Proposal Es Krim Kulit Pisang
Proposal Es Krim Kulit Pisang
Technopreneurhip
Oleh :
1. Naufal Nashrullah (122016040)
2 Nanda Wahyu Saputra ( 122016048)
Dosen Pembimbing :
Umi Kalsum S.T, M.T
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pisang merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari Asia Tenggara,
Brazil, dan India. Pisang menjadi buah yang penting di masyarakat Indonesia,
karena pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan
buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial.
Bukan hanya buah pisang saja yang memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Namun bagian lain dari pohon pisang, kulit pisang misalnya. Kulit pisang
merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan dimana-mana,
sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk
makanan oleh industri. Kulit pisang ternyata memiliki kandungan gizi yang tidak
kalah banyaknya dari buah pisang. di sebagian kota, khususnya di Palembang
kulit pisang di buang begitu saja, di anggap sebagai barang yang tak berguna.
Padahal kulit pisang anggap mengandung gizi yang tidak kalah banyaknya dari
buah pisang. Buah ini mengandung vitamin c, vitamin a, sejumlah serat yang
dapat digunakan untuk bahan pembuat selai kulit pisang yang tak kalah rasanya
dengan selai dari buah – buah yang lain.
Pisang merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari Asia Tenggara,
Brazil, dan India. Pisang menjadi buah yang penting di masyarakat Indonesia,
karena pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan
buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial.
Bukan hanya buah pisang saja yang memiliki kandungan gizi yang tinggi,
namun bagian lain dari pohon pisang. Kulit pisang misalnya. Kulit pisang
merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan dimana-mana,
sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu
bahan/produk makanan oleh industri. Kali ini penulis mencoba mengungkapkan
tentang manfaat tentang kulit pisang yang ternyata memiliki kandungan gizi yang
tidak kalah banyaknya dari buah pisang. Tim Universitas Kedokteran Taichung
Chung Shan, Taiwan membuktikan kulit pisang yang diambil ekstraknya
bermanfaat mengurangi gejala depresi. Hal ini disebabkan adanya kandungan
serotonin pada kulit buah pisang. Tidak itu saja, hasil penelitian menyebutkan
ekstrak kulit buah pisang bermanfaat untuk menjaga kesehatan retina mata. Buah
ini mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan berbagai mineral yang
penting untuk tubuh. Bahkan buah pisang cocok untuk segala usia dari bayi
sampai orang tua. Itu karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis.
Siapa sangka, kulit buah pisang ternyata dapat dimanfaatkan. Kandungan gizi
kulit pisang masih cukup tinggi. Berdasarkan sejumlah penelitian terungkap
bahwa kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein,
karbohidrat dan serat yang baik untuk tubuh.
Es krim adalah salah satu camilan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia untuk berbagai usia dan kelas ekonomi. Tingkat konsumsi camilan
berbahan baku es dalam lima tahun terakhir di Indonesia, tingkat pertumbuhan
pasarnya sedikitnya 20% setiap tahun. Tahun 2011, umpamanya, total pasar es
krim sudah mendekati angka 100 juta liter dengan nilai absolut di atas US$221
juta.
Maka dari itu penulis sangat mengharapkan dengan adanya hasil karya ini,
dapat memberikan motivasi lebih untuk masyarakat agar memanfaatkan kulit
pisang, dan tidak membuang sembarangan sehingga mengakibatkan suatu hal
yang mubazir dan dapat mencelakakan orang lain, juga supaya dapat menjadi
jalan keluar untuk peristiwa kekurangan gizi yang masih melanda sebagian besar
penduduk Indonesia, dikarenan harga kebutuhan pokok, dan makanan bergizi
yang harganya seakan semakin melambung tinggi.
2. Bagaimana cara mengatasi permasalahan limbah kulit pisang yang ada ddi kota
Palembang ?
3. Bagaimanakah kandungan gizi kulit pisang?
4. Bagaimanakah pengolahan es krim kulit pisang?
5. Bagaimana potensi kulit pisang sebagai sumber gizi manusia?
7. Bagaimana cara mengatasi permasalahan limbah kulit pisang yang ada ddi kota
Palembang ?
Mengembangkan kulit pisang supaya tidak hanya menjadi limbah, dimana jika
dibuang sembarangan akan membahayakan.
Mengetahui teknik pengolahanes krim kulit pisang.
Mengembangkan suatu sumber gizi baru yang murah, halal,bergizi, bermanfaat,
dan ramah lingkungan, serta nikmat dilidah.
untuk mempelajari dan mengetahui manfaat limbah Kulit pisang Ambon yang
dianggap masyarakat tidak berguna menjadi suatu olehan produk ec cream yang
bernilai gizi tinggi serta membuka lapangan kerja yang baru
BAB II
PEMBAHASAN
Tanaman pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah. Akar
pisang tidak tahan kekeringan atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit sinar
matahari pertumbuhan pisang menjadi lambat. Tiupan angin yang terlalu kencang
kurang baik terhadap tanaman pisang karena dapat menyebabkan helai daun
sobek.
Bentuk daun pisang pada umumnya panjang lonjong dengan lebar tidak
sama, bagian ujung daun tumpul dan tepinya rata. Bunga pisang atau disebut
jantung keluar dari ujung batang. Susunan bunga terdiri atas daun-daun pelindung
yang saling menutupi dan bunga-bunganya terletak pada setiap ketiak diantara
daun pelindung membentuk sisir.2 ukuran buah pisang bervariasi, panjangnya
berkisar antara 10 cm-18 cm dengan diameter sekitar 2,5 cm-4, cm. Buah pisang
yang ujungnya runcing atau membentuk leher botol, sedangkan daging buah
(mesocarpa) tebal dan lunak. 4
Setelah pohon induk berbuah dan dipetik, anak pohon pisang mulai
berbunga. Setelah 3-4 bulan baru pemetikan besar kecilnya buah pisang
tergantung dari banyak faktor, diantaranya jenis pisang, kesuburan tanah,
kecepatan tumbuh, iklim saat berbunga dan lain-lain. Banyaknya buah tiap-tiap
sisir tergantung daripada letak sisirnya.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.4
Gambar 2.1 Pisang
Unsur Jumlah
klasifikasi karbohidrat yang paling sering dipakai dalam ilmu gizi berdasarkan
jumlah molekulnya:
C. Sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka
keadaan kekurangan energi dan protein (kep) tidak dapat dihindari lagi.
D. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah.
E. Terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
F. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
G. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa
misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan komponen
yang penting dalam asam nukleat.
Karbohidrat atau hidrat arang yang dikandung oleh kulit pisang adalah
amilum. Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat
kompleks). Amilum (pati) tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan
tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh
penduduk dunia, terutama di negara berkembang oleh karena di konsumsi sebagai
bahan makanan pokok. Di samping bahan pangan kaya akan amilum juga
mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya.
Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi
tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah-buahan yang
umum dijadikan selai, misalnya: strawberry, blueberi, aprikot, apel, anggur, pir,
dan fig. Selain itu, selai bisa dibuat dari sayur-sayuran seperti wortel dan
seledri.di indonesia, sebagian besar selai dibuat dari buah-buahan tropis seperti:
nanas, srikaya, & jambu biji.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Dalam makalah ini, penulis ingin mewujudkan kulit pisang dalam bentuk
olahan makanan yang berupa jajanan sehat es krim kulit pisang. Penulis merasa
lebih tepat jika diolah menjadi es krim karena telah menjadi makanan yang umum
sekali disantap waktu lenggang dan santai, terlebih lagi pengolahannya sangat
mudah dan sederhana.
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Jawa Barat, pisang
disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Pisang
merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman
pisang mempunyai nama latin musa paradisiaca nama ini telah diproklamirkan
sejak sebelum masehi.
Kulit pisang merupakan salah satu bagian dari tanaman pisang yang
selama ini keberadaannya terabaikan. Menurut Munadjin (1998) kulit pisang
merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya
yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas.
Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat,
lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-
unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi
tubuh manusia. Berikut ini Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang :
Unsur Jumlah
Air (%) 69,90
Karbohidrat (%) 18,50
Lemah (%) 2,11
Protein (%) 0,32
Kalsium (mg/100gr) 715
Fosfor (mg/100gr) 117
Besi (mg/100gr) 166
Vitamin B (mg/100gr) 0,12
Vitamin C (mg/100gr) 17,5
Sumber : Munadjin (1988:63)
Berdasarkan tabel tersebut maka komposisi kimia terbanyak pada kulit pisang,
di samping air adalah karbohidrat, yaitu sebesar 18,50%. Karbohidrat ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan alkohol yang berguna sebagai
bahan bakar, bahan industri kimia, bahan kecantikan dan kedokteran. Manfaat lain
kulit pisang yaitu sebagai bahan baku minuman beralkohol (anggur) dan makanan
ternak, seperti kambing, sapi, kelinci dan lain-lain.
2.1 Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut
dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.1 Pisang
merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman
pisang mempunyai nama latin musa para disiaca nama ini telah diproklamirkan
sejak sebelum masehi. Nama musa diambil dari nama seorang dokter Kaisar
Romawi Octavianus Augustus (63 SM-14 M) yang bernama Antonius Musa. Pada
zaman Octavianus Augustus, Antonius Musa selalu menganjurkan pada kaisarnya
untuk makan pisang setiap harinya agar tetap kuat, sehat, dan segar. Tanaman
pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah. “Tanaman pisang dapat
tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi 1.000-3.000 mm pertahun.
Tanaman pisang lebih senang tumbuh di daerah yang subur dengan pH tanah 4,5-
7,5 (Sumarjono, 1997). Sedangkan menurut Nuryani (1996: 7) “Tanaman pisang
dapat tumbuh baik di tanah yang kaya humus, tetapi dapat juga hidup di tanah
kapur dengan iklim lembab banyak sinar matahari.” Akar pisang tidak tahan
kekeringan atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit sinar matahari
pertumbuhan pisang menjadi lambat. Klasifikasi botani tanaman pisang adalah
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Secara umum, kandungan gizi ang terdapat dalam setiap buah pisang
matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram,
karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi
0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram.
Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas mineral, vitamin, karbohidrat,
serat, protein, lemak dan lain-lain, sehingga apabila orang hanya mengonsumsi
buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal gizinya.
2.2 Kulit Pisang
Kulit pisang merupakan salah satu satu bagian dari tanaman pisang yang selama
ini keberadaannya terabaikan. Menurut Munadjin (1998) Kulit pisang merupakan
bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-
kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kulit pisang adalah produk dari
limbah industri pangan yang dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak. Kandungan
unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah
yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia
Unsur Jumlah
Berdasarkan tabel 2.1 di atas maka komposisi kimia terbanyak kulit pisang, di
samping air adalah karbohidrat, yaitu sebesar 18,50%. Karbohidrat ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan alkohol yang berguna sebagai
bahan bakar, bahan industri kimia bahan kecantikan dan kedokteran. Manfaat lain
kulit pisang yaitu sebagai bahan baku minuman beralkohol (anggur) dan makanan
ternak, seperti kambing, sapi, kelinci dan lain-lain. Hal ini disebabkan nilai gizi
kulit pisang cukup baik.
Kulit pisang mengandung serat yang cukup tinggi, vitamin C, B, kalsium, protein,
dan karbohidrat. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung
Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi
mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya
vitamin B6, kulit pisang juga ternyata banyak mengandung serotonin yang sangat
vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak
pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina.6
2.3 Es Krim
Menurut Standar Nasional Indonesia (1995), es krim adalah sejenis makanan semi
padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu,
lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain
yang diizinkan. Di pasaran, es krim digolongkan atas
kategorieconomy, goodaverage, dan deluxe.
Keadaan:
– Penampakan Normal
1
– Bau Normal
– Rasa Normal
Cemaran Logam:
Cemaran Mikroba:
8
– Angka Lempeng Total (koloni/gr) Maksimal 30.000
9
– MPN Coliform (APM/gr)
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam karya tulis ilmiah kali ini, penulis ingin mewujudkan kulit pisang dalam
bentuk olahan makanan yang berupa jajanan sehat es krim kulit pisang. Penulis
merasa lebih tepat jika diolah menjadi es krim karena telah menjadi makanan
yang umum sekali disantap waktu lenggang dan santai, terlebih lagi
pengolahannya sangat mudah dan sederhana.
kulit pisang
gula pasir
air bersih
susu skim
whipping cream
Pengolahan :
1. Ambil kulit pisang yang bagus dan Cuci Kulit pisang terlebih dahulu
2. Keringkan kulit pisang, setelah kering potong kulit pisang dengan bagian
bagian kecil untuk mempermudah proses blender
3. Rebus kulit pisang pada suhu tinggi untuk menghilangkan getah getah
yang ada
4. Siapkan susu krim dan whipping Cream , gula dalam satu adonan
Dapat ditambahkan berbagai parian rasa seperti Cream coklat, strowbery untuk
mempermanis rasa
3.2 Kandungan Gizi Es Krim Kulit Pisang
Dilihat dari kandungan mineralnya kulit pisang mengandung kalsium yang cukup
tinggi yaitu sebesar 715 mg/100 g. Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan sejak
bayi hingga usia tua. Jumlah kebutuhan kalsium dapat dibedakan berdasarkan
jenis kelamin dan usia. (Wida, 2007). Pada usia anak-anak hingga remaja
merupakan usia penting untuk menabung kalsium dalam tulang. Pada usia remaja
75-85 persen massa tulang yang akan dimiliki pada saat dewasa telah terbentuk.
Proses pembentukan dan penimbunan massa tulang mencapai kepadatan
maksimal pada usia 35 tahun. Semakin bertambah usia semakin sedikit jaringan
tulang yang dibuat dan semakin banyak jaringan tulang yang dirombak sesudah
usia 35 tahun, setiap tahunnya akan terjadi kehilangan massa tulang sebesar 0,5%
dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan
menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur
70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium. Berdasarkan
Recommended Daily Allowance (RDA) USA, kebutuhan kalsium rata-rata per
hari yaitu: anak-anak 800 mg, remaja 1200 mg, dewasa 1000 mg, ibu hamil dan
menyusui 1200 mg, usia lanjut dan menopause 1200 mg.
Kulit pisang memiliki potensi besar sebagai sumber gizi yang baru, yang jauh
lebih ekonomis, mudah, dan ramah lingkungan. Karena akan mengurangi limbah
rumah tangga, produksi makanan, dsb. Dengan kandungan gizi yang dipaparkan
pada subbab sebelum, tentunya sudah saatnya kita mulai melirik manfaat kulit
pisang ini, terutama bagi kesehatan. Ditamabah lagi kulit pisang dapat diolah
dengan berbagai menu makanan yang tidak kalah lezat rasanya dibandingkan hasil
olahan pisang dan buah lainnya. Selain mendapat pasokan gizi yang baik bagi
tubuh kita, lidah kita juga dimanjakan dengan rasa dari hasil olahan kulit pisang
tersebut. Juga menurut dari data pada bab sebelumnya, dimana hasil holtikultura
terbesar di Indonesia adalah pisang, tentunya sangat murah bagi kita untuk
mendapat kulit pisang ini, bukan buahnya. Jadi, potensi sebagai sumber gizi yang
hemat, efisien, dan efektif dari kulit pisang untuk manusia sangat besar.
Dari segi proses pembuatannya, tak ada yang kritis terhadap kehalalan es krim,
yang perlu dicurigai komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatannya.
Produk Es krim kulit pisang menggunakan bahan baku yang memiliki sertifikat
halal.
Es krim kulit pisang tidak menggunakan pewarna ataupun perisa buatan yang
biasanya menggunakan gliserol dan etanol sebagai pelarut proses pembuatannya.
Es krim kulit pisang hanya memanfaatkan flavor yang secara alami terdapat pada
buah pisang itu sendiri tanpa melakukan penambahan perisa buatan untuk
menjaga status kehalalan produk.
Emulsifier yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit pisang adalah lesitin
yang terbuat dari kedelai. Lesitin kedelai merupakan bahan nabati sehingga dari
segi kehalalan pangan tidak mempunya titik rawan.
Stabilizer yang digunakan adalah CMC. Diantara penstabil yang dapat digunakan
pada pembuatan es krim, ada dua yang berstatus syubhat yaitu gelatin dan gum
xanthan, sedangkan lainnya tidak masalah karena berasal dari tanaman (berbagai
jenis gum), rumput laut (karagenan, alginat, agar-agar) dan turunan selulosa
(CMC dan mikrokristalin; selulosa sendiri berasal dari tanaman). Gelatin dapat
diperoleh dari babi, sapi atau ikan, sedangkan xanthan gum adalah hasil
fermentasi sehingga kehalalannya tergantung kepada media yang digunakan pada
waktu pembuatan xanthan gum. Oleh karena es krim kulit pisang menggunakan
stabilizer CMC dan tidak menggunakan xanthan gum ataupun gelatin maka dapat
dipastikan kehalalannya.
Memutihkan gigi
Selain membersihkan wajah agar terhindar dari gangguan jerawat, kulit pisang
juga dapat dimanfaatkan untuk kecantikan gigi. Kulit pisang terbukti mampu
memutihkan gigi. Kandungan mangan, magnesium, dan potasium dalam kulit
pisang yang memiliki peran dalam membantu gigi agar terlihat lebih putih.
Kandungan tersebut memutihkan lapisan email pada gigi. Jadi tidak perlu repot
pergi ke dokter gigi untuk melakukan perawatan gigi agar terlihat putih. Cukup
gunakan cara alami untuk mendapatkan gigi putih alami. Selain efektif, dengan
memanfaatkan kulit pisang akan terhindar dari penggunaan zat kimia untuk
memutihkan gigi. Cara memanfaatkan kulit pisang untuk menjadi pemutih gigi,
yaitu dengan menggosokkan bagian dalam kulit pisang dengan gerakan melingkar
seperti sikat gigi selama dua hingga lima menit. Lalu bersihkan gigi dengan cara
menggosok gigi seperti biasanya. Lakukan cara ini selama 1-2 minggu untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Es krim kulit pisang benar-benar dapat dijadikan alternatif gizi yang juga tepat
bagi manusia. Kulit pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan tidak kalah
dengan kandungan gizi yang dimiliki buah pisang.
4.2 Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dalam kesempatan
ini akan diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi perhatian khusus
bagi para pembaca sebagai berikut:
1. Terciptanya produk makanan yang berasal dari limbah kulit pisang menjadi
keripik dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam berwirausaha.
2. Dilakukan sosialisasi menyeluruh dalam masyarakat tentang pengolahan
limbah kulit pisang, sehingga sesuatu yang masih sangat bermanfaat tidak
terbuang percuma, malah menjadi limbah yang mengganggu.
3. Pengolahan seperti ini diharapkan tidak hanya pada limbah kulit pisang, namun
juga kepada hal-hal lain yang dianggap kurang berguna oleh masyarakat,
namun sebenarnya sangat bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH.
Pasal 1
1. Industri pelapisan logam adalah industri yang bergerak dalam bidang pelapisan
suatu benda logam atau plastik dengan logam lain untuk menghasilkan
ketahanan terhadap korosi atau peningkatan sifat fisik atau mekanik permukaan
spesifik, seperti konduktivitas elektrik, ketahanan terhadap keausan atau panas,
pelumasan atau sifat lainnya.
2. Industri galvanis adalah industri yang khusus melapiskan logam besi atau baja
dengan logam seng baik secara elektrokimia atau pencelupan.
3. Industri minyak goreng adalah industri yang menggunakan bahan baku minyak
kelapa sawit untuk menghasilkan minyak goreng dengan menggunakan proses
basah ataupun proses kering.
4. Industri monosodium glutamat adalah industri yang memproduksi monosodium
glutamat secara fermentasi yang pada umumnya digunakan sebagai penyedap
rasa.
5. Industri inosin monofosfat adalah industri yang memproduksi Inosi Monofosfat
secara fermentasi yang merupakan produk penguat rasa makanan dan dapat
dikonversi menjadi Guanosin Monofosfat atau Adenosin Monofosfat.
6. Industri pengolahan kopi adalah pengolahan biji kopi menjadi produk meliputi
kopi bubuk, kopi instan, kopi biji matang, kopi tiruan, kopi rendah kafein, kopi
campur, kopi celup, ekstrak kopi, minuman kopi dalam kemasan dan produk
turunan lainnya yang digunakan untuk konsumsi manusia dan pakan.
7. Industri elektronika adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya sehingga menghasilkan produk berupa
barang dan/atau jasa industri elektronika yang mempunyai nilai tambah atau
manfaat lebih tinggi.
8. Industri pengolahan susu adalah industri yang menghasilkan susu dasar dan
memprosesnya sampai tahap pasteurisasi maupun memprosesnya secara
terpadu untuk menghasilkan susu cair, krim, susu kental manis, susu bubuk,
keju, mentega, dan/atau es krim.
9. Industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran adalah usaha dan/atau
kegiatan pengolahan yang langsung menggunakan bahan baku yang meliputi
buah nanas, buah lainnya, jamur, dan/atau sayuran jenis lainya.
10.Industri pengolahan hasil perikanan adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan hasilperikanan meliputi kegiatan pengalengan, pembekuan
dan/atau pembuatan tepung ikan.
11.Industri pengolahan hasil rumput laut adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan rumput laut menjadi produk akhir berupa bahan baku rumput laut
siap olah, produk olahan setengah jadi dan/atau produk olahan siap konsumsi.
12.Industri pengolahan kelapa adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan kelapa untuk dijadikan produk santan, produk tepung, minyak
goreng kelapa, dan/atau produk olahan lainnya yang digunakan untuk
konsumsi manusia dan pakan.
13.Industri pengolahan daging adalah usaha dan/atau kegiatan pengolahan daging
menjadi produk akhir berupa daging beku, produk olahan setengah jadi,
dan/atau olahan siap konsumsi.
14.Industri pengolahan kedelai adalah usaha dan/atau kegiatan yang
memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku utama yang tidak bisa digantikan
dengan bahan lain.
15.Industri pengolahan obat tradisional atau jamu adalah usaha dan/atau kegiatan
yang memanfaatkan bahan atau ramuan bahan alami sebagai obat tradisional
atau jamu.
16.Industri peternakan sapi dan babi adalah usaha peternakan sapi dan babi yang
dilakukan di tempat yang tertentu serta perkembangbiakan ternaknya dan
manfaatnya diatur dan diawasi peternakpeternak.
17.Industri petrokimia hulu adalah industri yang mengolah bahan baku berupa
senyawa-senyawa hidrokarbon cair atau gas berupa natural hydrocarbon
menjadi senyawa-senyawa kimia berupa olefin, aromatic dan syngas yang
mencakup industri yang menghasilkan etilen, propilen, butadiene, benzene,
etilbenzene, toluen, xylen, styren dan cumene.
18.Industri gula adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang pengolahan tebu
menjadi gula danturunannya yang digunakan untuk konsumsi manusia dan
pakan.
19.Industri Gula Rafinasi adalah usaha dan/atau kegiatan yang melakukan proses
pengolahan gula mentah dengan menggunakan proses pengubah Ion atau
sejenisnya.
20.Industri rokok dan/atau cerutu adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan tembakau dan/atau bahan campuran lainnya menjadi rokok
dan/atau cerutu.
21.Proses primer basah dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses
pengolahan cengkeh dan/atau tembakau yang menggunakan air dalam proses
perendaman.
22.Proses primer kering dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses
pengolahan cengkeh dan/atau tembakau yang menggunakan uap untuk
melembabkan olahan cengkeh dan/atau tembakau.
23.Proses sekunder dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses lanjutan
dari proses primer pada produksi rokok dan/atau cerutu yang antara lain
meliputi proses pelintingan, pengepakan sampai proses akhir.
24.Industri Oleokimia Dasar adalah industri yang memproduksi senyawa kimia
berupa Fatty Acid, Fatty Alcohol, Alkyl Ester, dan Glycerin.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan acuan mengenai baku
mutu air limbah kepada:
a. Gubernur dalam menetapkan baku mutu air limbah yang lebih ketat; dan
b. Penyusun dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokumen kajian pembuangan air
limbah dalam menghasilkan baku mutu air limbah yang lebih spesifik dan/atau
ketat dan berdasarkan kondisi lingkungan setempat.
Pasal 3
(1) Usaha dan/atau kegiatan yang baku mutu air limbahnya diatur dalam Peraturan
Menteri ini terdiri dari:
a. industri pelapisan logam dan galvanis;
b. industri penyamakan kulit;
c. industri minyak sawit;
d. industri karet;
e. industri tapioka;
f. industri monosodium glutamat dan inosin monofosfat;
g. industri kayu lapis;
h. industri pengolahan susu;
i. industri minuman ringan;
j. industri sabun, deterjen dan produk-produk minyak nabati;
k. industri bir;
l. industri baterai timbal asam;
m. industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran;
n. industri pengolahan hasil perikanan;
o. industri pengolahan hasil rumput laut;
p. industri pengolahan kelapa;
q. industri pengolahan daging;
r. industri pengolahan kedelai;
s. industri pengolahan obat tradisional atau jamu;
t. industri peternakan sapi dan babi;
u. industri minyak goreng dengan proses basahdan/atau kering;
v. industri gula;
w. industri rokok dan/atau cerutu;
x. industri elektronika;
y. industri pengolahan kopi;
z. industri gula rafinasi;
aa. industri Petrokimia Hulu;
bb. industri rayon;
cc. industri keramik;
dd. industri asam tereftalat;
ee. polyethylene tereftalat;
ff. industri petrokimia hulu;
gg. industri oleokimia dasar;
hh. industri soda kostik/khlor;
ii. industri pulp dan kertas;
jj. industri ethanol;
kk. industri baterai kering;
ll. industri cat;
mm. industri farmasi;
nn. industri pestisida;
oo. industri pupuk;
pp. industri tekstil;
qq. perhotelan;
rr. fasilitas pelayanan kesehatan;
ss. rumah pemotongan hewan; dan
tt. domestik, yang meliputi: 1. kawasan pemukiman, kawasan perkantoran,
kawasan perniagaan, danapartemen;
2. rumah makan dengan luas bangunan lebih dari
1000 m2 (seribu meter persegi); dan
3. asrama yang berpenghuni 100 (seratus) orang
atau lebih.
(2) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan:
a. kemampuan teknologi pengolahan air limbah yang umum digunakan; dan/atau
b. daya tampung lingkungan di wilayah usaha dan/atau kegiatan, untuk
memperoleh konsentrasi dan/atau beban pencemaran paling tinggi.
(3) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XLVI
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
(1) Gubernur sesuai dengan kewenangannya wajib menjamin daya dukung dan
daya tampung lingkungan berdasarkan peruntukannya tidak terlampaui akibat
dari pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1).
(2) Guna menjamin tidak terlampauinya daya dukung dan daya tampung,
gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan kajian ilmiah yang
memuat paling sedikit:
a. Perhitungan daya tampung media air;
b. Parameter yang ditetapkan dan angka baku mutu air limbah;
c. Karakteristik air limbah yang dibuang;
d. Karakteristik usaha dan/atau kegiatan;
e. Dampak pembuangan;
f. Peraturan perundang-undangan terkait dengan baku mutu air limbah; dan
g. Rekomendasi baku mutu air limbah baru.
(3) Pelaksanaan kajian ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(4) Hasil kajian ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk
menyatakan:
a. belum terlampauinya daya dukung dan dayatampung; atau
b. telah terlampauinya daya dukung dan dayatampung.
Pasal 5
Terhadap baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh gubernur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) dan ayat (6), bupati/walikota wajib
menggunakannya dalam menerbitkan izin pembuangan air limbah ke sumber air,
kecuali diperoleh baku mutu lain yang lebih ketat dari hasil kajian dokumen
lingkungan atau kajian pembuangan air limbah ke sumber air.
Pasal 7
(1)Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) ditinjau paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2)Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan kajian
ilmiah mengenai:
a. kemampuan daya tampung beban pencemaran air; dan/atau
b. perkembangan teknologi yang lebih baik.
Pasal 8
Jika industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf m melakukan:
a. satu jenis kegiatan pengolahan, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII bagian A Peraturan Menteri ini;
b. kegiatan pengolahan gabungan, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII bagian B Peraturan Menteri ini;
atau
c. pengolahan air limbah secara terpusat di wilayah kawasan industri, wajib
memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII
bagian C Peraturan Menteri ini.
Menimbang:
a. bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pada
pembangunan masyarakat Pancasila;
b. bahwa tujuan terpenting dari pada pembangunan masyarakat tersebut adalah
kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja;
c. bahwa tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus jamin haknya, diatur
kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya;
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan undang-undang yang memuat
ketentuan-ketentuan pokok tentang tenaga kerja.
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) , Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-
undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XXII/MPRS/1966,
No. XXII/MPRS/1966 pasal-pasal 6, 8, 9, 10 dan 14 No. XXVIII/MPRS/1966
pasal 2.
Dengan Persetujuan:
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG, MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
MENGENAI TENAGA KERJA
BAB III
PEMBINAAN KEAHLIAN DAN KEJURUAN
Pasal 6
Tiap tenaga kerja berhak atas pembinaan keahlian dan kejuruan untuk
memperoleh serta menambah keahlian dan keterampilan kerja sehingga potensi
dan daya kreasinya dapat diperkembangkan dalam rangka mempertinggi
kecerdasan dan ketangkasan kerja sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari
pembinaan bangsa.
Pasal 7
Pembinaan keahlian dan kejuruan tenaga kerja disesuaikan dengan perkembangan
teknik, teknologi dan perkembangan masyarakat pada umumnya.
Pasal 8
Pemerintah mengatur keahlian dan kejuruan tersebut pada pasal 6 dan pasal 7.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH.
Pasal 1
1. Industri pelapisan logam adalah industri yang bergerak dalam bidang pelapisan
suatu benda logam atau plastik dengan logam lain untuk menghasilkan
ketahanan terhadap korosi atau peningkatan sifat fisik atau mekanik permukaan
spesifik, seperti konduktivitas elektrik, ketahanan terhadap keausan atau panas,
pelumasan atau sifat lainnya.
2. Industri galvanis adalah industri yang khusus melapiskan logam besi atau baja
dengan logam seng baik secara elektrokimia atau pencelupan.
3. Industri minyak goreng adalah industri yang menggunakan bahan baku minyak
kelapa sawit untuk menghasilkan minyak goreng dengan menggunakan proses
basah ataupun proses kering.
4. Industri monosodium glutamat adalah industri yang memproduksi monosodium
glutamat secara fermentasi yang pada umumnya digunakan sebagai penyedap
rasa.
5. Industri inosin monofosfat adalah industri yang memproduksi Inosi Monofosfat
secara fermentasi yang merupakan produk penguat rasa makanan dan dapat
dikonversi menjadi Guanosin Monofosfat atau Adenosin Monofosfat.
6. Industri pengolahan kopi adalah pengolahan biji kopi menjadi produk meliputi
kopi bubuk, kopi instan, kopi biji matang, kopi tiruan, kopi rendah kafein, kopi
campur, kopi celup, ekstrak kopi, minuman kopi dalam kemasan dan produk
turunan lainnya yang digunakan untuk konsumsi manusia dan pakan.
7. Industri elektronika adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya sehingga menghasilkan produk berupa
barang dan/atau jasa industri elektronika yang mempunyai nilai tambah atau
manfaat lebih tinggi.
8. Industri pengolahan susu adalah industri yang menghasilkan susu dasar dan
memprosesnya sampai tahap pasteurisasi maupun memprosesnya secara
terpadu untuk menghasilkan susu cair, krim, susu kental manis, susu bubuk,
keju, mentega, dan/atau es krim.
9. Industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran adalah usaha dan/atau
kegiatan pengolahan yang langsung menggunakan bahan baku yang meliputi
buah nanas, buah lainnya, jamur, dan/atau sayuran jenis lainya.
10.Industri pengolahan hasil perikanan adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan hasilperikanan meliputi kegiatan pengalengan, pembekuan
dan/atau pembuatan tepung ikan.
11.Industri pengolahan hasil rumput laut adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan rumput laut menjadi produk akhir berupa bahan baku rumput laut
siap olah, produk olahan setengah jadi dan/atau produk olahan siap konsumsi.
12.Industri pengolahan kelapa adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan kelapa untuk dijadikan produk santan, produk tepung, minyak
goreng kelapa, dan/atau produk olahan lainnya yang digunakan untuk
konsumsi manusia dan pakan.
13.Industri pengolahan daging adalah usaha dan/atau kegiatan pengolahan daging
menjadi produk akhir berupa daging beku, produk olahan setengah jadi,
dan/atau olahan siap konsumsi.
14.Industri pengolahan kedelai adalah usaha dan/atau kegiatan yang
memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku utama yang tidak bisa digantikan
dengan bahan lain.
15.Industri pengolahan obat tradisional atau jamu adalah usaha dan/atau kegiatan
yang memanfaatkan bahan atau ramuan bahan alami sebagai obat tradisional
atau jamu.
16.Industri peternakan sapi dan babi adalah usaha peternakan sapi dan babi yang
dilakukan di tempat yang tertentu serta perkembangbiakan ternaknya dan
manfaatnya diatur dan diawasi peternakpeternak.
17.Industri petrokimia hulu adalah industri yang mengolah bahan baku berupa
senyawa-senyawa hidrokarbon cair atau gas berupa natural hydrocarbon
menjadi senyawa-senyawa kimia berupa olefin, aromatic dan syngas yang
mencakup industri yang menghasilkan etilen, propilen, butadiene, benzene,
etilbenzene, toluen, xylen, styren dan cumene.
18.Industri gula adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang pengolahan tebu
menjadi gula danturunannya yang digunakan untuk konsumsi manusia dan
pakan.
19.Industri Gula Rafinasi adalah usaha dan/atau kegiatan yang melakukan proses
pengolahan gula mentah dengan menggunakan proses pengubah Ion atau
sejenisnya.
20.Industri rokok dan/atau cerutu adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang
pengolahan tembakau dan/atau bahan campuran lainnya menjadi rokok
dan/atau cerutu.
21.Proses primer basah dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses
pengolahan cengkeh dan/atau tembakau yang menggunakan air dalam proses
perendaman.
22.Proses primer kering dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses
pengolahan cengkeh dan/atau tembakau yang menggunakan uap untuk
melembabkan olahan cengkeh dan/atau tembakau.
23.Proses sekunder dalam industri rokok dan/atau cerutu adalah proses lanjutan
dari proses primer pada produksi rokok dan/atau cerutu yang antara lain
meliputi proses pelintingan, pengepakan sampai proses akhir.
24.Industri Oleokimia Dasar adalah industri yang memproduksi senyawa kimia
berupa Fatty Acid, Fatty Alcohol, Alkyl Ester, dan Glycerin.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan acuan mengenai baku
mutu air limbah kepada:
a. Gubernur dalam menetapkan baku mutu air limbah yang lebih ketat; dan
b. Penyusun dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokumen kajian pembuangan air
limbah dalam menghasilkan baku mutu air limbah yang lebih spesifik dan/atau
ketat dan berdasarkan kondisi lingkungan setempat.
Pasal 3
(1) Usaha dan/atau kegiatan yang baku mutu air limbahnya diatur dalam Peraturan
Menteri ini terdiri dari:
a. industri pelapisan logam dan galvanis;
b. industri penyamakan kulit;
c. industri minyak sawit;
d. industri karet;
e. industri tapioka;
f. industri monosodium glutamat dan inosin monofosfat;
g. industri kayu lapis;
h. industri pengolahan susu;
i. industri minuman ringan;
j. industri sabun, deterjen dan produk-produk minyak nabati;
k. industri bir;
l. industri baterai timbal asam;
m. industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran;
n. industri pengolahan hasil perikanan;
o. industri pengolahan hasil rumput laut;
p. industri pengolahan kelapa;
q. industri pengolahan daging;
r. industri pengolahan kedelai;
s. industri pengolahan obat tradisional atau jamu;
t. industri peternakan sapi dan babi;
u. industri minyak goreng dengan proses basahdan/atau kering;
v. industri gula;
w. industri rokok dan/atau cerutu;
x. industri elektronika;
y. industri pengolahan kopi;
z. industri gula rafinasi;
aa. industri Petrokimia Hulu;
bb. industri rayon;
cc. industri keramik;
dd. industri asam tereftalat;
ee. polyethylene tereftalat;
ff. industri petrokimia hulu;
gg. industri oleokimia dasar;
hh. industri soda kostik/khlor;
ii. industri pulp dan kertas;
jj. industri ethanol;
kk. industri baterai kering;
ll. industri cat;
mm. industri farmasi;
nn. industri pestisida;
oo. industri pupuk;
pp. industri tekstil;
qq. perhotelan;
rr. fasilitas pelayanan kesehatan;
ss. rumah pemotongan hewan; dan
tt. domestik, yang meliputi: 1. kawasan pemukiman, kawasan perkantoran,
kawasan perniagaan, danapartemen;
2. rumah makan dengan luas bangunan lebih dari
1000 m2 (seribu meter persegi); dan
3. asrama yang berpenghuni 100 (seratus) orang
atau lebih.
(2) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan:
a. kemampuan teknologi pengolahan air limbah yang umum digunakan; dan/atau
b. daya tampung lingkungan di wilayah usaha dan/atau kegiatan, untuk
memperoleh konsentrasi dan/atau beban pencemaran paling tinggi.
(3) Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XLVI
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
(1) Gubernur sesuai dengan kewenangannya wajib menjamin daya dukung dan
daya tampung lingkungan berdasarkan peruntukannya tidak terlampaui akibat
dari pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1).
(2) Guna menjamin tidak terlampauinya daya dukung dan daya tampung,
gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan kajian ilmiah yang
memuat paling sedikit:
a. Perhitungan daya tampung media air;
b. Parameter yang ditetapkan dan angka baku mutu air limbah;
c. Karakteristik air limbah yang dibuang;
d. Karakteristik usaha dan/atau kegiatan;
e. Dampak pembuangan;
f. Peraturan perundang-undangan terkait dengan baku mutu air limbah; dan
g. Rekomendasi baku mutu air limbah baru.
(3) Pelaksanaan kajian ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(4) Hasil kajian ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk
menyatakan:
a. belum terlampauinya daya dukung dan dayatampung; atau
b. telah terlampauinya daya dukung dan dayatampung.
Pasal 5
Terhadap baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh gubernur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) dan ayat (6), bupati/walikota wajib
menggunakannya dalam menerbitkan izin pembuangan air limbah ke sumber air,
kecuali diperoleh baku mutu lain yang lebih ketat dari hasil kajian dokumen
lingkungan atau kajian pembuangan air limbah ke sumber air.
Pasal 7
(1)Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) ditinjau paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2)Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan kajian
ilmiah mengenai:
a. kemampuan daya tampung beban pencemaran air; dan/atau
b. perkembangan teknologi yang lebih baik.
Pasal 8
Jika industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf m melakukan:
a. satu jenis kegiatan pengolahan, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII bagian A Peraturan Menteri ini;
b. kegiatan pengolahan gabungan, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII bagian B Peraturan Menteri ini;
atau
c. pengolahan air limbah secara terpusat di wilayah kawasan industri, wajib
memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII
bagian C Peraturan Menteri ini.
Menimbang:
a. bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pada
pembangunan masyarakat Pancasila;
b. bahwa tujuan terpenting dari pada pembangunan masyarakat tersebut adalah
kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja;
c. bahwa tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus jamin haknya, diatur
kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya;
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan undang-undang yang memuat
ketentuan-ketentuan pokok tentang tenaga kerja.
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) , Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-
undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XXII/MPRS/1966,
No. XXII/MPRS/1966 pasal-pasal 6, 8, 9, 10 dan 14 No. XXVIII/MPRS/1966
pasal 2.
Dengan Persetujuan:
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG, MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
MENGENAI TENAGA KERJA