Anda di halaman 1dari 53

Modul 8

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dengan Swakelola

MODUL 8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
DENGAN SWAKELOLA

Pelatihan Tingkat Dasar Barang/Jasa Pemerintah


Berdasarkan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 beserta Perubahannya.

2014

Deputi Bidang PPSDM


LKPP

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 1


Modul 8
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dengan Swakelola

D
Daaffttaarr IIssii

Daftar Isi ..................................................................................................................... 2


Daftar Gambar ............................................................................................................ 3
Daftar Tabel ................................................................................................................ 3
Tujuan Umum ............................................................................................................. 4
Tujuan Khusus ............................................................................................................ 4
A. Ketentuan Umum .................................................................................................... 5
A.1 Jenis Pekerjaan Swakelola .................................................................................... 6
A.2 Penyelenggaraan Pekerjaan Swakelola ................................................................ 7
A.3 Para Pihak Pada Penyelenggaraan Swakelola ..................................................... 9
A.3.1 Pelaksana Swakelola Oleh Penanggung Jawab Anggaran .............................................. 11
A.3.2 Pelaksana Swakelola Oleh Intansi Pemerintah Lain – Pelaksana Swakelola (IPL-PS)..... 11
A.3.3 Pelaksana Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola (KM-PS) ......... 12
B. Perencanaan Swakelola........................................................................................ 14
C. Pelaksanaan Swakelola ........................................................................................ 21
D. Pengawasan & Evaluasi Swakelola ...................................................................... 26
D.1 Pengawasan ......................................................................................................... 26
D.2 Evaluasi ............................................................................................................... 26
E. Latihan Kelompok ................................................................................................ 28
F. Tes ........................................................................................................................ 29
Lampiran ................................................................................................................... 30

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 2


Modul 8
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dengan Swakelola

D
Daaffttaarr G
Gaam
mbbaarr

Gambar 1 Penyelenggara Swakelola ..................................................................................................... 9


Gambar 2 Struktur Organisasi Swakelola Oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran ........................ 11
Gambar 3 Struktur Organisasi Swakelola Oleh Instansi Lain Pelaksana Swakelola Bila Belum Ada ULP
Pada IPL-PS ....................................................................................................................................... 12
Gambar 4 Struktur Organisasi Swakelola Oleh Instansi Lain Pelaksana Swakelola Bila Sudah Ada ULP
Pada IPL-PS ....................................................................................................................................... 12
Gambar 5 Struktur Organisasi Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola ............... 13
Gambar 6 Tahapan perencanaan swakelola ........................................................................................ 15
Gambar 7 Tahapan aktivitas pengadaan barang/jasa dengan cara swakelola ...................................... 21

D
Daaffttaarr TTaab
beell

Tabel 1 Pembentukan Tim Swakelola, Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga, serta Pembentukan
Panitia Pengadaan.............................................................................................................................. 17
Tabel 2 Mekanisme Pembayaran Pelaksanaan Swakelola .................................................................... 23

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 3


Modul 8
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dengan Swakelola

TTu
ujju
uaan
nUUm
muum
m

Tujuan umum :
Setelah modul selesai diajarkan, diharapkan peserta mampu memahami pelaksanakan
Pengadaan Barang / Jasa dengan cara swakelola

TTu
ujju
uaan
nKKh
huussu
uss

Tujuan khusus :
Setelah modul ini selesai diajarkan diharapkan peserta mampu :
1. Memahami ketentuan umum pengadaan barang / jasa dengan swakelola.
2. Memahami tatacara pelaksanaan swakelola.
3. Memahami tatacara pelaporan, pengawasan & pertanggungjawaban dalam
proses swakelola.
4. Memahami perbedaan prinsip perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
swakelola yang dilaksanakan kementerian vs dilaksanakan kelompok
masyarakat dengan latihan kelompok.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 4


Modul 8
A. Ketentuan Umum

A
A.. K
Keetteen
nttu
uaan
nUUm
muum
m

Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan,


dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran,
instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.

Selain Swakelola yang diatur dalam Perpres 54 tahun 2010 beserta perubahannnya,
pada pelaksanaan penyerapan anggaran pemerintah baik APBN maupun APBD dikenal
juga istilah dana hibah dan bantuan sosial. Pengelolaan dana hibah dan bansos untuk
dana APBN diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No : 081/PMK.05/2012
sedangkan untuk dana APBD diatur dalam Permendagri No. : 39 tahun 2012
perubahan terhadap Permendagri no. 32 tahun 2011.

Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada
pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,
bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan
untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah
kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara
terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan
terjadinya resiko sosial.

Bentuknya dapat dapat berupa Uang, Barang dan Jasa. Untuk bantuan sosial berupa
uang dilaksanakan dengan cara swakekola dan untuk bantuan sosial berupa
barang/jasa mengikuti ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah.
Jadi pelaksanaan swakelola, hibah dan bantuan sosial mengikuti ketentuan pengadaan
barang dan jasa pemerintah.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 5


Modul 8
A. Ketentuan Umum

A.1 Jenis Pekerjaan Swakelola


Berdasarkan pada ketentuan pasal 26 Perpres 54/2010, jenis-jenis barang/jasa yang
pengadaannya dapat dilakukan melalui swakelola sudah tertentu. Dengan demikian
pekerjaan yang tidak memenuhi kriteria, tidak boleh diadakan melalui cara swakelola.
Jenis-jenis pekerjaan yang dimaksud adalah :
1. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau
memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia yang dimiliki K/L/D/I dan
pekerjaan tersebut sesuai dengan tugas pokok K/L/D/I yang bersangkutan.
Contoh : bimbingan teknis, workshop dan lain-lain.
2. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung
masyarakat setempat.
Contoh : perbaikan pintu irigasi/pintu pengendalian banjir, dan lain-lain.
3. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak
diminati oleh Penyedia Barang/Jasa.
Contoh : pemeliharaan rutin (skala kecil, sederhana), penanaman gebalan rumput
dan lain-lain.
4. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu,
sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan menimbulkan
ketidakpastian dan resiko yang besar.
5. Contoh : pengangkutan/pengerukan sampah pada instalasi pompa, penimbunan
daerah rawa dan lain-lain.
6. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan.
Contoh : pelatihan keahlian/keterampilan, kursus pengadaan barang/jasa
pemerintah dan lain-lain.
7. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survey yang bersifat
khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
Contoh : prototipe rumah tahan gempa, prototipe sumur resapan, dan lain-lain.
8. Pekerjaan survey, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di
laboratorium dan pengembangan sistem tertentu.
Contoh : penyusunan/pengembangan peraturan perundang-undangan dan lain-lain.
9. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan.
Contoh : pembuatan soal ujian, pembangunan bangunan rahasia, dan lain-lain.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 6


Modul 8
A. Ketentuan Umum

10. Pekerjaan Industri Kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri.


Contoh : pembuatan film animasi, pembuatan permainan interaktif dan lain-lain;
11. Penelitian dan pengembangan dalam negeri.
Contoh : penelitian konstruksi tahan gempa dan lain-lain; dan/atau
12. Pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista dan industri
almatsus dalam negeri.
Contoh : pengembangan senjata keperluan militer dan lain-lain.

A.2 Penyelenggaraan Pekerjaan Swakelola

Fungsi-fungsi yang ada dalam penyelenggaraan pekerjaan swakelola meliputi :


 Fungsi perencana
 Fungsi pelaksana
 Fungsi pengawas.
Para pihak yang dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut adalah :
 K/L/D/I penanggung jawab anggaran
 Pekerjaan yang dapat dilakukan secara swakelola oleh K/L/D/I penanggungjawab
anggaran adalah pekerjaan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi intansi
tersebut.
 Instansi Pemerintah Lain, yaitu K/L/D/I yang bukan penanggung jawab anggaran
tetapi mempunyai tugas pokok, kapasitas dan kemampuan untuk melaksanakan
pekerjaan yang dibutuhkan K/L/D/I penanggung jawab anggaran.
Untuk swakelola dengan instansi lain bisa dibedakan jadi 3 yaitu
1. Instansi pemerintah non pengguna PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) /
BLU (Badan Layanan Umum). Contohnya LKPP, KPK dan lain lain
2. Intansi Pemerintah Pengguna PBNP/BLU.
Contoh instansi penguna PNBP : LIPI, Univeristas Negeri dan lain-lain.
Contoh instansi pengguna BLU : Rumah sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM), RS Persahabatan dan lain-lain

 Kelompok Masyarakat, yaitu kelompok masyarakat tertentu yang mempunyai


keterkaitan langsung dengan pekerjaan yang dibutuhkan K/L/D/I penanggung
jawab anggaran .

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 7


Modul 8
A. Ketentuan Umum

Alternatif-alternatif pola penyelenggaraan swakelola berdasarkan pelaksana swakelola


terdiri dari 3 (tiga) pola pelaksanaan, yaitu :
1. Dilaksanakan, direncanakan dan diawasi oleh K/L/D/I penanggung jawab
anggaran. Tenaga yang dibutuhkan diambil dari pegawai K/L/D/I yang
bersangkutan dan/atau dapat menggunakan tenaga ahli dari luar K/L/D/I.
Contohnya : Pusdiklat Aparatur Kementrian Perhubungan menyelenggarakan
Bimbingan Teknis Pengadaan Barang dan jasa, dilaksanakan oleh panitia kegiatan
Bimtek dari pegawai kementrian perhubungan dan untuk narasumber sebagian
dari staf widyaiswara kementrian perhubungan dan sebagian lagi dari dari instansi
lain.

2. Dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah Lain dengan ketentuan K/L/D/I


Penanggung Jawab Anggaran bertindak sebagai perencana dan pengawas.
Contoh : Kerjasama swakelola antara Kementrian Perdagangan dengan
Universitas Gajah Mada untuk kajian akademis untuk penyusunan Undang-Undang
Perdagangan. Kementrian Perdagangan sebagai penanggungjawa anggaran, dan
Universitas Gajah Mada sebagai pelaksana kegiatan.

3. Dilaksanakan oleh Kelompok Masyarakat dengan ketentuan :


a. Sasaran ditentukan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran ; dan
b. Direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh Kelompok Masyarakat ;
c. Pekerjaan utama dilarang untuk dialihkan kepada pihak lain (subkontrak).

Contoh : Kegiatan Peningkatan Gizi Balita yang dilaksanakan oleh Kader


Posyandu dengan sumber dana dari Pemda setempat.

Pola penyelenggaraan swakelola ini digambar secara diagram yang dapat dilihat pada
gambar 1 berikut ini.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 8


Modul 8
A. Ketentuan Umum

Gambar 1 Penyelenggara Swakelola

Untuk menyelenggarakan pengadaan barang/jasa melalui swakelola, ada 3 (tiga)


tahapan yang harus dilalui, yaitu :
1. Tahap Perencanaan.
2. Tahap Pelaksanaan.
3. Tahap Pengawasan.
Masing-masing tahapan akan diuraikan pada bab-bab berikut ini.

A.3 Para Pihak Pada Penyelenggaraan Swakelola

Pihak-pihak dalam penyelenggaraan swakelola adalah :


1. PA/KPA penanggung jawab anggaran, selanjut disebut PA/KPA.
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
 Mengidentifikasi kebutuhan barang/jasa yang diperlukan K/L/D/I
 Menetapkan rencana pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan melalui
swakelola
 Mengajukan penawaran kerjasama kepada Instansi Pemerintah Lain untuk
melaksanakan pekerjaan swakelola Penetapan kelompok masyarakat
termasuk menetapkan sasaran, tujuan dan besaran anggaran swakelola.
 Bila ULP belum dibentuk, mengangkat panitia/pejabat pengadaan
barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola
2. PPK pada K/L/D/I penanggung jawab anggaran, selanjutnya disebut PPK.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 9


Modul 8
A. Ketentuan Umum

Mempunyai tugas sebagai berikut :


 Melaksanakan kebijakan PA/KPA berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan
barang/jasa melalui swakelola
 Membentuk dan mengangkat tim swakelola
 Mengangkat tim perencana dan tim pengawas dari unsur Instansi
Pemerintah Lain
 Mengadakan kontrak pelaksanaan pengadaan swakelola dengan Pelaksana
Swakelola pada Instansi Pemerintah Lain
 Mengadakan kontrak pelaksanaan pengadaan swakelola dengan penanggung
jawab kelompok masyarakat.
3. Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola, selanjutnya disebut IPL-PS.
Mempunyai tugas sebagai berikut :
 Bertanggungjawab atas pelaksanaan swakelola yang sudah disepakati
 Mengangkat tim pelaksana
 Mengusulkan pegawainya untuk duduk pada tim swakelola sebagai tim
perencana dan tim pengawas.
4. Kelompok Masyarakat, selanjutnya disebut KM.
 Bertanggungjawab atas pelaksanaan swakelola yang sudah disepakati
 Mengangkat tim swakelola untuk melaksanakan pekerjaan swakelola sesuai
dengan kontrak antara PPK dan Penanggungjawab Swakelola.
 Membentuk dan mengangkat Pokja ULP/Pejabat Pengadaan untuk
melakukan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
swakelola yang diserahkan pada Kelompok Masyarakat yang bersangkutan.
5. Tim Swakelola terdiri dari :
a. Tim Perencana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam menyusun
KAK, membuat gambar rencana kerja, spesifikasi teknis, rincian biaya
pekerjaan, jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan.
b. Tim Pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai yang direncanakan, membuat gambar
pelaksanaan serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan ; dan
c. Tim Pengawas mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik
maupun administrasi pekerjaan Swakelola.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 10


Modul 8
A. Ketentuan Umum

A.3.1 Pelaksana Swakelola Oleh Penanggung Jawab Anggaran

Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi swakelola
untuk pelaksana swakelola yang dilakukan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran
dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.

PA/KPA-PJA = Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Aggaran -


Penanggung-jawab Anggaran
Gambar 2 Struktur Organisasi Swakelola Oleh K/L/D/I Penanggung Jawab
Anggaran

A.3.2 Pelaksana Swakelola Oleh Intansi Pemerintah Lain – Pelaksana


Swakelola (IPL-PS)

Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi swakelola
untuk pelaksana swakelola yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah Lain Pelaksana
Swakelola dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini dan gambar 4. Pada Gambar 3 bila
pada IPL-PS belum terbentuk ULP, sedangkan pada gambar 4 bila ILP-PS sudah
mempunyai ULP.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 11


Modul 8
A. Ketentuan Umum

Gambar 3 Struktur Organisasi Swakelola Oleh Instansi Lain Pelaksana


Swakelola Bila Belum Ada ULP Pada IPL-PS

Gambar 4 Struktur Organisasi Swakelola Oleh Instansi Lain Pelaksana


Swakelola Bila Sudah Ada ULP Pada IPL-PS

A.3.3 Pelaksana Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana


Swakelola (KM-PS)

Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi swakelola
untuk pelaksana swakelola yang dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana
Swakelola dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 12


Modul 8
A. Ketentuan Umum

Gambar 5 Struktur Organisasi Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat


Pelaksana Swakelola

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 13


Modul 8
B. Perencanaan Swakelola

B
B.. P
Peerreen
nccaan
naaaan
nSSw
waakkeelloollaa

Tahapan perencanaan swakelola merupakan tahap persiapan yang harus dilakukan


untuk melaksanakan swakelola. Untuk setiap pola penyelenggaraan swakelola yang
dilaksanakan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran, Instansi Pemerintah Lain
maupun oleh Kelompok Masyarakataktivitas, urutan tahapannya agak berbeda. Akan
tetapi keluaran yang dihasilkan pada tahap perencanaan adalah sama.

KELUARAN TAHAP PERENCANAAN


- Terbentuknya Tim Swakelola.
- Tersusunnya KAK.
- Tersusunnya Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.
- Tersusunnya Rincian Biaya Pekerjaan yang sesuai dengan standar biaya
umum/standar biaya masukan yang dikeluarkan Kementrian Keuangan untuk
dana APBN, sedangkan untuk dana APBD menggunakan Peraturan Gubernur
atau Bupati/Walikota setempat.
- Tersusunnya Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis.
- Tersusunnya Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja.
- Pada Pelaksanaan Swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain :
o Tersusunnya kesepakatan antara K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran
dengan Instansi Pemerintah Lain dalam bentuk Naskah Kerjasama atau
Nota Kesepahaman
o Kontrak antara PPK dengan Pelaksana Swakelola pada Instansi
Pemerintah Lain
- Pada Pelaksanaan Swakelola oleh Kelompok Masyarakat :
o Penetapan Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola oleh PA/KPA
termasuk menetapkan sasaran, tujuan dan besaran anggaran
o Kontrak antara PPK dengan Penanggung Jawab Kelompok Masyarakat
sebagai pelaksana swakelola.

Tahapan perencanaan swakelola dapat dilihat secara diagram pada Gambar 5 berikut
ini.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 14


Modul 8
B. Perencanaan Swakelola

Gambar 6 Tahapan perencanaan swakelola

Tahapan-tahapan perencanaan swakelola yang digambarkan pada gambar 2 tersebut


dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. Pelaksana Swakelola oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran (Jalur 1)
1. K/L/D/I menyusun daftar kebutuhan dan kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan cara swakelola.
2. Pembentukan tim swakelola.
Dijelaskan pada tabel 2 berikut ini.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 15


Modul 8
B. Perencanaan Swakelola

3. Penyusunan KAK.
KAK memuat :
a. Latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran serta sumber pendanaan
keagiatan yang akan dilaksanakan;
b. Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan;
c. Keperluan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga
ahli perseorangan secara rinci yang dijabarkan dalam rencana kerja
bulanan, rencana kerja mingguan dan rencana kerja harian;
d. Rincian biaya pekerjaan yang dijabarkan dalam rencana biaya bulanan
dan biaya mingguan;
e. Produk yang dihasilkan; dan
f. Gambar rencana kerja dan spesifikasi teknis (apabila diperlukan).
4. Penyusunan Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.
Jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan disusun secara rinci, termasuk jadwal
pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli
perseorangan yang diperlukan.
5. Pembuatan Rincian Biaya Pekerjaan.
Biaya pekerjaan dituangkan dalam RAB dan tidak boleh melebihi pagu,
meliputi :
a. gaji tenaga ahli perseorangan, upah tenaga kerja dan honor Tim Swakelola;
b. Pengadaan bahan;
c. Pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang; dan
d. Proses pengadaan dan pengeluaran lainnya yang dibutuhkan.
6. Pembuatan Gambar Rencana Kerja dan Teknis.
Gambar rencana kerja dan spesifikasi teknis disusun mengikuti
pedoman/standar yang sesuai dengan yang diperlukan.
7. Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja.
Dijelaskan pada tabel 2 berikut ini.
8. Pembentukan Pokja ULP/Pejabat Pengadaan
Dijelaskan pada tabel 2 berikut ini.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 16


Modul 8
B. Perencanaan Swakelola

Tabel 1 Pembentukan Tim Swakelola, Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga,

serta Pembentukan Pokja ULP/Pejabat Pengadaan


Aktivitas Dilaksanakan oleh Penanggung Jawab Anggaran Dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah Lain Dilaksanakan oleh Kelompok Masyarakat

Pembentuk Semua unsur tim swakelola terdiri dari pegawai 1) Tim Perencana dan Tim Pengawas yang berasal dari instansi 1) Kelompok Masyarakat ditetapkan oleh PA/KPA.
an Tim K/L/D/I penanggung jawab anggaran Penanggungjawab Anggaran dan Instansi Pemerintah lain Pelaksana 2) Tim Swakelola diangkat oleh Penanggungjawab Kelompok
Swakelola Swakelola, diangkat oleh PPK. Masyarakat sesuai dengan struktur organisasi Swakelola.
2) Tim Pelaksana diangkat oleh Instansi Pemerintah lain Pelaksana
Swakelola;

Rencana 1) Dalam hal diperlukan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan tertentu, dapat dilakukan 1) Dalam hal diperlukan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku
Pengadaan kontrak/sewa tersendiri. Sebelum dilakukan kontrak/sewa, proses pengadaannya dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan dalam cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan, dapat dilakukan
dan Dokumen Pengadaan. kontrak/sewa tersendiri dengan memperhatikan prinsip-prinsip
Kebutuhan 2) Jumlah tenaga ahli perseorangan tidak boleh melebihi 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah keseluruhan pegawai K/L/D/I yang dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Tenaga terlibat dalam kegiatan Swakelola. Presiden 54/2010.
Kerja 3) Penyusunan jadwal rencana pengadaan dilaksanakan dengan dengan memperhatikan batas akhir tahun anggaran/batas akhir 2) Penyusunan jadwal rencana pengadaan dilaksanakan
efektifnya anggaran. dengan dengan memperhatikan batas akhir tahun
4) Swakelola tertentu dapat dilaksanakan melebihi 1 (satu) tahun anggaran. anggaran/batas akhir efektifnya anggaran.
5) Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen 3) Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis
Pengadaan. dan metode pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam
6) Rencana kebutuhan tenaga kerja harian disusun berdasarkan rencana pelaksanaan pekerjaan. Dokumen Pengadaan.
4) Rencana kebutuhan tenaga kerja harian disusun berdasarkan
rencana pelaksanaan pekerjaan.

Pembentuk Bila ULP belum dibentuk, panitia/Pejabat Pengadaan Bila ULP pada Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola belum 1) Pokja ULP/Pejabat Pengadaan diangkat oleh
an Pokja diangkat oleh PA/KPA untuk melakukan Pengadaan dibentuk, Panitia/Pejabat Pengadaan dari unsur instansi Penanggungjawab Penanggungjawab Kelompok Masyarakat untuk melakukan
ULP Barang/Jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Anggaran dan Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola, diangkat oleh pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
/Pejabat Swakelola. PA/KPA untuk melakukan Pengadaan Barang/Jasa yang dibutuhkan dalam Swakelola.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 17


Modul 8
B. Perencanaan Swakelola

Pengadaan pelaksanaan Swakelola. 2) Pokja ULP / Pejabat Pengadaan diperbolehkan bukan PNS.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 18


Modul 8
B. Perencanaan Swakelola

9. Pengumuman Rencana Swakelola.


Tidak dilakukan pada Pelaksanaan swakelola oleh kelompok masyarakat.
K/L/D/I mengumumkan pekerjaan Swakelola melalui website dan papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum yang dapat diakses masyarakat
umum.

B. Pelaksana Swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain (Jalur 2)


Seperti terlihat pada gambar, pada dasarnya mempunyai langkah yang sama dengan
pelaksana swakelola oleh K/L/D/I penanggung jawab anggaran. Perbedaannya adalah :

1. Penawaran Tertulis.
Setelah diidentifikasi kebutuhan pengadaan barang/jasa dan ditetapkan
kebijakan bahwa pelaksana swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain, maka
PA/KPA menawarkan secara tertulis kegiatan Swakelola kepada instansi
pemerintah lain yang diyakini mampu dengan melampirkan KAK, jadwal
pelaksanaan dan rincian anggaran biaya.
2. Studi Terhadap KAK.
Instansi pemerintah lain tersebut mempelajari KAK, jadwal pelaksanaan dan
rincian anggaran biaya.
3. Persetujuan Instansi Lain.
Apabila PA/KPA dan pihak instansi pemerintah lain tersebut sepakat, dapat
dibuat naskah kerjasama atau Nota Kesepahaman mengenai pelaksanaan
pekerjaan Swakelola. Contoh MOU swakelola dengan instansi lain terlampir.
4. Pengadaan Kontrak.
PPK mengadakan Kontrak dengan Pelaksana Swakelola pada Instansi
Pemerintah lain Pelaksana Swakelola, berdasarkan Nota Kesepahaman. Isi
Kontrak paling paling kurang adalah :
a. Para pihak;
b. Pokok pekerjaan yang diswakelolakan;
c. Nilai pekerjaan yang diswakelolakan;
d. Jangka waktu pelaksanaan; dan
e. Hak dan kewajiban para pihak.
Contoh Perjanjian Kerjasama Swakelola dengan instansi lain terlampir.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 19


Modul 8
B. Perencanaan Swakelola

Selanjutnya mempunyai langkah yang sama untuk membuat perencanaan lebih lanjut
seperti yang digambarkan pada gambar 2 di atas.

C. Pelaksana Swakelola oleh Kelompok Masyarakat (Jalur 3)


Perencanaan swakelola dengan penyelenggara kelompok masyarakat memiliki
perbedaan tahapan sebagai berikut :
1. K/L/D/I menyusun kegiatan dan sasaran yang akan dilaksanakan dengan cara
Swakelola, berdasarkan hasil evaluasi atas usulan dari Kelompok Masyarakat.
2. Penetapan Kelompok Masyarakat sebagai Tim Pelaksana Swakelola :
a. Pengadaan barang/jasa hanya diberikan kepada Kelompok Masyarakat
yang mampu melaksanakan pekerjaan secara teknis.
b. PA/KPA bertanggungjawab terhadap penetapan Kelompok Masyarakat.
c. Pengadaan pekerjaan konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi,
renovasi dan konstruksi sederhana antara lain : pengecatan,
pembuatan/pengerasan jalan lingkungan.
d. Konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, dibangun oleh K/L/D/I
untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Kontrak Pelaksanaan.
PPK membuat Kontrak pelaksanaan pengadaan Swakelola dengan
penanggungjawab Kelompok Masyarakat. Isi kontrak sama dengan yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah Lainnya.
Contoh Perjanjian Kerjasama Swakelola dengan kelompok masyarakat
terlampir.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 20


Modul 8
C. Pelaksanaan Swakelola

C
C.. P
Peellaakkssaan
naaaan
nSSw
waakkeelloollaa

Pengadaan Barang/jasa dengan cara swakelola terdiri dari sejumlah tahap seperti yang
digambarkan pada gambar 6. Tahapan tersebut hampir sama untuk seluruh pelaksana
swakelola. Perbedaan hanya terdapat pada cara pembayaran antara Swakelola yang
dilaksanakan oleh K/L/D/I penanggung jawab anggaran dan instansi pemerintah lain
pelaksana swakelola dengan cara pembayaran swakelola yang dilaksanakan oleh
kelompok masyarakan pelaksana swakelola.

Gambar 7 Tahapan aktivitas pengadaan barang/jasa dengan cara


swakelola

Tahapan pelaksanaan tersebut meliputi :


1. Pelaksanaan rencana kerja.
Tim Pelaksana Swakelola melaksanakan pekerjaan yang telah disusun
perencanaannya, yaitu :
a. Melakukan kaji ulang dan pengukuran pada lokasi pekerjaan
berdasarkan gambar rencana kerja.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 21


Modul 8
C. Pelaksanaan Swakelola

b. Mengkaji ulang jadwal pelaksanaan kerja (s-curve) serta jadwal


kebutuhan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga
ahli perseorangan.
c. Mengajukan kebutuhan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang
dan/atau tenaga ahli perseorangan kepada PPK untuk diproses oleh
ULP/Pejabat Pengadaan; Untuk pelaksana oleh Kelompok Masyarakat,
pengajuannya kepada Penanggung jawab kelompok masyarakat.
d. Mendatangkan dan mengatur tenaga kerja/tenaga ahli perseorangan
untuk melaksanakan kegiatan/pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.
e. Menyusun laporan tentang penerimaan dan penggunaan bahan, Jasa
Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan ; dan
f. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (realisasi fisik dan keuangan).

2. Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli


perseorangan :
a. Pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga
ahli perseorangan dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan dengan
menggunakan metode pengadaan yang sesuai.
b. Pengiriman bahan dapat dilakukan secara bertahap atau keseluruhan
sesuai dengan kebutuhan, lokasi pekerjaan dan kapasitas penyimpanan.

3. Pembayaran :
a. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian
berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borong.
b. Pembayaran gaji tenaga ahli perseorangan (apabila diperlukan)
dilakukan berdasarkan kontrak konsultan perseorangan atau tanda bukti
pembayaran.
c. Pembayaran bahan dan/atau peralatan/suku cadang dilakukan
berdasarkan kontrak pengadaan barang.
Ketiga poin di atas berlaku untuk kegiatan swakelola untuk seluruh pola
penyelenggaraan swakelola. Hal-hal yang berbeda terkait dengan
pembayaran ini disajikan pada tabel 2 berikut ini.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 22


Modul 8
C. Pelaksanaan Swakelola

Tabel 2 Mekanisme Pembayaran Pelaksanaan Swakelola


Pelaksana oleh Pelaksana oleh Pelaksana oleh
Penanggung jawab Anggaran Instansi Pemerintah Lain Kelompok Masyarakat

Uang Persediaan (UP) / Uang Instansi pemerintah lain dapat Penyaluran dana kepada Kelom-
Muka Kerja diajukan untuk mengajukan Uang Persediaan pok Masyarakat dilakukan secara
kegiatan yang bukan beban tetap (UP) / Uang Muka kerja untuk bertahap, dengan ketentuan sbb :
dan dipertanggungjawabkan kegiatan beban sementara dan a) diberikan 40% dari keseluruh-
secara berkala, paling lambat 30 dipertanggungjawabkan secara an dana apabila Kelompok
(tiga puluh) hari setelah diterima. berkala, paling lambat 30 Masyarakat telah siap melak-
(tiga puluh) hari setelah diterima. sanakan Swakelola;
b) diberikan 30% dari keseluruh-
an dana apabila pekerjaan telah
mencapai 30%
c) diberikan 30% dari keseluruh-
an dana apabila pekerjaan telah
mencapai 60%

Untuk pelaksanaan swakelola dengan Instansi Pemerintah Lain ada beberapa hal yang
harus diperhatikan :

1. Untuk kerjasama swakelola dengan Instansi Pemerintah Lain non PNBP/BLU


dapat mengikuti cara pembayaran diatas.
2. Untuk kerjasama swakelola dengan Instansi Pemerintah Lain, Pembayaran
dilakukan dari PPK penanggungjawab anggaran kepada Bendahara Penerima
PNBP/BLU, pembayaran tersebut diterima sebagai penerimaan PNBP/BLU
sesuai dengan PP (Peraturan Pemerintah) tentang tarif PNBP/BLU. Untuk PNBP
harus disetor dahulu ke kas negara, nanti anggaran tersebut dapat diserap untuk
kebutuhan pelaksanaan swakelola. Sedangkan untuk BLU, tidak perlu disetor ke
kas negara dan bisa langsung digunakan untuk kegiatan swakelola.

Tata cara pembayaran mengikuti ketentuan yang diatur dalam kontrak swakelola
dengan instansi pemerintah lain.

4. Pelaporan kemajuan pekerjaan dan dokumentasi :

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 23


Modul 8
C. Pelaksanaan Swakelola

a. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan


dilaporkan oleh Tim Pelaksana kepada PPK secara berkala.
b. Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan dilaporkan oleh PPK kepada
PA/KPA setiap bulan.
c. Pencapaian target fisik dicatat setiap hari, dievaluasi setiap minggu serta
dibuat laporan mingguan agar dapat diketahui apakah dana yang dikeluarkan
sesuai dengan target fisik yang dicapai.
d. Pencapaian target non-fisik dicatat dan dievaluasi setiap bulan.
e. Penggunaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli
perseorangan dicatat setiap hari dalam laporan harian.
f. Laporan bulanan dibuat berdasarkan laporan mingguan.
g. Dokumentasi pekerjaan meliputi administrasi dan foto pelaksanaan pekerjaan.
Foto dari arah yang sama diambil pada saat sebelum, sedang, dan sesudah
diselesaikannya pekerjaan.

5. Pelaporan realisasi pekerjaan


Pelaporan realisasi pekerjaan dibuat oleh Tim Pelaksana dan dilaporkan kepada
PPK setelah pekerjaan mencapai 100%. Laporan ini berisi antara lain :
a. Struktur organisasi pekerjaan Swakelola termasuk tugas pokok dan
tanggung jawab masing-masing unit organisasi.
b. Persiapan pekerjaan Swakelola yang meliputi kesesuaian gambar
pelaksanaan dengan gambar rencana kerja serta kebutuhan bahan, Jasa
Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan.
c. Pelaksanaan pekerjaan Swakelola yang meliputi kesesuaian jadwal
pelaksanaan pekerjaan terhadap jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan,
penyerapan keuangan, penyerahan pekerjaan sampai dengan selesai
100% (sasaran akhir pekerjaan telah tercapai) dan foto-foto dokumentasi
; dan
d. Penggunaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga
ahli perseorangan.

6. Penyerahan hasil pekerjaan :

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 24


Modul 8
C. Pelaksanaan Swakelola

a. Setelah pelaksanaan pekerjaan Swakelola selesai 100% (sasaran akhir


pekerjaan telah tercapai), Ketua Tim Pelaksana menyerahkan pekerjaan
kepada PPK.
b. PPK menyerahkan pekerjaan dan laporan pekerjaan selesai kepada
PA/KPA melalui Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.
c. Setelah dilakukan penyerahan pekerjaan, dilanjutkan dengan proses
penyerahan aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 25


Modul 8
D. Pengawasan & Evaluasi Swakelola

D
D.. P
Peen
nggaaw
waassaan
n&& EEvvaallu
uaassii S
Swwaakkeelloollaa

Pelaksanaan swakelola akan mendapatkan pengawasan dan evaluasi. Aktivitas


pengawasan dan evaluasi swakelola sama untuk setiap Penyelenggara swakelola.

D.1 Pengawasan

Pengawasan pekerjaan Swakelola dilakukan oleh Tim Pengawas untuk mengawasi


pekerjaan mulai dari persiapan sampai akhir pelaksanaan pekerjaan Swakelola meliputi
:
1. Pengawasan administrasi yang dilakukan terhadap dokumentasi pelaksanaan
kegiatan dan pelaporan.
2. Pengawasan teknis terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan untuk mengetahui
realisasi fisik pekerjaan lapangan meliputi :
a. Pengawasan terhadap bahan meliputi pengadaan, pemakaian dan sisa
bahan.
b. Pengawasan terhadap penggunaan peralatan/suku cadang untuk
menghindari tumpang tindih pemakaian di lapangan ; dan
c. Pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja/ahli agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.
3. Pengawasan Keuangan yang mencakup cara pembayaran serta efisiensi dan
efektifitas penggunaan keuangan ; dan
4. Apabila dari hasil pengawasan ditemukan penyimpangan, PPK harus segera
mengambil tindakan.

D.2 Evaluasi

Aktivitas evaluasi pelaksanaan swakelola terdiri dari :


1. Tim Pengawas melakukan evaluasi setiap minggu terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang meliputi :
a. Pengadaan dan penggunaan material/bahan;
b. Pengadaan dan penggunaan tenaga kerja/ahli;
c. Pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang;

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 26


Modul 8
D. Pengawasan & Evaluasi Swakelola

d. Realisasi keuangan dan biaya yang diperlukan;


e. Pelaksanaan fisik; dan
f. Hasil kerja setiap jenis pekerjaan.
2. Dari hasil evaluasi tersebut, Penanggungjawab memberikan masukan dan
rekomendasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan pekerjaan
Swakelola selanjutnya.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 27


Modul 8
E. Latihan Kelompok

EE.. LLaattiih
haan
nKKeelloom
mppookk

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 28


Modul 8
Lampiran

FF.. TTeess

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 29


Modul 8
Lampiran

LLaam
mppiirraan
n

Contoh MOU swakelola dengan Intansi Pemerintah Lain.

Nota Kesepahaman
antara
Kantor Penanaman Modal Kabupaten Anambas, Kepri
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Fakultas Ekonomi, Universitas Riau
No : 49/BKMB/VI/2013

Pada hari ini Senin tanggal Satu bulan Juni tahun Dua ribu tiga belas
bertempat di Tarempa, Anambas Kepri, kami yang bertanda tangan dibawah ini
:
Nama : Ir. Suyadi, MM
Alamat : Jl. Pendidikan 4 Tarempa Anambas.
Jabatan : Kepala Kantor Penanaman Modal Kabupaten Anambas
Berdasarkan surat keputusan Bupati Anambas No. 13 tahun 2012 tanggal 5
Januari 2013 (selanjutnya disebut Pihak Pertama) bertindak untuk dan atas
nama Kabupaten Anambas, Kepri dan
Nama : Dr. Abdul Hamid, SE, MM.
Alamat : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Jabatan : Kampus Bina Widya Fakultan Ekonomi UNRI.
Berdasarkan surat keputusan Rektor Universitas Riau No. 481/UNRI/KP/2013
(selanjutnya disebut Pihak Kedua) bertindak untuk dan atas nama Universitas
Riau.
Pihak pertama dan pihak kedua secara bersama-sama menyatakan sepaham
dan setuju untuk membuat nota kesepahaman dengan ketentuan sebagai
berikut ;

Tujuan kerjasama
Pasal 1
Nota Kesepahaman bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas
dan fungsi masing-masing pihak sesuai kewenangan yang ada pada Kantor
Penanaman Modal Kab Anambas, Kepri dan Lembaga Penelitian dan

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 30


Modul 8
Lampiran

Pengabdian Masyarakat, Fakultan Ekonomi Universitas Riau sebagai


lembaga pemerintah.

Ruang lingkup kerjasama


Pasal 2
Nota kesepahaman kerjasama sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 1
(satu) diatas mencakup kegiatan swakelola untuk meningkatkan kemampuan
teknis melalui Perencanaan Pembangunan Kabupaten Anambas, Kepri.

Pelaksanaan kegiatan
Pasal 3
Kesepahaman ini akan ditindak lanjuti dan diatur dalam surat perjanjian
tersendiri yang dibuat oleh pihak pertama dan kedua atau oleh pejabat yang
ditunjuk dan diberi wewenang oleh kedua belah pihak untuk melaksanakan hal
tersebut.
Pembiayaan
Pasal 4
Pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari kegiatan nota kesepahaman ini
akan diatur dan dituangkan dalam perjanjian pelaksanaan kerjasama yang
akan disusun lebih lanjut dan ditandatangani oleh pejabat yang akan
ditunjuk/ditugaskan oleh masing-masing pihak.

Jangka waktu
Pasal 5
Nota kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu terhitung sejak
ditandatangani sampai dengan 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang, diubah
maupun diakhiri atas persetujuan kedua belah pihak.

Penutup
Pasal 6
1. Nota kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing
bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 31


Modul 8
Lampiran

ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dibubuhi cap lembaga masing-
masing.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam nota kesepahaman ini akan diatur
kemudian atas persetujuan kedua belah pihak
3. Nota kesepahaman ini mulai berlaku sejak ditanda tangani dengan
ketentuan bahwa segala sesuatunya akan diperbaiki sebagaimana
mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan.

Pihak Kedua Pihak Pertama


Ketua Lembaga Penelitian dan Kepala Kantor Penanaman Modal
Pengabdian Mayarakat Fak Ekonomi Kabupaten Anambas, KEPRI
UNRI

(Dr. Abdul Hamid, SE, MM) (Ir. Suyadi, MM)


NIP................. NIP..........................

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 32


Modul 8
Lampiran

Contoh Perjanjian swakelola dengan Intansi Pemerintah Lain.

Surat Perjanjian Kerjasama Swakelola


Antara
Kantor Penanaman Modal Kabupaten Anambas, Kepri
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Fakultas Ekonomi, Universitas Riau
tentang

Penyusunan Database Potensi Investasi dan Pengemasan Informasi serta Jasa


Desain Proyek-Proyek Infrastruktur yang Siap Ditawarkan dengan Skema
Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS)

No. : 37/BKMB/VI/2013

Pada hari ini Senin, tanggal satu bulan Juni Tahun Dua ribu tiga
belas, kami yang bertandatangan dibawah ini :
1. Agus Supriyadi, SE : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kantor
Penanaman Modal Kabupaten Anambas,
berkedudukan dan beralamat di Tarempa Anambas.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Jabatannya serta sah mewakili Pemerintah
Kabupaten Anambas Kepri. yang selanjutnya
disebut Pihak Pertama.
2. Dr. Abdul Hamid, SE, MM : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM), Fakultas Ekonomi UNRI,
berkedudukan dan beralamat di Pekanbaru, Riau.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Jabatannya serta sah mewakili Universitas Riau
yang selanjutnya disebut Pihak Kedua.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 33


Modul 8
Lampiran

Selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut Para
Pihak, dan secara sendiri-sendiri disebut Pihak. Para Pihak terlebih dahulu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Bahwa Pihak Pertama adalah Pemerintah Kabupaten Anambas c.q Kantor
Penanaman Modal Kabupaten Anambas Kepulauan Riau.
2. Bahwa Pihak Kedua adalah Lembaga Penelitian Fakultas Ekonmi Universitas
Riau yang memiliki TUPOKSI melakukan penelitian dan pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
3. Bahwa Para Pihak masing-masing memiliki kemampuan untuk memberikan
dukungan dalam suatu pola kerjasama yang saling menguntungkan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Para Pihak bersepakat untuk mengikatkan diri satu
sama lain dalam sebuah Perjanjian Kerjasama Swakelola , dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut :

Pasal 1
Dasar Hukum

Peraturan Perundang-Undangan yang menjadi Dasar Hukum Perjanjian Kerjasama ini


adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4400);
3. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4355);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
5. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya, serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang/jasa.

Pasal 2
Pengertian

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 34


Modul 8
Lampiran

1. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan,


dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab
anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.
2. Surat Penawaran Kerjasama adalah Surat yang dibuat oleh Pihak Pertama kepada
Pihak Kedua untuk menawarkan pekerjaan yang dilakukan.
3. Kerangka Acuan Kerja adalah draf awal pekerjaan yang berisi tentang petunjuk
dan langkah pekerjaan sebagai dasar dilaksanakannya pekerjaan tersebut.
4. Proposal Teknis adalah Jabaran teknis kegiatan yang ditetapkan oleh Pihak
Pertama dalam melaksanakan pekerjaan.
5. RAB adalah Rincian Anggaran Yang dibuat oleh Pihak Kedua dalam menetapkan
seluruh biaya dalam kegiatan sesuai Pagu dari Pihak Pertama.

Pasal 3
Obyek Kerjasama
Kegiatan ini meliputi ruang dan wilayah yang ada di Kabupaten Kepuluan Anambas
beserta segala potensi unggulan baik yang sudah ada maupun yang dalam tahap
perencanaan yang siap ditawarkan kepada investor.

Pasal 4
Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan Sasaran Kerjasama ini adalah untuk dapat memperoleh data, informasi, dan
keterangan yang relevan, obyektif, akurat, dan komprehensif dari Pihak Kedua tentang
Penyusunan Database Potensi Investasi dan Pengemasan Informasi serta Jasa
Desain Proyek-Proyek Infrastruktur yang Siap Ditawarkan dengan Skema
Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS) yang akan dikelola nantinya oleh
Pihak Pertama.

Pasal 5
Ruang Lingkup

Untuk mencapai Tujuan dan Sasaran sebagaimana dimaksud Pasal 4, dilaksanakan


kegiatan penyusunan database potensi investasi dan pengemasan informasi serta jasa
desain proyek-proyek infrastruktur yang siap ditawarkan kepada investor mencakup:
a. Perencanaan dan pengembangan Penanaman Modal

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 35


Modul 8
Lampiran

b. Promosi dan Kerjasama Invesati


c. Pengelolaan data dan sistem informasi penanaman modal
d. Dan data-data lainnya

Pasal 6
Hak dan Kewajiban

(1) Pihak Pertama :


a. Berhak:
1. menerima dokumen Penyusunan Database Potensi Investasi dan
Pengemasan Informasi serta Jasa Desain Proyek-Proyek Infrastruktur
yang Siap Ditawarkan dengan Skema Kerjasama Pemerintah dengan
Swasta (KPS) baik berupa hard copy maupun soft copy dari Pihak
Kedua;.
2. mendapatkan hasil berupa hard copy dan soft copy yang siap dijadikan
mengenai database potensi investasi dan pengemasan informasi serta
Kajian Pengembangan infrastruktur yang siap ditawarkan kepada investor
kepada Pihak Pertama yang telah ditetapkan oleh Pihak Kedua.
b. Berkewajiban:
1. Mennyediakan anggaran dari dana APBD untuk kegiatan pekerjaan ini.
2. Menyediakan fasilitas penyelenggaraan kegiatan tersebut sesuai dengan
proses pelaksanaan pekerjaan.

(2) PIHAK KEDUA :


a. berhak:
1. Mendapat imbalan berupa pembayaran sejumlah dana atas jasa dari
pelayanan yang diberikan kepada Pihak Kedua sesuai dengan Obyek
Kerjasama yang telah disepakati Para Pihak.
b. berkewajiban:
1. Untuk menyajikan data dimaksud kepada pemangku jabatan dan SKPD
untuk di diskusikan secara Focus Group Discussion (FGD) berupa
dokumen Penyusunan Database Potensi Investasi dan Pengemasan

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 36


Modul 8
Lampiran

Informasi serta Jasa Desain Proyek-Proyek Infrastruktur yang Siap


Ditawarkan dengan Skema Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS).
2. Melaksanakan Penyusunan Database Potensi Investasi dan Pengemasan
Informasi serta Jasa Desain Proyek-Proyek Infrastruktur yang Siap
Ditawarkan dengan Skema Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS)
dari Pihak Pertama;
3. Melaksanakan Perjanjian Kerjasama ini secara sinergi, terpadu,
terkoordinasi, dan berkesinambungan yang melibatkan Tim Ahli Dari
Univestias Riau, Petugas Surveyor dan Petugas Administrator dari
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Fakultas Ekonomi
Universitas Riau Pekanbaru; dan
4. Menyampaikan hasil dan laporan kegiatan Penyusunan Database Potensi
Investasi dan Pengemasan Informasi serta Jasa Desain Proyek-Proyek
Infrastruktur yang Siap Ditawarkan dengan Skema Kerjasama Pemerintah
dengan Swasta (KPS) kepada Pihak Pertama.

Pasal 7
Pembiayaan dan Tata Cara Pembayaran

(1) Biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pihak Pertama,
melalui DPA Tahun Anggaran 2014, Nomor Program : 1.16.1.16.01.15 dan
Kegiatan : 1.16.1.16.01.15. Penyusunan Database Potensi Investasi dan
Pengemasan Informasi serta Jasa Desain Proyek-Proyek Infrastruktur yang Siap
Ditawarkan dengan Skema Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS).
(2) Tata Cara Pembayaran diatur sebagai berikut :
a. Biaya pekerjaan yang disepakati sebesar Rp. 200.000.000 (Dua ratus juta
rupiah).
b. Pembayaran dilakukan melalui transfer ke Bank BRI No: 2290-07-876543-
90-0 atas nama Bendahara Penerima PNBP Fakultas Ekonomi
Universitas Riau.
c. Biaya pekerjaan yang dibayarkan kepada Pihak Kedua dan akan dibayarkan
dengan menggunakan 3 Tahap pembayaran sebagai berikut :
1. Tahap pertama sebesar 20 % dari Rp. 200.000.000 = Rp.40.000.000 (empat
puluh juta rupiah). Pembayaran dilakukan setelah Pihak Kedua

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 37


Modul 8
Lampiran

menyerahkan Laporan Pendahuluan yang berisi antara lain tentang


penjelasan rinci yang meliputi :
 Metodologi kerja yang digunakan;
 Fundamental definition;
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan
 Kebutuhan tenaga ahli.
Sebanyak 5 (lima) buku termasuk 1 (satu) buku asli
2. Tahap kedua sebesar 60 % dari Rp. 200.000.000 = Rp. 120.000.000 (seratus
dua puluh juta rupiah). Pembayaran dilakukan setelah Pihak kedua
menyerahkan Laporan Kemajuan yang berisi hasil penyusunan database
potensi investasi dan pengemasan struktur yang siap ditawarkan dengan
skema kerjasama pemerintah dengan swasta. Sebanyak 5 (lima) buku
termasuk 1 (satu) buku asli.
3. Tahap ketiga sebesar 20 % dari Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) =
Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah). Pembayaran dilakukan setelah
Pihak kedua menyerahkan laporan akhir yang berisi tentang database
potensi investasi dan pengemasan informasi untuk jasa desain proyek-
proyek infrastruktur yang siap ditawarkan dengan skema kerjasama
pemerintah dengan swasta. Diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar

Pasal 8
Jangka Waktu dan Berakhirnya

(1) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 180 (seratus delapan puluh)
hari kerja terhitung sejak perjanjian kerjasama ini ditandatangani yaitu 1 Juni 2013
sampai dengan 30 Nopember 2013.
(2) Perjanjian Kerjasama ini berlaku sampai dengan Hak dan Kewajiban Para Pihak
telah dilaksanakan dan terpenuhi serta dapat diperpanjang sesuai kesepakatan Para
Pihak.
(3) Perjanjian Kerjasama ini akan berakhir apabila :
a. masa berlaku sebagaimana ayat (1) telah berakhir;
b. disepakati oleh Para Pihak atau adanya Peraturan Perundang-Undangan yang
tidak memungkinkan berlangsungnya Perjanjian Kerjasama ini; dan

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 38


Modul 8
Lampiran

c. salah satu Pihak mengajukan pemberhentian kerjasama jika terjadi


pelanggaran atas Perjanjian Kerjasama ini dengan pemberitahuan 1 (satu)
bulan sebelumnya kepada Pihak yang melakukan pelanggaran.

Pasal 9
Penyelesaian Perselisihan

(1) Apabila terjadi perselisihan yang mempengaruhi aktivitas dalam pelaksanaan


Perjanjian Kerjasama ini, Para Pihak sepakat akan menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat berdasarkan prinsip itikad baik, kesetaraan, keadilan
dan keterbukaan.
(2) Jika melalui cara penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dicapai, maka Para Pihak sepakat untuk
memutuskan dan/atau mengakhiri Perjanjian Kerjasama ini.

Pasal 10
Keadaan Memaksa (Force Majeure)

(1) Hal-hal yang termasuk sebagai keadaan memaksa (force majeure) dalam
Perjanjian Kerjasama ini, adalah peristiwa atau kewajiban di luar kekuasaan
manusia seperti bencana alam, peperangan, huru-hara, tetapi tidak terbatas pada
kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang moneter, mogok kerja, dan yang secara
langsung menghalangi Para Pihak maupun salah satu Pihak untuk
melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
(2) Segala permasalahan yang timbul sebagai akibat dari keadaan memaksa (force
majeure) akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat terlebih dahulu oleh
Para Pihak.
(3) Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure), maka Pihak yang
mengalaminya wajib memberitahukan secara tertulis mengenai hal tersebut
kepada pihak lainnya dengan melampirkan bukti dan atau keterangan dari instansi
yang berwenang dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
terjadinya peristiwa tersebut.
(4) Keterlambatan atau kelalaian dalam memberitahukan adanya peristiwa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini berakibat tidak dimungkinkannya
pengajuan peristiwa tersebut sebagaimana keadaan memaksa (force majeure).

Pasal 11
Korespodensi

(1) Segala bentuk surat menyurat atau pemberitahuan-pemberitahuan yang mengikat


Para Pihak sebagai akibat dari timbulnya Perjanjian Kerjasama ini, baik yang

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 39


Modul 8
Lampiran

dilakukan melalui faximile, poster catatan atau perusahaan ekspedisi


(kurireksternal) / kurir internal ditujukan ke alamat-alamat tersebut di bawah :
- Pihak Pertama u.p. Kantor Penanaman Modal Kabupaten Anambas Kepri
Telepon : (0772) 32155
Fax : (0772) 32155

- Pihak Kedua u.p. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fak


Ekonomi UNRI
Telepon : (0761) 63425
Fax : (0761) 63425

(2) Apabila salah satu Pihak atau Para Pihak bermaksud untuk melakukan perubahan
alamat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka Pihak atau Para Pihak yang
bermaksud melakukan perubahan alamat terlebih dahulu harus memberitahukan
secara tertulis kepada Pihak lainnya dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima)
hari kerja sebelum perubahan alamat dimaksud berlaku efektif.

(3) Apabila perubahan alamat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tanpa didahului
dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak lainnya, maka korespondensi
yang ditujukan ke alamat sebagaimana tersebut dalam ayat (1) dianggap tetap
berlaku dan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama ini.

Pasal 12
Ketentuan Peralihan

Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diatur
kemudian oleh Para Pihak berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk
perjanjian tambahan (Addendum) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
Kerjasama ini.
Pasal 13
Penutup
Demikian surat Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermaterai
cukup yang sama bunyinya serta masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun yang telah disebutkan pada
awal Perjanjian Kerjasama ini dimana Para Pihak wajib untuk melaksanakan setiap
Hak dan Kewajibannya sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama.

Pihak Kedua Pihak Pertama


Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepala Kantor Penanaman Modal
Masyarakat Kabupaten Anambas, Kepri

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 40


Modul 8
Lampiran

Fak Ekonomi UNRI

(Dr. Abdul Hamid, SE, MM) (Agus Supriyadi,SE,)


NIP................. NIP..........................

Contoh RAB

No Uraian Satuan Vol Harga Jumlah (Rp)


Satuan
I Honor Personil
Tenaga Ahli
1 Ketua Tim/ Ahli Ekonomi ( 1 orang x 4 bln) orang/bln 4 6.000.000 24.000.000
2 Ahli ekonomi Pembangaunan (2 orang x 3 orang/bln 6 5.500.000 33.000.000
bulan)
3 Ahli Perencanaan wilayah ( 1 orang x 3 bulan) orang/bln 3 5.500.000 16.500.000
4 Ahli Informatika (1 0rang x 2 bulan) orang/bln 2 5.500.000 11.000.000

Tenaga pendukung
1 Administrasi ( 1 orang x 3 penelitian) 0rg/penelitian 3 1500000 4.500.000
2 Surveyor ( 3 orang X 30 hari) 0rg/hari 90 100.000 9.000.000

II Biaya Operasional Penyusunan Database


Alat tulis kantor dan komputer suplies 1 pkt 3.150.000 3.150.000
Biaya sewa kendaraan
biaya sewa kendaraan roda dua (3 buah)/Bulan bulan 3 600.000 1.800.000
biaya sewa kendaraan laut /speed kapasitas 5
seat
Sewa kendaraan laut ke Palmatak pp 1 650.000 650.000
Sewa kendaraan laut ke Siantan Selatan pp 1 500.000 1.500.000
Sewa kendaraan laut ke Siantan Timur pp 1 700.000 700.000
Sewa kendaraan laut ke Siantan Tengah pp 1 500.000 500.000
Sewa kendaraan laut ke Siantan Jemaja pp 1 3.500.000 3.500.000
Sewa kendaraan laut ke Siantan Jemaja 3.000.000 3.000.000
Timur
biaya sewa kantor/penginapan hari 30 250.000 7.500.000
c Biaya makan minum
Makan minum (9 orang / hari) selama 30 270 40.000 10.800.000
hari hari
d Biaya Transportasi
Tiket PP (Pekanbaru-Anambas) Tim Ahli orang 7 3.800.000 26.600.000
Tiket PP (Pekanbaru-Anambas) Surveyor orang 7 3.800.000 26.600.000
Biaya Pembahahasan Hasil Penelitian
Makan minum Kotak 45 80.000 3.600.000
Snack Kotak 45 20.000 900.000
Biaya Cetak/Penggandaan
Laporan Pendahuluan buku 10 200.000 2.000.000
Laporan Antara buku 10 200.000 2.000.000
Laporan Akhir buku 30 200.000 6.000.000

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 41


Modul 8
Lampiran

Biaya Penggandaan CD/DVD keping 30 20.000 600.000


Biaya Editing dari transfer gambar ke 30 20.000 600.000
VCD keping
TOTAL 200.000.000

Contoh Perjanjian Kerjasama Swakelola dengan Kelompok Masyarakat


Perjanjian Kerjasama Swakelola
antara
Puskemas Kecamatan Senen, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
dengan
Posyandu Bougenville Kelurahan Paseban
tentang
Pelaksanaan Pemberian Makanana Tambahan Penyuluhan Tahun 2014
Nomor : 411/PPK/I/2014
Pada hari ini Kamis, tanggal Dua bulan Januari Tahun Dua Ribu Empat Belas,
bertempat di Puskesmas Kecamatan Senen Provinsi DKI Jakarta, kami yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. AA : Pejabat Pembuat Komitmen, berkedudukan dan beralamat di
Jl. Kramat VII no. 31, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Jabatannya serta sah mewakili Puskesmas Kecamatan
Senen Provinsi DKI Jakarta, yang selanjutnya disebut Pihak
Pertama.

2. BB : Ketua Posyandu Bougenville, berkedudukan dan beralamat


di RW 06 Kelurahan Paseban Kecamatan Senen Jakarta
Pusat dalam hal ini bertidak untuk dan atas nama Jabatannya
serta sah mewakili Posyandu Bougenville, yang selanjutnya
disebut Pihak Kedua.

Berdasarkan :
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Yang disempurnakan dengan

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 42


Modul 8
Lampiran

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012.Tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 54 tahun 2007 tentang pedoman pembentukan
kelompok kerja operasional pembinaan pos pelayanan terpadu (Posyandu)
3. Peraturan daerah No. 4 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah
4. Peraturan Gubernur No. 150 tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja dinas
kesehatan
Selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut Para
Pihak, dan secara bersama-sama bersepakat dan perjanjian kerjasama pelaksanaan
pemberian makanan tambahan penyuluhan yang dituangkan dalam pasal-pasal sebagai
berikut :

Pasal 1
Maksud dan Tujuan

Kerjasam ini dimaksudkan untuk memperlancar penyaluran pemberian makanan


tambahan penyuluhan dari Puskesmas Kecamatan Senen, Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta ke Posyandu Bougenville Kelurahan Paseban, Kota Administrasi Jakarta
Pusat.
Tujuan Perjanjian Kerjasama ini agar penyaluran pemberian makanan tambahan
penyuluhan dari Puskesmas Kecamatan Senen, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
ke Posyandu Bougenville Kelurahan Paseban, Kota Administrasi Jakarta Pusat
dilakukan tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah.

Pasal 2
Ruang Lingkup
Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini meliputi :
1. Penyaluran makanan tambahan penyuluhan dari Puskesmas Kecamatan Senen,
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta ke Posyandu Bougenville Kelurahan
Paseban, Kota Administrasi Jakarta Pusat.
2. Pelaksanaan dan penggunaan Dokumen Anggaran (DPA) Puskesmas Senen Tahun
Anggaran 2014.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
Pihak Pertama mempunyai hak dan kewajiban :

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 43


Modul 8
Lampiran

1. Memberikan pemberian makanan tambahan penyuluhan kepada Pihak Kedua


2. Mengawasi penggunaan pemberian makanan tambahan penyuluhan
3. Menerima laporan penggunaan pemberian makanan tambahan penyuluhan yang
diberikan Pihak Kedua
4. Mengarsipkan dokumen pertanggungjawaban keuangan anggaran pemberian
makanan tambahan penyuluhan.

Pihak Kedua: mempunyai hak dan kewajiban :


1. Menerima makanan untuk pemberian makanan tambahan penyuluhan sesuai
dengan menu yang sudah direncanakan
2. Melaksanakan pemberian makanan tambahan penyuluhan di Posyandu
3. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan pemberian makanan
tambahan penyuluhan yang diberikan Pihak Pertama.
Pasal 5
Penyaluran Dana

1. Dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan pemberian makanan tambahan


penyuluhan di Posyandu, Pihak Pertama memberikan makanan sesuai menu
Pihak Kedua setiap bulan.
2. Pemberian makanan tersebut digunakan untuk pemberian makanan tambahan
per balita yang datang ke Posyandu
3. Makanan yang diberikan sesuai dengan alokasi anggaran dalam dokumen
pelaksanaan anggaran Puskesmas Kecamatan Senen Tahun Anggaran 2014
4. Untuk menyalurkan makanan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diatur sebagai
berkut :
a. Untuk pemberian makanan setiap bulan sesuai daftar jumlah balita yang
diajukan Pihak Kedua
b. Untuk pemberian makan tahap berikutnya dapat diajukan oleh Pihak
Kedua dengan menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan tahap
sebelumnya berupa realisasi pelaksanaan dan daftar hadir balita di
Posyandu.

Pasal 8
Tanggung Jawab

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 44


Modul 8
Lampiran

1. Pihak Kedua bertanggungjawab atas pelaksanaan pemberian makanan


tambahan yang disalurkan oleh Pihak Pertama
2. Dokumen asli Pertanggungjawaban pemberian makanan tambahan disiampan
oleh Pihak Pertama
Pasal 7
Keadaan Memaksa (Force Majeure)
1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua dibebaskan dari hak dan kewajiban dari
perjanjian kerjasama ini apabila terjadi force majeure.
2. Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi keadaan-keadaan
sebagai berikut :
a. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor dan kejadian-
kejadian diluar kemampuan manusia
b. Huru hara seperti kerusuhan sosial, perang dan kejadian lain yang
ditimbulkan oleh manusia namun berada diluar kemampuan Para Pihak unt
uk mengatasinya.
c. Perubahan kebijakan pemerintah yang secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi pelaksanaan kerjasama ini.
3. Dalam hal Pihak Kedua mengalami force majeure, maka Pihak Kedua harus
memberitahukan kejadian tersebut kepada Pihak Pertama secara tertulis paling
lambat dalam waktu 1 x 24 jam sejak terjadinya ketidakmampuan dalam
melaksanakan kewajibannya, yang diketahui oleh pejabat yang berwenang
ditempat terjadinya force majeure, sehingga berdasarkan alasan tersebut
kegiatan atau sebagian dari kegiatan akan ditunda selama berlangsungnya force
majeure.
4. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat 2 kejadian force
majeure tidak diberitahukan kepada Pihak Pertama, maka force majeure
dianggap tidak pernah terjadi.

Pasal 8
Sanksi
Apabila Pihak Kedua tidak menyampaikan laporan kegiatan dan pertanggungjawaban
akan dikenakan penundaan pemberian makanan tambahan penyuluhan.

Pasal 9

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 45


Modul 8
Lampiran

Penutup

1. Hal-hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan
diatur dan ditetapkan Para Pihak yang merupakan bagian
penyempurnaan/pengembangan kerjasama sebagai addendum dan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini serta mengikat Para Pihak.
2. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing sama bunyinya diatas kertas
bermaterai yang cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah
ditandatangani oleh Para Pihak.
3. Perjanjian kerjasama ini berlaku mulai Januari 2014

Pihak Kedua Pihak Pertama


Ketua Posyandu Bougenville Kelurahan PPK Kecamatan Senen
Paseban, Kota Administrasi Jakarta Pusat Kota Administrasi Jakarta Pusat

(BB)

(AA)
NIP..................

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 46


Modul 8
Lampiran

Lampiran RAB Swakelola Pemberian Makanana Tambahan Penyuluhan Tahun


2014
No Uraian Vol Satuan Harga Jumlah (Rp)
satuan
1 Bahan Makanan untuk 500 balita 12.000 balita 5.000 60.000.000
selama 1 tahun (1000 orang balita
x 12 bulan = 12.000 orang balita)
2 Biaya Operasional pemberian 12 bln 200.000 2.400.000
makanan tambahan
Total 62.400.000

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 47


Modul 8
Lampiran

Contoh Format Laporan Swakelola


LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SWAKELOLA

PEKERJAAN...........................

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 48


Modul 8
Lampiran

NAMA SATKER/SKPD............
NAMA INSTANSI....................
TAHUN..........................

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
2. Sasaran
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Uraian persiapan pelaksanaan kegiatan (antara lain Tim kerja, lokasi
kegiatan, Bahan dan peralatan yang digunakan, kebutuhan anggaran
dll)
2. Uraian pelaksanaan kegiatan (antara lain waktu pelaksanaan, jumlah
peserta, narasumber dll)
IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
1. Uraian hasil yang diperoleh
2. Pembahasan
V. REKOMENDASI
Rekomendasi untuk kegiatan selanjutnya
VI. REFERENSI
VII. LAMPIRAN
Daftar hadir, dokumentasi kegiatan dll.

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 49


Modul 8
Lampiran

Contoh Berita acara serah terima hasil pekerjaan swakelola

BERITA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN


Nama Paket Pekerjaan : .....................................
Nomor : .................................

Pada hari ini : .........; tanggal : .................; bulan : .............; tahun : ..................; yang
bertanda tangan dibawah ini :

I. Dari Pihak Pemilik Pekerjaan - PIHAK KESATU


Nama :
Jabatan : PPK
Alamat : ....................................

II. Dari Pihak Pelaksana - PIHAK KEDUA


Nama : .............................
Jabatan : .............................
Alamat : .............................

Nomor DIPA/DPA : .........................., Tanggal .............................

Dengan ini PIHAK KEDUA telah menyerahkan hasil pekerjaan sesuai Surat
Perjanjian Nomor : .........................., tanggal .................... kepada PIHAK
KESATU dan telah diperiksa Panitia Penerima Barang/Jasa (PPHP) :
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1 Ketua
2 Sekretaris
3 Anggota

Berdasarkan Hasil pemeriksaan hasil pekerjaan (checklist), maka pelaksanaan


pekerjaan/penyerahan pekerjaan oleh PIHAK KEDUA telah mencapai tahap
prestasi ...................% dengan baik, sehingga PIHAK KEDUA dapat menerima
pembayaran dari PIHAK KESATU sebesar Rp. .....................,- (terbilang
:................................).

KETERANGAN / URAIAN PEMBAYARAN :


1. Harga Kontrak sebesar : Rp. ................

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 50


Modul 8
Lampiran

2. Angsuran yang telah berjalan sebesar : Rp. ----------------


3. Pembayaran dengan Berita Acara ini sebesar : Rp. .................
4. Sisa angsuran Pembayaran sebesar : Rp. ----------------

Demikian Berita Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dalam rangkap 3
(Tiga) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK


PERTAMA

............. ........................
Direktur NIP.................
Lampiran Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Nomor : ......................
Tanggal : ......................

No. Uraian Pekerjaan (sesuai kontrak) Vol Satuan Keterangan


1
2
3
4
5

Jakarta,............2014

Pelaksanan Swakelola........ PPK,

xxxxxxx xxxxxxxxxxxx
NIP.............. NIP. ...................

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 51


Modul 8
Lampiran

Contoh Berita acara pemeriksaaan hasil pekerjaan swakelola

BERITA ACARA PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN


Nama Pekerjaan : ........................
Nomor : ..............................

Pada hari ini : ........... tanggal : ............, bulan : ............., tahun : .........., bertempat di
......................., telah diadakan pemeriksaan barang/jasa sbb :

Dengan rincian sbb :


No. Uraian Pekerjaan (sesuai kontrak) Vol Satuan Hasil pemeriksaan
(sesuai/tidak sesuai
1 Laporan pendahuluan berisi :............
kontrak)
2 Laporan kemajuan berisi :
3 Laporan akhir berisi ........
Dilampiri dengan foto/gambar/film serta data pendukung (back up data)

(PPHP dan tim teknis dapat meminta penyedia konsultan untuk presentasi
hasil pekerjaan)

Demikian Berita Acara Pemeriksaan dan pengujian ini dibuat dengan sebenarnya
dalam rangkap (..............) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Hormat kami,

Pelaksana Pekerjaan Panitia Penerima Hasil Penguna akhir/tim


................ Pekerjaan (PPHP) teknis

1........................

2........................

(............................) 3.......................... (............................)

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 52


Modul 8
Lampiran

PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 53

Anda mungkin juga menyukai