Anda di halaman 1dari 60

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN MAKALAH


UNIVERSITAS PATTIMURA APRIL 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI PERILAKU HIDUP


BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA DI DESA WAISARISA
KECAMATAN KAIRATU BARAT KABUPATEN SBB

Disusun oleh:
Nurul Hidayah (2010-83-006)

PEMBIMBING :

Josepina Mainase, S.Pd, M. Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karuniaNya, maka saat ini penulis dapat menyelesaikan

penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Di Desa Waisarisa

Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten SBB. Penelitian ini dibuat dalam rangka

tugas kepaniteraan klinik pada bagian ilmu kesehatan masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Pattimura Ambon tahun 2017.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan, dan semoga

penelitian ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas segala pihak yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian pembuatan makalah.

Ambon, April 2017

Penulis

ii
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA DI DESA WAISARISA
KECAMATAN KAIRATU BARAT KABUPATEN SBB

ABSTRAK

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran


sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS rumah tangga merupakan salah satu PHBS yang dapat dilakukan di dalam
keluarga. Pengetahuan mengenai PHBS rumah tangga dapat menjadi indikator
keluarga sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu
mengenai PHBS dalam rumah tangga di desa Waisarisa. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dimana data
diolah dengan menggunakan software SPSS versi 16,0. Subjek penelitian adalah
ibu rumah tangga di Desa Waisarisa. Pengukuran pengetahuan menggunakan
kuesioner PHBS rumah tangga. Hasil analisis didapatkan Pengetahuan ibu rumah
tangga Desa Waisarisa tentang PHBS rumah tangga sebagian besar dalam
kategori cukup yakni sebanyak 24 orang (60%). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar ibu rumah tangga desa ini mengerti dan memahami tentang
PHBS rumah tangga.

Kata Kunci: Pengetahuan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), PHBS tumah
tangga indikator PHBS rumah tangga.

iii
REPRESENTATION OF MOTHERS’ KNOWLEDGE REGARDING
HOUSEHOLD HEALTHY CLEAN LIFESTYLES IN WAISARISA VILLAGE
SUBDISTRICT OF WEST KAIRATU DISTRICT OF WEST SERAM

ABSTRACT

Healthy Clean Lifestyles is entire health behaviour taken on awareness so


that family or family members can help themselves in the health sector and play
an active role in health activities in the community. Household healthy clean
lifestyles is one of the health lifestyles which can do in family. Knowledge
regarding healthy clean lifestyles can be the indicator of health family. The
purpose of this research is to know mother’s knowledge toward households
healthy clean lifestyles in Waisarisa village. The methodology that utilized is
descriptive through cross sectional approach which dates analyzed by software
SPSS verse 16,0. The subject is housewive in Waisarisa village. The measurement
of knowledge using household healthy clean lifestyles questioner. The result
obtained that housewives’s knowledge in Waisarisa village regarding healthy
clean lifestyles almost in sufficient category of 24 people (60%). In a conclusion
most of housewives in this village comprehend about household healthy clean
lifestyles.

Keywords: knowledge, healthy clean lifestyles, household healthy clean lifestyles,


indicator of household healthy clean lifestyles

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….……………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ii

ABSTRAK …………………………………………………………………... iii

ABSTRACT ………………………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………………………... 4

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 4

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………......... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan ....................………………………………………………... 5

1. Definisi ................................................................................................ 5

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ................................. 6

B. Ibu rumah tangga

1. Definisi ……………………………………………………………… 6

2. Peran ibu rumah tangga dalam keluarga ............................................. 7

3. Tugas ibu rumah tangga ...................................................................... 8

C. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga

1. Definisi ……………………………………………………………… 10

v
2. Tujuan ...………………………………………………..………......... 11

3. Manfaat ………………………………………………….................... 11

4. Sasaran ……………………………………………............................. 12

5. Indikator PHBS rumah tangga ......………………………………….. 13

D. Kerangka Teori ………………………………………………………….. 24

E. Kerangka Konsep ……………………………………………………….. 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian .………………………………………………….. 26

B. Populasi dan Subjek Penelitian ……….…………………………………. 26

C. Instrumen Penelitian dan Cara Pengambilan Data…………………….... 27

D. Alur Penelitian …………………………………………………………... 28

E. Definisi Operasional …………………………………………………….. 29

F. Manajemen dan Analisis Data …………………………………………... 30

G. Etika Penelitian ………………………………………………………….. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …………………………………………………………. 32

1. Deskripsi Umum ..............................………………………………… 32

2. Demografi ……………………………………….…........................... 32

B. Pembahasan .……………………………………………………………. 34

C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………………... 42

B. Saran ……………………………………………………………………. 42

vi
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 43

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 44

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, karena dalam tubuh yang sehat akan menghasilkan jiwa dan raga

yang sehat serta dapat meningkatkan produktivitas di berbagai kegiatan.

Dalam rangka mengoperasionalkan paradigma sehat khususnya yang

berkaitan dengan promosi kesehatan di Indonesia, Menteri Kesehatan

Republik Indonesia membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat. Tujuan peraturan ini adalah adanya upaya peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS ) di seluruh Indonesia.1,2

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang

dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan

berperilaku sehat. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang (overt behavior), karena perilaku yang di

dasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan dari perilaku yang tidak di dasari

oleh pengetahuan. Terdapat 2 jenis penerapan PHBS yaitu jenis pertama

PHBS di Institusi yang terdiri dari PHBS di Institusi Kesehatan, PHBS di

Institusi Pendidikan (sekolah), PHBS di tempat-tempat umum, dan PHBS di

Tempat kerja. Jenis kedua yaitu PHBS di rumah tangga.3,4

Menurut profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 di peroleh, rumah

tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat sejumlah 63,89% (Kemenkes

1
RI, 2013). Menurut RISKESDAS tahun 2013 rumah tangga yang berperilaku

hidup bersih dan sehat sebanyak 87,83%. 5

PHBS masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Kecamatan

Kairatu Barat. Salah satu Desa yang status hiegenisnya masih kurang adalah

Desa Waisarisa. Desa ini tergolong kecil di Kecamatan Kairatu Barat. Pada

penelitian ini dilakukan penilaian PHBS dalam rumah tangga. Alasan

pemilihan pada jenis tatanan tersebut karena selain masih menjadi masalah

kesehatan utama, ruang lingkup rumah tangga mempunyai daya ungkit yang

besar dalam pencapaian derajat kesehatan dalam tewujudnya keluarga sehat.

2
B. Perumusan masalah

1. Bagaimana pengetahuan ibu mengenai PHBS dalam rumah tangga di Desa

Waisarisa

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengetahuan ibu mengenai PHBS dalam rumah tangga di desa

Waisarisa.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui sebaran frekuensi mengenai karakteristik dan tingkat

pengetahuan ibu mengenai PHBS dalam rumah tangga di Desa Waisarisa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Sebagai tambahan referensi tentang pengetahuan ibu mengenai

PHBS dalam rumah tangga

2. Manfaat praktis

1) Bagi institusi

Memberikan gambaran untuk penelitian selanjutnya mengenai

pengetahuan PHBS dalam rumah tangga.

3
2) Bagi tenaga kesehatan

Penelitian ini memberikan gambaran pengetahuan mengenai PHBS

dalam rumah tangga. Sehingga dalam rangka mewujudkan kesehatan

masyarakat yang mandiri dapat dilakukan pendekatan terutama kepada

ibu-ibu rumah tangga sebagai pilar kedua dalam mengurus

keluarganya.

3) Bagi masyarakat

Menjadi bahan informasi bagi masyarakat bahwa PHBS dalam rumah

tangga merupakan hal yang penting. Dengan penerapan pengetahuan

pola perilaku hidup sehat yang baik dalam kelurga dapat

diwujudkannya keluarga yang sehat.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terbentuk setelah

seseorang melakukan pengeinderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Terdapat beberapa tingkatan dari pengetahuan yakni:6,7

a. Tahu. Tahu diartikan hanya sebagai memanggil memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Tahu merupakan

tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dalam

dilakukan dalam beberapa hal seperti penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, dan prinsip.

d. Analisis. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah. Salah satu tanda

seseorang sudah mencapai tahap ini adalah orang tersebut mampu

5
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, atau membuat diagram

terhadap suatu obyek.

e. Sintesis. Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Secara lebih sederhana, sintesis adalah

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada.

f. Evaluasi. Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap obyek tertentu. Penilaian tersebut didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau yang telah ada sebelumnya

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan

eksternal. Adapun faktor internal terdiri dari pendidikan, minat,

pengalaman, dan usia. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari ekonomi,

dan kebudayaan.6,7

B. Ibu rumah tangga

1. Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu dapat diartikan

sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam

pekerjaan rumah tangga, atau ibu rumah tangga merupakan seorang istri

6
(ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga

(tidak bekerja di kantor).8,9

Ibu rumah tangga merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan seorang wanita yang telah menikah serta menjalankan

pekerjaan rumah keluarga, merawat anak-anaknya, memasak,

membersihkan rumah dan tidak bekerja di luar rumah. Seorang ibu

rumahtangga sebagai wanita menikah yang bertanggung jawab atas

rumah tangganya.8,9

2. Peran ibu rumah tangga dalam keluarga

Peranan wanita dalam aktivitas rumah tangga berarti wanita

sebagai ibu rumah tangga. Dalam hal ini wanita memberikan peran yang

sangat penting bagi pembentukan keluarga sejahtera sebagai unit terkecil

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan

yang sehat sejahtera harus dapat dimanifestasikan dalam kehidupan

sehari-hari.8,9

Untuk menciptakan suatu keluarga yang sehat dan sejahtera, semua

anggota keluarga harus hidup saling mempengaruhi dan menunjang satu

sama lain. Misalnya seorang ayah dan ibu harus menciptakan kondisi

yang harmonis dalam kehidupan keluarga, menciptakan komunikasi yang

baik untuk semua anggota keluarga, membagi tugas rumah tangga

dengan baik agar tercipta suasana gotong royong antar anggota keluarga,

menentukan pendidikan yang baik bagi putra putrinya, dan ibu rumah

7
tangga harus mandiri dalam mengelola kehidupan rumah tangganya.

Oleh karena itu wanita sebagai ibu rumah tangga harus mampu untuk

berpikir secara positif agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki

guna menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Seorang wanita

sebagai ibu rumah tangga harus dapat menyiasati adanya perubahan nilai

dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini wanita sebagai ibu rumah

tangga harus dapat mengubah pandangan masyarakat yang tidak sesuai

dengan perkembangan zaman, seperti wanita yang bekerja diluar rumah,

berwiraswasta, dan lain-lain. Berdasarkan ketentuan bahwa semua itu

merupakan kesepakatan antara seluruh anggota keluarga. Disamping

tujuan yang mulia untuk menuju keluarga yang bahagia sejahtera, karena

kehidupan sekarang menuntut wanita untuk dapat berpartisipasi dalam

berbagai kegiatan pembangunan bangsa.8,9,10

3. Tugas ibu rumah tangga

Banyak fakta yang menunjukkan bahwa presentase wanita yang

memiliki kesempatan untuk bekerja di sektor publik, misalnya dokter,

penjahit, pedagang dan sebagainya. Dilain pihak wanita yang bekerja

untuk menopang penghasilan keluarga memiliki beban kerja yang sangat

berat, karena selain bekerja disektor formal maupun nonformal masih

harus menyelesaikan pekerjaan domestik tanpa bantuan dan campur

tangan lelaki. Wanita sebagai bagian dari keluarga mempunyai tugas-

tugas antara lain sebagai istri, sebagai ibu rumah tangga, sebagai

8
pendidik bagi anak-anaknya. Tugas yang disandang oleh seorang wanita

yaitu:9,10

a. Wanita sebagai istri

Wanita tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai

pendamping suami seperti sebelum menikah, sehingga dalam rumah

tangga tetap terjalin ketentraman yang dilandasi kasih sayang yang

sejati. Wanita sebagai istri dituntut untuk setia pada suami agar dapat

menjadi motivator kegiatan suami.

b. Wanita sebagai ibu rumah tangga

Sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab secara terus-

menerus memperhatikan kesehatan rumah dan tata laksana rumah

tangga, mengatur segala sesuatu didalam rumah tangga untuk

meningkatkan mutu hidup. Keadaan rumah harus mencerminkan rasa

nyaman, aman tentram, dan damai bagi seluruh anggota keluarga.

c. Wanita sebagai pendidik

Ibu adalah wanita pendidik pertama dan utama dalam keluarga bagi

putra-putrinya. Menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan

Yang Maha Esa serta kepada masyarakat dan orang tua. Pada

lingkungan keluarga, peran ibu sangat menentukan perkembangan

anak yang tumbuh menjadi dewasa sebagai warga negara yang

berkualitas dan pandai.

9
C. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga

1. Definisi

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat

merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa

memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. PHBS

adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota

keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatan danberperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat. Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip kesehatan

inilah yang menjadi dasar pelaksanaan program PHBS.10,11

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan

anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku

hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di

masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah

Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga,

meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga

dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif

untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007). PHBS merupakan salah satu

strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang

kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada

10
komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan

informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2007).3

2. Tujuan

Tujuan umum dari PHBS adalah meningkatnya rumah tangga sehat

di desa, kabupaten/kota diseluruh Indonesia, dan tujuan khususnya untuk

meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan anggota rumah

tangga untuk melakukan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan PHBS

di masyarakat (Depkes RI, 2007).3

3. Manfaat

Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi rumah

tangga adalah setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak

mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas kerja anggota

keluarga meningkat, dan dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah

tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat

dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi

keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.3,11

Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat

antara lain masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat,

masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah

kesehatan, masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,

masyarakat mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber

11
masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan,

tabungan bersalin (Tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air,

ambulans desa dan lain- lain.11

4. Sasaran

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga

secara keseluruhan dan terbagi dalam:3,12

b. Sasaran Primer

Sasaran primer adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan

dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah

(individu dalam keluarga yang bermasalah)

c. Sasaran sekunder

Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu

dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu,

orangtua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat,

petugas kesehatan dan lintas sektor.

d. Sasaran tersier

Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur

pembantu dalam tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala

desa,lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, dan tokoh masyarakat.

12
5. Indikator PHBS rumah tangga

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai permasalahan

kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu Standar Pelayanan

Minimal (SPM) bidang kesehatan yaitu:12,14

a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).

Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam

membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih

terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera

ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan

yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang

aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan

bahaya kesehatan lainnya.

b. ASI eksklusif

Menurut PP Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu

Eksklusif. Dalam Bab I pasal 1 ayat 2 PP tersebut, pengertian ASI

Eksklusif yakni ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain. Pemberian ASI secara mutlak,

penting dilakukan, mengingat manfaat yang akan diperoleh si bayi.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) hal ini untuk menghindari

alergi dan menjamin kesehatan bayi secara optimal. Karena di usia

13
ini, bayi belum memiliki enzim pencernaan sempurna untuk

mencerna makanan atau minuman lain. Selain itu, ASI jauh lebih

sempurna dibandingkan susu formula mana pun.

Keunggulan ASI:

1. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan

dan perkembangan fisik serta kecerdasan.

2. Mengandung zat kekebalan.

3. Melindungi bayi dari alergi

4. Aman dan terjamin kebersihannya karena disusui kepada bayi

dalam keadaan segar. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu

yang tepatdan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja.

5. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan

pernafasan bayi.

c. Bawa bayi dan balita ke posyandu

Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan

balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi

gizi kurang atau gizi buruk. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang

Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita, perubahan berat

badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau

pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari

yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan

mengalami kekurangan gizi, sebaliknya bila kenaikan berat badan

14
lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan

gizi.

d. Menggunakan air bersih

Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-

syarat dan pengawasan kualitas, air bersih adalah air yang digunakan

untuk keperluan sehari–hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Permenkes

RI,1990). Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum,

memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat

dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar kita

tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit.

Air sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat

meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di

dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk

anak–anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan

manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak,

mandi, mencuci (bermacam–macam cucian). Air yang kita

pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur,

membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,

membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena

penyakit atau terhindar dar penyakit. Air bersih secara fisik dapat

dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium

dan diraba). Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman

15
penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100oC. (saat

mendidih). Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu

tidak menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi

persyaratan kesehatan sebagai berikut:

1. Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah

bening (tidak berwarna ), tidak berasa.

2. Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus

bebas dari segala bakteri. Terutama bakteri pathogen. Cara ini

untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri

pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut dan bila

dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli

maka air tersebut sudahmemenuhi kesehatan.

3. Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat

tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri

penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada

saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa

menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan

membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih

tertinggal di tangan (Departemen Kesehatan RI, 2007). Mencuci

tangan dapat dilakukan setiap kali kita kotor (setelah memegang uang,

memegang binatang, berkebun, dll), setelah buang air besar, setelah

16
menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak,

sebelum memegang makanan, sebelum menyusui bayi. setelah bersin,

batuk dan mengeluarkan ingus.

Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun khusus

anti bakteri.

2. Gosok tangan setidaknya selama 15–20 detik

3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela–sela

jari dan kuku.

4. Memasuh tangan sampai bersih dengan air mengalir

5. Keringkan dengan handuk bersih dan alat pengering

6. Gunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika mematikan

kran air.

Manfaat mencuci tangan adalah:

1. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.

2. Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera disentri, typus,

kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Aku

(ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS).

3. Tangan menjadi bersih dan bebas kuman

17
f. Menggunakan jamban sehat

Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher

angsa dan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai

penampung akhir. Kotoran manusia (feces) adalah sumber penyebaran

penyakit yang multikompleks yakni melalui berbagai macam jalan

atau cara. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia

antara lain: tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang,

kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya. Untuk

mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja

terhadap

lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola

dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus disuatu tempat

tertentu atau jamban yang sehat.

Jamban keluarga yang sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut (Depkes RI, 2004):

1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung

berjarak 10-15 meter dari sumber air minum.

2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat di jamah oleh serangga maupun

tikus.

3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga

tidak mencemari tanah sekitar.

4. Mudah di bersihkan dan aman penggunannya.

18
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan

warna.

6. Cukup penerang

7. Lantai kedap air

8. Ventilasi cukup baik

9. Tersedia air dan alat pembersih.

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban

yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa

hal, yaitu :

1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit

2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana

yang aman.

3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit.

4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan

lingkungan.

Dengan menggunakan jamban maka dapat menjaga lingkungan bersih,

sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada

disekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang

dapat menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri, thypus,

kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan

keracunan. Jenis jamban yang digunakan adalah jamban cemplung

dan

19
jamban tangki septik atau leher angsa (Departemen Kesehatan RI,

2007).

g. Memberantas jentik nyamuk

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue adalah

kegiatan mamberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular

DBD (Aedes Aegypti) di tempat–tempat perkembangbiakannya

(Depkes RI,2005). Pemberantasan jentik nyamuk dilakukan dengan

cara 3M plus, yaitu :

1. Menguras dan menyikat tempat–tempat penampungan air, seperti

bak mandi/wc, drum, dll seminggu sekali.

2. Menutup rapat–rapat tempat penampungan air, seperti gentong

air/tempayan, dan lain-lain.

3. Mengubur dan menyingkirkan barang–barang bekas yang dapat

menampung air hujan (M3).

Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:

1. Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat

lainnya yang sejenis seminggu sekali.

2. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.

3. Menutup lubang–lubang pada potongan bambu /pohon, dll.

4. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat–tempat yang

sulit di kuras atau di daerah yang sulit air.

20
5. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak–bak penampung

air.

6. Memasang kawat kasa.

7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

8. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.

9. Menggunakan kelambu.

10. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk

h. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap

hari)

Menurut Depkes RI, 2006 menu seimbang adalah makanan yang

beraneka ragam yang memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Pola menu 4 sehat 5

sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik

mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Membiasakan anggota keluarga mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur

dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari, tidak harus mahal, yang

penting memiliki kecukupan gizi. Semua jenis sayuran bagus untuk

dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning, oranye)

seperti bayam, kangkung, daun katuk, kacang panjang, selada hijau

atau daun singkong. Begitu pula dengan buah, semua bagus untuk

dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning) seperti mangga,

papaya, jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak mengandung vitamin

dan mineral serta seratnya.

21
i. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur

Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang

dan bertujuan memperbaiki atau menjaga kesegaran jasmani. Dengan

demikian akan menentukan status kesehatan seseorang khususnya

anak-anak pada masa pertumbuhan. Dorongan olahraga secara teratur

dapat memelihara jantung, peredaran darah dan frekuensi nadi.

Macam-macam olah raga dapat kita lakukan antara lain bersepeda,

lari, berenang dan senam.

Anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas melakukan aktivitas fisik

30 menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam dan sebagainya.

Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam

sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru alat tubuh

lainnya. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah

makan.

j. Tidak merokok di dalam rumah

Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang

diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di

antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon

Monoksida (CO).

1. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran

darah.

2. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.

22
3. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa

oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.

4. Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok. Perokok

pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok

orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup

dengan orang yang sedang merokok. Rumah adalah tempat

berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani

menyuarakan haknya untuk tidak menghirup asap rokok.

23
D. Kerangka Teori

Pengetahuan

Perilaku

10 indikator PHBS rumah tangga

Penerapan dicetus oleh pilar


kedua dalam keluarga (ibu)

Keluarga sehat

Gambar 2.1 Bagan kerangka teori

. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku seseorang (overt behavior), karena perilaku yang di dasari oleh

pengetahuan akan lebih bertahan dari perilaku yang tidak di dasari oleh

pengetahuan. Pengetahuan terhadap 10 indikator PHBS dan penerapannya yang

baik dalam keluarga, terutama dicetuskan oleh salah satu anggota keluarga yang

24
berperan penting dalam kehidupan sehari-hari suatu keluarga (ibu), diharapkan

dapat terwujudnya keluarga sehat dan masyarakat sehat.

E. Kerangka Konsep

Ibu rumah tangga

10 indikator PHBS rumah tangga

Pengetahuan

Keterangan:

Variabel utama yang diteliti

Gambar 2.1 Bagan kerangka teori

Penelitian ini untuk menggambarkan pengetahuan ibu rumah tangga

mengenai 10 indikator PHBS rumah tangga.

25
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross

sectional.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Desa Waisarisa Kecamatan Kairatu

Barat Kabupaten Seram Bagian Barat. Penelitian dilakukan pada bulan

April 2017.

B. Populasi dan Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah semua ibu rumah tangga di di Desa Waisarisa

Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten Seram Bagian Barat. Penelitian

dilakukan pada bulan April 2017.

2. Sampel

Sampel adalah semua ibu rumah tangga yang memenuhi kriteria

inklusi sebanyak 40 orang.

26
3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria inklusi

1) Ibu rumah tangga yang masih mengurus keluarga

a. Kriteria eksklusi

1) Ibu rumah tangga yang tidak bisa membaca

2) Ibu rumah tangga yang sudah janda dan tinggal sendiri

4. Teknik Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah secara

purposive sampling, yaitu setiap populasi didata sesuai dengan tujuan

penelitian.

C. Instrumen Penelitian dan Cara Pengambilan Data

Penelitian ini akan menggunakan kuesioner perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) rumah tangga untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data

primer. Caranya adalah semua ibu rumah tangga yang masuk kriteria inklusi

dinilai pengetahuannya.

27
D. Alur Penelitian

Persiapan penelitian
(Perbanyakan Kuesioner)

Identifikasi subjek yang bepotensi masuk ke


dalam penelitian

Kriteria eksklusi Kriteria inklusi

Inform consent

Tidak bersedia Bersedia

Ibu rumah tangga mengisi


kuesioner PHBS rumah tangga

Analisis data

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian

Bagan diatas menggambarkan alur penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian ini diawali dengan persiapan penelitian berupa perbanyakan

kuesioner untuk proses pengambilan data. Ibu rumah tangga yang telah

diidentifikasi sesuai kriteria inklusi, peneliti akan melakukan inform consent

dan memberikan kuesioner umtuk diisi, bagi yang tidak bersedia maka

dieksklusi. Setelah proses pengambilan data selesai, peneliti akan melakukan

proses selanjutnya berupa analisis data.

28
E. Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala Penilaian


Pengetahuan ibu Kemampuan ibu Ordinal Diktahui dari pengisian
tentang PHBS menjawab kuesioner.
rumah tangga dengan benar 1. Baik : jawaban benar 9-10
kuesioner tentang pertanyaan
PHBS rumah 2. Cukup : jawaban benar 5-8
tangga meliputi pertanyaan
indikator PHBS 3. Kurang : jawaban benar < 4
pertanyaan

F. Manajemen dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian akan diolah menggunakan

program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,0. Jenis

analisis data yang akan digunakan yait analisis data univariat. Analisis ini

digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi karakteristik responden

yang meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pengetahuan.

G. Etika Penelitian

Persetujuan ibu atu keluarga dimintakan dalam bentuk Inform concent

tertulis setelah diberikan penjelasan tentang penelitian.

29
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi umum

Pengambilan data dilakukan di Desa Waisarisa selama bulan April

untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai PHBS rumah

tangga. Selama periode tersebut didapatkan responden penelitian

sebanyak 40 orang. Desa Wasarisa merupakan salah satu dari 6 desa yang

berada di Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten Seram Bagian Barat. Luas

wilayah desa ini adalah 23,74 km2.

2. Demografi

Jumlah penduduk di Desa Waisarisa Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten

Seram Bagian Barat adalah 1025 jiwa selama tahun 2016 dengan jumlah

perempuan sebanyak 355 jiwa dan laki-laki sebanyak 670 jiwa. Jumlah

kepala keluarga sebanyak 259 KK.

30
Tabel 4. 1 Karakteristik umum responden

Pengetahuan terhadap
Karakteristik responden PHBS rumah tangga
Kurang Cukup Baik Total
19 - 30 1 6 6 13
Kelompok
31 - 40 1 8 4 13
Umur
41 - 50 0 8 1 9
(Tahun)
51 – 65 2 2 1 5
SD 2 1 1 4
SMP 1 3 3 7
Pendidikan
SMA 1 18 7 26
Sarjana 0 2 1 3
Ibu rumah tangga 4 17 10 31
Pegawai negeri sipil 0 4 2 6
Pekerjaan
Pegawai swasta 0 2 0 2
Wiraswasta 0 1 0 1

Hasil penelitian pada 40 responden ibu rumah tangga di Desa waisarisa,

berdasarkan kelompok umur 19-30 pengetahuan kurang 1, cukup 6 dan baik

6, umur 31-40 pengetahuan kurang 1, cukup 8 dan baik 4, umur 41-50

pengetahuan kurang tidak ada, cukup 8 dan baik 1, umur 51-65 pengetahuan

kurang 2, cukup 2 dan baik 1.

Berdasarkan tingkat pendidikan, pada SD pengetahuan kurang 2, cukup

1 dan baik 1, SMP pengetahuan kurang 1 cukup 3 dan baik 3, SMA

pengetahuan kurang 1, cukup 18, baik 7, sarjana pengetahuan kurang tidak

ada, cukup 2, baik 1.

Berdasarkan jenis pekerjaan, kelompok ibu rumah tangga pengetahuan

kurang 4, cukup 17, baik 10, Pegawai negeri sipil pengetahuan kurang tidak

ada, cukup 4, baik 2, pegawai swasta pengetahuan kurang tidak ada, cukup 2,

baik tidak ada, wiraswata kurang tidak ada, cukup 1, baik tidak ada.

31
Tabel 4.2. Distribusi pengetahuan PHBS rumah tangga masyarakat desa

waisarisa

Pengetahuan PHBS
F (%)
rumah tangga
Kurang 4 10.0
Cukup 24 60.0
Baik 12 30.0
Total 40 100.0

Hasil penelitian distribusi pengetahuan tentang PHBS rumah tangga

pada ibu rumah tangga di desa waisarisa dari 40 responden, didapatkan

kategori kurang sebanyak 4 orang (10%), cukup 24 orang (60%), dan baik 12

orang (30%).

32
Tabel 4.3. Distribusi pengetahuan berdasarkan indikator PHBS rumah

tangga

Indikator PHBS rumah tangga f (%)


1. Persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan

Kurang 11 27.5
Cukup 1 2.5
Baik 28 70.0
2. ASI Eksklusif
Kurang 14 35.0
Cukup 13 32.5
Baik 13 32.5
3. Menimbang bayi dan balita
Kurang 3 7.5
Baik 37 92.5
4. Menggunakan Air Bersih
Kurang 5 12.5
Baik 35 87.5
5. Cuci Tangan dengan Air Bersih dan Mengalir
Kurang 5 12.5
Cukup 27 67.5
Baik 8 20.0
6. Menggunakan Jamban Sehat
Kurang 15 37.5
Cukup 1 2.5
Baik 24 60.0
7. Memberantas Jentik Nyamuk
Kurang 19 47.5
Baik 21 52.5
8. Makan Sayur dan Buah Setiap Hari
Kurang 33 82.5
Baik 7 17.5
9. Aktifitas Fisik
Kurang 16 40.0
Baik 24 60.0
10. Tidak Merokok di Rumah
Kurang 4 10.0
Baik 36 90.0

Pengetahuan berdasarkan indikator PHBS rumah tangga pada 40

responden didapatkan, pada indikator persalinan dibantu oleh tenaga

kesehatan, pengetahuan kurang sebanyak 11 orang (27,5%), cukup 1 orang

33
(2,5%) dan baik 28 orang (70%). Indikator ASI eksklusif, pengetahuan

kurang 14 orang (35%), cukup 13 orang (32,5%), baik 13 orang (32,5%).

Indikator menimbang bayi dan balita, pengetahuan kurang 3 orang (7,5%),

cukup tidak ada, dan baik 13 orang (92,5%). Indikator menggunakan air

bersih, kurang 5 orang (12,5%), cukup tidak ada, baik 35 orang (87,5%).

Indikator cuci tangan dengan air bersih dan mengalir, pengetahuan kurang 5

orang (12,5%), cukup 27 orang (67,5%), dan baik 8 orang (20%). Indikator

menggunakan jamban sehat, pengetahuan kurang 15 orang (37,5%), cukup 1

orang (2,5%), dan baik 24 orang (60%). Indikator memberantas jentik

nyamuk pengetahuan kurang 19 orang (47,5%), cukup tidak ada, dan baik 24

orang (60%). Indikator makan sayur dan buah setiap hari, pengetahuan

kurang 33 orang (82,5%), cukup tidak ada, dan baik 7 orang (17,5%).

Indikator aktifitas fisik, pengetahuan kurang 16 orang (40%), cukup tidak

ada, dan baik 24 orang (60%). Indikator tidak merokok dalam rumah

pengetahuan kurang 4 orang (10%), cukup tidak ada, dan baik 36 orang

(90%).

B. Pembahasan

Berdasarkan kelompok umur pengetahuan ibu tentang PHBS rumah

tangga berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 24 orang dari jumlah

keseluruhan sampel. pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

pendidikan, informasi, sosial budaya, lingkungan, pengalaman dan umur.13

34
Berdasarkan tingkat pendidikan pengetahuan ibu tentang PHBS rumah

tangga berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 23 orang dengan rerata

adalah sampai pada pendidikan SMA. Pengetahuan dipengaruhi oleh

beberapa faktor salah satunya adalah tingkat pendidikan. Dan lingkungan.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Diharapkan seseorang

dengan pendidikan tinggi, maka oang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Pengealaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan ketrampilan profesional serta pengalaman

belajar sambil bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.12,13

Berdasarkan jenis pekerjaan pengetahuan ibu tentang PHBS rumah

tangga berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 24 orang dan reratanya

adalah kelompok yang tidak bekerja. Sebagian besar masyarakat desa ini ibu

rumah tangganya tiak bekerja, meskipun demikian hasil yang didapatkan ini

dapat menggambarkan bahwa pengetahuan mereka sudah mencapai standar

secara umum. Hal ini dikaiitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.

Lingkungan ini merupakan salah satu daerah yang tidak termasuk daerah

tertinggal dimana tersedia layanan informasi dari media televisi, internet yang

mudah diakses.12,13

Hasil penelitian pada tabel 4.3 yaitu distribusi pengetahuan PHBS

rumah tangga masyarakat desa waisarisa berada pada ketegori cukup yaitu

35
sebanyak 24 orang (60%) dari jumlah sampel. Hal ini menjelaskan bahwa

masyarakat terutama ibu rumah tangga di daerah tersebut mengerti dan

memahami adanya manfaat PHBS. Meskipun dalam penerapannya masih

belum terlaksana dengan baik. Kepustakaan menyebutkan bahwa, terdapat

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan yaitu, tingkat

pendidikan, pekerjaan, lingkungan, sosial budaya, ekonomi, pengalaman, dan

media masa.13,14

Hasil penelitian berdasarkan indikator PHBS rumah tangga yang

pertama didapatkan paling banyak pada kategori baik 28 orang (70%).

Kategori ini masyarakat paham dengan persalinan dibantu oleh tenaga

kesehatan salah satunya adalah bidan. persalinan oleh tenaga kesehatan

adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan

tenaga para medis lainnya). lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil

dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan

yaitu kematian atau bertahan hidup. Secara medis, penyebab klasik kematian

ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan

kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan

profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun,

kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik

tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan oleh

keluarga.13,14

Indikator PHBS rumah tangga kedua adalah ASI eksklusif.

Pengetahuan ini berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 14 orang (35%).

36
Pemberian ASI Eksklusif sangatlah penting bagi bayi karena ASI memiliki

komposisi yang paling lengkap dan dibutuhkan dalam membantu proses

tumbuh kembang pada bayi. Melihat manfaat yang besar, maka pemberian

ASI Eksklusif sangat dianjurkan. Maksud ASI Eksklusif disini adalah

pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lain seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan makanan padat seperti pisang,

pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim sejak lahir hingga bayi umur

6 bulan. Dilihat dari kuesioner tentang jangka waktu pemberian ASI serta

waktu untuk pemberian makanan tambahan, pengetahuan ibu rumah tangga

masih banyak yang salah dalam menjawab. Hal ini dikaitkan dengan faktor

kebiasaan pada daerah tersebut dimana rerata pemberian ASI sampai usia 1

tahun dan makanan pendamping pada usia 4 bulan.8,9

Indiaktor PHBS rumah tangga ketiga adalah membawa bayi dan balita

ke posyandu, berada pada ketegori baik yaitu sebanyak 35 orang (87,5%).

Untuk indikator ini ibu rumah tangga daerah tersebut paham dengan

melakukan indikator ini. Bayi dan balita dibawa ke posyandu adalah salah

satu cara untuk menilai tumbuh kembang. Di posyandu juga akan didapatkan

vaksinasi dan imunisasi yang berguna untuk mencegah penyakit.13

Indikator keempat adalah menggunakan air bersih, hasil penelitian

menunjukan indikator ini berada pada kategori baik yaitu sebanyak 35 orang

(87,5%). Pada indikator ini masyarakat mengerti tentang fungsi dan manfaat

dari air bersih. Pada dasarnya penggunaan air bersih dalam kehidupan sehari-

37
hari begitu dianjurkan guna mencegah timbulnya penyakit yang bisa

disebabkan oleh air yang tidak bersih atau sudah tercemar.13

Indikator PHBS rumah tangga kelima adalah cuci tangan dengan bersih

dan mengalir, berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 27 orang (62,5%).

Sebagian besar responden mengerti dan paham mengenai cuci tangan, namun

bagaimana implementasinya masih banyak yang kurang. Hal ini juga

dikaitkan dengan kebiasaan ang dilakukan di dalam rumah. Masyarakat

cenderung menggunakan air yang berada di tempat-tempat penampungan

untuk mencuci tangan dan tidak menggunakan sabun. Cuci tangan pakai

sabun (CTPS) merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara ilmiah

dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, Infekai Saluran

Pernafasan Atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan untuk mencegah

penularan influenza. Banyak pihak yang telah memperkenalkan perilaku ini

sebagai intervensi kesehatan yang sangat mudah, sederhana dan dapat

dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Berbagai survey di lapangan

menunjukkan menurunnya angka ketidakhadiran anak karena sakit

yangdisebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut di atas, setelah diintervensi

dengan CTPS.12,13

Indikator PHBS rumah tangga keenam adalah menggunakan jamban

sehat, berada pada kategori baik yaitu sebanyak 24 orang (60%). Sebagian

besar responden mengetahui tentang alasan mengapa jamban harus memakai

septic tank serta jarak dengan sumber air bersih. berdasarkan manfaatnya

jamban sehat tersebut memiliki peranan penting dalam menciptakan

38
lingkungan yang sehat dan menghindari keluarga dari penyakit-penyakit yang

dapat disebabkan karena tidak diberdayakannya jamban sehat dalam

kehidupan keluarga sehari-hari. Hal tersebut berdasarkan beberapa pengertian

tentang jamban sehat yaitu sebagai tempat pengumpulan kotoran manusia di

suatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada

kotoran manusia dan menganggu estetika (Hasibuan, 2009). Sementara

menurut Kementrian Kesehatan RI jamban sehat adalah fasilitas pembuangan

tinja yang efektif untuk memutus rantai penularan penyakit.13,14

Indikator PHBS rumah tangga ketujuh adalah memberantas jentik

nyamuk, berada pada kategori baik yaitu sebanyak 21 orang (52,5%). Seram

Bagian Barat merupakan salah satu daerah dengan angka peyakit malaria

tertinggi di Maluku, berdasarkan Annual parasit incidence >5%, hal ini

berarti penderita malaria di kabupaten ini berada pada kategori tinggi.

Sebagian besar responden mengetahui tentang cara memberantas jentik

nyamuk dan manfaat rumah bebas jentik nyamuk.13,14

Indikator PHBS rumah tangga kedelapan adalah makan buah dan sayur

setiap hari, berada pada pada kategori baik yaitu sebanyak 24 orang (60%).

sebagian besar responden mengetahui tentang pilihan buah dan sayur yang

dimakan setiap hari. Pada dasarnya buah dan sayur adalah sumber dari

vitamin, gizi dan protein yang dibutuhkan bagi tubuh untuk membentuk

tubuh yang sehat. Buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral.

Vitamin yang banyak terkandung dalam buah-buahan adalah vitamin A, D,

dan E yang sangat penting bagi tubuh. Vitamin A, C dan E merupakan

39
antioksidan alami yang mempunyai manffa untuk melawan radikal bebas,

penyebab penuaan dini, dan berbagai jenis kanker (Astawan, 2008). Buah-

buahan yang berwarna kuning sperti mangga, pepaya, dan pisang raja

mengandung provitamin A yang cukup tinggi, sedangkan buah yang memiliki

rasa asam sperti jeruk, jambu biji dan rambutan kaya akan vitamin C. Karena

buah pada umumnya dimakan dalam bentuk mentah, buah-buahan merupakan

sumber utama vitamin C.13

Indikator PHBS rumah tangga kesembilan adalah melakukan aktifitas

fisik berada pada kategori baik yaitu sebanyak 24 orang (60%). sebagian

besar responden mengetahui tentang penntingnya aktifitas fisik. pada

dasarnya beraktifitas sehari-hari adalah suatu cara untuk membuat kesehatan

tubuh menjadi terjaga. Hal itu dapat dikarenakan karena dengan beraktifitas

sehari-hari dapat bermanfaat untuk mengeluarkan zat-zat sisa atau toksik

yang ada di dalam tubuh melalui keringat dan dapat meregangkan otot-otot

dan persendian sehingga dapat mengurangi resiko yang dapat terjadi pada

kesehatan metabolisme tubuh dan muskuloskeletal.13

Indikator PHBS rumah tangga kesepuluh adalah tidak merokok di

dalam rumah berada pada kategori baik yaitu sebanyak 36 orang (90%). Pada

indikator ini berarti masyarakat paham dan mengerti tentang bahaya dan

dampak dari merokok. Efek rokok yaitu seain terhadap terhadap perokok

pasif juga menyebabkan peningkatan angka morbiditas pada bayi dan anak

khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan bahkan dapat

menyebabkan mortalitas pada bayi dan balita.13

40
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di

bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat. PHBS rumah tangga merupakan salah satu cara dan langkah

hidup sehat yang dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga. Pengetahuan

serta perilaku terhadap implementasinya sebagai lini awal tentunya sangatlah

diharapkan terlaksana demi terwujudnya keluarga yang sehat, masyarakat

sehat dan Indonesia sehat.14

C. Keterbatasan penelitian

Selama melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yaitu

masalah waktu penelitian yang singkat sehingga jumlah sampel yang diteliti

lebih sedikit dan hanya menggunakan purposive sampling. Selain itu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan dan implementasinya juga tidak diteliti.

41
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengetahuan ibu rumah tangga Desa Waisarisa Kecamatan Kairatu

Barat Kabupaten Seram Bagian Barat tentang PHBS rumah tangga sebagian

besar dalam kategoricukup 24 orang (60%).

B. Saran

1. Kepada institusi khususnya mahasiswa dapat memahami upaya-upaya

promotif dan preventif salah satunya yaitu PHBS rumah tangga.

2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan tentang PHBS

rumah tangga dengan jumlah sampel yang lebih besar.

3. Melakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang faktor-faktor lain yang

berpengaruh pada pengetahuan PHBS rumah tangga.

4. Bagi Puskesmas untuk lebih memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat masyarakat, dan diperlukan upaya promosi kesehatan secara berkala

agar derajat kesehatan dapat dipertahankan.

5. Kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuannya

mengenai PHBS rumah tangga, karena hal ini merupaka salah satu

langkah awal yang paling dapat dilakukan dan diterapkan untuk

kesehatan keluarga masing-masing.

42
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes, RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta : Depkes

RI.

2. Nurjanah P. Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) di dukuh keden wetan kelurahan keden kecamtan

kalijambe kabupaten sragen tahun 2013. Surakarta; 2013.

3. Depkes RI. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Berbagai

Tatanan. Pusat Promosi Kesehatan. 2007

4. Depkes RI. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat.

Jakarta;2008.

5. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta; 2013.

6. Habeahan J. Pengetahuan, sikap dan tindakan perilaku hidup bersih dan sehat

anak-anak di yayasan panti asuhan rapha-el simalingkar kecamatan medan

tuntungan kota medan tahun 2009. Medan; 2009.

7. Nurhajati N. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat desa samir

dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

8. Sapiunjainah. Gambaran pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih dan

sehat (phbs) rumah tangga di desa wonoyoso kecamatan pringapus kabupaten

semarang. Semarang; 2016.

9. Pratiwi JE. Perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) pada tatanan rumah tangga

masyarakat using (studi kualitatif di desa kemiren, kecamatan glagah,

kabupaten banyuwangi). Jember;2015

43
10. Yusnita E. Gambaran pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih

dan sehat rumah tangga di rt 17 rw 04 desa carita kabupaten pandeglang

provinsi banten tahun 2011. Bekasi; 2011

11. Pratama DA. Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi keluarga

untuk melakukan program perilaku hidup bersih dan sehat di desa

mangunharjo jatipurno wonogiri. Surakarta; 2009.

12. Djabu O. Peranan ibu rumah tangga yang bekerja dalam meningkatkan status

sosial keluarga di kelurahan teling atas kecamatan wanea kota manado.

13. Astuti AWW. Peran ibu rumah tangga dalam meningkatkan kesejahteraan

keluarga. Semarang; 2013.

14. Suryani L. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga terhadap

perilaku hidup bersih dan sehat di kelurahan payo selincah tahun 2013.

Jambi; 2013.

44
LAMPIRAN

45
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jln. Ir. M. Putuhena, Poka, Ambon . Telp/Fax:(0911) 344982;
Email: fkunpatti@yahoo.com

1. Identitas peneliti
Nama : Nurul Hidayah
Judul penelitian : Gambaran Pengetahuan Ibu mengenai Perlaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga di Desa
Waisarisa, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten SBB
Tanggal :

2. Perkenalan dan informed consent


Selamat pagi/siang/sore, nama saya adalah Nurul Hidayah. Saya adalah
Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon, dan sedang
melakukan dinas aktif di puskesmas Kairatu Barat. Saya sedang melakukan
penelitian tentang pengetahuan ibu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) rumah tangga. Bila ibu setuju saya akan memberi kuesioner dan boleh
diisi sesuai dengan yang ibu ketahui. Partisipasi ibu sangat saya harapkan
demikian juga dengan kejujuran ibu dalam menjawab pertanyaan yang ada
dalam kuesioner. Informasi yang saya peroleh sangat berguna untuk bahan
penelitian saya dan evaluasi pelaksanaan program PHBS rumah tangga di
dusun ini. Waktu mengisi kuesioner sekitar 5 menit, bila ibu bersedia silahkan
mengisi kuesioner yang saya berikan.

3. Karakteristik ressponden
Nama responden :
Umur :
Tingkat pendidikan : tidak sekolah, SD, SMP, SMA (lingkari salah satu)
Pekerjaan : ibu rumah tangga, PNS, Pegawai swasta, angota
TNI/POLRI, Wiraswasta (lingkari salah satu)

46
Kuesioner Penelitian Pengetahuan Ibu Mengenai
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tanda (x) pada pilihan yang menurut
Anda benar.

1. Persalinan tanpa penyulit/komplikasi cukup ditolong oleh :


a. Dokter umum
b. Dokter spesialis kandungan
c. Bidan
d. Dukun beranak
e. Tidak tahu

2. Bayi diberi makanan pendamping ASI pada usia :


a. 1 bulan b. 4 bulan c. 6 bulan d. 8 bulan e. Tidak tahu

3. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia :


a. 6 bulan b. 1 tahun c. 2 tahun d. 3 tahun e. Tidak tahu

4. Waktu untuk menimbang balita adalah :


a. 1 bulan sekali
b. 2 bulan sekali
c. 3 bulan sekali
d. 6 bulan sekali
e. Tidak tahu

5. Syarat – syarat air bersih adalah :


a. Tidak berasa
b. Tidak berwarna
c. Tidak berasa dan tidak berwarna
d. Tidak berasa, tidak berwarna, & tidak berbau
e. Tidak tahu

6. Mencuci tangan yang baik dengan :


a. Air bersih
b. Air bersih mengalir
c. Air bersih mengalir dan sabun
d. Air sabun
e. Tidak tahu

47
7. Mencuci tangan sebaiknya (pilihan bisa lebih dari satu) :
a. Setelah buang air besar
b. Sebelum berkebun
c. Setelah memegang uang
d. Sebelum menyiapkan makan
e. Sebelum memegang hewan peliharaan
f. Sebelum memberi makan anak
g. Setelah bangun tidur
h. Sebelum makan
i. Sebelum menceboki anak
j. Tidak tahu

8. Salah satu syarat jamban sehat adalah tidak mencemari sumber air. Jarak
sumber air dengan septic tank sebaiknya adalah :
a. Minimal 1 meter
b. Minimal 3 meter
c. Minimal 5 meter
d. Minimal 10 meter
e. Tidak tahu

9. Salah satu memberantas nyamuk adalah dengan 3M plus, yang dimaksud 3M


plus adalah
a. Menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air,
mengubur barang – barang bekas, & menghindari gigitan nyamuk
b. Menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air,
membuang barang – barang bekas, & membakar sampah
c. Menguras tempat penampungan air, membuang barang – barang bekas,
menghindari gigitan nyamuk, & memakai kelambu ketika tidur
d. Menutup tempat penampungan air, mengubur barang – barang bekas,
memakai kelambu ketika tidur, & memakai obat nyamuk
e. Tidak tahu

10. Setiap anggota rumah tangga sebaiknya mengkonsumsi sayur & buah setiap
hari sebanyak
a. Tidak perlu mengkonsumsi sayur & buah
b. 1 porsi buah & 1 porsi sayur
c. 3 porsi buah & 2 porsi sayur
d. Mengkonsumsi 1 porsi sayur saja
e. Tidak tahu

48
11. Aktivitas fisik sebaiknya dilakukan :
a. 5 menit sehari
b. 10 menit sehari
c. 30 menit sehari
d. 30 menit seminggu
e. Tidak tahu

12. Perokok sebaiknya merokok di :


a. Di luar rumah b. Di dalam kamar c. Di dalam rumah d. Dimana saja e.
Tidak tahu

49
Tingkat Pengetahuan terhadap PHBS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 4 10.0 10.0 10.0

Cukup 24 60.0 60.0 70.0


Valid
Baik 12 30.0 30.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Persalinan dibantu Tenaga Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 11 27.5 27.5 27.5

Cukup 1 2.5 2.5 30.0


Valid
Baik 28 70.0 70.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

ASI Eksklusif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 14 35.0 35.0 35.0

Cukup 13 32.5 32.5 67.5


Valid
Baik 13 32.5 32.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Membawa Bayi dan Balita ke Posyandu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 3 7.5 7.5 7.5

Valid Baik 37 92.5 92.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

50
Menggunakan Air Bersih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 5 12.5 12.5 12.5

Valid Baik 35 87.5 87.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Menggunakan Air Bersih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 5 12.5 12.5 12.5

Valid Baik 35 87.5 87.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Cuci Tangan dengan Air Bersih dan Mengalir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 5 12.5 12.5 12.5

Cukup 27 67.5 67.5 80.0


Valid
Baik 8 20.0 20.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Menggunakan Jamban Sehat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 15 37.5 37.5 37.5

Cukup 1 2.5 2.5 40.0


Valid
Baik 24 60.0 60.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Memberantas Jentik Nyamuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

51
Kurang 19 47.5 47.5 47.5

Valid Baik 21 52.5 52.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Makan Sayur dan Buah Setiap Hari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 33 82.5 82.5 82.5

Valid Baik 7 17.5 17.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Aktifitas Fisik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 16 40.0 40.0 40.0

Valid Baik 24 60.0 60.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Tidak Merokok di Rumah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang 4 10.0 10.0 10.0

Valid Baik 36 90.0 90.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Kelompok Umur (Tahun) * Tingkat Pengetahuan terhadap PHBS Crosstabulation


Count

Tingkat Pengetahuan terhadap PHBS Total

Kurang Cukup Baik

52
19 - 30 1 6 6 13

31 - 40 1 8 4 13
Kelompok Umur (Tahun)
41 - 50 0 8 1 9

51 - 65 2 2 1 5
Total 4 24 12 40

Pendidikan * Tingkat Pengetahuan terhadap PHBS Crosstabulation


Count

Tingkat Pengetahuan terhadap PHBS Total

Kurang Cukup Baik

SD 2 1 1 4

SMP 1 3 3 7
Pendidikan
SMA 1 18 7 26

Sarjana 0 2 1 3
Total 4 24 12 40

Pekerjaan * Tingkat Pengetahuan terhadap PHBS Crosstabulation


Count

Tingkat Pengetahuan terhadap PHBS Total

Kurang Cukup Baik

Tidak Bekerja 4 17 10 31

PNS 0 4 2 6
Pekerjaan
Pegawai Swasta 0 2 0 2

Wiraswasta 0 1 0 1
Total 4 24 12 40

53

Anda mungkin juga menyukai