyak sekali jenisnya tidak berbeda dengan pohon buah-buahan yang
lain. Pada zaman dahulu perkebunan pisang, hanya menanam jenis pisang ambon,
badak dan pisang raja untuk kualitas ekspor. Akhir-akhir ini pisang susu, pisang
tanduk dan lain-lain telah mendapat perhatian dari para konsumen, karena
mempunyai nilai gizi yang tinggi.

2.3 Kulit Pisang


Kulit pisang merupakan salah satu satu bagian dari tanaman pisang yang selama
ini keberadaannya terabaikan.
Tabel 2.2 komposisi zat gizi kulit pisang

Unsur Jumlah

Air (%) 68,90

Karbohidrat (%) 18,50

Lemak (%) 2,11

Protein (%) 0,32

Kalsium (mg/100 gr) 715

Fosfor (mg/100 gr) 117

Besi (mg/100 gr) 166

Vitamin b (mg/100 gr) 0,12

Vitamin c (mg/100 gr) 17,5

Sumber : munadjin (1988:63)


2.4 Kandungan Gizi Kulit Pisang
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun
kulitnya. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin c, b,
kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Karbohidrat adalah suatu zat gizi
yang berfungsi sebagai asupan energi utama.

Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon,


hidrogen dan oksigen. Pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam
komposisi menghasilkan h2o. Di dalam tubuh, karbohidrat dapat dibentuk dari
beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian
besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari,
terutama sumber bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Klasifikasi
karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat dikelompokkan:

1. Available carbohydrate (karbohidrat yang tersedia). Yaitu karbohidrat yang


dapat dicerna, diserap serta dimetabolisme sebagai energi.

2. Unvailable carbohydrate (karbohidrat yang tidak tersedia). Yaitu karbohidrat


yang tidak dapat dihidrolis oleh enzim-enzim pencernaan manusia, sehingga tidak
dapat diabsorpsi.

klasifikasi karbohidrat yang paling sering dipakai dalam ilmu gizi berdasarkan
jumlah molekulnya:

1. Monosakarida, seperti heksosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, pentosa,


arabinosa, xylosa.
2. Disakarida, seperti sukrosa, maltosa, laktosa.
3. Polisakarida, seperti amilum, dekstrin, glikogen, selulosa.

2.5 Manfaat Kulit Pisang


Kulit pisang yang memiliki kandungan karbohidrat yang cukup besar
memiliki manfaat. Fungsi karbohidrat ialah:
1. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, seperti rasa, warna dan tekstur.
2. Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
A. Fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4
kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah
langsung menjadi energi untuk aktifitas tubuh, dan sebagian lagi disimpan dalam
bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem
syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan energi yang berasal dari
karbohidrat saja.

B. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi. Kebutuhan


tubuh akan energi merupakan prioritas pertama bila karbohidrat yang dikonsumsi
tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh dan jika tidak cukup terdapat
lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh,
maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi.
Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya.

C. Sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka
keadaan kekurangan energi dan protein (kep) tidak dapat dihindari lagi.
D. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah.
E. Terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
F. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
G. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa
misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan komponen
yang penting dalam asam nukleat.

Karbohidrat atau hidrat arang yang dikandung oleh kulit pisang adalah
amilum. Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat
kompleks). Amilum (pati) tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan
tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh
penduduk dunia, terutama di negara berkembang oleh karena di konsumsi sebagai
bahan makanan pokok. Di samping bahan pangan kaya akan amilum juga
mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya.

Amilum (pati) tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan


amilopektin dalam komposisi yang berbeda-beda yaitu 10-20% amilosa dan 80-
90% amilopektin. Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan
ikatan glikosida α-(1-4) membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri
dari rantai-rantai amilosa (ikatan α(1-4)) yang saling terikat membentuk cabang
dengan ikatan glikosida α-(1-6). Amilosa memberikan sifat keras (pera)
sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna
ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk
gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan. Amilopektin dapat memiliki
jumlah molekul glukosa mulai dari ratusan sampai puluhan ribu.sementara
amilosa rata-rata terdiri dari 1000 molekul glukosa.

Amilum adalah jenis polisakarida (karbohidrat komplek). Polisakarida


merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari 60.000
molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang.
Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan
disakarida. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan mono- dan
disakarida, terutama glukosa.

Glukosa (c6h12o6, berat molekul 180.18) adalah heksosa-monosakarida


yang mengandung enam atom karbon.). Lima karbon dan satu oksigennya
membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk
aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping
hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon
keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus ch2oh. Struktur cincin ini berada
dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya
0,0026% pada ph 7. Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa.
Pati, selulosa, dan glikogen merupakan polimer glukosa umum polisakarida.

Glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme


lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini
sangat tergantung pada glukosa. Glukosa diserap ke dalam peredaran darah
melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi
bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang
menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang
menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan
yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak
energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan,
lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan
galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung
diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

2.6 Potensi Kulit Pisang sebagai Sumber Gizi Manusia


Tentunya dari pembahasan pada subbab dan bab-bab sebelumnya, sangat
besar potensi kulit pisang ini sebagai sumber gizi yang baru, yang jauh lebih
ekonomis, mudah, dan ramah lingkungan. Karena akan mengurangi limbah rumah
tangga, produksi makanan, dsb. Dengan kandungan gizi yang dipaparkan pada
subbab sebelum, tentunya sudah saatnya kita mulai melirik manfaat kulit pisang
ini, terutama bagi kesehatan. Ditamabah lagi kulit pisang dapat diolah dengan
berbagai menu makanan yang tidak kalah lezat rasanya dibandingkan hasil olahan
pisang dan buah lainnya. Selain mendapat pasokan gizi yang baik bagi tubuh kita,
lidah kita juga dimanjakan dengan rasa dari hasil olahan kulit pisang tersebut.
Juga menurut dari data pada bab sebelumnya, dimana hasil holtikultura terbesar di
indonesia adalah pisang, tentunya sangat murah bagi kita untuk mendapat kulit
pisang ini, bukan buahnya. Jadi, potensi sebagai sumber gizi yang hemat, efisien,
dan efektif dari kulit pisang untuk manusia sangat besar.

2.7 Pengertian Selai


Selai atau selei (bahasa inggris: jam, bahasa perancis: confiture) adalah salah satu
jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-buahan yang sudah yang sudah
dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental atau berbentuk setengah
padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan untuk dioleskan di atas roti
tawar atau sebagai isi roti manis. Selai juga sering digunakan sebagai isi pada kue-
kue seperti kue nastar atau pemanis pada minuman, seperti yogurt dan es krim.
Selai yang di dalamnya masih ditemukan potongan buah dalam berbagai ukuran
disebut preserve atau conserves, sedangkan selai yang dibuat dari sari buah dan
kulit buah genus citrus disebut marmalade. pektin yang dikandung buah-buahan
atau sari buah bereaksi dengan gula dan asam membuat selai menjadi kental.
Buah-buahan dengan kadar pektin atau keasaman yang rendah perlu ditambahkan
pektin atau asam agar selai bisa menjadi kental.

Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi
tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah-buahan yang
umum dijadikan selai, misalnya: strawberry, blueberi, aprikot, apel, anggur, pir,
dan fig. Selain itu, selai bisa dibuat dari sayur-sayuran seperti wortel dan
seledri.di indonesia, sebagian besar selai dibuat dari buah-buahan tropis seperti:
nanas, srikaya, & jambu biji.
BAB III

KAJIAN PUSTAKA

Dalam makalah ini, penulis ingin mewujudkan kulit pisang dalam bentuk
olahan makanan yang berupa jajanan sehat es krim kulit pisang. Penulis merasa
lebih tepat jika diolah menjadi es krim karena telah menjadi makanan yang umum
sekali disantap waktu lenggang dan santai, terlebih lagi pengolahannya sangat
mudah dan sederhana.

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Jawa Barat, pisang
disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Pisang
merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman
pisang mempunyai nama latin musa paradisiaca nama ini telah diproklamirkan
sejak sebelum masehi.

Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:


divisi : Spermatophyta
subdivisi : Angiospermae
kelas : Monocotyledonae
famili : Musaceae
genus : Musa
spesies : Musa paradisiaca

Kulit pisang merupakan salah satu bagian dari tanaman pisang yang
selama ini keberadaannya terabaikan. Menurut Munadjin (1998) kulit pisang
merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya
yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas.
Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat,
lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-
unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi
tubuh manusia. Berikut ini Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang :

Unsur Jumlah
Air (%) 69,90
Karbohidrat (%) 18,50
Lemah (%) 2,11
Protein (%) 0,32
Kalsium (mg/100gr) 715
Fosfor (mg/100gr) 117
Besi (mg/100gr) 166
Vitamin B (mg/100gr) 0,12
Vitamin C (mg/100gr) 17,5
Sumber : Munadjin (1988:63)

Berdasarkan tabel tersebut maka komposisi kimia terbanyak pada kulit pisang,
di samping air adalah karbohidrat, yaitu sebesar 18,50%. Karbohidrat ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan alkohol yang berguna sebagai
bahan bakar, bahan industri kimia, bahan kecantikan dan kedokteran. Manfaat lain
kulit pisang yaitu sebagai bahan baku minuman beralkohol (anggur) dan makanan
ternak, seperti kambing, sapi, kelinci dan lain-lain.

2.1 Pisang

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut
dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.1 Pisang
merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman
pisang mempunyai nama latin musa para disiaca nama ini telah diproklamirkan
sejak sebelum masehi. Nama musa diambil dari nama seorang dokter Kaisar
Romawi Octavianus Augustus (63 SM-14 M) yang bernama Antonius Musa. Pada
zaman Octavianus Augustus, Antonius Musa selalu menganjurkan pada kaisarnya
untuk makan pisang setiap harinya agar tetap kuat, sehat, dan segar. Tanaman
pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah. “Tanaman pisang dapat
tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi 1.000-3.000 mm pertahun.
Tanaman pisang lebih senang tumbuh di daerah yang subur dengan pH tanah 4,5-
7,5 (Sumarjono, 1997). Sedangkan menurut Nuryani (1996: 7) “Tanaman pisang
dapat tumbuh baik di tanah yang kaya humus, tetapi dapat juga hidup di tanah
kapur dengan iklim lembab banyak sinar matahari.” Akar pisang tidak tahan
kekeringan atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit sinar matahari
pertumbuhan pisang menjadi lambat. Klasifikasi botani tanaman pisang adalah
sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Keluarga : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa spp.

Menurut Munadjim (1988), Sejak mulai ditanam sampai berbuah dan


dipetik, tanaman pisang memerlukan waktu kira-kira satu tahun. Rata-rata setiap
pohon dapat menghasilkan 5-10 kg buah.” Setelah pohon induk berbuah dan
dipetik, anak pohon pisang mulai berbunga. Setelah 3-4 bulan baru pemetikan
besar kecilnya buah pisang tergantung dari banyak faktor, diantaranya jenis
pisang, kesuburan tanah, kecepatan tumbuh, iklim saat berbunga dan lain-lain.
banyaknya buah tiap-tiap sisir tergantung daripada letak sisirnya.

Secara umum, kandungan gizi ang terdapat dalam setiap buah pisang
matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram,
karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi
0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram.
Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas mineral, vitamin, karbohidrat,
serat, protein, lemak dan lain-lain, sehingga apabila orang hanya mengonsumsi
buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal gizinya.
2.2 Kulit Pisang

Kulit pisang merupakan salah satu satu bagian dari tanaman pisang yang selama
ini keberadaannya terabaikan. Menurut Munadjin (1998) Kulit pisang merupakan
bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-
kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kulit pisang adalah produk dari
limbah industri pangan yang dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak. Kandungan
unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah
yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia

Tabel 2.1 Komposisi Zar Gizi Kulit Pisang

Unsur Jumlah

Air (%) 68,90

Karbohidrat (%) 18,50

Lemak (%) 2,11

Protein (%) 0,32

Kalsium (mg/100 gr) 715

Fosfor (mg/100 gr) 117

Besi (mg/100 gr) 166

Vitamin B (mg/100 gr) 0,12

Vitamin C (mg/100 gr) 17,5

Sumber : Munadjin (1988:63)

Berdasarkan tabel 2.1 di atas maka komposisi kimia terbanyak kulit pisang, di
samping air adalah karbohidrat, yaitu sebesar 18,50%. Karbohidrat ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan alkohol yang berguna sebagai
bahan bakar, bahan industri kimia bahan kecantikan dan kedokteran. Manfaat lain
kulit pisang yaitu sebagai bahan baku minuman beralkohol (anggur) dan makanan
ternak, seperti kambing, sapi, kelinci dan lain-lain. Hal ini disebabkan nilai gizi
kulit pisang cukup baik.

Kulit pisang mengandung serat yang cukup tinggi, vitamin C, B, kalsium, protein,
dan karbohidrat. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung
Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi
mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya
vitamin B6, kulit pisang juga ternyata banyak mengandung serotonin yang sangat
vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak
pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina.6

2.3 Es Krim

Menurut Standar Nasional Indonesia (1995), es krim adalah sejenis makanan semi
padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu,
lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain
yang diizinkan. Di pasaran, es krim digolongkan atas
kategorieconomy, goodaverage, dan deluxe.

Es krim dapat didefinisikan sebagai bagian buih yang membeku dengan


kandungan udara 40-50% dari volume. Fase kontinyu buih mengandung padatan
terlarut dan koloid seperti gula, protein, stabilizer dan kandungan lemak dalam
bentuk emulsi (Frieberg, 1997). Es krim yang sebagian atau seluruh lemaknya
diganti dengan lemak nabati disebut es krim imitasi atau es krim melorin
(Campbell, 1975).

Dewanti (1997), menyatakan bahwa bahan-bahan pembuat es krim merupakan


bahan makanan yang bernilai protein tinggi (susu dan telur) maka es krim juga
mempunyai nilai protein tinggi, selain vitamin mineral. Sedangkan kandungan
kalori es krim juga tinggi hal ini karena adanya penambahan gula.

Menurut Marshall et al (2003) es krim merupakan sumber energi makanan yang


sangat baik. Kandungan lemak yang ada pada es krim adalah tiga sampai empat
kali susu dan sepenuhnya 50% dari total padatan es krim adalah gula, termasuk
laktosa, sukrosa, dan padatan-padatan sirup jagung
Tabel 2.2 Syarat Mutu Es Krim Berdasarkan SNI

No. Kriteria Uji Persyaratan

Keadaan:

– Penampakan Normal
1
– Bau Normal

– Rasa Normal

Lemak (% b/b) Minimal 5,0

Gula (% b/b) Minimal 8,0


2
Protein (% b/b) Minimal 2,7
3
Jumlah Padatan Non Lemak (% b/b) Minimal 34
4
Bahan Tambahan Makanan:
5
– Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995
6
– Pemanis buatan Negatif

– Pemantap dan pengemulsi Sesuai SNI 01-0222-1995

Cemaran Logam:

– Timbal (Pb) (mg/kg) Maksimal 1,0


7
– Tembaga (Cu) (mg/kg) Maksimal 20,0

Cemaran Arsen (As) (mg/kg) Maksimal 0,5

Cemaran Mikroba:
8
– Angka Lempeng Total (koloni/gr) Maksimal 30.000
9
– MPN Coliform (APM/gr)

– Salmonella (koloni/25gr) Negatif


– Listeria spp (koloni/25gr) Negatif

Sumber: Standar Nasional Indonesia 01-0317-1995 (1995)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Cara Pembuatan Es Krim Kulit Pisang

Dalam karya tulis ilmiah kali ini, penulis ingin mewujudkan kulit pisang dalam
bentuk olahan makanan yang berupa jajanan sehat es krim kulit pisang. Penulis
merasa lebih tepat jika diolah menjadi es krim karena telah menjadi makanan
yang umum sekali disantap waktu lenggang dan santai, terlebih lagi
pengolahannya sangat mudah dan sederhana.

Berikut resep pembuatan selai dari kulit pisang:

Bahan yang digunakan:

 kulit pisang
 gula pasir
 air bersih
 susu skim
 whipping cream

Pengolahan :

1. Ambil kulit pisang yang bagus dan Cuci Kulit pisang terlebih dahulu

2. Keringkan kulit pisang, setelah kering potong kulit pisang dengan bagian
bagian kecil untuk mempermudah proses blender
3. Rebus kulit pisang pada suhu tinggi untuk menghilangkan getah getah
yang ada
4. Siapkan susu krim dan whipping Cream , gula dalam satu adonan

5. Kemudian Mixing kedua bahan tersebut hingga mengembang , jangan lupa


menambahkan air untuk mengencerkan adonan tersebut
6. Setelah itu Blender kulit pisang hingga halus
7. Campurkan Adonan Susu krim dan Whipping cream tadi dengan kulit
pisang yang telah di potong , selanjutnya mixing/kocok adonan tersebut
hingga homogen

8. Selanjutnya jika adonan telah menyatu masukkan adonan ke dalam freezer


dan tunggu hingga 3-4 jam
9. Setelah itu masukkan ice cream kulit pisang ke dalam wadah untuk di
lakukan proses pengemasan

Hasil Jadi produk

Dapat ditambahkan berbagai parian rasa seperti Cream coklat, strowbery untuk
mempermanis rasa
3.2 Kandungan Gizi Es Krim Kulit Pisang

Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya.


Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme
karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya
glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan
gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja
dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki
kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil
analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung
air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Kulit pisang mengandung
vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup
(Sulffahri.2008). Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang
banyak mengandung air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50%.
Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang berfungsi sebagai asupan energi utama,
dimana tiap gramnya menghasilkan 4 kalolori (17 kilojoule) energi pangan per
gram.

Dilihat dari kandungan mineralnya kulit pisang mengandung kalsium yang cukup
tinggi yaitu sebesar 715 mg/100 g. Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan sejak
bayi hingga usia tua. Jumlah kebutuhan kalsium dapat dibedakan berdasarkan
jenis kelamin dan usia. (Wida, 2007). Pada usia anak-anak hingga remaja
merupakan usia penting untuk menabung kalsium dalam tulang. Pada usia remaja
75-85 persen massa tulang yang akan dimiliki pada saat dewasa telah terbentuk.
Proses pembentukan dan penimbunan massa tulang mencapai kepadatan
maksimal pada usia 35 tahun. Semakin bertambah usia semakin sedikit jaringan
tulang yang dibuat dan semakin banyak jaringan tulang yang dirombak sesudah
usia 35 tahun, setiap tahunnya akan terjadi kehilangan massa tulang sebesar 0,5%
dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan
menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur
70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium. Berdasarkan
Recommended Daily Allowance (RDA) USA, kebutuhan kalsium rata-rata per
hari yaitu: anak-anak 800 mg, remaja 1200 mg, dewasa 1000 mg, ibu hamil dan
menyusui 1200 mg, usia lanjut dan menopause 1200 mg.

Vinson et al. (2001) menganalisis kuantitas dan kualitas antioksidan fenolik


dari beberapa jenis buah, diantaranya buah pisang. Kadar total fenol pada pisang
berdasarkan ekuivalen katekin sekitar 42,30 mikromol/g berat kering atau sekitar
11,2 mikromol/ g berat basah. Kadar total fenol pada kkulit pisang adalah sekitar
387,34 mg/g berat basah atau 3,61 mg/g berat kering. Senyawa fenol teruji positif
dalam kulit buah pisang adalah polifenol dan flavonoid. Flavonoid dan polifenol
telah digolongkan sebagai antioksidan tingkat tinggi beradasarkan kemampuannya
untuk menangkap radikal bebas dan jenis oksigen aktif seperti oksigen dalam
bentuk singlet, radikal bebas superoksida dan radikal hidroksil. Hal ini tentu saja
menunjukkan potensi tingganya kadar antioksidan dalam buah maupun kulit
pisang yang dapat dimanfaat oleh tubuh.

Kulit pisang memiliki potensi besar sebagai sumber gizi yang baru, yang jauh
lebih ekonomis, mudah, dan ramah lingkungan. Karena akan mengurangi limbah
rumah tangga, produksi makanan, dsb. Dengan kandungan gizi yang dipaparkan
pada subbab sebelum, tentunya sudah saatnya kita mulai melirik manfaat kulit
pisang ini, terutama bagi kesehatan. Ditamabah lagi kulit pisang dapat diolah
dengan berbagai menu makanan yang tidak kalah lezat rasanya dibandingkan hasil
olahan pisang dan buah lainnya. Selain mendapat pasokan gizi yang baik bagi
tubuh kita, lidah kita juga dimanjakan dengan rasa dari hasil olahan kulit pisang
tersebut. Juga menurut dari data pada bab sebelumnya, dimana hasil holtikultura
terbesar di Indonesia adalah pisang, tentunya sangat murah bagi kita untuk
mendapat kulit pisang ini, bukan buahnya. Jadi, potensi sebagai sumber gizi yang
hemat, efisien, dan efektif dari kulit pisang untuk manusia sangat besar.

3.3 Keamanan dan Kehalalan Es Krim Kulit Pisang

Dari segi proses pembuatannya, tak ada yang kritis terhadap kehalalan es krim,
yang perlu dicurigai komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatannya.
Produk Es krim kulit pisang menggunakan bahan baku yang memiliki sertifikat
halal.

Produk es krim kulit pisang menggunakan bahan tambahan whipped cream.


Lemak pada whipped cream ini biasanya berasal dari partially hidrogenated
coconut oil dan palm oil Oleh karena itu dari segi lemak tidak ada hal yang rawan
dari segi kehalalannya karena terbuat dari lemak nabati.

Padatan susu bukan lemak yang berstatus syubhat


adalah whey karena wheydiperoleh dari hasil samping penggumpalan susu pada
tahap pembuatan keju atau kasein dimana proses penggumpalan tersebut biasanya
menggunakan enzim yang dapat berasal dari hewan (sapi, babi) atau
mikroorganisme disamping penggumpalan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan asam. Sedangkan padatan susu bukan lemak yang digunakan dalam
pembuatan es krim kulit pisang adalah susu skim “tortura” yang telah memiliki
sertifikat halal MUI. Es krim kulit pisang tidak menggunakan whey protein yang
memiliki kerawanan halal, melainkan menggunakan susu skim yang telah
tersertifikasi halal sehingga dijamin kemanan dan kehalalannya.
Pemanis yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit pisang adalah gula
“gulaku” yang telah terjamin kehalalannya karena telah tersertifikasi halal MUI,
proses produksi gula “gulaku” juga sama sekali tidak menggunakan penggunaan
bahan rawan halal. Es krim kulit pisang tidak menggunakan bahan rawan halal
seperti sirup pemanis seperti sirup jagung yang memiliki rawan bahaya halal.
Pembuatan sirup jagung diatas dapat dilakukan dengan dua metode utama yaitu
hidrolisis (pemecahan molekul-molekul dengan bantuan air) asam dan hidrolisis
enzimatik (menggunakan enzim). Hasil proses hidrolisis enzimatik berwarna
jernih dan tidak menghasilkan senyawa pahit. Itu sebabnya banyak sirup ini
diperoleh dengan menggunakan enzim dimana salah satu enzim yang diperlukan
dengan yaitu enzim a-amilase, sayangnya enzim ini disamping dapat diperoleh
dari mikroorganisme juga dapat diperoleh dari hewan. Status sirup gula jagung
jadinya syubhat. Es krim kulit pisang menggunakan gula pasir “gulaku” dan tidak
menggunakan sirup gula sehingga kehalalan dalam pemanis dapat
dipertanggungjawabkan.

Es krim kulit pisang tidak menggunakan pewarna ataupun perisa buatan yang
biasanya menggunakan gliserol dan etanol sebagai pelarut proses pembuatannya.
Es krim kulit pisang hanya memanfaatkan flavor yang secara alami terdapat pada
buah pisang itu sendiri tanpa melakukan penambahan perisa buatan untuk
menjaga status kehalalan produk.

Emulsifier yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit pisang adalah lesitin
yang terbuat dari kedelai. Lesitin kedelai merupakan bahan nabati sehingga dari
segi kehalalan pangan tidak mempunya titik rawan.

Stabilizer yang digunakan adalah CMC. Diantara penstabil yang dapat digunakan
pada pembuatan es krim, ada dua yang berstatus syubhat yaitu gelatin dan gum
xanthan, sedangkan lainnya tidak masalah karena berasal dari tanaman (berbagai
jenis gum), rumput laut (karagenan, alginat, agar-agar) dan turunan selulosa
(CMC dan mikrokristalin; selulosa sendiri berasal dari tanaman). Gelatin dapat
diperoleh dari babi, sapi atau ikan, sedangkan xanthan gum adalah hasil
fermentasi sehingga kehalalannya tergantung kepada media yang digunakan pada
waktu pembuatan xanthan gum. Oleh karena es krim kulit pisang menggunakan
stabilizer CMC dan tidak menggunakan xanthan gum ataupun gelatin maka dapat
dipastikan kehalalannya.

Berdasarkan keseluruhan bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit


pisang, tidak ada satupun bahan yang haram ataupun memiliki sifat rawan halal
yang bernilai syubhat. Oleh karena itu es krim kulit pisang dapat dikatakan
sebagai produk yang halal dan aman dikonsumsi.
3.4. Manfaat Kulit Pisang

Kandungan Gizi Kulit Pisang


Kulit pisang ternyata memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Di sebagian
daerah kulit pisang dibuang begitu saja, karena dianggap sebagai sampah dan
limbah yang tak bermanfaat. Padahal jika ditelisik, kulit pisang yang dibuang
berjumlah sangat banyak. Dengan demikian, sangat disayangkan jika jumlah kulit
pisang yang banyak ini hanya dibuang dan tak digunakan kembali. Saat ini
memang pemanfaatan kulit pisang secara nyata masih sedikit. Hanya dijadikan
limbah organik atau pakan ternak. Jumlah kulit pisang yang banyak ini
sebenarnya akan menguntungkan jika dimanfaatkan dengan benar. Kandungan
gizi pada kulit pisang tidak kalah banyaknya dari buah pisang. Kandungan gizi
yang tedapat pada kulit pisang per 100 gram antara lain:
Karbohidrat = 50 g
Lemak = 2,11 g
Protein = 0,32 Kalsium = 715 mg
Fosfor = 117 mg
Zat besi = 1,60 mg
Vitamin B = 0,12 mg
Vitamin C = 17,50 mg
Air = 68,90 g

Berdasarkan uraian kandungan gizi di atas, sangat disayangkan jika kandungan


sebanyak itu hanya dinikmati oleh ternak dan bakteri pengurai. Dengan
kandungan gizi sebanyak itu seharusnya manusia dapat memanfaatkan kulit
pisang untuk dijadikan produk asupan nutrisi bagi tubuh. Bisakah memanfaatkan
kulit pisang untuk menjadi asupan nutrisi pada tubuh? Bisa, saat ini sudah banyak
produk yang memanfaatkan kulit pisang sebagai bahan baku pembuatannya, mulai
dari kosmetik hingga kesehatan.

Dapat membersihkan jerawat


Kulit pisang sangat bermanfaat bagi kecantikan karena kulit pisang mengandung
vitamin B, vitamin C, vitamin B6, magnesium, zat besi, fosfor, dan kalium yang
berfungsi untuk menghilangkan jerawat. Kandungan antioksidan dan antijamur
yang terdapat pada kulit pisang juga dapat menghilangkan minyak berlebih serta
dapat mengatasi iritasi dan perasaan gatal pada kulit yang berjerawat sehingga
dapat mempercepat penyembuhan serta dapat menghilangkan bekas jerawat. Cara
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan manfaat ini adalah dengan mengambil
kulit pisang yang masih kuning lalu gosok-gosokkan pada muka. Jika kulit pisang
sudah menghitam, ambil kulit pisang yang baru dan ulangi lagi menggosok wajah
seperti langkah awal. Lakukan penggosokan selama 10 menit dan setelah digosok,
biarkan wajah selama 30-60 menit lalu bilas wajah. Cara seperti ini dapat
dilakukan setiap hari hingga noda jerawat yang tampak kemerahan mulai
memudar serta jerawat tidak muncul kembali.

Sebagai pupuk kompos organik


Dengan adanya kandungan kalium dan fosfor yang sangat melimpah, maka kulit
pisang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos organik serba guna. Hal ini
tentu akan menguntungkan. Karena selain mengurangi polusi sampah, juga
menyuburkan tanaman sehingga lingkungan menjadi lebih sehat. Caranya adalah
dengan mencampurkan kompos dengan kompos yang sudah dibuat dari
fermentasi lainnya. Kulit pisang berfungsi untuk mempercepat perkembangan
akar dan kesehatan tanaman.

Memutihkan gigi
Selain membersihkan wajah agar terhindar dari gangguan jerawat, kulit pisang
juga dapat dimanfaatkan untuk kecantikan gigi. Kulit pisang terbukti mampu
memutihkan gigi. Kandungan mangan, magnesium, dan potasium dalam kulit
pisang yang memiliki peran dalam membantu gigi agar terlihat lebih putih.
Kandungan tersebut memutihkan lapisan email pada gigi. Jadi tidak perlu repot
pergi ke dokter gigi untuk melakukan perawatan gigi agar terlihat putih. Cukup
gunakan cara alami untuk mendapatkan gigi putih alami. Selain efektif, dengan
memanfaatkan kulit pisang akan terhindar dari penggunaan zat kimia untuk
memutihkan gigi. Cara memanfaatkan kulit pisang untuk menjadi pemutih gigi,
yaitu dengan menggosokkan bagian dalam kulit pisang dengan gerakan melingkar
seperti sikat gigi selama dua hingga lima menit. Lalu bersihkan gigi dengan cara
menggosok gigi seperti biasanya. Lakukan cara ini selama 1-2 minggu untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Es krim kulit pisang benar-benar dapat dijadikan alternatif gizi yang juga tepat
bagi manusia. Kulit pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan tidak kalah
dengan kandungan gizi yang dimiliki buah pisang.
4.2 Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dalam kesempatan
ini akan diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi perhatian khusus
bagi para pembaca sebagai berikut:

1. Terciptanya produk makanan yang berasal dari limbah kulit pisang menjadi
keripik dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam berwirausaha.
2. Dilakukan sosialisasi menyeluruh dalam masyarakat tentang pengolahan
limbah kulit pisang, sehingga sesuatu yang masih sangat bermanfaat tidak
terbuang percuma, malah menjadi limbah yang mengganggu.
3. Pengolahan seperti ini diharapkan tidak hanya pada limbah kulit pisang, namun
juga kepada hal-hal lain yang dianggap kurang berguna oleh masyarakat,
namun sebenarnya sangat bermanfaat

DAFTAR PUSTAKA

BPPT.(2012), Pengolahan Limbah Kulit Pisang.,www. BPPT.go.id Pemerintah


Kecamatan Karang Tengah Kabupaten. Cianjur. 2010. Potensi Limbah Kulit
Pisang.

Anonim. (2005). Pharmacotherapy A pathophysiologic Approach . Edisi 6,


Editor: DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G.,
Posey, L.M. USA: The McGraw-Hill Companies. Hlm. 1235-12
1. Undang-undang Tentang Limbah
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2014
TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (5) huruf b,


Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup tentang Pengelolaan Baku Mutu Air
Limbah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 nomor 140);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2001 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012
nomor 48);
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2006
tentang Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Pembuangan Air
Limbah ke Laut;
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun
2010 Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air;
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 1067);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH.
Pasal 1
1. Industri pelapisan logam adalah industri yang bergerak dalam bidang pelapisan
suatu benda logam atau plastik dengan logam lain untuk menghasilkan
ketahanan terhadap korosi atau peningkatan sifat fisik atau mekanik permukaan
spesifik, seperti konduktivitas elektrik, ketahanan terhadap keausan atau panas,
pelumasan atau sifat lainnya.
2. Industri galvanis adalah industri yang khusus melapiskan logam besi atau baja
dengan logam seng baik secara elektrokimia atau pencelupan.
3. Industri minyak goreng adalah industri yang menggunakan bahan baku minyak
kelapa sawit untuk menghasilkan minyak goreng dengan menggunakan proses
basah ataupun proses kering.
4. Industri monosodium glutamat adalah industri yang memproduksi monosodium
glutamat secara fermentasi yang pada umumnya digunakan sebagai penyedap
rasa.
5. Industri inosin monofosfat adalah industri yang memproduksi Inosi Monofosfat
secara fermentasi yang merupakan produk penguat rasa makanan dan dapat
dikonversi menjadi Guanosin Monofosfat atau Adenosin Monofosfat.
6. Industri pengolahan kopi adalah pengolahan biji kopi menjadi produk meliputi
kopi bubuk, kopi instan, kopi biji matang, kopi tiruan, kopi rendah kafein, kopi
campur, kopi celup, ekstrak kopi, minuman kopi dalam kemasan dan produk
turunan lainnya yang digunakan untuk konsumsi manusia dan pakan.
7. Industri elektronika adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya sehingga menghasilkan produk berupa
barang dan/atau jasa industri elektronika yang mempunyai nilai tambah atau
manfaat lebih tinggi.
8. Industri pengolahan susu adalah industri yang menghasilkan susu dasar dan
memprosesnya sampai tahap pasteurisasi maupun memprosesnya secara
terpadu untuk menghasilkan susu cair, krim, susu kental manis, susu bubuk,
keju, mentega, dan/atau es krim.
9. Industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran adalah usaha dan/atau
kegiatan pengolahan yang langsung menggunakan bahan baku yang meliputi
buah nanas, buah lainnya, jamur, dan/atau sayuran jenis lainya.
10.Industri pengolahan hasil perikanan adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan hasilperikanan meliputi kegiatan pengalengan, pembekuan
dan/atau pembuatan tepung ikan.
11.Industri pengolahan hasil rumput laut adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan rumput laut menjadi produk akhir berupa bahan baku rumput laut
siap olah, produk olahan setengah jadi dan/atau produk olahan siap konsumsi.
12.Industri pengolahan kelapa adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan kelapa untuk dijadikan produk santan, produk tepung, minyak
goreng kelapa, dan/atau produk olahan lainnya yang digunakan untuk
konsumsi manusia dan pakan.
13.Industri pengolahan daging adalah usaha dan/atau kegiatan pengolahan daging
menjadi produk akhir berupa daging beku, produk olahan setengah jadi,
dan/atau olahan siap konsumsi.
14.Industri pengolahan kedelai adalah usaha dan/atau kegiatan yang
memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku utama yang tidak bisa digantikan
dengan bahan lain.
15.Industri pengolahan obat tradisional atau jamu adalah usaha dan/atau kegiatan
yang memanfaatkan bahan atau ramuan bahan alami sebagai obat tradisional
atau jamu.
16.Industri peternakan sapi dan babi adalah usaha peternakan sapi dan babi yang
dilakukan di tempat yang tertentu serta perkembangbiakan ternaknya dan
manfaatnya diatur dan diawasi peternakpeternak.
17.Industri petrokimia hulu adalah industri yang mengolah bahan baku berupa
senyawa-senyawa hidrokarbon cair atau gas berupa natural hydrocarbon
menjadi senyawa-senyawa kimia berupa olefin, aromatic dan syngas yang
mencakup industri yang menghasilkan etilen, propilen, butadiene, benzene,
etilbenzene, toluen, xylen, styren dan cumene.
18.Industri gula adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang pengolahan tebu
menjadi gula danturunannya yang digunakan untuk konsumsi manusia dan
pakan.
19.Industri Gula Rafinasi adalah usaha dan/atau kegiatan yang melakukan proses
pengolahan gula mentah dengan menggunakan proses pengubah Ion atau
sejenisnya.
20.Industri rokok dan/atau cerutu adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan tembakau dan/atau bahan campuran lainnya menjadi rokok
dan/atau cerutu.
21.Proses primer basah dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses
pengolahan cengkeh dan/atau tembakau yang menggunakan air dalam proses
perendaman.
22.Proses primer kering dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses
pengolahan cengkeh dan/atau tembakau yang menggunakan uap untuk
melembabkan olahan cengkeh dan/atau tembakau.
23.Proses sekunder dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses lanjutan
dari proses primer pada produksi rokok dan/atau cerutu yang antara lain
meliputi proses pelintingan, pengepakan sampai proses akhir.
24.Industri Oleokimia Dasar adalah industri yang memproduksi senyawa kimia
berupa Fatty Acid, Fatty Alcohol, Alkyl Ester, dan Glycerin.

Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan acuan mengenai baku
mutu air limbah kepada:
a. Gubernur dalam menetapkan baku mutu air limbah yang lebih ketat; dan
b. Penyusun dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokumen kajian pembuangan air
limbah dalam menghasilkan baku mutu air limbah yang lebih spesifik dan/atau
ketat dan berdasarkan kondisi lingkungan setempat.

Pasal 3
(1) Usaha dan/atau kegiatan yang baku mutu air limbahnya diatur dalam Peraturan
Menteri ini terdiri dari:
a. industri pelapisan logam dan galvanis;
b. industri penyamakan kulit;
c. industri minyak sawit;
d. industri karet;
e. industri tapioka;
f. industri monosodium glutamat dan inosin monofosfat;
g. industri kayu lapis;
h. industri pengolahan susu;
i. industri minuman ringan;
j. industri sabun, deterjen dan produk-produk minyak nabati;
k. industri bir;
l. industri baterai timbal asam;
m. industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran;
n. industri pengolahan hasil perikanan;
o. industri pengolahan hasil rumput laut;
p. industri pengolahan kelapa;
q. industri pengolahan daging;
r. industri pengolahan kedelai;
s. industri pengolahan obat tradisional atau jamu;
t. industri peternakan sapi dan babi;
u. industri minyak goreng dengan proses basahdan/atau kering;
v. industri gula;
w. industri rokok dan/atau cerutu;
x. industri elektronika;
y. industri pengolahan kopi;
z. industri gula rafinasi;
aa. industri Petrokimia Hulu;
bb. industri rayon;
cc. industri keramik;
dd. industri asam tereftalat;
ee. polyethylene tereftalat;
ff. industri petrokimia hulu;
gg. industri oleokimia dasar;
hh. industri soda kostik/khlor;
ii. industri pulp dan kertas;
jj. industri ethanol;
kk. industri baterai kering;
ll. industri cat;
mm. industri farmasi;
nn. industri pestisida;
oo. industri pupuk;
pp. industri tekstil;
qq. perhotelan;
rr. fasilitas pelayanan kesehatan;
ss. rumah pemotongan hewan; dan
tt. domestik, yang meliputi: 1. kawasan pemukiman, kawasan perkantoran,
kawasan perniagaan, danapartemen;
2. rumah makan dengan luas bangunan lebih dari
1000 m2 (seribu meter persegi); dan
3. asrama yang berpenghuni 100 (seratus) orang
atau lebih.
(2) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan:
a. kemampuan teknologi pengolahan air limbah yang umum digunakan; dan/atau
b. daya tampung lingkungan di wilayah usaha dan/atau kegiatan, untuk
memperoleh konsentrasi dan/atau beban pencemaran paling tinggi.
(3) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XLVI
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 4
(1) Gubernur sesuai dengan kewenangannya wajib menjamin daya dukung dan
daya tampung lingkungan berdasarkan peruntukannya tidak terlampaui akibat
dari pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1).
(2) Guna menjamin tidak terlampauinya daya dukung dan daya tampung,
gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan kajian ilmiah yang
memuat paling sedikit:
a. Perhitungan daya tampung media air;
b. Parameter yang ditetapkan dan angka baku mutu air limbah;
c. Karakteristik air limbah yang dibuang;
d. Karakteristik usaha dan/atau kegiatan;
e. Dampak pembuangan;
f. Peraturan perundang-undangan terkait dengan baku mutu air limbah; dan
g. Rekomendasi baku mutu air limbah baru.
(3) Pelaksanaan kajian ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(4) Hasil kajian ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk
menyatakan:
a. belum terlampauinya daya dukung dan dayatampung; atau
b. telah terlampauinya daya dukung dan dayatampung.

Pasal 5
Terhadap baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh gubernur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) dan ayat (6), bupati/walikota wajib
menggunakannya dalam menerbitkan izin pembuangan air limbah ke sumber air,
kecuali diperoleh baku mutu lain yang lebih ketat dari hasil kajian dokumen
lingkungan atau kajian pembuangan air limbah ke sumber air.

Pasal 7
(1)Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) ditinjau paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2)Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan kajian
ilmiah mengenai:
a. kemampuan daya tampung beban pencemaran air; dan/atau
b. perkembangan teknologi yang lebih baik.

Pasal 8
Jika industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf m melakukan:
a. satu jenis kegiatan pengolahan, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII bagian A Peraturan Menteri ini;
b. kegiatan pengolahan gabungan, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII bagian B Peraturan Menteri ini;
atau
c. pengolahan air limbah secara terpusat di wilayah kawasan industri, wajib
memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII
bagian C Peraturan Menteri ini.

2. Undang-undang Tentang Pengangguran


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 1969
TENTANG
KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:
a. bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pada
pembangunan masyarakat Pancasila;
b. bahwa tujuan terpenting dari pada pembangunan masyarakat tersebut adalah
kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja;
c. bahwa tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus jamin haknya, diatur
kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya;
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan undang-undang yang memuat
ketentuan-ketentuan pokok tentang tenaga kerja.

Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) , Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-
undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XXII/MPRS/1966,
No. XXII/MPRS/1966 pasal-pasal 6, 8, 9, 10 dan 14 No. XXVIII/MPRS/1966
pasal 2.

Dengan Persetujuan:
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG, MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
MENGENAI TENAGA KERJA

BAB I PENGERTIAN DAN AZAS


Pasal 1
Tenaga kerja adalah tiap-tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pasal 2
Dalam menjalankan undang-undang ini serta peraturan-peraturan pelaksanaan
tidak boleh diadakan diskriminasi.

BAB II PENYEDIAAN PENYEBARAN DAN PENGGUNAAN TENAGA


KERJA
Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan.
Pasal 4
Tiap tenaga kerja bebas memilih dan atau pindah pekerjaan sesuai dengan bakat
dan kemampuannya.
Pasal 5
(1) Pemerintah mengatur penyediaan tenaga kerja dalam kuantitas dan kualitas
yang memadai.
(2) Pemerintah mengatur penyebaran tenaga kerja sedemikian rupa sehingga
memberi dorongan ke arah penyebaran tenaga kerja yang efisien dan efektif.
(3) Pemerintah mengatur penggunaan tenaga kerja secara penuh dan produktif
untuk mencapai kemanfaatan yang sebesar-besarnya dengan menggunakan
prinsip "Tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat".

BAB III
PEMBINAAN KEAHLIAN DAN KEJURUAN
Pasal 6
Tiap tenaga kerja berhak atas pembinaan keahlian dan kejuruan untuk
memperoleh serta menambah keahlian dan keterampilan kerja sehingga potensi
dan daya kreasinya dapat diperkembangkan dalam rangka mempertinggi
kecerdasan dan ketangkasan kerja sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari
pembinaan bangsa.
Pasal 7
Pembinaan keahlian dan kejuruan tenaga kerja disesuaikan dengan perkembangan
teknik, teknologi dan perkembangan masyarakat pada umumnya.
Pasal 8
Pemerintah mengatur keahlian dan kejuruan tersebut pada pasal 6 dan pasal 7.

BAB IV PEMBINAAN PERLINDUNGAN KERJA


Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril
kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma keselamatan kerja;
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan;
3. Norma kerja;
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja.
BAB V HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN
Pasal 11
(1) Tiap tenaga kerja berhak mendirikan dan menjadi anggota perserikatan tenaga
kerja.
(2) Pembentukan perserikatan tenaga kerja dilakukan secara demokratis.
Pasal 12
Perserikatan tenaga kerja berhak mengadakan perjanjian perburuhan dengan
pemberi kerja.
Pasal 13
Penggunaan hak mogok, demonstrasi dan lock out diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 14
Norma pemutusan hubungan kerja dan penyelesaian perselisihan perburuhan
diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 15
Pemerintah mengatur penyelenggaraan sosial dan bantuan sosial bagi tenaga kerja
dan keluarganya.

BAB VI PENGAWASAN PELAKSANAAN


Pasal 16
Guna menjamin pelaksanaan pengaturan ketenagakerjaan menurut Undang-
undang ini serta peraturan
pelaksanaannya, diadakan suatu system pengawasan tenaga kerja.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP


Pasal 17
(1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut
dengan peraturan
perundangan.
(2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman
pidana atas pelanggaran
peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda
setinggi-tingginya Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah).
(3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
Pasal 18
Selama peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan dalam undang-
undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang ketenagakerjaan
yang ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan undang-undang ini.
Pasal 19
Undang-undang ini disebut: "Undang-Undang Pokok Tenaga Kerja" dan mulai
berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya
memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.

3.1 Undang-undang Tentang Limbah


PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2014
TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (5) huruf b,


Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup tentang Pengelolaan Baku Mutu Air
Limbah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 nomor 140);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2001 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012
nomor 48);
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2006
tentang Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Pembuangan Air
Limbah ke Laut;
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun
2010 Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air;
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 1067);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH.
Pasal 1
1. Industri pelapisan logam adalah industri yang bergerak dalam bidang pelapisan
suatu benda logam atau plastik dengan logam lain untuk menghasilkan
ketahanan terhadap korosi atau peningkatan sifat fisik atau mekanik permukaan
spesifik, seperti konduktivitas elektrik, ketahanan terhadap keausan atau panas,
pelumasan atau sifat lainnya.
2. Industri galvanis adalah industri yang khusus melapiskan logam besi atau baja
dengan logam seng baik secara elektrokimia atau pencelupan.
3. Industri minyak goreng adalah industri yang menggunakan bahan baku minyak
kelapa sawit untuk menghasilkan minyak goreng dengan menggunakan proses
basah ataupun proses kering.
4. Industri monosodium glutamat adalah industri yang memproduksi monosodium
glutamat secara fermentasi yang pada umumnya digunakan sebagai penyedap
rasa.
5. Industri inosin monofosfat adalah industri yang memproduksi Inosi Monofosfat
secara fermentasi yang merupakan produk penguat rasa makanan dan dapat
dikonversi menjadi Guanosin Monofosfat atau Adenosin Monofosfat.
6. Industri pengolahan kopi adalah pengolahan biji kopi menjadi produk meliputi
kopi bubuk, kopi instan, kopi biji matang, kopi tiruan, kopi rendah kafein, kopi
campur, kopi celup, ekstrak kopi, minuman kopi dalam kemasan dan produk
turunan lainnya yang digunakan untuk konsumsi manusia dan pakan.
7. Industri elektronika adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya sehingga menghasilkan produk berupa
barang dan/atau jasa industri elektronika yang mempunyai nilai tambah atau
manfaat lebih tinggi.
8. Industri pengolahan susu adalah industri yang menghasilkan susu dasar dan
memprosesnya sampai tahap pasteurisasi maupun memprosesnya secara
terpadu untuk menghasilkan susu cair, krim, susu kental manis, susu bubuk,
keju, mentega, dan/atau es krim.
9. Industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran adalah usaha dan/atau
kegiatan pengolahan yang langsung menggunakan bahan baku yang meliputi
buah nanas, buah lainnya, jamur, dan/atau sayuran jenis lainya.
10.Industri pengolahan hasil perikanan adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan hasilperikanan meliputi kegiatan pengalengan, pembekuan
dan/atau pembuatan tepung ikan.
11.Industri pengolahan hasil rumput laut adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan rumput laut menjadi produk akhir berupa bahan baku rumput laut
siap olah, produk olahan setengah jadi dan/atau produk olahan siap konsumsi.
12.Industri pengolahan kelapa adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan kelapa untuk dijadikan produk santan, produk tepung, minyak
goreng kelapa, dan/atau produk olahan lainnya yang digunakan untuk
konsumsi manusia dan pakan.
13.Industri pengolahan daging adalah usaha dan/atau kegiatan pengolahan daging
menjadi produk akhir berupa daging beku, produk olahan setengah jadi,
dan/atau olahan siap konsumsi.
14.Industri pengolahan kedelai adalah usaha dan/atau kegiatan yang
memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku utama yang tidak bisa digantikan
dengan bahan lain.
15.Industri pengolahan obat tradisional atau jamu adalah usaha dan/atau kegiatan
yang memanfaatkan bahan atau ramuan bahan alami sebagai obat tradisional
atau jamu.
16.Industri peternakan sapi dan babi adalah usaha peternakan sapi dan babi yang
dilakukan di tempat yang tertentu serta perkembangbiakan ternaknya dan
manfaatnya diatur dan diawasi peternakpeternak.
17.Industri petrokimia hulu adalah industri yang mengolah bahan baku berupa
senyawa-senyawa hidrokarbon cair atau gas berupa natural hydrocarbon
menjadi senyawa-senyawa kimia berupa olefin, aromatic dan syngas yang
mencakup industri yang menghasilkan etilen, propilen, butadiene, benzene,
etilbenzene, toluen, xylen, styren dan cumene.
18.Industri gula adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang pengolahan tebu
menjadi gula danturunannya yang digunakan untuk konsumsi manusia dan
pakan.
19.Industri Gula Rafinasi adalah usaha dan/atau kegiatan yang melakukan proses
pengolahan gula mentah dengan menggunakan proses pengubah Ion atau
sejenisnya.
20.Industri rokok dan/atau cerutu adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan tembakau dan/atau bahan campuran lainnya menjadi rokok
dan/atau cerutu.
21.Proses primer basah dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses
pengolahan cengkeh dan/atau tembakau yang menggunakan air dalam proses
perendaman.
22.Proses primer kering dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses
pengolahan cengkeh dan/atau tembakau yang menggunakan uap untuk
melembabkan olahan cengkeh dan/atau tembakau.
23.Proses sekunder dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses lanjutan
dari proses primer pada produksi rokok dan/atau cerutu yang antara lain
meliputi proses pelintingan, pengepakan sampai proses akhir.
24.Industri Oleokimia Dasar adalah industri yang memproduksi senyawa kimia
berupa Fatty Acid, Fatty Alcohol, Alkyl Ester, dan Glycerin.

Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan acuan mengenai baku
mutu air limbah kepada:
a. Gubernur dalam menetapkan baku mutu air limbah yang lebih ketat; dan
b. Penyusun dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokumen kajian pembuangan air
limbah dalam menghasilkan baku mutu air limbah yang lebih spesifik dan/atau
ketat dan berdasarkan kondisi lingkungan setempat.

Pasal 3
(1) Usaha dan/atau kegiatan yang baku mutu air limbahnya diatur dalam Peraturan
Menteri ini terdiri dari:
a. industri pelapisan logam dan galvanis;
b. industri penyamakan kulit;
c. industri minyak sawit;
d. industri karet;
e. industri tapioka;
f. industri monosodium glutamat dan inosin monofosfat;
g. industri kayu lapis;
h. industri pengolahan susu;
i. industri minuman ringan;
j. industri sabun, deterjen dan produk-produk minyak nabati;
k. industri bir;
l. industri baterai timbal asam;
m. industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran;
n. industri pengolahan hasil perikanan;
o. industri pengolahan hasil rumput laut;
p. industri pengolahan kelapa;
q. industri pengolahan daging;
r. industri pengolahan kedelai;
s. industri pengolahan obat tradisional atau jamu;
t. industri peternakan sapi dan babi;
u. industri minyak goreng dengan proses basahdan/atau kering;
v. industri gula;
w. industri rokok dan/atau cerutu;
x. industri elektronika;
y. industri pengolahan kopi;
z. industri gula rafinasi;
aa. industri Petrokimia Hulu;
bb. industri rayon;
cc. industri keramik;
dd. industri asam tereftalat;
ee. polyethylene tereftalat;
ff. industri petrokimia hulu;
gg. industri oleokimia dasar;
hh. industri soda kostik/khlor;
ii. industri pulp dan kertas;
jj. industri ethanol;
kk. industri baterai kering;
ll. industri cat;
mm. industri farmasi;
nn. industri pestisida;
oo. industri pupuk;
pp. industri tekstil;
qq. perhotelan;
rr. fasilitas pelayanan kesehatan;
ss. rumah pemotongan hewan; dan
tt. domestik, yang meliputi: 1. kawasan pemukiman, kawasan perkantoran,
kawasan perniagaan, danapartemen;
2. rumah makan dengan luas bangunan lebih dari
1000 m2 (seribu meter persegi); dan
3. asrama yang berpenghuni 100 (seratus) orang
atau lebih.
(2) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan:
a. kemampuan teknologi pengolahan air limbah yang umum digunakan; dan/atau
b. daya tampung lingkungan di wilayah usaha dan/atau kegiatan, untuk
memperoleh konsentrasi dan/atau beban pencemaran paling tinggi.
(3) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XLVI
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 4
(1) Gubernur sesuai dengan kewenangannya wajib menjamin daya dukung dan
daya tampung lingkungan berdasarkan peruntukannya tidak terlampaui akibat
dari pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1).
(2) Guna menjamin tidak terlampauinya daya dukung dan daya tampung,
gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan kajian ilmiah yang
memuat paling sedikit:
a. Perhitungan daya tampung media air;
b. Parameter yang ditetapkan dan angka baku mutu air limbah;
c. Karakteristik air limbah yang dibuang;
d. Karakteristik usaha dan/atau kegiatan;
e. Dampak pembuangan;
f. Peraturan perundang-undangan terkait dengan baku mutu air limbah; dan
g. Rekomendasi baku mutu air limbah baru.
(3) Pelaksanaan kajian ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(4) Hasil kajian ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk
menyatakan:
a. belum terlampauinya daya dukung dan dayatampung; atau
b. telah terlampauinya daya dukung dan dayatampung.

Pasal 5
Terhadap baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh gubernur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) dan ayat (6), bupati/walikota wajib
menggunakannya dalam menerbitkan izin pembuangan air limbah ke sumber air,
kecuali diperoleh baku mutu lain yang lebih ketat dari hasil kajian dokumen
lingkungan atau kajian pembuangan air limbah ke sumber air.

Pasal 7
(1)Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) ditinjau paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2)Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan kajian
ilmiah mengenai:
a. kemampuan daya tampung beban pencemaran air; dan/atau
b. perkembangan teknologi yang lebih baik.

Pasal 8
Jika industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf m melakukan:
a. satu jenis kegiatan pengolahan, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII bagian A Peraturan Menteri ini;
b. kegiatan pengolahan gabungan, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII bagian B Peraturan Menteri ini;
atau
c. pengolahan air limbah secara terpusat di wilayah kawasan industri, wajib
memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII
bagian C Peraturan Menteri ini.

3.2 Undang-undang Tentang Pengangguran


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 1969
TENTANG
KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:
a. bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pada
pembangunan masyarakat Pancasila;
b. bahwa tujuan terpenting dari pada pembangunan masyarakat tersebut adalah
kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja;
c. bahwa tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus jamin haknya, diatur
kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya;
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan undang-undang yang memuat
ketentuan-ketentuan pokok tentang tenaga kerja.
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) , Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-
undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XXII/MPRS/1966,
No. XXII/MPRS/1966 pasal-pasal 6, 8, 9, 10 dan 14 No. XXVIII/MPRS/1966
pasal 2.

Dengan Persetujuan:
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG, MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
MENGENAI TENAGA KERJA

BAB I PENGERTIAN DAN AZAS


Pasal 1
Tenaga kerja adalah tiap-tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pasal 2
Dalam menjalankan undang-undang ini serta peraturan-peraturan pelaksanaan
tidak boleh diadakan diskriminasi.

BAB II PENYEDIAAN PENYEBARAN DAN PENGGUNAAN TENAGA


KERJA
Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan.
Pasal 4
Tiap tenaga kerja bebas memilih dan atau pindah pekerjaan sesuai dengan bakat
dan kemampuannya.
Pasal 5
(1) Pemerintah mengatur penyediaan tenaga kerja dalam kuantitas dan kualitas
yang memadai.
(2) Pemerintah mengatur penyebaran tenaga kerja sedemikian rupa sehingga
memberi dorongan ke arah penyebaran tenaga kerja yang efisien dan efektif.
(3) Pemerintah mengatur penggunaan tenaga kerja secara penuh dan produktif
untuk mencapai kemanfaatan yang sebesar-besarnya dengan menggunakan
prinsip "Tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat".
BAB III
PEMBINAAN KEAHLIAN DAN KEJURUAN
Pasal 6
Tiap tenaga kerja berhak atas pembinaan keahlian dan kejuruan untuk
memperoleh serta menambah keahlian dan keterampilan kerja sehingga potensi
dan daya kreasinya dapat diperkembangkan dalam rangka mempertinggi
kecerdasan dan ketangkasan kerja sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari
pembinaan bangsa.
Pasal 7
Pembinaan keahlian dan kejuruan tenaga kerja disesuaikan dengan perkembangan
teknik, teknologi dan perkembangan masyarakat pada umumnya.
Pasal 8
Pemerintah mengatur keahlian dan kejuruan tersebut pada pasal 6 dan pasal 7.

BAB IV PEMBINAAN PERLINDUNGAN KERJA


Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril
kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma keselamatan kerja;
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan;
3. Norma kerja;
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja.

BAB V HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN


Pasal 11
(1) Tiap tenaga kerja berhak mendirikan dan menjadi anggota perserikatan tenaga
kerja.
(2) Pembentukan perserikatan tenaga kerja dilakukan secara demokratis.
Pasal 12
Perserikatan tenaga kerja berhak mengadakan perjanjian perburuhan dengan
pemberi kerja.
Pasal 13
Penggunaan hak mogok, demonstrasi dan lock out diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 14
Norma pemutusan hubungan kerja dan penyelesaian perselisihan perburuhan
diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 15
Pemerintah mengatur penyelenggaraan sosial dan bantuan sosial bagi tenaga kerja
dan keluarganya.

BAB VI PENGAWASAN PELAKSANAAN


Pasal 16
Guna menjamin pelaksanaan pengaturan ketenagakerjaan menurut Undang-
undang ini serta peraturan
pelaksanaannya, diadakan suatu system pengawasan tenaga kerja.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP


Pasal 17
(1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut
dengan peraturan
perundangan.
(2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman
pidana atas pelanggaran
peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda
setinggi-tingginya Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah).
(3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
Pasal 18
Selama peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan dalam undang-
undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang ketenagakerjaan
yang ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan undang-undang ini.
Pasal 19
Undang-undang ini disebut: "Undang-Undang Pokok Tenaga Kerja" dan mulai
berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya
memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai