Anda di halaman 1dari 4

Assalumalaikum wr wb

Ingkang kinurmatan bapak RT 02 RW 01. Bapak-Bapak , ibu-ibu ingkang minulya


saha para wredha mudha ingkang kula tresnani.

Ingkang sepindhah, sumangga kita panjataken puja lan puji syukur dhumateng
ngasanipun Gusti Ingkang Maha Kuwaos ingkang sampun paring kasehatan marang
kita sedaya saengga kita saget kempal wonten acara punika tansah sehat wal’afiat.

Salajengipun, kula aturaken sugeng rawuh wonten acara malam tirakatan


kamardhikaan Indonesia ingkang kaping sewidak pitu.

Bapak-ibu sarta sedherek-sedherek ingkang kinurmatan, kados sampun kita


mangertosi sesarengan bilih rikala tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia
mbiyawaraaken kamardhikan. Para pemimpin bangsa punika wusananipun kasil
maosaken teks proklamasi kamardhikan Indonesia lan gadhah cita-cita luhur inggih
punika sila-sila wonten Pancasila.

Bapak-ibu ingkang minulya, panjenengan kasuwun rawuh ing pahargyan punika,


saperlu tirakatan, sesarengan nyenyuwun dhumateng Gusti Allah, mugi-mugi nagari
Indonesia saklajenipun langkung sae tinimbang sakderengipun merdheka.

Bapak-ibu, sumangga kamardhikan menika dipunisi kalihan pembangunan ugi watak


nasionalisme ingkang katandur ing manah.

Wasana, cekap semanten atur kula. Bilih wonten klenta-klentu anggenipun kula
matur, nyuwun pangapunten.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Tongkrongan Islami – Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan adanya perintah
menunaikan zakat fitrah, baik di dalam al-Quran maupun Hadis. Diantara dalil yang
menganjurkan untuk menunaikan zakat fitrah adalah :

1. Firman Allah Ta’ala “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat” (Al-A’la: 14-15)

2. Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, ia berkata “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fitrah bagi orang merdeka dan hamba
sahaya, laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang dewasa dari kaum muslimin. Beliau
memerintahkan agar (zakat fituah tersebut) ditunaikan sebelum orang-orang melakukan
shalat ‘Id (hari Raya)”  (Muttafaq ‘Alaih)

Setiap muslim wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya dan orang yang dalam
tanggungannya sebanyak satu sha’  (+- 3 kg) dari bahan makanan yang berlaku umum di
daerahnya.

Zakat tersebut wajib baginya jika masih memiliki sisa makanan untuk diri dan keluarganya
selama sehari semalam. Zakat tersebut lebih diutamakan dari sesuatu yang lebih bermanfaat
bagi fakir miskin.

Adapun waktu pengeluarannya yang paling utama adalah sebelum shalat ‘Id, boleh juga
sehari atau dua lari sebelumnya, dan tidak boleh mengakhirkan mengeluaran zakat fitrah
setelah hari Raya. Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma :

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fihrah sebagai penyuci orang
yang berpuasa dari kesia-siaan dan ucapan kotor, dan sebagai pemberian makan kepada
fakir miskin.

“Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum shalat ‘Id, maka zakatnya diterima, dan
barang siapa yang membayarkannya setelah shalat ‘Id maka ia adalah sedekah biasa. “(HR.
Abu Daud dan Ibnu Majah)

Sebagian ulama berpendapat Zakat fitrah tidak boleh diganti dengan nilai nominalnya(*),
(*)”’ Berdasarkan hadits Abu Said Al Khudhri yang menyatakan bahwa zakat fithrah adalah
dari lima jenis makanan pokok (Muttafaq ‘Alaih). Dan inilah pendapat jumhur ulama.

Selanjutnya sebagian ulama menyatakan bahwa yang dimaksud adalah makanan pokok
masing-masing negeri. Pendapat yang melarang mengeluarkan zakat fithrah dengan uang ini
dikuatkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu hlaihi wasallam juga terdapat nilai tukar
(uang), dan seandainya dibolehkan tentu beliau memerintahkan mengeluarkan zakat dengan
nilai makanan tersebut, tetapi beliau tidak melakukannya. Adapun yang membolehkan zakat
fithrah dengan nilai tukar adalah Madzhab Hanafi.
Zakat fitrah tidak boleh diberikan kecuali hanya kepada fakir miskin atau wakilnya. Zakat ini
wajib dibayarkan ketika terbenamnya matahari pada malam ‘Id. Barangsiapa meninggal atau
mendapat kesulitan (tidak memiliki sisa makanan bagi diri dan keluarganya, pen.)

/Sumber: https://www.tongkronganislami.net/zakat-fitrah-saat-ramadhan

ْ ‫وا ال َّز َكاةَ َوارْ َكع‬


) 43 : ‫( البقرة‬ ﴾ َ‫ُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬ ْ ُ‫صالَةَ َوآت‬ ْ ‫ َوأَقِي ُم‬  ﴿ :‫قال هللا تعالى‬
َّ ‫وا ال‬

Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.   (QS.
Al-Baqarah: 43)
Allah subhanahu wa ta’ala     berfirman:

  “..dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan


janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan”.  (QS. Al-An’am: 141)

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh..

“Alhamdulillahi robbil alamin, wasshalaatu wassalaamu alaa asrafil anbiyaa’ i  wal mursaliin
wa’ala aalihi wasohbihi ajma’in, (amma ba’du)”

Yang saya hormati, bapak ibu guru dan teman-teman peserta lomba tingkat SD se-Dumai Barat,
hadirin sekalian yang berbahagia, serta para dewan juri yang saya muliakan.

Untuk mengawali pidato ini, marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt. sehingga
pada hari ini kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini dalam keadaan sehat walafiat.

Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad Saw., yang senantiasa
mendorong ummatnya untuk menuntut ilmu dan mengamalkannya dengan  sebaik-baiknya.

Hadirin dan teman-teman yang dicintai Allah..

Pada kesempatan kali ini saya akan berpidato dengan tema “Pentingnya Ilmu bagi Kehidupan”. Ilmu
mempunyai peranan penting dalam perjalanan hidup kita, karena dengan ilmu, kita akan mampu
membedakan yang haq dan yang bathil. Dengan ilmu juga, kita akan lebih mantap dalam menjalankan
ibadah kepada Allah swt.. Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa menuntut ilmu adalah
kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat, sesuai dengan sabda nabi Muhammad Saw. Yang
berbunyi:

Anda mungkin juga menyukai