Anda di halaman 1dari 2

Kasus Swamedikasi Wasir

Ibu Sulastri (50 tahun) datang ke apotek diantar anaknya, Dita (20 tahun) mengeluhkan rasa gatal, nyeri,
dan sakit pada bagian dubur serta rasa nyerinya bertambah ketika sedang BAB. Gejala ini telah dirasakan
sekitar 5 hari. Ibu Sulastri mengatakan bahwa tinjanya berwarna merah segar dan timbul benjolan keluar
ketika BAB tetapi benjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya. Selain itu, Ibu Sulastri mengaku
sering membaca koran sambil duduk di WC rumahnya ketika sedang BAB. Kesibukannya dikantor
membuat Ibu Sulastri tidak memiliki waktu untuk berolahraga serta makan sayur dan buah. Sebelumnya
Ibu Sulastri belum pernah menderita penyakit seperti ini dan belum mengonsumsi obat apapun.
Berdasarkan informasi dari Dita yang dicarinya melalui internet, Ibunya menderita wasir lalu meminta
apoteker untuk memilihkan obat wasir yang cocok untuk ibunya.

Apoteker : Selamat pagi Mbak, ada yang bisa saya bantu?

Dita : Saya mau mencarikan obat wasir untuk ibu saya (menunjuk ke ibu).

Apoteker : Baik Mbak, bolehkah saya minta waktunya sebentar sekitar 5 menit untuk menanyakan
terkait apa yang dirasakan oleh Ibu?

Dita : boleh mbak, silahkan.

Apoteker : Perkenalkan nama saya _____ saya apoteker yang bertugas di apotek ini, sebelumnya saya
berbicara dengan mbak siapa serta ibu siapa?

(terus nanya nama satu-satu)

Sulastri : saya Ibu Lastri mbak dan ini anak saya Dita.

Apoteker : Baik Ibu Lastri dan Mbak Dita, saya akan menanyakan mengenai gejala yang dirasakan oleh
ibu. Kira-kira apakah ibu perlu tempat yang lebih tertutup sebelum kita memulai?

Sulastri : Nggak papa Mbak, nggak usah Mbak.

(mulai menggunakan AS METTHOD)

Apoteker : Baik bu , saya membutuhkan beberapa informasi dari bu lastri sebagai dasar untuk
memilihkan obat yang paling sesuai untuk kondisi ibu. Apa yang ibu Lastri rasakan?

Sulastri : Gini mbak, dubur saya sakit, perih tapi juga gatal sering saya garuk. Tapi agak lecet sekarang,
terus kalo BAB keluar darah merah ditinjanya.

Apoteker : (mengangguk) Sejak kapan Ibu Lastri mulai merasakan gejala tersebut?

Sulastri : Kira-kira 5 hari yang lalu Mbak.

Apoteker : lalu selain itu ada keluhan lain Bu?

Sulastri : terus pas saya BAB ada kaya daging nonjol keluar Mbak, tapi pas udah selesai masuk lagi.

Apoteker : Kira-kira kapan ibu mulai merasa daging tersebut keluar?

Sulastri : Pas Saya BAB pagi-pagi beberapa hari yang lalu Mbak, pas mengejan tau-tau keluar tonjolan.

Apoteker : Oo ya ya bu, terus kalo pas BAB Ibu biasanya berapa lama di kamar mandi?

Sulastri : ya lumayan lama sih Mbak soalnya saya sering sambil baca koran.

Apoteker : Apakah Ibu Lastri juga sering mengonsumsi buah dan sayur?

Sulastri : wah saya nggak sempet Mbak, soalnya sibuk.

Apoteker : ya ya, sebelumnya apakah Ibu sudah datang ke dokter?

Sulastri : Belum Mbak, belum saya obati apa-apa juga, tapi kata anak saya itu gejala wasir, makanya dia
mau mencarikan obat wasir buat saya.

Dita : iya Mbak, menurut internet ibu saya terkena wasir.

Apoteker : baik, kalo begitu apakah keluarga atau saudara pernah ada yang menderita wasir
sebelumnya?
Dita : kayaknya enggak sih mbak.

Apoteker : Kalau boleh tau berapa usia ibu lastri?

Sulastri : 50 tahun

Apoteker : baiklah, sesuai dengan gejala yang dirasakan ibu, benar adanya bahwa Ibu menderita wasir
dimana hal ini disebabkan karena pelebaran pembuluh darah disekitar dubur yang bsa membengkak
hingga membentuk tonjolan seperti yang ibu rasakan. Kemudian wasir ini bisa diobati dengan
antihemoroid (superhoid) yang akan mengerutkan pori—pori disekitar dubur serta mengurangi rasa
sakit. Sebentar ibu saya ambilkan terlebih dahulu obatnya.

Obatnya ini superhoid ya bu, bentuknya adalah suppositoria. Obatnya digunakan 2 kali sehari ya Bu, pagi
dan sore serta digunakan setelah BAB. Cara penggunaannya dengan dimasukkan ke dalam dubur. Jika
setelah penggunaan Ibu merasakan gatal-gatal atau timbul ruam maka segera dihentikan obatnya dan
menghubungi dokter. Baik, apakah ibu sudah tahu cara pemakaiannya?

Sulastri : belum Mbak, gimana cara pakainya?

Apoteker : Baik bu, ini saya tunjukkan obatnya disebut suppositoria ya Bu (ditunjukkin ke ibunya) nah,
suppo ini terdapat ujung runcing dan ujung tumpul. Cara menggunakannya dimasukkan ke lubang
anus/dubur. Pertama-tama:

1. Ibu mencuci tangan sampai bersih

2. Suppo dibuka bungkusnya, nanti bagian ujungnya yang runcing ini ya Bu , dibasahi dengan sedikit air
agar licin.

3. lalu Ibu berbaring seperti pada posisi digambar ini terus kakinya ditekuk ke arah perut.

4. pantat ditarik agar tangan ibu bisa menjangkau lubang dubur, kemudian suppo dimasukan ke dalam
lubang dubur pelan-pelan mulai dari ujung yang lancip hingga semuanya masuk

5. Setelah obatnya masuk, Ibu tetap berbaring menyamping dengan kaki yang dirapatkan selama 5 menit
untuk menghindari suppo keluar.

6. habis itu, ibu cuci tangan kembali

7. Sebaiknya ibu tidak BAB minimal 1 jam setelah obat ini masuk ya Bu.

8. kemudian suppo yang belum terpakai sebaiknya disimpan dialmari es tapi bukan dibagian pendingin.

Jika tonjolan sudah hilang, tidak terasa gatal dan tidak sakit, ibu bisa menghentikan penggunaan obat.

Apoteker : baik apakah ibu lastri sudah mengerti?

Sulastri : sudah mbak,.

Apoteker : kalau begitu apakah ibu bisa mengulangi apa yang sudah saya jelaskan tadi?

Sulastri : bisa mbak, nanti saya cuci tangan dulu, buka bungkus obatnya, berbaring menyamping seperti
gambar, obatnya masukin ke dubur, terus kaki rapat selama 5 menit, terus saya nggak boleh BAB minimal
1 jam setelah itu.

Apoteker : iyaa jaawaban ibu benar, selain ibu sebaiknya ibu menyempatkan diri untuk makan buah dan
sayur yang berserat seperti pepaya dan bayam, juga menyempatkan untuk berolahraga, tidak telalu lama
di WC saat BAB serta nanti bagian gatalnya tidak digaruk ya Bu. Ini obatnya bu.

Sulastri : baik mba

Apoteker : baik ada lagi yang perlu saya bantu?

Sulastri : tidak mbak terimakasih

Apoteker : terimkasih ibu semoga lekas sembuh

Anda mungkin juga menyukai