Anda di halaman 1dari 23

DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Daftar Isi
Pelajaran 1 ...................................................................................................................................3

Zakat Fitrah: dengan beras atau uang? (Bagian 1) ...........................................................................3

Pelajaran 2 ..................................................................................................................................6

Zakat Fitrah: dengan beras atau uang? (Bagian 2) ..........................................................................6

Pelajaran 3 .................................................................................................................................11

Amalan Sunnah di Hari Raya Iedul Fitri ..................................................................................................11

Pelajaran 4 ................................................................................................................................14

Hukum Mengucapkan Selamat Hari Raya Ied ..................................................................................14

Pelajaran 5 ................................................................................................................................16

Hari Raya Ied yang jatuh di Hari Jumat .................................................................................................16

Pelajaran 6 ................................................................................................................................18

Puasa Sunnah di bulan Syawal...................................................................................................................18

Pelajaran 7 ................................................................................................................................21

Sebab-sebab Qodho dan Fidyah, dan Tanda-tanda diterimanya Puasa ............................21

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

PELAJARAN 1

ZAKAT F I TR AH: DEN GAN BE R AS ATAU UA N G?


( BAGI A N 1 )

Mayoritas masyarakat muslim Indonesia menggunakan madzhab Syafii sebagai


landasan dan pegangan mereka dalam ritual keagamaan mereka, hal ini dapat
kita saksikan setidaknya dari kitab-kitab fiqh yang di kaji di Lembaga-lembaga
pendidikan baik yang formal atau pun non formal, di mana kitab-kitab fiqh
madzhab Syafii menjadi pedoman utama. Maka tak heran jika dalam seluruh
sendi kegiatan agama Islam di Indonesia mesti berpatokan kepada fatwa-fatwa
dan juga aturan hukum madzhab Syafii.

Sebagai seorang muslim yang dalam kesehariannya tak lepas dari aturan
agama, maka kita dituntut untuk mengetahui hukum dari setiap ritual yang kita
lakukan agar ritual yang kita lakukan sesuai aturan.

Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tentang salah satu materi yang
biasa kita hadapi setiap tahunnya; yaitu masalah zakat fitrah. Zakat fitrah
bukanlah ritual yang asing bagi kita, hanya saja mungkin kita perlu mengetahui
beberapa masalah terkait zakat fitrah ini. Di antara materi terpenting dalam
masalah zakat fitrah adalah apakah kita harus mengeluarkan zakat fitrah
dengan menggunakan makanan pokok? Atau bolehkah kita menggantinya
dengan membayarkannya dengan uang?.

Pada dasarnya membayar zakat fitrah menurut madzhab Syafii hanya boleh
dengan makanan pokok sebagai mana dijelaskan dalam kitab Al-yaqut An-
nafiis:

.‫زكاة البدن – وتسمى زكاة الفطر – صاع من غالب قوت البلد‬


Artinya: Zakat badan – atau yang dinamakan juga zakat fitrah – itu berupa satu
Shaa’ (empat raupan tangan orang dewasa)yang berisikan makanan pokok
suatu negeri.1

1 Al-Yaquut An-Nafiis, Al-Habib Ahmad bin Umar Asy-syathiri, Cet. Darul Minhaj

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Al-Imam An-Nawawi berkata:

‫وتجب من قوت بلده‬


Artinya: Dan zakat fitrah wajib dikeluarkan dari makanan pokok negerinya.2

Semua hukum ini berlandaskan dengan dalil yang kuat, di antaranya:

Hadits Rasulullah SAW:

ِ ‫ "كنَّا نُخ ِر ُجها على َعه ِد َر‬: ‫دري َر ِض َي الل ُه عنه قال‬
‫سول الله صلَّى‬ ُ ‫عن أبي سعي ٍد‬
ِّ ‫الخ‬
‫بيب والأ ِقط" )رواه‬
َ ‫ وال َّز‬،‫ وكان طعا ُمنا التَّم َر والشَّ عي َر‬،‫الله عليه وسلَّم صا ًعا ِمن طعا ٍم‬
(‫البخاري ومسلم‬
Artinya: Dari Abu Said Al-Khudri RA: “kami mengeluarkan zakat di masa
Rasulullah SAW sebanyak satu Shaa’ makanan, dan makanan pokok kami pada
saat itu adalah kurma, sereal (barli), kismis dan keju padat”. (HR. Bukhori dan
Muslim).

Dan Hadits Rasulullah SAW:

‫ض رسولُ الل ِه صلَّى الله عليه وسلَّم زكا َة‬


َ ‫ "ف َر‬:‫س َر ِض َي الل ُه عنهما قال‬
ٍ ‫عن ابنِ ع َّبا‬

‫ و ُطعم ًة للمساكينِ فمن أداها قبل الصلاة فهي‬،‫للصائِ ِم ِم َن اللَّغ ِو وال َّرف َِث‬
َّ ‫ال ِفطرِ؛ ُطهر ًة‬
(‫زكاة مقبولة ومن أداها بعد الصلاة فهي صدقة من الصدقات )رواه أبو داود‬
Artinya: Dari Abdullah bin Abbas RA: “Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat
fitr sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dan ucapan yang sia-sia dan
perkataan yang keji serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Dan
barang siapa yang melaksanakannya sebelum dilaksanakannya sholat Ied, maka
itu adalah zakat yang diterima, dan barang siapa yang melaksanakannya setelah
shola ied, maka itu hanya sekedar shodaqoh sunnah dari sekian jenis shodaqoh”.
(HR. Abu Daud)

2 Minhaj Ath-Thalibiin, Al-Imam Yahya bin Syarof An-nawawi. Hal. 184, cet. Darul Minhaj.

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Dua hadits di atas dengan jelas menjelaskan kepada kita bahwa para sahabat
membayarkan zakat fitrahnya dengan makanan pokok (sebagaimana dijelaskan
di hadits pertama) dengan tujuan bisa dijadikan makanan bagi orang-orang
miskin (sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang ke dua), sehingga dapat kita
pahami bahwa membayar zakat fitrah dengan uang tidak sah menurut
madzhab Syafii.

Namun dari kalangan madzhab Syafii ada yang membolehkan mengeluarkan


zakat fitrah dengan uang dalam keadaan darurat sebagaimana dijelaskan oleh
Al-Habib Al-Allamah Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-syathiri:

‫ وعند‬،‫ ما هو أكثر قيمة للفقراء؛ ولهذا عنده تجزئ القيمة‬:‫وعند الإ مام أبي حنيفة‬

ّ ‫ لا يجوز إخراج القيمة ولعل أبا حنيفة عنده دليل‬:‫الأئمة الثلاثة‬


‫ والإ مام حسن‬،‫قوي‬

‫ لا تجزىء‬:‫ وقال أبو إسحاق‬،‫البصري والثوري يقولان بجواز القيمة كلإ مام أبي حنيفة‬

‫إلا عند الضرورة‬.


Artinya: Sedangkan menurut Al-Imam Abu Hanifah bahwa yang paling afdol
dikeluarkan dari zakat fitrah adalah yang paling berharga bagi orang-orang fakir;
oleh karena alasan ini maka Al-Imam Abu Hanifah berpendapat boleh
mengeluarkan zakat dengan uang. Sedangkan menurut Imam yang tiga (Malik,
Syafii dan Ahmad bin Hanbal) tak diperbolehkan mengeluarkan zakat dengan
uang. Dan sepertinya Abu Hanifah memiliki argumentasi yang cukup kuat
terhadap keputusan hukumnya. Sedangkan Al-Imam Hasan Al-Bashri dan
Sufyan Ats-Tsauri dari kalangan Tabiin memiliki pendapat yang sama dengan
pendapatnya Al-Imam Abu Hanifah. Dan Abu Ishaq berkata: “tidak boleh
mengeluarkan zakat dengan harga makanan pokok kecuali saat darurat.3

Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Umar Asy-syathiri menjelaskan kriteria darurat


ini dengan sebuah hipotesa masalah yang ia jelaskan dalam Hasyiyahnya
terhadap kitab Bughyah:

3Syarah Al-Yaqut An-Nafis, Al-Allamah Al-Habib Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-syathiri, Cet.
Daarul Minhaj, Hal. 284.

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

‫ فلو فقد السليم من الدنيا فهل يخرج الموجود أو‬:‫وقال على قوله يلزمه إخراج السليم‬

‫ وتوقف فيه شيخنا وقال‬.‫ والثاني قريب‬:‫ننتظر وجود السليم أو يخرج القيمة فيه نظر‬

‫الأقرب الثالث أخذا لما تقدم فيما لو فقد الواجب من أسنان الزكاة من أنه يخرج‬

‫القيمة ولا يكلف الصعود عنه ولا النزول مع الجبران‬.


Dan Syekh Ali Syibromalisi menjelaskan ucapan “Wajib bagi orang yang
mengeluarkan zakat untuk mengeluarkan yang bagus”: “Jika makanan pokok
yang bagus taka da sama sekali, maka apakah ia harus mengeluarkan zakat
dengan yang seadanya atau harus menunggu hingga yang bagus ada atau ia
keluarkan zakatnya dengan uang seharga zakat tersebut? Ada beberapa
kemungkinan: dan pendapat yang ke dua (menunggu hingga barang bagus
tiba) adalah pendapat yang mendekati. Namun guru kami seketika merenung
dan berkata bahwa yang paling mendekati kebenaran adalah yang ke tiga
(membayar dengan uang) hal ini dikiyaskan dengan pembahasan yang telah
lalu yaitu ketika seseorang tak bisa mendapatkan umur hewan yang harus ia
zakatkan maka cukup baginya membayarnya dengan uang tanpa diwajibkan
untuk naik atau turun dalam masalah jibron”.4

PELAJARAN 2

ZAKAT F I TR AH: DEN GAN BE R AS ATAU UA N G?


( B AGI A N 2 )

Lalu bagaimana dengan praktek pembayaran zakat fitrah dengan


menggunakan uang sebagaimana telah lazim dilakukan oleh kaum muslimin di
Indonesia?

4Hasyiah Habib Ahmad bin Umar Asy-syathiri ‘ala Al-Bughyah, Al-Habib Ahmad bin Umar Asy-syathiri,
cet. Darul Dhiya, Hal. 781 Juz. 1

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Para ulama kontemporer banyak mendiskusikan masalah ini bahkan tak sedikit
di antara mereka yang menuliskan makalah, jurnal, dan buku yang membahas
masalah ini, dan tak sedikit pula dari mereka yang memberikan kelonggaran
dengan memfatwakan bolehnya membayar zakat fitrah dengan uang.

Ulama yang membolehkan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang pada
umumnya mereka merujuk kepada pendapat dari madzhab Hanafi yang secara
nyata membolehkan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang sebagaimana
dijelaskan oleh Asy-syekh Ahmad bin Muhammad bin Ash-shiddiq Al-Ghumari:

،‫ الحسن البصري‬:‫ منهم‬،‫وأما إخراج المال فهو قول جماعة من الصحابة والتابعين‬

‫ وهو مذهب الثوري وأبي حنيفة وأبي يوسف‬.‫وعمر بن عبد العزيز‬.


Artinya: Adapun mengeluarkan zakat dengan harta (uang) itu adalah pendapat
beberapa sahabat dan tabiin, di antaranya adalah: Hasan Al-bashri, Umar bin
Abdul Aziz, dan ini adalah madzhab Sufyan Ats-tsauri, Abu Hanifah dan Abu
Yusuf.5

Hasan Al-Bashri berkata:

‫لا بأس أن تعطى الدراهم في صدقة الفطر‬


Artinya: “boleh membayar zakat fitrah dengan dirham”.6

‫ " أدركتهم وهم يعطون في صدقة الفطر‬:‫ سمعت أبا إسحاق يقول‬:‫عن زهير قال‬

‫"الدراهم بقيمة الطعام‬

5Tahqiqul Aamaal fi ikhrooj zakatil fithr bil maal, Al-Muhaddits Ahmad bin Muhammad bin Shidiq Al-
Ghumari, cet. Daar Al-Bashoir Hal. 20
6 Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah Juz 2 Hal. 398

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

‫ "وأبو إسحاق هذا هو عمرو بن‬:- ‫قلت – أي أحمد بن محمد بن الصديق الغماري‬

– ‫عبد الله السبيعي من الطبقة الوسطى من التابعين أدرك عليا – ك ّرم الله وجهه‬

‫ فهو يحكي عنهم ويثبت أ ّن ذلك كان معمولا به في عصرهم‬،‫وجماعة من الصحابة‬.


Artinya: Zuhair menceritakan: “aku mendengar Abu Ishaq berkata: aku bertemu
dengan mereka (para sahabat) dan mereka memberikan zakat fitrah mereka
dengan dirham seharga bahan pokok makanan”.

Aku berkata (Syekh Ahmad bin Muhammad bin Shiddiq Al-Ghumari): “Dan Abu
Ishaq adalah Amer bin Abdullah As-sabi’I, ia adalah tingkatan pertengahan dari
kalangan Tabiin, bertemu dengan Ali bin Abi Thalib AS dan beberapa orang
sahabat, dan ia meriwayatkan dari mereka, dan benar (valid) apa yang
disampaikan bahwa membayar zakat fitrah dengan uang itu dipraktekan oleh
mereka di zaman mereka”.7

Adapun pendapat mereka didasarkan pada:

Hadits Sayyidina Muadz bin Jabal RA:

‫قال معاذ رضي الله عنه لأهل اليمن ائتوني بعرض ثياب خميص أو لبيس في الصدقة‬

‫مكان الشعير والذرة أهون عليكم وخير لأصحاب النبي صلى الله عليه وسلم بالمدينة‬

(‫)رواه البخاري‬
Artinya: Muadz bin Jabal RA berkata kepada penduduk Yaman: “berikanlah
kepadaku barang berupa baju atau pakaian dalam zakat kalian sebagai
pengganti dari sereal dan jagung, dan itu lebih meringankan kalian dan lebih
baik bagi para sahabat Rasulullah SAW di Madinah”. (HR. Bukhori).8

7Tahqiqul Aamaal fi ikhrooj zakatil fithr bil maal, Al-Muhaddits Ahmad bin Muhammad bin Shidiq Al-
Ghumari, cet. Daar Al-Bashoir Hal. 23
8 Shohih Bukhori, Al-Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhori. Cet. Jam’iyyatul Makniz Al-Islami. Hal, 273

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Hadits Sayyidina Anas bin Malik RA:

‫عن ثمامة أ ّن أنسا رضي الله عنه حدّثه أ ّن أبا بكر رضي الله عنه كتب له التي أمر الله‬

‫رسوله صلى الله عليه وسلم ومن بلغت صدقته بنت مخاض وليست عنده وعنده بنت‬

‫لبون ف ٕانها تقبل منه ويعطيه المصدق عشرين درهما أو شاتين ف ٕان لم يكن عنده بنت‬

(‫مخاض على وجهها وعنده ابن لبون ف ٕانه يقبل منه وليس معه شيء )رواه البخاري‬
Artinya: Dari Tsumamah bahwasanya Anas bin Malik RA meriwayatkan
kepadanya bahwa Abu Bakar RA menuliskan untuknya apa yang Allah SWT
perintahkan kepada Rasul Nya: “dan barang siapa yang zakatnya telah sampai di
bintu makhoodh9 namun ia tak memilikinya dan ia hanya memiliki bintu labuun
maka membayar zakat hewan peliharaan dengan bintu labun10 pun diterima
dan yang berzakat memberikan 20 dirham atau dua ekor kambing, dan jika ia
tak memiliki bintu makhodh yang sesuai dan ia hanya memiliki ibn labun maka
zakatnya diterima (sah) sedangkan ia tak memiliki apa-apa. (HR. Bukhori)

Syekh Abdullah bin Shiddiq Al-Ghumari mengomentari hadits ini: “dan hadits ini
dengan jelas menyatakan bahwa boleh membayar zakat dengan uang (harga)
sebagai pengganti dari yang wajib ia bayarkan”.11

Beliau pun melanjutkan: “Jika hadits di atas telah pasti dalam membahas
masalah zakat, maka hadits tersebut pun mencakup masalah membayar zakat
fitrah dengan uang; karena tidak ada perbedaan sama sekali, dan sebagaimana
harga bisa berbentuk barang maka ia juga bisa berbentuk uang, bahkan uang
adalah asal dari setiap harga”.12

Jika kita membayar zakat fitrah dengan uang lalu bagaimana dengan hadits
yang menyebutkan bahwa di antara tujuan zakat fitrah adalah untuk
memberikan makanan kepada para fakir miskin?

9 Bintu Makhoodh adalah untuk yang berumur jalan 2 tahun


10 Unta yang telah berumur 2 tahun dan masuk tahun ke 3

Tahqiqul Aamaal fi ikhrooj zakatil fithr bil maal, Al-Muhaddits Ahmad bin Muhammad bin Shidiq Al-
11

Ghumari, cet. Daar Al-Bashoir Hal. 34

Tahqiqul Aamaal fi ikhrooj zakatil fithr bil maal, Al-Muhaddits Ahmad bin Muhammad bin Shidiq Al-
12

Ghumari, cet. Daar Al-Bashoir Hal. 35

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Mengeluarkan zakat dengan uang bukan berarti menafikan tujuan utama dari
zakat fitrah itu sendiri yang di antaranya adalah memberi makan bagi fakir
miskin, karena dengan uang pun fakir miskin bisa membeli makanan dan
mengolahnya sesuai dengan kemampuannya, sehingga tujuan dari zakat fitrah
itu sendiri masih bisa tercapai.

Bolehkah kita yang bermadzhab Syafii mengikuti madzhab Hanafi dalam hal ini,
dan adakah aturan-aturannya?

Dalam hal ini ulama berbeda pendapat; di antara mereka ada yang
membolehkan secara mutlak mengikuti madzhab Hanafi; dalam artian boleh
membayar zakat dengan uang tanpa harus mengikuti nishobnya madzhab
Hanafi (membayar zakat dengan uang mengikuti madzhab Hanafi, nishobnya
dengan nishob Syafii), hal ini dikarenakan bahwa ulama terkemuka dari
kalangan madzhab Syafii pun ada yang memfatwakan bolehnya membayar
zakat dengan uang meski tidak dalam keadaan darurat, meskipun fatwa ini
tidak bisa dikatakan sebagai representasi madzhab, dan beliau adalah Al-Imam
Syihabuddin Ar-romli.

Namun ada juga ulama yang mensyaratkan bahwa jika ingin mengeluarkan
zakat fitrah dengan uang, maka ia harus mengikuti aturan nishobnya madzhab
Hanafi. (dan demi kehatia-hatian dalam hal ini kami menyarankan bagi yang
ingin membayar zakat fitrah dengan uang agar mengikuti nishobnya madzhab
Hanafi).

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

PELAJARAN 3

AM AL AN SUNNAH DI H A R I R AYA I E DU L F I T R I

Berikut adalah amalan-amalan sunnah yang dilakukann di hari raya:13

1. Menyemarakkan Takbir

Allah SWT berfirman:

ِ ‫شَ ۡه ُر َر َم َض َان ٱلَّ ِذ ۤی أُنزِلَ فِی ِه ٱ ۡلق ُۡر َءا ُن ُهدࣰى لِّلنَّا‬
ٰ ‫س َو َب ِّی َنـٰ ࣲت ِّم َن ٱ ۡل ُهد‬
‫َى َوٱ ۡلف ُۡرق ۚ َِان َف َمن شَ ِه َد‬

‫ِیضا أَ ۡو َع َل ٰى َس َف ࣲر َف ِع َّد ࣱة ِّم ۡن أَیَّا ٍم أُ َخ ۗ َر ُیرِی ُد ٱللَّ ُه بِ ُك ُم‬ َ ‫ِمن ُك ُم ٱلشَّ ۡه َر َف ۡل َی ُص ۡم ۖ ُه َو َمن ك‬
ً ‫َان َمر‬
‫ٱ ۡل ُی ۡس َر َو َلا ُیرِی ُد بِ ُك ُم ٱ ۡل ُع ۡس َر َو لِ ُت ۡك ِم ُلو۟ا ٱ ۡل ِع َّد َة َو لِ ُت َك ِّب ُرو۟ا ٱللَّ َه َع َل ٰى َما َه َدىٰ ُك ۡم َو َل َعلَّ ُك ۡم‬

َ ‫َت ۡش ُك ُر‬
(185 :‫ون )البقرة‬
Artinya: Bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah SWT turunkan di dalamnya
Al-quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas dari petunjuk tersebut
dan sebagai pembeda (antara yang hak dan yang bathil) maka barang siapa di
antara kalian telah melihat hilal hendaknya ia berpuasa. Dan barang siapa yang
sakit atau dalam perjalanan maka hendaknya ia ganti di hari yang lain. Allah
menginginkan kemudahan bagi kalian dan tak menginginkan kesulitan bagi
kalian, dan Allah menginginkan agar kalian melengkapi jumlah puasa dan
mengagungkan Allah atas apa yang ia tunjukan kepada kalian dan agar kalian
bersyukur. (Al-Baqoroh: 185)

Takbir hari raya terbagi menjadi 2:

1. Takbir Mursal

Takbir mursal adalah takbir yang dikumandangkan di setiap waktu tanpa


terikat dengan waktu sholat, dan takbir ini terdapat pada hari raya Iedul
fithri dan Iedul Adha.

At-Tariiroot As-sadiidah, Al-Allaamah Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith, cet. Darul Ulum Islamiyyah,
13

Hal. 343.

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Waktunya dimulai dari terbenamnya matahari pada malam hari raya dan
berakhir pada saat imam sholat Ied melakukan takbirotul ihrom

2. Takbir Muqoyyad

Takbir ini adalah takbir yang terikat oleh waktu; karena hanya dilakukan
selesai melaksanakan sholat; baik itu sholat wajib, sunnah, tunai, qodho,
bahkan selepas sholat jenazah. Dan takbir jenis ini hanya ada di hari raya
Iedul Adha saja.

Waktunya dimulai (selain orang yang sedang haji) dari selesai


melaksanakan sholat shubuh pada hari arofah hingga ashar pada akhir
hari tasyriq.

2. Mengakhirkan shoat ied hingga matahari meninggi seukuran tombak

3. Melaksanakan sholat ied di masjid (jika muat) dan wanita yang haidh ikut
hadir di luar masjid mendengarkan khutbah

Rasulullah SAW bersabda:

‫ أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نخرج ذوات الخدور يوم‬:‫أ ّن أم عطية قالت‬

‫ " يا‬:‫ ليشهدن الخير ودعوة المسلمين قال فقالت امرأة‬:‫ قال‬.‫ فالح ّيض‬:‫ قيل‬،‫العيد‬

‫ تلبسها صاحبها طائفة من‬:‫ قال‬."‫رسول الله إن لم يكن لإ حداهن ثوب كيف تصنع؟‬

(‫ ) رواه أبو داود‬."‫ثوبها‬


Artinya: Ummu Athiyyah RA berkata: “Rasulullah SAW memerintahkan kami
untuk mengajak wanita keluar pada hari Ied. Lalu Rasulullah SAW ditanya:
“bagaimana dengan yang sedang haidh?’. Rasulullah SAW menjawab: “mereka
pun sebaiknya keluar untuk menyaksikan kebaikan dan dan doa kaum
muslimin”. Lalu seorang wanita bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana jika ada
di antara mereka yang tak memiliki pakaian?”. Rasulullah SAW bersabda:
“hendaknya temannya memberikannya beberapa pakaian yang ia miliki”. (HR.
Abu Dawud).14

14 Sunan Abu Daud, Sulaiman bin Asy’ats, Abu Daud As-sijistani. Cet. Markaz Makniz, Hal. 192

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Namun harus diperhatikan bahwa bagi wanita yang ingin menghadiri shola tied
dan harus menutup auratnya dan tidaik berpenampilan yang mengundang
syahwat dengan tetap bagi setiap muslim menjaga pandangannya dari yang
haram.

4. Menghidupi dan menyemarakan malam hari raya dengan ibadah seperti


memperbanyak takbir di mayoritas malam, sholat isya dan shubuh berjamaah.

5. Mandi sunnah hari raya (waktunya dimulai dari pertengahan malam hari raya).

6. Bersolek dan menggunakan wewangian (dengan tetap berusaha tidak


mengundang fitnah dan memancing syahwat).

7. Berangkat ke masjid sepagi mungkin (kecuali Imam)

‫ إ ّن أول ما‬:‫ "خطبنا النبي صلى الله عليه وسلم يوم النحر قال‬:‫عن البراء بن عازب قال‬

(‫ )رواه البخاري‬."‫نبدأ في يومنا هذا أن نصلي ثم نرجع فننحر‬


Artinya: Dari Barra bin Azib RA: “Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami pada
hari raya ied Adha seraya berkata: “Sesungguhnya hal pertama yang harus kita
mulai hari ini adalah sholat kemudian kita pulang dan menyembelih kurban”.
(HR. Bukhori).15

8. Menuju tempat sholat ied dengan berjalan kaki dan dan pulang melalui jalan
lain yang lebih dekat

9. Sarapan sebelum melaksanakan sholat iedul fithri

‫عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يغدو‬

(‫يوم الفطر حتى يأكل التمرات )رواه البخاري‬


Artinya: Dari Anas bin Malik RA: Rasulullah SAW tidak pergi untuk melaksanakan
shola tied hingga ia memakan beberapa kurma (HR. Bukhori)

15 Shohih Bukhori, Muhammad bin Ismail Al-Bukhori. Cet. Markaz Makniz, Hal. 183.

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

PELAJARAN 4

HUKUM ME NGUCAPKA N SE L AMAT H A R I R AYA IE D

Islam adalah agama yang sempurna dalam memberikan tuntunan, termasuk


dalam hal mengucapkan selamat hari raya. Pada dasarnya mengucapkan
selamat di hari raya – terlebih hari raya umat agama Islam itu sendiri –
merupakan sebuah perbuatan yang terpuji dan masuk dalam firman Allah SWT

(83 :‫وقولوا للناس حسنا )البقرة‬


Dan katakanlah kepada setiap manusia ucapan yang baik (Al-Baqoroh: 83)

Dan juga firman Allah SWT:

(۞ ‫وف َو َمغۡ ِف َر ٌة َخ ۡی ࣱر ِّمن َص َد َق ࣲة َی ۡت َب ُع َه ۤا أَذ ࣰۗى َوٱللَّ ُه َغ ِن ٌّی َح ِلی ࣱم‬


ࣱ ‫)ق َۡو ࣱل َّم ۡع ُر‬
Artinya: Ucapan yang baik dan kata-kata maaf itu lebih baik dari sedekah yang
disertai dengan umpatan. Dan Allah maha kaya lagi maha bijaksana (QS. Al-
Baqoroh 263)

Dan firman Allah SWT

َ ‫)ق ُۡل بِف َۡضلِ ٱللَّ ِه َو بِ َر ۡح َم ِت ِهۦ َف ِب َذ ٰلِ َك َف ۡل َی ۡف َر ُحو۟ا ُه َو َخ ۡی ࣱر ِّم َّما َی ۡج َم ُع‬
(‫ون‬
Artinya: Dan katakanlah Hai Muhammad, dengan anugerah dan kasih sayang
Allah lah hendaknya kalian berbahagia, dan itu lebih baik dari yang selama ini
mereka kumpulkan

Jika kita melihat ayat-ayat Al-quran di atas maka jelas sekali bahwa ucapan
selamat hari raya adalah sebuah anjuran yang sudah seharusnya kita lakukan
dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan Al-quran. Karena dari jika kita
perhatikan setiap ucapan selamat hari raya mengandung tiga unsur yang
menjadi anjuran dalam Al-quran:

• Ucapan yang baik

• Doa dan permohonan maaf

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

• Kebahagiaan atas karunia yang Allah berikan berupa kemampuan untuk


melaksanakan ibadah puasa dan mendapatkan anugerah bulan Ramadhan
dan juga ritual ibadah yang lainnya.

Oleh karena itu para ulama menganjurkan ucapan seperti ini sebagaimana
diungkapkan oleh Al-Imam Al-Khathib Asy-syarbini:

(‫وأجاب الشهاب ابن حجر بعد اطلاعه على ذلك )التهنئة بالعيد والأعوام والأشهر‬

‫ باب ما روي في قول‬:‫ واحتج له بأن البيهقي عقد لذلك بابا فقال‬،‫بأنها مشروعة‬

‫ وساق ما ذكر من أخبار وآثار‬،‫ تقبل الله منا ومنك‬:‫الناس بعضهم لبعض في العيد‬

‫يحتج به في مثل ذلك‬


ّ ‫ضعيفة لكن مجموعها‬.
Artinya: Dan Al-Imam Syihabuddin Ibnu Hajar menjawab – setelah ia menelaah
kebiasaan orang-orang dalam mengucapkan selamat hari raya – bahwa hal
tersebut disyariatkan, dan ia berargumentasi bahwa Al-Imam Al-Baihaki
menuliskan bab khusus yang ia namakan: Bab yang berisi riwayat ucapan
orang-orang satu sama lain “semoga Allah menerima amal kita dan amalmu”.
Dan ia mengutip hadits-hadits dan ucapan-ucapan sahabat dan tabiin yang
statusnya dhoif namun jika dikumpulkan maka bisa dijadikan dalil dalam
masalah seperti ini.16

Bahkan Al-Imam Abdul Hamid Asy-syarwani mengatakan:17 “meskipun para


ulama mengatakan bahwa ucapan itu sebaiknya diucapkan pada hari raya saja,
akan tetapi karena kebiasaan umat muslim mengucapkannya setelah hari ied
maka hal itu tidak masalah, karena maksud dari ucapan selamat hari raya adalah
untuk mengungkapkan rasa saling cinta dan mengekspresikan kebahagiaan.
Bahkan guru kami mengakatakan bahwa menurut pendapat yang mu’tamad
Sunnah hukumnya mengucapkan selamat hari raya ied dan hari-hari besar
Islam yang lain, dan disunnahkan mengucapkan selamat hari raya disertai
dengan berjabat tangan (jika sesame jenis), maka tidak boleh laki-laki berjabat

16 Mughni Al-Muhtaj, Al-Imam Al-Khatib Asy-syarbini. Cet: Darul Hadits. Hal, 689 Juz. 1
17 Hasyiyah Syarwani Ala Tuhfah, Al-Imam Abdul Hamid Asy-syarwani, cet. Daarul Hadits Hal. 409. Juz. 3

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

tangan dengan wanita yang bukan mahrom dan juga sebaliknya. Namun tetap
sunnah menjawab ucapan selamat hari raya dari lawan jenis dengan ungkapan:

‫تقبل الله منا ومنكم أحياكم الله لأمثاله ك ّل عام وأنتم بخير‬

PELAJARAN 5

H ARI R AYA I E D YA N G JATU H DI H AR I J U MAT

Di antara permasalahan fiqh yang sering menjadi pembahasan adalah:


Bagaimana jika hari raya ied bertepatan dengan hari jumat, apakah dengan
seseorang melaksanakan sholat ied lalu gugur baginya kewajiban jumat dan
cukup melaksanakan sholat zhuhur saja.

Permasalahan ini berangkat dari hadits Nabi Muhammad SAW:

‫فيان وهو َيسألُ زي َد بن‬


َ ‫شهدت معاوي َة َبن أبي ُس‬
ُ :‫ قال‬،‫الشامي‬
ِّ ‫س بنِ أبي َرمل َة‬
ِ ‫عن إيا‬

:‫رسول الل ِه صلَّى الل ُه عليه وسلَّم ِعيدَينِ اجتم َعا في يوم؟ قال‬
ِ ‫شهدت مع‬
َ ٔ‫ ا‬:‫ قال‬،‫أرق َم‬

‫)) َمن شا َء‬ :‫ فقال‬،‫ص في ال ُج ُمع ِة‬


َ َّ‫ صلَّى ال ِعي َد ث َّم رخ‬:‫فكيف ص َن َع؟ قال‬
َ :‫ قال‬،‫نع ْم‬

(‫ فليص ِّل )رواه أبو داود‬،‫أ ْن ُيصلِّ َي‬


Artinya: Dari Iyyas bin Abi Ramlah Asy-syami, ia berkata: “aku menyaksikan
Muawiyah bin Abi Sufyan bertanya kepada Zaid bin Arqom: apakah kamu
pernah mengalami masa Bersama Rasulullah SAW di mana hari ied
berbarengan dengan hari jumat? Zaid: ya. Muawiyah: “lalu apa yang dilakukan
oleh Rasulullah SAW?”. Zaid bin Arqom: “ia lakukan shola tied lalu memberikan
keringanan untuk tidak sholat jumat seraya bersabda: “barangsiapa yang ingin
sholat jumat silahkan”. (HR. Abu Dawud)18

18 Sunan Abu Daud, Sulaiman bin Asy’ats, Abu Daud As-sijistani. Cet. Markaz Makniz, Hal. 183

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Hadits ini dijadikan dalil oleh sebagian umat muslim untuk meninggalkan
kewajiban jumat jika sudah melakukan shola tied apabila ied bertepatan dengan
hari jumat. Namun, pendapat mayoritas ulama dari 4 madzhab: Hanafi, Maliki,
Syafii dan Hambali menyatakan bahwa hadits ini adalah bentuk keringanan bagi
mereka yang hadir sholat ied (dan yang tidak menghadiri sholat ied makai a
tetap wajib melaksanakan sholat jumat) dan berasal dari luar kota Madinah yang
sekiranya jika mereka kembali ke rumah mereka selepas sholat ied maka akan
menyulitkan mereka jika mereka harus kembali untuk melaksanakan sholat
jumat sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-imam Bukhori:

‫ ف ََصلَّى‬،‫ذلك َيو َم ال ُج ُم َع ِة‬


َ ‫َكان‬ ُ ‫ ثُ َّم شَ ِهد‬:‫قالَ أبو ُع َب ْي ٍد‬
َ ‫ْت ال ِعي َد مع ُع ْث َم َان بنِ َعف‬
َ ‫ ف‬،‫َّان‬
ِ ‫اج َتمع َل ُك ْم فيه ِعيد‬
،‫َان‬ ْ ‫ إ َّن هذا َي ْو ٌم َق ِد‬،‫اس‬
ُ َّ‫ يا أيُّها الن‬: َ‫ ثُ َّم َخ َط َب َفقَال‬،‫الخ ْط َب ِة‬
ُ ‫َق ْب َل‬

‫ و َمن أ َح َّب أ ْن َي ْر ِج َع ف َق ْد أ ِذن ُْت‬،‫ف َمن أ َح َّب أ ْن َي ْن َت ِظ َر ال ُج ُم َع َة ِمن أ ْهلِ ال َع َوالِي َف ْل َي ْن َت ِظ ْر‬

(‫له )رواه البخاري‬


Artinya: Abu Ubaid berkata: Kemudian aku menyaksikan hari raya bersama
Usman bin Affan RA dan saat itu bertepatan dengan hari jumat, lalu Usman
sholat sebelum khutbah, lalu ia berkhutbah dan berkata: “wahai sekalian
manusia, sesungguhnya ini adalah hari yang berkumpul di dalamnya dua hari
raya (ied dan hari raya jumat), maka barang siapa yang datang dari rumah yang
jauh dan ingin menunggu jumat silahkan menunggu dan barang siapa yang
ingin pulang maka aku telah berikan izin baginya (HR. Bukhori

Al-Imam Al-Khatib Asy-syarbini menjelaskan: “Jika hari raya jatuh bertepatan


dengan hari jumat lalu penduduk yang rumahnya jauh dari masjid hadir –
meskipun dari rumah mereka adzan jumat terdengar – untuk melaksanakan
sholat ied dan seandainya mereka pulang ke rumah mereka selepas sholat ied
maka mereka akan tertinggal pelaksanaan sholat jumat maka pada kondisi
seperti itu mereka diperbolehkan untuk pulang dan meninggalkan sholat jumat
menurut pendapat yang paling benar. Ya, jika waktu jumat masuk sebelum
mereka bubar – dengan gambaran sekiranya mereka selesai salam sholat ied
lalu masuk waktu jumat – maka mereka tidak boleh meninggalkan jumat”.19

19 Mughni Al-Muhtaj, Al-Imam Al-Khatib Asy-syarbini. Cet: Darul Hadits. Hal, 614 Juz. 1

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

PELAJARAN 6

PUASA SUN N AH D I BUL AN SYAWAL

Di antara kesunnahan yang ada di bulan Syawal adalah berpuasa sebanyak 6


hari pada bulan tersebut, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits:

‫ من‬:‫عن أبي أيوب الأنصاري رضي الله عنه أ ّن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال‬

(‫صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر )رواه مسلم‬
Artinya: Dari Abu Ayyub Al-anshori RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian ia melanjutkannya dengan berpuasa
6 hari di bulang Syawal maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa
sepanjang tahun (HR. Muslim)

A. Waktu dan tatacara pelaksanaan puasa Syawal

Puasa sunnah Syawal mulai bisa dilakukan di tanggal 2 Syawal, hal ini
dikarenakan haram hukumnya berpuasa di tanggal 1 Syawal.

‫عن أبي عبيد قال شهدت العيد مع عمر فبدأ بالصلاة قبل الخطبة ثم قال إن رسول‬

‫الله صلى الله عليه وسلم نهى عن صيام هذين أما يوم الأضحى فتأكلون من لحم‬

(‫نسككم وأما يوم الفطر ففطركم من صيامكم )رواه أبو داود‬


Artinya: Dari Abu Ubaid: aku menyaksikan hari Raya Ied bersama Umar dan ia
memulainnya dengan sholat sebelum khutbah lalu berkata: “sesungguhnya
Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari raya; adapun iedul adha
karena hari itu adalah hari kalian memakan hewan kurban kalian, sedangkan
iedul fitri adalah hari di mana kalian makan setelah berpuasa Ramadhan (HR.
Abu Daud).

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Puasa Syawal bisa dilakukan selama enam hari berturut-turut dan juga bisa
dilakukan selama enam hari dengan terpisah. Dan dengan berakhirnya bulan
Syawal maka selesai pula lah kesunnahannya meskipun tetap disunnahkan
mengqodho puasa sunnah tersebut di luar bulan Syawal;

‫سن له ققضاءها بعده لتوقيتها‬


ّ ‫و إذا لم يصمها في شوال‬
Dan jika seseorang tidak melaksanakan puasa tersebut di bulan Syawal maka
sunnah baginya untuk mengqodho setelah Syawal karena waktunya.20

B. Qodho atau puasa sunnah Syawal terlebih dahulu? Atau bisa dilakukan
secara bersamaan?

Para ulama telah menjelaskan masalah ini yang secara umum kesimpulannya
adalah bahwa sah hukumnya menggabungkan puasa qodho dengan puasa
sunnah Syawal. Al-Imam Abdurrahman Masyhur mengatakan:

‫ )من فتاوى الكردي( ظاهر حديث "وأتبعه ستا من شوال" وغيره من الأحاديث‬:‫مسألة‬

‫ لكن ص ّرح ابن حجر بحصول أصل‬،‫عدم حصول الست إذا نواها مع قضاء رمضان‬

‫الثواب لا كماله إذا نواهما كغيرها من عرفة وعاشوراء بل رجح الرملي حصول أصل‬

‫ثواب سائر التطوعات مع الفرض و إن لم ينوها ما لم يصرفه عنها صارف كأن قضى‬

‫رمضان في شوال وقصد قضاء الست من ذي القعدة ويسن صوم الست و إن أفطر في‬

‫رمضان‬
Pembahasan: (dikutip dari fatwa Syekh Muhammad bin Sulaiman Al-Kurdi: yang
nampak dari hadits “dan ia lanjutkan dengan puasa 6 hari di bulan Syawal” dan
hadits yang lain adalah bahwa tidak adanya pahala puasa 6 hari Syawal bagi
yang melaksanakannya berbarengan dengan qodho Ramadhan, hanya saja Ibnu
Hajar Al-Haitami secara terang-terangan mengatakan bahwa asal pahala puasa

20 Busyro Al-Kariim, Syekh Said bin Muhammad Ba’isyn, Cet. Darul Fikr. Hal. 490

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

Syawal (bukan kesempurnaan pahala Syawal) bisa didapatkan bagi orang yang
meniatkan qodho Ramadhan bersamaan dengan puasa Syawal, sebagaimana
jika ia meniatkan puasa qodho berbarengan dengan puasa arofah dan asyuro.
Bahkan Syamsudin Ar-ramli mengunggulkan pendapat yang mengatakan
bahwa asal pahala puasa sunnah bisa didapati dengan membarenginya dengan
puasa fardhu (seperti qodho dan nadzar) meskipun ia tak meniatkan puasa
sunnah tersebut selagi tak ada hal yang mengalihkannya kepada yang lain
seperti jika ia berniat akan mengqodo puasa Ramadhan di bulan Syawal dan
mengqodho Syawal di bulan dzul qo’dah. Dan sunnah puasa 6 hari di bulan
Syawal meskipun bagi orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan.21

Sehingga kesimpulannya adalah:

• Puasa 6 hari di bulan Syawal sunnah dilakukan baik bagi yang berpuasa di
Ramadhan atau tidak

• Bisa dilakukan berturut-turut bisa juga dipisah-pisah

• Bisa dilaksanakan dengan digabung dengan puasa qodho atau nadzar

• Jika dilakukan secara bersamaan maka menurut Ibnu Hajar harus meniatkan
keduanya jika ingin mendapatkan pahala sunnah Syawal, dan menurut
Syamsudin Ar-ramli cukup meniatkan yang wajib saja.

Bughya Al-Mustarsyidin, Al-Imam Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur. Hal. 833. Cet.
21

Daar El-dhya

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

PELAJARAN 7

S EB AB -SE BAB QODHO DAN F I DYA H , DA N TAN DA-


TAN DA DI TER I M AN YA PUASA

Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan qodho dan fidyah22

A. Hal-hal yang mewajibkan qodho sekaligus fidyah:

1. Meninggalkan puasa karena karena kekhawatiran dirinya terhadap orang


lain, seperti ibu hamil dan menyusui yang tidak berpuasa karena khawatir
akan membahayakan janin dan balitanya

2. Meninggalkan puasa sekaligus menunda qodho hutang puasa tahun


sebelumya sampai bertemu ramadhan selanjutnya tanpa udzur (jika
penundaan dilakukan karena udzur maka cukup qodho tanpa fidyah)

B. Hal-hal yang mewajibkan qodho tanpa fidyah; seperti orang yang pingsan,
sakit yang masih mungkin sembuh, orang yang melakukan perjalanan
panjang(dengan jarak yang dibolehkan untuk tidak berpuasa), ibu hamil dan
menyusui yang khawatir akan terjadi bahaya pada dirinya dan pada janin dan
balitanya, orang yang lupa niat dan orang yang sengaja membatalkan puasa
yang bukan dengan jima’ (hubungan intim).

C. Hal-hal yang menwajibkan fidyah tanpa qodho: Lansia dan orang yang
sakitnya kronis dan sulit sembuh

D. Tidak wajib qodho juga fidyah: orang yang gila tanpa sengaja

Berikut adalah kondisi-kondisi yang mewajibkan qodho sekaligus menahan


makan dan minum (walaupun telah batal puasanya) hingga maghrib (khusus di
bulan ramadhan saja karena keagungannya):

1. Orang yang sengaja tidak berpuasa tanpa uzur.

2. Orang yang meninggalkan niat di malam hari meskipun lupa.

22 . At-Taqrirot As-sadiidah, Al-Habib Zen bin Ibrahim bin Smith, cet. Daarul Ulum Islamiyah, Hal. 455

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

3. Orang yang sahur dengan prasangka bahwa sahur ia lakukan sebelum


shubuh sedangkan kenyataannya ia sahur setelah shubuh.

4. Orang yang berbuka dengan prasangka bahwa ifthor ia lakukan setelah


maghrib namun kenyataannya ia lakukan sebelum maghrib.

5. Orang yang sudah jelas baginya bahwa hari ke tiga puluh di bulan syaban
adalah sudah masuk ramadhan

6. Orang yang kemasukan air yang tidak dianjurkan.

Ciri-ciri puasa diterima oleh Allah SWT:

1. Lebih patuh kepada Allah SWT di hari-hari setelah ramadhan, hal ini karena
tujuan dari perintah puasa adalah agar menjadi pribadi yang bertakwa. Allah
SWT berfirman:

‫ٱلص َیا ُم َك َما ُك ِت َب َع َلى ٱلَّ ِذ َین ِمن َق ۡب ِل ُك ۡم َل َعلَّ ُك ۡم‬


ِّ ‫َی ۤـٰأَیُّ َها ٱلَّ ِذ َین َءا َم ُنو۟ا ُك ِت َب َع َل ۡی ُك ُم‬
(183 :‫ُون)البقرة‬
َ ‫َتتَّق‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan puasa kepada kalian
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa
(QS. Al-Baqoroh: 183)

2. Istiqomah dalam setiap amal baik yang ia lakukan di bulan ramadhan. Al-
Imam Muhammad Mutawalli Asy-sya’rawi berkata: “Yang hak adalah bahwa
engkau tidak dituntut untuk istiqomah pada bulan ramadhan saja karena
Allah SWT memilih bulan ramadhan sebagai waktu bagimu untuk berlatih
istiqomah sehingga keistiqomahan tersebut menyebar di seluruh masa
hidupmu. Karena ketika Allah memilih seorang Rasul, memilih satu tempat
dan waktu, maka tujuannya bukan hanya sekedar menunjukan sosok, waktu
dan tempat tersebut akan tetapi agar Rasul, tempat dan waktu itu
menyebarkan pengaruh positif dari pilihan Allah SWT.23

3. Selalu diberikan taufik oleh Allah dan kemudahan untuk melakukan amal
sholeh yang lain. Al-imam Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata saat ia menjelaskan
hikmah puasa sunnah syawal: sesungguhnya mengulang puasa setelah

23 Tafsir Sya’rawi, Al-Imam Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi, cet. Daar Al-Nur. Hal. 90 Juz. 2

p ond oksa na d. com


DA U ROH RA M A DH A N S YAWAL

puasa (melakukan puasa syawal setelah sebulan penuh puasa ramadhan)


adalah ciri diterimanya puasa ramadhan. Karena Allah SWT jika menerima
amalan seorang hamba maka Ia akan memberikannya taufik untuk beramal
baik setelahnya, sebagaimana sebagian ulama mengatakan: “pahala amal
baik itu berupa amal baik selanjutnya, dan barang siapa yang beramal baik
lalu ia beramal baik lagi setelah maka itu adalah ciri diterimanya amal yang
sebelumnya, dan barang siapa yang berbuat maksiat setelah berbuat baik
maka itu adalah tanda bahwa amal sebelumnya tertolak”.24

Lathaaiful Ma’aarif fima limawaasimil ‘aam mina wazhooif, Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali, cet. Darul
24

Hadits, Hal. 301.

p ond oksa na d. com

Anda mungkin juga menyukai