Modul 8 Rev PDF
Modul 8 Rev PDF
MODUL 8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
DENGAN SWAKELOLA
2014
D
Daaffttaarr IIssii
D
Daaffttaarr G
Gaam
mbbaarr
D
Daaffttaarr TTaab
beell
Tabel 1 Pembentukan Tim Swakelola, Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga, serta Pembentukan
Panitia Pengadaan.............................................................................................................................. 17
Tabel 2 Mekanisme Pembayaran Pelaksanaan Swakelola .................................................................... 23
TTu
ujju
uaan
nUUm
muum
m
Tujuan umum :
Setelah modul selesai diajarkan, diharapkan peserta mampu memahami pelaksanakan
Pengadaan Barang / Jasa dengan cara swakelola
TTu
ujju
uaan
nKKh
huussu
uss
Tujuan khusus :
Setelah modul ini selesai diajarkan diharapkan peserta mampu :
1. Memahami ketentuan umum pengadaan barang / jasa dengan swakelola.
2. Memahami tatacara pelaksanaan swakelola.
3. Memahami tatacara pelaporan, pengawasan & pertanggungjawaban dalam
proses swakelola.
4. Memahami perbedaan prinsip perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
swakelola yang dilaksanakan kementerian vs dilaksanakan kelompok
masyarakat dengan latihan kelompok.
A
A.. K
Keetteen
nttu
uaan
nUUm
muum
m
Selain Swakelola yang diatur dalam Perpres 54 tahun 2010 beserta perubahannnya,
pada pelaksanaan penyerapan anggaran pemerintah baik APBN maupun APBD dikenal
juga istilah dana hibah dan bantuan sosial. Pengelolaan dana hibah dan bansos untuk
dana APBN diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No : 081/PMK.05/2012
sedangkan untuk dana APBD diatur dalam Permendagri No. : 39 tahun 2012
perubahan terhadap Permendagri no. 32 tahun 2011.
Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada
pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,
bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan
untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah
kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara
terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan
terjadinya resiko sosial.
Bentuknya dapat dapat berupa Uang, Barang dan Jasa. Untuk bantuan sosial berupa
uang dilaksanakan dengan cara swakekola dan untuk bantuan sosial berupa
barang/jasa mengikuti ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah.
Jadi pelaksanaan swakelola, hibah dan bantuan sosial mengikuti ketentuan pengadaan
barang dan jasa pemerintah.
Pola penyelenggaraan swakelola ini digambar secara diagram yang dapat dilihat pada
gambar 1 berikut ini.
Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi swakelola
untuk pelaksana swakelola yang dilakukan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran
dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi swakelola
untuk pelaksana swakelola yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah Lain Pelaksana
Swakelola dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini dan gambar 4. Pada Gambar 3 bila
pada IPL-PS belum terbentuk ULP, sedangkan pada gambar 4 bila ILP-PS sudah
mempunyai ULP.
Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi swakelola
untuk pelaksana swakelola yang dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana
Swakelola dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini.
B
B.. P
Peerreen
nccaan
naaaan
nSSw
waakkeelloollaa
Tahapan perencanaan swakelola dapat dilihat secara diagram pada Gambar 5 berikut
ini.
3. Penyusunan KAK.
KAK memuat :
a. Latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran serta sumber pendanaan
keagiatan yang akan dilaksanakan;
b. Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan;
c. Keperluan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga
ahli perseorangan secara rinci yang dijabarkan dalam rencana kerja
bulanan, rencana kerja mingguan dan rencana kerja harian;
d. Rincian biaya pekerjaan yang dijabarkan dalam rencana biaya bulanan
dan biaya mingguan;
e. Produk yang dihasilkan; dan
f. Gambar rencana kerja dan spesifikasi teknis (apabila diperlukan).
4. Penyusunan Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.
Jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan disusun secara rinci, termasuk jadwal
pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli
perseorangan yang diperlukan.
5. Pembuatan Rincian Biaya Pekerjaan.
Biaya pekerjaan dituangkan dalam RAB dan tidak boleh melebihi pagu,
meliputi :
a. gaji tenaga ahli perseorangan, upah tenaga kerja dan honor Tim Swakelola;
b. Pengadaan bahan;
c. Pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang; dan
d. Proses pengadaan dan pengeluaran lainnya yang dibutuhkan.
6. Pembuatan Gambar Rencana Kerja dan Teknis.
Gambar rencana kerja dan spesifikasi teknis disusun mengikuti
pedoman/standar yang sesuai dengan yang diperlukan.
7. Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja.
Dijelaskan pada tabel 2 berikut ini.
8. Pembentukan Pokja ULP/Pejabat Pengadaan
Dijelaskan pada tabel 2 berikut ini.
Pembentuk Semua unsur tim swakelola terdiri dari pegawai 1) Tim Perencana dan Tim Pengawas yang berasal dari instansi 1) Kelompok Masyarakat ditetapkan oleh PA/KPA.
an Tim K/L/D/I penanggung jawab anggaran Penanggungjawab Anggaran dan Instansi Pemerintah lain Pelaksana 2) Tim Swakelola diangkat oleh Penanggungjawab Kelompok
Swakelola Swakelola, diangkat oleh PPK. Masyarakat sesuai dengan struktur organisasi Swakelola.
2) Tim Pelaksana diangkat oleh Instansi Pemerintah lain Pelaksana
Swakelola;
Rencana 1) Dalam hal diperlukan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan tertentu, dapat dilakukan 1) Dalam hal diperlukan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku
Pengadaan kontrak/sewa tersendiri. Sebelum dilakukan kontrak/sewa, proses pengadaannya dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan dalam cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan, dapat dilakukan
dan Dokumen Pengadaan. kontrak/sewa tersendiri dengan memperhatikan prinsip-prinsip
Kebutuhan 2) Jumlah tenaga ahli perseorangan tidak boleh melebihi 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah keseluruhan pegawai K/L/D/I yang dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Tenaga terlibat dalam kegiatan Swakelola. Presiden 54/2010.
Kerja 3) Penyusunan jadwal rencana pengadaan dilaksanakan dengan dengan memperhatikan batas akhir tahun anggaran/batas akhir 2) Penyusunan jadwal rencana pengadaan dilaksanakan
efektifnya anggaran. dengan dengan memperhatikan batas akhir tahun
4) Swakelola tertentu dapat dilaksanakan melebihi 1 (satu) tahun anggaran. anggaran/batas akhir efektifnya anggaran.
5) Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen 3) Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis
Pengadaan. dan metode pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam
6) Rencana kebutuhan tenaga kerja harian disusun berdasarkan rencana pelaksanaan pekerjaan. Dokumen Pengadaan.
4) Rencana kebutuhan tenaga kerja harian disusun berdasarkan
rencana pelaksanaan pekerjaan.
Pembentuk Bila ULP belum dibentuk, panitia/Pejabat Pengadaan Bila ULP pada Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola belum 1) Pokja ULP/Pejabat Pengadaan diangkat oleh
an Pokja diangkat oleh PA/KPA untuk melakukan Pengadaan dibentuk, Panitia/Pejabat Pengadaan dari unsur instansi Penanggungjawab Penanggungjawab Kelompok Masyarakat untuk melakukan
ULP Barang/Jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Anggaran dan Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola, diangkat oleh pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
/Pejabat Swakelola. PA/KPA untuk melakukan Pengadaan Barang/Jasa yang dibutuhkan dalam Swakelola.
Pengadaan pelaksanaan Swakelola. 2) Pokja ULP / Pejabat Pengadaan diperbolehkan bukan PNS.
1. Penawaran Tertulis.
Setelah diidentifikasi kebutuhan pengadaan barang/jasa dan ditetapkan
kebijakan bahwa pelaksana swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain, maka
PA/KPA menawarkan secara tertulis kegiatan Swakelola kepada instansi
pemerintah lain yang diyakini mampu dengan melampirkan KAK, jadwal
pelaksanaan dan rincian anggaran biaya.
2. Studi Terhadap KAK.
Instansi pemerintah lain tersebut mempelajari KAK, jadwal pelaksanaan dan
rincian anggaran biaya.
3. Persetujuan Instansi Lain.
Apabila PA/KPA dan pihak instansi pemerintah lain tersebut sepakat, dapat
dibuat naskah kerjasama atau Nota Kesepahaman mengenai pelaksanaan
pekerjaan Swakelola. Contoh MOU swakelola dengan instansi lain terlampir.
4. Pengadaan Kontrak.
PPK mengadakan Kontrak dengan Pelaksana Swakelola pada Instansi
Pemerintah lain Pelaksana Swakelola, berdasarkan Nota Kesepahaman. Isi
Kontrak paling paling kurang adalah :
a. Para pihak;
b. Pokok pekerjaan yang diswakelolakan;
c. Nilai pekerjaan yang diswakelolakan;
d. Jangka waktu pelaksanaan; dan
e. Hak dan kewajiban para pihak.
Contoh Perjanjian Kerjasama Swakelola dengan instansi lain terlampir.
Selanjutnya mempunyai langkah yang sama untuk membuat perencanaan lebih lanjut
seperti yang digambarkan pada gambar 2 di atas.
C
C.. P
Peellaakkssaan
naaaan
nSSw
waakkeelloollaa
Pengadaan Barang/jasa dengan cara swakelola terdiri dari sejumlah tahap seperti yang
digambarkan pada gambar 6. Tahapan tersebut hampir sama untuk seluruh pelaksana
swakelola. Perbedaan hanya terdapat pada cara pembayaran antara Swakelola yang
dilaksanakan oleh K/L/D/I penanggung jawab anggaran dan instansi pemerintah lain
pelaksana swakelola dengan cara pembayaran swakelola yang dilaksanakan oleh
kelompok masyarakan pelaksana swakelola.
3. Pembayaran :
a. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian
berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borong.
b. Pembayaran gaji tenaga ahli perseorangan (apabila diperlukan)
dilakukan berdasarkan kontrak konsultan perseorangan atau tanda bukti
pembayaran.
c. Pembayaran bahan dan/atau peralatan/suku cadang dilakukan
berdasarkan kontrak pengadaan barang.
Ketiga poin di atas berlaku untuk kegiatan swakelola untuk seluruh pola
penyelenggaraan swakelola. Hal-hal yang berbeda terkait dengan
pembayaran ini disajikan pada tabel 2 berikut ini.
Uang Persediaan (UP) / Uang Instansi pemerintah lain dapat Penyaluran dana kepada Kelom-
Muka Kerja diajukan untuk mengajukan Uang Persediaan pok Masyarakat dilakukan secara
kegiatan yang bukan beban tetap (UP) / Uang Muka kerja untuk bertahap, dengan ketentuan sbb :
dan dipertanggungjawabkan kegiatan beban sementara dan a) diberikan 40% dari keseluruh-
secara berkala, paling lambat 30 dipertanggungjawabkan secara an dana apabila Kelompok
(tiga puluh) hari setelah diterima. berkala, paling lambat 30 Masyarakat telah siap melak-
(tiga puluh) hari setelah diterima. sanakan Swakelola;
b) diberikan 30% dari keseluruh-
an dana apabila pekerjaan telah
mencapai 30%
c) diberikan 30% dari keseluruh-
an dana apabila pekerjaan telah
mencapai 60%
Untuk pelaksanaan swakelola dengan Instansi Pemerintah Lain ada beberapa hal yang
harus diperhatikan :
Tata cara pembayaran mengikuti ketentuan yang diatur dalam kontrak swakelola
dengan instansi pemerintah lain.
D
D.. P
Peen
nggaaw
waassaan
n&& EEvvaallu
uaassii S
Swwaakkeelloollaa
D.1 Pengawasan
D.2 Evaluasi
EE.. LLaattiih
haan
nKKeelloom
mppookk
FF.. TTeess
LLaam
mppiirraan
n
Nota Kesepahaman
antara
Kantor Penanaman Modal Kabupaten Anambas, Kepri
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Fakultas Ekonomi, Universitas Riau
No : 49/BKMB/VI/2013
Pada hari ini Senin tanggal Satu bulan Juni tahun Dua ribu tiga belas
bertempat di Tarempa, Anambas Kepri, kami yang bertanda tangan dibawah ini
:
Nama : Ir. Suyadi, MM
Alamat : Jl. Pendidikan 4 Tarempa Anambas.
Jabatan : Kepala Kantor Penanaman Modal Kabupaten Anambas
Berdasarkan surat keputusan Bupati Anambas No. 13 tahun 2012 tanggal 5
Januari 2013 (selanjutnya disebut Pihak Pertama) bertindak untuk dan atas
nama Kabupaten Anambas, Kepri dan
Nama : Dr. Abdul Hamid, SE, MM.
Alamat : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Jabatan : Kampus Bina Widya Fakultan Ekonomi UNRI.
Berdasarkan surat keputusan Rektor Universitas Riau No. 481/UNRI/KP/2013
(selanjutnya disebut Pihak Kedua) bertindak untuk dan atas nama Universitas
Riau.
Pihak pertama dan pihak kedua secara bersama-sama menyatakan sepaham
dan setuju untuk membuat nota kesepahaman dengan ketentuan sebagai
berikut ;
Tujuan kerjasama
Pasal 1
Nota Kesepahaman bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas
dan fungsi masing-masing pihak sesuai kewenangan yang ada pada Kantor
Penanaman Modal Kab Anambas, Kepri dan Lembaga Penelitian dan
Pelaksanaan kegiatan
Pasal 3
Kesepahaman ini akan ditindak lanjuti dan diatur dalam surat perjanjian
tersendiri yang dibuat oleh pihak pertama dan kedua atau oleh pejabat yang
ditunjuk dan diberi wewenang oleh kedua belah pihak untuk melaksanakan hal
tersebut.
Pembiayaan
Pasal 4
Pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari kegiatan nota kesepahaman ini
akan diatur dan dituangkan dalam perjanjian pelaksanaan kerjasama yang
akan disusun lebih lanjut dan ditandatangani oleh pejabat yang akan
ditunjuk/ditugaskan oleh masing-masing pihak.
Jangka waktu
Pasal 5
Nota kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu terhitung sejak
ditandatangani sampai dengan 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang, diubah
maupun diakhiri atas persetujuan kedua belah pihak.
Penutup
Pasal 6
1. Nota kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing
bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dibubuhi cap lembaga masing-
masing.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam nota kesepahaman ini akan diatur
kemudian atas persetujuan kedua belah pihak
3. Nota kesepahaman ini mulai berlaku sejak ditanda tangani dengan
ketentuan bahwa segala sesuatunya akan diperbaiki sebagaimana
mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan.
No. : 37/BKMB/VI/2013
Pada hari ini Senin, tanggal satu bulan Juni Tahun Dua ribu tiga
belas, kami yang bertandatangan dibawah ini :
1. Agus Supriyadi, SE : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kantor
Penanaman Modal Kabupaten Anambas,
berkedudukan dan beralamat di Tarempa Anambas.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Jabatannya serta sah mewakili Pemerintah
Kabupaten Anambas Kepri. yang selanjutnya
disebut Pihak Pertama.
2. Dr. Abdul Hamid, SE, MM : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM), Fakultas Ekonomi UNRI,
berkedudukan dan beralamat di Pekanbaru, Riau.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Jabatannya serta sah mewakili Universitas Riau
yang selanjutnya disebut Pihak Kedua.
Selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut Para
Pihak, dan secara sendiri-sendiri disebut Pihak. Para Pihak terlebih dahulu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Bahwa Pihak Pertama adalah Pemerintah Kabupaten Anambas c.q Kantor
Penanaman Modal Kabupaten Anambas Kepulauan Riau.
2. Bahwa Pihak Kedua adalah Lembaga Penelitian Fakultas Ekonmi Universitas
Riau yang memiliki TUPOKSI melakukan penelitian dan pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
3. Bahwa Para Pihak masing-masing memiliki kemampuan untuk memberikan
dukungan dalam suatu pola kerjasama yang saling menguntungkan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Para Pihak bersepakat untuk mengikatkan diri satu
sama lain dalam sebuah Perjanjian Kerjasama Swakelola , dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut :
Pasal 1
Dasar Hukum
Pasal 2
Pengertian
Pasal 3
Obyek Kerjasama
Kegiatan ini meliputi ruang dan wilayah yang ada di Kabupaten Kepuluan Anambas
beserta segala potensi unggulan baik yang sudah ada maupun yang dalam tahap
perencanaan yang siap ditawarkan kepada investor.
Pasal 4
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan Sasaran Kerjasama ini adalah untuk dapat memperoleh data, informasi, dan
keterangan yang relevan, obyektif, akurat, dan komprehensif dari Pihak Kedua tentang
Penyusunan Database Potensi Investasi dan Pengemasan Informasi serta Jasa
Desain Proyek-Proyek Infrastruktur yang Siap Ditawarkan dengan Skema
Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS) yang akan dikelola nantinya oleh
Pihak Pertama.
Pasal 5
Ruang Lingkup
Pasal 6
Hak dan Kewajiban
Pasal 7
Pembiayaan dan Tata Cara Pembayaran
(1) Biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pihak Pertama,
melalui DPA Tahun Anggaran 2014, Nomor Program : 1.16.1.16.01.15 dan
Kegiatan : 1.16.1.16.01.15. Penyusunan Database Potensi Investasi dan
Pengemasan Informasi serta Jasa Desain Proyek-Proyek Infrastruktur yang Siap
Ditawarkan dengan Skema Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS).
(2) Tata Cara Pembayaran diatur sebagai berikut :
a. Biaya pekerjaan yang disepakati sebesar Rp. 200.000.000 (Dua ratus juta
rupiah).
b. Pembayaran dilakukan melalui transfer ke Bank BRI No: 2290-07-876543-
90-0 atas nama Bendahara Penerima PNBP Fakultas Ekonomi
Universitas Riau.
c. Biaya pekerjaan yang dibayarkan kepada Pihak Kedua dan akan dibayarkan
dengan menggunakan 3 Tahap pembayaran sebagai berikut :
1. Tahap pertama sebesar 20 % dari Rp. 200.000.000 = Rp.40.000.000 (empat
puluh juta rupiah). Pembayaran dilakukan setelah Pihak Kedua
Pasal 8
Jangka Waktu dan Berakhirnya
(1) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 180 (seratus delapan puluh)
hari kerja terhitung sejak perjanjian kerjasama ini ditandatangani yaitu 1 Juni 2013
sampai dengan 30 Nopember 2013.
(2) Perjanjian Kerjasama ini berlaku sampai dengan Hak dan Kewajiban Para Pihak
telah dilaksanakan dan terpenuhi serta dapat diperpanjang sesuai kesepakatan Para
Pihak.
(3) Perjanjian Kerjasama ini akan berakhir apabila :
a. masa berlaku sebagaimana ayat (1) telah berakhir;
b. disepakati oleh Para Pihak atau adanya Peraturan Perundang-Undangan yang
tidak memungkinkan berlangsungnya Perjanjian Kerjasama ini; dan
Pasal 9
Penyelesaian Perselisihan
Pasal 10
Keadaan Memaksa (Force Majeure)
(1) Hal-hal yang termasuk sebagai keadaan memaksa (force majeure) dalam
Perjanjian Kerjasama ini, adalah peristiwa atau kewajiban di luar kekuasaan
manusia seperti bencana alam, peperangan, huru-hara, tetapi tidak terbatas pada
kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang moneter, mogok kerja, dan yang secara
langsung menghalangi Para Pihak maupun salah satu Pihak untuk
melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
(2) Segala permasalahan yang timbul sebagai akibat dari keadaan memaksa (force
majeure) akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat terlebih dahulu oleh
Para Pihak.
(3) Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure), maka Pihak yang
mengalaminya wajib memberitahukan secara tertulis mengenai hal tersebut
kepada pihak lainnya dengan melampirkan bukti dan atau keterangan dari instansi
yang berwenang dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
terjadinya peristiwa tersebut.
(4) Keterlambatan atau kelalaian dalam memberitahukan adanya peristiwa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini berakibat tidak dimungkinkannya
pengajuan peristiwa tersebut sebagaimana keadaan memaksa (force majeure).
Pasal 11
Korespodensi
(2) Apabila salah satu Pihak atau Para Pihak bermaksud untuk melakukan perubahan
alamat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka Pihak atau Para Pihak yang
bermaksud melakukan perubahan alamat terlebih dahulu harus memberitahukan
secara tertulis kepada Pihak lainnya dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima)
hari kerja sebelum perubahan alamat dimaksud berlaku efektif.
(3) Apabila perubahan alamat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tanpa didahului
dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak lainnya, maka korespondensi
yang ditujukan ke alamat sebagaimana tersebut dalam ayat (1) dianggap tetap
berlaku dan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama ini.
Pasal 12
Ketentuan Peralihan
Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diatur
kemudian oleh Para Pihak berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk
perjanjian tambahan (Addendum) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
Kerjasama ini.
Pasal 13
Penutup
Demikian surat Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermaterai
cukup yang sama bunyinya serta masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun yang telah disebutkan pada
awal Perjanjian Kerjasama ini dimana Para Pihak wajib untuk melaksanakan setiap
Hak dan Kewajibannya sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama.
Contoh RAB
Tenaga pendukung
1 Administrasi ( 1 orang x 3 penelitian) 0rg/penelitian 3 1500000 4.500.000
2 Surveyor ( 3 orang X 30 hari) 0rg/hari 90 100.000 9.000.000
Berdasarkan :
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Yang disempurnakan dengan
Pasal 1
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
Ruang Lingkup
Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini meliputi :
1. Penyaluran makanan tambahan penyuluhan dari Puskesmas Kecamatan Senen,
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta ke Posyandu Bougenville Kelurahan
Paseban, Kota Administrasi Jakarta Pusat.
2. Pelaksanaan dan penggunaan Dokumen Anggaran (DPA) Puskesmas Senen Tahun
Anggaran 2014.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
Pihak Pertama mempunyai hak dan kewajiban :
Pasal 8
Tanggung Jawab
Pasal 8
Sanksi
Apabila Pihak Kedua tidak menyampaikan laporan kegiatan dan pertanggungjawaban
akan dikenakan penundaan pemberian makanan tambahan penyuluhan.
Pasal 9
Penutup
1. Hal-hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan
diatur dan ditetapkan Para Pihak yang merupakan bagian
penyempurnaan/pengembangan kerjasama sebagai addendum dan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini serta mengikat Para Pihak.
2. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing sama bunyinya diatas kertas
bermaterai yang cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah
ditandatangani oleh Para Pihak.
3. Perjanjian kerjasama ini berlaku mulai Januari 2014
(BB)
(AA)
NIP..................
PEKERJAAN...........................
NAMA SATKER/SKPD............
NAMA INSTANSI....................
TAHUN..........................
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
2. Sasaran
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Uraian persiapan pelaksanaan kegiatan (antara lain Tim kerja, lokasi
kegiatan, Bahan dan peralatan yang digunakan, kebutuhan anggaran
dll)
2. Uraian pelaksanaan kegiatan (antara lain waktu pelaksanaan, jumlah
peserta, narasumber dll)
IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
1. Uraian hasil yang diperoleh
2. Pembahasan
V. REKOMENDASI
Rekomendasi untuk kegiatan selanjutnya
VI. REFERENSI
VII. LAMPIRAN
Daftar hadir, dokumentasi kegiatan dll.
Pada hari ini : .........; tanggal : .................; bulan : .............; tahun : ..................; yang
bertanda tangan dibawah ini :
Dengan ini PIHAK KEDUA telah menyerahkan hasil pekerjaan sesuai Surat
Perjanjian Nomor : .........................., tanggal .................... kepada PIHAK
KESATU dan telah diperiksa Panitia Penerima Barang/Jasa (PPHP) :
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1 Ketua
2 Sekretaris
3 Anggota
Demikian Berita Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dalam rangkap 3
(Tiga) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
............. ........................
Direktur NIP.................
Lampiran Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Nomor : ......................
Tanggal : ......................
Jakarta,............2014
xxxxxxx xxxxxxxxxxxx
NIP.............. NIP. ...................
Pada hari ini : ........... tanggal : ............, bulan : ............., tahun : .........., bertempat di
......................., telah diadakan pemeriksaan barang/jasa sbb :
(PPHP dan tim teknis dapat meminta penyedia konsultan untuk presentasi
hasil pekerjaan)
Demikian Berita Acara Pemeriksaan dan pengujian ini dibuat dengan sebenarnya
dalam rangkap (..............) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Hormat kami,
1........................
2........................